Anda di halaman 1dari 12

Nama: Vincentius Tegar Pandu Aji

NIM: 21090000098

Judul: Pembentukan Circle Pertemanan yang Memiliki Gengsi Tinggi Menimbulkan Stereotip
Negatif
Aspek:
1. Stereotip adalah basis dari komponen kognitif dari prasangka—the stereotypic beliefs,
anggapan dan sikap- yang dimiliki seseorang terhadap orang lainnya.
2. Sementara komponen afektif terdiri dari satu perasaan seseorang kepada orang dari
kelompok lain.
3. Didalam prasangka terkandung aspek psikologis yang terkandung dalam pengertian
prejudice, antara lain rasa gelisah (anxiety), rasa frustrasi, sifat otoriter, kekakuan
(rigidity), rasa terasing (alienation), sifat kolot, konvensional dan yang berkaitan dengan
kedudukan
4. Terdapat pengakuan yang semakin berkembang tentang peranan motivasi dalam aktivasi
stereotip
Aspek-aspek stereotip menurut Miles Hewstone dan Rupert Brown mengemukakan tiga
aspek yang terdapat dalam stereotipe , yaitu:
a. Kategorisasi
Kategorisasi merupakan suatu kondisi dimana acap kali keberadaan individu dalam
suatu kelompok telah disusun berdasarkan kategori kelompok tertentu dan
pengelompokkan itu selalu teridentifikasi dengan mudah melalui karakter atau sifat
tertentu, misalnya perilaku, kebiasaan bertindak, seks dan etnisitas.
b. Turun-temurun
Turun-temurun merupakan suatu sistem untuk membentuk stereotipe berdasarkan
sifat perilaku, sehingga setiap individu dalam kelompok seolah-olah melekat pada
semua anggota kelompok.
c. Karakteristik
Karakteristik merupakan sesuatu yang khas atau mencolok dari individu yang
merupakan anggota dari suatu kelompok tertentu, karakteristik yang dimaksud seperti
ciri khas dari kebiasaan bertindak yang sama dengan kelompok yang digeneralisasi
itu.
Subjek: Orang-orang yang tergabung dalam suatu circle pertemanan dan memiliki stereotip
negatif terhadap circle lainnya
Variabel: Stereotip Negatif
Permasalahan:
Beberapa golongan (circle) dalam pertemanan memiliki karakteristik tertentu, yang pada zaman
sekarang terdapat banyak kesenjangan sosial pada satu golongan ke golongan lainnya. Karena
karakteristik yang berbeda ini menyebabkan beberapa individu dalam suatu golongan memiliki
stereotip negatif terhadap golongan (circle) pertemanan lainnya.
Bukti Penelitian:

5. Kenichiro Nakashima
6. dkk. (2008) menunjukkan
bahwa ketika harga diri
partisipan
7 . terancam, individu-
individu dengan self-
construals
independenKomponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
8 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
9. oleh anggota kelompok
yang distereotip
1 0 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
1 1 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
12. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
1 3 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
1 4 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
15. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
1 6 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
1 7 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
18. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
1 9 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
2 0 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
21. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
2 2 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
2 3 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
24. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
2 5 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
2 6 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
27. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
2 8 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
2 9 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
30. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
3 1 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
3 2 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
33. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
3 4 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
3 5 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
36. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
3 7 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
3 8 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
39. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
4 0 . Komponen
stereotip: sifat (trait),
penampilan, fisik,
kemampuan, dan perilaku.
4 1 .  Komponen-
komponen tersebut bisa
positif-negatif; akurat-tidak
akurat; diterima-ditolak
42. oleh anggota kelompok
yang distereotip.
1. Kenichiro Nakashima dkk. (2008) menunjukkan bahwa ketika harga diri partisipan
terancam, individu-individu dengan self-construals independen menunjukkan lebih
banyak favoritisme ingroup, sedangkan individu dengan self-construals interdependen
tidak.
2. Jeff Stone dan rekan-rekannya (1997) melakukan sebuah eksperimen dengan meminta
siswa mendengarkan permainan bola basket kampus. Beberapa siswa dituntun untuk
percaya bahwa pemain tertentu berkulit putih, sementara beberapa siswa lain dituntun
untuk percaya bahwa dia berkulit hitam. Setelah mendengarkan permainan, semua siswa
diminta untuk mengevaluasi kinerja pemain dalam permainan. Konsisten dengan
stereotip rasial, para siswa yang percaya bahwa pemain berkulit hitam memberinya nilai
bermain lebih baik dan lebih atletis, sedangkan mereka yang berpikir dia berkulit putih
memberinya nilai bermain dengan lebih banyak kecerdasan dan keramaian (Kassin et
al.,2011).
3. Dalam penelitian Fein dan Spencer, partisipan diberikan umpan balik positif atau negatif
tentang kinerjanya dalam tes keterampilan sosial dan verbal (umpan balik yang untuk
sementara mendukung atau mengancam harga diri mereka). Para partisipan kemudian
mengambil bagian pada eksperimen kedua dimana mereka mengevaluasi pelamar
pekerjaan. Semua partisipan menerima foto seorang wanita muda, riwayat hidupnya, dan
rekaman video wawancara kerja. Separuh partisipan diberi informasi yang menyatakan
bahwa wanita itu adalah orang Yahudi. Setengah lainnya diberi informasi yang
menyatakan bahwa wanita itu bukan orang Yahudi. Di kampus tempat eksperimen
tersebut dilakukan, ada stereotip negatif yang populer tentang "Putri Amerika Yahudi"
yang sering menargetkan wanita-wanita Yahudi kelas menengah dari daerah New York.
Terdapat dua hasil penting dari eksperimen tersebut. Pertama, di antara partisipan yang
harga dirinya telah diturunkan oleh umpan balik negatif, menilai wanita itu lebih negatif
jika dia orang Yahudi daripada jika tidak, meskipun gambar dan kepercayaan kedua
wanita itu sama. Kedua, partisipan yang telah menerima umpan balik negatif dan diberi
kesempatan untuk meremehkan wanita Yahudi itu kemudian menunjukkan peningkatan
harga diri pasca-eksperimen (semakin negatif mereka mengevaluasi wanita Yahudi itu,
semakin baik perasaan para partisipan tentang diri mereka).
Dasar Teori:
1. Stereotip (stereotype) merupakan sebuah keyakinan atau kepercayaan atau asosiasi yang
mengaitkan sekelompok orang dengan sifat atau karakteristik tertentu (Kassin, et. al.,
2008).
2. Stereotip negatif outgroup membantu membenarkan keinginan untuk mengecualikan
outgroup, dan stereotip akhirnya dapat memicu lebih banyak prasangka dan diskriminasi
(Kassin, et al., 2011).
3. Manstead dan Hewstone (1996:628) dalam The Blackweel Encyclopedia of Social
Psychology, mendefinisikan stereotip sebagai: …societally shared beliefs about the
characteristics (such as personality traits, expected behaviors, or personal values) that are
perceived to be true of social groups and their members. Keyakinan-keyakinan tentang
karakteristik seseorang (ciri kepribadian, perilaku, nilai pribadi) yang diterima sebagai
suatu kebenaran kelompok sosial.
4. Bias dan sikap yang selalu negatif terhadap suatu kelompok sosial dan anggotanya (Dion,
2003:507).
Daftar Pustaka:
Puspitasari, D. (2016). Prasangka, Diskriminasi, dan Stereotip Oleh Tokoh Utama Ruben
Vandevoorde Dalam Film Rien à Déclarer Karya Dany Boon.
Maryam, E. W. (2019). Penerapan Dalam Permasalahan Sosial. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Murdianto. (2018). Stereotipe, Prasangka dan Resistensinya (Studi Kasus pada Etnis Madura dan
Tionghoa di Indonesia). Qalamuna, 10 (2), 137-160. Retrieved June 1, 2023

Anda mungkin juga menyukai