P E N D A H U L U A N
P ada modul dua ini Anda akan diajak untuk mempelajari tentang
“Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia”. Ada tiga pertanyaan
yang harus Anda jawab. Jika ketiga pertanyaan tersebut dapat Anda jawab
berarti Anda sudah memahami materi pada modul ini. Ketiga pertanyaan ini
sebagai berikut.
1. Apa sebetulnya hakikat manusia menurut ajaran islam?
2. Bagaimana martabat manusia menurut ajaran islam?
3. Bagaimana tanggung jawab manusia menurut ajaran islam?
Agar ketiga pertanyaan ini dapat Anda jawab dengan baik, modul ini
akan memberikan penjelasan tentang hakikat manusia, martabat manusia,
dan tanggung jawab manusia. Pembahasan materi pada modul ini akan
dibagi menjadi tiga Kegiatan Belajar (KB).
Kegiatan Belajar 1: Hakikat Manusia.
Kegiatan Belajar 2: Martabat Manusia.
Kegiatan Belajar 3: Tanggung jawab
Manusia.
Selamat belajar!
• MKDU4221/MODUL 2 2.3
KEg I A TA N
B EL A JA R 1
Hakikat Manusia
P
ada hakikatnya manusia adalah salah satu dari makhluk yang diciptakan
Allah. Namun manusia memiliki kedudukan yang paling mulia
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Untuk mengetahui bagaimana
pandangan ajaran islam terhadap hakikat manusia, tentu kita harus kembali
kepada Al-qur‟an. Berikut ini ayat-ayat Al-qur‟an yang berkaitan dengan
hakikat manusia.
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang bersifat lahir (syahadah) dan
ghaib (non fisik). Q.S. Al-Mu'minuun (23): 12-14 menyatakan:
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan,
khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme biologi, yaitu
seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia untuk menunjukkan
keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat kompleks,
tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-masing anggota
badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf yang sangat
kompleks pula. Keadaan itu pun masih menggambarkan manusia yang
kurang lengkap, karena kelengkapan manusia tidak hanya dari wujud
fisiknya saja, akan tetapi juga dari kenyataan non fisik yang justru tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Seperti ruh dan jiwa yang memerankan adanya
proses berpikir, merasa, bersikap dan berserah diri serta mengabdi yang
merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.
Dalam kaitan ini kita dapat memahami firman Allah surat Al-Mu'min
(40) : 35 di bawah ini.
2.6 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
Artinya: ''Yang ke luar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang (dada)
perempuan''.
• MKDU4221/MODUL 2 2.7
Sabda Rasul:
berakhlak baik.
Informasi merupakan perbendaharaan yang dapat diproses oleh otak
manusia yang terdiri dari ilmu yang diciptakan oleh Allah SWT., baik yang
berupa ayat Allah (nash Al-quran) maupun hukum alam (sunnatullah) (al-
Kauni). Dengan perkataan lain, ayat Allah SWT, baik tertulis maupun yang
tidak tertulis, merupakan penemuan, pembaruan, dan perumusan manusia
yang disebut "ilmu" meskipun sering terjadi rumusan ilmu tersebut berubah
atau baru merupakan ''zhan'' atau “hipotesis”, yaitu praduga yang masih
membutuhkan pembuktian kebenarannya.
Ilmu adalah seperangkat rumusan, pengembangan pengetahuan yang
dilakukan secara objektif, sistematis, baik dengan pendekatan deduktif
maupun induktif yang dimanfaatkan untuk keselamatan, kebahagiaan,
manusia, yang berasal dari Allah dan disampaikan kepada manusia melalui
penemuan hasil pemikiran para ahli (ilmuwan atau scientis).
Dengan rumusan seperti tersebut di atas, tergambar bahwa alam semesta
betul-betul merupakan sumber dan alat bantu demi berlangsungnya hidup
dan kehidupan manusia yang tidak menyesatkan. Dengan perkataan lain,
ilmu merupakan pedoman untuk meningkatkan kualitas hidup atau secara
umum untuk meningkatkan kualitas budaya manusia.
Agama adalah seperangkat itikad, keyakinan, undang-undang, peraturan,
bimbingan dan pelayanan yang digunakan untuk keselamatan dan
kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, yang diwahyukan Allah melalui
para rasul-Nya.
Agama secara intrinsik merupakan pedoman yang bersumber pada nilai-
nilai universal yang bebas dari kekeliruan, bersifat mutlak. Sedangkan ilmu
yang dirumuskan manusia tidak sepi dari kemungkinan adanya kekeliruan
dan sebab itu terbuka untuk diteliti ulang.
Sekarang kita melihat adanya dua macam ilmu. Pertama, ilmu yang
dirumuskan oleh para ahli yang mempunyai kemungkinan perubahan (tidak
mutlak). Kedua, ilmu Tuhan yang bersifat mutlak seperti halnya ad-Diin.
Hakikatnya “ilmu” dan ''agama'' merupakan pedoman hidup bagi manusia,
seperti dua muka dari satu mata uang. Bahwa kedua-keduanya merupakan
pranata nilai dan norma yang harus dilaksanakan oleh manusia.
• MKDU4221/MODUL 2 2.9
Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari uraian di atas, bahwa pola pikir,
pola perilaku serta hasilnya bersumber pada sistem nilai dan hukum Allah
(baik tertulis maupun tidak), seperti Agama dan Al-Kauni yang membentuk
budaya manusia semestinya yang disebut akhlakul karimah.
Artinya: ''Maka apakah mereka mencari agama yang lain selain agama Allah,
padahal kepada-Nyalah berserah diri segala apa yang di langit dan
di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada
Allah mereka dikembalikan”.
Artinya: ''Katakanlah: ''Dialah Allah Yang Maha Esa''. (1) Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (2) Dia
tiada beranak dan tiada diperanakkan (3) dan tidak ada seorang
pun yang setara dengan Dia (4)''.
A k h ir n ya d iu tu s N a b i
6. c o n to h , da n m e la k sa n
M u ha m m ad S A W . u n tu k m e m bim b ing ,
a ka n I sla m b ag i um a tn y a da l am sa tu m
m e m b e ri
a sy a ra k a t
yang terorganisasikan di bawah suatu imamah yang berpusat pada diri
Nabi Muhammad SAW.
Pernyataan rasa syukur dan terima kasih serta keinginan untuk mengabdi
kepada Allah adalah inheren dengan fitrah kejadian manusia yang memiliki
wawasan kognitif dan psikomotorik.
Artinya: ''Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku''.
Dalam ayat ini Allah menerangkan, bahwa diciptakan jin dan manusia
untuk mengabdi kepada-Nya semata. Ini artinya jika ada penyimpangan oleh
manusia dari ketentuan aturan (agama) Allah ini berarti bertentangan
terhadap kejadian manusia.
• MKDU4221/MODUL 2 2.13
'
Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptaan sebaik-baiknya dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah (7). Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani) (8).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam
(tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur'' (9).
Ayat ini menjelaskan, bahwa salah satu sifat manusia, yaitu tidak pandai
bersyukur kecuali sedikit di antara hamba-hamba-Nya. Perhatikan informasi
al-Quran di bawah ini tentang asal kejadian manusia serta ketetapan Allah
masalah umat manusia. Allah berfirman dalam Q.S. Faathir (35) : 11:
Artinya: ''Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung
2.14 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
Artinya: ''Dan diciptakan dari air yang terpancar, (6) yang ke luar dari antara
tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan” (7).
Aspek kognitif dan afektif yang terdapat pada manusia, baik melalui
pendengaran (informasi), pengajaran atau (pendidikan), penglihatan
(pengenalan akan fakta, proses asosiasi atau berpikir dan penyusunan
konsepsi) serta rasa dapat sampai pada terbentuknya suatu tanggung jawab
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan perkataan lain, kapasitas manusia
mempunyai kemungkinan untuk belajar secara induktif, dapat melaksanakan
tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perhatikan dengan seksama
firman Allah berikut ini Q.S. Al-Baqarah (2) : 29, 30 dan 31:
Artinya: ''Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikannya
tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (29):
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat,
• MKDU4221/MODUL 2 2.15
m e m u j i d a n m e ns u c i k a n
''S e su n g guh n y a Ak u m e n g e t a hui
E n g k a u ". Tu h an b e r fi r m an ” :
a p a y a n g tidak k am u ke ta h u i ' ' (3 0 ). Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
“Sebutkanlah kepada Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar”. (31).
Secara umum arti ibadah mencakup semua aspek kehidupan yang sesuai
dengan ketentuan Allah SWT yang dilakukan dengan ikhlas oleh manusia
untuk mendapatkan ridla-Nya (Q.S. Adz-Dzariyat (51) : 56).
Dalam pengertian khusus ibadah adalah perilaku manusia yang
dilakukan atas perintah Allah SWT. dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
yang disebut ritual, seperti shalat, zakat, puasa, haji. Semua perbuatan itu
2.16 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
t a t a n i la i d an no r m a a g a m a d a p a t m e g h u b u
A l l a h d a n m am p u b e r in t er ak s i d e n ga n s e sa m
n g ka n y a g b e r s a n gk u t a n k e pada Tata cara ibadah
a m a up u n m a k h l u k la i n n y a .
yang langsung menghubungkan manusia dan dilakukan dengan ikhlas untuk
mendapatkan ridla Allah SWT, adalah bentuk tata cara ritual. Sedangkan
tata cara berinteraksi dengan masyarakat, di samping
ditentukan oleh hukum (ketentuan) Allah (al-Quran dan as-Sunnah), juga
ditentukan oleh Allah yang terdapat dalam alam semesta (Nature of law).
Kemampuan manusia untuk menjabarkan tata nilai dan norma tersebut ke
dalam perilaku keseharian dilaksanakan melalui suatu pembentukan konsep
yang terinci, bertahap, dan teratur, sehingga menghasilkan benda maupun
konsep budaya tertentu yang dijiwai oleh nilai-nilai agama. Dengan
perkataan lain, nilai agama yang dilaksanakan dalam bentuk muamalah dapat
membentuk budaya tertentu. Yang dimaksud kebudayaan, antara lain berarti:
1. nilai dan proses pembentukan tata nilai sebagai dasar pola perilaku;
2. ide dan proses pembentukan konsepsi merupakan bagian implisit dari
pola perilaku;
3. pola perilaku yang terlihat dari seperangkat kegiatan dan interaksi
maupun pelembagaannya;
4. hasil dari perilaku manusia baik yang berbentuk materi maupun yang
berbentuk non materi disebut juga sistem ekoteknik.
L A T I H A N
1) Coba Anda jelaskan bahwa manusia sebagai makhluk fisik dan non fisik!
2) Coba Anda jelaskan mengapa manusia disebut unik, dan berikan contoh?
3) Coba Anda jelaskan, apa yang dimaksud manusia sebagai khalifah?
• MKDU4221/MODUL 2 2.17
R A N G K U M A N
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota
badan, khususnya otak dan jantung yang berfungsi sebagai mekanisme
biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh manusia
untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Susunan anggota badan manusia (fisik) sebenarnya sangat
kompleks, tidak hanya terdiri dari otak dan jantung saja, yang masing-
masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan
2.18 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
T E S F O R M A T I F 1
7) Agama Islam itu menjadi pedoman hidup bagi manusia. Hakikat Islam
sebagai pedoman hidup adalah ....
A. manusia tidak perlu mencari-cari kebenaran melalui akalnya semata
yang relatif nilai kebenarannya
B. manusia tidak pantas menjadikan ajaran selain Islam sebagai
panutan dalam hidupnya sehari-hari
C. ajaran Islam itu sebagai pedoman hidup masyarakat
D. nilai ajaran Islam itu lebih tinggi dan universal dibandingkan dengan
nilai budaya manusia
KEg I A TA N B EL A JA
R 2
Martabat Manusia
M
anusia dalam pandangan paham materialisme adalah kumpulan daging;
urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran
dianggapnya benda, yang dihasilkan oleh otak. Mereka hanya mempercayai
adanya benda-benda yang dapat diraba. Oleh karena itu, dalam anggapan
mereka, tidak ada keistimewaan manusia dibanding dengan makhluk lain
yang hidup di muka bumi ini. Bahkan paham ini memasukkan manusia ke
dalam bangsa kera, yang setelah melalui masa panjang, berevolusi menjadi
manusia sebagaimana kita lihat sekarang ini. Inilah teori evolusi atau teori
kondensasi, bahwa hayat berasal dari jenis hewan dan sepertiga juta jenis
tanaman. Binatang satu sel sebagai awal evolusi dan manusia adalah akhir
(sementara) evolusi itu.
Pandangan ini menimbulkan anggapan, bahwa manusia adalah makhluk
yang rendah dan hina, sama dengan hewan, yang hidupnya hanya untuk
memenuhi keperluan dan kepuasan kebendaan semata. Pandangan hidup
semacam ini sangat sesat dan menyesatkan.
Dalam Q.S. Al-Jaatsiyah (45) : 24; Allah SWT mengecam/mengkritik
dengan keras paham materialisme ini.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia
dan terhormat di sisi Tuhan yang diciptakan dalam bentuk yang amat baik.
Sesudah ditiupkan Ruh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh sujud
kegiatan di alam ini. Segala apa yang di langit dan di bumi bekerja untuk
kepentingan manusia dan kepadanya diberikan hikmat lahir dan batin.
Kesimpulannya, apa yang ada di alam ini adalah berhikmat kepada
manusia dan diciptakan manusia untuk berhikmat kepada Tuhan. Allah SWT
menjelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah (2): 29:
Artinya: Dialah Allah yang telah menciptakan segala yang ada di bumi
untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit lalu
disempurnakan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku".
Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu sedang kamu
tidak mengetahui sesuatu dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati supaya kamu bersyukur.
Artinya: Dan tidakkah mereka memikirkan tentang diri mereka? Allah tiada
menjadikan langit dan bumi dan apa-apa di antara keduanya
melainkan dengan sebenarnya dan waktu tertentu. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia ingkar terhadap pertemuan
dengan Tuhannya.
a. Hak Tuhan
Petama, yang penting ialah mengimani dan tidak menyekutukan-Nya.
Kedua, kita harus menerima petunjuk-Nya.
Ketiga, kita harus menaati-Nya yang dinyatakan dengan ketundukkan
pada hukum-Nya.
Keempat, kita harus menyembah-Nya sebagaimana dijelaskan dalam al-
Quran surat Adz-Dzaariyaat (51) : 56:
• MKDU4221/MODUL 2 2.27
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.
L A T I H A N
R A N G K U M A N
T E S F O R M A T I F 2
B m e n e r im a t k d i r A ll a h
C . h a r u s b er us a h a d a n b e rikhtiar
D. jujur dan disiplin
KEg I A TA N
B EL A JA R 3
Ada tiga kata dalam al-Quran yang biasa diartikan sebagai manusia,
yaitu al-basyar, an-nas, al-insan, Istilah yang dipergunakan berbeda-beda itu
mengandung arti yang berbeda-beda pula.
1. B asyar
Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat,
memakan sesuatu, berjalan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia dalam pengertian ini terdapat dalam al-Quran sebanyak
Artinya: Tidak datang kepada mereka suatu peringatan (al-Quran) yang baru
(diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya
sedang mereka bermain-main. (2) Hati mereka lalai (untuk
memahaminya). Orang-orang yang zalim itu merahasiakan ucapan
mereka, “Orang ini (Muhammad) tiada lain hanyalah manusia
2.34 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
2. An-Naas
Sebutan an-Nas di dalam al-Quran terdapat sebanyak 240 kali dengan
keterangan yang jelas menunjukkan pada korps atau kumpulan, yaitu
seluruh umat manusia sebagai keturunan Nabi Adam AS. Misalnya, yang
terdapat dalam Surat Al-Hujuraat (49): 13.
• MKDU4221/MODUL 2 2.35
Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan (1) Dia
menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajar (manusia)
dengan perantaraan kalam (4) Dia mengajari manusia apa yang
belum diketahuinya.” (5)
2.36 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
QS Al-Mu‟minuun (23):12-16.
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari tanah.
Kemudian Kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh
dan terpelihara (rahim). Kemudian Kami menjadikan air mani itu
segumpal darah. Segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, maka Kami
liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian Kami
• MKDU4221/MODUL 2 2.37
QS Al-A‟raaf (7):172
Keterkaitan satu sama lain dalam setiap unsur merupakan satu lingkaran
yang sulit diketahui ujung pangkalnya. Setiap individu mempunyai status dan
peran yang tidak hanya satu macam melainkan multistatus. Seseorang yang
bernama Ahmad kebetulan adalah seorang mahasiswa. Status lainnya
mungkin ia sebagai anak seorang pengusaha, karyawan suatu perusahaan,
dan lain-lain. Sebagai seorang mahasiswa peran yang terpikul padanya ialah
belajar. Sebagai seorang anak laki-laki ia patut berbuat baik kepada orang
tua. Sebagai seorang calon ayah, seorang laki-laki hendaknya mulai melatih
diri agar mampu memainkan peranannya jika telah menjadi ayah. Jika peran
tersebut tidak dilakukan, maka ia akan terkena sanksi sosial. Jika seorang
pencari ilmu dan patuh pada aturan-aturan lembaganya itu namun ternyata
kemudian ia mencuri, maka berarti ia gagal dalam memainkan peran dan
statusnya sebagai mahasiswa karena ia memainkan peran sebagai pencuri.
manusia yang diharapkan berperan sebagai khalifah itu diberikan oleh Allah
berbagai kecenderungan negatif yang ada pada dirinya seperti
kecenderungan untuk sombong, mudah putus asa, lupa diri, dan sebagainya.
Kecenderungan negatif tersebut merupakan suatu ujian. Kecenderungan
negatif tersebut tidak dapat dihilangkan sama sekali, karena inilah yang
menjadi salah satu ciri yang membedakan antara manusia dengan makhluk
lainnya. Tugas yang dapat dilakukan oleh manusia hanyalah mengurangi dan
menetralisasinya, serta mengarahkan agar menjadi positif. Untuk dapat
menetralisasi dan mengarahkan kecenderungan negatif menjadi positif
memerlukan suatu perjuangan yang optimal. Perjuangan itu tidak akan
berhasil jika tidak dibimbing. Alat pembimbingnya adalah wahyu Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor
pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut untuk memulai dari diri dan
keluarganya. Setelah diri dan keluarganya tahu dan mau dengan ajaran Allah,
barulah menyampaikannya kepada orang lain.
Dalam merealisasikan peran yang hendak dilakukan oleh seorang
khalifah, ada beberapa hal yang perlu ditempuh yaitu:
a. Memahami nilai
Persoalannya adalah apakah yang dimaksud dengan nilai? Nilai
merupakan suatu sifat atau tujuan dari kehidupan seseorang atau segolongan
sedemikian rupa sehingga orang yang bersangkutan mempunyai hasrat agar
sifat atau tujuan ini harus atau seharusnya berlaku (Deliar Noer, 1983: 22 –
27). Dan nilai ini ada dua, pertama, nilai-nilai yang bersifat asasi atau
absolut. Nilai ini tidak mengalami perubahan oleh zaman dan waktu, dan
kedua, nilai-nilai yang bersifat instrumental, karena hanya berupa alat saja
sehingga lebih cenderung untuk berubah. Jika ia diganti dengan alat yang
lebih tepat dan baik, maka ia berubah dan berganti sama sekali. Misalnya
nilai-nilai agama yang mutlak.
Mengenal nilai yang diajarkan oleh Allah menjadi prasyarat menjadi
khalifah. Tuntutan mempelajari ilmu (wahyu) Allah merupakan kewajiban
yang paling pertama, sebelum kewajiban-kewajiban lainnya. Seperti
diketahui bahwa wahyu yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW adalah perintah untuk mempelajari isi yang diwahyukan kepadanya.
(Perhatikan kandungan surat Al-„Alaq (96): 1-5). Ilmu Allah di sini
dimaksudkan adalah ilmu al-Quran. Allah berfirman dalam Al-Kahfi
(18): 27:
• MKDU4221/MODUL 2 2.43
b. Pengembangan nilai
Islam mengajak dengan sangat agar setiap orang yang mengaku dirinya
muslim, menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain, sesuai
dengan kadar kemampuan dan profesinya. Dikemukakan dalam sebuah hadis
yaitu orang yang paling baik adalah yang belajar dan mengajarkan al-Quran.
Perintah untuk mengembangkan nilai-nilai ilahiah ditegaskan oleh Nabi
dalam sabdanya. Sampaikan (informasi) dari saya ini, walaupun hanya satu
ayat. Mengenai ilmu yang hendaknya diajarkan atau didakwahkan oleh
khalifatullah adalah ilmu Allah, yang diwahyukan yaitu al-Quran atau ilmu
kauniah (kealaman).
Adapun strategi dalam mengembangkan nilai ilahiah sebagaimana
tersebut di atas dimulai dari diri sendiri selanjutnya lingkungan kerabat dan
masyarakat luas. Penekanan dalam dakwah bukan jumlah, melainkan
kualitas.
Artinya: Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa
yang tidak kamu perbuat.
tegas oleh al-Quran bahwa banyak masalah yang tidak dapat dijangkau oleh
pikiran manusia, khususnya menyangkut diri, masa depan, serta banyak hal
menyangkut hakikat manusia, seperti berikut ini.
1) Manusia hanyalah mengetahui fenomena kehidupan duniawi (QS Ar-
Ruum (30): 6-7):
4) Ayah ibumu atau anak-anakmu tidak engkau ketahui mana yang lebih
banyak memberi manfaat untukmu, QS. An-Nisaa‟ (4):19:
Artinya: Dan Dia memudahkan (pula) untuk kamu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
mengelola atau menguasai alam, namun hal tersebut bukan akibat kekuatan
yang dimilikinya, tetapi akibat Tuhan menundukkannya untuk manusia.
2.50 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
Artinya: Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air
dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air itu buah-buahan
sebagai rezeki bagi kamu, dan Dia menundukkan bahtera bagi kamu
supaya berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan bagimu sungai-sungai. (32) Dan Dia telah
menundukkan bagi kamu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar, dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (33) Dan
Dia telah memberikan kepada kamu segala apa yang kamu mohon
kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu
sungguh zalim lagi ingkar (34).
bekerja sama dan Tuhan di atas mereka akan merestui. Hal ini terungkap
antara lain melalui surat Al-Jin (72): 16:
Artinya: Sekiranya mereka berketetapan hati pada jalan itu (Islam), niscaya
Kami memberi minum mereka dengan air yang segar.
Artinya: Lalu kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah
musuhmu dan musuh istrimu, maka janganlah dia mengeluarkan
kamu berdua dari surga, maka engkau akan celaka” (117).
2.52 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
Artinya: Dan Aku ciptakan jin dan manusia, mereka mengabdi kepada-Ku.
Artinya: Allah
padanyayang menundukkan
dengan izin-Nya dan laut untukdapat
agar kamu kamu, bahtera
mencari berlayar
karunia-Nya
dan supaya kamu bersyukur (12). Dan Dia memudahkan (pula)
untuk kamu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu menjadi tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir
(13).
menyangkut diri, masa depan, serta banyak hal yang menyangkut hakikat
manusia, seperti:
1. Kebanyakan manusia tidak mengetahui, yang mereka ketahui hanyalah
fenomena kehidupan duniawi.
QS. Ar-Ruum (30): 6-7:
Artinya: D an m e r e ka
itu a da l a h
b e r ta n ya k e p a d a mu te nta n g r uh , k a tak
u r u s a n T u h a n k u da n k a m u t id a k d
a n l a h , “ R u h melainkan sedikit”.
i b e r i i lm u
4. Ayah ibumu atau anak-anakmu tidak engkau ketahui mana yang lebih
banyak memberi manfaat untukmu.
QS An-Nisaa‟ (4): 19:
L A T I H A N
R A N G K U M A N
T E S F O R M A T I F 3
Tes Formatif 1
1) A. Karena manusia memiliki otak dan jantung yang masing-masing
ta n a h .
a ja r a n
dengan nilai budaya manusia.
8) A. Hidup dan mati manusia itu untuk Allah.
9) D. Aqidah, keimanan, syari'ah, dan akhlak.
10) D. Informasi tentang makhluk, Khalik, alam gaib dan nyata, serta
petunjuk tentang baik dan buruk.
Tes Formatif 2
1) C. Makhluk Allah, yang ditugasi untuk beribadah kepada-Nya.
2) D. Jujur dan disiplin.
3) C. Memenuhi keinginan diri sendiri, dengan tidak merugikan orang
lain.
4) A. Mengatur tata hidup dan pergaulan manusia.
5) A. Bersikap tanpa harapan atau frustrasi.
6) D. Memelihara dan memanfaatkan harta di jalan Allah.
7) A. Penguasa dan pengatur bumi untuk dan atas nama Allah.
8) A. Memakmurkan dan menciptakan ketenteraman di dunia atas
petunjuk agama Allah.
9) D. Petunjuk jalan yang membimbing ke arah keimanan.
10) D. Bertakwa dan tidak menyekutukannya.
• MKDU4221/MODUL 2 2.63
Tes Formatif 3
1) A. Daya berpikir yang melebihi makhluk lain.
2) D. Al-Nisyan.
3) B. Bersaing.
4) B. Allah.
5) C. Sejak sebelum lahir sampai ia mati.
6) A. Pengetahuan dan pengalaman.
7) D. Pemimpin semua makhluk.
8) C. Kebebasan untuk memilih agama.
9) B. Dipercaya untuk mengelola alam.
10) B. Berpikir, beragama, dan berbudaya.
2.64 PENDIDIKAN AgAMA ISLAM •
Glosarium
Addin : agama.
Al-basyar : manusia sebagai makhluk biologis.
Daft ar Pustaka
Abudin Nata. (1994). Alquran dan Hadits. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Iwan Kusuman Hamdan, dkk. (Eds.). (1995). Mukjizat Alquran dan As-
Sunnah tentang IPTEK. Jakarta: GIP.
M. Ali Usman, dkk. (1993). Hadits Qudsi: Firman Allah Tidak Dicantumkan
dalam Alquran. Bandung: Diponegoro.
Jaya.
• MKDU4221/MODUL 2 2.67
Muh. Zulkarnain. (t. th.). Mengapa Saya Masuk Agama Islam. Semarang:
Ramadahani.
Syamsul Rijal Hamid. (1997). Buku Pintar Agama Islam. Edisi Senior.
Jakarta: Penebar Salam.