Connection
Banyak hal/peristiwa yang terjadi pada minggu ini sehingga banyak hal dan
ilmu baru yang saya dapatkan yaitu pada sesi Ruang Kolaborasi modul 3.2.
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya sesi persentasi dilaksanakan pada
hari Selasa, 26 Oktober 2022, pada hari kamis dan jum’at,28 dan 30 Oktober ,
dan 31 Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Ibu Desi Andriani ,
dilanjutkan Demonstrasi Kontekstual, dilanjutkan koneksi Antar Materi pada
hari Senin 1 November menulis Jurnal refleksi mingguan ke 20
Sebagai tindak lanjut dari ruang kolaborasi pertama membuat pemetaan aset
Daerah, berdasarkan 7 kelompok aset yang dimiliki Pemerintah Kabupaten
Argamakmur yang berdasarkan wilayah terdekat dengan anggota kelompok
meliputi ; 1). Modal Manusia, 2). Modal Sosial, 3). Modal Fisik, 4). Modal
Finansial, 5). Modal Alam/Lingkungan, 6 Modal Politik dan 7) Modal Agama/
Budaya. Dalam kelompok kami oleh Fasilitator Ibu Misyar, M.Pd. dibagi
menjadi 3 kelompok, saya mendapatkan kelompok 1 yang beranggotakan
(vera, atania dan feven), ruang kolaborasi pertama kami berdiskusi dalam
BOR Google Meet yang disediakan Fasilitator kami melakukan pemetaan aset
daerah yang bisa dimanfaat sekolah untuk kepentingan pembelajaran yang
berpihak pada murid. Kemudian hari Selasa, 27 Oktober 2022 kami
mempresentasikan hasil diskusi kelompok politik kami berbagi peran untuk
mempresentasikan ke 7 aspek yang sudah didiskusikan kemudian menjawab
merespon pertanyaan/ masukan dari kelompok lain.
Kaitan antar materi, Jika materi dihubungkan dengan materi dua modul
sebelumnya coaching dan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma,
3 prinsip serta 9 langkah sebagai pemimpin pembelajaran kaitan materi yang
didapat sebagai calon guru penggerak sangat berkaitan erat dengan proses
coaching, coach memaksimalkan potensi coachee untuk menjelaskan
masalahnya dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Challenge
Tentu saja banyak ide serta materi yang saya dapatkan dalam mempelajari
modul 3.2 ini yaitu salah satunya mengetahui strategi pemberdayaan aset,
yaitu berpikir berbasis aset dan bukan berpikir berbasis masalah.
Concept
Konsep yang sangat penting/ utama adalah melakukan pemetaan aset sekolah
berdasarkan 7 modal aset yang meliputi ; 1). Modal Manusia, 2). Modal Sosial,
3). Modal Fisik, 4). Modal Finansial, 5). Modal Alam/Lingkungan, 6 Modal
Politik dan 7) Modal Agama/ Budaya. Dari kegiatan pemetaan ini kita dapat
mengetahui dan memaksimalkan penggunaan aset sekolah. Juga terus
mengembangkan komunitas sekolah berbasis aset menekankan pada
kemandirian dari komunitas untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi
melalui kekuatan dan potensi yang ada dalam diri.
Change
Perubahan yang ingin saya lakukan adalah mengaplikasikan apa yang telah
saya pelajari pada modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber
Daya,sehingga merubah pola pikir yang semula berpikir berbasis masalah
menjadi berpikir berbasis aset, serta mengajak komunitas praktisi serta rekan
sejawat terutama di lembaga sekolah saya untuk menerapkan berpikir
berbasis aset karena pendekatan berbasis aset ini merupakan sebuah cara
untuk menemukan dan menggali hal-hal yang positif. Dengan menggunakan
kekuatan sebagai kekuatan berpikir. Sehingga secara bersama-sama bahu
membahu membangun sekolah tercinta dengan potensi yang dimilikinya,
fokus pada pembangunan sumber daya yang ada di sekolah dalam rangka
mewujudkan merdeka belajar.