Anda di halaman 1dari 31

VISI :

Menjadi RS Islam Syariah yang unggul dalam pelayanan dan teknologi dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien.

MISI :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan paripurna yang terjangkau.
b. Memberikan pelayanan yang Ramah Amanah Profesional Islami (RAPI).
c. Menyelenggarakan pelayanan yang Cepat Aman Tepat dan efektif (CATE) dengan mengutamakan mutu
dan keselamatan pasien.
d. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan staf berkelanjutan.
e. Menigkatkan etika, akhlak dan moral staf menuju pelayanan syariah

NILAI DASAR :
Ibadah, Berbuat baik, Integritas, Sabar (IBIS).

KEYAKINAN DAN NILAI DASAR :


a. Kami yakin bahwa bekerja adalah ibadahmaka di dalam bekerja kami harus jujur, disiplin dan bertanggung
jawab dan berwawasan kedepan;
b. Kami yakin bahwa berbuat baik adalah wajib sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita;
c. Kami yakin bahwa pasien adalah saudara kita yang membutuhkan pertolongan maka kami harus
melayaninya dengan ikhlas, kasih sayang adil dan peduli;
d. Kami yakin bahwa kepercayaan orang tumbuh dari karakter yang saya bangun secara mandiri maka kami
akan bekerja keras, jujur disiplin dan selalu meningkatkan kemampuan diri dalam bekerja;
e. Kami yakin bahwa karyawan yang baik adalah aset / kekayaan yg penting dalam rumah sakit, maka kami
akan memberdayakan dan meningkatkan kemampuanya;
f. Kami yakin bahwa merubah sikap danbudaya kerja yang baik adalah tidak mudah, maka kami akan
dengan tekun dan sabar dalam membimbingnya.

MOTO :
a. R A P I : Ramah, Amanah, Profesioan, Islami;
b. C A T E : Cepat, Aman, Tepat, Efektif.
TUJUAN :
Terselenggaranya pelayanan perorangan secara paripurna syariah, bermutu, terpercaya dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, akidah akhlak dan profesional staf
secara berkesinambungan serta memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi kedokteran yang handal,
efektif dan efisien.

1
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KOTA

TENTANG

PEDOMAN KERJA KOMITE ETIK DAN HUKUM


RSU I

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
DIREKTUR rsu

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memenuhi hak pasien agar terbebas dari ketidaknyamanan
karena rasa nyeri dalam perawatan di rumah sakit, maka perlu dibuat panduan
manajemen nyeri sebagai Panduan dalam penanganan nyeri di rsu;
b. bahwa Panduan Manajemen Nyeri tersebut perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur.
Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Direktur Nomor: QM/PD/YANDIS/01/VII/2022 tentang Pelayanan
Medis rsu.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN KERJA KOMITE ETIK DAN HUKUM rsu
KESATU : Terhitung mulai tanggal 2 Januari 2023 memberlakukan Panduan Manajemen Nyeri
rsu sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : KOTA
Pada Tanggal : 09 Jumadil Akhir 1444 H
01 Januari 2023 M
---------------------------------------------------
Direktur

2
DAFTAR ISI

Hal
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………… 2
BAB I : PENDAHULUAN …………..…………………………………………………………………………………………….. 3
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………. 3
B. Tujuan……..………………………………………………………………………………………………………….. 4
C. Ruang Lingkup………………………………………………………………………………………………………… 4
BAB II : KEBIJAKAN DAN DASAR HUKUM.…………………………………………………………………………………. 5
A. Kebijakan………………………………………………………………………………………………………………. 5
B. Dasar Hukum.……………………………………………………………………………………………………….. 6
BAB III : PENGORGANISASIAN.……………………………………………………………………………………………..………8
A. STRUKTUR ORGANISASI…….…………………………………………………………………….………………..8
B. URAIAN JABATAN…….……………..………………………………………………………………………………..8
1. Ketua Komite etik dan hukum ……….…………………………………………………………………... 8
2. Sekretaris Komite etik dan hukum……………………….…………………………………………….. 10
3. Anggota Komite Etik…………………………………………………………………………………………… 10
BAB IV : KEGIATAN DAN TATA LAKSANA……………………………………………………………………………...………13
A. KEGIATAN……………………………………………………………………………….………………………………. 13
1. Penanganan Etik rumah sakit………………..……………………………………………………………. 13
2. Penanganan etik profesi medis…..………………………………………………………………………. 14
3. Penanganan etik profesi keperawatan…………………………………………………………………14
4. Penanganan etik dan profesi kesehatan lain…..……………………………………………………15
5. Etika pemasaran / promosi rumah sakit……………………………………………….…………….. 15
6. Etika dan tata Kelola………….…………………………………………………………………………..…... 17
7. Penilaian karyawan …………………………………….…………………………………………………..…. 18
B. TATA LAKSANA …………………………………………………………………………………………..……………19
1. Kode etik rumah sakit…………………………………………………………………………………………. 19
a. Kewajiban Umum Rumah Sakit…..………………………………………………………………. 19
b. Kewajiban Umum Rumah Sakit terhadap masyarakat ………………………………….20
c. Kewajiban Umum Rumah Sakit terhadap pasien ………………………………………….20
d. Kewajiban Umum Rumah Sakit terhadap pimpinan, staf dan karyawan………. 21
e. Kewajiban Umum Rumah Sakit dengan Lembaga terkait…………………….………. 21
2. Kode etik pelayanan tenaga professional Kesehatan………………………………………….. 22
a. Kode Etik perilaku tenaga Kesehatan….……………………………………………………….. 22
b. Kode Etik Dokter ………………………………..………………………………………………………..23
c. Kode Etik Perawat…………………………..….……………………………………………………….. 25
d. Kode Etik tenaga lainnya…..…………………………………………………………………………. 28
1) Kode etik bidan………..……………………………………………………………………………..28
2) Kode etik ahli farmasi ………………………..………………………………………………….. 29
3) Kode etik ahli gizi…………………………………………………………………………….…….. 30
3. Kode etik tenaga non Kesehatan….…………………………………………………………………….. 32
a. Kewajiban umum………………………………………….……………………………………………. 32
b. Kewajiban tenaga non Kesehatan terhadap pasien ……………………………………. 33
c. Kewajiban tenaga non Kesehatan terhadap sesame staf dan karyawan….….. 33
d. Kewajiban tenaga non Kesehatan terhadap diri sendiri………………………………. 33
BAB V : PELAPORAN……………………………….…………………………………………………………………………...………34

3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR:
QM/PD/KOM.ETIK/01/I/2023 TENTANG
PEDOMAN KERJA KOMITE ETIK DAN
HUKUM rsu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rumah sakit saat ini menghadapi banyak tantang dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang aman dan berkualitas. Kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran, dan
anggaran rumah sakit yang terbatas dan harapan pasien yang terus meningkat sejalan
dengan semakin meningkatnya pendidikan di masyarakat serta delema etik dan kontroversi
yang sering terjadi menjadikan hal ini sering dihadapi oleh rumah sakit.
Membentuk tata kelola pelayanan yang baik, serta meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien di RS dibutuhkan komitemen yang tinggi dalam
memberikan pelayanan, bersikap dan bertindak dengan empati, jujur dan memiliki
keperdulian sosial yang tinggi yang didasarkan pada nilai etika dan profesionalisme menjadi
suatu kewajiban bagi pelaku bisnis perumah sakitan saat ini.Disamping itu Pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang begitu komplek dengan berbagai jenis profesi yang ada
didalamnya dan berbagai permasalahan yang kemungkinan timbul baik antara penyelenggara
rumah sakit dengan pasien, pasien dengan pemberi pelayanan, antara penyelenggaran
pelayanan / pemilik dengan tenaga medis atau bahkan atara para tenaga medis yang
memberikan pelayanan .
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang mutlak dibutuhkan masyarakat
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, mengingat nilai kesehatan sangat
penting untuk melakukan berbagai aktivitas. Rumah sakit sebagai instansi pelayanan
kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien harus mengutamakan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit Rumah sakit adalah suatu
instansi yang bergerak dalam bidang jasa kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat
derajat kesehatan masyarakat Indonesia sehingga rumah sakit harus profesional dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
rsu bertekat memberikan pelayanan Rumah Sakit Syariah, dimaan Rumah sakit
syariah menurut Majelis Syuro Upaya Kesehatan Indonesia (MUKISI) adalah rumah sakit yang
seluruh aktifitasnya berdasarkan pada Maqashidu Syariah, juga berfungsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pasien, sarana dakwah Islam di rumah sakit dan
memberikan jaminan bahwa operasional rumah sakit dilaksanakan sesuai syariah baik untuk
pengelola manajemen maupun pelayanan pasien sebagai pedoman bagi pendiri dan
pengelola rumah sakit dalam pengelolaan sesuai prinsip syariah.
Rumah Sakit Syariah selain memiliki misi kemanusiaan juga berfungsi sebagai
sarana untuk mengabdi kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan kata lain Rumah Sakit
merupakan pilihan tempat hidup untuk mencari ma’isyah dan ibadah. Dalam menghadapi
masa depan yang penuh tantangan diperlukan upaya menjaga kemurnian nilai-nilai Syariah
4
dalam menjalankan pengelolaan Rumah Sakit Syariah, maka MUKISI (Majelis Upaya
Kesehatan Islam Seluruh Indonesia) menyusun Kode Etik Rumah Sakit Syariah.
Sehingga rsu dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, efektif dan professional serta menyelesaikan masalah etik, selain mengacu
pada Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) juga mengacu pada Kode Etik Rumah Sakit
Syariah. Pengaturan terkait Kode Etik di rsu perlu diatur dalam suatu pedoman guna
tercapainya pemberian pelayanan kesehatan oleh rumah sakit, yang baik, bermutu dan
profesional. Sehingga dalam memberikan pelayanan rumah sakit islam KOTA selaku
penyelenggara pelayanan untuk membentuk organisasi yang mengelola pelaksanaan etika
dan hukum di RS dengan tujuan agar permasalahan etika dan hukum yang kemungkinan
timbul dapat segera ditangani dan diselesaikan dengan baik. Untuk itu dibutuhkan suatu
pedoman yang komprehensif dan integratif untuk mendukung sikap dan perilaku yang harus
dimiliki oleh medis, paramedis, dan non medis di Rumah Sakit Islam KOTA
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penyusunan kerangka kerja, pengolahan etika rumah sakit ini agar
terciptanya rumah sakit memiliki tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien
dan masyarakat serta pimpinan rumah sakit memahami tanggung jawab dalam
melaksanakan asuhan pelayanan di rumah sakit
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai dasar dalam bagi setiap dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya
beserta staf dan karyawan, agar bersikap, bertindak, menjalankan fungsi dan
perannya baik sebagai penyedia layanan dengan baik dan benar dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan empati, jujur, dan memiliki
kepedulian yang tinggi baik di dalam maupun di luar rumah sakit;
b. Meningkatkan citra dan mutu pelayanan di rumah sakit dengan
memiliki sikap tindak, perilaku yang santun, dan profesional sejalan dengan
nilai budaya organisasi dalam konteks hubungan tenaga kesehatan dengan
pasien/ keluarga pasien, dengan sesama staf dan karyawan;
c. Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan suasana kerja yang harmonis dan
kondusif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
meningkatkan disiplin dan kualitas kerja dan perilaku yang santun, profesional,
jujur dan transparan sehingga dapat meningkatkan citra pegawai Rumah Sakit
Umum Islam Klaten.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari kerangka kerja ini mencakup pelaksanaan Etik Rumah Sakit :
1. Kode etik rumah sakit
2. Kode etik pelayanan tenaga professional Kesehatan
a. Kode etik perilaku tenaga Kesehatan
b. Kode etik dokter
c. Kode etik perawat
d. Kode etik tenaga Kesehatan lain
1) Kode etik bidan
2) Kode etik ahli farmasi
3) Kode etik ahli gizi
3. Kode etik tenaga non kesehatan

5
BAB II
KEBIJAKAN DAN DASAR HUKUM

A. KEBIJAKAN
Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan yang bermutu, profeional dan paripurna maka perlu
didukung organisasi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen, shingga untuk
mendukung pelayanan di Rumah Sakit Umum IslamKOTA perlu dibentu komite etik dan hukum di
rsu. Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu ditetapkan dengan peraturan direktur tentang
Komite Etik dan Hukum
1. Kebijakan Umum
a. Program Komite Etik memuat tentang penyelesaian masalah etik , pendidikan dan
pelatihan, serta pemberian anjuran pada petugas pelayanan pada kasus yang sulit.
b. Pelaksanaan program Komite Etik wajib dilaporkan, dianalisis, ditindak lanjuti dan
dievaluasi bersama unit terkait di rumah sakit.
2. Kebijakan Khusus
a. Meningkatkan skill dan kemampuan anggota komite, dengan memberikan Pelatihan
dan Pendidikan untuk anggota komite. Pendidikan bagi anggota komite dapat dilakukan
dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang pakar dalam bidang agama,
hukum, sosial, psikologi, atau etika yang mendalami bidang etika kedokteran.
b. Memberikan pelatihan dan penyuluhan secara berkala kepada petugas kesehatan
perihal Etika di Rumah Sakit guna meningkatkan pemahaman perihal Etiko-legal di Rumah
Sakit agar dapat terhindar masalah yang tidak di inginkan.
c. Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menangani masalah etik
di rumah sakit serta pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti
perkumpulan profesi, dan pihak lain non profesi seperti kepolisian dan jajaran hukum.
d. Menjalin kerja sama dan sinergi dengan Sub Komite Etik Profesi yaitu Komite Etik Profesi
Medik, Komite Etik Profesi Keperawatan dan Komite Etik Profesi lainnya dalam mengatasi
masalah baik yang kemungkinan akan terjadi maupun yang telah terjadi.
e. Menangani dan menindak lanjuti masalah etik profesi yang terjadi di dalam rumah
sakit, secara khusus berhubungan dengan ruang lingkup tujuan Etik.
f. Perihal kondisi extraordinary dibahas secara mendetil bersama antara dokter atau
pihak yang terkait melibatkan peer group dan Ketua Komite Medis dengan tujuan :
1) Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai permasalahan yang terjadi.
2) Menentukan rencana terapi selanjutnya untuk mengatasi masalah yang
dihadapi pasien dan mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien.
3) Menentukan rencana proses selanjutnya untuk mengatasi masalah etik
yang menimpa Staf Rumah Sakit (Dokter, Perawat dan petugas paramedis)
serta membantu mencarikan penyelesaian terbaik.
4) Menjaga norma-norma, dalam menjalankan operasional rumah sakit, baik cara
berpromosi, keuangan dan lain-lain, dengan memperhatikan hak-hak dan
kepercayaan pelanggan serta peraturan yang berlaku.
g. Penyelesaian masalah etikolegal senantiasa diupayakan secara musyawarah dan
mufakat secara internal ataupun melalui jalur mediasi dengan bantuan pihak lain,
sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh korporasi. Sesuai dengan perkembangan
permasalahan, bila diperlukan dan disetujui oleh Manajemen korporasi:

6
1) Hubungi Konsultan Hukum
2) Hubungi Konsultan medikolegal
h. Pemberitaan media cetak/elektronik atas suatu masalah etikolegal harus ditangani
dengan hati-hati dengan mempertimbangkan :
1) Reputasi media cetak/elektronik
2) Pokok permasalahan dan dampaknya bagi organisasi
i. Selalu berupaya menjalin komunikasi dengan staf rumah sakit (perawat dan petugas
paramedis) agar tetap menjalin komunikasi dengan baik namun tetap berhati-hati dalam
memberikan informasi yang berhubungan dengan kondisi klinis yang dialami oleh pasien
sehingga tidak merugikan pasien.
j. Susunan keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit dinyatakan dalam struktur organisasi
rumah sakit dan keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit.
k. Dalam hal kebijakan Komite Etik juga mempertimbangkan norma-norma nasional
maupun internasional yang berkaitan kepada hak asasi manusia dan etika profesi.

B. DASAR HUKUM
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan pedoman kerja pegelolaan etika Rumah
Sakit di rsu adalah sebagai berikut.
1. Undang-undang RI Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
2. Undang-undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
3. Undang-undang RI Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-undang RI Nomor: 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
5. Undang-undang RI Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Undang-undang RI Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 10 Tahun 1996 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran;
8. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1787/MENKES/PER/XII/2010 tentang Iklan dan
Publikasi Layanan Kesehatan
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2001 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2166/MENKES/PER/X/2011 tentang Standar
Layanan Informasi Publik di Kementrian Kesehatan
16. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia RI No: 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan
Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter Gigi
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
18. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medis Departemen Kesehatan RI No:
YM.02.04.3.5.2504 tanggal 10 Juni 1997 tentang Pedoman dan Kewajiban Pasien Dokter dan
Rumah Sakit

7
19. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) Tahun 2000
20. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Tahun 2002
21. Kode Kedokteran gigi Indonesia Tahun 2008
22. Kode Etik Keperawatan Indonesia Tahun 2008
23. Kode Etik Farmasi Indonesia Tahun 2009
24. Kode Etik Kebidanan Indonesia Tahun 2010
25. Kode Etik Laboratorium Kesehatan Indonesia Tahun 2011

8
BAB IV
KEGIATAN DAN TATA LAKSANA

A. KEGIATAN
Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai suatu organisasi
(yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan dengan policy dan
manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk juga tindakan dari para
karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga administrasi) bias sampai bias
menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit sebagai institusi juga mempunyai kewajiban
dan tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan yang baik kepada para pasiennya.
1. Penanganan Masalah Etik Rumah Sakit
a. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas, dan
komite etik dari :
-Media massa
-Kotak saran
-Keluhan pasien
-Laporan staf
-Telepon pengaduan
-Somasi pasien/ kuasa hukum
-Tokoh masyarakat
-LSM
b. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal :
-Mencacat dan mengkaji informasi :
1) Identitas
2) Kondisi pasien
3) Peristiwa atau kejadian
4) Tuntutan pasien
-Menanggapi keluhan :
1) Mengucapkan terima kasih dan laporan
2) Membuat penjelasan sementara
3) Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
4) Menenangkan pelapor
5) Member tanda terima kasih laporan
-Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain
-Mengisi formulir sesuai keluhan :
1) Member pertimbangan
2) Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi
3) Menindaklanjuti instruksi dari direksi
c. Investigasi kasus
-Membahas kebeneran informasi tentang :
1) Identitas pasien
2) Peristiwa
3) Rekam medis

9
-Penataan dokumen
1) Dokumen informasi
2) Berkas Rekam Medis
3) Dokumen persetujuan tindakan medis
4) Second opinion
5) Resume medis
6) Pendapat organisasi profesi
7) Juklak, Juknisdan SOP pelayanan
-Rapat dengan satuan kerja terkait
d. Analis kasus
-Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
1) Kasus etika  ditangani oleh KE
2) Kasus administrasi  ditangani bagian SDM
3) Kasus hukum  ditangani oleh KE
4) Kasus gabungan  ditanganin KE
-Telaah kasus :
a. Kebenaran identitas pasien
b. Kebenaran peristiwa
c. Barang bukti
d. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
-Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
a. Kewenangan dan kompetensi
b. Indikasi dan Kontrak indikasi
c. Persetujuan tindakan medis
d. Kesesuaian dengan tindakan SOP
e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
f. Hukum dan perundang-undangan
-Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi
-Dokumen kasus :
a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan diberikan
pengkodean khusus
b. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap selesai
c. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam Medis.
2. Penanganan Pelanggaran Etika Profesi Medis
Masalah etika profesi medis dapat berasal dari :
a. Dalam rumah sakit, dimana komite medik menerima permintaan peninjauan penanganan
masalah etika profesi medis dari direktur atau dari ketua SMF
b. Luar rumah sakit dimana masalah disampaikan langsung dari pasien atau masyarakat
berusaha surat complain, dll kepada direktur, kemudian direktur akan meminta komite
medik untuk menangani masalah tersebut.
c. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi melakukan investigasi terhadap laporan pelanggaran
etika profesi medik, bila perlu dengan komite medik
d. Rekomendasi dari komite medik disampaikan ke Direktur dan tembusannya disampaikan ke
Komite Medik.
e. Bilamana berkaitan dengan aspek medikolegal, maka komite medik berkoordinasi dengan
rumah sakit dan komite etik RS.

10
3. Penanganan Pelanggaran Etik Profesi Keperawatan
a. Setiap pelanggaran etika profesi keperawatan yang dilakukan oleh staf keperawatan kepada
pasien, keluarga atau rekan kerja segera dilaporkan melalui coordinator ruangan/ Ka. Unit/
Supervisor.
b. Dalam waktu 24 jam kronologis kejadian harus disampaikan kepada coordinator ruangan/
Ka. Unit/ Supervisor dan segera mengumpulkan data untuk kelengkapan laporan.
c. Melakukan koordinasi dengan Komite Keperawatan untuk menelaahan terhadap
pelanggaran etika profesi keperawatan
d. Penyelesaian masalah pelanggaran etika berdasarkan buku Pedoman Etika Profesi
Keperawatan
e. Pembinaan atau bimbingan oleh coordinator ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan yaitu pelanggaran ringan, pelaggaran sedang, dan pelanggaran
berat
f. Pelaksanaan evaluasi selama 3 bulan
4. Penanganan Pelanggaran Etika Profesi Kesehatan Lain
a. Pelanggaran etika profesi bisa dilaporkan oleh pasien atau keluarga pasien atau rekan se
profesi atau profesi lain, dapat disampaikan melalui complain kepada humas atau langsung
disampaikan kepada penanggungjawab etika profesi
b. Penanggung jawab etika profesi membuat laporan dan disampaikan kepada komite etik RS
untuk dilakukan penelaahan atau investigasi
c. Dalam penyelesaian dugaan pelanggaran etika profesi bila perlu meminta pendapat profesi
tersebut atau perkumpulan atau ikatan profesi terkait.
d. Rekomendasi yang dibuat disampaikan ke direktur oleh komite etik
5. Etika Pemasaran/ Promosi Rumah Sakit
a. Pengiklanan
Menyadari cermat baiknya media cetak dan elektronik sebagai sarana untuk pendidikan
masyarakat, dan sebagai peranan untuk pemberian informasi kepada masyarakat secara
bertanggungjawab, tetapi harus dihargai bahwa rumah sakit mempunyai tanggung jawab
yang besar kepada pasien dan terhadap golongan professional yang terwakili dalam rumah
sakit dan mempunyai etika professional perlu dihormati. Informasi yang berhubungan
dengan pasien kecuali yang disahkan oleh perundang-undangan dilarang diberikan kepada
pihak ketiga tanpa izin dan persetujuan dari pasien/ keluarganya dari dokter yang
merawatnya. Informasi untuk penelitian dan proyek ilmiah dilarang diumumkan kepada
masyarakat tanpa persetujuan dari pasien yang bersangkutan dan dilarang diumumkan
dengan cara yang bertentangan dengan etika dari golongan yang bersangkutan. Informasi
yang berhubungan dengan kegiatan rumah sakit dilarang ditunjukkan untuk menunjukkan
keunggulan komparatif terhadap rumah sakit lain atau keunggulan dan murni tanpa
melebih-lebihkan dan membesar-besarkan kenyataan tanpa pernyataan yang kurang
lengkap, menyesatkan atau salah.
b. Promosi pemasaran
Rumah sakit dalam promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak
pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan berdasarkan kode etik rumah sakit Indonesia.
Dalam pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing) nampaknya lebih berkonotasi
negative daripada positif karena membangkitkan ke arah promosi periklanan dan penjualan
(sales) padahal inti pemasaran adalah komunikasi. Dengan demikian, promosi sebagai alat

11
pemasaran rumah sakit secara umum harus bersifat formatif, edukatif, preskriptif, dan
preparative bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya.
Informatif : Memberikan pengetahuan mengenai hal ihwal yang ada relevansinya
dengan berbagai pelayanan dan program rumah sakit yang efektif bagi pasien
atau konsumen.
Edukatif : Memperluas cakrawal khalayak ramai tentang berbagai fungsi dan program
rumah sakit, penyelenggaraan kepada upaya kesehatan mengikuti
perbekalan kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan
Preskriptif : Pemberian petunjuk petunjuk kepada khalayak ramai umumnya dan pasien
khususnya tentang peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses
diagnosis dan terapi
Preparatif : Membantu pasien/keluarga pasien dalam proses pengambilan keputusan
Dalam tantangan strategis munculnya era globalisasi yang ditandi oleh persaingan bebas,
perkembangan teknologi, tranportasi dan telekomunikasi informasi yang mengarah kepada
terbentuknya dunia tanpa batas.
Dalam melakukan promosi pemasaran rumah sakit diperlukan strategi promosi layanan
kesehatan agar pelaksanaannya tidak keluar dari tata cara berkompetisi yang sehat sehingga
menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat khususnya bagi pengguna layanan
kesehatan, maka perlu memperhatikan beberapa aspek berikut :
1) Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki tanggung jawab social
-Layanan yang ditawarkan harus professional dan bermutu. Setiap institusi atau
pelayanan kesehatan harus selalu mengacu pada etika profesi dan etika rumah sakit,
serta harus bekerja sesuai dengan pedoman dan standar pelayanan yang ada.
-Tarif layanan yang ditawarkan harus terjangkau oleh masyarakat termasuk oleh anggota
masyarakat berpenghasilan rendah/miskin.
-Layanan yang ditawarkan harus merata dan ditunjukkan kepada seluruh anggota
masyarakat.
-Layanan yang ditawarkan harus mampu merata memberikan rasa aman dan nyaman
bagi pengguna pelayanan
2) Proses pelayanan kesehatan adalah fundamental, yang mengacu kepada :
-Falsafah promosi. Setiap institusi atau selaku pelayanan kesehatan harus berada pada
koridor kompetisi yang sama
-Misi promosi. Tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengguna jasa (yang sekaligus
akan meningkatkan pendapatan), akan tetapi juga harus sejalan dengan manfaat
sosialnya.
-Sistem promosi. bukan hanya menjual, tetapi sekaligus akan meningkatkan
pengetahuan anggota masyarakat untuk memilih bentuk layanan kesehatan yang
paling teapat bagi dirinya.
3) Asas-asas umum dalam promosi pelayanan Rumah Sakit:
-Promosi/iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentengan dengan hukum
yang berlaku.
-promosi/iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat Negara,
agama susila, adat, budaya, suku dan golongan.
-promosi/iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat.
c. Pelanggaran

12
Dalam pelanggaran pada pelaku usaha/Rumah Sakit yang tercantum pada bab IV pasal 8
pada umumnya telah tercakup pada keputusan KEPKES dan Dir.Jen.Yanmed. dengan
berlaku nya undang-undang 8 tahun 1999 tentang perlindungann konsumen, maka
pelaksanna ketentuan ini lebih diperkuat, sehingga terasa positif di lapangan.
Dalam masalahnya promosi rumah sakit atau dokter, selalu akan terkait dengan etika
rumah sakit maupun etika kedokteran. Dilain pihak konsumen atau penderita memang
sangat memerlukan informasi yang benar tentang produk jasa layanan kesehatan dilain
pihak konsumen atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang benar tentang
produk layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen/ penderita. PERSI sebagai
institusi yang menghasilkan produk jasa layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh
konsumen atau penderita, pada dasarnya kegiatan promosi dapat dilaksanakan. sehingga
mengacu pada etika yang ada, kebutuhan konsumen dan keterbatasan biaya yang di miliki
oleh rumah sakit, kegiatan promosi, iklan dan lain-lain harus memperhatikan:
 Promosi/iklan harus murni bersifat informative
 promosi/iklan tidak bersifat komparatif artinya membadingkan dengan institusi rumah
sakit/ dikter lain dan mengisyaratkan bahwa dirinya lah yang terbaik dan yang lain
jelek
 Promosi/iklan harus berpijak pada dasar kebenaran
 promosi/ iklan tidak berlebihan
Dengan memperhatikan hal tersebut maka kegiatan promosi, iklan dan kegiatan lain dalam
rangka memperkenalkan produk rumah sakit/dokter tidak dianggap melanggar etik.
Pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku tentang promosi/iklan rumah sakit akan
diberikan sanksi etik berupa:
 Teguran lisan maupun tertulis
 Informasi kepada masyarakat melewati media massa
6. Etika Dan Tata Kelola
Rumah Sakit Umum Islam KOTA sebagai sarana pelayanan kesehatan berkomitmen menjalankan
dengan penuh kejujuran dan integritas serta patuh terhadap semua peraturan yang berlaku.
a. Komitemen pada perilaku beretika
Perilaku beretika adalah tanggung jhawab setiap orang. Perilaku beretika diharapkan dari
semua direktur, karyawan, dan lainnya.
- Tanggung jawab manajemen dalam hal etika
Semua kepala, kordinator dan pws bertanggung jawab atas tindakan karyawan
bawahanya dan bertanggung jawab untuk memastikan dipatuhi nya aturan dan
kebijakan rumah sakit lainnya serta hukum yang berlaku, yaitu:
1) Memberitahukan karyawan mengenai kebijakan perusahaan, termasuk yang
berkaitan dengan perilaku legal dan etis;
2) Memastikan pelaksanaan pelatihan karyawan yang berkesinambungan dan bahwa
pelanggaran terhadap aturan-aturan mendapatkan tindakan disipliner yang sesuai;
3) Tidak merekrut karyawan dengan kecendrungan melanggar hukum atau peraturan-
peraturan yang berlaku;
4) Menyelenggarakan lingkungan kerja dimana diskusi membangun jujur, dan terbuka
b. Melaporkan adanya kecurigaan terhadap kemungkinan adanya pelanggaran
Pelaporan terhadap pelanggran yaitu sebagai berikut:
1) Laporan karyawan  setiap karyawan yang mengetahui adanya pelanggaran
terhadap aturan rumah sakit harus segera melaporkannya

13
2) Kerahasiaan  para penyidik tidak akan mengungkap identitas orang yang
melaporkan pelanggaran yang mencurigakan atau identitas mereka yang terlibat
yang terlibat dalam penyelidikan tersebut
3) Perlindungan terhadap ancama terlapor  dilarang melakukan ancaman dalam
bentuk apapun kepada orang yang telah melaporkan pelanggran terhadap aturan-
aturan rumah sakit, walaupun ternyata laporan tersebut salah. Setiap karyawan
dapat melaporkan pelanggaran tanpa harus takut akan ancaman oleh rekan kerja,
penyelia atau pihak lain yang terlibat
4) tindakan disipliner terhadap pelanggaran  setiap pelanggaran terhadap aturan-
aturan rumah sakit akan dikenakan tindakan disipliner yaitu teguran sampai dengan
PHK dan dapat diajukan tuntutan perdata atau pidana.
c. Menjaga dan menghargai hubungan dengan pelanggan
Tujuan dalam mencapai layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik, dan
hal ini dilakukan dengan cara menghasilkan hubungan kerja sama dan kepercayaan yang
langgeng. Memperlakukan pelanggan dengan adil yang jujur dan dengan cara yang
memenuhi semua hukum yang berlaku dan sesuai dengan praktek bisnis yang baik. tidak
memberi pernyataan yang salah atau menyesatkan mengenai rumah sakit atau karyawan
atau pelayannya. dalam menjalankan bisnis rumah sakit dengan menghormati keselamatan
mereka yang menggunakan pelayanan dan layanan dirumah sakit.
d. Mematuhi hukum kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan
Berkomitmen untuk melindungi lingkungan serta keselamatan karyawan, komunitas, serta
masyarakat umum dengan sepenuhnya mematuhi semua hukum yang berlaku dan ters
memperbaiki kinerjan dalam hal lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan kesejahteraan serta keselamatan
karyawan, masyarakat umum. Kinerja kesehatan, keselamatan, kemanan dan lindungan
adalah nilai-nilai inti dari rumah sakit dan akan di kelolah sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari bisnis rumah sakit untuk memberikan manfaat kepada karyawan dan
pelanggaran. Semua karyawan rumah sakit bertanggung jawab untuk dapat mewujudkan
perbaikan yang berkelanjutan dan terukur.
-Menjalankan bisnis rumah sakit dengan cara yang melindungi kesehatan umum dan di
tempat kerja, keselamatan lingkungan dan karyawan
-Semaksimal mungkin menghilangkan semua kecelakaan dan insiden lingkungan
-Mematuhi semua hukum dan peraturan lingkungan, kesehatan dan keselamatan.
-Mengurangi emisi dan limbah serta menggunakan energy dan sumber daya alam secara
efisien dan cermat
7. Penilaian Karyawan
a. Pengertian
Penilaian kineria adalah penilaian yang dilakukan bagi seluruh karyawan dalam rangka
mengevaluasi perilaku (kejujuran, kedisiplinan, tanggungawab, komitmen terhadap
pekerjaan, komunikasi dan kepribadian, kerjasama tim, sikap dan perilaku dalam pelayanan,
partisipasi dalam kegiatan mutu & keselamatan pasien, penampilan islami), kinerja klinis/non
klinis/mana,erial, nilai-nilai agama/syariah, yang dilakukan minimal 1 (satu) kali / tihun oleh
atasan langsung, atasan tidak langsung dibantu oleh tim yang terkait.
b. Tujuan
Untuk mengevaluasi kinerja karyawan selama satu tahun terakhir.
c. Cara Melaksanakan Penilaian

14
1) Ka. Divisi SDM mempersiapkan data presensi dan nilai psikotest terakhir seluruh
karyawan.
2) Ka. Divisi Kerohanian mempersiapkan data presensi pengaiian dan keaktifan dalam
kegiatan tahsin/setor bacaan/hafalan Al quran.
3) Atasan langsung menyediakan data kehadiran karyawan dalam kegiatan membaca AI
Quran di unit keria.
4) Ka. Divisi Kerohanian dan atasan langsung melakukan penilaian sesuai Formulir Penilaian
Berbasis Agama/Syariah untuk seluruh karyawan.

15
5) Atasan langsung melakukan penilaian sesuai Formulir Penilaian Perilaku, Formulir
Penilaian (iner.ia Profesi Klinis/Non Klinis untuk seluruh staf dan Formulir Penilaian
Kinerja Pimpinan untuk staf setingkat Koordinator sampai Kepala lnstalasi/Bidan&/Divisi
dan Komite/Panitia/fim.
6) Atasan langsung merekapitulasi nilai psikotest, penilaian perilaku, kinerja profesi
klinis/non klinis, nilai presensi kerja, agama/syariah dan kinerja pimpinan.
7) Atasan langsung menjelaskan penilaian kineria kepada staf yang dinilai, dan memberikan
pembinaan yang dipedukan.
8) Atasan langsung melaporkan hasil penilaian kinerja staf kepada atasan tidak langsung
dan bila perlu atasan tidak langsung dapat memanggil karyawan ybs untuk diberikan
penjelasan/pembinaan.
9) Staf yang dinilai, atasan langsung, atasan tidak langsung dan tim penilai menandatangani
formulir penila ian kinerja.
10) Atasan langsung mengumpulkan formulir penilaian kinerja kepada Divisi SDM untuk
didokumentasikan.
11) Formulir penilaian kinerja adalah formulir yang digunakan untuk mendokumentasikan
hasil penilaian kineria karyawan yang terdiri dari:
12) Formulir Rekapitulasi KPl (Key performance lndicator): untuk seluruh karyawan.
13) Formulir penilaian perilaku : untuk seluruh karyawan
14) Formulir penilaian Kinerja profesi Klinis/Non Klinis : untuk seluruh karyawan (Formulir
OPPE untuk dokter)
15) Formulir Penilaian Berbasis Agama/Syariah : untuk seluruh karyawan

B. TATA LAKSANA
1. Kode Etik Rumah Sakit
a. Kewajiban Umum Rumah Sakit
1) Rumah Sakit wajib mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia dan Kode Etik Rumah Sakit
Syariah Indonesia serta menaati seluruh peraturan perundang-undangan tentang rumah
sakit di Indonesia;
2) Rumah Sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna sesuai kebutuhan klinis pasien dan kemampuan rumah sakit;
3) Rumah Sakit harus mempunyai visi, misi dan pengelolaan maupun pelayanan di rumah
sakit yang benar dan jujur;
4) Rumah Sakit berkewajiban menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan yang aman, baik, bermutu dan memuaskan dengan mengutamakan
kepentingan pasien dan keluarga, non diskriminasi, efektif, dan efisien sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit secara menyeluruh yang satu dengan yang lain terkait
erat sedemikian rupa;
5) Rumah Sakit wajib berusaha mengikuti perkembangan perumahsakitan baik
pengelolaan maupun pelayanan dengan didasarkan pada ilmu pengetahuan modern
dan mendokumentasikan seluruh kegiatan perumahsakitan serta memelihara semua
catatan / arsip baik medik maupun non medik secara baik.
6) Rumah Sakit wajib berusaha bertanggung jawab terhadap semua kejadian di rumah
sakit dengan menyelenggarakan audit kinerja dan audit klinis, melaksanakan visi misi
rumah sakit, menyelenggarakan pendidikan bagi pasien dan keluarga pasien yang
menjadi salah satu sarana dakwah;

16
7) Rumah Sakit berkewajiban menetapkan kerangka kerja untuk manajemen yang
menjamin asuhan pasien yang baik diberikan sesuai norma etik, moral , bisnis, dan
hukum yang berlaku;
8) Rumah Sakit harus memelihara semua catatan / arsip, baik medik maupun non medik
secara baik. Pencatatan, penyimpanan, dan pelaporan (termasuk in siden keselamatan
pasien) tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit dilaksanakan d alam
bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit;
9) Rumah Sakit dalam melakukan promosi pemasaran dengan menampilkan pelayanan
yang bermutu, aman, memuaskan melalui akhlakul karimah, serta memiliki tujuan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus bersifat informatif, jujur, jelas, tidak
komparatif, berpijak pada dasar yang nyata dan memperhatikan aspek informatif,
edukatif, preskriptif dan preparatif bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya.
b. Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat
1) Rumah Sakit harus memberikan pelayanan yang baik dan bermutu secara
berkesinambungan lebih mengutamakan fungsi sosial dengan menyediakan fasilitas
pelayanan kepada pasien tidak mampu / miskin, pasien gawat darurat, dan korban
bencana;
2) Rumah Sakit berkewajiban memberikan pelayanan yang menghargai martabat,
kehormatan pasien serta menanggapi keluhan pasien melaui pelayanan yang diberikan
oleh karyawan rumah sakit dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang sopan dan
bahasa yang santun, sesuai dengan norma sopan santun dan adat istiadat yang berlaku;
3) Rumah Sakit harus senantiasa menyesuaikan kebijakan pelayanannya pada harapan dan
kebutuhan masyarakat setempat;
4) Rumah Sakit harus memberikan informasi yang benar, jujur dan terbuka, serta peka
terhadap saran dan kritik masyarakat;
5) Rumah Sakit dalam menjalankan operasionalnya wajib menjaga mutu lingkungan sekitar
dan bertanggungjawab terhadap lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang
merugikan masyarakat.
c. Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien
1) Rumah Sakit berkewajiban menghormati serta menjunjung tinggi hak pasien dan
keluarganya meliputi memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya
tentang apa yang diderita pasien, tindakan apa yang dilakukan, dan siapa yang
melakukannya
2) Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan seluruh pasien dan pasien
kelompok rentan seperti anak-anak, individu yang memiliki kemampuan berbeda
(difabel), lanjut usia, dan lainnya termasuk memperhatikan kebutuhan khusus pasien
dengan mengurangi kendala fisik, bahasa dan budaya dan penghalang lainnya dalam
memberikan pelayanan serta mengupayakan dan melayani pasien dengan cara-cara
yang halal seperti menjaga aurat dan membantu menunaikan kewajiban ibadah bagi
pasien yang merupakan bagian dari memelihara agama;
3) Rumah Sakit harus meminta persetujuan atau penolakan pasien sebelum melakukan
tindakan medik dengan didahului penyampaian informasi penyakit yang diagnosis dan
tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan;

17
4) Rumah Sakit harus menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang hak, kewajiban,
dan tanggung jawab mereka dan akibat lanjut yang berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan;
5) Rumah Sakit wajib berusaha menghormati menyelenggarakan pengelolaan pelayanan
maternal perinatal yang sesuai prinsip-prinsip syariah sebagai bagian dari memelihara
keturunan;
6) Rumah Sakit berkewajiban merujuk dan memberikan penjelasan kepada pasien yang
memerlukan pelayanan di luar kemampuan pelayanan rumah sakit;
7) Rumah Sakit Syariah wajib memberi pelayanan pengobatan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir;
8) Rumah Sakit harus mengupayakan pasien mendapatkan kebutuhan privasi dan
berkewajiban menyimpan rahasia kedokteran;
9) Rumah Sakit berkewajiban menggunakan teknologi kedokteran dengan penuh tanggung
jawab;
10) Rumah Sakit wajib berusaha menyesuaikan kebijakan pengelolaannya berdasarkan
keterjangkauan pelayanan oleh masyarakat dan pengelolaan keuangan sesuai syariah
sebagai bagian dari memelihara harta dan kehormatan;
d. Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf dan Karyawan
1) Rumah Sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya memperoleh
jaminan nilai-nilai sosial keagaaman Islam dan jaminan sosial nasional;
2) Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit, tata kelola klinis, dan tata
kelola pasien yang baik;
3) Rumah Sakit berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, keterampilan,
pengetahuan, dan persyaratan lain bagi seluruh karayawan rumah sakit untuk
meningkatkan diri, menambah ilmu pengetahuan, dan keterampilannya di bidang
masing-masing;
4) Rumah Sakit wajib menjamin terpelihara nya koordinasi serta hubungan yang baik
menurut pandangan Islam antara pimpinan, staf dan karyawan di rumah sakit;
5) Rumah Sakit harus mengawasi setiap tenaga kesehatan agar penyelenggaraan
pelayanan dilakukan berdasarkan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit,
standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien, dan
mengutamakan keselamatan pasien;
6) Rumah Sakit berkewajiban menjamin kesehatan, kesejahteraan, dan menjaga
keselamatan kerja kepada karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Hubungan Rumah Sakit Dengan Lembaga Terkait.
1) Rumah Sakit wajib berusaha memelihara hubungan yang baik dengan pemilik maupun
antar rumah sakit dengan prinsip berlomba-lomba dalam kebaikan, saling nasehat
menasehati dalam kebenaran dan dalam kesabaran serta menghindarkan persaingan
yang tidak sehat antar rumah sakit;
2) Rumah Sakit wajib berusaha memelihara hubungan dan menjalin kerjasama yang baik
dengan Instansi Pemerintah, Majelis Ulama Indonesia dan/ atau badan lain yang
bergerak di bidang kesehatan;
3) Rumah Sakit harus berusaha menjadi sarana tempat dan membantu kegiatan
pendidikan tenaga kesehatan, penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan maupun
teknologi yang terkait dengan kedokteran dan kesehatan;

18
4) Rumah Sakit berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta
pemilihan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan kepentingan lokal dan nasional.
2. Kode Etik Pelayanan Tenaga Profesional Kesehatan
a. Kode Etik Perilaku Tenaga Kesehatan
Kode etik perilaku merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan pedoman perilaku di
rumah sakit. Kode etik perilaku bertujuan membantu menciptakan dan mempertahankan
integritas, membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, nyaman, dan dimana
setiap orang dihargai dan dihormati martabatnya setara sebagai anggota tim asuhan pasien.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus mengikuti kode etik perilaku
yang tercantum dalam peraturan internal staf rumah sakit.
1) Jenis Perilaku :
a) Perilaku Yang Pantas
Perilaku yang pantas adalah perilaku yang mendukung kepentingan pasien,
membantu pelaksanaan asuhan pasien, dan ikut serta berperan mendukung
keberhasilan pelaksanaan kegiatan perumahsakitan.
Tenaga kesehatan tidak dapat dikenakan sanksi jika berperilaku pantas,
sebagaimana contoh-contoh di bawah ini :
(1). Penyampaian pendapat peribadi atau profesional pada saat diskusi, seminar,
atau pada situasi lain :
i. Penyampaian pendapat untuk kepentingan pasien kepada pihak lain
(dokter, perawat, atau direksi rumah sakit) dengan cara yang pantas dan
sopan;
ii. Pandangan professional;
iii. Penyampaian pendapat pada saat diskusi kasus.
(2). Penyampaian ketidaksetujuan atau ketidakpuasan atas kebijakan melalui tata
cara yang berlaku di rumah sakit tersebut;
(3). Menyampaikan kritik konstruktif atau kesalahan pihak lain dengan cara yang
tepat, tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau menyalahkan pihak tersebut;
(4). Menggunakan pendekatan kooperatif untuk menyelesaikan masalah;
(5). Menggunakan bahasa yang jelas, tegas, dan langsung sesuai dengan kebutuhan
situasi dan kondisi pasien, misalnya penanganan pasien gawat darurat.
b) Perilaku Yang Tidak Pantas
Tenaga kesehatan dapat dikenakan sanksi jika berperilaku tidak pantas,
sebagaimana contoh-contoh di bawah ini :
(1). Merendahkan atau mengeluarkan perkataan tidak pantas kepada pasien, dan
atau keluarganya;
(2). Dengan sengaja menyampaikan rahasia, aib, atau keburukan orang lain;
(3). Menggunakan bahasa yang mengancam, menyerang, merendahkan, atau
menghina;
(4). Membuat komentar yang tidak pantas tentang tenaga medis di depan pasien
atau di dalam rekam medis;
(5). Tidak peduli, tidak tanggap terhadap permintaan pasien atau tenaga kesehatan
lain;
(6). Tidak mampu bekerjasama dengan anggota tim asuhan pasien atau pihak lain
tanpa alasan yang jelas;

19
(7). Perilaku yang dapat diartikan sebagai menghina, mengancam, melecehkan,
atau tidak bersahabat kepada pasien dan atau keluarganya;
(8). Melakukan pelecehan seksual baik melalui perkataan ataupun perbuatan
kepada pasien atau keluarga pasien.
c) Perilaku Yang Tidak Mendukung Budaya Keselamatan
(1). Perilaku yang tidak layak (inappropriate) seperti kata-kata atau bahasa tubuh yg
merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat,
memaki;
(2). Perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang
dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal atau non verbal yang
membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah
komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas
staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan
staf lain didepan pasien, misalnya “obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”,
melarang perawat untuk membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan,
memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan
dengan melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam medis di
ruang rawat;
(3). Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku
termasuk gender;
(4). Pelecehan seksual.
b. Kode Etik Dokter
1) Kewajiban Umum
a) Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan
atau janji dokter;
b) Setiap dokter wajib berniat karena Allah dengan mengikrarkan
“Bismillaahirrohmaanirrohiim” setiap akan melakukan pelayanan kedokteran;
c) Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara
independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tinggi;
d) Seorang dokter dengan moral dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan
kedokterannya dilarang melakukan perbuatan maupun tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi;
e) Setiap dokter wajib mempertahankan profesionalisme dalam menginformasikan
kualitas kompetensi dan kewenangan diri ke sesama profesi kesehatan dan/atau
publik dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri;
f) Setiap dokter wajib berbuat yang terbaik dalam melayani pasien untuk mendapat
kesuksesan dunia akhirat;
g) Setiap dokter wajib menjalankan rukun islam sebagai rukun pengabdian dan sebagai
dasar pelaksanaan etik islami;
h) Setiap dokter dalam perbuatan atau pemberian nasihat yang mungkin melemahkan
daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya
dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut;
i) Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan
setiap penemuan tehnik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat;

20
j)Seorang dokter dalam memberikan surat keterangan medis/ahli atau ekspertis dan
pendapat ahli apapun bentuk dan tujuannya wajib diperiksa sendiri kebenarannya
dengan mendasarkan isinya pada fakta medis yang diyakininya benar sesuai dengan
per tanggungjawaban profesinya sebagai dokter;
k) Seorang dokter dalam setiap menjalankan praktik medisnya harus memiliki
kompetensi dan kewenangan sesuai ketentuan yang berlaku sebagai prasyarat
sekaligus kesinambungan profesionalisme dalam memberikan pelayanan secara
berkompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia;
l) Seorang dokter wajib bersikap jujur dengan hubungan nya dengan pasien, dokter
lain, dan/atau tenaga kesehatan lain nya serta senantiasa mengingatkan dokter lain
atau tenaga kesehatan lain yang pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi maupun dalam hal melakukan
penipuan atau penggelapan;
m) Seorang dokter wajib senantiasa berwibawa, bertutur kata sopan, berperilaku
santun, menghormati, melindungi dan/atau memenuhi hak-hak pasien termasuk
menjaga kepercayaan pasien, teman se profesi, dan tenaga kesehatan lainnya
sebagai bagian dari hak asasi manusia dalam bidang kesehatan;
n) Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya dalam menghormati,
melindungi hidup dan memilihara hidup pasien;
o) Seorang dokter dalam melakukan pekerjaannya wajib memperhatikan keseluruhan
aspek pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif),
baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya, serta berusaha menjadi pendidik
dan pengabdi sejati masyarakat;
p) Setiap dokter wajib mentaati peraturan internal, menghormati, dan membina
hubungan harmonis dengan manajemen dalam bekerjasama dengan para pejabat
lintas sektoral di bidang kesehatan, petugas lain dalam fasilitas pelayanan
kesehatan bidang lainnya dan masyarakat.
2) Kewajiban Dokter Terhadap Pasien
a) Setiap dokter wajib bersikap ceria, ramah, lemah lembut, tulus ikhlas dan
mempergunakan seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien,
memuliakan harkat dan martabat pasien, membangun komunikasi efektif dan
meminta izin setiap akan melakukan pelayanan kedokteran apapun sebagai
implementasi hak otonomi pasien;
b) Seorang dokter wajib berkonsultasi/merujuk pasien kepada dokter lain yang
mempunyai keahlian dalam menangani penyakit yang diderita pasien ketika tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan atau demi kepentingan terbaik
pasien atas persetujuan pasien/keluarganya;
c) Setiap dokter wajib berusaha mengobati dengan bahan-bahan halal,
menyelamatkan pasien dan bersikap hati-hati melindungi hidup mahluk insani
menurut standar pelayanan kedokteran sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/kesehatan modern;
d) Setiap dokter wajib menghormati dan menghargai hak asasi setiap pasien dalam
menjaga kesehatannya dengan memberikan kesempatan pasien agar senantiasa
dapat berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat
dan/atau penyelesaian masalah pribadi lainnya;

21
e) Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
f) Setiap dokter dalam memberi pelayanan kepada pasien wajib menjaga dan
menutup aurat pasien kecuali semata-mata hanya untuk kebutuhan tindakan
kedokteran;
g) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sesuai standar operasional yang
berlaku sebagai wujud tugas kemanusiaan terkecuali apabila yakin ada orang lain
bersedia dan mampu memberikan pertolongan;
h) Setiap dokter wajib mendiagnosa penyakit dan memberi pengobatan serta
membuat prognosis berdasarkan data empiris tentu dengan keyakinan bahwa
perjalanan penyakit dan kesembuhan hanya Allah Subahanhu Wata’ala yang Maha
Menyembuhkan segala penyakit;
i) Setiap dokter wajib membantu pasien dalam menunaikan pelaksanaan ibadah;
j) Setiap dokter wajib menjaga aqidah pasien dari perbuatan syirik terutama bagi
pasien yang memasuki fase terminal;
k) Setiap dokter wajib mendoakan kesembuhan pasien.
3) Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat/Teman Se Profesi
a) Setiap dokter wajib saling menjalin silaturahim, berdekatan, memperlakukan teman
se profesi dokter dengan perlakuan yang baik dan menghargai keahlian masing-
masing setiap dokter serta memiliki tujuan untuk saling berlomba unjuk prestasi
menuju praktek profesional tertinggi dan tidak terlibat ke arah persaingan yang
saling menjatuhkan;
b) Setiap dokter dalam rangka menarik pasien tidak boleh mengambil alih pasien dari
teman se profesi supaya tidak membuat renggang situasi dan kondisi hubungan
dokter-pasien dari teman se profesi nya terkecuali dengan persetujuan keduanya
tentunya berdasarkan prosedur yang etis;
c) Setiap dokter wajib tolong menolong dengan sejawat/teman se profesi dokter
dalam kebaikan.
4) Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri
a) Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatan fisik, mental dan spiritual, selain
menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat namun juga supaya dapat
bekerja dengan baik;
b) Setiap dokter wajib meningkatkan kualitas profesionalismenya dengan senantiasa
mengikuti standar pelayanan kedokteran sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/kesehatan modern;
c) setiap dokter wajib meningkatkan kualitas ibadah wajibnya kepada Allah
Subhanahu Wata’ala.

c. Kode Etik Perawat


1) Kewajiban Umum
a) Setiap perawat wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan ikrar
perawat dan kode etik keperawatan Indonesia
b) Setiap perawat wajib memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat serta

22
tidak menggunakannnya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan;
c) Setiap perawat wajib berniat karena Allah Subhanahu Wata’ala dengan
mengikrarkan “Bismillaahirrohmaanirrohiim” setiap akan melakukan pelayanan
keperawatan;
d) Setiap perawat wajib berbuat yang terbaik dalam melayani pasien untuk mendapat
kesuksesan dunia akhirat;
e) Setiap perawat wajib menjalankan rukun islam sebagai rukun pengabdian dan
sebagai dasar pelaksanaan etik islami;
f) Setiap perawat wajib melandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat
dan tradisi luhur keperawatan dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu,
keluarga dan masyarakat;
g) Setiap perawat wajib melaksanakan pengabdiannya dalam memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan
hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat;
h) Setiap perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial;
i) Setiap perawat wajib menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil inisiatif upaya kesehatan;
j) Setiap perawat wajib memberikan informasi yang jujur, lengkap sesuai dengan data
dan fakta dengan penyampaian yang mudah dimengerti, mulia, baik dan lemah
lembut;
k) Setiap perawat wajib menjaga amanah, menepati janji dan menaga komitmen
dalam menjalankan tugas keperawatan dan kode etik keperawatan.
2) Kewajiban Perawat Terhadap Klien
a) Setiap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan terhadap klien wajib
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran
politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial;
b) Setiap perawat wajib meminta izin setiap akan melakukan pelayanan keperawatan
terhadap klien sebagai implementasi hak otonomi kilen;
c) Setiap perawat wajib melaksanakan asuhan keperawatan terhadap klien harus
sesuai standar prosedur operasional (SPO) maupun dalam melaksanakan intervensi
keperawatan harus sesuai dengan kompetensinya;
d) Setiap perawat wajib menghargai hak-hak klien dalam mebuat keputusan tentang
perawatan pada klien;
e) Setiap perawat wajib berusaha menyelamatkan klien dengan perawatan yang
berbahan halal dan bersikap hati-hati dalam melindungi makhluk hidup insani
menurut Standar Pelayanan Keperawatan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan yang modern;
f) Setiap perawat wajib bersegera melayani klien dengan sikap professional, ceria,
ramah, lemah lembut, tulus ikhlas dan bersahabat saat berada didekat klien;

23
g) Setiap perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;
h) Setiap perawat dalam memberi pelayanan kepada klien wajib menjaga dan
menutup aurat klien kecuali semata-mata hanya untuk kebutuhan tindakan
keperawatan;
i) Setiap perawat wajib membantu membantu pemenuhan kebutuhan ibadah bagi
klien;
j) Setiap perawat wajib menjaga aqidah klien dari perbuatan syirik;
k) Setiap perawat wajib mendoakan kesembuhan pasien.
3) Kewajiban Perawat Terhadap Teman Sejawat/Teman Se Profesi
a) Setiap perawat wajib senantiasa menjalin silaturahmi, saling menghormati,
menghargai keahlian masing-masing, memelihara hubungan baik dengan sesama
perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya serta memelihara keserasian
suasana Iingkungan kerja untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh;
b) Setiap perawat wajib tolong-menolong dan nasehat menasehati dalam kebaikan
dan kebenaran untuk memberikan pelayanan secara kompeten, etis dan legal;
4) Kewajiban Perawat Terhadap Diri Sendiri
a) Setiap perawat wajib selalu memelihara kesehatan fisik, mental dan spiritual, selain
menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat namun juga supaya dapat
menjalankan profesi keperawatannya dengan baik;
b) Setiap perawat wajib meningkatkan kualitas profesionalismenya, meningkatkan
pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku dan melaksanakan tugasnya secara
bertanggung jawab yang senantiasa mengikuti standar pelayanan sesuai dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperwatan modern;
c) Setiap perawat wajib meningkatkan kualitas ibadah wajibnya kepada Allah
Subhanahu Wata’ala serta tidak mempersekutukan Allah dalam peribadahanNYa
dengan sesuatu apapun.
5) Kewajiban Perawat Terhadap Praktik
a) Setiap perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan
dengan mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan keperawatan
terbaru;
b) Setiap perawat wajib berusaha menerapkan nilai-nilai amanah dengan
mengutamakan pelayanan yang bermutu, aman dan memuaskan secara
berkesinambungan dengan penerapan-penerapan Islam yang diharapkan sebagai
hasil dari pengalaman rukun Islam;
c) Setiap perawat dalam membuat keputusan wajib didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang apabila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang
lain;
d) Setiap perawat wajib mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien, menjaga
klien dari berbagai hal yang dapat menimbulkan bahaya/cidera fisik, psikologi dan
spiritual dalam melaksanakan praktik keperawatan;
e) Setiap perawat wajib menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku profesional dan kecerdasan dalam pengelolaan dan

24
pelayanan keperawatan di rumah sakit, pendokumentasian seluruh kegiatan
keperawatan serta memelihara semua catatan/arsip keprawatan secara baik
dengan mengikuti perkembangan perumah sakitan dan didasarkan ilmu
pengetahuan modern;
f) Setiap perawat wajib berpartisipasi aktif ikut bertanggung jawab terhadap strategi
untuk melaksanakan misi dan tercapainya visi rumah sakit, terselenggaranya
pendidikan bagi pasien beserta keluarga nya dan sebagai sarana dakwah.
6) Kewajiban Perawat Terhadap Masyarakat
a) Setiap perawat wajib mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
menggerakkan dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan
kesehatan masyarakat;
b) Setiap perawat wajib bertanggung jawab terhadap mutu lingkungan di sekitarnya
agar tidak terjadi pencemaran lingkungan ketika melaksanaan tugas keperawatan;
c) Setiap perawat wajib memperlihatkan dan melakukan pembimbingan perilaku
hidup sehat kepada masyarakat dilingkungannya;
7) Kewajiban Perawat Terhadap Profesi
a) Setiap perawat wajib berperan dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan;
b) Setiap perawat wajib berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan;
c) Setiap perawat wajib berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi.
d. Kode Etik Tenaga Kesehatan Lainnya
1) Kode Etik Bidan
a) Kewajiban Umum
(1). Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya;
(2). Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya wajib menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan;
(3). Setiap bidan wajib berniat karena Allah Subhanahu Wata’ala dengan
mengikrarkan “Bismillaahirrohmaanirrohiim” setiap akan melakukan pelayanan;
(4). Setiap bidan wajib berbuat yang terbaik dalam bertindak melindungi dan
melayani pasien untuk mendapat kesuksesan dunia akhirat;
(5). Setiap bidan wajib menjalankan rukun islam sebagai rukun pengabdian dan
sebagai dasar pelaksanaan etik islami;
(6). Setiap bidan dalam menunaikan tugas dan kewajibannya berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut
serta kedudukan sosial;
(7). Setiap bidan wajib menjalin hubungan kerja sama dengan dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya dalam mengambil inisiatif upaya kesehatan;
(8). Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

25
b) Kewajiban Bidan Terhadap Klien
(1). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien;
(2). Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien;
(3). Setiap bidan wajib melayani klien dengan sikap professional, ceria, ramah,
lemah lembut, tulus ikhlas dan bersahabat saat berada didekat klien;
c) Kewajiban Bidan Terhadap Teman Sejawat
(1). Setiap bidan wajib menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi;
(2). Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
d) Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri
(1). Setiap bidan wajib selalu memelihara kesehatan fisik, mental dan spiritual,
selain menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat namun juga supaya
dapat bekerja dengan baik;
(2). Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi
dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat;
(3). Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern;
(4). Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya;
(5). Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

2) Kode Etik Ahli Farmasi


a) Kewajiban Umum
(1). Setiap Ahli Farmasi senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan memeliahara
martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas serta dapat dipercaya dalam
melaksanakan tugas pengabdiannya;
(2). Setiap Ahli Farmasi wajib melakukan pekerjaan profesinya sesuai standar
operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dank ode etik profesi;
(3). Setiap Ahli Farmasi wajib menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan
tugas dan kewajiban profesi;
(4). Setiap Ahli Farmasi wajib berniat karena Allah Subhanahu Wata’ala dengan
mengikrarkan “Bismillaahirrohmaanirrohiim” setiap akan melakukan pelayanan;
(5). Setiap Ahli Farmasi wajib berbuat yang terbaik dalam bertindak melindungi dan
melayani klien/pasien untuk mendapat kesuksesan dunia akhirat;
(6). Setiap Ahli Farmasi wajib menjalankan rukun islam sebagai rukun pengabdian
dan sebagai dasar pelaksanaan etik islami;
(7). Setiap Ahli Farmasi dalam menunaikan tugas dan kewajibannya berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.

26
(8). Seorang Ahli Farmasi wajib selalu melibatkan diri dalam usaha-usaha
pembangunan nasional khususnya dibidang kesehatan.
(9). Seorang Ahli Farmasi wajib selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan dibidang kesehatan khususnya dibidang kesehatan
khususnya dibidang Farmasi.
b) Kewajiban Ahli Farmasi Terhadap Klien
(1). Seorang Ahli Farmasi wajib bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya
dalam memberikan pelayanan kepada pasien/pemakai jasa secara professional;
(2). Seorang Ahli Farmasi wajib menjaga rahasia kedokteran dan rahasia
kefarmasian, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak;
(3). Seorang Ahli Farmasi wajib berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau
teman sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang akurat atau baik.
c) Kewajiban Ahli Farmasi Terhadap Teman Sejawat
(1). Seorang Ahli Farmasi memandang teman sejawat sebagaimana dirinya dalam
memberikan penghargaan;
(2). Seorang Ahli Farmasi senantiasa menghindari perbuatan yang merugikan teman
sejawat secara material maupun moral;
(3). Seorang Ahli Farmasi Indonesia senantiasa meningkatkan kerjasama dan
memupuk keutuhan martabat jabatan kefarmasiaan,mempertebal rasa saling
percaya didalam menunaikan tugas.
d) Kewajiban Ahli Farmasi Terhadap Diri Sendiri
(1). Setiap Ahli Farmasi wajib selalu memelihara kesehatan fisik, mental dan spiritual,
selain menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat namun juga supaya
dapat bekerja dengan baik;
(2). Setiap Ahli Farmasi wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan
pelayanan yang bermutu;
(3). Setiap Ahli Farmasi wajib senantiasa meningkatan keahlian, pengetahuan,
pengembangan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern;
(4). Seorang Ahli Farmasi wajib menghindarkan diri dari usaha- usaha yang
mementingkan diri sendiri serta bertentangan dengan jabatan Farmasian.
e) Kewajiban Ahli Farmasi Terhadap Masyarakat
(1). Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal;
(2). Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi sesuai bidang
profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

3) Kode Etik Ahli Gizi


a) Kewajiban Umum
(1). Setiap Ahli Gizi wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
dan kode etik ahli gizi;
(2). Setiap Ahli Gizi wajib berperan meningkatkan dan mempertahankan keadaan
gizi, kesehatan serta meningkatkan kecerdasan dan produktivitas masyarakat;

27
(3). Setiap Ahli Gizi wajib berniat karena Allah Subhanahu Wata’ala dengan
mengikrarkan “Bismillaahirrohmaanirrohiim” setiap akan melakukan pelayanan;
(4). Setiap Ahli Gizi wajib berbuat yang terbaik dalam bertindak melindungi dan
melayani klien untuk mendapat kesuksesan dunia akhirat;
(5). Setiap Ahli Gizi wajib menjalankan rukun islam sebagai rukun pengabdian dan
sebagai dasar pelaksanaan etik islami;
(6). Setiap Ahli Gizi wajib berperan meningkatkan dan mempertahankan keadaan
gizi dan kesehatan;
(7). Setiap Ahli Gizi wajib berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
kompetensi yang tertinggi;
(8). Setiap Ahli Gizi wajib bersikap dan bermoral yang baik, bersikap jujur, tulus dan
adil dalam menjalankan pekerjaannya;
(9). Setiap Ahli Gizi wajib senantiasa menjalankan profesinya berdasarkan prinsip
keilmuan dan informasi terkini.
(10).Setiap Ahli Gizi wajib menunjung tinggi penergakan hukum, senantiasa
mendahulukan kepentingan masyarakat luas dan bangsa sesuai peraturan
perundang-undangan.
b) Kewajiban Ahli Gizi Terhadap Klien
(1). Setiap Ahli Gizi wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan klien kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku;
(2). Setiap Ahli Gizi wajib dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati
dan menghargai kebutuhan unik klien yang dilayani, peka terhadap perbedaan
budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal jenis kelamin usia, suku,
agama, ras serta status sosial;
(3). Setiap Ahli Gizi wajib memberikan pelayanan gizi tepat, cepat dan akurat
dengan bersikap tulus ikhlas dan menggunakan segala ilmu dan ketrampilannya
untuk kepentingan klien;
c) Kewajiban Ahli Gizi Terhadap Teman Sejawat
(1). Setiap Ahli Gizi wajib senantiasa menjalin silaturahmi, saling menghormati,
menghargai keahlian masing-masing, memelihara hubungan baik dengan teman
sejawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya serta memelihara keserasian
suasana Iingkungan kerja untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
(2). Setiap Ahli Gizi wajib senantiasa melakukan kerjasama berdasarkan prinsip
kemitraan dengan teman sejawat dan para professional di bidang kesehatan
maupun bidang lainnya;
(3). Setiap Ahli Gizi wajib tolong-menolong dan nasehat menasehati dalam kebaikan
dan kebenaran untuk memberikan pelayanan secara kompeten, etis dan legal.

d) Kewajiban Ahli Gizi Terhadap Diri Sendiri


(1). Setiap Ahli Gizi wajib selalu memelihara kesehatan fisik, mental dan spiritual,
selain menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat namun juga supaya
dapat bekerja dengan baik;

28
(2). Setiap Ahli Gizi wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi
dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan
pelayanan yang bermutu;
(3). Setiap Ahli Gizi wajib senantiasa meningkatan keahlian, pengetahuan,
pengembangan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern;
(4). Setiap Ahli Gizi wajib bersikap tidak mementingkan diri sendiri serta tidak
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi;
(5). Setiap Ahli Gizi wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri.
e) Kewajiban Ahli Gizi Terhadap Masyarakat
(1). Setiap Ahli Gizi wajib mengutamakan kepentingan masyarakat dengan memeiliki
kepekaan sosial, lingkungan dan kepedulian;
(2). Setiap Ahli Gizi wajib senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat;
(3). Setiap Ahli Gizi wajib melindungi masyarakat umum khususnya tentang
informasi yang salah dan praktik yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan
termasuk makanan dan terapi gizi/diet;
(4). Setiap Ahli Gizi wajib peka terhadap status gizi masyarakat untuk mencegah
terjadi nya masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat;
(5). Setiap Ahli Gizi wajib menghindat hal-hal yang menyebabkan salah interprestasi
atau menyesatkan masyarakat dalam mempromosikan produk makan.

3. KODE ETIK TENAGA NON KESEHATAN


a. Kewajiban Umum
1) Setiap tenaga non kesehatan wajib mematuhi dan mentaati peraturan, kebijakan,
standar operasional dan tata kerja yang di tetapkan rumah sakit;
2) Setiap tenaga non kesehatan wajib taat dan setia di dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban pekerjaan yang dibebankan kepadanya;
3) Setiap tenaga non kesehatan wajib berperilaku yang baik terhadap pasien, keluarga,
pengunjung serta terhadap pimpinan dan staf karyawan rumah sakit;
4) Setiap tenaga non kesehatan wajib menghormati pimpinan dan menghargai sesama
teman kerja serta menyayangi bawahan;
5) Setiap tenaga non kesehatan wajib menjaga ketertiban, keamanan, kebersihan dan
keselamatan kerja di lingkungan rumah sakit;
6) Setiap tenaga non kesehatan wajib berkontribusi aktif dalam program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien;
7) Setiap tenaga non kesehatan wajib berpakaian dan berperilaku islami terutama saat di
rumah sakit dan dilingkungan sekitar rumah sakit;
8) Setiap tenaga non kesehatan wajib berniat karena Allah Subhanahu Wata’ala dengan
mengikrarkan “Bismillaahirrohmaanirrohiim” setiap akan melakukan pekerjaanya;
9) Setiap tenaga non kesehatan wajib menjalankan rukun islam sebagai rukun pengabdian
dan sebagai dasar pelaksanaan etik islami;

29
10) Setiap tenaga non kesehatan wajib memberikan informasi yang jujur, lengkap sesuai
dengan data dan fakta dengan penyampaian yang mudah dimengerti, mulia, baik dan
lemah lembut;
11) Setiap tenaga non kesehatan wajib menjaga amanah, menepati janji dan menaga
komitmen dalam merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
b. Kewajiban Tenaga Non Kesehatan Terhadap Pasien
1) Setiap tenaga non kesehatan wajib memberikan pelayanan kepada pasien dengan
empati, hormat, dan santun tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan dengan
penyampaian yang mudah dimengerti, mulia, baik dan lemah lembut;
2) Setiap tenaga non kesehatan wajib memberikan pelayanan kepada pasien secara cepat,
tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;
3) Setiap tenaga non kesehatan wajib bersikap tulus ikhlas dan menggunakan segala ilmu
dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien;
4) Setiap tenaga non kesehatan wajib merahasiakan segala sesuatu yang kami ketahui
tentang pasien bahkan setelah pasien itu meninggal dunia;
c. Kewajiban Tenaga Non Kesehatan Terhadap Sesama Staf dan Karyawan
1) Setiap tenaga non kesehatan wajib saling menasehati, mengingatkan dan menegur
dengan sesama staf dan karyawan rumah sakit dalam kebaikan terlebih apabila
melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan kebijakan rumah sakit;
2) Setiap tenaga non kesehatan wajib senantiasa memelihara hubungan baik dengan saling
menghormati dan menghargai antar sesama staf dan karyawan rumah sakit;
3) Setiap tenaga non kesehatan wajib menjalin kerja sama secara kooperatif dengan
sesama staf dan karyawan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan
mutu pelayana terbaik.
d. Kewajiban Tenaga Non Kesehatan Terhadap Diri Sendiri
1) Setiap tenaga non kesehatan wajib selalu memelihara kesehatan fisik, mental dan
spiritual, selain menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat namun juga supaya
dapat bekerja dengan baik;
2) Setiap tenaga non kesehatan wajib membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja
organisasi;
3) Setiap tenaga non kesehatan wajib meningkatkan kompetensi, kualitas
profesionalismenya, meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku dan
melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab yang senantiasa mengikuti ilmu
pengetahuan dan teknologi modern;
4) Setiap tenaga non kesehatan wajib mengembangkan pemikiran secara kreatif dan
inovatif dalam rangka peningkatan kualitas kerja sesuai demi kemajuan rumah sakit.

30
BAB V
PELAPORAN

Panitia Etik dan Hukum berkewajiban membuat laporan kegiatan panitia etik dan hukum setiap 3 bulan
sekali atau apabila terjadi masalah etik dan hukum di rsu.

31

Anda mungkin juga menyukai