Anda di halaman 1dari 17

PRESENTASI KELOMPOK 2

1. Ahmad Hisyam Dimas


2. Sayyid Muhibullah
3. Ahmad Fatih Syarofuzzaman
4. Nizar Khoirul Amri
5. Rizki Emilia
6. M. Rizki Syahrul M.
7. Anas Aflakha
8. Awanda Sekar Sari
9. M. Krisna Haunan A.
10. Ahmad Zaky Solakhudiin
11. Nur Syamsi R.
12. Maiana Restu Handayani
Syed Muhammad Naquib Al-Attas
BIOGRAFI
Syed Muhammad Naquib Al-Attas

http://www.free-powerpoint-templates-design
Syed Muhammad
Syed Naquib Al-Attas
dilahirkan di Bogor,
Muhammad Jawa Barat
tanggal 5 September
pada

1931.
Naquib
Bila dilihat dari garis
Al-Attas keturunanya, Syed
Muhammad Naquib Al-
Attas termasuk orang
“ Ilmu ialah ketibaan yang beruntung secara
sesuatu makna, hasil inheren, sebab dari
daripada maklumat yang kedua belah pihak, baik
benar ke dalam diri pihak ayah maupun ibu
seseorang ” merupakan orang-orang
yang berdarah biru.
Ibunya yang asli Bogor
itu masih keturunan
bangsawan sunda.
Beliau adalah salah seorang dari kalangan ahl
u al-bait Nabi (keturunan Nabi Saw.), namun bukan Syia
h. Di antara leluhurnya banyak yang menjadi ulama dan
wali. Salah seorang di antara mereka adalah Syed M. Al-
‘Alaydrus (dari pihak ibu), guru dan pembinbing ruhani
Syed Abu Hafs ‘Umar Ba-Syaibah dari Hadramaut, yang
mengantarkan Nur ad-Din ar-Raniri salah seorang ulam
a terkemuka di dunia Melayu. Ibunda Syed M. Naquib al-
Attas adalah seorang wanita yang berdarah priayi Sund
a bernama Sharifah Raquan al-‘Alaydrus.
Keluarga Al-Attas adalah keluarga yang gemar akan Ilmu. Saat kecil, Ia menem
puh pendidikan dasar pada usia 5 tahun di Johor, Malaysia, namun saat pendu
dukan Jepang ia pergi belajar ke Jawa untuk belajar Bahasa Arab di Madrasah
Al-`Urwatu’l-wuthqa di Sukabumi.Keluarga Al-Attas adalah keluarga darah biru
yang orang Barat pada saat itu menjadi“bawahan” keluarga Al-Attas. Jadi seja
k kecil Al-Attas tidak mengenalsisi inferiorisme itu dan tidak minder terhadap
bangsa Barat seperti yang lainnya yang sedang terjajah. Setelah Perang Dunia
II 1946, Al-Attas kembali ke Johor untuk merampungkan pendidikan selanjutny
a. Ia melanjutkan pendidikannya di Bukit Zahrah School dan kemudian di Engli
sh College (1946-1951).Di tahun 1987, Al-Attas mendirikan sebuah institusi pen
didikan tinggi bernama International Institute of Islamic Thought and Civilizati
on (ISTAC) di Kuala Lumpur. Melalui institusi ini Al-Attas bersama sejumlah ko
lega dan mahasiswanya melakukan kajian dan penelitian mengenai Pemikiran
dan Peradaban Islam, serta memberikan respons yang kritis terhadap Peradab
an Barat.
Pemikiran
“Merupakan hasil sebuah tanya jawab”
Hasil Pemikiran
Metafisika Islam Sekularisme
Proses analitis atas hakikat Kepercayaan bahwa agama tidak
fundamental mengenai keberadaan boleh di masukkan ke dalam politik
dan realitas yang menyertainya

Hakikat Manusia
Konsep yang mendasari manusia dan
eksistensinya di dunia

Pendidikan Islam
Pendidikan yang dilakukan agar
memiliki kepribadian muslim

Islamisasi Ilmu Pengetahuan


Pengislaman sains agar memiliki khas
islam
Metafisika Islam
Analisi dan Hakikat Mengenai Keberadaan dan Realitas

Metafisika Islam sebagaimana yang Menurut Al-Attas, pencarian manusia untuk


dipahami dan diyakini Al-Attas memahami hakikat realitas yang
merupakan sebuah sintesis dari pemikiran sebenarnya terdapat dua aliran pemikiran
yang bersumber dari para teolog diantaranya hakikat realitas yaitu
(Mutakalimȗn), filsuf (Hukamā’) dan sufi para Esensialis yang diwakili oleh semua
(shȗfiyah atau ahl-al Tashawwuf). filosofis serta sebagaian teolog muslim
Dalam karya yang berjudul A Commentary dan para Eksistensialis yang diwakili oleh
an the Hujjat Al-Shuddīq of Nȗr AlDīn Al- para cendekiawan sufi. Hal ini pandangan-
Rānīrī, Al-Attas menyatakan bahwa pandangan dasar teolog dan metafisika
metafisika Islam adalah tasawuf filosofis tasawuf berakar pada prinsip sufi yang
merupakan sistem yang menerangkan mendasar pada eksistensi (wujud) dan
hakikat realitas yang sebenarnya melalui pandangan para filosof dan teolog muslim
pengabungan akal dan pengalaman berakar pada prinsip quiditas (mahiyyah).
dengan tingkatan-tingkatan yang lebih Maka, perbedaan ini tidak hanya dalam
tinggi, yang berada pada tingkatan masalah semantik ataupun logika, tetapi
suprarasional dan transempirikal dalam makna hakikat realitas yang
kesadaran manusia. sebenarnya..
konsep & realitas
Konsep dan realitas Tuhan dalam metafisika Al-Attas
membawa implikasi yang jelas terhadap konsep, kandungan
dan metode pendidikan Islam.
Pengetahuan tentang Tuhan yang bersumber dari pengalaman
intuisi dan kesadaran terdapat eksistensi diri dan dunia luar,
secara otomatis tidak hanya menjadi sesuatu yang
proporsional dan kognitif, tetapi lebih peting lagi menjadi
sesuatu yang dialami. Seperti para sufi, Al-Attas menegaskan
secara khusus bahwa pengetahuan mengenai Tuhan disebut
makrifah bukan ilmu. Tuhan yang diketahui itu bukanlah Allah
sebagaimana Dia dalam Diri-Nya sendiri, yaitu esensi Tuhan
yang tertinggi yang menghimpun semua nama-nama dan sifat-
sifat Asma‟ul Husna melainkan Allah yang dipahami sebagai
Rab dan Illah, yaitu Tuhan alam semesta.
Hakikat Manusia
Konsep yang mendasari manusia dan eksistensinya di dunia

Keberadaan manusia di bumi sangatlah Manurut kesepakatan para intelektus


sukar untuk mencari hakikatnya, dalam pembahasan „aql timbulah istilah al-
akan tetapi selalu menarik untuk dikaji dan Hayawān al-Nātiq. Istilah Nātiq berarti
diselidiki. Hal ini membuktikan bahwa rasional, disamping itu manusia juga
manusia adalah mahluk yang sempurna memiliki fakultas batin yang mampu
dengan fitrah yang dimilikinya. merumuskan makna-makna (dzȗ nutq).
Dalam pandangan Syed Muhammad Al- Inilah yang pada akhirnya akan
Attas Manusia adalah Binatang yang membentuk rasionalitas pada manusia.
rasional, karena manusia memiliki Sementara makna adalah sebuah
kelebihan akal untuk menalar. pengenalan tempat-tempat yang berada di
suatu sistem.
Kata nātiq dan nutq adalah pembicaraan
suatu kekuatan dan kapasitas untuk
merangkai simbol bunyi dan menghasilkan
makna dan dari sinilah manusia juga
disebut sebagai manusia yang berbahasa.
Al-Attas menegaskan perbedaan model dari kesatuan manusia:

“Dengan Demikian, ketika bergelut dengan suatu yang berkaitan dengan


intelektual dan pemahaman adalah “intelek”; ketika mengatur tubuh disebut
“jiwa”; ketika sedang mengalami pencerahan intuisi disebut “hati”; dan ketika
kembali ke dunianya yang abstrak disebut “ruh”.
pada hakikatnya ia aktif memanifestasikan dirinya dalam keadaan-keadaan ini”

Sejalan dengan hal tersebut, manusia juga masih memiliki dua macam jiwa
yaitu jiwa rasional (al-Nafs al-Nātiqah) dan jiwa hewani/badan (al-Nafs alHayawāniah). Jiwa Rasional
lebih tinggi dari pada jiwa hewani/badan yang utuh, dimana yang tinggi harus mengalakan yang rendah,
sebagaimana Allah

Ia juga diberikan sedikit pengetahuan mengenai esensi atau mendasari beberapa masalah tertentu
seperti ruh. Sebelum Allah menciptakan makhluknya, manusia telah mengikat janji akan
mengakui Allah sebagai Tuhan,
.
Pendidikan Islam
Pendidikan yang dilakukan agar memiliki kepribadian muslim

Istilah pendidikan berasal dari Bahasa Sedangkan menurut Syed


Yunani yang berarti Peadagogy Muhammad Al-Attas, pendidikan Islam
bermakna seorang anak yang pergi dan adalah suatu peoses penanaman sesuatu
pulang sekolah diantar seorang yang bertahap dalam diri manusia yang
pelayan. Dalam kamus Besar Bahasa berupa pegenalan dan pengalaman
Indonesia, pendidikan adalah proses tentang tempat-tempat yang tepat dari
perubahan sikap dan perilaku melalui segala sesuatu di dalam tatanan
upaya pengajaran dan pelatihan. penciptaan sedemikian rupa, sehingga
Sedangkan dalam Islam, pendidikan membimbing kearah pengenalan dan
disebut dengan kata ta’dib yang mengacu pengakuan tempat Tuhan yang tepat
kepada unsur-unsur pengetahuan („ilm), didalam tatanan wujud dan kepribadian.
pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan Dalam pandangan Al-Attas pendidikan
(tarbiyah) yang baik. Islam harus memberikan
pengetahuan tentang manusia disusul
dengan pengetahuan-pengetahuan yang
Al-Attas memberikan istillah yang cocok untuk lainnya, dengan demikian akan mengerti
membawakan konsep jati diri dengan benar. Jika tahu jati
pendidikan Islam adalah ta’dib yang berakar dirinya maka akan selalu ingat dan sadar
dari kata addabu yang berarti serta mampu dalam memposisikan
mengias, keteriban, kepantasan kemanusiaan dirinya, baik sesama makhluk maupun
dan kesusastraan terhadap Khaliq Sang Pencipta. Tuhan.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Konsep yang mendasari manusia dan eksistensinya di dunia

Ilmu merupakan pengetahuan yang Al-Attas memberikan gagasan tentang Islamisasi


mempunyai karakteristik tersendiri. ilmu-ilmu, sebagai upaya
Pengetahuan (knowledge) mempunyai untuk mengeliminasi unsur dan konsep pokok yang
berbagai cabang pengetahuan dan ilmu membangun kebudayaan
(Science) merupakan salah satu dari dan peradaban Barat, khususnya pada ilmu-ilmu
cabang pengetahuan. Ilmu merupakan humaniora. Islamisasi ilmu
suatu pengetahuan menurut Al-Attas, berarti pembebasan
pengetahuan yang mencoba menjelaskan ilmu dari penafsiranpenafsiran yang didasarkan
rahasia alam agar gejala alamiah pada teologi sekuler dan dari makna-makna serta
tersebut tidak merupakan misteri. Ilmu ungkapan-ungkapan manusia sekuler. Upaya dalam
merupakan suatu substansi yang tidak melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan al-Attas
dapat dipisahkan dengan pendidikan Islam. memberikan gagasan yang melibatkan dua proses
Al-Attas meyatakan bahwa yang saling berhubungan yaitu
pendidikan adalah upaya menanamkan (1) melakukan proses pemisahan yang memiliki
sesuatu secara bertahap kepada unsur dan konsep-konsep dalam membentuk
manusia yang berupa ilmu, sikap, kebudayaan dan peradaban Barat.
ketrampilan atau kognitif, efektif dan (2) Memasukan unsur-unsur Islam dan konsep-
psikomotorik. konsep ke dalam setiap cabang ilmu
pengetahuan masa kini yang relevan.
Sekularisme
Kepercayaan bahwa agama tidak boleh di masukkan ke dalam politik

Istilah sekular, dari kata latin saeculum, Istilah sekularisme muncul pada tahun
mempunyai arti dengan dua 1846 yang digunakan pertamakali
konotasi yaitu waktu dan lokasi, waktu oleh George Holyoake. Menurutnya
menunjukkan pada pengertian sekarang sekularisme adalah suatu sistem etik yang
atau kini sedangkan lokasi menunjukkan didasarkan pada prinsip moral yang
pada pengertian dunia atau duniawi. alamiah dan terlepas dari agama.
Menurut Al-Attas Sekuler atau saeculum Sekularisasi di definisikan sebagai
merupakan suatu kondisi yang terjadi pembebasan manusia dari agama dan
pada masa sekarang, maksudnya yaitu metafisika yang mengatur nalar.
terlepasnya dunia dari maksudnya adalah terlepasnya dunia dari
pengertianpengertian religius semu. Jadi pengertian reigius, terhalaunya semua
saeculum berarti zaman ini atau masa kini pandangan mengenai dunia,
yang terpatahkannya semua mitos supranatural,
menunjukkan kepada peristiwa-peristiwa sehingga manusia tidak bisa
masa kini. menyalahkan nasib atas apa yang telah
diperbuat dengannya.
Karya-karya
Hasil cipta manusia berupa barang maupun gambaran

Free PPT Al-Attas telah menulis lebih dari 30 buku dan berbagai artikel, menyangkut
masalah pendidikan, pemikiran, sejarah. Beberapa bukunya yang ditulis
Click to add title dalam bahasa
Melayu dan Inggris, telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa

Beberapa karya syed Al-Attas :

Islam and Prolegomena The Risalah untuk


Sekulerisme to the Mysticisme of Kaum
Mataphysics Hamzah Muslimin
of Islam Fansuri
Prolegomena
to the
Mataphysics
of Islam
Dalam buku ini, al-
attas menghuraikan
secara terperinci
pengertian dan
The Mysticisme
kandungan Islamic of Hamzah
Worldview dan
membersihkan Fansuri
dari kekaburan
termasuk salah satu
akibat filsafat Barat.
karya akademik yang
penting dan
komprehensif
mengenai Hamzah
Fansuri, sufi terbesar
atau bahkan
mungkin yang
sangat controversial
di dunia Melayu
Thank you

Anda mungkin juga menyukai