Anda di halaman 1dari 3

Kasus

1. Dalam perusahaan kelompok (Group Company) dikenal istilah Induk Perusahaan (Holding Company) dan
Anak Perusahaan (Subsidiary Company), jelaskanlah menurut pemahaman Anda tentang Holding
Company dan Subsidiary Company tersebut, kemudian analisislah bagaimana status PT. Krakatau Steel
dalam dalam Group Company!
Jawaban :
Mengutip dari Wikipedia, holding company adalah perusahaan yang menjadi perusahaan utama yang mengatur,
mengendalikan dan mengawasi kinerja dari beberapa anak perusahaan yang tergabung dalam satu grup perusahaan.
Pemimpin yang bertanggung jawab dalam perencanaan, koordinasi, dan pengendalian anak perusahaan agar
seluruh tujuan awal terbentuknya holding company dapat tercapai oleh semua perusahaan. Perusahaan induk
umumnya adalah perusahaan rintisan yang berkembang pesat sejak pertama kali didirikan. Perusahaan induk
bertujuan untuk mengatur, mengendalikan, dan mengawasi kinerja perusahaan. Sebagai pemimpin, perusahaan
induk berperan merencanakan dan melakukan koordinasi terhadap anak perusahaan, mampu mengendalikan dan
melakukan evaluasi terhadap rencana yang dijalankan. Investment holding company, yaitu perusahaan induk yang
kepemilikan sahamnya di anak perusahaannya hanya sebatas untuk investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti hak veto, yang artinya jika perusahaan induk merupakan pemegang saham mayoritas di anak
perusahaan dan komposisi kepemilikan saham di anak perusahaan memungkinkan perusahaan induk untuk selalu
memenuhi kuorum rapat umum pemegang saham (RUPS). Cara lainnya adalah dengan keanggotaan direksi
dan/atau dewan komisaris, yang artinya perusahaan induk dapat mengutus perwakilannya untuk menjadi direktur
atau komisaris di anak perusahaan sehingga dapat memiliki sarana pengawasan dan pengendalian atas anak
perusahaan. Selain itu, perusahaan induk memiliki ciri-ciri umum, seperti adanya konglomerat yang dimiliki oleh
satu atau beberapa orang saja.

Dilihat dari kepemilikan sahamnya, anak perusahaan atau yang juga dikenal dengan nama subsidiary
corporation adalah suatu perusahaan yang mana mayoritas sahamnya (umumnya melebihi 50%) dimiliki oleh
induk perusahaan. Perusahaan yang memiliki sebagian besar dari seluruh modal saham anak perusahaan disebut
dengan Controlling Interest dan pemilik atau pemegang saham selebihnya disebut dengan Minority Interest.
Karena memiliki sebagian besar atau seluruh modal saham, induk perusahaan berhak mengendalikan operasi dan
manajemen anak perusahaan. Anak perusahaan juga dikendalikan oleh induk perusahaan melalui kewenangan
induk perusahaan untuk mengusulkan susunan pengurusan perseroan melalui dan kepada RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) serta kebijakan yang dianggap penting untuk perusahaan. Dengan kata lain, subsidiary
corporation dapat juga diartikan sebagai sebuah perusahaan yang manajemen dan operasinya dikendalikan oleh
induk perusahaan (parent company) maupun holding company. Hal ini sesuai dengan Penjelasan Pasal 29 Undang
Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT 1995) yang menyatakan bahwa “Perusahaan
Anak” adalah Perseroan yang mempunyai hubungan khusus dengan Perseroan lainnya yang dapat terjadi karena:

• Lebih dari 50% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh induk perusahaannya.
• Lebih dari 50% (lima puluh persen) suara dalam RUPS dikuasai oleh induk perusahaannya.
• Kontrol atas jalannya perseroan, pengangkatan, dan pemberhentian Direksi dan Komisaris sangat
dipengaruhi oleh induk perusahaannya.

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) disebut akan berganti menjadi perusahaan holding investasi untuk produsen baja
pelat merah. Sehingga nantinya operasional pabrik-pabrik baja yang dimiliki perusahaan akan dipegang melalui
anak usahanya. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan hal ini ditujukan untuk merampingkan
bisnis perusahaan, sehingga diharapkan akan dijalankan dengan lebih fokus. Perusahaan ini nantinya juga masih
akan membuka kesempatan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan baja asing. PT Krakatau Steel Tbk
(KRAS) disebut akan berganti menjadi perusahaan holding investasi untuk produsen baja pelat merah. Sehingga
nantinya operasional pabrik-pabrik baja yang dimiliki perusahaan akan dipegang melalui anak usahanya.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan hal ini ditujukan untuk merampingkan bisnis perusahaan,
sehingga diharapkan akan dijalankan dengan lebih fokus. Perusahaan ini nantinya juga masih akan membuka
kesempatan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan baja asing.

2. Analisislah secara kongkrit bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip good corporate governance pada PT.
Krakatau Steel, sehingga perlu dilakukan upaya restrukturisasi! Jelaskan!

Jawaban :
Penerapan GCG PT. Krakatau
PT. Krakatau Steel adalah salah satu perusahaan baja terbesar di Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, perusahaan ini menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang mempengaruhi kinerja dan
reputasinya. Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dapat membantu mengatasi masalah ini
dan mendorong upaya restrukturisasi. Berikut adalah analisis konkret mengenai penerapan prinsip-prinsip
tersebut:

1.Transparansi dan Akuntabilitas: Salah satu prinsip utama dalam good corporate governance adalah
transparansi dalam pengungkapan informasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan perusahaan. PT. Krakatau
Steel perlu meningkatkan transparansi dalam pelaporan keuangan dan operasional, termasuk pengungkapan
mengenai kinerja finansial, risiko, dan kebijakan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus
meningkatkan akuntabilitas manajemen terhadap pemegang saham dan stakeholder lainnya.

2.Kepemimpinan yang Baik: Penerapan good corporate governance membutuhkan kepemimpinan yang
baik dari dewan direksi dan manajemen perusahaan. PT. Krakatau Steel perlu memastikan bahwa dewan
direksi terdiri dari orang-orang yang memiliki integritas, kompetensi, dan pengalaman yang relevan. Selain
itu, manajemen perusahaan harus memperkuat sistem pengawasan internal dan menjaga independensi
dalam pengambilan keputusan.

3.Pengelolaan Risiko: Perusahaan baja seperti PT. Krakatau Steel beroperasi dalam lingkungan yang penuh
dengan risiko, termasuk risiko pasar, risiko keuangan, dan risiko operasional. Good corporate governance
mengharuskan perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur yang efektif untuk mengelola risiko ini. PT.
Krakatau Steel perlu memperkuat fungsi manajemen risiko dengan melakukan identifikasi risiko,
mengevaluasi dampaknya, dan mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian yang sesuai.

4.Etika dan Kepatuhan Hukum: Prinsip-prinsip good corporate governance menekankan pentingnya etika
bisnis yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan hukum yang berlaku. PT. Krakatau Steel harus
memiliki kode etik yang jelas dan diterapkan dengan konsisten di semua tingkatan perusahaan. Selain itu,
perusahaan harus memastikan bahwa semua kegiatan operasionalnya sesuai dengan peraturan dan regulasi
yang berlaku untuk menjaga kepercayaan stakeholder dan mencegah risiko hukum.

Dalam konteks PT. Krakatau Steel, upaya restrukturisasi diperlukan untuk mengatasi masalah yang ada dan
memperbaiki kinerja perusahaan. Restrukturisasi dapat mencakup langkah-langkah seperti perombakan
dewan direksi, penguatan fungsi manajemen risiko, pembaruan kebijakan dan prosedur, serta perbaikan
dalam sistem pengawasan internal. Hal ini akan membantu meningkatkan penerapan prinsip-prinsip good
corporate governance dan mengembalikan kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai