Anda di halaman 1dari 3

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGU (Modul 3.2.

Oleh:Hendry Ari Saputra, S.Pd.

Senin , 7 November 2022

CGP Kabupaten Bengkulu Utara Angkatan 5 

 Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran Pendidikan Guru


Penggerak yang dimulai pada hari selasa,25 Oktober 2022 sampai 
dengan hari Selasa, 1 November 2022 yaitu modul 3.2. Pemimpin
dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya merefleksikan hasil dari
kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal
refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mendokumentasikan
perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya
dilakukan. Model refleksi yang saya gunakan pada minggu ke-20 ini
adalah model 5 : Connection, challenge, concept, change (4C). Model ini
dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011).

 Connection

   Banyak hal/peristiwa yang terjadi pada minggu ini sehingga  banyak hal dan
ilmu baru yang saya dapatkan yaitu pada sesi Ruang Kolaborasi modul 3.2.
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya sesi persentasi dilaksanakan pada
hari Selasa, 26 Oktober 2022, pada hari kamis dan jum’at,28 dan 30 Oktober ,
dan 31 Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Ibu Desi Andriani ,
dilanjutkan  Demonstrasi Kontekstual, dilanjutkan koneksi Antar Materi pada
hari Senin 1 November  menulis Jurnal refleksi mingguan ke 20

Sebagai tindak lanjut dari ruang kolaborasi pertama membuat pemetaan aset
Daerah, berdasarkan 7 kelompok aset yang dimiliki Pemerintah Kabupaten
Argamakmur yang berdasarkan wilayah terdekat dengan anggota kelompok  
meliputi ; 1). Modal Manusia, 2). Modal Sosial, 3). Modal Fisik, 4). Modal
Finansial, 5). Modal Alam/Lingkungan, 6 Modal Politik dan 7) Modal Agama/
Budaya. Dalam kelompok kami oleh Fasilitator Ibu Misyar, M.Pd. dibagi
menjadi 3 kelompok, saya mendapatkan kelompok 1 yang beranggotakan
(vera, atania dan feven), ruang kolaborasi pertama kami berdiskusi dalam
BOR Google Meet yang disediakan Fasilitator kami melakukan pemetaan aset
daerah yang bisa dimanfaat sekolah untuk kepentingan pembelajaran yang
berpihak pada murid. Kemudian hari Selasa, 27 Oktober 2022 kami
mempresentasikan hasil diskusi kelompok politik kami berbagi peran untuk
mempresentasikan ke 7 aspek yang sudah didiskusikan kemudian menjawab
merespon pertanyaan/ masukan  dari kelompok lain.

Kaitan antar materi, Jika materi dihubungkan dengan materi dua modul
sebelumnya coaching dan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma,
3 prinsip serta 9 langkah sebagai pemimpin pembelajaran kaitan materi yang
didapat sebagai calon guru penggerak sangat berkaitan erat dengan proses
coaching, coach memaksimalkan potensi coachee untuk menjelaskan
masalahnya dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

 Challenge

Tentu saja banyak ide serta materi yang saya dapatkan dalam mempelajari
modul 3.2 ini yaitu salah satunya mengetahui strategi pemberdayaan aset,
yaitu berpikir berbasis aset dan bukan berpikir berbasis masalah.

Sehingga memahami aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu


Utara (Argamakmur)yang dapat di manfaatkan untuk media pembelajaran di
sekolah khususnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara(Argamakmur), dan
memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah untuk keperluan proses
pembelajaran yang berpihak pada murid dan kegiatan maupun program
sekolah.

 Concept

Konsep yang sangat penting/ utama adalah melakukan pemetaan aset sekolah
berdasarkan 7 modal aset yang meliputi ; 1). Modal Manusia, 2). Modal Sosial,
3). Modal Fisik, 4). Modal Finansial, 5). Modal Alam/Lingkungan, 6 Modal
Politik dan 7) Modal Agama/ Budaya. Dari kegiatan pemetaan ini kita dapat
mengetahui dan memaksimalkan penggunaan aset sekolah. Juga terus
mengembangkan komunitas sekolah berbasis aset menekankan pada
kemandirian dari komunitas untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi
melalui kekuatan dan potensi yang ada dalam diri.

 Change
Perubahan yang ingin saya lakukan adalah mengaplikasikan apa yang telah
saya pelajari pada modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber
Daya,sehingga merubah pola pikir yang semula berpikir berbasis masalah
menjadi berpikir berbasis aset, serta mengajak komunitas praktisi serta rekan
sejawat terutama di lembaga sekolah saya untuk menerapkan berpikir
berbasis aset karena pendekatan berbasis aset ini merupakan sebuah cara
untuk menemukan dan menggali hal-hal yang positif. Dengan menggunakan
kekuatan sebagai kekuatan berpikir. Sehingga secara bersama-sama bahu
membahu membangun sekolah tercinta dengan potensi yang dimilikinya,
fokus pada pembangunan sumber daya yang ada di sekolah dalam rangka
mewujudkan merdeka belajar.

Anda mungkin juga menyukai