Anda di halaman 1dari 108

GAMBARAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL(SPM)

WAKTU PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS


PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH
SAKIT ISLAM BANJARMASIN
TAHUN 2020

HALAMAN COVERp

RABIATUL AULIAH
17D30390

PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
2020

i
GAMBARAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL(SPM)
WAKTU PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS
PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH
SAKIT ISLAM BANJARMASIN
TAHUN 2020

Proposal Penelitian
Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
(A.Md.RMIK)

RABIATUL AULIAH
17D30390

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
2020

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Rabiatul Auliah


NIM : 17D30390
Program Studi : D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Judul : Gambaran Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis
Pelayanan Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin
Tahun 2020

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini belum diajukan ke
perguaran tinggi manapun dan dalam bentuk apapun, sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka
di bagian Tugas Akhir ini.

Penulis,

[Rabiatul Auliah]

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Rabiatul Auliah


NIM : 17D30390

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diseminarkan.

Banjarbaru, 7 Agustus 2020

Pembimbing Utama,

Ermas Estiyana, S.Si.T., MM


NIDN : 1125117904

Pembimbing Pendamping,

H. Zainal Abidin, SKM., MM

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Rabiatul Auliah


NIM : 17D30390

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disetujui
Pada tanggal : Agustus 2020

Ketua Penguji,

Dr. Muhammad Bimo Harmaji,MM


NIDN :1110059301

Anggota, Anggota,

Ermas Estiyana, S.Si.T., MM H. Zainal Abidin, SKM., MM


NIDN : 112511790

Diketahui :

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi Perekam


Husada Borneo dan Informasi Kesehatan

Faizah Wardhina, S.Si.T., MM Ermas Estiyana, S.Si.T., MM


NIDN : 1118018701 NIDN : 1125117904

Tanggal Lulus : ……………………

v
ABSTRAK

RABIATUL AULIAH, 17D30390

GAMBARAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) WAKTU


PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS PELAYANAN RAWAT JALAN DI
RS ISLAM BANJARMASIN TAHUN 2020

Karya Tulis Ilmiah : Program Studi Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan. 2020

Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu terlihat dari pelayanan yang
baik, ramah, cepat serta nyaman. Semakin cepat waktu penyediaan dokumen
rekam medis pasien maka semakin cepat pelayanan yang diberikan kepada
pasien. Berdasarkan studi pendahuluan di RS islam banjarmasin terdapat waktu
penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan yang telat lebih dari 10 menit
sebanyak 8 dokumen rekam medis (16%). Tujuan dari penelitian ini adalah
Mengetahui gambaran standar pelayanan minimal waktu penyediaan dokumen
rekam medis pelayanan rawat jalan di RS Islam Banjarmasin. Jenis penilitian ini
adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi,stopwatch, dan pedoman wawancara. Besar sampel adalah 95
dokumen rekam medis pasien rawat jalan dengan teknik accedintal sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 24 dokumen rekam medis pasien rawat
jalan yang mengalami keterlambatan waktu ≥ 10 menit dalam penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan
waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan ditinjau dari segi man
(manusia), method (cara kerja), money (uang), material (bahan), dan mechine
(mesin) yaitu kurangnya sumber daya manusia, terjadinya missfile, dokumen
rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan, ruang dan rak penyimpanan
yang kurang efektif, dan komputer yang digunakan sering pending. Tidak ada
Standar Prosedur Operasional (SPO) terkait waktu penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa masih ada
waktu penyediaan dokumen rekam medis yang belum memenuhi Standar
Pelayanan Minimal (SPM).

Kata kunci : Waktu Penyediaan, Dokumen Rekam Medis, Rawat Jalan

vi
ABSTRACT

RABIATUL AULIAH, 17D30390

MINIMUM SERVICE STANDARD OVERVIEW (SPM) TIME DOCUMENT


PROVISION MEDICAL RECORD OF OUTPATIENT SERVICE IN ISLAMIC
HOSPITAL BANJARMASIN YEAR 2020

Scientific papers: Medical Record and health information study Program. 2020

Good quality medical record service seen from good service, friendly, quick and
comfortable. The quicker the time to provide the patient's medical record, the
sooner the service is given to the patient. Based on preliminary studies in the
Islamic HOSPITAL Banjarmasin there is a time to provide an outpatient medical
record that is more than 10 minutes as many as 8 medical record documents
(16%). The purpose of this research is to know the standard overview of services
at the minimum time of providing an outpatient medical record in Banjarmasin
Islamic HOSPITAL. This type of study is descriptive research. Data collection
using observation sheets, stopwatch, and interview guidelines. The large sample
is a 95 document medical record outpatient with the accedintal sampling
technique. The results of this study showed that there were 24 outpatient medical
record documents that experienced a late time ≥ 10 minutes in the provision of
outpatient medical record documents. Factors that affect the time delay of
providing an outpatient medical record document is reviewed in terms of man
(human), method (Way of work), Money (money), material, and mechine
(machine) that is lack of human resources, occurrence of missfile, medical record
documents that are not on storage shelves, storage space and shelves are less
effective, and the computer used is There is no standard operational procedure
(SPO) relating to the time of providing an outpatient medical record. Based on
this result can be concluded that there is still a medical record preparation time
that has not fulfilled the minimum standards of Service (SPM).

Keywords: Preparation Time, Medical Record Document, Outpatient

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan dan rahmat dan karunia-Nya sehingga dimudahkan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Gambaran Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin “. proposal ini disusun dan dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan
pada program pendidikan Diploma III Perekam dan Informasi Kesehatan di
STIKES Husada Borneo Banjarbaru.
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga
kepada Ibu Ermas Estiyana, S.Si.T., MM selaku pembimbing utama yang telah
banyak membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini dan Bapak H.
Zainal Abidin, SKM., MM selaku pembimbing pendamping yang telah banyak
memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini, tanpa
adanya bantuan dari pembimbing tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik, serta ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Muhammad Bimo
Harmaji, MM selaku penguji yang telah memberikan masukan, saran dan
nasehat untuk penyelesaian tugas akhir saya ini. Dan tidak lupa juga dalam
kesempatan ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Suharto, SE., MM selaku Ketua Yayasan Husada Borneo.
2. Ibu Hj. Nor Wahidah, S.Si.T., M.Kes selaku Pembina Yayasan Husada
Borneo.
3. Ibu Faizah Wardhina, S.Si.T.,M.Kes selaku Ketua STIKES Husada Borneo.
4. Ibu Ermas Estiyana, S.Si.T., MM Selaku Ketua Program Studi D3 Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Husada Borneo Banjarbaru.
5. Bapak Dr. Muhammad Bimo Harmaji, MM Selaku Penguji Utama.
6. Drg. Hj. Eva Ariani selaku Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
7. Rusdeansyah, A.Md.RMIK selaku Kepala Sub Bagian Rekam Medis di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
8. Seluruh dosen mata kuliah yang telah memberi mata kuliah kepada saya
dan teman-teman dan membantu saya dalam pembuatan tugas akhir ini.

viii
9. Seluruh Pegawai STIKes Husada Borneo Banjarbaru yang telah membantu
dalam pembuatan surat izin penelitian tugas akhir ini.
10. Kedua Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan do’a, semangat,
dukungan dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada saya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan atas segala amal
yang telah diberikan. Penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini masih
banyak kekurangan karena kemampuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. untuk
kesempurnaan penulisan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini sangat
bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi pedoman dalam melakukan
penelitian lain dan selanjutnya.

Banjarbaru, 2020

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ........................................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..............................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.5 Keaslian Penelitian................................................................................. 5
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
2.1 TinjauanTeori ......................................................................................... 8
2.2 Landasan Teori .................................................................................... 19
2.3 Kerangka Konsep ................................................................................ 21
BAB II METODE PENELITIAN.................................................................................. 23
3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 23
3.2 Lokasi dan waktu penelitian ................................................................. 23
3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ................................................ 23
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 25
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 26
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 26
3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................. 27
3.8 Prosedur Penelitian .............................................................................. 28
3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ............................................. 28

x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 29
4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 29
4.2. Pembahasan Penelitian ....................................................................... 46
BAB V PENUTUP........................................................................................................... 57
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 57
5.2. Saran ...................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 60
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 62

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keaslian Penelitian ............................................................................................ 5


Tabel 3. 1 Definisi Operasional .......................................................................... 25
Tabel 3. 2 Jadwal Penelitian ................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 3 Biaya Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 1 Tabel Direktur yang Pernah Menjabat di RS Islam Banjarmasin ......... 30
Tabel 4. 2 Hasil Rekapitulasi perhitungan waktu penyediaan dokumen rekam
medis pelayanan rawat jalan di RS Islam Banjarmasin ........................................... 37

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Standar Pelayanan Minimal


(SPM) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan ..... 21

Gambar 4. 1. Struktur Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Islam Banjarmasin
.......................................................................................................................................... 32

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari STIKes ke RS Islam Banjarmasin ............. 63


Lampiran 2. Surat Balasan Surat Penelitian dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin
.......................................................................................................................................... 64
Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden .......................................... 65
Lampiran 4. Persetujuan Menjadi Responden .......................................................... 66
Lampiran 5. Lembar Pedoman Wawancara .............................................................. 67
Lampiran 6. Lembar Observasi .................................................................................... 74
Lampiran 7. Data Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin. ................................................................................... 76
Lampiran 8. SOP Rawat Jalan Baru ........................................................................... 80
Lampiran 9. SOP Rawat Jalan Lama .......................................................................... 82
Lampiran 10. SOP Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan .................. 84
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing .......................................................... 85
Lampiran 12. Lembar Saran Perbaikan ...................................................................... 86
Lampiran 13. Lembar Daftar Hadir Seminar .............................................................. 87
Lampiran 14. Lembar Mahasiswa Hadir Seminar ..................................................... 89
Lampiran 15. . Dokumentasi......................................................................................... 90
Lampiran 16. Lembar Riwayat Hidup .......................................................................... 92

xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dimana
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
(Undang-Undang 44, 2009). Setiap sarana pelayanan kesehatan di
rumah sakit wajib membuat rekam medis yang dibuat oleh dokter dan
tenaga kesehatan terkait dengan pelayanan yang telah diberikan oleh
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang melalui tenaga
medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien (Azhar 2010). Pelayanan kedokteran,
asuhan keperawatan, diagnosis serta pengobatan termasuk dalam
pelayanan medis yang mutlak dilakukan oleh seluruh rumah sakit di
Indonesia. Tetapi tidak hanya pelayanan medis saja yang
diselenggarakan oleh pihak rumah sakit, pelayanan non medis juga harus
diselenggarakan oleh pihak rumah sakit. Karena hal ini nantinya sangat
mempengaruhi kualitas dan mutu dari rumah sakit itu sendiri. Salah satu
bentuk pelayanan non medis yang diselenggarakan di Rumah Sakit yaitu
pelayanan rekam medis atau rekam kesehatan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal, juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan
oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Salah satu SPM pada
unit rekam medis yaitu waktu penyediaan dokumen rekam medis
pelayanan rawat jalan ≤ 10 menit (Kepmenkes 129, 2008).

1
2

Standar pelayanan Minimal (SPM) kesehatan merupakan


ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal. SPM kesehatan terdiri atas SPM kesehatan Daerah
Provinsi dan SPM kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Jenis pelayanan
dasar pada SPM kesehatan Daerah Provinsi terdiri dari pelayanan
kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi bencana provinsi dan pelayanan kesehatan bagi
penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi. Jenis pelayanan
dasar pada SPM kesehatan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin,
pelayanan kesehatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan balita,
pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar, pelayanan kesehatan
pada usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, pelayanan
kesehatan penderita hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes
melitus, pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat,
pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis dan pelayanan
kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus) (Permenkes No.4
Tahun 2019).
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan. Dalam rekam medis, setiap pelayanan kesehatan
termasuk rumah sakit diwajibkan untuk menyelenggarakan rekam medis
(Permenkes, 2008 dalam Armiati dan Widiarta, 2017).
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada
pasien yang tidak mendapatkan pelayananan rawat inap di fasilitas
pelayanan kesehatan (Budi, 2011). Kegiatan di tempat penerimaan
pasien tertulis dalam prosedur penerimaan pasien, sebaiknya prosedur
diletakkan di tempat yang mudah dibaca oleh petugas penerimaan
pasien. Hal ini dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat konsisten dan sesuai
aturan. Tidak hanya itu saja, waktu pelayanan pendaftaran pasien rawat
3

jalan pun perlu diperhatikan, apakah sesuai dengan standar pelayanan


minimal atau lebih lama.
Mutu pelayanan kesehatan adalah menunjuk pada tingkat
kesempurnaan penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan
dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai kode etik serta standar
yang telah ditetapkan (Azwar, 2010).
Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu terlihat dari
pelayanan yang baik, ramah, cepat serta nyaman. Pelayanan rekam
medis rawat jalan di mulai dari tempat pendaftaran pasien sampai
petugas rekam medis memperoleh dokumen rekam medis yang akan
digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2007).
Semakin cepat waktu penyediaan dokumen rekam medis pasien maka
semakin cepat pelayanan yang diberikan kepada pasien. Dalam
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu diperlukan adanya standar
pelayanan minimal yang menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan yang di berikan kepada pasien.
SPO pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-
prosedur operasional standar yang ada didalam suatu organisasi yang
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan,
serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-
orang didalam organisasi, yang merupakan anggota organisasi agar
berjalan efektif, efesien, konsisten, standar dan sistematis (Tambunan,
2013).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 28 Oktober 2019 di Rumah Sakit Islam Banjarmasin dengan
jumlah sampel 50 dokumen rekam medis terdapat waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan yang telat lebih dari 10 menit
sebanyak 8 dokumen rekam medis (16%) dan peneliti juga melakukan
wawancara dengan kepala rekam medis tentang waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan. Peneliti memperoleh informasi bahwa
waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan masih kurang
maksimal, dimana pada proses penyediaan dokumen rekam medis masih
ada yang mengalami keterlambatan waktu lebih dari 10 menit bahkan ada
4

yang 30 menit. Dan berdasarkan Keterlambatan penyediaan dokumen


rekam medis tersebut berpengaruh terhadap pelayanan medis kepada
pasien, semakin lama penyediaan dokumen rekam medis maka semakin
lama pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
Berdasarkan permasalahan diatas, pentingnya penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan untuk kepentingan pelayanan pasien
maka peneliti tertarik untuk meneliti topik peneltian dengan judul
Gambaran Standar Pelayanan Minimal Waktu Penyediaan Dokumen
Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran standar pelayanan minimal
waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan di RS
Islam Banjarmasin tahun 2020?”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran standar pelayanan minimal waktu
penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan di RS Islam
Banjarmasin.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di
RS Islam Banjarmasin.
2) Mengidentifikasi kegiatan penyediaan dokumen rekam medis rawat
jalan di RS Islam Banjarmasin.
3) Mengetahui faktor penyebab keterlambatan penyediaan dokumen
rekam medis rawat jalan di RS Islam Banjarmasin.
4) Mengetahui Standar Prosedur Operasional (SPO) waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan di RS Islam Banjarmasin.
5

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dan
bahan pertimbangan untuk menyusun sebuah kebijakan dalam
meningkatkan mutu pelayanan rekam medis.
b. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta
pengalaman tentang waktu penyediaan dokumen rekam medis
pasien rawat jalan dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang
diperoleh selama kuliah dengan yang ada dilapangan

1.4.2 Manfaat Teoritis


a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi mahasiswa rekam medis khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta sebagai bahan pertimbangan dan panduan
untuk mahasiswa dimasa yang akan datang.
b. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain untuk
perkembangan sesuai dengan materi yang berhubungan dengan
tema yang diambil.

1.5 Keaslian Penelitian


Penelitian dengan judul “Gambaran Standar Pelayanan Minimal
Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan di
RS Islam Banjarmasin” ini belum pernah dilakukan, namun ada beberapa
penelitian yang hampir sama, yaitu

Tabel 1 Keaslian Penelitian

NAMA, TAHUN JUDUL HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN

1 Khusnul Khotimah Tinjauan Faktor- Hasil dari Jenis Perbedaan


(2011) Faktor yang penelitian penelitian peneitian
Mempengaruhi tersebut faktor yang sebelumnya
Waktu Tunggu yang sangat digunakan dengan
Pelayananan mempengaruhi sama yaitu penelitian
6

Rekam Medis di waktu tunggu dengan yang akan


Pendaftaran pelayanan menggunakan dilakukan
Rawat Jalan rekam medis di metode adalah lokasi
RSUD Datu pendaftaran penelitian penelitian,
Sanggul Rantau rawat jalan deskrptif waktu
RSUD Datu penelitian, dan
Sanggul Rantau tujuan
pada kegiatan penelitian
rekam medis dimana
yaitu di penelitian
penyimpanan. Khusnul
Pada Sumber Khotimah
Daya Manusia (2011)
yaitu pendidikan bertujuan
dan pada untuk
Sumber Daya mengetahui
material yaitu faktor-faktor
bahan dan yang
fasilitas. mempengaruhi
Diperoleh rata- waktu tunggu
rata waktu pelayanan
tunggu untuk rekam medis
pasien baru di pendaftaran
yaitu 7 menit 27 rawat jalan
detik dan rata- sedangkan
rata waktu penelitian ini
tunggu pasien bertujuan
lama yaitu 14 untuk
menit 16 detik mengetahui
waktu
penyediaan
dokumen
rekam medis
pasien rawat
jalan,
2 Winarni (2013) Penyediaan Hasil dari Jenis Perbedaan
Berkas Rekam penelitian penelitian peneitian
Medis Pasien tersebut rata- yang sebelumnya
Rawat Jalan rata kecepatan digunakan dengan
Berdasarkan dalam sama yaitu penelitian
Standar penyediaan dengan yang akan
Pelayanan berkas rekam menggunakan dilakukan
Minimal (SPM) medis pasien metode adalah lokasi
Di RS PKU rawat jalan penelitian penelitian dan
Muhammadiyah adalah 14,52 deskrptif dan waktu
Yogyakarta menit dan penelitian penelitian
prosentase sebelumnya
keterlambatan dan penelitian
76,76% dan ini sama untuk
yang tepat mengetahui
waktu 23,23% waktu
dan faktor-faktor penyediaan
yang berkas rekam
mempengaruhin medis pasien
ya adalah faktor rawat jalan.
7

machine (alat),
man (manusia),
method (cara),
dan
environment
(lingkungan)

3. Anifah (2016) Penyediaan Prosentase Jenis Perbedaan


Rekam Medis keterlambatan penelitian peneitian
Pasien Rawat penyediaan yang sebelumnya
Jalan Pada dokumen rekam digunakan dengan
Klinik Syaraf medis pasien sama yaitu penelitian
RSUD Tugurejo rawat jalan pada dengan yang akan
Provinsi Jawa klinik syaraf menggunakan dilakukan
Tengah Periode RSUD Tugurejo metode adalah lokasi
Triwulan III Provinsi Jawa penelitian penelitian,
Tahun 2016 Tengah periode deskrptif waktu
triwulan III tahun penelitian, dan
2016 adalah tujuan
85,7% dokumen penelitian
pasien baru dan
82,3% dokumen
pasien lama
dengan rata-rata
waktu
penyediaan
dokumen rekam
medis 19,94
menit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TinjauanTeori
2.1.1 Rekam Medis
a. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan (Permenkes 269, 2008).
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan. Dalam rekam medis, setiap
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit diwajibkan untuk
menyelenggarakan rekam medis (Permenkes, 2008 dalam Armiati
dan Widiarta 2017).
b. Tujuan Rekam Medis
Rekam medis yang dibuat dengan berbagai aturan dan
batasan ini tentu bukan sekedar catatan biasa. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa rekam medis dibuat terutama untuk kepentingan
pelayanan terhadap pasien. Namun demikian, selain untuk
kepentingan pasien, rekam medis juga dapat dimanfaatkan untuk
berbagai hal lain sejauh tidak melanggar peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Armiati dan Widiarta, 2017).
Tujuan penggunaan rekam medis dapat dikelompokkan
menjadi :
a. Tujuan Primer
1) Bagi pasien adalah sebagai berikut.
1. Mencatat jenis pelayanan yang telah diterima
2. Bukti pelayanan
3. Memungkinkan tenaga kesehatan dalam menilai dan
menangani kondisi risiko.
4. Mengetahui biaya pelayanan.

8
9

2) Bagi pihak pemberi layanan kesehatan adalah sebagai


berikut.
(a) Membantu kelanjutan pelayananan (saranan komunikasi).
(b) Menggambarkan keadaan penyakit dan penyebab
(sebagai pendukung diagnostic kerja).
(c) Menunjang pengambilan keputusan tentang diagnosis
dan pengobatan.
(d) Menilai dan mengelola risiko perorangan pasien.
(e) Memfasilitasi pelayanan sesuai dengan pedoman praktis
klinis.
(f) Mendokumentasi faktor risiko pasien.
(g) Menilai dan mencatat keinganan serta kepuasan pasien.
(h) Menghasilkan rencana pelayanan.
(i) Menetapkan saran pencegahan atau promosi kesehatan.
(j) Sarana pengingat para klinis.
(k) Menunjang pelayanan pasien.
(l) Mendokumentasikan pelayanan yang diberikan
3) Bagi pihak manajemen pelayanan pasien adalah sebagai
berikut.
(a) Mendokumentasikan adanya kasus penyakit gabungan
dan praktiknya.
(b) Menganalisis kegawatan penyakit.
(c) Merumuskan pedoman praktik penanganan risiko.
(d) Memberikan corak dalam penggunaan pelayanan.
(e) Dasar penelaahan dalam penggunaan sarana pelayanan.
(f) Melaksanakan kegiatan menjaga mutu.
4) Bagi pihak penunjang pelayanan pasien adalah sebagai
berikut.
(a) Alokasi sumber
(b) Menganalisis kecenderungan dan mengembangkan
dugaan.
(c) Menilai beban kerja
(d) Mengomunikasikan informasi berbagai unit kerja.
10

5) Bagi pihak pengelola pembayaran dan penggantian biaya


pelayanan pasien adalah sebagai berikut.
(a) Mendokumentasikan unit pelayanan yang memungut
biaya pemeriksaan.
(b) Menetapkan biaya yang harus di bayar.
(c) Mengajukan klaim asuransi.
(d) Mempertimbangkan dan memutuskan klaim asuransi
(e) Dasar dalam menetapkan ketidakmampuan dalam
pembayaran (misal : kompensasi pekerja)
(f) Menangani pengeluaran
(g) Melaporkan pengeluaran
(h) Menyelenggarakan analisis aktuarial (tafsiran pra
penetapan asuransi)
b. Tujuan sekunder
1) Edukasi
(a) Mendokumentasikan pengalaman professional di bidang
kesehatan.
(b) Menyiapkan sesi pertemuan dan prsentasi.
(c) Bahan pengajaran.
2) Regulasi
(a) Bukti pengajuan perkara ke pengadilan (litigasi).
(b) Membantu pemasaran pengawasan (surveillance).
(c) Menilai kepatuhan sesuai standar pelayanan.
(d) Sebagai dasar pemberian akreditasi bagi profesional dan
rumah sakit.
(e) Membandingkan organisasi pelayanan kesehatan.
3) Riset
(a) Mengembangkan produk baru.
(b) Melaksankan riset klinis.
(c) Menilai teknologi.
(d) Studi keluaran pasien.
(e) Studi efektivitas serta analisi manfaat dan biaya
pelayanan kesehatan.
(f) Mengidentifikasi populasi yang berisiko.
11

(g) Mengembangkan registrasi dan pangkalan data (data


base).
(h) Menilai manfaat dan biaya sistem rekaman.
4) Pengambilan kebijakan mengalokasikan sumber-sumber.
Melaksanakan rencana strategis. Memonitor kesehatan
masyarakat.
5) Industri
(a) Melaksankan riset dan pengembangan.
(b) Merancanakan strategi pemasaran (Armiati dan Widiarta,
2017)
c. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis menurut Permenkes No 269 Tahun
2008 adalah sebagai berikut :
1) Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2) Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran
dan kedokteran gigi, penegakan etika kedokteran dan etika
kedokteran gigi
3) Keperluan pendidikan dan penelitian
4) Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
5) Data statistik kesehatan
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari berbagai aspek, antara
lain (Depkes RI, 2006) yaitu :
a) Aspek administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,
karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan
tanggungjawab sebagai tenaga medis dan perawat dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b) Aspek medis
Dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien.
c) Aspek hukum
Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum
atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum
serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
12

d) Aspek keuangan
Isi rekam medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menetapkan biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti
catatan tindakan/pelayanan,maka pembayaran tidak dapat
dipertanggungjawabkan
e) Aspek penelitian
Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena
isinya menyangkut data/informasi yang dapat digunakan sebagai
aspek penelitian.
f) Aspek pendidikan
Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data/informasi tentang kronologis dari
pelayanan medik yang diberikan kepada pasien
g) Aspek dokumentasi
Isi rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggungjawabkan dan laporan sarana kesehatan.

2.1.2 Waktu Penyediaan Dokumen Rekam medis


Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan
Dimensi mutu, Efektifitas, kenyamanan efisiensi tujuan tergambarnya
kecepatan pelayanan rawat jalan (Permenkes 269, 2008). Waktu
penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan mulai dari
pasien mendaftar sampai rekam medis disediakan atau ditemukan oleh
petugas. Standar pelayanan minimal waktu penyediaan dokumen rekam
medis pelayanan rawat jalan ≤10 menit.
Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap
Dimensi mutu, Efektifitas, kenyamanan efisiensi tujuan tergambarnya
kecepatan pelayanan rekam medik rawat inap (Permenkes 269, 2008).
Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap mulai
dari pasien diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medik
tersedia di bangsal pasien. Standar pelayanan minimal waktu penyediaan
dokumen rekam medis pelayanan rawat inap ≤15 menit.
13

2.1.3 Pelayanan Rawat Jalan


Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada
pasien yang tidak mendapatkan pelayananan rawat inap di fasilitas
pelayanan kesehatan (Budi, 2011). Kegiatan di tempat penerimaan
pasien tertulis dalam prosedur penerimaan pasien, sebaiknya prosedur
diletakkan di tempat yang mudah dibaca oleh petugas penerimaan
pasien. Hal ini dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat konsisten dan sesuai
aturan. Tidak hanya itu saja, waktu pelayanan pendaftaran pasien rawat
jalan pun perlu diperhatikan, apakah sesuai dengan standar pelayanan
minimal atau lebih lama.
Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan unit fungsional yang
menangani penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat
jalan maupun yang akan di rawat di rumah sakit. Pemberian pelayanan di
IRJ pertama kali dilakukan di loket karcis yang dikelola oleh bagian
Rekam Medis Rawat Jalan. Salah satu dimensi mutu pelayanan
kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu
tunggu pasien (Asmuni, 2009).

2.1.4 Pendaftaran Rawat Jalan


a. Pelayanan Pasien Baru
Pelayanan kepada pasien baru meliputi :
1) Menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk dicatat pada
formulir rekam medis rawat jalan,Kartu Identita Berobat (KIB) dan
Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).
2) Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk dibawa
kembali bila datang berobat berikutnya.
3) Menyimpan KIUP sesuai urut abjad (alfabetik).
4) Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan
mengarahkan pasien kepoliklinik yang sesuai.
5) Menanyakan apakah membawa surat rujukan, bila membawa :
- Tempelkan pada formulir rekam medis rawat jalan
14

- Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau diagnosisnya


apa guna mengarahkan pasien menuju ke poliklinik yang
sesuai
6) Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik
yang sesuai
7) Mengirimkan dokumen rekam medis ke poliklinik yang sesuai
dengan menggunakan buku ekspedisi (Armiati dan Widiarta,
2017).
b. Pelayanan Pasien Lama
Pelayanan kepada pasien lama, meliputi :
1) Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak.
2) Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam
medisnya pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam medis
lama kebagian filling.
3) Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan
alamatnnya untuk dicari di KIUP.
4) Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP
pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke
bagian filling.
5) Mempersilahkan pasien baru atau membayar diloket pendaftaran
6) Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan
peraturan dan prosedur asuransi penanggung biaya pelayanan
kesehatan (Armiati dan Widiarta, 2017).

2.1.5 Standar Pelayanan Minimal


Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal, juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan
oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Salah satu SPM pada
unit rekam medis yaitu waktu penyediaan dokumen rekam medis
pelayanan rawat jalan ≤ 10 menit (Kepmenkes 129, 2008).
Standar pelayanan Minimal (SPM) kesehatan merupakan
ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
15

urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara


secara minimal. SPM kesehatan terdiri atas SPM kesehatan Daerah
Provinsi dan SPM kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Jenis pelayanan
dasar pada SPM kesehatan Daerah Provinsi terdiri dari pelayanan
kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi bencana provinsi dan pelayanan kesehatan bagi
penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi. Jenis pelayanan
dasar pada SPM kesehatan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin,
pelayanan kesehatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan balita,
pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar, pelayanan kesehatan
pada usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, pelayanan
kesehatan penderita hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes
melitus, pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat,
pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis dan pelayanan
kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus) (Permenkes No.4
Tahun 2019).

2.1.6 Faktor Penyebab Terlambatnya Waktu Penyediaan Dokumen Rekam


Medis Rawat Jalan
Penyebab keterlambatan waktu penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan berdasarkan unsur manajemen 5 M (Man, Money,
Matherials, Machines dan Methods).
Ada 5 unsur manajemen (5M) saling terikat satu dengan yang lain
(Harrington Emerson Riwanto, 2009) yaitu:
1. Man (Manusia) : keterlibatan manusia sebagai penggerak yang
memiliki peranan, pikiran, harapan serta gagasan.
Dalam manajemen , manusia merupakan faktor yang paling
menentukan. Manusia membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuannya. Tanpa ada manusia
tidak ada kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang satu. Dalam pengertian
16

sumber daya, sumber daya dapat dibedakan menjadi fisik dan non fisik
(abstrak). Man secara fisik dapat diartikan sebagai sumber daya
manusia, contoh dokter, dokter spesialis, bidan, perawat,
farmasis/apoteker, S.KM, tenaga administrasi, ahli gizi. Bila dilihat dari
segi abstrak dapat berupa perilaku manusia.
2. Methods (Cara Kerja) : prosedur, cara kerja yang ditetapkan oleh
sebuah organisasi.
Dalam melaksanakan kerja diperlukan metode atau cara kerja
(prosedur). Cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya
pekerjaan. Metode atau cara kerja adalah jalan yang dipakai dalam
peleksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia,
penggunaan waktu, uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun
metode yang dibuat sudah baik, apabila orang yang melaksanakannya
belum mengerti atau belum berpengalaman, mungkin hasilnya juga
tidak akan memuaskan. Prosedur kerja dalam pelayanan kesehatan
adalah berupa SOP (Standard Operating Procedure) rumah sakit,
Standar Pelayanan Minimal (SPM), prosedur tindakan medis.
3. Money (Uang) : ketersediaan dana yang memadai.
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting
untuk mencapai tujuan, karena segala sesuatu harus diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang
harus disediakan untuk membiayai tebaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. Money
dapat diartikan sebagai modal yang dibutuhkan untuk melakukan
produksi. Modal dalam pelayanan kesehatan adalah biaya operasional
di rumah sakit, biaya investasi dan biaya lain yang mendukung proses
produksi. Selain itu saham merupakan bentuk lain dari money yang
abstrak.
17

4. Material (Bahan) : benda atau bahan mentah yang dibutuhkan dalam


membuat sesuatu.
Material terdiri bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli pada bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan atau materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi
dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai
hasil yang dikehendaki. Material dapat diartikan sebagai bahan yang
digunakan untuk proses produksi. Dalam pelayanan kesehatan yang
dimaksud dengan material berhubungan dengan logistik pelayanan
kesehatan, misalnya obat-obatan, suntik dan bahan makanan.
5. Machine (Mesin) : mesin kerja yang digunakan dalam proses produksi.
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan.
Penggunaan mesin membawa kemudahan, menciptakan efisiensi
kerja, menekan biaya, dan menciptakan keuntungan. Machine
diartikan sebagai mesin untuk produksi. Mesin produksi dalam
pelayanan kesehatan adalah segala peralatan medis yang menunjang
pengoperasian dan pemberian layanan kesehatan. Diantaranya yaitu,
peralatan laboratorium, peralatan pemeriksaan kesehatan, tempat tidur
opname, peralatan operasi dan alat bedah.

2.1.7 Standar Prosedur Operasional (SPO)


a. Pengertian SPO
SPO pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-
prosedur operasional standar yang ada didalam suatu organisasi yang
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan,
serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-
orang didalam organisasi, yang merupakan anggota organisasi agar
berjalan efektif, efesien, konsisten, standar dan sistematis (Tambunan,
2013)
18

b. Tujuan SPO

1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi


tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam
melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.

2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama


pekerja, dan supervisor.

3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian


menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.

4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.

5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya


secara efisien dan efektif.

6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab


dari petugas yang terkait.

7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai


pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan
mal praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya
melindungi rumah sakit dan petugas.

8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.

9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang


dibuat (Indah Puji, 2014)

c. Manfaat SPO

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam


menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian.

2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung


pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi
keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung


jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
19

4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan


pegawai. cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu
mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.

5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai


baru untuk cepat melakukan tugasnya.

6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan


baik.

7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan


dalam melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.

8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian


pelayanan.

9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural


dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap
berjalan dalam berbagai situasi.(Permenpan, 2014)

2.2 Landasan Teori


Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan. Dalam rekam medis, setiap pelayanan kesehatan
termasuk rumah sakit diwajibkan untuk menyelenggarakan rekam medis
(Permenkes 269, 2008 dalam Armiati dan Widiarta, 2017)
Waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan
Dimensi mutu, Efektifitas, kenyamanan efisiensi tujuan tergambarnya
kecepatan pelayanan rawat jalan (Permenkes 269, 2008). Waktu
penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan mulai dari
pasien mendaftar sampai rekam medis disediakan atau ditemukan oleh
petugas. Standar pelayanan minimal waktu penyediaan dokumen rekam
medis pelayanan rawat jalan ≤10 menit.
Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada
pasien yang tidak mendapatkan pelayananan rawat inap di fasilitas
pelayanan kesehatan (Budi, 2011). Kegiatan di tempat penerimaan
20

pasien tertulis dalam prosedur penerimaan pasien, sebaiknya prosedur


diletakkan di tempat yang mudah dibaca oleh petugas penerimaan
pasien. Hal ini dilakukan untuk mengontrol pekerjaan yang telah
dilakukan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat konsisten dan sesuai
aturan. Tidak hanya itu saja, waktu pelayanan pendaftaran pasien rawat
jalan pun perlu diperhatikan, apakah sesuai dengan standar pelayanan
minimal atau lebih lama.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal, juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan
oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Salah satu SPM pada
unit rekam medis yaitu waktu penyediaan dokumen rekam medis
pelayanan rawat jalan ≤ 10 menit (Kepmenkes 129, 2008).
SPO pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-
prosedur operasional standar yang ada didalam suatu organisasi yang
digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan,
serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-
orang didalam organisasi, yang merupakan anggota organisasi agar
berjalan efektif, efesien, konsisten, standar dan sistematis (Tambunan,
2013).
21

2.3 Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT

1. Rekam Medis 1. Mengetahui lama Terciptanya waktu


2. Sumber Daya waktu penyediaan pelayanan penyediaan
Manusia dokumen rekam medis dokumen rekam medis
3. Standar Pelayanan rawat jalan di RS Islam pasien rawat jalan yang
Minimal (SPM) Banjarmasin. efektif,efesien dan
4. SPO Waktu 2. Mengidentifikasi cepat di RS Islam
Penyediaan kegiatan penyediaan Banjarmasin
Dokumen dokumen rekam medis
Rekam medis pasien rawat jalan di
Pasien rawat jalan RS Islam Banjarmasin.
3. Mengetahui faktor
penyebab
keterlambatan
penyediaan dokumen
rekam medis pasien
rawat jalan di RS Islam
Banjarmasin
4. Mengetahui SPO waktu
penyediaan dokumen
rekam medis
pelayanan rawat jalan

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Standar Pelayanan Minimal


(SPM) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan

Dari kerangka konsep diatas dengan adanya input rekam medis,


pasien rawat jalan, Sumber Daya Manusia (SDM), Standar Pelayanan
Minimal (SPM) serta SPO sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
penyediaan dokumen rekam medis rawat jalann maka dilakukan proses
mengetahui waktu penyediaan dokumen rekam medis dan identifikasi
22

kegiatan penyediaan dokumen rekam medis pasien rawat jalan dan


mengetahui faktor penyebab terlambatnya penyediaan dokumen rekam
medis pasien rawat jalan serta mengetahui SPO waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan yang nantinya agar terciptanya waktu
pelayanan penyediaan dokumen rekam medis pasien rawat jalan yang
efektif, efesien dan cepat di RS Islam Banjarmasin.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survei
deskriptif, didefinisikan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu masalah
kesehatan, baik yang berupa faktor risiko maupun faktor efek (Agus
Riyanto, 2017). Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan atau
menggambarkan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di
RS Islam Banjarmasin

3.2 Lokasi dan waktu penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti dilaksanakan
dibagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan dan Penyimpanan
Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2020 di RS Islam
Banjarmasin.

3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian


3.3.1 Subjek Penelitian
A. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek (manusia, binatang
percobaan, data laboratorium,dll) yang akan diteliti dan memenuhi
karakteristik yang ditentukan (Agus Riyanto, 2017). Berdasarkan data
kunjungan pasien rawat jalan di RS Islam Banjarmasin tahun 2019
dengan jumlah seluruh pasien rawat jalan 44.230 dengan rata-rata
jumlah pasien 123 pasien perhari jadi populasinya adalah 123
dokumen rekam medis pasien rawat jalan.
B. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat
mewakili atau representatif populasi. Sampel sebaiknya memenuhi
kriteria yang dikehendaki, sampel yang dikehendaki merupakan bagian

23
24

dari populasi target yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini
meliputi subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Agus
Riyanto, 2017). Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari jumlah
dokumen rekam medis pasien rawat jalan. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan yaitu accidental sampling. Semakin besar sampel
yang diambil semakin baik hasilnya, oleh karena itu peneliti
menggunakan metode pengambilan sampel dengan menggunakan
rumus :
Rumus Slovin
n= N
1+N (e)2

Keterangan:
n = ukuran sampel
N = Jumlah Populasi
e = Kesalahan yang dapat ditolerir (%)
a. Rawat Jalan Baru dan Lama
n= N
1+N (e)2

= 123
1+123 (5%)2

= 123
1+123 (0.05)2

= 123
13075

= 95

Jadi jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 95


dokumen rekam medis rawat jalan baru dan lama.
25

3.3.2 Objek Penelitian


A. Informa Utama
Informa Utama pada penelitian ini adalah petugas rawat jalan
yang berjumlah 5 orang di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
B. Informan Triangulasi
Informan Triangulasi penelitian ini adalah Kepala Instalasi rekam
medis di Rumah Sakit Islam Banjarmasin

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu sifat yang akan diukur atau
diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan
terukur (Agus Riyanto, 2017). Variabel penelitian ini adalah :
a. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
b. Kegiatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
c. Faktor Penyebab Keterlambatan Dokumen Rekam Medis Rawat
Jalan
d. SOP Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang
akan diteliti secara operasional dilapangan (Agus Riyanto, 2017).

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur


1 Waktu Waktu penyediaan dokumen rekam ≥ 10 menit
Penyediaan medis mulai dari pasien mendaftar Stopwatch ≤ 10 menit
Dokumen Rekam sampai rekam medis ditemukan oleh
Medis rawat jalan petugas
2 Kegiatan Kegiatan petugas dalam penerimaan
Penyediaan pasien, pencatatan serta penyediaan Pedoman Sesuai SOP
Dokumen Rekam dokumen rekam medis rawat jalan Observasi
Tidak sesuai
Medis Rawat
Jalan SOP
3 Faktor penyebab Hal-hal yang mempengaruhi
keterlambatan keterlambatan penyediaan dokumen Pedoman Berpengaruh
Dokumen Rekam rekam medis rawat jalan seperti Wawancara
Tidak
Medis Rawat manusia, cara kerja, uang, bahan,
Jalan dan mesin berpengaruh
4 SPO Waktu Suatu standar/pedoman tertulis yang Pedoman
Penyediaan ditetapkan oleh rumah sakit dalam Wawancara Ada
Dokumen Rekam melakukan penyediaan dokumen Pedoman
Tidak ada
Medis Rawat rekam medis pasien rawat jalan Observasi
Jalan
26

3.5 Instrumen Penelitian


a. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan
b. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang
dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini
disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga
berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
c. Pedoman observasi
Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan
pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi
disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama
wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting
wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan
informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti
mendapatkan keterangan secara lisan dari sasaran penelitian (Agus
Riyanto, 2017). Peneliti akan melakukan wawancara kepada petugas
rekam medis dan kepala rekam medis mengenai waktu penyediaan
dokumen rekam medis di RS Islam Banjarmasin.
3.6.2 Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan suatu prosedur yang
terencana meliputi melihat, mendengar dan mencatat jumlah dan taraf
aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah yang kita teliti (Agus Riyanto, 2017). Peneliti melihat langsung
dengan melakukan pencatatan terhadap waktu penyediaan dokumen
rekam medis rawat jalan dan kegiatan pelayanan rekam medis rawat
jalan.
27

3.7 Teknik Analisa Data


Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian
selalu berhubungan. Langkah-langkah pengolahan data ini antara lain
sebagai berikut (Notoatmodjo, 2002) :
a. Penyusunan Data
Untuk memudahkan penilaian dan pengecekan apakah
semua data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian itu
sudah lengkap, perlu dilakukan seleksi dan penyusunan data. Pada
penelitian ini peneliti melakukan penyusunan dan penelitian yang
berasal dari hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan
pada saat penelitian.
b. Klasifikasi Data
Kegiatan untuk mengelompokkan atau menggolongkan
data ini disebut klasifikasi data. Data yang sudah dikumpulkan dan
disusun dikelompokkan berdasarkan tujuan penelitian dan
permasalahan penelitian.
c. Analisis Data
Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif
adalah analisis yang dipakai untuk menganalisa data dengan
dengan mendiskripsikan atau mengambarkan data-data yang sudah
dikumpulkan tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil
penelitian. Data penelitian berupa waktu penyediaan dokumen
rekam medis dideskripsikan dalam bentuk teks dan tabel.
d. Penafsiran dan Penyimpulan
Penafsiran hasil penelitian hanya untuk mencari pengertian
terhadap hasil pengolahan data, sehingga membentuk berbagai
macam penemuan ilmiah. Hasil penelitian yang ingin dicapai yaitu
waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan telah efisien
dan menyimpulkan waktu penyediaan dokumen rekam medis
tersebut telah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal atau
belum.
28

3.8 Prosedur Penelitian


3.8.1 Tahap Persiapan Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan peneliti meminta surat ijin penelitian
dari akademik sebagai persyaratan dan mempersiapkan judul penelitian
serta mengajukan ke rumah sakit. Setelah pihak rumah sakit membalas
surat dan menyetujui judul penelitian, kemudian peneliti pun melakukan
studi pendahuluan pada bulan November 2019 dengan melakukan
observasi terhadap waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
di RS Islam Banjarmasin.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian


Penyusunan proposal berlangsung selama 1 (satu) bulan dengan
melakukan penelitian yaitu berupa observasi dan wawancara dan dengan
datang ke RS Islam Banjarmasin.

3.8.3 Tahap Akhir Penelitian


Pada tahapan ini peneliti mengolah data yang telah didapat dari
hasil wawancara dan observasi pada saat berada di RS Islam
Banjarmasin dan menjadikan hasil wawancara dan observasi tersebut
menjadi sebuah laporan.

3.9 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian


3.9.1 Keterbatasan Penelitian
Dengan judul penelitian “Gambaran Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020” maka peneliti membatasi
masalah yang akan diteliti, yaitu hanya pada waktu penyediaan dokumen
rekam medis rawat jalan.

3.9.2 Kelemahan Penelitian


Adapun yang menjadi kelemahan penelitian yaitu penelitian yang
dilakukan di RS Islam Banjarmasin dengan judul penelitian “Gambaran
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Waktu Penyediaan Dokumen Rekam
Medis Pelayanan Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020”
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Islam Banjarmasin
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Rumah Sakit Islam Banjarmasin adalah Rumah Sakit yang
terletak di Jl. Letjend S. Parman No. 88 Rt. 24, Banjarmasin Tengah,
Kalimantan Selatan. Musyawarah wilayah pimpinan Muhammadiyah
Kalimantan Selatan ke-25 yang diadakan di Nagara Kabupaten Hulu
Sungai Selatan yang berlangsung pada tanggal 15-17 April 1968
merupakan tonggak sejarah Rumah Sakit Islam Banjarmasin
ditancapkan guna mengembangkan amal usaha persyarikatan.
Rumah Sakit Islam Banjarmasin adalah salah satu amal usaha
milik Muhammadiyah Kalimantan Selatan yang didirikan pada tanggal
19 Agustus 1972 dengan semangat dakwah dan keinginan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di
Kalimantan Selatan.
Pada awal mula berdirinya, Rumah Saskit Islam Banjarmasin
merupakan sebuah klinik yang bernama “Klinik Bersalin Siti Khadijah”
yang hanya melayani pasien-pasien dengan beberapa kamar rawat
inap, seiring dengan berkembangnya zaman dan semangat yang
tinggi maka ditingkatkan status rumah sakit khusus bersalin menjadi
rumah sakit yang melayani secara umum semua jenis layanan
kesehatan yang sampai sekarang bernama Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.
Rumah Sakit Islam Banjarmasin terakhir mendapat izin dari
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin pada tanggal 22 Januari 2018
nomor: 503/524/SIOT/RSUS-I/I-18/DISKES tentang Izin Operasional
Tetap Rumah Sakit Umum Swasta Kepala Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin.
Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah terakreditasi tingkat
“Perdana” oleh komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tertanggal 20

29
30

April 2017 dengan sertifikat akreditasi nomor: KARS-


SERT/384/IV/2017.
Pada tanggal 04 Januari 2018 Rumah Sakit Islam Banjarmasin
telah bekerjasama dan melakukan pelayanan terhadap pasien
peserta BPJS Kesehatan dengan 4 (empat) pelayanan dasar yaitu
Penyakit Dalam, Bedah Umum, Kandungan dan Kebidanan, dan
Anak.
Selama perjalanannya, Rumah Sakit Islam Banjarmasin sudah
8 kali mengalami pergantian Direktur. Berikut tabel dari beberapa
Direktur yang pernah menjabat di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.
Tabel 4. 1 Tabel Direktur yang Pernah Menjabat di RS Islam Banjarmasin

NO. NAMA MASA JABATAN

1. dr. H. Abu Hanifah, MPH. 1974-1984


2. dr. H. Mochlan Aham, DTMH. 1984-1994
3. drg. H. Muhammad Asj’ari 1994-2001
4. dr. H. Abimanyu, Sp.PD., KGEH 2001-2003
5. dr. H. Hasan Zain, Sp.P 2004-2009
6. dr. H. Mohamad Isa, Sp.P 2009-2014
7. dr. Hj. Rafiqah 2014-2018
8. drg. Hj. Eva Ariani 2018-sekarang
Sumber : RS Islam Banjarmasin Tahun 2020
1. Visi Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Visi dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin yaitu Mewujudkan
Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai rumah sakit yang
profesional, bermutu, dan menjadi pilihan dan kebanggaan
masyarakat.
2. Misi Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Misi dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk
pelayanan kesehatan masyarakat, membantu pasien untuk
memperoleh kesehatan jasmani dan rohani juga sebagai media
dakwah islamiah.

30
31

3. Moto Rumah Sakit Islam Banjarmasin


C : Cepat dalam pelayanan
I : Islami dalam pemgabdian
N : Nyaman bagi pelanggan
T : Tepat dalam tindakan
A : Aman dan berumutu
32

B. Struktur Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Gambar 4. 1. Struktur Organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Islam Banjarmasin
33

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Unit Kerja Rekam Medis

C. Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Islam


Banjarmasin
Rumah Sakit Islam Banjarmasin memiliki 13 klinik jalan yang
didukung oleh dokter-dokter spesialis yang handal dan profesional di
bidangnya serta memiliki beberapa pilihan ruang perawatan rawat
inap dari VVIP, VIP, kelas I, kelas II, kelas III, dan ruang perawatan
ICU/ICCU serta ruang renal center (Hemodialisa) dan layanan 24 jam
laboratorium, IGD, radiologi, USG, farmasi, dan layanan penunjang
lainnya seperti treadmill, serta layanan pilihan Medical Check Up.
1. Rawat Jalan
Poliklinik terdiri dari poli umum dan spesialis sebagai berikut:
a. Umum
b. Gizi
c. Spesialis lainnya
1) Spesialis anak
2) Spesialis paru
3) Spesialis THT
34

4) Spesialis kebidanan dan kandungan


5) Spesialis urologi
6) Spesialis syaraf
7) Spesialis penyakit dalam
8) Spesialis kulit dan kelamin
9) Spesialis bedah umum
Poliklinik spesialis pelayanan BPJS sebagai berikut:
a. Spesialis anak
b. Spesialis kebidanan dan kandungan
c. Spesialis penyakit dalam
d. Spesialis bedah umum
Jenis pelayanan spesialis rawat inap yang ada:
a. Dokter spesialis bedah
b. Dokter spesialis penyakit dalam
c. Dokter spesialis anak
d. Dokter spesialis obgyn (kebidanan dan kandungan)
e. Dokter spesialis radiologi
f. Dokter spesialis anasthesi
g. Dokter spesialis patologi klinik
h. Dokter spesialis jiwa
i. Dokter spesialis mata
j. Dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan)
k. Dokter spesialis kulit & kelamin
l. Dokter spesialis kardiologi
m. Dokter spesialis urologi
n. Dokter spesialis rehabilitasi medik
o. Dokter spesialis patologi anatomi
p. Dokter spesialis paru
q. Dokter spesialis saraf
r. Dokter spesialis bedah saraf
s. Dokter spesialis bedah orthopedi
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi Gawat Darurat dan kamar terima pasien yang dapat
memberikan pelayanan kegawat daruratan selama 24 jam penuh
35

termasuk pasien-pasien yang ingin opname dengan dokter jaga


yang stand by dengan fasilitas EKG, nebulizer, defibrilator (DC
Shoch), ruangan tindakan bedah, observasi bedah, dan resusitasi
lainnya.
3. Kamar Bedah (Operasi)
Dapat melayani pasien selama 24 jam yang akan
melakukan operasi besar, sedang, dan kecil maupun pelayanan
persalinan dan perawatan khusus ruangan anak pasca
melahirkan.
4. Kamar Bersalin (VK)
Kamar bersalin RSIB siap memberikan pelayanan 24 jam
untuk membantu proses persalinan yang ditangani oleh tim dokter
dan bidan yang berpengalaman dan kompeten.
5. Medical Check Up (MCU)
RSIB menyediakan paket Medical Check Up (MCU) yang
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dengan menawarkan
berbagai pemeriksaan antara lain paket sederhana, paket standar,
paket lengkap, paket paripurna, paket haji, dan paket pranikah.
6. Hemodialisa (HD)
Hemodialisa memberikan pelayanan cuci darah bagi
pasien rawat jalan dan rawat inap selama 24 jam. Hemodialisa
didukung oleh dokter spesialis, perawat yang kompeten serta
peralatan yang canggih dengan jumlah tempat tidur (bed) 4 buah.
7. Penunjang Medik
a. Laboratorium
Dapat melakukan pelayanan pemeriksaan darah secara
lengkap selama 24 jam penuh, baik pasien opname maupun
rawat jalan.

b. Instalasi Farmasi Rawat Inap


Pelayanan distribusi obat-obatan secara lengkap bagi pasien
opname.
c. Instalasi Farmasi Rawat Jalan
36

Pelayanan pembelian obat-obatan bagi pasien rawat jalan pada


poli umum dan poli spesialis pukul 08.00 sampai malam selama
buka praktik poliklinik spesialis.
d. Radiologi
Dapat melayani semua pemeriksaan radiologi dan USG
(Ultrasonography) selama 24 jam.
e. Gizi
Pelayanan makan pasien yang sesuai dengan petunjuk yang
telah ditentukan oleh dokter yang merawat yang disesuaikan
dengan penyakit pasien sebanyak 3x sehari dan snack. Bagi
pasien dan keluarganya yang ingin mengetahui kesehatan
dengan pola makan yang tepat, maka klinik gizi menyediakan
tempat konsultasi gizi.
f. Fisoterapi
Pelayanan perawatan medis pasca operasi/opname dengan
jam kerja pada pukul 19.00-selesai.
8. Rawat Inap
Ruang rawat inap RS Islam Banjarmasin terdiri dari
beberapa klasifikasi/jenis yang disesuaikan dengan fasilitas antara
lain Air Conditioner Split, TV 21, TV 14, kulkas, kipas angin,
tempat tidur penunggu pasien, kamar mandi/WC, makan 3x,
snack, dan lain-lain.
9. Non Medik
a. Bimbingan Rohani (Bimroh)
b. Ambulance
c. Masjid Abu Hanifah
d. Musholla Asy Syaabirin
e. Koperasi Siti Khadijah
f. Area Parkir
g. ATM Bank Syariah Mandiri
37

4.1.2 Gambaran Khusus Hasil Penelitian


A. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan
di RS Islam Banjarmasin
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka diperoleh
data mengenai waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan
rawat jalan di RS Islam Banjarmasin yang mana masih terdapat
keterlambatan dalam penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan.

Tabel 4. 2 Hasil Rekapitulasi perhitungan waktu penyediaan dokumen


rekam medis pelayanan rawat jalan di RS Islam Banjarmasin

Variabel Dokumen Lama Waktu Jumlah


Rekam
Medis
≤ 10 menit ≥10 menit
Pasien
Waktu Pasien 23 6 29
penyediaan baru
dokumen rekam
Pasien 48 18 66
medis rawat
lama
jalam
Total 71 24 95

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa waktu


penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan di RS
Islam Banjarmasin dari jumlah sampel 95 dokumen rekam medis
pasien rawat jalan terdapat 24 dokumen rekam medis pasien rawat
jalan yang mengalami keterlambatan waktu ≥ 10 menit dalam
penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan yang terdiri dari 6
dokumen rekam medis pasien rawat jalan baru dan 18 dokumen
rekam medis pasien rawat jalan lama sedangkan dokumen rekam
medis yang tidak mengalami keterlambatan waktu ≤ 10 menit
berjumlah 71 dokumen rekam medis rawat jalan yang terdiri dari 23
dokumen rekam medis pasien rawat jalan baru dan 48 dokumen
rekam medis pasien rawat jalan lama.
38

Berdasarkan hasil wawancara kepada Informan Utama, yaitu :


Eee di RS Islam sendiri itu dalam penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan masih ada yang mengalami keterlambatan eee
biasanya lebih dari 10 menit.

Informan Utama

Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil wawancara kepada


Informan Triangulasi, yaitu :
“eee.. iya masih ada keterlambatan untuk penyediaan dokumen
rekam medis rawat jalan, eee.. kurang lebih biasanya ada lebih
dari 10 menit keterlambatan dalam satu penyediaan berkas rekam
medis rawat jalan ”
Informan Triangulasi

B. Kegiatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat


Jalan di RS Islam Banjarmasin
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di tempat
pendaftaran pasien rawat jalan di RS islam Banjarmasin berikut
kegiatan penyediaan dokumen rekam medis pasien pelayanan rawat
jalan dari mulai pasien datang mengambil nomor antrian sampai
dokumen rekam medis siap digunakan untuk pelayanan medis pasien
di poliklinik.
a. Pasien Baru
1. Pasien datang mengambil nomor antrian di depan loket
pendaftaran dan menunggu panggilan dari petugas pendaftaran
untuk melakukan pendaftaran. Apabila pasien jaminan harus
membawa kelengkapan berkas.
2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian yang sudah
pasien ambil untuk mendaftar
3. Petugas TPPRJ menanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya pernah berobat atau belum.
4. Petugas TPPRJ mewawancarai pasien untuk mengisi identitas
formulis pasien
39

5. Petugas TPPRJ menginput data pasien ke dalam komputer


6. Petugas membuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB)
7. Petugas membuatkan dokumen rekam medis baru bagi pasien
baru.
8. Petugas melampirkan surat rujukan/pengantar pasien pada
rekam medis jika pasien tersebut pasien rujukan
9. Petugas melakukan pencatatan pada buku register rawat jalan
seperti nama pasien,nomor rekam medis, alamat, tanggal
kunjungan dan poli yang dituju.
10. Petugas memberikan KIB pasien dan memberikan penjelasan
kepada pasien agar KIB di simpan dengan baik dan dibawa
setiap kali berobat ke rumah sakit
11. Kemudian petugas mendistribusikan dokumen rekam medis
pasien ke poliklinik yang dituju.
b. Pasien Lama
1. Pasien datang mengambil nomor antrian di depan loket
pendaftaran dan menunggu panggilan dari petugas pendaftaran
untuk melakukan pendaftaran. Apabila pasien jaminan harus
membawa kelengkapan berkas
2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian yang sudah
pasien ambil untuk mendaftar
3. Petugas TPPRJ menanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya pernah berobat atau belum.
4. Petugas meminjam Kartu Identitas Berobat Pasien
5. Petugas mencek kebenaran identitas data pasien di komputer
6. Petugas mencarikan dokumen rekam medis pasien.
7. Petugas melampirkan surat rujukan/pengantar pasien pada
rekam medis jika pasien tersebut pasien rujukan.
8. Petugas melakukan pencatatan pada buku register rawat jalan
seperti nama pasien,nomor rekam medis, alamat, tanggal
kunjungan dan poli yang dituju
9. Petugas mengembalikan KIB pasien dan memberikan
penjelasan kepada pasien agar KIB di simpan dengan baik dan
dibawa setiap kali berobat ke rumah sakit
40

10. Kemudian Petugas mendistribusikan dokumen rekam medis


pasien ke poliklinik yang dituju.

C. Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Dokumen Rekam Medis


Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin
Penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan di
RS Islam Banjarmasin masih terdapat keterlambatan penyediaan
dokumen rekam medis. Berdasarkan hasil wawancara terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan tersebut berdasarkan faktor dari
man (Manusia), methode (cara kerja), money (uang), material
(bahan) dan machine (mesin) :
a. Man (Manusia)
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia
Jumlah petugas rekam medis rawat jalan di RS Islam
Banjarmasin berjumlah 5 orang yang dibagi menjadi 2 shift 3
orang pagi dan 2 orang sore, sedangkan jumlah pasien setiap
harinya semakin banyak sehingga terjadi penumpukan
dokumen rekam medis yang membuat keterlambatan waktu
penyediaan dokumen rekam medis.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Informan Utama, yaitu :
“Eee untuk faktor penyebab SDM itu kurangnya petugas
rawat jalan eee kan hari demi hari pasien semakin banyak
eee jadi dengan jumlah petugas yang ada itu masih kurang.”

Informan Utama
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada Informan
Triangulasi
“eee faktor penyebab terkait itu yang pertama itu SDM yang
kurang di rawat jalan dan lantaran pasien itu hari demi hari
terus meningkat terus membanyak dan berkas pun eee
banyak yang menumpuk maka itulah yang membuat eee
keterlambatan sebuah dokumen rekam medis”
41

Informan Triangulasi

b.Methods (Cara Kerja)


1. Sistem penomoran menggunakan sistem penomoran unit
Di RS Islam Banjarmasin sistem penomoran yang
digunakan yaitu sistem penomoran unit dimana setiap pasien
yang datang untuk berobat mendapatkan satu nomor rekam
medis yang akan digunakan pada setiap kunjungan berikutnya.
2. Sistem penjajaran menggunakan terminal digit filling system
Di RS Islam Banjarmasin sistem penjajaran yang
digunakan yaitu sistem terminal digit filling system dimana
sistem tersebut mensejajarkan dokumen rekam medis
berdasarkan dua angka kelompok terakhir.
Berdasarkan cara kerja tersebut hal ini tidak berpengaruh
terhadap keterlambatan waktu penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Informan Utama, yaitu :
“Untuk faktor penyebab cara kerja eee tidak berpengaruh ya
karena di RS Islam sendiri eee untuk sistem penomoran sudah
menggunakan sistem penomoran unit dan sistem penjajaran
menggunakan sistem angka akhir.”
Informan Utama
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada Informan
Triangulasi
“Untuk faktor terkait cara kerja eee.. tidak terlalu berpengaruh
dan karena sudah menerapkan sistem penomoran unit
numbering system dan juga untuk sistem penjajaran sudah
melakukan terminal digit filling system”
Informan Triangulasi

a. Money (Uang)
Di RS Islam Banjarmasin dana pada unit rekam medis
tidak berupa uang melainkan sarana dan prasarana. Sarana dan
prasarana yang ada di RS Islam banjarmasin sudah tercukupi
42

seperti adanya alat tulis dan blangko rawat jalan sudah terpenuhi
oleh pihak rumah sakit. Hal ini tidak berpengaruh terhadap
keterlambatan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat
jalan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Informan Utama, yaitu :
“Eee untuk faktor penyebab terkait uang eee mungkin tidak
berpengaruh karena untuk sarana pendukung seperti formulir
rawat jalan, map, alat tulis, dll selalu terpenuhi”
Informan Utama
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada Informan
Triangulasi
“Untuk faktor uang itu tidak terlalu berpengaruh eee kepada
sarana dan prasarana di eee lingkungan rawat jalan karena
seperti alat tulis, itu blangko rawat jalan sampai RJ 1 sampai RJ
4 itu sudah terpenuhi oleh pihak rumah sakit”
Informan Triangulasi

b. Material (Bahan)
Faktor penyebab material (bahan) yang menyebabkan
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis yaitu :
1. Terjadinya Missfile
Terjadinya missfile atau salah letak dalam penyimpanan
dokumen rekam medis. Terjadinya missfile sangat
mempengaruhi keterlambatan dalam penyediaan dokumen
rekam medis , dikarenakan petugas rekam medis harus
menyisir satu-satu dokumen rekam medis sehingga
menyebabkan lama ditemukannya dokumen rekam medis
tersebut.
2. Dokumen rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan
Faktor yang memperlambat penyediaan dokumen
selanjutnya yaitu dokumen rekam medis yang tidak ada di rak
penyimpanan. Petugas filling akan melacak dokumen rekam
medis tersebut, Petugas harus menyisir terlebih dahulu
dokumen rekam medis di rak penyimpanan yang memiliki
43

nomor rekam medis yang hampir sama jika dokumen rekam


medis tersebut belum ketemu kemungkinan dikarenakan
dokumen tersebut masih ada di poli-poli klinik yang belum
dikembalikan, maka petugas melacak menggunakan komputer
untuk mengetahui dokumen rekam medis tersebut
berada,kemudian menghubungi pihak peminjam agar dokumen
tersebut dikembalikan ke bagian filling untuk pemeriksaan
pasien. Hal ini dapat memperlama waktu penyediaan dokumen
rekam medis pasien rawat jalan.
3. Ruang dan rak penyimpanan yang kurang efektif.
Penyimpanan dokumen rekam medis pasien di RS Islam
Banjarmasin terlalu penuh sehingga ada dokumen rekam medis
yang disimpan di kerdus-kerdus dan tidak ada petunjuk nomor
serta ruangan penyimpanan yang terlalu sempit karena
keterbatasan ruangan sehingga menyebabkan petugas susah
bergerak. Serta rak penyimpanan yang terlalu tinggi sehingga
petugas harus menggunakan tangga dalam mencari dokumen
rekam medis . Hal ini dapat memperlama waktu penyediaan
dokumen rekam medis pasien rawat jalan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Infoman Utama, yaitu :
“Eee untuk faktor penyebab material biasanya sering
terjadinya missfile dan ruang penyimpanan yang terlalu penuh
eee sehingga berkas rekam medis disimpan dikerdus-kerdus.”

Informan Utama

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada Informan


Triangulasi
“ Terkait bahan biasanya ada terjadi missfile, dokumen yang
belum ada didalam rak karena kemungkinan dokumen-
dokumen itu masih ada di ruangan poli-poli dan penyimpanan
yang terlalu penuh dan sangat sempit dan juga rak
penyimpanan yang ada di rawat jalan itu eee terlalu tinggi”
44

Informan Triangulasi

c. Machine (Mesin)
1. Komputer yang digunakan terjadi pending
Sistem yang dipakai di RS Islam Banjarmasin terutama
di bagian pendaftaran rawat jalan sudah menggunakan
komputer dalam pelayanannya. Namun di RS Islam
Banjarmasin komputer yang digunakan biasanya terjadi
pending atau ganguan pada sistem komputer tersebut sehingga
memperlambat waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat
jalan
Berdasarkan hasil wawancara kepada Informan Utama, yaitu :
“Eee untuk faktor penyebab mesin itu eee biasanya komputer
yang digunakan disini itu mengalami pending/error.”

Informan Utama
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada Informan
Triangulasi
“Kalau untuk mesin sendiri kan di rumah sakit Islam
Banjarmasin terutama di bagian pendaftaran rawat jalan itu
melakukan memakai mesin komputer dan juga ada disana
barcode sering terjadinya pending atau gangguan di gangguan
sistem komputernya maka yang membuat keterlambatan oleh
eee penyedian dokumen tersebut”.

Informan Triangulasi

d. Standar Prosedur Operasional (SPO) Waktu Penyediaan Dokumen


Rekam Medis Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Di RS Islam
Banjarmasin tentang SPO khusus waktu penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan belum ada tetapi untuk SPO tentang pendaftaran
45

pasien baru dan lama serta SPO penyimpanan dokumen rekam medis
ada. Pelaksanaan pendaftaran rawat jalan baru dan lama sudah berjalan
optimal sesuai dengan SPO yang ada tetapi untuk pelaksanaan
penyimpanan dokumen rekam medis belum berjalan secara optimal
karena masih ada dokumen rekam medis yang salah letak dalam
penyimpananya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan Utama
“Untuk SPO waktu penyediaan dokumen rekam medis belum ada”

Informan Utama

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada Informan Triangulasi


“Untuk SOP khusus waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat
jalan itu masih belum ada tetapi untuk SOP pendaftaran rawat jalan baru
dan rawat jalan lama serta penyimpanan dokumen rekam medis rawat
jalan itu ada”
Informan Triangulasi
46

4.2. Pembahasan Penelitian

4.2.1. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan di


RS Islam Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian waktu penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan di RS Islam Banjarmasin yang dilakukan dengan jumlah
sampel 95 dokumen rekam medis pasien rawat jalan terdapat 24
dokumen rekam medis pasien rawat jalan yang mengalami keterlambatan
waktu ≥ 10 menit dalam penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
yang terdiri dari 6 dokumen rekam medis pasien rawat jalan baru dan 18
dokumen rekam medis pasien rawat jalan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Siska dan Kori (2018) waktu
penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan yang memenuhi ≤ 10
menit sebesar 32% (32 dokumen rekam medis dari 100) dan yang tidak
memenuhi ≥ 10 menit sebesar 68% (68 dokumen rekam medis dari 100).
Hasil ini tidak sesuai dengan Kepmenkes Nomor 129 tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal waktu penyediaan dokumen rekam
medis pelayanan rawat jalan adalah ≤ 10 menit, waktu yang lama akan
memberikan dampak yang buruk dalam penilian pelayanan rumah sakit
bagi pasien. Karena semakin lama waktu penyediaan dokumen rekam
medis maka akan semakin lama juga pasien mendapatkan pelayanan
medis.
Dalam setiap pelayanan, pasien ingin mendapatkan pelayanan
yang cepat dan tidak menunggu lama. Pelayanan yang cepat tergantung
pada kerjasama yang baik antar petugas di rumah sakit. Kecepatan
dalam mendaftar pasien sampai menyediakan berkas rekam medis
merupakan salah satu indikator untuk menunjuk kepuasaan pasien
(Antikasari, 2006).
Menurut Depkes RI (2007) Pelayanan rekam medis yang baik dan
bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman.
Pelayanan rekam medis rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran
pasien sampai dokumen rekam medis tersebut disediakan oleh petugas
untuk didistribusikan ke poliklinik yang dituju .
47

Menurut Hatta (2013) Salah satu tujuan rekam medis adalah


menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan
aktivitas yang berkaitan dengan penenganan sumber-sumber yang ada
pada organisasi pelayanan di rumah sakit, menganalisi kecenderungan
yang terjadi dan mengomunikasikan informasi di antar klinik yang
berbeda. Pasien yang menunggu lama akibat penyediaan dokumen
rekam medis yang terlambat akan merasa kurang puas terhadap
pelayanan yang diberikan tersebut.

4.2.2. Kegiatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan di


RS Islam Banjarmasin
Kegiatan penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat
jalan di RS Islam Banjarmasin adalah sebagai berikut :
b. Pasien Baru
1. Pasien datang mengambil nomor antrian di depan loket
pendaftaran dan menunggu panggilan dari petugas pendaftaran
untuk melakukan pendaftaran. Apabila pasien jaminan harus
membawa kelengkapan berkas.
2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian yang sudah
pasien ambil untuk mendaftar
3. Petugas TPPRJ menanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya pernah berobat atau belum.
4. Petugas TPPRJ mewawancarai pasien untuk mengisi identitas
formulis pasien
5. Petugas TPPRJ menginput data pasien ke dalam komputer
6. Petugas membuatkan Kartu Identitas Berobat (KIB)
7. Petugas membuatkan dokumen rekam medis baru bagi pasien
baru.
8. Petugas melampirkan surat rujukan/pengantar pasien pada rekam
medis jika pasien tersebut pasien rujukan
9. Petugas melakukan pencatatan pada buku register rawat jalan
seperti nama pasien,nomor rekam medis, alamat, tanggal
kunjungan dan poli yang dituju.
48

10. Petugas memberikan KIB pasien dan memberikan penjelasan


kepada pasien agar KIB di simpan dengan baik dan dibawa setiap
kali berobat ke rumah sakit
11. Kemudian petugas mendistribusikan dokumen rekam medis
pasien ke poliklinik yang dituju.
c. Pasien Lama
1. Pasien datang mengambil nomor antrian di depan loket pendaftaran
dan menunggu panggilan dari petugas pendaftaran untuk
melakukan pendaftaran. Apabila pasien jaminan harus membawa
kelengkapan berkas
2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian yang sudah
pasien ambil untuk mendaftar
3. Petugas TPPRJ menanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya pernah berobat atau belum.
4. Petugas meminjam Kartu Identitas Berobat Pasien
5. Petugas mencek kebenaran identitas data pasien di komputer
6. Petugas mencarikan dokumen rekam medis pasien.
7. Petugas melampirkan surat rujukan/pengantar pasien pada rekam
medis jika pasien tersebut pasien rujukan.
8. Petugas melakukan pencatatan pada buku register rawat jalan
seperti nama pasien,nomor rekam medis, alamat, tanggal
kunjungan dan poli yang dituju
9. Petugas mengembalikan KIB pasien dan memberikan penjelasan
kepada pasien agar KIB di simpan dengan baik dan dibawa setiap
kali berobat ke rumah sakit
10. Kemudian Petugas mendistribusikan dokumen rekam medis
pasien ke poliklinik yang dituju.
Hasil ini sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
pelayanan rawat jalan baru dan lama yang ditetapkan di RS Islam
Banjarmasin
a. Pelayanan Pasien Baru
1. Pasien datang mengambil nomor antrian (umum) apabila pasien
jaminan maka harus membawa kelengkapan berkas.
2. Pasien datang ke TPPRJ sesuai dengan kasusnya.
49

3. Petugas mewawancarai pasien untuk mendapatkan identitas dan


data sosial
4. Buat KIB dan Rekam medis baru.
5. Lampirkan surat rujukan/ pengantar pada rekam medis bila
pasien rujukan.
6. Catat pada buku register rawat jalan (nama pasien, no RM, tgl
kunjungan, poli yang di tuju).
7. Petugas memberi penjelasan kepada pasien agar kartu identitas
berobat disimpan baik-baik dan dibawa setiap kali berobat ke RS
Islam Banjarmasin.
8. Pasien membayar biaya pendaftaran di kasir.
9. Petugas mengantar berkas rekam medis ke poliklinik yang
bersangkutan.
b. Pelayanan Pasien Lama
1. Pasien datang mengambil nomor antrian (umum) apabila pasien
jaminan maka harus membawa kelengkapan berkas.
2. Pasien datang ke TPPRJ sesuai dengan kasusnya.
3. Petugas mewawancarai pasien untuk mendapatkan identitas dan
data sosial
4. Mengentry ke dalam komputer petugas rekam medis mengecek
data identitas di komputer untuk mengetahui apakah pasien
pernah dirawat/berobat di RS Islam Banjarmasin.
5. petugas mencarikan berkas rekam medisnya.
6. Lampirkan surat rujukan/ pengantar pada rekam medis bila
pasien rujukan.
7. Catat pada buku register rawat jalan (nama pasien, no RM, tgl
kunjungan, poli yang di tuju).
8. Petugas memberi penjelasan kepada pasien agar kartu identitas
berobat disimpan baik-baik dan dibawa setiap kali berobat ke RS
Islam Banjarmasin.
9. Pasien membayar biaya pendaftaran di kasir.
10. Petugas mengantar berkas rekam medis ke poliklinik yang
bersangkutan.
50

4.2.3. Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Dokumen Rekam Medis Rawat


Jalan di RS Islam Banjarmasin
Faktor penyebab keterlambatan penyediaan dokumen rekam
medis pelayanan rawat jalan di RS Islam Banjarmasin yaitu :
a. Man (manusia)
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara kurangnya sumber daya
manusia di rawat jalan dan pasien yang setiap hari semakin
banyak sehingga menyebabkan keterlambatan waktu penyediaan
dokumen rekam medis rawat jalan
Hasil ini sejalan dengan penelitian Ningsih (2013) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa dengan banyaknya jumlah
kunjungan pasien, mengharuskan Rumah Sakit Mata “Dr. Yap”
Yogyakarta memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) dengan kinerja
yang berkualitas sesuai dengan kompetensinya dengan jumlah
yang mencukupi untuk memberikan pelayanan kepada pasien
sehingga diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan.
Hasil ini tidak sesuai dengan teori Hasibuan (2005)
perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan tenaga
kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan
efesien dalam membantu mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
Menurut Sabarguna dan sumarni (2003) SDM merupakan
aset rumah sakit yang sangat penting dan merupakan sumber
daya yang berperan besar dalam pelayanan rumah sakit.
Penanganan SDM penting karena mutu pelayanan rumah sakit
sangat tergantung dari perilaku SDM dan kemajuan ilmu dan
teknologi memerlukan tenaga yang profesional dan spealistis.
b. Methode (cara kerja)
1. Sistem penomoran menggunakan sistem penomoran unit
Berdasarkan hasil wawancara tentang faktor penyebab
terkait methode sistem yang digunakan di RS Islam Banjarmasin
sudah menggunakan sistem penomoran unit dimana setiap pasien
yang berkunjung mendapatkan satu nomor rekam medis dan
digunakan selamanya pada kunjungan berikutnya.
51

Hasil ini sejalan dengan penelitian Elma (2016) Sistem


penomoran yang digunakan di RSUD RA Kartini Jepara sudah
sesuai dimana menggunakan sistem penomoran Unit Numbering
System (UNS) atau disebut sistem penomoran unit yaitu suatu
sistem pemberian nomor rekam medis bagi pasien yang datang
berobat dan nomor rekam medis tersebut akan tetap digunakan
pada kunjungan berikutnya.
Hasil ini sesuai dengan teori Rustiyanto (2011), sistem
penomoran adalah tata cara penulisnan dan pemberian nomor
rekam medis yang diberikan kepada pasien yang datang berobat
dan setiap formulir rekam medis serta folder rekam medis atas
nama yang bersangkutan. Sistem penomoran unit adalah suatu
sistem penomoran rekam medis bagi pasien yang datang
mendaftar untuk berobat dan nomor rekam medis tersebut akan
tetap digunakan pada kunjungan berikutnya bila pasien datang
mendaftar untuk berobat ulang. Sistem penomoran unit
merupakan sistem penomnoran yang mempunyai banyak
kelebihan dibanding sistem penomoran lainnya. Kelebihan sistem
penomoran unit yaitu semua rekam medis tersimpan dalam satu
folder, menghilangkan kerepotan mengambil rekam meids, untuk
disimpan ke nomor baru dalam seri unit, secara tepat memberikan
informasi kepada klinis dan manajemen, satu gambaran yang
lengkap mengenai riwayat penyakit dan pengobatan seorang
pasien.
2. Sistem penjajaran menggunakan terminal digit filling system
Berdasarkan hasil wawancara sistem penjajaran yang
digunakan di RS Islam Banjarmasin sudah s menggunakan sistem
penjajaran Terminal Digit Filling System.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Elma (2016) Sistem
penjajaran yang digunakan di RSUD RA Kartini Jepara sudah
sesuai, sistem penjajaran yang diterapkan yaitu Terminal Digit
Filling (TDF) atau disebut juga sistem penjajaran angka akhir yaitu
dokumen disajajarkan berdasarkan dua digit akhir sebagai angka
52

primer, dua digit depan sebagai angka sekunder, dan dua digit
tengah sebagai angka tersier.
Hasil ini sesuai dengan teori Rustiyanto (2011), sistem
penjajaran yaitu sistem penyusunan rekam medis yang sejajar
antara rekam medis yang satu dengan yang lainnya. Terminal
Digit Filling System yaitu sistem penjajaran rekam medis
berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka
kelompok terakhir. Terminal digit filling system merupakan sistem
penjajaran yang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
dengan sistem lainnya. Kelebihan dari sistem penjajaran ini
adalah jumlah rekam medis untuk setiap section terkontrol,
pekerjaan terbagi secara merata dan penambahan jumlah rekam
medis selalu tersebar secara merata didalam rak penyimpanan.
c. Money (uang)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan untuk sarana
dan prasarana dalam pelayanan rawat jalan di RS Islam Banjarmasin
sudah terpenuhi seperti alat tulis, blangko rawat jalan dari RJ 1
sampai RJ 4 sudah terpenuhi oleh pihak rumah sakit.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Suprismawati dan
Rawi (2018) yang menyatakan pengadaan sarana pendukung dalam
pelayanan,penyimpanan, dan pendistribusian belum terpenuhi secara
keseluruhan dan untuk pengadaan barang dokumen rekam medis,
alat tulis, tracer, dan sebagainya tertuang dalam perencanaan
anggaran instalasi rekam medis.
Hasil ini sesuai dengan teori Purwanto (2007) reward adalah
sesuatu yang diberikan kepada perorangan atau kelompok jika
mereka melakukan sesuatu di bidang tertentu dan diberikan hadiah
berupa medali, piala, sertifikat, uang atau pita. Sedangkan
punishment adalah jika melakukan pelanggaran atau mendapatkan
hukuman berupa teguran, surat peringatan, skorsing, pemotongan
gaji dan bisa diberhentikan kerja. Uang merupakan alat tukar dan alat
pengukur nilai besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan tools yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
53

sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini berhubungan


dengan anggaran yang digunakan untuk sarana dan prasarana
pelayanan.
d. Material (Bahan)
1. Terjadinya missfile
Berdasarkan hasil wawancara terjadinya missfile
merupakan faktor penyebab dari material yang mempengaruhi
keterlambatan waktu penyediaan dokumen rekam medis pasien
rawat jalan di RS Islam Banjarmasin. Terjadinya missfile dokumen
rekam medis pasien rawat jalan dapat terjadi karena kurang
telitinya petugas dalam penyimpanan dokumen rekam medis
pasien.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Yulina (2017)
Terjadinya missfile dokumen rekam medis dapat mempengaruhi
keterlambatan dokumen rekam medis. Hal ini dapat berpengaruh
karena melibatkan semua para petugas untuk mencari dokumen
rekam medis yang belum ketemu, sehingga menyebabkan
pekerjaan lain keteteran.
Hasil ini sesuai dengan teori Shofari (2008) masalah lain
yang dihadapi filling adalah seringkali terjadi kejadian missfile
(salah letak) dan keterlambatan pelacakan dokumen rekam medis
serta penyerahan dokumen rekam medis ke TPPRJ (Tempat
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan).
2. Dokumen rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan
Berdasarkan hasil wawancara salah satu penyebab
keterlambatan waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat
jalan dokumen rekam medis yang tidak ada di rak penyimpanan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Dewi (2017) faktor
penyebab material terdapat dokumen rekam medis yang tidak
ditemukan di rak filling, petugas rekam medis menyisisr satu-satu
dokumen rekam medis di rak-rak yang memiliki nomor rekam
medis yang hampir sama dan melacak menggunakan komputer.
Hasil ini tidak sesuai dengan teori Rustiyanto dan Warih
(2011), berkas rekam medis pasien yang telah selesai digunakan
54

wajib disimpan kembali di rak penyimpanan, agar petugas rekam


medis lebih mudah mencari apabila sewaktu-waktu berkas akan
digunakan kembali.
3. Ruang dan rak penyimpanan yang kurang efektif
Berdasarkan hasil wawancara Penyimpanan dokumen
rekam medis pasien di RS Islam Banjarmasin terlalu penuh
sehingga ada dokumen rekam medis yang disimpan di kerdus-
kerdus dan tidak ada petunjuk nomor dan ruangan penyimpanan
yang terlalu sempit. Serta rak penyimpanan yang terlalu tinggi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Yulina (2017) ruang
rekam medis di Rumah Sakit Condong Catur terlalu sempit, jika
kebanyakan orang didalam ruangan tersebut udara akan menjadi
panas serta petugas susah bergerak dan bagian rak paling atas
masih dipakai untuk menyimpan rekam medis sehingga rak
tersebut terlalu tinggi dan petugas rekam medis harus memakai
alat bantu untuk mengambil dan menyimpan rekam medis.
Hasil ini tidak sesuai dengan teori Savitri C (2011) ruang
penyimpanan rekam medis harus dapat memberi pelayanan yang
cepat kepada seluruh pasien, mudah dicapai dari segala tempat
dan mudah menunjang administrasi. Ruang penyimpanan yang
baik, pengatur suhu ruangan, perhatian terhadap keselamatan
petugas.
e. Machine (Mesin)
1. Komputer yang digunakan sering terjadi pending
Berdasarkan hasil wawancara komputer yang digunakan di
RS Islam Banjarmasin sering terjadi pending hal ini dapat
menyebabkan keterlambatan waktu penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Yulina (2017) SIRS
yang digunakan di Rumah Sakit Condong Catur masih terjadi
pending. Dengan sistem SIRS yang sering terjadi pending
menyebabkan keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis
karena jika SIRS pending setelah di restart maka tidak akan ada
55

bunyi notifikasi, sehingga petugas mengira tidak ada pasien yang


mendaftar.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Lucas (2000),
Teknologi informasi merupakan segala sesuatu dalam bentuk
teknologi yang diterapkan untuk memproses serta mengirimkan
informasi dalam bentuk elektronik. Manfaat teknologi informasi
yaitu kebutuhan efesiensi waktu dan biaya untuk menerapkan
teknologi informasi dalam lingkungan pekerjaan.

4.2.4. Standar Prosedur Operasional (SPO) Waktu Penyediaan Dokumen


Rekam Medis Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian di RS Islam Banjarmasin untuk SPO
khusus waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan
belum ada tetapi untuk SPO pendaftaran rawat jalan baru dan lama serta
SPO penyimpanan rekam medis rawat jalan ada. Pelaksanaan
pendaftaran pasien baru dan lama sudah berjalan optimal sesuai dengan
SPO yang ada tetapi untuk pelaksanaan penyimpanan dokumen rekam
medis belum berjalan secara optimal.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Henny Maria
(2017) dengan adanya SPO sangat memberi wewenang untuk petugas
dalam melakukan pekerjaan sehingga petugas sadar akan kewajiban dan
tugas yang harus dilakukan, dan apabila terjadi kesalahan petugas dapat
perlindungan di dalam wawasan SPO.
Menurut UU RI No 44 (2009) Standar Prosedur Operasional
merupakan suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dilakukan
untuk proses kerja rutin tertentu. SPO memberikan langkah yang besar
dan terbaik berdasarkan consensus bersama untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana
pelayanan kesehatan.
Menurut Priyono (2011) tujuan SPO yaitu : pertama agar petugas
menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam
organisasi atau unit kerja. Yang kedua agar mengetahui dengan jelas
peran dan fungsi dari tiap-tiap posisi dalam organisasi. Yang ketiga
56

memperjelas alur dan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait. Yang keempat melindungi organisasi kerja dan petugas dari
malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya. Dan yang terakhir untuk
menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan inifisiensi.
57

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan di RS
Islam Banjarmasin
Penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di RS Islam
Banjarmasin mengalami keterlambatan atau lebih dari 10 menit berjumlah
24 dokumen rekam medis pasien rawat jalan dan yang tidak mengalami
keterlambatan berjumlah 71 dokumen rekam medis pasien rawat jalan
yang artinya masih ada keterlambatan dalam penyediaan waktu dokumen
rekam medis rawat jalan yang tidak sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
2.. Kegiatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan di
RS Islam Banjarmasin
Dari hasil penelitian kegiatan penyediaan dokumen rekam medis
pasien rawat jalan di RS Islam Banjarmasin yang meliputi dari
penerimaan pasien baru dan lama sampai dokumen rekam medis
tersebut diantar ke bagian poliklinik.
3. Faktor Penyebab Keterlambatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis
Rawat Jalan Di RS Islam Banjarmasin
Faktor penyebab keterlambatan penyediaan dokumen rekam
rawat jalan yaitu : man (manusia) kurangnya SDM rawat jalan, methode
(cara kerja) sistem penomoran dan sistem penjajaran yang digunakan
sudah sesuai dimana sistem penomoran menggunakan sistem
penomoran unit, dan sistem penjajaran menggunakan terminal digit filling
system, money (uang) pengadaan sarana pendukung dalam pelayanan
sudah terpenuhi, material (bahan) terjadinya missfile, dokumen rekam
medis yang tidak ada di rak penyimpanan , ruang dan rak penyimpanan
yang kurang efektif, dan machine (mesin) komputer yang digunakan
sering terjadi pending.

57
58

4. Standar Prosedur Operasional (SPO) penyediaan dokumen rekam medis


rawat jalan di RS Islam Banjarmasin
Tidak ada SPO khusus yang mengatur tentang waktu penyediaan
dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan hanya ada SPO tentang
pendaftaran pasien rawat jalan baru dan lama serta SPO penyimpanan.

5.2. Saran
1. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat Jalan di
RS Islam Banjarmasin
Sebaiknya untuk kualitas pelayanan ditingkatkan khususnya
dalam waktu penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan
harus sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal menurut Kepmenkes no
129 tahun 2008.
2. Faktor Penyebab Keterlambatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis
Rawat Jalan Di RS Islam Banjarmasin
a. Man
1) Sebaiknya petugas rekam medis di bagian pelayanan rawat jalan
ditambah agar pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan
efektif.
b. Material
1) Sebaiknya dalam penyimpanan dokumen rekam medis perlu lebih
teliti agar tidak terjadinya missfile dokumen rekam medis.
2) Sebaiknya dalam pengembalian dokumen rekam medis dari
poliklinik dilakukan secara tepat waktu agar
3) Sebaiknya dilakukan perencanaan jangka panjang dengan
mengatur ruang dan rak penyimpanan rekam medis yang lebih
efektif sehingga dokumen rekam medis tertata dengan rapi dan
mudah untuk pencariannnya
c. Machine
1) Sebaiknya dilakukan pembersihan sistem pada komputer yang
terjadi pending sehingga komputer dapat digunakan secara
optimal.
3. Standar Prosedur Operasional (SPO) penyediaan dokumen rekam medis
rawat jalan di RS Islam Banjarmasin
Sebaiknya ada SPO khusus yang mengatur waktu penyediaan
dokumen rekam medis agar petugas rekam medis dapat mengerjakannya
dengan dasar dan aturan yang jelas terkait waktu penyediaan dokumen
rekam medis rawat jalan di RS Islam Banjarmasin.

59
DAFTAR PUSTAKA

Arifah (2016). Penyediaan Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Pada Klinik Syaraf
RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah Periode Triwulan III Tahun 2016.
Stikes Jendral Achamd Yani.

Armiati, Widiarta. (2017). Manajemen Informasi Kesehatan. Banjarbaru.

Asmuni, Suarni. (2009). Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis


Pada Waktu Tunggu Pasien Dalam Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan
di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan tahun 2009. Universitas Sumatra
Utara.

Azhar, A. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Tangerang: Binarupa


Aksara.

Budi, SC. (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum
Sinergis Medis.

Depkes RI. (2007). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Depkes
RI.

Hartatik, Indah Puji.( 2014). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Jogjakarta:


qkLaksana.

Khotimah, Khusnul. (2011). Tinjauan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu


Tunggu Pelayananan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD
Datu Sanggul Rantau. Stkes Husada Borneo.

Lucas, Henry J. (2000). Information Technology For Management, Irwin/megraw-


hill.

Maria, Henny. (2017). Standar Pelayanan Minimal Waktu Tunggu di Pendaftaran


Pasien Rawat Jalan di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau. Stikes Hang Tuah
Pekanbaru.

Menteri kesehatan Republik Indonesia. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Menteri kesehatan Republik Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis.

Menteri kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Stadar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.

60
Ningsih, kori puspita. (2013). Hubungan Beban Kerja dan Kepuasan Pasien
Dengan Kinerja Karyawan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Mata “Dr.
Yap” Yogyakarta. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Notoadmojo, S. (2002). Metedeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

PERMENPAN No.PER/21/M-PAN/11/2008 Tentang Manfaat Standar


Operasional Prosedur (SOP)

Purwanto. (2007). Metodeologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka


Belajar.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Riyanto, A. (2017). Aplikasi Metedeologi penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Sabarguna, Sumarni.(2003) Sumber Daya Manusia Rumah Sakit (Cetakan


Pertama). Yogyakarta : konsorsium RSI Jateng.

Shofari, Bambang (2008), Modul Pembelajaran Sistem dan Prosedur Pelayanan


Rekam Medis, PORMIKI, Semarang.

Stikes Husada Borneo Banjarbaru (2019). Pedoman Penulisan Karya Tulis


Ilmiah.

Tambunan, Rudi M. (2013). Standart Operating Procedures (SOP). Jakarta:


Maiestas Publishing.

Winarni (2013). Penyediaan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Jalan


Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Gadjah Madha.

61
LAMPIRAN

62
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari STIKes ke RS Islam Banjarmasin

63
Lampiran 2. Surat Balasan Surat Penelitian dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin

64
Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:

Yth. Bapak/Ibu

Di Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Dengan Hormat,

Saya mahasiswa D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, Stikes


Husada Borneo semester VI bermaksud akan melakukan penelitian tentang
“Gambaran Standar Pelayanan Minimal Waktu Penyediaan Dokumen Rekam
Medis Pelayanan Rawat Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020” sebagai
persyaratan untuk menyelesaikan program studi D3 Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan. berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk menjadi responden yang merupakan sumber informasi bagi
penelitian ini.

Dalam Penelitian ini tidak akan memberikan dampak/pengaruh kepada


Nama/Jabatan/Gaji/ dan sebagainya, akan terjamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.

Banjarbaru, 2020

Rabiatul Auliah
NIM. 17D30390

65
Lampiran 4. Persetujuan Menjadi Responden

66
Lampiran 5. Lembar Pedoman Wawancara

PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

PEDOMAN WAWANCARA

Judul : Gambaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) Waktu


Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020

Nama Peneliti : Rabiatul Auliah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

Saya Rabiatul Auliah mahasiswa STIKES Husada Borneo Banjarbaru


mengadakan penelitian di RS Islam Banjarmasin dengan ini memohon kesediaan
Bapak/Ibu Kepada Instalasi Rekam Medis RS Islam Banjarmasin, dimohon
kesediannya untuk wawancara untuk pengumpulan data peneliti.

A. Wawancara Kepada Kepala Rekam Medis


1. Apakah di RS Islam Banjarmasin mengalami keterlambatan dalam
penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan ?
2. Apakah ada SPO yang mengatur tentang waktu penyediaan dokumen
rekam medis rawat jalan di RS Islam Banjarmasin?
3. Apakah faktor penyebab dari SDM/man yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?
4. Apakah faktor penyebab dari bahan/material yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?
5. Apakah faktor penyebab dari cara kerja/methode yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?
6. Apakah faktor penyebab dari uang/money yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?
7. Apakah faktor penyebab dari mesin/machine yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?

67
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

PEDOMAN WAWANCARA

Judul : Gambaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) Waktu


Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020

Nama Peneliti : Rabiatul Auliah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

A. Hasil Wawancara Kepada Kepala Rekam Medis


1. Eee.. iya masih ada keterlambatan untuk penyediaan dokumen rekam
medis rawat jalan, eee.. kurang lebih biasanya ada lebih dari 10 menit
keterlambatan dalam satu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan.
2. Untuk SOP khusus waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan
itu masih belum ada tetapi untuk SOP pendaftaran rawat jalan baru dan
rawat jalan lama serta penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan
itu ada.
3. Eee.. faktor penyebab terkait itu yang pertama itu SDM yang kurang di
rawat jalan dan lantaran pasien itu hari demi hari terus meningkat terus
membanyak dan berkas pun eee banyak yang menumpuk maka itulah
yang membuat eee keterlambatan sebuah dokumen rekam medis.
4. Terkait bahan biasanya ada terjadi missfile, dokumen yang belum ada
didalam rak karena kemungkinan dokumen-dokumen itu masih ada di
ruangan poli-poli dan penyimpanan yang terlalu penuh dan sangat
sempit dan juga rak penyimpanan yang ada di rawat jalan itu eee terlalu
tinggi
5. Untuk faktor terkait cara kerja eee.. tidak terlalu berpengaruh dan karena
sudah menerapkan sistem penomoran unit numbering system dan juga
untuk sistem penjajaran sudah melakukan terminal digit filling system
6. Untuk faktor uang itu tidak terlalu berpengaruh eee.. kepada sarana dan
prasarana di eee.. lingkungan rawat jalan karena seperti alat tulis, itu

68
blangko rawat jalan sampai RJ 1 sampai RJ 4 itu sudah terpenuhi oleh
pihak rumah sakit
7. Kalau untuk mesin sendiri kan di rumah sakit Islam Banjarmasin
terutama di bagian pendaftaran rawat jalan itu melakukan memakai
mesin komputer dan juga ada disana barcode sering terjadinya pending
atau gangguan di gangguan sistem komputernya maka yang membuat
keterlambatan oleh eee.. penyedian dokumen tersebut

69
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

PEDOMAN WAWANCARA

Judul : Gambaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) Waktu


Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020

Nama Peneliti : Rabiatul Auliah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

Saya Rabiatul Auliah mahasiswa STIKES Husada Borneo Banjarbaru


mengadakan penelitian di RS Islam Banjarmasin dengan ini memohon kesediaan
Bapak/Ibu Kepada Instalasi Rekam Medis RS Islam Banjarmasin, dimohon
kesediannya untuk wawancara untuk pengumpulan data peneliti.

B. Wawancara Kepada Petugas Pelayanan Rawat Jalan


1. Apakah di RS Islam Banjarmasin mengalami keterlambatan dalam
penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan ?
2. Apakah ada SPO yang mengatur tentang waktu penyediaan dokumen
rekam medis rawat jalan di RS Islam Banjarmasin?
3. Berapa Jumlah petugas rekam medis di tempat pendaftaran rawat jalan
di RS Islam Banjarmasin?
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengentri data pasien?
5. Menggunakan sistem penomoran apa di RS Islam Banjarmasin?
6. Apakah faktor penyebab dari SDM/man yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?
7. Apakah faktor penyebab dari bahan/material yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?
8. Apakah faktor penyebab dari cara kerja/methode yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?

70
9. Apakah faktor penyebab dari uang/money yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?
10. Apakah faktor penyebab dari mesin/machine yang mempengaruhi
keterlambatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan?

71
PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

PEDOMAN WAWANCARA

Judul : Gambaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) Waktu


Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020

Nama Peneliti : Rabiatul Auliah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

B. Hasil Wawancara Kepada Petugas Pelayanan Rawat Jalan


1. Eee.. di RS Islam sendiri itu dalam penyediaan dokumen rekam meids
rawat jalan masih ada yang mengalami keterlambatan eee biasanya
lebih dari 10 menit.
2. Untuk SPO waktu penyediaan dokumen rekam medis belum ada
3. Jumlah petugas rawat jalan eee ada 5 orang petugas 3 orang pagi 2
orang sore.
4. Eee kurang lebih sekitar 3 menit.
5. Di RS Islam eee untuk sistem penomorannya menggunakan sistem
penomoran unit.
6. Eee untuk faktor penyebab SDM itu kurangnya petugas rawat jalan eee
kan hari demi hari pasien semakin banyak eee jadi dengan jumlah
petugas yang ada itu masih kurang.
7. Eee untuk faktor penyebab material biasanya sering terjadinya missfile
dan ruang penyimpanan yang terlalu penuh eee sehingga berkas rekam
medis disimpan dikerdus-kerdus.
8. Untuk faktor penyebab cara kerja eee tidak berpengaruh ya karena di RS
Islam sendiri eee untuk sistem penomoran sudah menggunakan sistem
penomoran unit dan sistem penjajaran menggunakan sistem angka
akhir.

72
9. Eee untuk faktor penyebab terkait uang eee mungkin tidak berpengaruh
karena untuk sarana pendukung seperti formulir rawat jalan, map, alat
tulis, dll selalu terpenuhi
10. Eee untuk faktor penyebab mesin itu eee biasanya komputer yang
digunakan disini itu mengalami pending/error.

73
Lampiran 6. Lembar Observasi

PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES HUSADA BORNEO
BANJARBARU

PEDOMAN OBSERVASI

Judul : Gambaran Standar Pelayanan Minimal (SPM) Waktu


Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin Tahun 2020

Nama Peneliti : Rabiatul Auliah

Tempat penelitan : RS Islam Banjarmasin

No Pernyataan Ya Tidak

1 Waktu penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan 


sudah sesuai dengan SPM
2 Kegiatan penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan 
sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
3 Petugas rawat jalan menjelaskan tentang prosedur 
pendaftaran rawat jalan pada saat pasien pasien mendaftar
4 Di RS Islam sudah menerapkan daftar kartu antrian 
5 Penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di 
pendaftaran RS Islam Banjarmasin menggunakan sIstem
manual
6 Penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di 
pendaftaran RS Islam Banjarmasin menggunakan sIstem
komputer
7 Di RS Islam Banjarmasin sudah diterapkan tentang SPM 
8 Pasien yang baru datang langsung dilayani atau didaftar 
9 Untuk penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan di 
bagian penyimpanan dokumen rekam medis ditemukan
kendala dibagian pencarian

74
10 Dalam penyimpanan dokumen rekam medis terjadi 
duplikasi
11 Kegiatan di penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan 
sudah sesuai dengan SOP
12 Dalam penyimpanan dokumen rekam medis terjadi Missfile 
(kesalahan dalam penempatan dokumen rekam medis)
13 Untuk penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan 
menggunakan tracer
14 Waktu pencarian dokumen rekam medis rawat jalan 
waktunya lama

75
Lampiran 7. Data Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis Pelayanan Rawat
Jalan di RS Islam Banjarmasin.

No Dokumen Rekam Waktu Penyediaan Dokumen


Medis Pasien Rawat Rekam Medis Rawat Jalan Lama Waktu
Jalan ≤ 10 Menit ≥ 10 Menit

1 Pasien Baru  6 menit 8 detik


2 Pasien Lama  8 menit 11 detik
3 Pasien Lama  9 menit 2 detik
4 Pasien Baru  8 menit 15 detik
5 Pasien Lama  8 menit 7 detik
6 Pasien Lama  6 menit 58 detik
7 Pasien Lama  9 menit 1 detik
8 Pasien Lama  8 menit 23 detik
9 Pasien Baru  8 menit 11 detik
10 Pasien Lama  12 menit 18 detik
11 Pasien Lama  7 menit 2 detik
12 Pasien Lama  8 menit 1 detik
13 Pasien Lama  8 menit 13 detik
14 Pasien Lama  14 menit 40 detik
15 Pasien Lama  12 menit 18 detik
16 Pasien Lama  9 menit 58 detik
17 Pasien Lama  8 menit 59 detik
18 Pasien Baru  10 menit 30 detik
19 Pasien Lama  11 menit 22 detik
20 Pasien Lama  8 menit 36 detik
21 Pasien Baru  7 menit 11 detik
22 Pasien Lama  9 menit 41 detik
23 Pasien Lama  11 menit 36 detik
24 Pasien Lama  8 menit 29 detik
25 Pasien Baru  6 menit 1 detik
26 Pasien Lama  7 menit 53 detik
27 Pasien Lama  9 menit 14 detik

76
No Dokumen Rekam Waktu Penyediaan Dokumen
Medis Pasien Rawat Rekam Medis Rawat Jalan Lama Waktu
Jalan ≤ 10 Menit ≥ 10 Menit

28 Pasien Baru  10 menit 12 detik


29 Pasien Baru  10 menit 7 detik
30 Pasien Lama  9 menit 15 detik
31 Pasien Lama  8 menit 52 detik
32 Pasien Lama  13 menit 20 detik
32 Pasien Lama  9 menit 58 detik
34 Pasien Baru  10 menit 50 detik
35 Pasien Lama  8 menit 36 detik
36 Pasien Lama  8 menit 50 detik
37 Pasien Baru  10 menit 9 detik
38 Pasien Baru  7 menit 24 detik
39 Pasien Baru  6 menit 50 detik
40 Pasien Lama  12 menit 31 detik
41 Pasien Lama  9 menit 1 detik
42 Pasien Lama  9 menit 27 detik
43 Pasien Lama  10 menit 59 detik
44 Pasien Baru  7 menit 41 detik
45 Pasien Lama  11 menit 59 detik
46 Pasien Lama  13 menit 7 detik
47 Pasien Baru  7 menit 29 detik
48 Pasien Baru  6 menit 59 detik
49 Pasien Lama  8 menit 42 detik
50 Pasien Lama  9 menit 52 detik
51 Pasien Baru  7 menit 24 detik
52 Pasien Lama  9 menit 59 detik
53 Pasien Lama  9 menit 17 detik
54 Pasien Lama  9 menit 56 detik
55 Pasien Lama  9 menit 21 detik
56 Pasien Lama  9 menit 29 detik

77
No Dokumen Rekam Waktu Penyediaan Dokumen
Medis Pasien Rawat Rekam Medis Rawat Jalan Lama Waktu
Jalan ≤ 10 Menit ≥ 10 Menit

57 Pasien Lama  11 menit 8 detik


58 Pasien Baru  7 menit 19 detik
59 Pasien Lama  9 menit 20 detik
60 Pasien Lama  9 menit 12 detik
61 Pasien Lama  14 menit 2 detik
62 Pasien Baru  6 menit 2 detik
63 Pasien Lama  8 menit 52 detik
64 Pasien Lama  9 menit 6 detik
65 Pasien Baru  8 menit 1 detik
66 Pasien Lama  9 menit 3 detik
67 Pasien Baru  6 menit 37 detik
68 Pasien Lama  11 menit 47 detik
69 Pasien Baru  7 menit 1 detik
70 Pasien Baru  7 menit 5 detik
71 Pasien Baru  6 menit 59 detik
72 Pasien Lama  13 menit 21 detik
73 Pasien Lama  8 menit 52 detik
74 Pasien Baru  10 menit 9 detik
75 Pasien Lama  8 menit 6 detik
76 Pasien Lama  9 menit 20 detik
77 Pasien Lama  9 menit 19 detik
78 Pasien Lama  11 menit 23 detik
79 Pasien Lama  9 menit 7 detik
80 Pasien Baru  7 menit 21 detik
81 Pasien Lama  9 menit 25 detik
82 Pasien Baru  6 menit 20 detik
83 Pasien Baru  6 menit 31 detik
84 Pasien Lama  13 menit 49 detik
85 Pasien Lama  8 menit 41 detik

78
No Dokumen Rekam Waktu Penyediaan Dokumen
Medis Pasien Rawat Rekam Medis Rawat Jalan Lama Waktu
Jalan ≤ 10 Menit ≥ 10 Menit

86 Pasien Lama  8 menit 30 detik


87 Pasien Lama  9 menit 59 detik
88 Pasien Baru  10 menit 20 detik
89 Pasien Lama  9 menit 24 detik
90 Pasien Lama  9 menit 3 detik
91 Pasien Lama  10 menit 53 detik
92 Pasien Lama  8 menit 52 detik
93 Pasien Baru  6 menit 30 detik
94 Pasien Lama  7 menit 59 detik
95 Pasien Lama  9 menit 20 detik

79
Lampiran 8. SOP Rawat Jalan Baru

TPPRJ BARU
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

1
RS ISLAM
BANJARMASIN

Tanggal Terbit Dietapkan Oleh:

Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin

PROSEDUR TETAP
drg.Hj.Eva Ariyani

Pengertian 1. Pasien baru adalah pasien yang pertama kali berkunjung ke


rumah sakit dengan tujuan akan berobat atau pemeriksaan
kesehatan poliklinik atau IGD.
2. Pendaftaran pasien baru adalah proses pelayanan pendaftaran
pada seorang pasien yang baru baik yang datang sendiri
maupun datang surat rujukan.
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pelaksanaan penerimaan pasien
baru di RS Islam Banjarmasin
Kebijakan Pedoman Pelayanan Instalasi Rekam Medik RS Islam Banjarmasin.

Prosedur 1. Pasien datang mengambil nomor antrian (umum) apabila pasien


jaminan maka harus membawa kelengkapan berkas.
2. Pasien datang ke TPPRJ sesuai dengan kasusnya.
3. Petugas mewawancarai pasien untuk mendapatkan identitas
dan data sosial
4. Buat KIB dan Rekam medis baru.
5. Lampirkan surat rujukan/ pengantar pada rekam medis bila
pasien rujukan.
6. Catat pada buku register rawat jalan (nama pasien, no RM, tgl
kunjungan, poli yang di tuju).
7. Petugas memberi penjelasan kepada pasien agar kartu identitas

80
berobat disimpan baik-baik dan dibawa setiap kali berobat ke RS
Islam Banjarmasin.
8. Pasien membayar biaya pendaftaran di kasir.
9. Petugas mengantar berkas rekam medis ke poliklinik yang
bersangkutan.

Unit Terkait 1. Petugas poliklinik


2. Rekam medik

81
Lampiran 9. SOP Rawat Jalan Lama

TPPRJ LAMA
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

1
RS ISLAM
BANJARMASIN

Tanggal Terbit Dietapkan Oleh:

Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin

PROSEDUR TETAP
drg.Hj.Eva Ariyani

Pengertian 1. Pasien lama adalah pasien yang pernah berkunjung ke rumah


sakit dengan tujuan akan berobat atau pemeriksaan kesehatan
poliklinik atau IGD.
2. Pendaftaran pasien lama adalah proses pelayanan pendaftaran
pada seorang pasien yang lama baik yang datang sendiri
maupun datang surat rujukan.
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah pelaksanaan penerimaan pasien
baru di RS Islam Banjarmasin.

Kebijakan Pedoman Pelayanan Instalasi Rekam Medik RS Islam Banjarmasin

Prosedur 1. Pasien datang mengambil nomor antrian (umum) apabila pasien


jaminan maka harus membawa kelengkapan berkas.
2. Pasien datang ke TPPRJ sesuai dengan kasusnya.
3. Petugas mewawancarai pasien untuk mendapatkan identitas
dan data sosial
4. Mengentry ke dalam komputer petugas rekam medis mengecek
data identitas di komputer untuk mengetahui apakah pasien
pernah dirawat/berobat di RS Islam Banjarmasin.
5. dan mencarikan berkas rekam medisnya.
6. Lampirkan surat rujukan/ pengantar pada rekam medis bila
pasien rujukan.
7. Catat pada buku register rawat jalan (nama pasien, no RM, tgl

82
kunjungan, poli yang di tuju).
8. Petugas memberi penjelasan kepada pasien agar kartu identitas
berobat disimpan baik-baik dan dibawa setiap kali berobat ke RS
Islam Banjarmasin.
9. Pasien membayar biaya pendaftaran di kasir.
Petugas mengantar berkas rekam medis ke poliklinik yang
bersangkutan.

Unit Terkait 1. Petugas Poliklinik

83
Lampiran 10. SOP Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan

PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS


Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman

1
RS ISLAM
BANJARMASIN

Tanggal Terbit Dietapkan Oleh:

Direktur Rumah Sakit Islam Banjarmasin

PROSEDUR TETAP
drg.Hj.Eva Ariyani

Pengertian Penyimpanan berkas rekam medis adalah kegiatan menyimpan berkas


rekam medis pasien di ruang filing setelah melalui proses pengolahan
berkas rekam medis

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

Mengatur penyimpanan berkas rekam medis secara teratur, tertib,


sistematis, dan efektif. Agar dengan mudah, cepat dan tepat dapat
ditemukan kembali bila diperlukan

Kebijakan 1. Penyimpanan berkas rekam medis menggunakan system


desentralisasi, dimana berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap
terpisah

Landasan Hukum Pedoman Pengorganisasian rekam medis tahun 2017

Prosedur 1. Petugas rekam medis memilah-milah berkas rekam medis dan


mengelompokkannya sesuai dua digit angka terakhir dalam nomor
rekam medis
2. Petugas rekam medis memasukkan berkas rekam medis sesuai nomor
penjajaran didalam rak filing
3. Petugas rekam medis melakukan pengurutan berkas rekam medis di
setiap nomor dengan cara dua digit angka terakhir dalam nomor rekam
medis digunakan sebagai digit utama dalam penyimpanan. Selanjutnya
diikuti oleh dua digit tengah dan dua digit akhir

Unit Terkait Instalasi Rekam Medis

84
Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing

85
Lampiran 12. Lembar Saran Perbaikan

86
Lampiran 13. Lembar Daftar Hadir Seminar

87
88
Lampiran 14. Lembar Mahasiswa Hadir Seminar

89
Lampiran 15. . Dokumentasi

90
91
Lampiran 16. Lembar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis Rabiatul Auliah, merupakan


merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Anang Juhransyah dan Nurhidayati.
Penulis dilahirkan di Pulau Pinang pada tanggal 26
Maret 1999. Penulis merupakan berkebangsaan
Indonesia dan beragama Islam. Alamat penulis Jl.
A. Yani Km.91 Pulau Pinang, Binuang. Pendidikan
formal penulis dimulai dari TK Tunas Harapan pada
tahun 2004-2005. SDN Pulau Pinang 1 pada tahun
2005-2011, dan melanjutkan masa pendidikannya di MTS Datu Thalib pada
tahun 2011-2014 serta SMA Negeri 1 Binuang pada tahun 2014-2017. Penulis
diterima di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo Program D3 Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan melalui jalur reguler

92
93

Anda mungkin juga menyukai