Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN PEMERINTAH TERHADAP

KEMISKINAN MASYARAT KELURAHAN BUKIT KETOK


PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Dini Elmiati1)
Imelda Sari2)
1)
Mahasiswa Program Studi Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, Ilmu Politik Universitas Terbuka
2)
Dosen Program Studi Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, Ilmu Politik Universitas Terbuka
dinielmiatilumut091@gmail.com
Abstrak

Pandemi Covid-19 yang mulai melanda negara Indonesia dari Tahun 2020 menyebabkan gejolak
sistem perekonomian masyarakat khususnya di Kelurahan Bukit Ketok Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Hal ini menyebabkan banyaknya masyarakat yang kehilangan mata pencaharian dan
meningkatnya kemiskinan. Pemerintah berupaya menaggulangi permasalahan ini dengan
menggelontorkan berbagai kebijakan bantuan kepada masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi
beban masayarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas bantuan
pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat di Kelurahan Bukit Ketok. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan observasi dan wawancara
yang dilakukan penulis teradapat Lurah Bukit Ketok dan warga di Kelurahan Bukit Ketok. Data
Penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian ini dalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah
melalui bantuan sosial kurang efektif dalam mengatasi permasalahan kemiskinan yang dialami oleh
masyarakat sebagai penerima manfaat dari kebijakan tersebut. Hal ini dikarenakan bantuan sosial
yang ada sangat terbatas dan cenderung bersifat konsumtif, seharusnya bantuan tersebut dapat
mendorong masyarakat menjadi lebih produktif agar masyarakat secara mandiri dapat meningkatkan
pendapatannya untuk jangka panjang.

Kata Kunci : Bantuan Pemerintah, Kelurahan Bukit Ketok, Kemiskinan.

1
PENDAHULUAN

Pandemi yang melanda suatu negara seringkali menyebabkan permasalahan yang


kompleks. Pandemi Covid-19 yang ditemukan sejak kasus pertama di bulan Maret tahun 2020
dan semakin melonjak kasusnya menyebabkan pemerintah harus mengeluarkan berbagai
kebijakan agar Pandemi tidak semakin meluas. Kebijakan pandemi yang diambil terkadang
tidak tegas dan terkesan mendadak seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) menimbulkan gejolak ekonomi yang kian merosot. Masyarakat perkantoran maupun
buruh pabrik banyak yang di PHK dikarenakan barang yang diproduksi tidak laku dipasaran,
pedagangpun banyak yang gulung tikar dikarenakan sepinya pembeli. Hal ini menyebabkan
daya beli yang rendah di masyarakat sampai menyebabkan tingkat kemiskinan semakin
meningkat.
Kemiskinan yang menjadi momok terbesar bagi negara yang berkembang. Kemiskinan
adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut (Soerjono & Budi, 2015). Banyak hal yang
menjadi factor penyebab kemiskinan, diantaranya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusia, terbatasnya lapangan pekerjaan, tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya
dukungan pemerintah dalam menyediakan sarana dan dana dalam mempersiapkan masyarakat
yang terampil dan dapat bersaing di dunia kerja.
Dampak dari kemiskinan ini menyebabkan masyarakat terkadang tergoda untuk
melakukan tindakan kejahatan, seperti perampokan, maling, penipuan, korupsi, pembunuhan
dan sebagainya. Hal ini dikarenakan efek dari untuk bertahan hidup dan tuntutan dari istri atau
keluarga. Manurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 masyarakat yang
dikategorikan miskin adalah yang pengeluarannya di bawah Rp. 460.000 perorang atau Rp.
2,2 juta per keluarga perbulan. Dan jumlah warga miskin di Indonesia meningkat lebih dari
2,7 juta jiwa akibat pandemi Covid-19 ini (Boyke, 2021).
Pemerintah dalam hal ini adalah pihak yang sangat bertanggungjawab dalam
menaggulangi permasalahan yang terjadi di masyarakat, termasuk dalam penangaman
masalah perekonomian termasuk kemiskinan. Di masa pandemic Covid-19 pemerintah
mengeluarkan kebijakan menyalurkan bantuan social bagi masyarakat yang terdampak
pandemi. Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2019, bantuan sosial merupakan bantuan uang,
barang atau jasa kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu,
dan/atau rentan terhadap resiko social. Dan berdasarkan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020,

2
pemberi bansos adalah Satuan Kerja pada Kementrian atau Lembaga pada Pemerintah Pusat
dan/atau Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah yang tugas dan fungsinya
melaksanakan program penaggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan social,
jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitas social dan pelayanan dasar. (Kemendagri,
2020).
Bantuan sosial seperti angin segar ditengah masyarakat yang terpuruk dihantam badai
pandemi. Pemerintah Daerah melalui instansi-instansi pemerintah yang ada di daerah dapat
menyalurkan langsung kepada msyarakat yang benar-benar membutuhkan. Hal ini dibutuhkan
data-data yang konkrit melalui survey langsung kepala daerah ke masyarakat-masyarakat atau
melalui perwakilan Kaling/RT untuk dapat mendata masyarakat yang benar-benar
membutuhkan, seperti masyarakat miskin, anak yatim piatu, penyandang disabilitas, lansia,
dan sebagainya.
Tujuan pemerintah dalam memberikan Bantuan Soial yaitu sebagai rehabilitasi sosial
dalam artian memulihkan yang mengembangkan kemampuan sesorang yang mengalami
disfungsi sosial, sebagai perlindungan sosial yang dapat mencegah dan menangani resiko dari
guncangan dan kerentanan sosial individum keluarga dan kelompok masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal, sebagai
pemberdayaan dan jaminan sosial, Penaggulangan kemiskinan melalui kebijakan dan program
terhadap keluarga yang tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan, dan juga untuk penanggulangan bencana.
Pemerintah Daerah dalam hal ini Kelurahan Bukit Ketok merupakan bagian wilayah
dari Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang turut
terkena dampak pandemi Covid-19. Pemerintah daerah juga menggelontorkan beberapa
bantuan sosial diantaranya adalah PKH, Bantuan Pangan, Bantuan Tunai dan sebagainya.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif bantuan sosial pemerintah
dalam menganggulangi tingkat kemiskinan masyarakat Kelurahan Bukit Ketok diera pandemi
Covid-19.

METODE

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam penelitian.
Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas
tinggi, Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan karya ilmiah yaitu
dengan metode penelitian deskriftif kualitatif. Data penelitian berupa data kualitatif dengan

3
teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Karena sifatnya deskriptif dan non-
numerik, data kualitatif adalah pilihan yang tepat untuk menggambarkan situasi dan
kompleksitas fenomena secara jelas.
Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa
penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjawab masalah penelitian (Minlab, 2020). Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi
dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi
dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam
tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian (Yunus, 2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelurahan Bukit Ketok merupakan salah satu Kelurahan yang ada di wilayah
pemerintahan Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
yang resmi didirikan pada tanggal 11 November 1996 memiliki Luas Wilayah 59,225
km2/5.992 Ha yang terbagi menjadi 7 lingkungan dan 14 Rukun Tetangga, memiliki jumlah
penduduk 4.038 jiwa yang terdiri dari 2.044 jiwa laki-laki dan 1.994 jiwa perempuan.
Sebagian besar penduduk bermata pencarian buruh harian. Wilayah Kelurahan Bukit Ketok
memiliki sumber kekayaan alam berupa biji timah, peternakan tambak udang, perkebunan
kelapa sawit masyarakat, sebagian kecil kantor instansi pemerintahan dan swasta.
Kantor Lurah Bukit Ketok dipimpin oleh seorang Lurah Perempuan, yaitu Ibu
Nurcayaningsih, S.IP dengan jumlah pegawai sebanyak 11 orang yang terdiri dari 4 orang
PNS dan 6 orang tenaga honorer. Sedangkan dalam penempatan jabatannya yaitu 1 orang
lurah, 1 orang Kepala Seksi (Kasi) yaitu Kasi Pelayanan Umum, 2 orang staf PNS, yaitu
sebagai Bendahara dan Staf Tata Pemerintahan.

4
Gambar 1. Data Penyebaran Mata Pencarian Penduduk Kelurahan Bukit Ketok Tahun 2023

D AT A P E N Y E B A R A N M AT A P E N C A R IA N P E N D U D U K
K E L U R A H A N B U K IT K E T O K
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
S I I
LR
N TA N N AK N JA
PN O U
M
AS TA AY
A N IA R
/I P /B W E L R AR KE
TA
P E TE H E
TN AS N E H B
AS IR P
R
U AK
SW W D
BU TI

Sumber : Profil Kelurahan Bukit Ketok Tahun 2023

Gambar 1. memperlihatkan data penyebaran mata pencarian penduduk Kelurahan Bukit


Ketok yang menunjukkan sebagian besar penduduk bermata pencarian buruh harian yaitu
sebanyak 875 jiwa dengan tingkat pendidikan hanya tamatan Sekolah Dasar. Kemudian
sebanyak 450 jiwa bermata pencarian wiraswasta seperti usaha toko kelontong, warung
makan, usaha bengkel, usaha pengrajin kayu dan sebagainya. Sebanyak 250 jiwa berprofesi
sebagai Petani, 125 jiwa sebagai nelayan dan 85 jiwa sebagai peternak. Sebagian kecil
masyarakat yang menamatkan pendidikan sampai perguruan tinggi bekerja di Instansi
pemerintahan sebagai PNS sebanyak 50 jiwa, tenaga BUMN sebanyak 115 jiwa, TNI/POLRI
sebanyak 15 jiwa. Selain itu juga terdapat 205 jiwa tidak bekerja hal ini dikarenakan
terdampak PHK, dikarenakan penyandang disabilitas dan belum mendapatkan pekerjaan.
Wilayah Kecamatan Belinyu memiliki kekayaan alam berupa hasil tambang biji timah.
Maka dari itu sebagian besar penduduk adalah buruh tambang pencari biji timah illegal
dengan menggunakan alat manual menjadi tambang masyarakat dengan penghasilan tidak
menentu. Apalagi sekarang biji timah semakin susah dicari. Hal ini menyebabkan
menurunnya pendapatan masyarakat di Kelurahan Bukit Ketok. Selain itu dampak dari
pandemic Covid-19 yaitu kebijakan pemerintah untuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) turut serta menambah rentetan kesengsaraan rakyat dalam mencari
rezeki.

5
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah telah dilakukan pada tahap awal
pandemi Covid-19 di Indonesia tahun 2020, yaitu pada saat tahap awal, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), kemudian pada tanggal 11 Januari 2021 menjadi Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. Kebijakan berikutnya adalah PPKM Mikro yang
berlaku di tujuh provinsi pada tanggal 22 Februari 2021. Kebijakan selanjutnya adalah
Penebalan PPKM Mikro yang dimulai sejak 22 Juni hingga 5 Juli 2021 (Ari, 2021).
Dalam hal sarana dan prasarana di Kelurahan Bukit Ketok, seperti Jalan Kota, Sumber
Air Bersih, maupun Sumber Penerangan sudah cukup memadai. Hal ini cukup membantu
masyarakat yang memiliki usaha kerajinan masyarakat, seperti pembuatan makanan Kelesan,
Kerupuk, Sate Panggang yang menjadi ciri khas dari masyarakat Belinyu. Hanya saja
terkadang masyarakat terkendala masalah modal dan tempat pemasaran.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Inonesia (BPS Indonesia, 2020), Kesejahteraan
Keluarga dapat dikelompokkan menjadi :
1. Sangat Miskin
Sangat miskin adalah kondisi dimana seseorang sangat mengalami kesulitan dlama
memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari dan membutuhkan bantuan dengan segera untuk
keberlangsungan hidupnya. Kelompok ini sangat kesulitan untuk makan seperti lansia,
janda, disabilitas atau jumlah ART banyak sehingga harus dibantu oleh pemerintah atau
orang lainnya. Untuk kasus seperti ini pemberian bantuan sosial seperti sembako, maupun
bantuan tunai lainnya sangat efektif dalam mengurangi kesusahan yang dialami warga.
Kelompok ini pun biasanya tidak memiliki aset beharga seperti moot, perhiasan, kulkas,
rumah pun dalam kondisi kurang layak.
2. Miskin
Miskin merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan untuk memnuhi
kebutuhanb dasar sehari-hari seperti pangan, sandang dan perumahan. Katergori
kelompok ini umumnya dapat memenuhi kebutuhan makan keluarga dua atau tiga kali
sehari tapi hanya cukup untuk 4-5 hari saja dalam seminggu. Kelompok ini pun biasanya
tidak mempunyai aset beharga.
3. Rentan Miskin
Rentan miskin adalah kondisi dimana seseorang dalam situasi rentan untuk memenuhi
kebutuhan dasar segari-hari. Kelompok ini dapat berubah status menjadi miskin Ketika
ada guncangan tertentu, seperti sakit, kehilangan pekerjaan, bertambahnya anggota

6
keluarga atau kenaikan harga bahan-bahan pokok. Kelompok ini umumnya memiliki aset
seperti motor, kulkas, rumah.
4. Tidak Miskin
Tidak miskin adalah kondisi dimana sesorang dapat memenuhi kebutuhan dasar sehari-
hari seperti pangan, sandang dan perumahan secara rutin tanpa kesulitan apapun.
Kelompok ini umumnya memiliki aset berharga seperti motor, ac, rumah yang layak.

Berdasarkan hasil verval data kemiskinan ekstrim yang bersumber dari Dinas Sosial
Kabupaten Bangka tanun 2023, untuk Kelurahan Bukit Ketok tercatat sebanyak 345 jiwa
tergolong masyarakat miskin. Masyarakat ini dikategorikan miskin karena sudah terdaftar di
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS ) yang dimiliki oleh Kementrian Sosial.

Gambar 2. Data Masyarakat Miskin Kelurahan Bukit Ketok Tahun 2020-2023

DATA MASYARAKAT MISKIN KELURAHAN BUKIT KETOK


420

400

380

360

340

320

300
TAHUN 2021 TAHUN 2022 TAHUN 2023

Sumber : Dinsos Bangka per tanggal 2 Mei 2023

Gambar 2. Merupakan data masyarakat miskin dari tahun 2021 yaitu tahun awal
pandemic covid 19 di Kelurahan Bukit Ketok. Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui
pada tahun 2021 terdapat sebanyak 413 jiwa tercatat sebagai masyarakat miskin. Kemudian di
tahun 2022 terdapat pengurangan sebanyak 15 orang, yaitu sebanyak 398 orang. Pengurangan
kemiskinan ini dikarenakan ada warga yang sudah mendapatkan pekerjaan. Kemudian di
tahun 2023 juga terdapat pengurangan sebanyak 53 orang. Berdasarkan informasi yang

7
didapat pengurangan kemiskinan ini dikarenakan ada warga yang sudah mendapatkan
pekerjaan dan juga harga biji timah yang agak meningkat sehingga geliat ekonomi masyarakat
pun agak meningkat.
Indonesia merupakan negara yang berpedoman kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Di dalam UUD 45 Pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh negara”. Berdasarkan undang-undang di atas, negara Indonesia
melalui Kementrian Sosial memprogramkan bantuan yang disalurkan pemerintah diantaranya
yaitu :
1. Program Keluarga Harapan (PKH) yang dicairkan setiap tiga bulan perkeluarga penerima
manfaat. Untuk PKH Kelurahan Bukit Ketok pencairannya di Kantor Pos terdekat.
2. Program Sembako / Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Untuk PBNT juga pencairannya
di Kantor Pos terdekat.
3. Bantuan Sosial berupa bahan pangan, biasanya berupa beras, minyak, gula, gandum, dan
sebagainya yang terbagi atas beberapa tahap dengan penerima yang berbeda-beda.
4. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI-JKN). Pemerintah bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan untuk berobat gratis bagi masyarakat yang kurang mampu
dengan syarat tidak merokok.
Syarat dari penerima bantuan sosial adalah masyarakat yang masuk dalam pendataan
RT/RW, kehilangan mata pencaharian selama pandemi Covid-19, tidak terdaftar dalam
program bantuan sosial lainnya seperti PKH, BPNT, Kartu Sembako dan Kartu Prakerja
(Nunik Dewi Pramanik, 2020, 115). Dikutip dari website resmi kemsos.go.id (Keputusan
Kemensos, 2020). bahwa pendistribusian bantuan sosial tunai melalui rekening bank-bank
dan PT. Pos Indonesia yang berstatus badan usaha milik negara. Untuk para penerima lewat
kantro pos, mereka akan dipanggil dengan surat yang dibubui barcode. Kemudian ketika
proses pengambilan mereka diharuskan menunjukkan KTP dan nantinya akan difoto.
Sementara untuk rekening, bantuan tersebut akan dikirim langsung ke nomor rekening
penerima dan bisa diambil di bank-bank yang telah bekerjasama.
Sasaran bantuan dari Pemerintah merupakan rakyat miskin yang memiliki beberapa
kriteria yang sudah tersusun sebagai syarat mendaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS). DTKS berisi data pemerlu pelayanan Kesehatan sosial, penerima bantuan dan
pemberdayaan sosial, serta potensi dan sumber kesejahteraan sosial (Kemensos RI, 2022).
Tetapi yang ditemukan di Kelurahan Bukit Ketok, data warga yang sudah di hapus oleh
petugas Kelurahan di DTKS ternyata masih ada dan menerima bantuan. Hal tersebut

8
dikarenakan warga tersebut sudah dikategorikan tidak miskin lagi seperti sudah memiliki
penghasilan tetap, sudah memiliki aset barang berharga ataupun sudah meninggal dunia.

Gambar 3. Pembagian Sembako bagi Warga yang Membutuhkan

Pada Gambar 3. merupakan salah satu kegiatan pemberian sembako warga Kelurahan
Bukit Ketok yang membutuhkan, kategori warga yang mendapat bantuan adalah lansia, janda,
anak yatim, disabilitas maupun rumah tangga yang memiliki banyak tanggungan dan anak
yang masih usia sekolah.
Warga di Kelurahan Bukit Ketok rata-rata termasuk kategori miskin. Belum ada warga
yang tergolong sangat miskin yang ditandai dengan susahnya makan. Hal ini dikarenakan
warga yang kesulitan seperti lansia, janda, penyandang disabilitas sudah mendapatkan
bantuan sosial dari Pemerintah, seperti dari Progam PKH, BPNT dan sebagainya.
Berdasarkan grafik data kemiskinan Kelurahan Bukit Ketok memang mengalami penurunan
setiap tahunnya, hal tersebut kebanyakan dikarenakan usaha dari masyarakat itu sendiri
mendapatkan pekerjaan dan hasil usaha dari pertambangan yang mengalami kenaikan harga
jual Timah sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Berdasarkan analisis dari penulis bahwa bantuan sosial dari pemerintah bersifat
sementara dan tidak merata. Terdapat beberapa sisi positif dan negatif dari pemberian bantuan
tersebut. Sisi positifnya adalah warga terbantu dari program bantuan pemerintah tersebut,
dapat mengarungi tingkat kemiskinan ekstrim. Sedangkan negatifnya adalah masyarakat
menjadi tidak mandiri karena selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah, . Dari bantuan
sosial tersebut Dan juga bantuan tersebut sangat terbatas sehingga menyebabkan
kecemburuan sosial di masyarakat. Selain itu juga dapat menimbulkan tindakan nepotisme,
karena bisa saja masyarakat yang masih tergolong keluarga Kaling/ RT sebagai pengurus

9
bantuan lebih diprioritaskan untuk mendapat bantuan. Maka dari itu bantuan sosial
pemerintah kurang efektif dalam menanggulangi tingkat kemiskinan di Kelurahan Bukit
Ketok Kabupaten Bangka.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis penulis bahwa bantuan sosial yang diberikan pemerintah
masih kurang efektif dalam mengurangi tingkat kemiskinan di Kelurahan Bukit Ketok,
dikarenakan bantuan tersebut bersifat sementara dan terbatas sehingga terkadang
menyebabkan kecemburuan sosial. Selain itu juga pemerintah harus memperhatikan
kebutuhan masyarakat dari setiap lini, seperti perbaikan sarana dan prasarana jalan raya untuk
mempermudah masyarakat dalam penyaluran komoditas produksi mereka. Perbaikan jalan,
peningkatan sumber daya listrik negara agar tidak sering padam,
Saran saya sebagai penulis bantuan pemerintah tersebut sebaiknya bersifat produktif,
seperti pemberi bantuan modal usaha masyarakat, pembinaan dan pelatihan bagi remaja yang
lulus sekolah agar dapat bersaing di dunia usaha dan dunia kerja. Selain itu juga Pemerintah
harus lebih teliti dalam memverifikasi dan memvalidasi data-data yang disampaikan oleh
petugas Kelurahan, agar data tersebut terus update dan bisa dipertanggungjawabkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ari, M.G. (2021). Kemiskinan di Indonesia pada saat Pandemi Covid-19. Pusat Penelitian-
Badan Keahlian DPR RI. Vol. 26, No.1:35-49

Boyke, LW. (2021). Kebijakan Pembatasan Mengendalikan Covid-19 Sepanjang 2021.


Antara. Diunduh dari https://www.antaranews.com/berita/2612425/kebijakan-
pembatasan-mengendalikan-covid-19-sepanjang-2021.
BPS Indonesia. (2020). “Profil Kemiskinan di Indonesia September 2020”. Berita Remi
Statistik. Vol.07. Jakarta. Barro, Robert J, Jose F U.
Kementrian Dalam Negeri. (2020). Peraturan Kementrian Dalam Negeri (Permendagri)
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Daerah. Diunduh dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/162792/permendagri-no-77-tahun-2020.
Kementrian Sosial RI. (2022). DTKS BARU: Basis Data Tunggal Program Perlindungan
Sosial. Diunduh dari https://www.kemensos.go.id/dtks-baru-basis-data-tunggal-
program-perlindungan-sosial.
Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia. (2020). Nomor 54/HUK/2020 Tentang
Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan Sosial Tunai dalam Penanganan
Dampak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Minlab, A. (2020). Data Kualitatif: Pengertian, Jenis dan Contohnya. Diunduh dari
https://bitlabs.id/blog/data-kualitatif-adalah/.
Pramanik, Nunik Dewi. (2020) “Dampak Bantuan Paket Sembako dan Bantuan Langsung
Tunai Terhadap Kelangsungan Hidup Masyarakat Padalarang pada Masa Pandemi
Covid – 19”. Dalam Intelekva: Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora. Vol. 1 No.
2 :115
Soerjono, S. dan Budi, S. (2015). Sosioloigi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Yunus, H.S. (2010). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

11

Anda mungkin juga menyukai