Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH INDUKSI MATEMATIKA

MATEMATIKA DISKRIT

Dosen
Marwan Effendy, S.Kom., M.M.S.I.

Disusun oleh:
Michaela Nathania Tarmedi 222210014
Agnes Agustina 222210027
M. Paksi Ansayudha 212210043

Fakultas Sistem Informasi dan Informatika Kesatuan


Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan
Jl. Rangga Gading No.01, Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat
16123
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun atau
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul INDUKSI MATEMATIKA.

Shalawat dan rangkaian salam kehadirat nabi Muhammad SAW yang kita dari alam
kegelapan menuju terang benderang.

Pembuatan makalah ini bertujuan sebagai tugas perkuliahan. Penulis


m e n g u c a p k a n t e r i m a k a s i h k e p a d a B a p a k Marwan Effendy, S.Kom., M.M.S.I.
y a n g t e l a h membimbing penulis dan pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Makalah ini penulis yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak“, b a i k i s i
m a u p u n p e n y u s u n n y a . A t a s s e m u a i t u d e n g a n r e n d a h h a t i p e n u l i s harapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Bogor, 26 April 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Sejarah Induksi Matematika.....................................................................................5
B. Pengertian Induksi Matematika................................................................................6
C. Tahapan Induksi Matematika...................................................................................6
D. Prinsip Induksi Matematika.....................................................................................7
E. Contoh Soal Penggunaan Induksi Matematika......................................................10
F. Prinsip – Prinsip Induksi Matematika Menurut Jenisnya......................................15
G. Jenis – Jenis Induksi Matematika...........................................................................15
H. Kelebihan dan Kelemahan Induksi Matematika....................................................16
I. Induksi Pembuktian untuk Pembuktian Algoritma................................................16
J. Teori Biominal.......................................................................................................17
K. Ekspansi.................................................................................................................18
L. Koefisien Binomial................................................................................................18
M. Contoh Penerapan Induksi Matematika pada ATM Multi
Nominal………………..19

N. Penerapan Induksi Matematika Dalam ATM Multi Pecahan Uang

BAB IIIPENUTUP.................................................................................................................20
A. Kesimpulan............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak orang yang masih menganggap bahwa matematika itu kurang menyenangkan
dan susah untuk di pelajari, namun jika kita berusaha dan memikirkan bahwa matematika itu
menyenangkan, pasti kita bisa mempelajari matematika itu. Bukankah di dunia ini atau
persisnya di dalam kehidupan kita ini semuanya menggunakan matematika?

Untuk menumbuhkan rasa menyenangkan ketika kita belajar matematika, yaitu gunakan
imajinasimu bahwa matematika itu menyenangkan, berikan rasa percaya diri di dalam
kepalamu bahwa matematika itu gampang, dan kalau perlu ketika kita mengerjakan soal
matematika kita harus berimajinasi seperti pemandu sorak yang tidak sabar menunggu hasil
pertandingan yang berakhir dengan kemenangan.

Didalam matematika terdapat sebuah metode pembuktian yang disebut induksi


matematik yang jika dipelajari terlihat sulit namun akan semakin menarik. Induksi
matematika sendiri merupakan suatu metode pembuktian deduktif dalam matematika untuk
menyatakan suatu pernyataan adalah benar untuk semua bilangan asli.

Meski namanya induksi. Induksi matematika atau disebut juga induksi lengkap sering
dipergunakan untuk pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan-bilangan asli. Bukan
hanya itu induksi matematika pun mempunyai prinsip tersendiri untuk memecahkan suatu
permasalahan dan menyelesaikannya yaitu prinsip terurut rapi (well-ordering principle) dari
bilangan asli.

Seperti kita ketahui, himpunan bilangan asli adalah himpunan yang memiliki anggota 1,
2, 3, 4, … yang dapat dituliskan sebagai berikut: N = . Induksi matematik adalah suatu teknik
pembuktian penting dan dapat digunakan untuk membuktikan pernyataan benar. Dalam
bagian ini kita akan menggambarkan bagaimana induksi matematik dapat digunakan dan
mengapa induksi matematik merupakan suatu teknik pembuktian valid.

Dengan mencatat bahwa induksi matematik hanya dapat digunakan untuk membuktikan
hasil yang diperoleh. Ini bukan merupakan alat untuk menemukan formula atau teorema.
Selanjutnya, tentang induksi matematik akan dibahas lebih dalam pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Induksi Matematika


Induksi matematika merupakan salah satu kegiatan penalaran deduktif yang berkaitan
dengan pembuktian matematika. Dalam matematika, induksi matematika merupakan sebuah
dasar aksioma bagi beberapa teorema yang melibatkan bilangan asli. Pembuktian suatu
pernyataan matematis dengan induksi matematika dilakukan pada objek matematika yang
bersifat diskrit, misalnya teori bilangan, teori graf, dan kombinatorika. 
Matematikawan menggunakan induksi matematika untuk menjelaskan pernyataan
matematika yang telah diketahui kebenarannya. Teorema matematika didasarkan pada
sekumpulan aksioma dan definisi. Pembuktian semua jenis teorema dilakukan dengan
menggunakan aksioma dan definisi, atau menggunakan teorema-teorema yang telah terbukti
kebenarannya.
Teorema dalam matematika tidak didasarkan kepada hasil-hasil eksperimen yang tidak
dapat dibuktikan kebenarannya. Matematika tidak dapat menerima argumentasi bahwa suatu
pernyataan matematis adalah benar hanya dengan eksperimen-eksperimen dan observasi-
observasi. Pierre de Fermat (1601- 1665) membuktikan bahwa pada konjektur Fermat,
persamaan tidak akan menghasilkan bilangan bulat berbentuk positif pada sebarang bilangan
bulat yang bernilai lebih dari 2.
Para matematikawan memerlukan waktu lebih dari tiga abad untuk menemukan
pembuktian konjektur Fermat. Pada tahun 1994, konjektur Fermat dibuktikan oleh
matematikawan berkebangsaan Inggris yaitu Andrew Wiles. Sejarah penggunaan induksi
matematika dijelaskan oleh Bussey dalam artikel yang ditulisnya pada tahun 1917.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa proses induksi matematika telah digunakan
untuk pertama kali oleh D. Franciscus Maurolycus (1494- 1575). Maurolycus adalah
matewatikawan berkebangsaan Italia dan kenalan dari Blaise Pascal (1623-1662).
Penggunaan induksi matematika dilakukan oleh Maurolycus dalam bukunya yang terbit pada
tahun 1575.
Maurolycus menggunakan induksi matematika untuk membuktikan bahwa bilangan-
bilangan ganjil terbentuk dengan cara berturut-turut menambahkan 2 terhadap bilangan ganjil
pertama, yaitu 1. Pembuktikan lain yang diperolehnya dengan induksi yaitu jumlah n
bilangan ganjil pertama adalah kuadrat n.
Pembuktian matematika yang dilakukan oleh Pascal maupun Maurolycus tidak pernah
menggunakan istilah induksi. Istilah induksi digunakan pertama kalinya pada tahun 1956
oleh John Wallis. Dalam bukunya yang berjudul Arithmetica Infinitorum, Wallis
menggunakan isitlah per modum inductionis. Pada tahun 1838, Augustus de Morgan (1806-
1871) memperkenalkan istilah induksi matematika ke publik melalui artikel induction yang
ditulisnya untuk jurnal Penny Cyclopedia.
Pada tahun 1889, Giuseppe Peano (1858-1932) merumuskan prinsip induksi matematika
ke dalam lima aksioma. Di dalam kelima aksioma ini, disajikan definisi lengkap tentang
bilangan asli. Kelima aksioma tersebut adalah:
1. 1 adalah bilangan asli.
2. Terdapat satu bilang turutan yang unik dan bentuk bilangan asli pada setiap
bilangan asli.
3. Bilangan turutan yang sama mustahil ditemukan pada dua bilangan asli yang
berbeda.
4. 1 bukan merupakan turutan dari sebarang bilangan asli
5. Sifat yang dimiliki oleh 1 dan turutan semua bilangan asli, pasti dimiliki juga
oleh semua bilangan asli.

B. Pengertian Induksi Matematika


Induksi matematika adalah sebagai salah satu teknik pembuktian dalam matematika yang
biasa digunakan untuk membuktikan pernyataan khusus yang mengandung bilangan asli.
Pembuktian cara induksi matematika ingin membuktikan bahwa teori atau sifat itu benar
untuk semua bilangan asli atau semua bilangan dalam himpunan bagiannya.
Caranya ialah dengan menunjukkan bahwa sifat itu benar untuk n = 1 (atau S(1) adalah
benar), kemudian ditunjukkan bahwa bila sifat itu benar untuk n = k (bila S(k) benar)
menyebabkan sifat itu benar untuk n = k + 1 (atau S(k + 1) benar). Untuk membuktikan
apakah pernyataan ini bernilai benar atau tidak untuk semua bilangan asli, ada dua langkah
yang dilakukan, yaitu:
1. Jika benar, dan
2. Jika benar yang mengakibatkan juga benar, Maka bernilai benar untuk setiap
bilangan asli n.
Misalkan akan dibuktikan suatu pernyataan bahwa jumlah n bilangan asli pertama, yaitu
1+2+:::+n, adalah sama dengan .Untuk membuktikan bahwa pernyataan itu berlaku untuk
setiap bilangan asli, langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

 Cara Biasa / Basis


Menunjukkan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = 1. Jelas sekali
bahwa jumlah 1 bilangan asli pertama adalah = 1. Jadi pernyataan tersebut
adalah benar untuk       n = 1. Untuk n =1, Ruas kiri = 1 Sedangkan Ruas
kanan =  1 Kerena ruas kiri = ruas kanan, maka persamaan benar untuk n=1.
Menunjukkan bahwa jika pernyataan tersebut benar untuk n = k, maka
pernyataan tersebut juga benar untuk n = k+1. Dengan induksi matematika
dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut berlaku untuk setiap bilangan
asli n.

C. Tahapan Induksi Matematika


Induksi matematika adalah suatu metode yang digunakan untuk memeriksa
validasi suatu pernyataan yang diberikan dalam himpunan bilangan positif atau
himpunan bilangan asli. Pembuktian dengan cara ini terdiri dari tiga langkah, yaitu:
 Langkah Basis
Menunjukkan bahwa pernyataan itu berlaku untuk bilangan 1

 Langkah Induksi
Menunjukkan bahwa jika pernyataan itu berlaku untuk bilangan n = k ,
maka pernyataan itu juga berlaku untuk bilangan n = k + 1

Contoh soal:
Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan
ganjil positif pertama adalah n2.
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2\
Penyelesaian:
i. Langkah Basis: Misalkan, p (n) adalah 1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2
p (1) (2n – 1) = n2
(2.1 – 1) = 12
1 = 1 (benar)
Jadi, p (1) benar.

ii. Langkah induksi: mengasumsikan bahwa pernyataan tersebut benar


untuk n = k, yaitu:
n=k 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) = k2
Kita harus memperlihatkan bahwa n = k +1
n = k +1 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2n-1) = n2
1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2(k + 1) - 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2k + 2-1) = (k + 1)2
K2+ (2k + 1) = (k + 1)2
(k + 1) 2 = (k + 1)2
Jadi, p (k+1) benar.

induksi matematika hanya dipakai untuk mengecek atau membuktikan


kebenaran dari sebuah pernyataan atau rumus. Dan induksi matematika tidak untuk
menurunkan rumus.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari pernyataan matematika yang bisa dibuktikan
kebenarannya pada induksi matematika:

P(n):  2 + 4 + 6 + … + 2n = n(n + 1), n bilangan asli


P(n):  6n + 4 habis dibagi 5, untuk n bilangan asli.
P(n):  4n < 2n, untuk masing-masing bilangan asli n ≥ 4

Cara yang paling gampang untuk mengetahui bagaiman prinsip kerja induksi
matematika yaitu dengan cara mengamati efek domino.

Kita bisa mulai dengan mengajukan pertanyaan “kapan seluruh domino akan jatuh”.
Terdapat dua keadaan yang harus dipenuhi supaya seluruh domino di atas terjatuh.

Pertama: domino 1 harus jatuh.

Kedua: benar bahwa pada masing-masing domino yang jatuh akan


menjatuhkan tepat satu domino selanjutnya.

Hal itu berarti apabila domino 1 jatuh maka domino 2 pasti jatuh, apabila
domino 2 jatuh maka domino 3 pasti jatuh dan begitu pula eseterusnya.

Pada umumnya bisa kita sebutkan apabila domino k jatuh maka domino


(k + 1) juga jatuh serta implikasi ini akan berlaku untuk seluruh domino.

Apabila kedua keadaan di atas sudah terpenuhi, maka telah dipastikan bahawa
seluruh domino akan jatuh.

D. Prinsip Induksi Matematika


 Induksi Sederhana
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. Untuk
membuktikan pernyataan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(1) benar, dan
2. Jika p(n) benar maka p(n + 1) juga benar, untuk semua bilangan bulat
positif n ³ 1,
p Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 dinamakan
langkah induksi. p Langkah induksi berisi asumsi (andaian) yang menyatakan
bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi. p Bila kita sudah
menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan bahwa
p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Contoh :
Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan
ganjil positif pertama adalah n 2.

Penyelesaian:
i. Basis induksi: Untuk n = 1, jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama
adalah 12 = 1. Ini benar karena jumlah satu buah bilangan ganjil positif
pertama adalah 1.

ii. Langkah induksi: Andaikan p(n) benar, yaitu pernyataan

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n 2

adalah benar (hipotesis induksi) [catatlah bahwa bilangan ganjil positif ke-n
adalah (2n – 1)]. Kita harus memperlihatkan bahwa p(n +1) juga benar,
yaitu

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2

juga benar. Hal ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:

1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1)

= [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n +1)

= n2 + (2n + 1)

= n2 + 2n + 1

= (n + 1)2

Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkan


benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
 Induksi yang dirampatkan
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. Jika p(n) benar maka p(n+1) juga benar,
untuk semua bilangan bulat n ³ n0,

Contoh :
Untuk semua bilangan bulat tidak-negatif n, buktikan dengan induksi matematik
bahwa
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1

Penyelesaian:
i. Basis induksi. Untuk n = 0 (bilangan bulat tidak negatif pertama), kita
peroleh:
20 = 20+1 – 1.
Ini jelas benar, sebab 20 = 1
= 20+1 – 1
= 21 – 1
=2–1
=1
ii. Langkah induksi. Andaikan bahwa p(n) benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n = 2n+1 – 1
adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus menunjukkan bahwa p(n +1)
juga benar, yaitu
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = 2(n+1) + 1 – 1 juga benar.
Ini kita tunjukkan sebagai berikut:
20 + 21 + 22 + … + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + … + 2n) + 2n+1 =
(2n+1 – 1) + 2n+1 (hipotesis induksi)
= (2n+1 + 2n+1) – 1
= (2 . 2n+1) – 1
= 2n+2 – 1
= 2(n+1) + 1 – 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah diperlihatkan benar, maka untuk
semua bilangan bulat tidak-negatif n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + … +
2n= 2n+1 – 1.

 Induksi Kuat
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin
membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1. p(n0) benar, dan
2. Jika p(n0 ), p(n0+1), …, p(n) benar maka p(n+1) juga benar untuk
semua bilangan bulat n ³ n0,.

Contoh :

Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat
tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa
setiap bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu
atau lebih) bilangan prima. Buktikan dengan prinsip induksi kuat.

Penyelesaian:

Basis induksi. Jika n = 2, maka 2 sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2
dapat dinyatakan sebagai perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya
sendiri. Langkah induksi. Misalkan pernyataan bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat
dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima adalah benar
(hipotesis induksi).

Kita perlu menunjukkan bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai


perkalian bilangan prima. Ada dua kemungkinan nilai n + 1:

1. Jika n + 1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai


perkalian satu atau lebih bilangan prima.
2. Jika n + 1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a
yang membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain,
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab

Yang dalam hal ini, 2 £ a £ b £ n. Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat


dinyatakan sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1
jelas dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.
Karena langkah (i) dan (ii) sudah ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap
bilangan bulat positif n (n ³ 2) dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau
lebih) bilangan prima.

E. Contoh Soal Penggunaan Induksi Matematika

Penyelesaian :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
F. Prinsip – Prinsip Induksi Matematika Menurut Jenisnya
1. Induksi Matematika Sederhana
Langkah-langkah dalam induksi matematika sederhana :
 Langkah Dasar
Buktikan bahwa sebuah pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n)

 Langkah Induksi
Jika suatu pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n), maka pernyataan tersebut
juga harus berlaku untuk P(k) atau P(K + 1)

2. Induksi Matematika Diperluas


Tiap pernyataan yang didalamnya dimuat n bilangan asli, tidak harus dimulai dari
angka 1. Oleh karena itu, induksi matematika bisa diperluas menggunakan langkah-
langkah berikut :
 Langkah Dasar
Buktikan bahwa sebuah pernyataan berlaku untuk P(m).

 Langkah Induksi
Buktikan bahwa jika suatu pernyataan berlaku untuk P(k) dengan K ≥ m, maka
pernyataan tersebut juga harus berlaku untuk P(K + 1).

3. Induksi Matematika Kuat


Prinsip dasar dari induksi matematika kuat ini berbeda dengan sebelumnya, yang
mana kita hanya perlu membuktikan bahwa P(1) benar, maka pada untuk teori
induksi kuat, pernyataan harus bernilai benar untuk P(1), P(n + 1), P(n + 2), …. ,
P(k).

Selain itu kita juga perlu membuktikan pernyataan benar untuk P(k + 1).

G. Jenis – Jenis Induksi Matematika


Induksi matematika dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Deret Bilangan
Sebelum lanjut ke pembahasan pembuktian deret bilangan, ada beberapa hal
perlu kita pahami terkait dengan deret, yakni;
Jika P(n) : u1 + u2 + u3 + … + un = Sn, maka :
P(1) : u1 = S1
P(k) : u1 + u2 + u3 + … + uk = Sk
P(k + 1) : u1 + u2 + u3 + … + uk + uk = Sk + 1

2. Bilangan Hasil Pembagian


Sebuah bilangan bisa dikatakan habis dibagi jika hasil dari pembagian tersebut
berupa bilangan bulat. Pernyataan “a habis dibagi oleh b”. bersinonim dengan
pernyataan :
 a kelipatan b
 b membagi a
 b faktor dari a
Jika p habis dibagi a dan q habis dibagi a, maka (p + q) juga habis dibagi a.

H. Kelebihan dan Kelemahan Induksi Matematika


Induksi Matematika digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan. Di sini metode
yang digunakan dalam pembuktian adalah metode yang bersifat umum atau general. Di sini
induktif sangat diperlukan di mana suatu ilmu pengetahuan tidak akan berkembang tanpa
adanya pembuktian atau penalaran yang bersifat umum di mana bukti tersebut mudah
diserap.

Induksi matematikan sendiri mudah dipahami dibandingkan dengan pembuktian yang


bersifat khusus. Di sisi lain, meskipun memiliki kelebihan, terdapat juga kekurangan pada
induksi di mana ketika kita mendapat kesimpulan dan pembuktian dari induksi, hasilnya bisa
saja salah di waktu-waktu kemudian.

Hal ini wajar karena ilmu pengetahuan berkembang terus. Dari hal ini bisa diketahui
bahwa hasil yang didapat dari induksi tidaklah benar sepenuhnya.
I. Induksi Pembuktian untuk Pembuktian Algoritma
Seperti yang dapat dilihat dari apa yang telah kita pelajari pada bagian sebelumnya,
induksi matematika jelas sangat berguna untuk membuktikan kebenaran sebuah teorema atau
fungsi yang melibatkan perhitungan bilangan bulat yang berulang. Tetapi apa guna induksi
matematika untuk membuktikan kebenaran sebuah algoritma?

Sebuah algoritma kerap kali akan memiliki bagian yang melakukan perhitungan bilangan
atau data secara berulang. Kita dapat menggunakan konsep perulangan pada pemrograman
untuk menerapkan perhitungan bilangan ataupun data secara berulang. Misalnya, algoritma
berikut menghitung hasil kali dari dua buah bilangan bulat:

defkali(m, n):
if m <0:
return-1# error
else:
i =0
result =0
while(m != i):
result = result + n
i = i +1
return result
yang secara matematis dapat dituliskan sebagai fungsi berikut:
f(m,n)=∑i=1nm;n≥0 atau lebih sederhananya:
m×n=m+m+m+...+m dimana n kali

Dan secara otomatis tentunya pernyataan matematis tersebut dapat kita buktikan dengan
menggunakan induksi matematika. Pembuktian perulangan yang lebih kompleks sendiri
dapat dilakukan dengan teknik yang dikenal dengan nama loop invariant.

J. Teori Biominal
Teori binomial merupakan perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa
mengkalikan atau menjabarkannya , yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan oleh tanda
“+” , atau tanda “-“ sebagai contoh x+y, 2x-5y.
 Dasar Teori Binomial
Untuk mengetahui binomial ada beberapa materi yang harus dikuasai terlebih
dahulu.Diantaranya :
a) Notasi Faktorial
Faktorial adalah hasil kali bilangan asli berurutan dari 1 sampai dengan n.
Untuk setiapbilangan asli n, didefinisikan:
n! = 1 x 2 x 3 x … x (n-2) x (n-1) x n lambang atau notasi n! dibaca sebagai n
faktorial untuk n > 2 n! = 1 × 2 × 3 × …× (n – 2) × (n – 1) × n atau n! = n × (n –
1) × (n – 2) × … × 3 × 2 ×

Contoh :
2! = 1∙2 = 2, 3! = 1∙2∙3 = 6 4! = 1∙2∙3∙4 = 24
5! = 1∙2∙3∙4∙5 = 120, n! = 1∙2∙3…n, (r – 1) ! = 1∙2∙3…(r – 1)

Contoh soal:
Tentukan koefisien dari a5b6 dalam penjabaran (a + b)11

Pembahasan:

b) Kombinasi
Susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak
mementingkan urutan elemen.
Kombinasi r elemendari n elemenditulis :
nKr

c) Segitiga Pascal
Membahas mengenai Teori Binomial tidak akan lepas dari segitiga pascal.
Segitiga Pascal adalah suatu aturan geometri pada pekali binomial dalam sebuah
segitiga.Penemu segitiga pascal adalah seorang ahli matematika yang bernama
Blaise Pascal yang berasaldaridunia barat.Barisan segitiga Pascal secara
kebiasaannya dihitung bermula dengan barisan kosong, adalah barisan
genap.Pembinaan mudah pada segitiga dilakukan dengan cara berikut. Di
barisan sifar, hanya tulis nomor 1. Kemudian, untuk membina unsur-unsur
barisan berikutnya, tambahkan nomor di atas dan di kiri dengan nomor secara
terus di atas dan di kanan untuk mencari nilai baru.Jikalau nomor di kanan atau
kiri tidak wujud, gantikan suatu kosong pada tempatnya.Contohnya, nomor
pertama di barisan pertama adalah 0 + 1 = 1, di mananomor 1 dan 3 barisan
keempat.
1
1 1
1 2 1

1 3 3 1

1 4 6 4 1
1 5 10 10 5 1
1 6 15 20 15 6 1
1 7 21 35 35 21 7 1
1 8 28 56 70 56 28 8 1

K. Ekspansi
Ekspansi merupakan salah satu penjabaran yang terdapat dalam Teori Binomial
Newton.Ekspansi atau yang sering kita sebu tpenjabaran adalah cara menguraikan soal-soal
teori binomial yang berbentuk perpangkatan dari hasil perkalian berulang. Misalnya untuk n
= 1,n = 2, n = 3, n = 4, n = 5

Ciri-ciri ekspansi yang benar untuk bilangan bulat positif :


1. Banyak suku di ruas kanan adalah satu suku lebih banyak daripada pangkatnya
atau eksponennya. Hal ini memberikan gambaran ekspansi suku.
2. Suku pertama dari adalah dan suku terakhir adalah
3. Perhatikan hasil ekspansi pada ruas kanan. Jika dibaca dari kiri ke kanan,
eksponen dari a berkurang 1 dan eksponen untuk b bertambah 1.
L. Koefisien Binomial
Koefisian adalah nilai atau ketetapan, koefisien binomial merupakan nilai yang
terdapatdi depan suku-suku binom yang sudah di ekspansikan. Untuk mengetahui
koefisiennya, harus diekspansikan terlebih dahulu.Dan untuk mengekspansikannya tinggal
mengkalikan sesuai dengan eksponennya atau mengikuti aturan dalam segitiga
pascal.Namun, bukan berarti untuk mengetahui koefisiennya hanya mengikuti nilai-nilai yang
terdapat dalam segitiga pascal.Karena hal tersebut dianggap kurang efisien, maka untuk
mengetahui koefisiennya ada formula yang lebih efisien sebagai berikut : Xn-r . yr = . an-r .
br

Sifat-sifat perluasan ( a+b )n :

1) Suku pertama adalah an dan suku terahir adalah bn


2) Jika kita berjalan dari suku pertama menuju suku terahir, maka pangkat dari a
turun satu-satu dan pangkat dari b naik satu-satu
3) Jumlah pangkat dari a dan b pada setiap suku sama dengan n
4) Terdapat n+1 suku
5) Koefisien suku pertama adalah , koefisien suku kedua adalah , dan seterusnya
dengan = dan 0 ≤ r ≤ n

Contoh soal:
1. + 2n adalah bilangan kelipatan 3, untuk n bil. Bulat positif.

Pembuktian :
n3 + 2n adalah kelipatan 3 untuk setiap n bilangan bulat positif

Jawab :
Untuk n = 1 akan diperoleh :
Pn : 13 + 2(1)
1 = 3 , kelipatan 3

Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan k3 + 2k = 3x


(iii)adib. Untuk n = k + 1 berlaku:
buktikan benar untuk Pn=k+1
(k + 1)3 + 2(k + 1) adalah kelipatan 3
(k3 + 3k2 + 3 k + 1) + 2k + 2
(k3 + 2k) + (3k2 + 3k + 3)
(k3 + 2k) + 3 (k2 + k + 1)

Induksi
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
Kesimpulan : n3 + 2n adalah kelipatan 3
Untuk setiap bilangan bulat positif n.

M. Contoh Penerapan Induksi Matematika pada ATM Multi Nominal

Penerapan Induksi Matematik dalam ATM Multi Nominal yakni


dengan penggunaan Prinsip Induksi yang Dirampatkan (prinsip pertama) pada
proses penghitungan uang yang akan dikeluarkan dari cartrige penyimpanan
uang. Ada beberapa ketentuan dalam pengambilan uang pada ATM Multi
Nominal ini. Ketentuan tersebut antara lain :
 jumlah minimal penarikan
 jumlah kelipatan penarikan dari jumlah minimalnya
 pecahan uang berapa yang ada di ATM tersebut

Jadi, bagaimana cara perhitungannya? Ambil sebuah contoh, dalam


satu ATM terdapat pecahan uang Rp 20.000,- dan Rp 50.000,-. Berapakah
jumlah kelipatan penarikan dengan jumlah minimal yang dapat diambil
pelanggan melalui ATM tersebut adalah Rp 40.000,-?
Penyelesaian :
1. tunjukkan bahwa f(n0) benar (berlaku) Basis induksi. Untuk
mengeluarkan uang dengan jumlah Rp 40.000,- dapat
digunakan 2 lembar uang Rp 20.000,-. f(n0) jelas benar
(berlaku) !!
2. Jika f(n) benar (berlaku) maka tunjukkan f(n+k) juga benar
(berlaku) untuk semua bilangan bulat n ≥ n0. (k ialah kelipatan
pengambilan uang di ATM) Langkah induksi. Jika f(n) benar,
yaitu untuk mengeluarkan uang dengan jumlah Rp 40.000
dapat digunakan e lembar uang Rp 20.000,- (hipotesis induksi).
Kita harus menunjukkan bahwa f(n+k) juga benar, yaitu untuk
mengeluarkan uang sebesar n+k juga dapat menggunakan
pecahan uang Rp 20.000,- dan/atau Rp 50.000,-.
Ada dua kemungkinan yang perlu diperiksa:

a. Kemungkinan pertama, misalkan tidak ada uang


pecahan Rp 50.000,- yang dikeluarkan, maka uang yang
dikeluarkan senilai Rp n,- menggunakan pecahan Rp
20.000,- semuanya. Karena n ≥ Rp 40.000,-, setidaknya
harus digunakan dua lembar pecahan Rp 20.000,-. Dengan
mengganti dua lembar uang Rp 20.000,- dengan selembar
uang Rp 50.000, akan menjadikan uang yang dikeluarkan
ATM sebesar Rp n+k,- dengan k senilai Rp 10.000,-.

b. Kemungkinan kedua, misalkan ATM mengeluarkan


uang senilai Rp n,- dengan sedikitnya satu lembar pecahan
Rp 50.000,-. Dengan mengganti satu lembar pecahan Rp
50.000,- dengan tiga lembar uang pecahan Rp 20.000,-, akan
menjadikan uang yang dikeluarkan ATM sebesar Rp n+k,-
dengan k senilai Rp 10.000,- Dari penjelasan di atas,, dapat
diketahui bahwa nilai k (kelipatan) uang yang dapat diambil
dari ATM tersebut, dengan minimal jumlah pengambilan
sebesar Rp 40.000,-, ialah sebesar Rp 10.000,-.

Jadi kira-kira seperti itulah konsep pemikiran ATM yang


memiliki dua jenis pecahan uang.Hanya saja untuk implementasi pada
mesin penghitungnya, harus diubah dahulu dalam suatu bahasa
pemrograman baru diterapkan pada hardware yang ada di ATM.
N.Penerapan Induksi Matematika Dalam ATM Multi Pecahan Uang
Dalam ilmu komputer, orang berusaha untuk membuat program yang benar. Program
yang benar berarti akan menghasilkan keluaran yang benar yang sesuai dengan data masukan
yang diberikan. Dan program akan menampilkan pesan kesalahan apabila pemakai
memasukkan data yang tipenya tidak sesuai. Salah satu bentuk yang banyak digunakan dalam
program adalah bentuk kalang (loop).

Struktur kalang adalah sebagai berikut :


[kondisi sebelum kalang]
While S
[perintah-perintah dalam tubuh kalang. Semua perintah tidak boleh melompat keluar kalang]
End While
[kondisi setelah kalang]
Kalang WHILE akan dieksekusi terus menerus selama syarat kondisi S bernilai benar.
Sekali kondisi S bernilai salah, eksekusi pada kalang dihentikan.
Suatu kalang dikatakan benar terhadap kondisi sebelum dan setelah kalang bila dan hanya
bila setiap kali variabel-variabel tersebut akan memenuhi kondisi setelah kalang. Kebenaran
kalang dapat dibuktikan dengan Teorema Kalang Invarian sebagai berikut :

Teorema Kalang Invarian


Misal : diberikan kalang WHILE dengan syarat kondisi S, kondisi sebelum dan sesudah
kalang. Dan predikat I(n) yang disebut kalang invarian
Apabila keempat syarat di bawah ini benar, maka kalang benar terhadap kondisi sebelum
dan sesudahnya.
1.      Basis
Kondisi sebelum kalang berarti bahwa I(0) benar sebelum iterasi pertama dalam
kalang.
2.      Induksi
Jika syarat kondisi S dan kalang invarian I(k) benar untuk suatu bilangan bulat k 0
sebelum iterasi kalang, maka I(k + 1) juga benar setelah iterasi kalang.
3.      Kondisi Penghentian
Setelah sejumlah iterasi kalang yang berhingga, maka syarat kondisi S menjadi salah.
4.      Kebenaran Kondisi setelah Kalang
Jika untuk suatu bilangan bulat tak negatif N, syarat kondisi S salah dan I(N) benar,
maka harga variabel akan sama dengan yang ditentukan dalam kondisi akhir kalang.
Contoh 1 :
Perkalian m (bilangan bulat tak negatif) dengan x didefinisikan sebagai berikut :

Program untuk menghitung m.x sebagai berikut :


[kondisi sebelum kalang :
m := bilangan bulat tak negatif
x := bilangan riil
i := 0
kali := 0
]
While  (i m)
            kali := kali + x
            i := i + 1
End While
[kondisi setelah kalang
            kali := m * x
]

Misalkan kalang invarian I(n) adalah “i = m dan kali = m.x”


Gunakan kalang invarian tersebut untuk membuktikan bahwa kalang WHILE benar terhadap
kondisi sebelum dansetelah kalang.

Penyelesaian :
1. Basis
Akan dibuktikan I (0) benar sebelum iterasi kalang yang pertama.
I (0) : “i = 0 dan kali = 0.x = 0”
Kondisi sebelum kalang : i = 0 dan kali = 0
Karena I (0) sama dengan kondisi sebelum kalang, maka basis benar.

2. Induksi
Akan dibuktikan bahwa jika syarat kondisi S (dalam hal ini i m) dan I (k) benar
sebelum iterasi kalang (k 0), maka I (k + 1) benar setelah iterasi kalang.
I (k + 1) berarti : “i = k + 1 dan kali = (k + 1).x”
Misal k adalah bilangan bulat tak negatif sedemikian hingga S dan I (k) benar sebelum iterasi
kalang.
Di awal kalang, i m, i = k dan kali = k.x
Karena i m, maka kalang dieksekusi dan statemen – statemen di dalam kalang dieksekusi.
Didapat :
(kali)baru = (kali)lama + x = k.x + x = (k + 1).x
(i)baru = (i)lama + 1 = k + 1
Sehingga setelah eksekusi kalang, I(k + 1) benar.

3. Kondisi Penghentian
Akan dibuktikan bahwa setelah sejumlah iterasi kalang (berhingga), maka kondisi S
menjadi salah sehingga iterasi berhenti.
Setelah kalang diiterasi sebanyak m kali, maka i = m dan kali = m.x
Pada keadaan ini, syarat kondisi S salah sehingga iterasi berhenti.

4. Kebenaran kondisi setelah kalang


Akan dibuktikan :
Jika untuk suatu bilangan bulat tak negatif N, syarat kondisi S salah dan I(N) benar,
maka harga variabel akan sama dengan kondisi yang ditentukan dalam kondisi akhir kalang.
Dalam algoritma di atas, syarat S menjadi salah setelah i = m.
 Kondisi I(N) benar berarti : “i = N dan kali = N.x”
Karena kedua kondisi tersebut dipenuhi (S salah dan I(N) benar), maka
m = i =N dan kali = N.x = m.x
Hal tersebut sama dengan kondisi setelah kalang yang ditentukan dalam algoritma.

Contoh 2 :
Akan dihitung hasil kali dua buah bilangan bulat positip, atau nilai nol c dan d, dengan
tanpa melalui operasi perkalian langsung. Berikut ini potongan algoritma pemrograman untuk
menghitung hasil kali dua bilangan bulat tersebut, dengan cara menjumlahkan d sebanyak c
kali yang hasilnya c.d sbb :
i←0
J←0
while i ≠ c do                                  (1)
J←J+d
i ← i+ 1
endwhile
( i = c, J = c.d )
Bukti :
Algoritma untuk enumerasi nilai i dan j untuk setiap kali eksekusi mencapai awal
kalang while - do tersebut dapat diilustrasikan sbb :

Setiap kali (n) Nilai i Nilai j


eksekusi mencapai
awal loop
Loop ke 1 0 0
2 1 1.d
3 2 2.d
4 3 3.d
Dst Dst Dsr
C+1 c c.d

dari tabel tersebut tampak bahwa setiap kali eksekusi algoritma mencapai awal kalang
while-do, nilai j = 1.d. Untuk mengetahui kebenaranya dapat digunakan induksi matematik.
Misal p(n) merupakan pernyataan bahwa setiap kali yaitu n eksekusi algoritma mencapai
awal kalang while – do, nilai i dan j pada eksekusi ke n dinyatakan in dan jn.

a.        Langkah 1
untuk n = 1, pernyataan p(1) benar karena pada saat n = 1 eksekusi mencapai awal
kalang while – do i = 0 dan j = 0, serta nilai jn= in .d = 0 adalah benar.

b.      Langkah Induksi
misal pernyataan p(n) benar, dengan asumsi bahwa jn = in .d saat eksekusi mencapai
awal kalang while – do. Akan ditunjukkan bahwa p(n+1) benar yaitu saat eksekusi mencapai
awal kalang while – do yang ke (n+1) yang berarti j n+1 = in+1.d juga benar. Dari tabel dapat
dilihat bahwa nilai i yang baru bertambah sebesar 1 dari nilai i yang lama dan j yang baru
bertambah sebesar d dari nilai j yang lama sehingga in+1 = in + 1

dan jn+1 =  jn + d, dari hipotesa induksi jn= in .d maka


       jn+1 =  (in.d) + d
               =  (in + 1 ).d
               =  in+1 .d

maka terbukti bahwa setiap kali eksekusi algoritma mencapai awal kalang
while –  do nilai j= i.d.1.  
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari sekian uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Induksi Matematika
merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk membuktikan pernyataan. Induksi
Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi secara berulang sesuai
dengan pola tertentu.

Prosedur untuk menetapkan bahwa suatu proposisi (pernyataan) Pn adalah benar untuk
semua n, yang dapat membenarkan diberikan oleh Prinsip Induksi Matematika. Langkah-
langkah penyelesaian pembuktian dalam pernyataan matematika yang memenuhi 3 buah
syarat:
Pn : prosisi/pernyataan
a) Pn benar, untuk n = 1, n Asli n Pn.
b) Asumsikan Pn benar, untuk n = k, k Asli.
c) Dibuktikan Pn benar, untuk n = k + 1.

Teori binomial, yaitu perpangkatan dari jumlah atau selisih dua suku tanpa mengalikan
atau menjabarkannya, yang memuat tepat dua suku yang dipisahkan olehtanda “+” ,
atautanda “-“ sebagai contohx+y, 2x-5y. Adapun dasar- dasar yang harus dikuasai untuk
menguasai teori binomial diantaranya,notasi faktorial, kombinasi, dan segitiga pascal. Teori
binomial ini sangat mudah dimengerti apabila menguasai dasar-dasarnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-induksi-matematika-dan-contoh-soalnya-
1yVpdrhTtBR
https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/02/induksi-matematika.html
https://dokumen.tips/education/makalah-induksi-matematik-591b1c22cd56f.html?page=13
Induksi matematika - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Makalah tentang Induksi Matematika (aryandikaputera.blogspot.com)
https://www.maretong.com/2019/06/soal-dan-pembahasan-induksi-matematika.html
http://atf-magnificent7.blogspot.com/2014/06/induksi-matematika.html?m=1
https://rumushitung.com/2021/04/16/materi-induksi-matematika-prinsip-dan-jenis-jenisnya/
Anjar Dwi Rahmawati's Blog: PENERAPAN INDUKSI MATEMATIK (adrahma2.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai