Skripsi Anaa
Skripsi Anaa
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................10
D. Manfaat Penelitian................................................................................................10
BAB II...................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................12
A. Kajian Pustaka......................................................................................................12
B. Penelitian Terdahulu............................................................................................28
C. Kerangka Pikir.....................................................................................................34
BAB III..................................................................................................................51
METODE PENELITIAN....................................................................................51
A. Variabel dan Desain Penelitian.............................................................................51
B. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel....................................................53
C. Populasi dan Sampel............................................................................................60
D. Teknik Pengumpulan data....................................................................................62
E. Teknik Analisis Data............................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
kebutuhan hidup. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan
dunia ekonomi dan bisnis di era globalisasi. Investasi dapat menjadi salah satu
pilihan dalam mengelola keuangan dan dapat menjadi nilai tambah pendapatan
sangat penting sebagai roda perekonomian. Pasar modal berfungsi sebagai sarana
pendanaan usaha bagi perusahaan yang didapatkan dari pemilik modal (investor).
Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi
depan.
melakukan investasi, investor tidak tahu pasti besarnya tingkat pengembalian atau
return yang diperoleh dari hasil investasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan
hubungan antara return dan risiko berbanding lurus, artinya jika investor
mengharapkan return yang tinggi atas investasi yang dilakukan maka investor
juga harus menanggung tingkat risiko yang besar pula, begitu pun sebaliknya.
1
2
Keputusan yang diambil oleh investor, pada dasarnya berhubungan erat dengan
dengan risiko yang paling rendah. Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa
terdapat berbagai risiko yang tidak terduga dalam berinvestasi. Salah satunya
baru berupa virus yang pertama kali berjangkit di kota Wuhan, Tiongkok. Di
virus yang menyebabkan flu biasa hingga penyakit yang lebih parah.
Dampak adanya virus ini tidak hanya mengancam kesehatan saja melainkan
pengumuman kasus pasien positif pertama pada 2 Maret 2020. Berdasarkan data
dari Yahoo Finance pada tanggal 2 Maret 2020 IHSG ditutup 91 poin atau sekitar
1,7% dan menyentuh harga 5.361. Penurunan IHSG terus berlanjut, hingga pada
19 Maret 2020 IHSG ditutup turun hingga menyentuh harga 4.105. Sampai pada
hingga menyentuh harga 3.937. Pada akhir 2020, IHSG mengakhiri perdagangan
dengan ditutup di zona merah dan melemah sebesar 57,1 poin atau 0,95% ke
posisi 5.979 (Nurpiana dkk, 2022). Namun, pada tahun 2021 IHSG mengalami
3
pemulihan yang cukup baik semenjak pengumuman pertama kali kasus Covid-19
merupakan gabungan dari 45 emiten saham dengan likuditas tinggi, yang mana
dengan beberapa kriteria pemilihan, sehingga dari sisi risiko saham LQ 45 dapat
lainnya karena terdiri dari saham gabungan dari perusahaan yang memiliki
likuiditas yang tinggi sehingga perputarannya lebih cepat (Martini & Djohan,
2020).
dibandingkan dengan indeks saham lainnya yaitu tidak bersifat tetap, artinya
setiap 6 bulan sekali dilakukan penetapan saham yang memenuhi kriteria dan
evaluasi setiap 3 bulan sekali, sehingga saham yang masuk pada kategori indeks
LQ-45 tidak terlepas dari resiko yang tak terduga seperti peristiwa Covid-19.
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa kinerja indeks LQ-45
mengalami fluktuasi, pada bulan Januari 2020 kinerja Indeks LQ 45 dengan nilai
961,98 mengalami penurunan pada bulan Februari sebesar 8,6% dengan nilai
879,53. Pada awal Covid-19 muncul pada bulan Maret 2020, indeks LQ-45
mengalami penurunan yang signifikan sebesar 21,4% dengan nilai 691,13. Pada
September 2020 kembali mengalami penurunan sebesar 10,6% dengan nilai 790,5
akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat tahap kedua
oleh pemerintah pada tanggal 14 September 2020. Hingga pada bulan November
awal tahun 2020. Namun pada bulan Juli 2021 Kinerja indeks mengalami
penurunan sebesar 2,6% dengan nilai 823,04 akibat penerapan PPKM level 3 dan
4. Hingga pada Oktober 2021 Indeks LQ-45 mampu naik signifikan sebesar 6,5%
dengan nilai 952,59 dan berhasil menutup perdagangan pada tahun 2021 dengan
kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas yang tinggi, namun tidak terlepas dari
2020)
berskala besar. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menghimbau
masyarakat untuk menjaga jarak atau physical distancing sebagai cara untuk
menghindari penyebaran Covid-19 yang lebih luas. Hal ini sangat berdampak
Masa pandemi ini, investasi dapat menjadi alternatif mata penghasilan baru
bisnis real yang sedang mengalami keterpurukan akibat Covid-19. Hal ini dilihat
dari meningkatnya jumlah investor di pasar modal. Diambil dari PT. Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada tahun 2020 jumlah investor mengalami
peningkatan yang signifikan dari 3.880.753 atau naik sebesar 56,21% dari tahun
sebelumnya sebesar 2.484.354 atau sebesar 53,41% pada tahun 2019. Pada akhir
tahun 2021, jumlah investor mengalami peningkatan yang sangat pesat dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 7.489.337 atau sebesar 92,99%. Hal ini menandakan
modal.
6
Indonesia. Dalam pengambilan keputusan investasi pada kondisi yang tidak pasti,
dan berapa besar risiko investasi tersebut. Risiko investasi dapat diperkecil dengan
membentuk portofolio dapat ditekan atau direndahkan. Maka dari itu, investor
pendapatan yang diharapkan akan lebih stabil. Investor perlu melakukan analisis
terhadap saham-saham yang dapat memberikan tingkat return yang tinggi dengan
dari investasi dengan risiko yang diterima. “Suatu portofolio dikatakan efisien jika
7
mampu memberikan tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan risiko yang
sama, atau memberikan risiko terkecil dengan tingkat imbal hasil yang diharapkan
digunakan, yaitu model Markowitz dan model indeks tunggal (single index
1950 sedangkan model indeks tunggal (single index model) diperkenalkan oleh
William Sharpe pada tahun 1963 dengan menyederhanakan perhitungan dari teori
Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset
dengan memperkecil input analisis portofolio dan mereduksi jumlah variabel yang
perlu ditaksir serta dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan
risiko portofolio (Syam, 2021). Model indeks tunggal juga mempunyai pilihan
dalam model ini menyebabkan investor lebih memilih model indeks tunggal
karena dianggap lebih mudah dan merupakan bentuk sederhana dari model
didasarkan pada nilai Excess Return to Beta (ERB) dan cut of point (C*) dengan
tunggal, nilai Excess Return to Beta (ERB) dijadikan sebagai dasar pemilihan
saham yang akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal, sedangkan cut of point
(C*) merupakan nilai batas yang digunakan untuk menentukan nilai tertinggi dari
Excess Return to Beta (ERB), dimana jika nilai ERB > C* merupakan sekuritas
termasuk dalam indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fokus pada penelitian ini,
yaitu indeks LQ 45 yang secara konsisten masuk dan terdaftar dalam periode
pasar yang besar dan likuiditas yang tinggi namun tidak terlepas dari
indeks LQ-45 juga tidak terlepas dari unsur risiko yang tidak terduga seperti
ketidakpastian yang mungkin terjadi ketika berinvestasi. Maka dari itu, perlunya
sudah dilakukan sebelumnya. Antara lain penelitian yang dilakukan oleh Hanif,
9
dkk (2022), Pusptasari, dkk (2022), Syam, dkk (2021), Rahmawati, dkk (2020),
terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak periode penelitian.
45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan uraian di atas
(BEI)”.
B. Rumusan Masalah
3. Berapa besarnya expected return dan risiko portofolio saham indeks LQ45
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
menggunakan single index model pada masa pandemi Covid-19 periode Maret
2020-Desember 2021
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Akademis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Perusahaan
A. Kajian Pustaka
1. Pasar Modal
Pada era globalisasi saat ini, pasar modal merupakan salah satu tonggak
modal sebagai investasi dan memperkuat posisi keuangan. Pasar modal pada
dasarnya sama dengan pasar lainnya dimana terdapat penjual dan pembeli, yang
“Pasar modal (capital market) adalah pasar yang mempertemukan pihak yang
menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, seperti saham dan
pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
Ekananda (2019: 35) ‘Pasar modal (capital market) adalah pasar untuk berbagai
modal adalah tempat bertemu antara penjual yang membutuhkan dana dengan
melakukan penjualan surat berharga dan pembeli yang kelebihan dana dengan
12
13
sebagai berikut:
pasar modal yaitu memberi peluang bagi investor untuk menjual/ mengganti
menyediakan informasi mengenai tingkat imbal hasil dan informasi yang akurat
mengenai sekuritas.
2. Investasi
a. Definisi Investasi
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
dengan memanfaatkan aset berwujud maupun tidak berwujud pada masa sekarang
ini, dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang”.
adalah kegiatan penempatan modal yang dilakukan saat ini untuk memperoleh
b. Tujuan Investasi
Secara sederhana, tujuan investor melakukan investasi adalah untuk
investasi yaitu:
sebagai berikut:
3. Saham
a. Definisi Saham
Saham adalah salah satu instrument pasar modal yang paling umum
tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak
Saham adalah tanda bukti penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan. Klaim atas aset perusahaan, dan berhak turut serta
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti penyertaan modal atau
kepemilikan sebagian modal atau dana pada perusahaan dan memiliki hak dari
perusahaan tersebut.
pihak yang memiliki saham yaitu memperoleh dividen, memperoleh capital gain,
dan memiliki hak suara, serta dalam pengambilan kredit perbankan kepemilikan
b. Jenis-jenis saham
17
Perusahaan mengeluarkan saham sebagai salah satu cara untuk mendapatkan dana
4. Return
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
“Imbal hasil (return) adalah penghasilan yang diterima dari suatu investasi
presentase harga pasar awal dari investasi tersebut”. Dari beberapa pendapat
18
tersebut dapat disimpulkan bahwa return adalah tingkat pengembalian atau imbal
(realized return) yang sudah terjadi atau return ekspektasian (expected return)
yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang”.
Pt-1
Keterangan:
Rit : return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t
Pt : harga saham i pada waktu t
Pt-1 : harga saham I pada waktu t
Dt : dividen yang dibagikan
E(Rit) =
∑ Rij
t =1
t
Keterangan:
E(Rit) : return ekspektasian saham i waktu t
Rij : return realisasian sekuritas i pada periode estimasi ke-j
t : lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
5. Risiko
investor juga harus menanggung tingkat risiko ketika berinvestasi. Risiko (risk)
rendah pada produk bebas risiko (risk free asset). Dalam konteks manajemen
investasi, risiko merupakan perbedaan antara imbal hasil yang diharapkan dengan
imbal hasil yang benar-benar diterima oleh investor. Selisih antara imbal hasil
(Halim, 2015:50-51) :
6. Portofolio
Dalam melakukan investasi, investor tidak dapat menghindari adanya
variabilitas pendapatan yang diharapkan akan lebih stabil” (Sudana, 2009: 46).
sekumpulan aset, baik berupa real assets maupun financial assets yang dimiliki
21
merupakan kombinasi dari dua atau lebih sekuritas atau aset”. Adapun menurut
Investor dapat membentuk kombinasi sekuritas yang memberikan return dan risk
yang optimal.
Menurut Tandelilin (2017:163) ada tiga konsep dasar yang perlu dipahami
portofolio tersebut dapat memberikan expected return terbesar dengan risk yang
sama, atau memberikan risk terkecil dengan expected return yang sama”.
kombinasi sekuritas yang terbaik. Adapun kurva portofolio efisien dan portofolio
kumpulan portofolio yang tersedia untuk investor. Garis BCDE merupakan garis
permukaan yang efisien. Permukaan efisien berisi kombinasi dari aset pembentuk
portofolio efisien dan merupakan pilihan portofolio yang terbaik bagi investor.
Garis BCDE lebih baik dari garis AGH karena dapat memberikan tingkat return
yang lebih tinggi dengan tingkat risiko yang sama dibandingkan dengan garis
AGH.
dipilih investor dari garis BCDE, hal ini didasarkan dari preferensi investor
indiferen dengan garis permukaan efisien di titik D. Oleh karena itu, portofolio
optimal bagi investor berada pada titik D karena menawarkan return ekspektasian
kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi efek yang memberikan return yang
tidak berbeda bagi investor (Halim, 2015: 65). Kemiringan (slope) positif kurva
besar sebagai kompensasi atas risiko yang lebih tinggi. Adapun kurva indiferen
sebagai berikut:
u3
u2
u1
Return harapan, Rp
Peningkatan
utilitas
u3 u1b
u2
u1a
u1
Risiko, p
berbeda bagi investor, karena semua titik dalam kurva menunjukkan seberapa
besar investor tidak menyukai risiko (risk averter). Dari gambar di atas
menunjukkan bahwa semakin jauh suatu kurva indiferen dari sumbu horizontal,
maka semakin tinggi tingkat utilitas bagi investor. Semakin tinggi utilitas kurva
indiferen berarti semakin tinggi tingkat return ekspektasian pada setiap tingkat
yang memberikan tingkat return ekspektasian tertinggi dan investor yang rasional
berbagai aset, baik aset risiko maupun aset bebas risiko. Semakin enggan seorang
investor terhadap risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan cenderung
lebih banyak pada aset yang bebas risiko. Aset berisiko adalah aset-aset yang
aset berisiko adalah saham. Sedangkan aset bebas risiko (risk free assets)
merupakan aset tingkat returnya dapat dipastikan saat ini yang ditunjukkan
dengan varians return yang sama dengan nol. Contoh aset bebas risiko adalah
Indonesia (SBI).
Model indeks tunggal adalah pendekatan lain dari penilaian imbal hasil
(return) dan risiko dari suatu saham dan portofolio. Model ini dikembangkan oleh
25
Markowitz.
tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga pasar selalu berfluktuasi atau
bergerak searah dengan pergerakan pasar. Hal ini menyarankan bahwa return-
return dari sekuritas mungkim berkorelasi karena adanya reaksi umum (common
response) terhadap perubahan nilai pasar. Dengan dasar ini, return dari sekuritas
dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai berikut
(Hartono, 2017:428):
Ri = ai +βi . RM
Keterangan:
Ri = return sekuritas ke-i
ai = suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas
ke-i yang independen terhadap kinerja pasar
βi = koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari perubahan Rm
RM = tingkat return dari indeks pasar
pasar, sehingga dapat dipecah menjadi nilai ai= αi +ei, maka akan didapatkan
Ri = αi +βi . Rm + ei
Keterangan:
αi = nilai ekspektasian dari return sekuritas yang independen terhadap
return saham
26
ekspektaian (expected return) dan risiko (varian return) sekuritas sebagai berikut:
E (Ri) = αi + βi . E(RM)
Rumus risiko (varian return) sekuritas:
tunggal didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah sekuritas
dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Angka tersebut adalah nilai ERB
(excess return to beta) dan membandingkan dengan nilai cut-off point atau titik
pembatas yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Nilai
ERB yang lebih kecil dari nilai pembatas atau cut-off point tidak termasuk ke
Keterangan:
E( Ri) = return ekspektasian untuk sekuritas ke-i
RBR = return aktiva bebas risiko
βi2 = Beta sekuritas ke-i
σei2 = varian kesalahan residu sekuritas ke-i
3. Menghitung nilai Ci (cut-off rate)
27
Adapun rumus untuk menghitung besarnya proporsi dana adalah sebagai berikut
Zi
k
Wi =
∑ Zj
j =1
8. Indeks LQ-45
transaksi pada pasar modal masih tergolong tipis (thin market), yaitu pasar modal
28
tepat sebagai indikator kegiatan di pasar modal (Hartono, 2017:171). Indeks LQ-
45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 dan merupakan hari dasar indeks dengan
paling aktif diperdagangkan dan diperbarui setiap 6 bulan sekali pada awal bulan
B. Penelitian Terdahulu
penelitian ini dijadikan sebagai referensi dan sumber data pendukung bagi peneliti
Peneliti Penelitian
(Tahun)
1 Hanif, dkk Optimasi Portofolio Hasil penelitian ini Persamaan penelitian ini
0,27%.
menggunakan periode
dikembangkan
menggunakan periode
(Maret 2020-Desember
2021).
Februari 2017-Januari
2021. Sedangkan
penelitian yang
dikembangkan
menggunakan periode
Maret 2020-Desember
2021.
menggunakan periode
dikembangkan
menggunakan periode
Maret 2020-Desember
2021.
penelitian dilakukan
2016-Agustus 2018),
sedangkan periode
(Maret 2020-Desember
2021).
penelitian dilakukan
sedangkan periode
(Maret 2020-Desember
2021).
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel dan objek
penelitian. Pada penelitian ini menggunakan objek yang digunakan yaitu Indeks
antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak
periode penelitian, pada penelitian ini periode yang digunakan yaitu bulan Maret
2020-Desember 2021.
35
C. Kerangka Pikir
dilakukan oleh investor. Oleh karena itu, perlunya diversifikasi atau pembentukan
Model yang digunakan dalam membentuk portofolio optimal pada penelitian ini
adalah Single Index Model pada saham indeks LQ-45. Tahap pertama yang
dilakukan adalah memilih saham-saham yang konsisten masuk dalam indeks LQ-
mengumpulkan data-data harga saham bulanan yaitu data closing price LQ-45,
closing price IHSG, dan data BI rate. Kemudian menghitung portofolio optimal
menggunakan Single Index Model adalah menghitung return dan expected return
dari saham individual dan pasar, menghitung alpha, beta dan variance error
(Ci) dan menentukan nilai cut-off point (C*), kemudian menentukan saham yang
(ERB) dengan nilai cut-off point (C*) untuk masing-masing saham. Setelah
Menghitung Menghitung
Menghitung Risk
Proporsi dana Expected Return
Portofolio
saham individual Portofolio
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
variabel dalam penelitian ini adalah single index model yang digunakan untuk
2. Desain Penelitian
merupakan penelitian yang berupa angka-angka sebagai alat analisis yang ingin
optimal pada saham-saham yang tergabung dalam indeks LQ-45 periode Maret
dengan teknik dokumentasi berupa data closing price harga saham bulanan,
closing price IHSG, dan data BI rate selama periode penelitian. Data yang
51
52
Penelitian Lapangan:
Penelitian Kepustakaan:
- Pasar modal
- Investasi Teknik Pengumpulan Data:
- Saham Dokumentasi
- Return
- Portofolio
- Single Index Model
- Indeks LQ-35
Analisis Data:
Hasil Penelitian
dari investasi saham perusahaan LQ45 selama periode penelitian. Rumus return
Pit −Pit −1
Rit = (3.1)
Pit −1
Keterangan:
Rit = return realisasian saham ke-i pada periode estimasi ke-t
Pit = closing price saham i pada waktu t
Pit-1 = closing price saham i pada waktu t-1
indeks pasar selama periode penelitian. Rumus return pasar sebagai berikut:
IHSGt −IHSGt−1
Rm = (3.2)
IHSGt−1
Keterangan:
Rm = return realisasian pasar pada periode estimasi ke-t
IHSGt = closing price IHSG pada waktu t
IHSGt-1 = closing price IHSG pada waktu t-1
2. Expected return saham dan pasar
investor dari suatu invetasi saham yang dilakukan. Rumus expected return dapat
berikut:
54
t2
E(Rit) =
∑ Rit (3.3)
j=t
t
Keterangan:
E(Rit) = return ekspektasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t
Rij = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
t = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai degan t2
indeks pasar selama periode penelitian. Rumus expected return pasar sebagai
berikut:
t2
E(Rm) = j=t 1
∑ Rm (3.4)
t
Keterangan:
E(Rm) = return ekspektasian pasar
Rm = return pasar
t = lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai t2
Risiko (varian dan standar deviasi) saham adalah pengukur risiko dari
expected return tiap saham perusahaan LQ45 selama periode penelitian. Varian
yang digunakan dalam menghitung varian dan standar deviasi sebagai berikut:
Rumus varian:
n
σi2 =
∑ (Rit−E ( Rit ))2 (3.5)
i=1
n
Rumus standar deviasi:
σi = √ σi 2 (3.6)
Keterangan:
55
Risiko (varian dan standar deviasi) pasar merupakan pengukur risiko dari
Rumus varian:
n
σm2 =
∑ (Rm−E ( Rm ) )2 (3.7)
i=1
n
Rumus standar deviasi:
σm = √ σm 2 (3.8)
Keterangan:
σm2 = varians return saham i
σm = standar deviasi saham i
Rm = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t
E(Rm) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-t
n = jumlah periode observasi
dengan return pasar. Beta dapat dihitung dengan menggunakan program Microsoft
Excel dengan rumus =SLOPE. Menurut Hartono (2017:471) rumus beta saham
σim
βi = 2 (3.9)
σm
Keterangan:
βi = beta saham i
σim = kovarian return saham dengan return pasar
σm 2
= varian return pasar
56
Alpha merupakan return saham yang tidak dipengaruhi oleh return pasar.
Keterangan:
αi = alpha saham i
E(Rit) = return ekspektasian saham i pada waktu t
βi = beta saham i
E(Rmt) = return ekspektasian pasar pada waktu t
terdapat pada tiap saham perusahaan LQ45 selama periode penelitian yang dapat
Keterangan:
σ2ei = variance error residual saham
σi2 =
varians return saham ke-i
βi =
beta saham ke-i
σm 2
= varians return pasar
6. Excess Return to Beta (ERB)
bebas risiko. Excess Return to Beta (ERB) mengukur kelebihan return relatif
terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan
E ( Ri )−Rf
ERBi = (3.12)
βi
Keterangan:
ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i
E(Ri) = return ekspektasian berdasarkan model indeks tunggal untuk
sekuritas ke-i
RBR = return aktiva bebas risiko
βi = beta sekuritas ke-i
Cut-off point (C*) merupakan nilai yang menjadi titik pembatas yang
penelitian yang layak masuk ke dalam portofolio optimal. Untuk menentukan nilai
cut-off point terlebih dahulu kita harus menghitung nilai cut-off rate. Nilai cut-off
rate terbesar merupakan nilai pembatas atau nilai cut-off point. Menurut Hartono
(2017:451) untuk menghitung nilai cut-off rate terlebih dahulu menghitung nilai
Ai = ¿ ¿ (3.13)
βi 2
Bi = (3.14)
σei 2
Keterangan:
E( Ri) = return ekspektasian untuk sekuritas ke-i
Rf = return aktiva bebas risiko
βi = Beta sekuritas ke-i
βi2 = kuadrat beta saham ke-1
σei2 = varian kesalahan residu sekuritas ke-i
selanjutnya menghitung nilai cut-off rate (Ci) dengan rumus sebagai berikut:
58
i
σM
2
∑ Ai
i=1
Ci = i (3.15)
1+ σM
2
∑ Bi
i=1
Keterangan:
σM2 = varian dari return indeks pasar
8. Portofolio Optimal
besarnya nilai Excess Return to Beta (ERB) tiap saham perusahaan LQ-45 selama
periode penelitian yang ditentukan oleh nilai pembatas atau cut-off point (C*= Ci
terbesar). Jika nilai ERB saham perusahaan lebih besar atau sama dengan nilai
cut-off point (ERB > C*) maka saham perusahaan tersebut masuk dalam
portofolio optimal.
9. Proporsi dana
Proporsi dana adalah besarnya proporsi dana yang akan diinvestasikan pada
besarnya proporsi dana untuk setiap saham perusahaan adalah sebagai berikut:
Zi
k
Wi = (3.16)
∑ Zj
j =1
βi
Zi = 2
(ERBi−C¿ ) (3.17)
σei
Keterangan:
Wi = proporsi sekuritas ke-i
K = jumlah sekuritas di portofolio optimal
β = beta sekuritas ke-i
59
Alpha dari portofolio (αp) merupakan rata-rata tertimbang dari alpha tiap-
tiap saham (αi) yang masuk dalam portofolio optimal. Menurut Hartono
Keterangan:
αp = alpha portofolio
Wi = proporsi dana saham ke-i
αi = alpha saham ke-i
saham (βi) yang masuk dalam portofolio optimal. Menurut Hartono (2017:444)
Keterangan:
βp = beta portofolio
Wi = proporsi dana saham ke-i
βi = beta saham ke-i
dari investasi yang dilakukan dalam portofolio optimal pada saham perusahaan
Keterangan:
E(Rp) = expected return portofolio
E(Rm) = expected return pasar
αp = alpha portofolio
βp = beta portofolio
σp = √ σp2 (3.22)
Keterangan:
σp = varians portofolio
σp 2
= standar deviasi portofolio
βp2 = beta portofolio
σm 2
= varians pasar
Wi = proporsi dana saham
σei = varians kesalahan residu
1. Populasi
kelompok) yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
61
2. Sampel
sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih untuk menjadi sampel. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian
Desember 2021
2. Data yang dibutuhkan dapat diakses dan tersedia lengkap selama periode
merupakan data sekunder yang diperoleh dari bentu publikasi, literatur, penelitian
terdahulu, dan laporan yang dipublikasikan serta website resmi penyedia data dan
informasi lainnya. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
Desember 2021
2. Data closing price bulanan saham perusahaan LQ-45 yang didapatkan dari
3. Data closing price bulanan Indeks Harga Saham Gaabungan (IHSG) yang
2021.
2020-Desember 2021
64
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah single
standar deviasi) pasar dengan persamaan (3.2), (3.4), (3.7) dan (3.8).
(3.11).
(3.15)
65
11. Menghitung alpha dan beta portofolio dengan persamaan (3.18) dan (3.19)
12. Menghitung expected return dan risk (varian dan standar deviasi)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh dari sebelum Indonesia
merdeka yaitu sejak jaman kolonial Belanda tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pada saat itu, pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda
disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
Perang Dunia I dan dibuka kembali pada tahun 1925-1942 namun ditutup
kembali pada tahun 1942 selama Perang Dunia II. Pada 10 Agustus 1977
Pada tahun 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES)
digabung dan diberi nama Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga saat ini. Kantor
Bursa Efek Indonesia saat ini bertempat di Towe 1, Lantai 6 Jl. Jendral
Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190. Adapun website resmi Bursa Efek
Adapun visi dan misi Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut:
1) Visi
2) Misi
Jadwal aktivitas transaksi jual beli sekuritas di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yaitu setiap hari Senin-Jumat yang dibagi dalam dua sesi setiap harinya yaitu
sebagai berikut:
2. Indeks LQ 45
indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas
tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan
yang baik. Indeks LQ 45 diperbarui setiap 6 bulan sekali pada awal bulan Februari
B. Penyajian Data
68
tercatat dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Maret 2020-
sampel penelitian. Data harga penutupan saham (closing price) perusahaan dapat
LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode Maret 2020- Desember 2021 dapat dilihat
pada lampiran 2.
mengukur kinerja pasar saham dalam penelitian ini. Data Indeks Harga Saham
harga penutupan (closing price) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode
Tabel 4.2 Closing Price IHSG Periode Maret 2020- Desember 2021
Feb-21 6.242
Mar-21 5.986
Apr-21 5.996
May-21 5.947
Jun-21 5.985
Jul-21 6.070
Aug-21 6.150
Sep-21 6.287
Oct-21 6.591
Nov-21 6.534
Dec-21 6.581
Sumber: Yahoo Finance
mengalami fluktuasi. Pada awal bulan Maret 2020 nilai IHSG terendah mencapai
4.539. Adapun nilai IHSG tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2021 mencapai
harga 6.591.
tingkat suku bunga bebas risiko atau risk free. Data BI Rate merupakan bunga
bulanan yang pengembaliannya dalam kurun waktu satu bulan. Data ini dapat
diperoleh dari www.bi.go.id . Berikut data dari BI Rate periode Maret 2020-
Desember 2021.
Jul-20 4,00
Aug-20 4,00
Sep-20 4,00
Oct-20 4,00
Nov-20 3,75
Dec-20 3,75
Jan-21 3,75
Feb-21 3,50
Mar-21 3,50
Apr-21 3,50
May-21 3,50
Jun-21 3,50
Jul-21 3,50
Aug-21 3,50
Sep-21 3,50
Oct-21 3,50
Nov-21 3,50
Dec-21 3,50
Sumber: www.bi.go.id
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa data BI Rate setiap
bulannya mengalami penurunan secara terus menerus hingga mencapai 3,5% pada
menggunakan rumus dengan persamaan (3.1), dalam penelitian ini realized return
dapat dilihat pada lampiran 2. Setelah mengetahui nilai dari realized return
71
program Microsoft Excel. Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan realized
realized return dan expected return positif sedangkan 4 saham lainnya memiliki
realized return dan expected return negatif. Nilai expected return terbesar terdapat
pada saham perusahaan Aneka Tambang Tbk (ANTM) yaitu sebesar 0,0956 atau
9,56% yang berarti bahwa jika berinvestasi pada Aneka Tambang Tbk (ANTM)
expected return terkecil yaitu perusahaan Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yaitu
sebesar -0,0242 atau -2,42% yang berarti jika investor berinvestasi pada
Gudang Garam Tbk (GGRM), H.M Sampoerna Tbk (HMSP), dan Indofood CBP
memberikan expected return yang positif. Investor yang rasional pasti akan
memilih untuk berinvestasi pada saham yang memberikan expected return positif.
Risiko dalam indeks tunggal terdiri dari varian dan standar deviasi. Varian
yang memiliki risiko tertinggi yaitu perusahaan Aneka Tambang Tbk (ANTM)
dengan nilai varian sebesar 0,0393 atau 3,93% dan standar deviasi sebesar 0,1983
atau sebesar 19,83%. Adapun perusahaan yang memiliki risiko terendah yaitu
perusahaan Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai varian sebesar 0,0040
atau 0,4% dan standar deviasi sebesar 0,0631 atau 6,31%. Hal ini menunjukkan
bahwa saham yang paling berisiko adalah perusahaan Aneka Tambang Tbk
(ANTM) karena semakin tinggi nilai varian dan standar deviasi maka semakin
besar pula penyimpangan antara realized return dan expected return. Adapun bagi
investor yang memiliki preferensi risk averse akan memilih berinvestasi pada
75
saham perusahaan Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki risiko yang
deviasi) pasar
Efek Indonesia (BEI). Realized return dapat dihitung dengan menggunakan rumus
persamaan (3.2), expected return dengan rumus persamaan (3.4) atau dapat
standar deviasi dapat menggunakan rumus pada persamaan (3.7) dan (3.8) atau
dapat menggunakan rumus pada Microsoft Excel dengan formula =VAR dan
=SQRT. Berikut tabel hasil perhitungan realized return, expected return, risiko
Tabel 4.6 realized return, expected return, risiko (varian dan standar
deviasi) pasar
Bulan Closing Price Pasar Realized Return Pasar
Mar-20 4.539
Apr-20 4.716 0,0391
May-20 4.754 0,0079
Jun-20 4.905 0,0319
Jul-20 5.150 0,0498
Aug-20 5.238 0,0173
Sep-20 4.870 -0,0703
Oct-20 5.128 0,0530
Nov-20 5.612 0,0944
Dec-20 5.979 0,0653
Jan-21 5.862 -0,0195
Feb-21 6.242 0,0647
Mar-21 5.986 -0,0411
Apr-21 5.996 0,0017
May-21 5.947 -0,0080
76
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa data IHSG selama
pada bulan November 2020 sebesar 0,0944 atau 9,44% dan yang terendah terjadi
pada bulan September 2020 sebesar -0,0703 atau sebesar -7,03% . Sedangkan
expected return pasar sebesar 0,0185 atau 1,85% perbulan dengan risiko yang
ditunjukkan dengan varian sebesar 0,0014 atau 0,14% dan standar deviasi sebesar
0,0370 atau 3,7%. Berdasarkan data di atas menunjukkan expected return yang
pengembalian yang digunakan, maka dalam penelitian ini nilai risk free yang
digunakan yaitu data dari BI rate selama periode Maret 2020-Desember 2021
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berikut data dari BI rate selama periode
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rata-rata suku bunga aktiva
bebas risiko (risk free) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selama periode Maret
2020-Desember 2021 sebesar 0,0032 atau 0,32% perbulan. Artinya, jika investor
sebesar 0,0032 atau 0,32% perbulan dengan risiko 0%. Hal ini karena investasi
saham individual
78
variance error residual atau risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat
tabel hasil perhitungan alpha, beta, variance error residual masing-masing saham
individual:
Tabel 4.8 alpha, beta, variance error residual (unsystematic risk) saham
individual
N Kode
o Nama Perusahaan Saham αi βi σei
1 Ace Hardware Indonesia Tbk. ACES -0,0092 0,6440 0,0063
2 Adaro Energy Tbk. ADRO 0,0387 0,5002 0,0178
3 AKR Corporindo Tbk. AKRA 0,0078 1,7068 0,0041
4 Aneka Tambang Tbk. ANTM 0,0321 3,4256 0,0232
5 Astra International Tbk. ASII 0,0072 0,8187 0,0078
6 Bank Central Asia Tbk. BBCA -0,0065 1,1786 0,0021
7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI -0,0061 2,1471 0,0070
8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI -0,0118 1,6321 0,0039
9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN -0,0085 3,2285 0,0235
10 Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 0,0001 1,2238 0,0045
11 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN 0,0018 0,5656 0,0067
12 Erajaya Swasembada Tbk. ERAA 0,0469 0,9571 0,0155
13 XL Axiata Tbk. EXCL 0,0002 1,4980 0,0088
14 Vale Indonesia Tbk. INCO 0,0094 1,8812 0,0080
15 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF -0,0030 0,2712 0,0045
16 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. INKP 0,0171 1,4144 0,0208
79
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai alpha tertinggi
sebesar 0,0678 sedangkan nilai alpha terkecil adalah perusahaan Media Nusantara
Citra Tbk (MNCN) dengan nilai -0,0350. Hal ini berarti saham perusahaan yang
terhadap return pasar, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai alpha negatif
berarti saham tersebut dapat memberikan kerugian pada nilai expected return
perusahaan PP (Persero) Tbk (PTPP) sebesar 3,7411 sedangkan nilai beta terkecil
beta < 1 artinya return saham pada perusahaan tersebut tidak terlalu dipengaruhi
Selain itu, berdasarkan pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui nilai variance
error residual atau risiko tidak sistematis tertinggi terdapat pada saham Timah
Tbk. (TKIM) sebesar 0,0237 atau 2,37%, sedangkan risiko tidak sistematis
terendah terdapat pada perusahaan Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar
ERB (excess return to beta) mengukur kelebihan return saham atas return
aktiva bebas risiko (risk free rate) dengan beta saham. ERB juga mengukur kinerja
saham dengan risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang menjadi faktor penentu
persamaan (3.12). berikut tabel hasil perhitungan Excess Return to Beta (ERB)
masing-masing saham.
Kode
No Nama Perusahaan Saham ERB
1 Ace Hardware Indonesia Tbk. ACES -0,0007
2 Adaro Energy Tbk. ADRO 0,0895
3 AKR Corporindo Tbk. AKRA 0,0212
4 Aneka Tambang Tbk. ANTM 0,0270
5 Astra International Tbk. ASII 0,0235
6 Bank Central Asia Tbk. BBCA 0,0104
7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 0,0142
8 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 0,0094
9 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN 0,0149
81
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai ERB terbesar
terdapat pada perusahaan Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan nilai 0,0895,
sedangkan saham perusahaan yang memiliki nilai ERB terkecil adalah Tower
memiliki nilai ERB negatif terdapat 3 saham dan saham ini tidak dimasukkan ke
g. Menghitung nilai cut-off rate (Ci) dan menentukan cut-off point (C*)
82
Cut-off rate (Ci) merupakan hasil perkalian dari varian pasar dengan
kumulatif nilai Ai dan dibagi dengan penjumlahan konstanta dan hasil kali varian
pasar dengan kumulatif nilai Bi. Sedangkan nilai Cut-off point merupakan nilai
cut-off rate terbesar. Nilai cut-off point merupakan nilai yang menjadi titik
Sebelum menentukan nilai cut-off rate terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan Bi
dengan menggunakan rumus pada persamaan (3.13) dan (3.14), setelah itu
menghitung nilai cut-off rate (Ci) dengan persamaan (3.15) kemudian menentukan
nilai cut-off point (C*) yaitu nilai cut-off rate (Ci) terbesar. Berikut ini merupakan
Tabel 4.10 nilai Ai, Bi, Cut-off Rate ( Ci) dan Cut-off Point (C*)
No Kode Saham Ai Bi Ci C*
1 ADRO 1,2558 14,0271 0,0017 0,0111
2 AKRA 15,2426 717,5206 0,0105 0,0111
3 ANTM 13,6482 505,5234 0,0111 0,0111
4 ASII 2,0232 86,2754 0,0025 0,0111
5 BBCA 6,9554 670,5401 0,0050 0,0111
6 BBNI 9,4121 662,0811 0,0068 0,0111
7 BBRI 6,4531 687,6646 0,0046 0,0111
8 BBTN 6,6183 443,3617 0,0056 0,0111
9 BMRI 5,3050 331,0730 0,0050 0,0111
10 CPIN 0,7726 47,9127 0,0010 0,0111
11 ERAA 3,8008 59,1740 0,0048 0,0111
12 EXCL 4,2307 255,2098 0,0043 0,0111
13 INCO 9,6168 440,3869 0,0082 0,0111
14 INKP 2,7238 95,9705 0,0033 0,0111
15 INTP 0,1901 157,9981 0,0002 0,0111
16 ITMG 4,7514 172,2391 0,0053 0,0111
17 JPFA 1,7499 45,0002 0,0023 0,0111
18 JSMR 3,3222 187,1841 0,0036 0,0111
19 KLBF 0,9169 19,9123 0,0012 0,0111
20 MNCN 1,0730 935,4164 0,0006 0,0111
21 PGAS 18,3163 1770,9625 0,0073 0,0111
83
atau nilai cut-off point (C*) yaitu pada perusahaan Aneka Tambang Tbk (ANTM)
excess return to beta (ERB) dengan nilai cut-off point (C*). Jika saham tersebut
ERB > C* maka termasuk dalam portofolio optimal. Berikut ini merupakan tabel
Kode Keputusa
No Nama Perusahaan Saham ERB C* n
0,011
1 Adaro Energy Tbk. ADRO 0,0895 > 1 Optimal
0,011
2 AKR Corporindo Tbk. AKRA 0,0212 > 1 Optimal
0,011
3 Aneka Tambang Tbk. ANTM 0,0270 > 1 Optimal
0,011
4 Astra International Tbk. ASII 0,0235 > 1 Optimal
84
0,011
5 Bank Central Asia Tbk. BBCA 0,0104 < 1 -
Bank Negara Indonesia 0,011
6 (Persero) Tbk. BBNI 0,0142 > 1 Optimal
Bank Rakyat Indonesia 0,011
7 (Persero) Tbk. BBRI 0,0094 < 1 -
Bank Tabungan Negara 0,011
8 (Persero) Tbk. BBTN 0,0149 > 1 Optimal
Bank Mandiri (Persero) 0,011
9 Tbk. BMRI 0,0160 > 1 Optimal
Charoen Pokphand 0,011
10 Indonesia Tbk. CPIN 0,0161 > 1 Optimal
0,011
11 Erajaya Swasembada Tbk. ERAA 0,0642 > 1 Optimal
0,011
12 XL Axiata Tbk. EXCL 0,0166 > 1 Optimal
0,011
13 Vale Indonesia Tbk. INCO 0,0218 > 1 Optimal
Indah Kiat Pulp & Paper 0,011
14 Tbk. INKP 0,0284 > 1 Optimal
Indocement Tunggal 0,011
15 Prakarsa Tbk. INTP 0,0012 < 1 -
Indo Tambangraya Megah 0,011
16 Tbk. ITMG 0,0276 > 1 Optimal
Japfa Comfeed Indonesia 0,011
17 Tbk. JPFA 0,0389 > 1 Optimal
0,011
18 Jasa Marga (Persero) Tbk. JSMR 0,0177 > 1 Optimal
0,011
19 Kalbe Farma Tbk. KLBF 0,0460 > 1 Optimal
Media Nusantara Citra 0,011
20 Tbk. MNCN 0,0011 < 1 -
Perusahaan Gas Negara 0,011
21 Tbk. PGAS 0,0103 < 1 -
0,011
22 Bukit Asam Tbk. PTBA 0,0098 < 1 -
0,011
23 PP (Persero) Tbk. PTPP 0,0105 < 1 -
0,011
24 Pakuwon Jati Tbk. PWON 0,0111 < 1 -
Semen Indonesia 0,011
25 (Persero) Tbk. SMGR 0,0011 < 1 -
0,011
26 Timah Tbk. TKIM 0,0157 > 1 Optimal
27 Telkom Indonesia TLKM 0,0084 < 0,011 -
85
(Persero) Tbk. 1
Sarana Menara Nusantara 0,011
28 Tbk. TOWR 0,0293 > 1 Optimal
Wijaya Karya (Persero) 0,011
29 Tbk. WIKA 0,0077 < 1 -
Keterangan:
Abu-abu : ERB < C*
Sumber: data diolah
yang memiliki nilai ERB lebih besar dari nilai cut-off point sehingga termasuk
dalam portofolio optimal. Adapun 18 saham tersebut yaitu Adaro Energy Tbk
(ADRO), AKR Corporindo Tbk (AKRA), Aneka Tambang Tbk (ANTM), Astra
International Tbk (ASII), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI),
XL Axiata Tbk (EXCL), Vale Indonesia Tbk (INCO), Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk (INKP), Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Japfa Comfeed Indonesia
Tbk (JPFA), Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Kalbe Farma Tbk (KLBF),
optimal
investasi suatu saham yang masuk dalam portofolio optimal. Untuk menghitung
dana dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan (3.16) dan skala
tertimbang (Zi) dapat menggunakan rumus pada persamaan (3.17). Berikut tabel
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai proporsi dana
untuk masing-masing saham yaitu Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar 0,0746
atau 7,46%, AKR Corporindo Tbk (AKRA) sebesar 0,1451 atau 14,51%, Aneka
Tambang Tbk (ANTM) sebesar 0,0797 atau 7,97%, Astra International Tbk
87
(ASII) sebesar 0,0442 atau 4,42% , Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
sebesar 0,0330 atau 3,3% , Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebesar
0,0180 atau 1,8%, Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 0,0455 atau
4,55%, Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) sebesar 0,0145 atau 1,45%,
Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) sebesar 0,1114 atau 11,14%, XL Axiata Tbk
(EXCL) sebesar 0,0319 atau 3,19%, Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar 0,0855
atau 8,55%, Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) sebesar 0,0398 atau 3,98%,
Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 0,0508 atau 5,08%, Japfa
Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) sebesar 0,0486 atau 4,86%, Jasa Marga (Persero)
Tbk (JSMR) sebesar 0,0337 atau 3,37% , Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebesar
0,0830 atau 8,3%, Timah Tbk (TKIM) sebesar 0,0185 atau 1,85%, dan Sarana
Adapun saham yang memiliki nilai proporsi dana terbesar yaitu terdapat
perusahaan AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan proporsi dana sebesar 0,1451
atau 14,51%, artinya jika berinvestasi pada AKRA memerlukan dana sebesar
14,51% dari total dana yang akan diinvestasikan. Sedangkan saham dengan
proporsi dana terkecil yaitu saham Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
sebesar 0,0145 atau 1,45% dari total dana yang akan digunakan untuk
berinvestasi.
tertimbang dari alpha, beta, variance error residual masing-masing saham saham
yang membentuk portofolio. Alpha, beta dan variance error residual dapat
88
dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan (3.18) dan (3.19). berikut
hasil perhitungan Alpha, beta dan variance error residual masing-masing saham
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa nilai alpha portofolio
oleh return pasar sebesar 0,0168 atau 1,68%. Nilai beta portofolio sebesar 1,4565
pasar sebesar 1,4565 atau 145,65%. Sedangkan nilai variance error residual
portofolio optimal
merupakan risiko dari portofolio optimal yang terbentuk. Rumus yang digunakan
persamaan (3.21) dan (3.22). Berikut tabel hasil perhitungan expected return dan
Tabel 4.14 expected return dan risk (varian dan standar deviasi)
portofolio optimal
E(Rp) σ 2p σp
0,0438 0,0029 0,0541
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa dari portofolio optimal
yang terbentuk mampu memberikan expected return sebesar 0,0438 atau 4,38%.
Expected return portofolio yang diperoleh lebih besar dari expected return pasar
(IHSG) sebesar 0,0185 atau 1,85%. Hal ini memberikan pengaruh terhadap
expected return pasar. Adapun risiko portofolio optimal yang terbentuk dengan
nilai varian sebesar 0,0029 atau 0,29% dan standar deviasi sebesar 0,0541 atau
5,41%.
90
D. Pembahasan
saham tersebut mengalami kerugian atau capital loss selama periode penelitian.
Saham yang memiliki nilai return terbesar adalah Aneka Tambang Tbk
(ANTM) dengan nilai realized return sebesar 2,0080 atau 200,8% dan nilai
expected return sebesar 0,0956 atau 9,56%. Aneka Tambang Tbk (ANTM)
emas, perak, bauksit dan batubara (Antam.com). Dikutip dari website resmi
kinerja penjualan bersih sebesar Rp 27,37 Triliun pada tahun 2020. Capaian laba
kotor perusahaan mencapai Rp 4,48 Triliun pada tahun 2020 tumbuh lebih tinggi
dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 4,45 Triliun. Adapun laba usaha ANTM
pada tahun 2020 mencapai Rp 2,03 Triliun atau tumbuh sebesar 113%
91
Dengan adanya capaian produksi dan penjualan yang positif, ANTM mampu
mencapai laba tahun berjalan sebesar Rp 1,15 Triliun atau naik sebesar 439%
Saham ANTM juga menunjukkan kinerja positif, tercatat pada akhir Desember
2020 harga closing price ANTM tercatat sebesar Rp 1.935 per saham, meningkat
signifikan 130% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp 840 per saham. Pada akhir
tumbuh 114% dari jumlah pemegang saham ANTM tahun 2019 sebesar 66.466
investor. Dengan adanya lonjakan laba yang besar maka akan berdampak pada
besarnya return yang akan diperoleh investor jika berinvestasi pada saham PT.
Indonesia Tbk (UNVR) dengan nilai realized retun sebesar -0,5072 dan nilai
expected return sebesar -0,0242. Hal ini disebabkan karena adanya pandemi
Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami penuruan baik tahun 2020 maupun
Rp7,16 Triliun atau turun 3,11% dari tahun 2019 sebesar Rp7,39 Triliun dan pada
tahun 2021 UNVR mencatat laba sebesar Rp5,76 Triliun atau turun 19,6%
pada tahun 2020 sebesar Rp42,97 Triliun dan pada tahun 2021 UNVR mencatat
penjualan bersih sebesar Rp39,5 Triliun atau turun 7,97% dibandingkan pada
anjloknya harga saham dari tahun ke tahun. Penurunan harga saham ini akan
berdampak pada return atau tingkat pengembalian yang akan diterima oleh
investor.
Semakin tinggi return atau tingkat pengembalian yang diterima investor maka
akan semakin tinggi pula risiko yang akan diterima investor, begitupun
sebaliknya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan dimana saham
yang memberikan tingkat pengembalian atau return yang tinggi juga memberikan
risiko yang tinggi pula. Saham dengan risiko tertinggi berdasarkan perhitungan
varians dan standar deviasi dari masing-masing saham yaitu PT. Aneka Tambang
Tbk (ANTM) dengan varians sebesar 0,0393 atau 3,93% dan standar deviasi
0,1983 atau 19,83%. Sedangkan saham dengan varians dan standar deviasi
terendah yaitu PT. Bank Sentral Asia Tbk (BBCA) dengan varian sebesar 0,004
menghasilkan nilai expected return sebesar 0,0185 atau 1,85% per bulan dengan
tingkat risiko dengan hasil perhitungan varian sebesar 0,0014 atau 0,14% dan
standar deviasi sebesar 0,037 atau 3,7%. Return yang positif menunjukkan
Pada penelitian ini juga menghasilkan risk free yang dihitung dengan rata-rata
rate senilai 0,038 atau 3,8% pertahun atau sebesar 0,0032 atau 0,32% perbulan.
berinvestasi di pasar modal. Dimana jika tingkat pengembalian lebih besar dari
tingkat pengembalian bebas risiko (risk free) menunjukkan bahwa investasi saham
ini return pasar lebih tinggi dibandingkan return risk free. Hal ini menandakan
dengan cara membandingkan nilai ERB dengan nilai cut-off point. Jika saham
memiliki nilai ERB lebih besar dari nilai cut-off point maka saham tersebut
metode single index model pada saham indeks LQ 45 periode Maret 2020-
optimal yaitu Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar 0,0746 atau 7,46%, AKR
Corporindo Tbk (AKRA) sebesar 0,1451 atau 14,51%, Aneka Tambang Tbk
(ANTM) sebesar 0,0797 atau 7,97%, Astra International Tbk (ASII) sebesar
0,0442 atau 4,42% , Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 0,0330
atau 3,3% , Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebesar 0,0180 atau
1,8%, Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 0,0455 atau 4,55%, Charoen
94
Swasembada Tbk (ERAA) sebesar 0,1114 atau 11,14%, XL Axiata Tbk (EXCL)
sebesar 0,0319 atau 3,19%, Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar 0,0855 atau
8,55%, Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) sebesar 0,0398 atau 3,98%, Indo
Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 0,0508 atau 5,08%, Japfa Comfeed
Indonesia Tbk (JPFA) sebesar 0,0486 atau 4,86%, Jasa Marga (Persero) Tbk
(JSMR) sebesar 0,0337 atau 3,37% , Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebesar 0,0830
atau 8,3%, Timah Tbk (TKIM) sebesar 0,0185 atau 1,85%, dan Sarana Menara
Adapun saham yang memiliki nilai proporsi dana terbesar yaitu terdapat
perusahaan AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan proporsi dana sebesar 0,1451
atau 14,51%, artinya jika berinvestasi pada AKRA memerlukan dana sebesar
14,51% dari 100% dana yang akan diinvestasikan pada saham lainnya. Sedangkan
saham dengan proporsi dana terkecil yaitu saham Charoen Pokphand Indonesia
Tbk (CPIN) sebesar 0,0145 atau 1,45% dari total dana yang akan digunakan untuk
berinvestasi.
95
DAFTAR PUSTAKA
Hanif, A., Hanun, N. R., & Febriansah, R. E. (2021). Optimasi Portofolio Saham
Lq 45 Di Era Pandemi Covid 19. 1–6.
https://doi.org/10.32528/psneb.v0i0.5143
Martini, M., & Djohan, H. A. (2020). Analisis Kinerja Saham Lq45 Sebelum Dan
Selama Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) Di Indonesia.
Jurnal Interprof, 6(2), 156–167.
https://doi.org/10.32767/interprof.v6i2.1195
Nurpiana, I., Permana, A., Kosim, B., Ekonomi dan Bisnis, F., & Muhammadiyah
Palembang, U. (2022). Perbedaan Kinerja Saham Indonesia Sebelum
Dan Selama Masa Pandemi Covid-19. MOTIVASI: Jurnal Manajemen
Dan Bisnis, 7(1), 31–41.
https://jurnal.um-palembang.ac.id/motivasi/article/view/4516
PT Bursa Efek Indonesia. (n.d.). Produk Saham. Retrieved January 25, 1 B.C.E.,
from https://www.idx.co.id/id/produk/saham
dan-statistik/statistik-pasar-modal/Default.aspx#
Syam, S., Rauf, A., & Musa, C. I. (2021). Analisis Pembentukan Portofolio
Optimal Dengan Single Index Model Untuk Proyeksi Investasi Pada
Saham Index LQ-45 Di Bursa. Jurnal Ilmu Manajemen Retail (JIMAT),
2(2), 109–121.