Anda di halaman 1dari 14

Makalah Tes Subjektif & Pengetahuan

Deklaratif

Disusun Oleh :

Nama: Ali Zaenal Abidin


Kelas: 05PPKM001
Nim: 201011550056

Fakultas Pendidikan
Jurusan Pendidkan kewarganegraan
Universitas Pamulang
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa Dengan hormat, saya ingin
mengucapkan selamat datang kepada Anda dalam membaca makalah ini.
Makalah ini ditujukan untuk memberikan penjelasan dan analisis mengenai
topik yang relevan dan menarik. Saya berharap makalah ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam dan wawasan baru mengenai subjek yang
dibahas.
Dalam proses penulisan makalah ini, saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan. Terima
kasih kepada dosen, pembimbing, dan teman-teman yang telah memberikan
panduan dan masukan berharga dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini tidak akan sempurna tanpa kontribusi dari berbagai sumber dan
referensi yang telah saya gunakan. Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada penulis, peneliti, dan penerbit yang telah menghasilkan karya-karya
yang saya gunakan sebagai referensi dalam makalah ini. Penghargaan juga saya
berikan kepada semua pihak yang telah memberikan akses ke literatur dan
sumber daya yang diperlukan dalam penelitian ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini mungkin memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saya sangat menghargai setiap masukan, saran, dan
kritik konstruktif yang dapat membantu perbaikan dan pengembangan makalah
ini di masa mendatang.
Tanpa berlama-lama lagi, saya berharap Anda dapat menikmati dan
mendapatkan manfaat dari membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menjadi sumbangan yang berarti bagi pengetahuan dan pemahaman kita tentang
topik yang dibahas.
Terima kasih atas perhatian dan waktu Anda. Selamat membaca!

Hormat saya,
[Ali Zaenal Abidin]
Daftar isi

Kata Pengantar…………………………………………………........1
BAB I Pendahuluan……………………………………………....... 2
A. Latar belakang……………………………………………...... 2
B. Rumusan masalah………………………………………........ 3
C. Tujuan……………………………………………………...... 3
BAB II Pembahasan……………………………………………..... 4
A. Pengertian Tes Subjektif & Pengetahuan Deklaratif................ 4
B. Tes Uraian dan Esai di Evaluasi Subjektif dan Pengetahuan
Deklaratif ................................................................................. 5
C. Menggunakan Kata-Kata Yang Memberi Arahan ................... 6
D. Berikan arahan atau tujuan dari respon yang diinginkan.......... 6
E. Berikan Informasi Nilai dan Waktu Yang Dibutukan............... 7
BAB III Penutupan……………………………………………......... 8
A. Penutup………………………………………………….......... 8
Daftar Pustaka ………………………………………………............ 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah


Tes subjektif adalah jenis tes yang digunakan untuk mengukur pengetahuan,
pemahaman, dan sikap subjektif seseorang terhadap suatu topik atau konsep. Tes
ini biasanya melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang meminta responden untuk
memberikan tanggapan atau pendapat mereka.
Tes subjektif dapat mencakup berbagai bentuk seperti pertanyaan pilihan
ganda, pertanyaan isian, pertanyaan dengan skala Likert, atau pertanyaan
terbuka yang meminta respons yang lebih rinci. Tujuan dari tes subjektif adalah
untuk mendapatkan wawasan tentang persepsi dan pandangan individu terhadap
suatu topik.
Pengetahuan deklaratif, di sisi lain, mengacu pada pengetahuan yang dapat
dinyatakan atau dideklarasikan secara verbal. Ini adalah jenis pengetahuan yang
mencakup fakta-fakta, konsep, prinsip-prinsip, atau informasi yang dapat
diungkapkan dengan kata-kata. Contoh pengetahuan deklaratif meliputi
pengetahuan tentang sejarah, matematika, ilmu pengetahuan, atau bahasa.
Tes pengetahuan deklaratif bertujuan untuk mengukur pemahaman seseorang
terhadap pengetahuan faktual atau konseptual. Tes semacam ini sering
melibatkan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda atau pertanyaan isian di mana
responden diminta untuk memberikan jawaban yang tepat atau menjelaskan
suatu konsep dengan benar.
Dalam konteks pendidikan, tes subjektif dan tes pengetahuan deklaratif sering
digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang materi pelajaran
tertentu. Tes subjektif membantu menggali pemahaman siswa secara mendalam
dan pandangan mereka terhadap topik, sementara tes pengetahuan deklaratif
menguji pemahaman mereka terhadap fakta dan konsep yang diajarkan.
Kombinasi kedua jenis tes ini dapat memberikan gambaran yang lebih
komprehensif tentang pemahaman dan pengetahuan siswa.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengurangi subyektivitas dalam penilaian tes subjektif


agar lebih objektif dan adil?
2. Bagaimana mencapai keseimbangan yang tepat antara pemahaman
mendalam dan pengetahuan faktual dalam evaluasi siswa menggunakan
tes subjektif dan pengetahuan deklaratif?
3. Apa strategi yang efektif untuk memastikan bahwa evaluasi siswa
menggunakan tes subjektif dan pengetahuan deklaratif dapat mengukur
pemahaman siswa secara komprehensif?
4. Bagaimana mengatasi keterbatasan waktu dan sumber daya yang terkait
dengan penggunaan tes subjektif dan pengetahuan deklaratif dalam
evaluasi siswa?
5. Bagaimana meningkatkan validitas dan reliabilitas tes subjektif dan
pengetahuan deklaratif dalam mengukur pemahaman siswa?

C. Tujuan

1. Meningkatkan objektivitas dalam penilaian tes subjektif: Tujuan ini


bertujuan untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam penilaian siswa
dalam tes subjektif.
2. Mencapai keseimbangan antara pemahaman mendalam dan pengetahuan
faktual: Tujuan ini mencakup pengembangan strategi evaluasi yang dapat
memadukan aspek pemahaman mendalam siswa dengan pengetahuan
faktual yang relevan.
3. Mengembangkan metode evaluasi yang komprehensif: Tujuan ini
melibatkan upaya untuk mengembangkan metode evaluasi yang dapat
mengukur pemahaman siswa secara menyeluruh.
4. Mengatasi keterbatasan waktu dan sumber daya: Tujuan ini bertujuan
untuk menemukan solusi atau strategi yang efektif dalam mengelola
keterbatasan waktu dan sumber daya yang terkait dengan penggunaan tes
subjektif dan pengetahuan deklaratif.
5. Meningkatkan validitas dan reliabilitas tes subjektif dan pengetahuan
deklaratif: Tujuan ini melibatkan pengembangan atau penyempurnaan
instrumen evaluasi, rubrik penilaian, atau pedoman penilaian yang dapat
meningkatkan validitas dan reliabilitas tes subjektif dan pengetahuan
deklaratif.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes Subjektif & Pengetahuan Deklaratif


Tes subjektif adalah jenis tes yang mengukur pengalaman, opini, atau
persepsi individu terhadap suatu topik atau peristiwa. Tes ini didasarkan pada
pemikiran, perasaan, dan penilaian pribadi subjek yang sedang diuji. Jawaban
dalam tes subjektif bersifat individual dan dapat bervariasi antara satu subjek
dengan subjek lainnya.
Contoh tes subjektif termasuk tes opini, tes evaluasi, atau tes pengalaman.
Misalnya, tes subjektif dapat digunakan untuk mengukur preferensi musik,
pendapat tentang suatu film, penilaian terhadap kualitas produk, atau
pengalaman seseorang dalam suatu acara.
Pengetahuan deklaratif adalah jenis pengetahuan yang berkaitan dengan
informasi atau fakta yang dapat dinyatakan dengan kata-kata. Ini adalah
pengetahuan yang dapat dipahami secara verbal dan diungkapkan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi. Pengetahuan deklaratif meliputi pengetahuan tentang
konsep, teori, prinsip, fakta, atau informasi yang dapat dipelajari dan diingat.
Contoh pengetahuan deklaratif termasuk pengetahuan tentang sejarah,
matematika, ilmu pengetahuan alam, bahasa, geografi, dan banyak lagi.
Misalnya, pengetahuan deklaratif dapat berupa pengetahuan tentang tanggal
terjadinya perang dunia, rumus matematika, nama-nama elemen dalam tabel
periodik, atau kata-kata dalam bahasa asing. Pengetahuan deklaratif dapat
diujikan melalui tes seperti tes pilihan ganda, pertanyaan singkat, atau tes tulisan
yang meminta subjek untuk menjelaskan atau mengingat informasi tertentu.
Tes subjektif dan pengetahuan deklaratif adalah dua metode evaluasi yang
digunakan dalam konteks pendidikan untuk mengukur pemahaman siswa.
Keduanya memiliki kelebihan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan dalam
proses evaluasi.
Tes subjektif melibatkan pertanyaan atau tugas yang memerlukan siswa untuk
memberikan tanggapan atau jawaban yang melibatkan pemikiran kritis,
penilaian pribadi, dan interpretasi. Metode ini memungkinkan siswa untuk
mengekspresikan pemahaman mereka secara luas, menghubungkan konsep, dan
menerapkan pengetahuan dalam konteks yang relevan. Tes subjektif dapat
mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri, mengembangkan keterampilan
analitis, dan mengungkapkan ide-ide kreatif mereka.
Namun, tes subjektif juga memiliki tantangan, terutama terkait dengan
subyektivitas dalam penilaian. Penilaian subjektif dapat dipengaruhi oleh
preferensi pribadi, pengalaman, atau pengetahuan guru atau penilai. Hal ini
dapat menyebabkan ketidakadilan dalam penilaian siswa, kurangnya konsistensi
antara penilai yang berbeda, serta sulitnya mengukur pemahaman siswa secara
objektif.
Di sisi lain, pengetahuan deklaratif berkaitan dengan pengetahuan faktual
yang dapat diungkapkan dalam bentuk fakta, definisi, atau informasi yang dapat
diingat. Tes pengetahuan deklaratif bertujuan untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap konsep, teori, atau materi pelajaran tertentu. Tes ini dapat
memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa memiliki pengetahuan yang
tepat dan lengkap mengenai topik yang diujikan.
Namun, pengetahuan deklaratif juga memiliki keterbatasan. Tes ini mungkin
hanya mampu mengukur aspek tertentu dari pemahaman siswa, seperti
kemampuan mereka untuk mengingat dan mengulangi informasi. Tes
pengetahuan deklaratif mungkin tidak mampu secara menyeluruh mengukur
pemahaman yang mendalam, kemampuan berpikir kritis, atau penerapan
pengetahuan dalam konteks yang baru.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, penting untuk mencari cara untuk
meningkatkan evaluasi menggunakan tes subjektif dan pengetahuan deklaratif.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi subyektivitas dalam penilaian
subjektif, mengembangkan rubrik penilaian yang jelas, dan melibatkan beberapa
penilai untuk meningkatkan objektivitas. Selain itu, penting untuk mencapai
keseimbangan yang tepat antara pemahaman mendalam dan pengetahuan
faktual dalam evaluasi siswa. Dengan menggunakan variasi tugas evaluasi dan
menekankan pada pemikiran kritis dan penerapan pengetahuan, dapat
memastikan evaluasi yang komprehensif.
Selain itu, strategi evaluasi yang efektif dan efisien perlu dikembangkan
untuk mengatasi keterbatasan waktu dan sumber daya yang terkait dengan tes
subjektif dan pengetahuan

B. Tes Uraian dan Esai di Evaluasi Subjektif dan Pengetahuan Deklaratif


Tes uraian dan esai biasanya digunakan dalam evaluasi subjektif dan
pengetahuan deklaratif. Kedua jenis tes ini memungkinkan siswa untuk
menunjukkan pemahaman mereka tentang suatu topik dan mengungkapkan
pandangan pribadi mereka.
Tes uraian sering kali meminta siswa untuk menjawab pertanyaan terbuka
yang membutuhkan penjelasan dan analisis yang lebih mendalam. Siswa
diminta untuk menyampaikan pemahaman mereka tentang topik yang diuji dan
memberikan argumentasi yang baik untuk pendapat mereka. Tes uraian biasanya
memerlukan keterampilan pemikiran kritis dan kemampuan komunikasi yang
baik. Penilaian tes uraian sering kali subjektif, karena penilaian dilakukan oleh
guru atau penguji yang harus mempertimbangkan berbagai aspek dari jawaban
siswa.
Sementara itu, tes esai melibatkan penulisan yang lebih formal dan
terstruktur. Siswa diminta untuk mengorganisir pemikiran mereka dengan jelas
dalam bentuk paragraf yang teratur dan koheren. Tes esai biasanya memerlukan
pemahaman yang baik tentang topik yang diuji, serta kemampuan siswa untuk
mengemukakan argumen yang kuat dan mendukungnya dengan bukti dan
contoh yang relevan. Penilaian tes esai dapat melibatkan kriteria yang jelas,
seperti kelengkapan, kejelasan, keakuratan, penggunaan bahasa yang tepat, serta
pemahaman dan pemikiran yang mendalam.
Kedua jenis tes ini memungkinkan siswa untuk menunjukkan pengetahuan
deklaratif mereka, yaitu pengetahuan tentang fakta, konsep, dan informasi yang
mereka pelajari. Namun, evaluasi subjektif juga melibatkan penilaian terhadap
pemahaman siswa, analisis, kemampuan pemikiran kritis, dan pandangan
pribadi mereka tentang suatu topik.
Penting untuk dicatat bahwa evaluasi subjektif dan pengetahuan deklaratif
hanyalah aspek dari evaluasi yang lebih luas. Evaluasi yang komprehensif harus
mencakup berbagai jenis tes dan instrumen penilaian, termasuk tes objektif
(seperti pilihan ganda), proyek, presentasi, dan evaluasi keterampilan praktis.
Dengan menggunakan berbagai metode evaluasi, pendidik dapat mendapatkan
gambaran yang lebih lengkap tentang pemahaman dan kemampuan siswa dalam
berbagai konteks dan situasi.
Tes uraian dan esai adalah metode evaluasi yang digunakan dalam pendidikan
untuk mengukur pemahaman siswa melalui jawaban yang lebih luas dan
komprehensif. Dalam tes uraian, siswa diminta untuk memberikan tanggapan
dalam bentuk kalimat atau paragraf yang lebih panjang, sedangkan dalam tes
esai, mereka diminta untuk mengembangkan jawaban secara lebih terperinci dan
terstruktur.
Penggunaan tes uraian dan esai memiliki beberapa keuntungan. Pertama,
metode ini memungkinkan siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka
secara mendalam dan kemampuan untuk menyusun dan mengorganisasi
pemikiran mereka dengan jelas. Tes ini juga memberikan ruang bagi siswa
untuk mengekspresikan ide-ide kreatif, pendapat pribadi, dan pemikiran reflektif
mereka. Tes uraian dan esai dapat memberikan wawasan yang lebih holistik
tentang pemahaman siswa, termasuk kemampuan mereka dalam menerapkan
pengetahuan, menganalisis masalah, atau menyusun argumen yang koheren.
Namun, ada beberapa tantangan yang terkait dengan penggunaan tes uraian
dan esai. Pertama, penilaian tes ini memerlukan waktu yang lebih lama dan
lebih rumit untuk memberikan umpan balik dan menilai jawaban siswa secara
menyeluruh. Hal ini dapat menjadi masalah jika terdapat jumlah siswa yang
besar atau keterbatasan waktu yang ketat. Selain itu, subyektivitas dalam
penilaian tetap menjadi masalah potensial dalam tes uraian dan esai. Penilaian
subjektif dapat dipengaruhi oleh preferensi guru atau penilai, dan mungkin sulit
untuk memastikan konsistensi antara penilai yang berbeda.
Dalam menghadapi tantangan ini, beberapa langkah dapat diambil untuk
meningkatkan penggunaan tes uraian dan esai. Pertama, penting untuk
mengembangkan rubrik penilaian yang jelas dan objektif untuk memandu
penilai dalam menilai jawaban siswa. Rubrik penilaian harus mencakup kriteria
yang terukur dan dapat diinterpretasikan dengan konsisten oleh penilai yang
berbeda. Selain itu, pelatihan dan diskusi antara penilai dapat membantu
meningkatkan objektivitas penilaian.
Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam penilaian tes uraian dan esai dapat
membantu mengatasi tantangan waktu dan memberikan umpan balik yang lebih
efisien. Penggunaan perangkat lunak penilaian otomatis atau semi-otomatis
dapat membantu dalam penilaian awal atau pemeriksaan kesalahan umum,
sehingga penilai dapat fokus pada aspek penting dan lebih mendalam dalam
penilaian.

C. Menggunakan Kata-Kata Yang Memberi Arahan


Dalam konteks tes subjektif dan pengetahuan deklaratif, penggunaan kata-
kata yang memberi arahan tidak umum atau relevan. Tes subjektif dan
pengetahuan deklaratif biasanya tidak memerlukan instruksi tindakan yang
spesifik.
Pada tes subjektif seperti tes uraian dan esai, siswa diminta untuk
menyampaikan pemikiran dan pendapat mereka tentang suatu topik. Mereka
diberikan kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide mereka sendiri dengan cara
yang mereka pilih. Instruksi dalam tes subjektif lebih cenderung mengarahkan
siswa untuk mempertimbangkan sudut pandang, memberikan alasan yang
mendukung, atau menganalisis situasi tertentu. Contoh instruksi dalam tes
subjektif bisa berupa "Jelaskan pandangan Anda tentang...", "Berikan alasan
yang mendukung pendapat Anda tentang...", atau "Analisislah dampak dari...".
Sementara itu, tes pengetahuan deklaratif biasanya berfokus pada
pengetahuan fakta dan konseptual yang telah dipelajari siswa. Instruksi dalam
tes ini cenderung meminta siswa untuk menyebutkan atau menjelaskan
informasi yang sudah diketahui dengan jelas. Contoh instruksi dalam tes
pengetahuan deklaratif bisa berupa "Sebutkan definisi dari...", "Jelaskan prinsip
dasar...", atau "Berikan contoh yang menggambarkan...".
Dalam kedua jenis tes tersebut, penting untuk memahami instruksi dengan
baik dan memberikan jawaban yang relevan dengan materi yang diuji.
Meskipun kata-kata yang memberi arahan tidak umum dalam konteks ini,
memahami instruksi dengan cermat dan meresponsnya dengan tepat adalah
kunci untuk memberikan jawaban yang baik dalam tes subjektif dan
pengetahuan deklaratif.
Gunakan kata-kata yang jelas dan deskriptif. Kata-kata seperti "artikan,"
"ringkaskan," "sebutkan," "ungkapkan," "kelompokkan," dan "ringkaskan",
adalah-kata yang cukup jelas artinya. Di sisi lain, "bahaslah" bisa jadi ambigu.
Jika kata "membahas" digunakan, maka harus ada petunjuk khusus mengenai
poin apa yang harus dibahas. Jika tidak, perbedaan dalam menanggapi
pertanyaan esai mungkin mencerminkan perbedaan dalam interpretasi
pengetahuan material di antara siswa yang diuji. Kosakata yang digunakan harus
sejelas dan sesederhana mungkin sehingga apa yang dilakukan peserta ujian
akan sejelas mungkin. Meskipun beberapa siswa mungkin tidak tahu
jawabannya, tetapi semua siswa yang mengikuti tes harus memiliki gagasan
yang jelas tentang apa yang diminta untuk dilakukan.

D. Berikan arahan atau tujuan dari respon yang diinginkan.


Untuk esai terbatas, guru harus menulis pertanyaan dengan jelas sehingga
siswa dapat menyatakan pengetahuan sepenuhnya dan seaman mungkin.
Artinya, siswa memberikan respon "tertuju". Dia tahu hal spesifik yang
diinginkan guru untuk dipertimbangkan dan dibahas dalam jawabannya.
Beberapa mungkin menafsirkan ini sebagai kontradiktif dengan poin yang
diajukan sebelumnya bahwa "pertanyaan esai memberi siswa kebebasan dalam
menjawab. Jangan berpikir begitu. Siswa tetap harus memilih, menggali, dan
mengungkapkan idenya, meskipun jangkauannya mungkin lebih terbatas.
Semua pertanyaan benar-benar mengarahkan siswa pada jawaban yang
diinginkan adalah denga mengatakannya , "kami ingin Anda melakukan
pemikiran dan organisasi Anda sesuai dengan garis ini." Esai masih memberikan
kebebasan berfikir bebas, meskipun sudah diberikan "petunjuk".
Tentu! Berikut ini adalah beberapa contoh arahan atau tujuan yang diinginkan
dalam respon yang diberikan pada tes subjektif dan pengetahuan deklaratif:

Tes Subjektif:
1. Analisis: Identifikasi dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi suatu
situasi, peristiwa, atau masalah yang diberikan. Contoh: Analisislah faktor-
faktor yang menyebabkan perubahan iklim global dan dampaknya terhadap
lingkungan.
2. Evaluasi: Tinjau atau nilai suatu konsep, pendapat, atau strategi berdasarkan
argumen yang disajikan. Contoh: Evaluasilah keuntungan dan kerugian
penggunaan energi nuklir sebagai sumber energi alternatif.
3. Pemikiran kritis: Berikan argumen yang terstruktur, alasan yang kuat, dan
bukti yang relevan untuk mendukung pendapat atau pandangan yang
diungkapkan. Contoh: Berikan argumen yang mendukung atau menentang
kebijakan penggunaan plastik sekali pakai dan dampaknya terhadap lingkungan.

Tes Pengetahuan Deklaratif:


1. Definisi: Berikan definisi yang jelas dan akurat untuk konsep atau istilah yang
diberikan. Contoh: Berikan definisi dari "proses fotosintesis" dan jelaskan
langkah-langkahnya.
2. Identifikasi: Identifikasi fakta, karakteristik, atau elemen yang berkaitan
dengan topik yang diuji. Contoh: Sebutkan tiga negara dengan ekonomi terbesar
di dunia saat ini.
3. Penjelasan: Jelaskan secara rinci konsep atau prinsip yang relevan dengan
materi yang diuji. Contoh: Jelaskan prinsip kerja dari motor listrik dan
bandingkan dengan motor bensin.
Dalam kedua jenis tes tersebut, penting untuk membaca dan memahami
pertanyaan dengan seksama, serta merespons dengan jawaban yang relevan,
logis, dan didukung oleh argumen atau bukti yang tepat. Tujuan dari respon
yang diharapkan adalah untuk menunjukkan pemahaman yang baik, analisis
yang mendalam, pemikiran kritis, dan pengetahuan yang akurat tentang topik
yang diuji.

E. Berikan Informasi Nilai dan Waktu Yang Dibutukan


Siswa harus diberi perkiraan batas waktu untuk menjawab setiap pertanyaan,
serta nilai yang terkait dengan total skor tes. Siswa kemudian dapat mengatur
dirinya sendiri sesuai dalam menentukan di mana dia harus menempatkan
penekanannya dalam menanggapi berbagai pertanyaan esai.
Hal paliing mendasar bahwa "peraturan dasar" dari pengujian, terutama
pembobotan nilai, serta informasi mengenai kriteria umum yang akan digunakan
dalam menilai jawaban, harus diketahui siswa sebelum waktu tes dimulai,
sehingga mereka bisa mengatur dan merencanakan kebiasaan belajarnya dengan
lebih efektif.
Saya merasa sangat yakin bahwa, siswa tidak boleh menulis kata-kata yang
salah eja, tata bahasa yang salah, dan tulisan tangan yang buruk. Demikian pula,
dia seharusnya tidak boleh diberi nilai ekstra karena kemampuan mereka pada
faktor-faktor ini90. Ini tidak berarti bahwa guru seharusnya tidak mengoreksi
kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca dan mengomentari kualitas tulisan
tangan. Sebaliknya, harus! Apa artinya itu adalah bahwa kecuali jika itu adalah
tujuan kursus bahasa, tidak boleh dipertimbangkan dalam menilai jawaban esai
siswa. Jangan memberikan pertanyaan pilihan pada tes esai. Siswa menyukai
pertanyaan pilihan karena memberi mereka kesempatan untuk memilih
pertanyaan yang paling mereka ketahui.
Namun, tiga alasan utama dapat diberikan mengapa pertanyaan opsional tidak
boleh diberikan pada tes esai: (a) sulit untuk membangun pertanyaan dengan
kesulitan yang sama; (b) siswa tidak memiliki kemampuan untuk memilih
pertanyaanpertanyaan di mana mereka dapat melakukan yang terbaik; dan (c)
kemampuan siswa dapat ditantang oleh pertanyaan yang lebih sulit dan rumit.
Kecuali semua murid "menjalankan hal yang sama" dengan menjawab
pertanyaan yang sama, tidak mungkin membuat perbandingan keberhasilan
pencapaian di antara mereka ketika mereka harus menjawab pertanyaan yang
berbeda.
Gunakan jenis pertanyaan baru yang mungkin ada. Pertanyaan yang dibahas
dalam buku teks atau di kelas membutuhkan sedikit lebih banyak memori yang
bagus. Tapi, untuk mengukur kemampuan menerapkan prinsip atau proses
berpikir yang sama ke situasi baru memerlukan tingkat kognitif yang lebih
tinggi. Terlalu banyak guru berpikir bahwa mereka bertujuan mengukur
pemahaman dan penerapan ketika pada kenyataannya mereka hanya mengukur
hafalan faktual.

BAB III
PENUTUP

B. Penutup
Tes subjektif adalah jenis tes yang digunakan untuk mengukur pengetahuan,
pemahaman, dan sikap subjektif seseorang terhadap suatu topik atau konsep. Tes
ini biasanya melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang meminta responden untuk
memberikan tanggapan atau pendapat mereka.
Tes subjektif dapat mencakup berbagai bentuk seperti pertanyaan pilihan
ganda, pertanyaan isian, pertanyaan dengan skala Likert, atau pertanyaan
terbuka yang meminta respons yang lebih rinci. Tujuan dari tes subjektif adalah
untuk mendapatkan wawasan tentang persepsi dan pandangan individu terhadap
suatu topik.
Pengetahuan deklaratif, di sisi lain, mengacu pada pengetahuan yang dapat
dinyatakan atau dideklarasikan secara verbal. Ini adalah jenis pengetahuan yang
mencakup fakta-fakta, konsep, prinsip-prinsip, atau informasi yang dapat
diungkapkan dengan kata-kata. Contoh pengetahuan deklaratif meliputi
pengetahuan tentang sejarah, matematika, ilmu pengetahuan, atau bahasa.
Tes pengetahuan deklaratif bertujuan untuk mengukur pemahaman seseorang
terhadap pengetahuan faktual atau konseptual. Tes semacam ini sering
melibatkan pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda atau pertanyaan isian di mana
responden diminta untuk memberikan jawaban yang tepat atau menjelaskan
suatu konsep dengan benar.
Dalam konteks pendidikan, tes subjektif dan tes pengetahuan deklaratif sering
digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang materi pelajaran
tertentu. Tes subjektif membantu menggali pemahaman siswa secara mendalam
dan pandangan mereka terhadap topik, sementara tes pengetahuan deklaratif
menguji pemahaman mereka terhadap fakta dan konsep yang diajarkan.
Kombinasi kedua jenis tes ini dapat memberikan gambaran yang lebih
komprehensif tentang pemahaman dan pengetahuan siswa.
Dengan demikian, tes subjektif dan pengetahuan deklaratif merupakan aspek
penting dalam evaluasi pendidikan yang dapat berkontribusi pada pemahaman
siswa yang lebih baik dan pengembangan keterampilan berpikir kritis yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka
Thomas A. Angelo & K. Patricia Cross. (1993). Classroom Assesment
Tehcniques. California: Jossey-Bass.
Willian A. Mehrens & Irvin J. Lehmann. (1991). Measurement and
Evaluation in Education & Psychology. California:
Wadsmorth/Thomson Learning.
Ryle, G. (1949) The Concept of Mind. Chicago: Chicago University Press.

Hattie, J. and Purdie, N. (1998) The SOLO model: addressing fundamental

measurement issues.

Anda mungkin juga menyukai