Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR SEMESTER MATA KULIAH FILSAFAT ALAM

REFLEKSI FILOSOFIS TENTANG MAHLUK HIDUP DALAM DINAMISMENYA.

Dosen Pengampu:

Dr. Agustinus Pratisto Trinarso, S.S., Lic. Phil.

ALFONSO PABIYANUS LODAN

1323021005

FAKULTAS FILSAFAT

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2022
1. Latar Belakang

Makhluk hidup merupakan bagian dari realitas kosmos, terlebih dalam menciptakan
dinamisme tertentu untuk membangun keseimbangan alam. Makhluk hidup akan membentuk
sebuah hidup dinamisme bersama dalam kosmos. Dinamisme ini merupakan proses yang tidak
dapat dipisahkan dari makhluk hidup, bahkan dinamisme kehidupan makhluk hidup menjadi
pertanda alam yang masih bekerja dan stabil. Makhluk hidup akan memiliki momen tertentu
dalam membangun dinamismenya. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ataupun proses
regenerasi1.

Alam dan makhluk hidup tidak dapat dipisahkan begitu saja, bahkan keduanya akan
memberikan pemahaman mengenai keselarasan dan keindahan. Scheleir Macher melihat alam
merupakan wahyu pertama dari Tuhan bagi manusia, sehingga manusia mampu menyadari
pentingnya hidup berdampingan dengan alam2. Makhluk hidup melihat alam sebagai tempat
tinggal dan juga tempat belajar, dimana dinamisme yang mereka bangun membentuk
pemahaman dan pengetahuan baru. Pengalaman yang berkaitan makhluk hidup seringkali
mendekati peristiwa-peristiwa terduga, semisalnya insidensi yang menjadi makhluk hidup
belajar untuk berjuang dan beradaptasi.

Penulis melihat makhluk hidup sebagai hal yang krusial dalam realitas kosmos.
Makhluk hidup menjadi kunci perjalanan dan dinamisme kosmos untuk terus berlanjut, sebab
hal ini layaknya rantai yang saling bertautan untuk membentuk realitas alam. Makhluk hidup
bukan hanya sebuah objek dalam kajian ilmu pengetahuan, namun dia juga sebagai subjek yang
memiliki peran tertentu. Melalui pemahaman singkat mengenai makhluk hidup, penulis
hendaknya memperdalam pemahaman mengenai makhluk hidup dalam sudut filsafat alam.

2. Pengertian mengenai makhluk hidup.

Makhluk hidup merupakan bagian dari substansi kosmos, mereka terus bergerak
membangun dinamisme. Makhluk hidup bukanlah sebuah benda yang diam dan statis, namun
dia selalu berkembang melalui dan dalam realitas yang ada. Pengalaman dari setiap makhluk
hidup merupakan sebuah proses mengalami diri sendiri pada saat ini, sebab masa sekarang ini
makhluk hidup dipandang sebagai tantangan hidup yang harus ditaklukkan dan dijadikan

1
Bdk. Agustinus Pratisto, “Makhluk Hidup”, Diktat Mata Kuliah Filsafat Alam, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.
2
Bdk. Agustinus Pratisto, “Awal dan Akhir Alam Semesta: Bagian Kedua”, Diktat Mata Kuliah Filsafat Alam,
Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.
bagian dari kekayaan pribadi3. Pemahaman makhluk hidup menurut Anton Bakker dapat
dikatakan benar, sebab makhluk hidup merupakan bagian substansi dari alam. Makhluk hidup
akan melakukan proses belajar melalui kehidupannya sehari-hari, semisalnya manusia dan
hewan. Manusia akan belajar dari alam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, sedangkan
hewan akan belajar beradaptasi dengan lingkungannya untuk tetap bertahan hidup. Semunaya
ini merupakan cara makhluk hidup belajar bersama dengan kosmos.

Makhluk hidup yang dikenal sebagai substansi kosmos selalu menghasilkan sesuatu
bagi dirinya, sebagai bagian kosmos yang unik makhluk hidup memiliki sebuah sikap
perlindungan diri4. Perlindungan diri merupakan hal yang penting bagi subtansi kosmos yang
bereksistensi dalam kosmos. Sikap ini merupakan cara makhluk hidup meneruskan
kehidupannya atau menghadapi dinamisme alam yang kacau. Poses pergerakan oleh makhluk
hidup merupakan kegitan internal dari sebuah substansi. Menurut Thomas Aquinas hal ini
terjadi karena substansi melakukan dimana secara internal dia menyempurnakan diri (actio
immanens). Hal ini akan menyebabkan penyempurnaan dari dari luar substansi (actio
transiens). Hal ini akhirnya menghasilkan proses sebuah hal yang diterima dan dipahami oleh
cara penerima (quidquid recipitur, recipitur secundum modum recipientis)5.

Makhluk hidup memiliki dinamismenya sendiri, bahkan hal ini menjadi hal yang cukup
penting bagi hidupnya. Dinamisme makhluk hidup merupakan cara yang menunjukkan dirinya
sebagai hal yang otentik dalam kosmos6. Setiap makhluk hidup merupakan bagian substansi
kosmos, maka mereka akan melakukan pergerakan yang bermakna dalam kehidupannya.
Pergerakan makhluk hidup ini merupakan dinamisme yang saling melengkapi satu sama lain.
Makhluk hidup yang merupakan bagian substansi alam akan menemukan nilai dan artinya, jika
telah melakukan dinamisme bersama makhluk lainnya. Dinamisme dari akan menunjukkan
tatanan antara makhluk hidup, sehingga dinamisme yang ada dalam kosmos semakin terasa
dan nampak hingga merujuk kepada proses alam yang bersifat integral7.

Mahhluk hidup memiliki dinamisme yang otonom, hal ini dapat diamati dalam proses
pertumbuhan dan reproduksinya. Proses yang bekaitan dengan pertumbuhan akan terlihat pada
dinamisme kesatuan hidup atau relasinya dengan makhluk yang lain. Keterhubungan dari

3
Bdk. Anton Bakker, “Kosmologi dan Ekologi”, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995, hlm. 93.
4
Anton Bakker, Op.Cit., hlm. 186.
5
Ibid., hlm. 185.
6
Bdk. Agustinus Pratisto, “Tatanan dan Keteraturan Alam”, Diktat Mata Kuliah Filsafat Alam, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.
7
Anton Bakker, Op.Cit. hlm. 306.
makhluk hidup ini merupakan hal yang penting terlebih dalam menjalin relasi dengan makhluk
lainnya. Makhluk hidup yang melakukan reproduksi secara langsung akan meneruskan
kehidupan dari populasinya. Reproduksi makhluk hidup merupakan hal yang penting bagi
kehidupannya, sebab makhluk hidup akan berusaha menurunkan sifat-sifat dasarnya untuk
meneruskan eksistensi pendahulunya dan membangun identitasnya 8. Dinamisme makhluk
hidup merupakan bagian dari sejarah dari kosmos, hal ini akan dinampakkan pada cara mereka
mengahadapi dinamisme kosmos atau insidensi kosmos9. Pernyataan dari Anton Bakker
mengenai proses adaptasi makhluk hidup ini membentuk dinamisme otonomnya. Hal ini dapat
dicontohkan dengan kehidupan manusia di dataran tinggi dan manusia yang hidup di dataran
rendah. Kondisi alam menumbuhkan resistansi dalam menghadapi lingkungan hidupnya.

3. Analisa kritis makhluk hidup melalui pemikiran filsuf.


 Thomas Aquinas.

Tohmas Aquinas berpendapat substansi-substansi kosmos telah melakukan kegiatan


secara internal, selain itu mereka telah melakukan komunikasi antar substansi untuk
mewujudkan partisipasi nyata satu sama lain. Substansi akan melakukan sebuah hal secara
internal yaitu proses penyempurnaan diri (actio immanens). Hal ini akan disusul dnegan proses
penyempurnaan dari luar substansi (actio transiens). Hal ini akhirnya menghasilkan proses
sebuah hal yang diterima dan dipahami oleh cara penerima (quidquid recipitur, recipitur
secundum modum recipientis)10.

Penulis melihat bahwa makhluk hidup merupakan substansi yang selalu menghidupi
relasi bersama. Subtansi kosmos akan berusaha memenuhi aktualisasi dirinya secara tepat dan
mendalam. Proses aktualisasi diri merupakan jalan makhluk hidup untuk memenuhi
identitasnya, hal ini dapat dilihat pada perkembangan hidup manusia. Manusia selalu
membutuhkan berbagai macam informasi untuk memperkaya dirinya, bahkan dia akan
berusaha menjalin relasi dengan substansi (makhluk hidup) lainnya. Proses ini merupakan jalan
untuk mendukung relaitasnya.

Pandangan Thomas Aquinas menurut penulis sangatlah tepat untuk mencerminkan


dinamisme makhluk hidup. Proses saling memberi dan menerima dalam dinamisme makhluk
hidup akan memperkaya nilai dan makna makhluk hidup. Makhluk hidup tidak dapat terpisah

8
Bdk. Agustinus Pratisto, “Makhluk Hidup”, Diktat Mata Kuliah Filsafat Alam, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.
9
Anton Bakker, Op.Cit., hlm. 307.
10
Ibid.,hlm. 184-185.
dari lingkran pengaruh ini, sebab lingkaran pengaruh ini merupakan jalan hidup yang
dimilikinya. Jika, terdapat makhluk hidup yang berusaha melepaskan diri dari lingkaran
pengaruh ini, tentu akan terjadi proses keterasingan dalam memahami realitasnya.

Thomas Aquinas memiliki pendapat bahwa makhluk hidup merupakan substansi


kosmos yang memiliki kebenaran dan kebaikan (verum et bonum)11. Kebaikan dan kebenaran
dari terciptanya makhluk hidup merupakan sebuah kekayaan yang tidak dapat ditolak.
Kebenaran dan kebaikan makhluk hidup akan membuka komunikasi antar pribadi, sehingga
dia akan membukakan arti atau pemahaman terhadap substansi lainnya12. Kebaikan dan
kebenaran makhluk hidup menurut penulis akan menyadarkan kembali eksistensinya,
selayaknya binatang karnivora yang harus selalu memakan daging dan tidak tergantikan
dengan memakan rumput. Kebaikan dan kebenaran ini akan menampakkan siapakah dirinya
dan juga menunjukkan identitas substansi lainnya. Konsep ini juga akan memberikan
kelanjutan generasi dan identitasnya.

Kebenaran dan kebaikan dari makhluk hidup akan nampak dalam tatanan hidup
mereka, sebab konsep dan nilai mereka semakin dinampakkan. Hal ini berarti menunjukkan
proses yang menunjukkan kemampuan-kemampuan mereka. Proses ini akan menunjukkan
sistem timbal-balik yang akan saling memperkaya dengan fungsi yang berbeda-beda13. Hal ini
mengingatkan penulis mengenai piramida puncak makanan dalam sebuah ekosistem. Tatanan
piramida dimakan dan memakan merupakan cara alam menjelaakan pergerakan dinamisme
makhluk hidup. Meskipun, terlihat kejam proses ini merupakan cara menunjukkan kosmos
yang integral.

 Nicolai Hartmann

Nicolai Hartman seorang filsuf Jerman yang memiliki fokus dalam bidang metafisika
mengatakan: Proses sebab-akibat bukanlah sebuah hal biasa, melainkan relasi-relasi riil antara
semua substansi kosmis. Penyebaban merupakan hal yang pertama dan paling sederhana14. Hal
ini mau menununjukkan sikap makhluk hidup sebagai subtansi yang tinggal di dalam kosmos.
Mereka akan melakukan komunikasi. Komunikasi antar makhluk hidup akan memberikan
respon terhadap sesamanya. Respons dari makhluk hidup ini dapat dilihat sebagai pemenuhan

11
Anton Bakker, Op.Cit., hlm. 276.
12
Ibid., hlm. 279.
13
Ibid., hlm. 299.
14
Ibid., hlm. 185.
otonomi dirinya15. Komunikasi riil merupakan proses ambil bagian pada keutuhan substansi
kosmos.

Komunikasi riil makhluk hidup merupakan jalan mengada dari sebuah substansi, sebab
melalui hal inilah kualitas dan kuantitas dari sebuah substansi mampu dipahami. Komunikasi
riil dapat menjadi jalan masuk untuk memahami substansi makhluk hidup yang berasal dari
sebuah pengada. Proses ini dapat dikatakan sebagai proses identifikasi sesuatu, dimana yang
mengada menunjukkan ciri-cirinya dan karakteristiknya. Penemuan melalui komunikasi riil ini
akan membentuk kekhasan yang spesifik melalui pengada16. Komunikasi riil ini akan
membentuk sebuah kesatuan yang hakiki, bahkan komunikasi riil ini mampu memberikan
pembaharuan terhadap seluruh substansi kosmos. Pembaharuan melalui komunikasi riil ini
dapat dinampakkan ketika sebuah substansi mengalami sebuah insidensi dalam kehidupannya.

Penulis melihat bahwa pandangan kedua tokoh tidaklah bertentangan satu sama lain,
bahkan pandangan yang dikutip oleh penulis memiliki sikap saling mendukung. Pada
pandangan Thomas Aquinas dapat dilihat proses penyempurnaan dari luar dan dalam sebuah
substansi merupakan persiapan bagi dirinya untuk melakukan sebuah komunikasi riil bersama
substansi kosmos yang ada. Proses komunikasi riil yang diusung oleh Nicolai Hartman akan
menunjukkan betapa pentingnya konsep kebenaran dan kebaikan dari Thomas Aquinas.
Karena, sebuah komunikasi riil dapat terjadi jika masing-masing dari subsatansi memiliki
kebaikan dan kebenaran dalam dirinya. Pemikiran Nicolai dan Thomas ini akan nampak pada
proses timbal-balik makhluk hidup yang saling melengkapi satu sama lain.

4. Kesimpulan.

Makhluk hidup merupakan hal yang penting bagi kelangsungan kosmos, sebab melalui
mereka terciptalah sebuah dinamisme yang integral. Makhluk hidup bukan sebuah hal yang
statis atau melulu objek, sebab dia memiliki otonomi dalam dirinya, hal ini dinampakkan pada
proses pertahanan dirinya. Melalui pertahanan diri dia akan menemukan proses aktualisasi diri,
baik dari dalam atau luar dirinya sendiri. Dinamisme kehidupan kosmos yang beraneka ragam
ini mengharuskan makhluk hidup memiliki sebuah hal yang menjadi kekayaan dirinya. Hal ini
dapat ditemukan dalam proses penyempurnaan dirinya (action immanens) ataupun

15
Anton Bakker, Op.Cit., hlm. 192-193.
Bdk. Agustinus Pratisto, “Mengenal pengada: bagian pertama”, Diktat Mata Kuliah Metafisika, Universitas
16

Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.


penyempurnaan dari luar dirinya (actio transiens). Proses penyempurnaan diri ini merupakan
cara makhluk hidup terus mengalami dinamisme dalam kehidupannya.

Dinamisme ataupun dinamisme makhluk hidup mengambil arti yang penting bagi
kehidupan makhluk hidup. Hal ini menjadi penting karena makhluk hidup akan menemukan
otonominya ataupun identitasnya yang otentik. Nilai khas dari makhluk hidup menjadikan dia
mampu dikenali dan dipahami, sebab melalui proses dinamisme makhluk hidup mampu
menemukan makna dan nilai terhadap dirinya sendiri. Dinamisme merupakan pergerakan yang
penuh makna dari sebuah makhluk hidup. Pergerakan yang bermakna ini menghantarkan
makhluk hidup kepada sebuah realitas yang harus dihadapi. Pergerakan dalam dinamisme
makhluk hidup juga akan memperlihatkan kebenaran dan kebaikan (bonum et verum) dari
diirnya. Dinamisme ini akan membentuk sebuah komunikasi riil bagi sesama makhluk hidup.

Dinamisme makhluk hidup tidak akan jauh dari proses mempengaruhi dan dipengaruhi.
Hal ini dapat ditemukan dalam proses timbal-balik makhluk hidup, sebab makhluk hidup akan
berusaha menyebarkan pengaruh terhadap lingkungannya. Hal ini tentunya akan menjadikan
proses komunikasi riil makhluk hidup semakin nampak. Proses saling menyebarkan pengaruh
merupakan cara makhluk hidup menambahkan kapasitas yang ada di dalam dirinya. Makhluk
hidup akan berusaha menarik makna dari sebuah hal ataupun kegaitan dari substansi yang lain.
Proses ini akhirnya menjadikan mereka melakukan kegiatan yang berdasarkan proses transfer
informasi dan saling menerima satu sama lain. Proses saling memberikan pengaruh ini
merupakan jalan untuk memahami realitas dirinya.

Proses komunikasi riil dalam makhluk hidup merupakan jalan untuk membangun
dinamisme dirinya yang otonom. Hal ini dapat ditemukan dalam proses pertumbuhan dan
reproduksi mereka. hal ini tidak dapat dilepaskan dari konsep jiwa, sebab makhluk hidup harus
memiliki usaha untuk untuk melewati potensia kepada aktus. Proses ini ingin menunjukkan
makhluk hidup sebagai potensia aktif yang mengaktualisasikan diri melalui aktus atau
tindakannya17. Proses aktualisasi diri inilah menjadi jalan terciptanya komunikasi riil dari
makhluk hidup.

Komunikasi riil ini akhirnya menjadikan makhluk hidup mampu saling menumbuhkan
dengan hakikat yang sama dan sesuai dengan tatanan hidupnya. Reproduksi makhluk hidup
juga dapat diwujudkan dalam proses komunikasi riil, sejauh ini komunikasi riil akan membantu

Bdk. Agustinus Pratisto, “Makhluk Hidup”, Diktat Mata Kuliah Filsafat Alam, Universitas
17

Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.


dinamisme makhluk hidup untuk melakukan proses perkembangbiakan. Hal ini dapat dilihat
dalam proses makhluk hidup yang mengalami masa kawin ataupun masa subur untuk
melakukan pembuahan. Proses tidak akan jauh dinamisme mahluk hidup antar makhluk hidup.

5. Daftar Pustaka

Bakker, Anton, Kosmologi dan Ekologi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995.

Pratisto, Agustinus, Awal dan Akhir Alam Semesta: Bagian Kedua, Diktat Mata Kuliah Filsafat
Alam, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.
Pratisto, Agustinus, Makhluk Hidup, Diktat Mata Kuliah Filsafat Alam, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.
Pratisto, Agustinus, Mengenal Pengada: Bagian Pertama, Diktat Mata Kuliah Metafisika,
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.
Pratisto, Agustinus, Tatanan dan Keteraturan Alam, Diktat Mata Kuliah Filsafat Alam,
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, 2022.

Anda mungkin juga menyukai