Internasional
Dasar hukum International Convention for the Preventionof Pollution from Ships
1973/1978 (MARPOL 1973/1978) Marpol adalah sebuah peraturan internasional yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya pencemaran di laut. Setiap sistem dan peralatan yang ada di kapal yang
bersifat menunjang peraturan ini harus mendapat sertifikasi dari klas. Isi dalam marpol bukan
melarang pembuangan zat-zat pencemar ke laut, tetapi mengatur cara pembuangannya. Agar
dengan pembuangan tersebut laut tidak tercemar (rusak), dan ekosistem laut tetap terjaga
Menurut PP No 82 Tahun 2001, bahwa air merupakan salah satu sumber daya alam yang
memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk
memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama
pembangunan, kemudian bahwa untuk melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan
kualitas air clan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperlihatkan
kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis;
PP No.82 Tahun 2001 mengacu pada UU No 23 Tahun 1997 Pasal 14 Ayat 2 yaitu tentang
Ketentuan mengenai tingkatan cemar dan tingkatan baik status mutu air sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan pedoman penentuan status mutu air ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan
Menteri. Ayat (1) berbicara tentang status mutu air yaitu kondisi cemar, apabila mutu air tidak
memenuhi baku mutu air dan kondisi baik , apabila mutu air memenuhi baku mutu air.
Muhamad Ridho Novrian - 12917034
Regional/Lokal
Pada Pergub No 122 Tahun 2005 tentang pengelolaan air limbah domestik di provinsi di
DKI Jakarta tepatnya pada Pasal 1 berbicara tentang pencemaran air, Pencemaran air adalah masuk
atau dimasukkan mahluk, zat, energi dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu sehingga tidak sesuai dengan
peruntukkannya;
Selain itu terdapat juga pergub tentang penetapan peruntukkan dan baku mutu air sungai/
badan air serta baku mutu limbah cair di Wilayah DKI Jakarta. Pergub yang dimaksud adalah
Pergub No 582 Tahun 1995. Terdapat beberapa pengertian yang dijelaskan di pergub ini yaitu
baku mutu air, Baku mutu air sungai/badan air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat energi
atau komponen lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang adanya
dalam air pada sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannya; sedangkan Baku mutu limbah
cair adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam limbah cair
untuk dibuang dari satu jenis kegiatan tertentu; Pada pasal 3 dijelaskan 4 golongan tentang
peruntukkan kualitas air yaitu Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu, Golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air
baku air minum, Golongan C : air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan, dan Golongan D : air yang digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri pembangkit tenaga air.
Muhamad Ridho Novrian - 12917034
DAFTAR PUSTAKA
Fisesa, E. D., Setyobudiandi, I., & Krisanti, M. (2014). Kondisi Perairan dan Struktur Komunitas
Makrozoobentos di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera
Utara. DEPIK Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 3(1).
Yohannes, B. Y., Utomo, S. W., & Agustina, H. (2019). Kajian Kualitas Air Sungai dan Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. IJEEM-Indonesian Journal of Environmental Education and
Management, 4(2), 136-155.