Anda di halaman 1dari 2

Saudara mahasiswa, saya yakin Saudara berasal dari berbagai daerah yang ada di Indonesia.

Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki sistem kepercayaan lokal yang masih dianut walau
oleh sedikit penganut di wilayah tersebut. Pada diskusi kali ini, silakan sebutkan dari daerah
mana Anda berasal serta kepercayaan lokal apa yang ada di sekitar wilayah Anda. Jelaskan
juga mengenai kepercayaan atau ritual dari kepercayaan lokal yang Anda temukan tersebut.

Jawaban:

Asal daerah saya yaitu Banten. Kepercayaan lokal yang ada di Banten dan masih ada sampai
saat ini yaitu kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Suku Baduy. Suku Baduy adalah
masyarakat adat yang hidup di pedalaman Banten, ajaran kepercayaan yang di anut Suku
Baduy adalah Sunda Wiwitan. Masyarakat Suku Baduy percaya bahwa kekuatan alam dan
leluhur sudah bersatu dengan alam, oleh sebab itu masyarakat Suku Baduy sangat menjaga dan
melindungi alam sekitar dan alam yang menjadi tempat tinggal mereka. Ajaran Sunda Wiwitan
terkandung dalam Kitab Sanghyang Siksa Kandang Karesian, yang berasal dari zaman
Kerajaan Sunda, berisikan ajaran keagamaan dan tuntunan moral. Dalam Sunda Wiwitan, ada
tiga macam alam yang dipercaya oleh suku Baduy, yaitu:

1. Buana Nyungcung: tempat bersemayamnya Sang Hyang Kersa


2. Buana Panca Tengah: tempat berdiam diri manusia
3. Buana Larang: neraka

Doa yang dilakukan oleh Masyarakat Suku Baduy yang menganut Sunda Wiwitan adalah lewat
nyanyian pantun dan kidung yang disertai gerak tarian. Tempat sembahyang masyarakat Suku
Baduy adalah pamunjungan atau kabuyutan, yaitu tempat punden berundak yang biasanya
terletak di bukit.

Selain dikenal dengan kepercayaan lokalnya yang masih bertahan sampai saat ini, Suku Baduy
juga mempunyai tradisi atau ritual dalam upacara syukuran panen padi atau biasa dikenal
dengan sebutan Seba Baduy. Seba (artinya persembahan) merupakan rangkaian upacara tradisi
adat yang dilakukan setelah Kawalu dan Ngalaksa (melaksanakan puasa kawalu dan
bersilaturahmi kepada kerabat dan tetangga dengan membawa hasil panen/membuat makanan
Laksa). Seba merupakan perwujudan ketaatan Masyarakat Suku Baduy kepada pemerintah
Republik Indonesia yang secara simbolis dilakukan kepada kepala pemerintahan di daerah
yaitu Bupati Lebak dan Gubernur Banten.

Seba ini telah dilaksanakan sejak zaman kejayaan Kesultanan Banten. Ritual seba secara umum
diawali dengan dipilihnya perwakilan urang Kanekes oleh para tetua adat dan tetua adat
tertinggi (Puun). Perwakilan urang Kanekes akan turut serta dalam perjalanan dari wilayah
Badui Dalam (Badui Tangtu, berpakaian dan berikat kepala putih) dan Badui Luar (Badui
Panamping, berpakaian hitam dan berikat kepala biru) menuju Pendopo Kabupaten Lebak dan
berakhir di Pendopo Provinsi Banten. Perjalanan seba Badui dilakukan sejauh sekitar 80
kilometer yang ditempuh dengan berjalan kaki, tanpa kendaraan (urang Kanekes dari wilayah
Badui Luar dapat menggunakan kendaraan).
Selanjutnya, setelah rombongan sampai di pendopo kabupaten/provinsi, wakil para tetua adat
(Tanggungan Jaro Duabelas) mengawali seba dengan pengucapan tatabean (ucapan seserahan
dalam bahasa asli Badui, diawali dengan ucapan salam “tabe”) yang antara lain berisi laporan
kondisi warga, kondisi hasil panen, dan kondisi keamanan wilayah. Setelah itu dilakukan
dialog antara bupati/gubernur yang menitikberatkan pada ucapan terima kasih pemerintah
kepada warga wilayah Badui yang telah menjaga nilai-nilai warisan leluhur serta menjaga
kelestarian alam dan menjaga lingkungan hidup dengan baik.

Seba Badui diakhiri dengan penyerahan hasil bumi Masyarakat Suku Baduy (beras, ketan, gula
aren, pisang, durian, talas dan sejenisnya) dan seperangkat alat dapur (kukusan bambu, bakul,
kipas, centong, dulang dan sejenisnya) kepada bupati/gubernur. Makna yang terkandung dari
penyerahan hasil bumi dan seperangkat alat dapur ini adalah penegasan bahwa Masyarakat
Suku Baduy adalah masyarakat petani yang amat sangat tergantung dari kondisi alam. Selain
itu mereka juga memiliki tugas dari leluhurnya untuk menjaga kelestarian alam dan menjaga
wilayah aliran sungai. Ritual seba Badui membuktikan peran serta masyarakat hukum adat
dalam pelestarian alam yang telah dilaksanakan jauh sebelum negara Indonesia
diproklamasikan. Sebagai balasan, bupati/gubernur akan memberikan bingkisan kepada
perwakilan Masyarakat Suku Baduy yag memimpin jalannya seba Badui.

Sumber:

Salviana, Vina dkk. 2022. Sistem Sosial dan Budaya Indonesia. Tangerang Selatan: Univeristas
Terbuka

https://biropemotda.bantenprov.go.id/index.php?/post/uniknya-tradisi-kawalu-suku-baduy-
patut-dicontoh-persiapan-hingga-prosesi-ritualnya-begitu-terstruktur

Anda mungkin juga menyukai