MATEMATIKA DISKRIT
Dosen
Marwan Effendy, S.Kom., M.M.S.I.
Disusun oleh:
Michaela Nathania Tarmedi 222210014
Agnes Agustina 222210027
M. Paksi Ansayudha 212210043
Shalawat dan rangkaian salam kehadirat nabi Muhammad SAW yang kita dari alam
kegelapan menuju terang benderang.
Makalah ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak“, b a i k i s i
m a u p u n p e n y u s u n n y a . A t a s s e m u a i t u d e n g a n r e n d a h h a t i p e n u l i s harapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Sejarah Induksi Matematika.....................................................................................5
B. Pengertian Induksi Matematika................................................................................6
C. Tahapan Induksi Matematika...................................................................................6
D. Prinsip Induksi Matematika.....................................................................................7
E. Contoh Soal Penggunaan Induksi Matematika......................................................10
F. Prinsip – Prinsip Induksi Matematika Menurut Jenisnya......................................15
G. Jenis – Jenis Induksi Matematika...........................................................................15
H. Kelebihan dan Kelemahan Induksi Matematika....................................................16
I. Induksi Pembuktian untuk Pembuktian Algoritma................................................16
J. Teori Biominal.......................................................................................................17
K. Ekspansi.................................................................................................................18
L. Koefisien Binomial................................................................................................18
M. Contoh Penerapan Induksi Matematika pada ATM Multi
Nominal………………..19
BAB IIIPENUTUP.................................................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang yang masih menganggap bahwa matematika itu kurang menyenangkan
dan susah untuk di pelajari, namun jika kita berusaha dan memikirkan bahwa matematika itu
menyenangkan, pasti kita bisa mempelajari matematika itu. Bukankah di dunia ini atau
persisnya di dalam kehidupan kita ini semuanya menggunakan matematika?
Untuk menumbuhkan rasa menyenangkan ketika kita belajar matematika, yaitu gunakan
imajinasimu bahwa matematika itu menyenangkan, berikan rasa percaya diri di dalam
kepalamu bahwa matematika itu gampang, dan kalau perlu ketika kita mengerjakan soal
matematika kita harus berimajinasi seperti pemandu sorak yang tidak sabar menunggu hasil
pertandingan yang berakhir dengan kemenangan.
Meski namanya induksi. Induksi matematika atau disebut juga induksi lengkap sering
dipergunakan untuk pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan-bilangan asli. Bukan
hanya itu induksi matematika pun mempunyai prinsip tersendiri untuk memecahkan suatu
permasalahan dan menyelesaikannya yaitu prinsip terurut rapi (well-ordering principle) dari
bilangan asli.
Seperti kita ketahui, himpunan bilangan asli adalah himpunan yang memiliki anggota 1,
2, 3, 4, … yang dapat dituliskan sebagai berikut: N = . Induksi matematik adalah suatu teknik
pembuktian penting dan dapat digunakan untuk membuktikan pernyataan benar. Dalam
bagian ini kita akan menggambarkan bagaimana induksi matematik dapat digunakan dan
mengapa induksi matematik merupakan suatu teknik pembuktian valid.
Dengan mencatat bahwa induksi matematik hanya dapat digunakan untuk membuktikan
hasil yang diperoleh. Ini bukan merupakan alat untuk menemukan formula atau teorema.
Selanjutnya, tentang induksi matematik akan dibahas lebih dalam pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Langkah Induksi
Menunjukkan bahwa jika pernyataan itu berlaku untuk bilangan n = k ,
maka pernyataan itu juga berlaku untuk bilangan n = k + 1
Contoh soal:
Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan
ganjil positif pertama adalah n2.
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2\
Penyelesaian:
i. Langkah Basis: Misalkan, p (n) adalah 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
p (1) (2n – 1) = n2
(2.1 – 1) = 12
1 = 1 (benar)
Jadi, p (1) benar.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari pernyataan matematika yang bisa dibuktikan
kebenarannya pada induksi matematika:
Cara yang paling gampang untuk mengetahui bagaiman prinsip kerja induksi
matematika yaitu dengan cara mengamati efek domino.
Kita bisa mulai dengan mengajukan pertanyaan “kapan seluruh domino akan jatuh”.
Terdapat dua keadaan yang harus dipenuhi supaya seluruh domino di atas terjatuh.
Hal itu berarti apabila domino 1 jatuh maka domino 2 pasti jatuh, apabila
domino 2 jatuh maka domino 3 pasti jatuh dan begitu pula eseterusnya.
Apabila kedua keadaan di atas sudah terpenuhi, maka telah dipastikan bahawa
seluruh domino akan jatuh.
Contoh :
Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan
ganjil positif pertama adalah n 2.
Penyelesaian:
i. Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama
adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif
pertama adalah 1.
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n 2
adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n
adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar,
yaitu
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2
Contoh :
Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik
bahwa
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
Penyelesaian:
i. Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita
peroleh:
20 = 20+1 – 1.
Ini jelas benar, sebab 20 = 1
= 20+1 – 1
= 21 – 1
=2–1
=1
ii. Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1)
juga benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 – 1 juga benar.
Ini kita tunjukkan sebagai berikut:
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1 =
(2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis induksi)
= (2n+1 + 2n+1) – 1
= (2 . 2n+1) – 1
= 2n+2 – 1
= 2(n+1) + 1 – 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk
semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … +
2n= 2n+1 – 1.
Induksi Kuat
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. Jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk
semua bilangan bulat n ³ n0,.
Contoh :
Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat
tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa
setiap bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu
atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat.
Penyelesaian:
Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2
dapat dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya
sendiri. Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat
dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar
(hipotesis induksi).
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
F. Prinsip – Prinsip Induksi Matematika Menurut Jenisnya
1. Induksi Matematika Sederhana
Langkah-langkah dalam induksi matematika sederhana :
Langkah Dasar
Buktikan bahwa sebuah pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n)
Langkah Induksi
Jika suatu pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n), maka pernyataan tersebut
juga harus berlaku untuk P(k) atau P(K + 1)
Langkah Induksi
Buktikan bahwa jika suatu pernyataan berlaku untuk P(k) dengan K ≥ m, maka
pernyataan tersebut juga harus berlaku untuk P(K + 1).
Selain itu kita juga perlu membuktikan pernyataan benar untuk P(k + 1).
Hal ini wajar karena ilmu pengetahuan berkembang terus. Dari hal ini bisa diketahui
bahwa hasil yang didapat dari induksi tidaklah benar sepenuhnya.
I. Induksi Pembuktian untuk Pembuktian Algoritma
Seperti yang dapat dilihat dari apa yang telah kita pelajari pada bagian sebelumnya,
induksi matematika jelas sangat berguna untuk membuktikan kebenaran sebuah teorema atau
fungsi yang melibatkan perhitungan bilangan bulat yang berulang. Tetapi apa guna induksi
matematika untuk membuktikan kebenaran sebuah algoritma?
Sebuah algoritma kerap kali akan memiliki bagian yang melakukan perhitungan bilangan
atau data secara berulang. Kita dapat menggunakan konsep perulangan pada pemrograman
untuk menerapkan perhitungan bilangan ataupun data secara berulang. Misalnya, algoritma
berikut menghitung hasil kali dari dua buah bilangan bulat:
defkali(m, n):
if m <0:
return-1# error
else:
i =0
result =0
while(m != i):
result = result + n
i = i +1
return result
yang secara matematis dapat dituliskan sebagai fungsi berikut:
f(m,n)=∑i=1nm;n≥0 atau lebih sederhananya:
m×n=m+m+m+...+m dimana n kali
Dan secara otomatis tentunya pernyataan matematis tersebut dapat kita buktikan dengan
menggunakan induksi matematika. Pembuktian perulangan yang lebih kompleks sendiri
dapat dilakukan dengan teknik yang dikenal dengan nama loop invariant.
J. Teori Biominal
Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengkalikan atau menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan oleh tanda
“+” , atau tanda “-“ sebagai contoh x+y, 2x-5y.
Dasar Teori Binomial
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih
dahulu.Diantaranya :
a) Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n.
Untuk setiapbilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x … x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n
faktorial untuk n > 2 n! = 1 × 2 × 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau n! = n × (n –
1) × (n – 2) × … × 3 × 2 ×
Contoh :
2! = 1∙2 = 2, 3! = 1∙2∙3 = 6 4! = 1∙2∙3∙4 = 24
5! = 1∙2∙3∙4∙5 = 120, n! = 1∙2∙3…n, (r – 1) ! = 1∙2∙3…(r – 1)
Contoh soal:
Tentukan koefisien dari a5b6 dalam penjabaran (a + b)11
Pembahasan:
b) Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak
mementingkan urutan elemen.
Kombinasi r elemendari n elemenditulis :
nKr
c) Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal.
Segitiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah
segitiga.Penemu segitiga pascal adalah seorang ahli matematika yang bernama
Blaise Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secara
kebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan
genap.Pembinaan mudah pada segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di
barisan sifar, hanya tulis nomor 1. Kemudian, untuk membina unsur-unsur
barisan berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor secara
terus di atas dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau
kiri tidak wujud, gantikan suatu kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor
pertama di barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan
keempat.
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1
K. Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan soal-soal
teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian berulang. Misalnya untuk n
= 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5
Contoh soal:
1. + 2n adalah bilangan kelipatan 3, untuk n bil. Bulat positif.
Pembuktian :
n3 + 2n adalah kelipatan 3 untuk setiap n bilangan bulat positif
Jawab :
Untuk n = 1 akan diperoleh :
Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3
Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
Kesimpulan : n3 + 2n adalah kelipatan 3
Untuk setiap bilangan bulat positif n.
Penyelesaian :
1. Basis
Akan dibuktikan I (0) benar sebelum iterasi kalang yang pertama.
I (0) : “i = 0 dan kali = 0.x = 0”
Kondisi sebelum kalang : i = 0 dan kali = 0
Karena I (0) sama dengan kondisi sebelum kalang, maka basis benar.
2. Induksi
Akan dibuktikan bahwa jika syarat kondisi S (dalam hal ini i m) dan I (k) benar
sebelum iterasi kalang (k 0), maka I (k + 1) benar setelah iterasi kalang.
I (k + 1) berarti : “i = k + 1 dan kali = (k + 1).x”
Misal k adalah bilangan bulat tak negatif sedemikian hingga S dan I (k) benar sebelum iterasi
kalang.
Di awal kalang, i m, i = k dan kali = k.x
Karena i m, maka kalang dieksekusi dan statemen – statemen di dalam kalang dieksekusi.
Didapat :
(kali)baru = (kali)lama + x = k.x + x = (k + 1).x
(i)baru = (i)lama + 1 = k + 1
Sehingga setelah eksekusi kalang, I(k + 1) benar.
3. Kondisi Penghentian
Akan dibuktikan bahwa setelah sejumlah iterasi kalang (berhingga), maka kondisi S
menjadi salah sehingga iterasi berhenti.
Setelah kalang diiterasi sebanyak m kali, maka i = m dan kali = m.x
Pada keadaan ini, syarat kondisi S salah sehingga iterasi berhenti.
Contoh 2 :
Akan dihitung hasil kali dua buah bilangan bulat positip, atau nilai nol c dan d, dengan
tanpa melalui operasi perkalian langsung. Berikut ini potongan algoritma pemrograman untuk
menghitung hasil kali dua bilangan bulat tersebut, dengan cara menjumlahkan d sebanyak c
kali yang hasilnya c.d sbb :
i←0
J←0
while i ≠ c do (1)
J←J+d
i ← i+ 1
endwhile
( i = c, J = c.d )
Bukti :
Algoritma untuk enumerasi nilai i dan j untuk setiap kali eksekusi mencapai awal
kalang while - do tersebut dapat diilustrasikan sbb :
dari tabel tersebut tampak bahwa setiap kali eksekusi algoritma mencapai awal kalang
while-do, nilai j = 1.d. Untuk mengetahui kebenaranya dapat digunakan induksi matematik.
Misal p(n) merupakan pernyataan bahwa setiap kali yaitu n eksekusi algoritma mencapai
awal kalang while – do, nilai i dan j pada eksekusi ke n dinyatakan in dan jn.
a. Langkah 1
untuk n = 1, pernyataan p(1) benar karena pada saat n = 1 eksekusi mencapai awal
kalang while – do i = 0 dan j = 0, serta nilai jn= in .d = 0 adalah benar.
b. Langkah Induksi
misal pernyataan p(n) benar, dengan asumsi bahwa jn = in .d saat eksekusi mencapai
awal kalang while – do. Akan ditunjukkan bahwa p(n+1) benar yaitu saat eksekusi mencapai
awal kalang while – do yang ke (n+1) yang berarti j n+1 = in+1.d juga benar. Dari tabel dapat
dilihat bahwa nilai i yang baru bertambah sebesar 1 dari nilai i yang lama dan j yang baru
bertambah sebesar d dari nilai j yang lama sehingga in+1 = in + 1
maka terbukti bahwa setiap kali eksekusi algoritma mencapai awal kalang
while – do nilai j= i.d.1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sekian uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika
merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Induksi
Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai
dengan pola tertentu.
Prosedur untuk menetapkan bahwa suatu proposisi (pernyataan) Pn adalah benar untuk
semua n, yang dapat membenarkan diberikan oleh Prinsip Induksi Matematika. Langkah-
langkah penyelesaian pembuktian dalam pernyataan matematika yang memenuhi 3 buah
syarat:
Pn : prosisi/pernyataan
a) Pn benar, untuk n = 1, n Asli n Pn.
b) Asumsikan Pn benar, untuk n = k, k Asli.
c) Dibuktikan Pn benar, untuk n = k + 1.
Teori binomial, yaitu perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa mengalikan
atau menjabarkannya, yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan olehtanda “+” ,
atautanda “-“ sebagai contohx+y, 2x-5y. Adapun dasar- dasar yang harus dikuasai untuk
menguasai teori binomial diantaranya,notasi faktorial, kombinasi, dan segitiga pascal. Teori
binomial ini sangat mudah dimengerti apabila menguasai dasar-dasarnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-induksi-matematika-dan-contoh-soalnya-
1yVpdrhTtBR
https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/02/induksi-matematika.html
https://dokumen.tips/education/makalah-induksi-matematik-591b1c22cd56f.html?page=13
Induksi matematika - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Makalah tentang Induksi Matematika (aryandikaputera.blogspot.com)
https://www.maretong.com/2019/06/soal-dan-pembahasan-induksi-matematika.html
http://atf-magnificent7.blogspot.com/2014/06/induksi-matematika.html?m=1
https://rumushitung.com/2021/04/16/materi-induksi-matematika-prinsip-dan-jenis-jenisnya/
Anjar Dwi Rahmawati's Blog: PENERAPAN INDUKSI MATEMATIK (adrahma2.blogspot.com)