:Tinjauan Sistmeik
Pembimbing:
dr. Sherly Yakobus, Sp.KJ
Abstrak
Adapula ulasan yang melihat DE dan kondisi mental lainnya seperti depresi. 8
bagaimanapun, belum ada ulasan yang mengevaluasi antara hubungan kecemasan
dengan DE. Mungkin karena diagnosis DE dan gangguan kecemasan yang kurang
terdiagnosis dalam perawatan primer.9,10 Hal ini membuat pasien yang menderita
kondisi tersebut berisiko lebih tinggi memilki kualitas hidup yang rendah, kerena
mereka cenderung diidentifikasi dan diberi perawatan dan dukungan yang tidak mereka
butuhkan. Oleh karena itu, kajian ini diusulkan untuk mengeksplorasi keterkaitan antara
kondisi tersebut.
Metode
Kriteria Kelayakan
Kriteria inklusi adalah studi yang menyelidiki disfungsi ereksi pada pria dewasa (>18
tahun) dengan diagnosis gangguan kecemasan yang didokumentasikan oleh setidaknya
satu psikiater yang berkualifikasi. Gangguan kecemasan yang dilihat termaksud
gangguan fobia seperti gangguan kecemasan social (SAD), gangguan panik, gangguan
obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan umum (GAD), dan pasca trauma
gangguan stress. Studi yang penggunaan alat skrining yang tervalidasi untuk mengukur
fungsi ereksi atau membuat diagnosis semua jenis DE termaksud organic atau
psikogenik. Hal ini juga termaksud Internasional Indeks of erectile Function-5 (IIEF-
5),12 Erection Hardness Score (EHS)13, atau Sexual Health Inventory for Men
( SHIM ).14 penelitian ini juga mencakup studi retrospektif yang menggunakan kode
diagnostic standar dalam data base seperti ICD-1015 atau DSM-IV16.
Tinjauan ini mengecualikan study dengan kurang dari sepuluh peserta, laporan kasus
atau pendapat para ahli, Penelitian yang mengecualikan penelitian yang melihat
ganguan kecemasan yang lebih jarang termaksud gangguan penyesuaian, gangguan
disosiatif dan gangguan somatoform. Kerena hal tersebut berada di luar cakupan
penelitian ini. Data yang tidak di publikasikan dalam Bahasa inggris dan abstrak yang
konferensi juga dikecualikan, kecuali data yang memadai atau teks lengkapnya tersedia.
Peneliti melakukan pencarian literatur secara sitematis termaksud semua makalah yang
di terbitkan sebelum November 2019, memnggunakan database elektronik Pubmed,
Embase dan PsycINFO. Istilah pencarian yang dibuat adalah campuran dari kata-kata
subjek dan istilah MESH dengan strategi lengkap. Literatur abu-abu untuk studi yang
tidak dipublikasikan menggunakan standart acak Internasional Registri Nomor Uji Coba
terkendali untuk studi apapun yang sedang berlangsung dan relevan, dengan penulis
yang dapat dihubungi dari data awal, Jika uji coba di identifikasikan dan di publikasikan
kemudian di ambil dan dimasukan untuk menghindari duplikasi
Seleksi Studi
Judul, abstrak, dan teks lengkap selanjutnya dari hasil penelusuran disaring oleh dua
pengulas secara independen (RV dan MW). Perbedaan antara peninjau setelah tinjauan
teks lengkap diselesaikan oleh peninjau ketiga (OB). Sebuah tinjauan referensi studi
termasuk juga dilakukan untuk artikel terkait lebih lanjut. Jika teks lengkap tidak
tersedia, penulis dihubungi, dan jika masih tidak tersedia, laporan ini dikeluarkan.
Data diekstraksi oleh penulis pertama (RV) dari setiap studi yang memenuhi syarat ke
lembar ekstraksi yang telah ditentukan sebelumnya. Data studi generik yang diekstraksi
termasuk karakteristik studi seperti penulis pertama, tahun studi, negara studi, desain
studi, jumlah total partisipan, gangguan kecemasan spesifik yang diselidiki dalam studi
dan kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien dengan gangguan kecemasan
dan DE. Selain itu, kami mengekstrak data spesifik yang berkaitan dengan tiga ukuran
hasil dari tinjauan ini: faktor prevalensi, keparahan dan risiko untuk DE. Untuk
prevalensi DE pada pasien dengan gangguan kecemasan, jumlah peserta dengan
gangguan kecemasan yang diinginkan dan jumlah pasien yang mengalami DE
diekstraksi. Dalam studi di mana jumlah pasti peserta dengan DE dan gangguan
kecemasan tidak dilaporkan, tetapi prevalensi DE dan jumlah peserta dengan gangguan
kecemasan, nilai-nilai ini digunakan untuk menghitung jumlah kasar peserta dengan DE
dan gangguan kecemasan.
Penilaian kualitas studi individu termasuk dilakukan dengan menggunakan Risiko Bias
dalam Studi Eksposur Non-acak.17 Alat ini mengevaluasi perancu dan menilai risiko
bias di tujuh domain dalam studi metodologi yang berbeda: perancu, pemilihan peserta,
klasifikasi keterpaparan, penyimpangan dari pemaparan yang dimaksudkan, data yang
hilang, pengukuran hasil dan seleksi hasil yang dilaporkan. Skor rendah, sedang, atau
serius diberikan untuk setiap domain, jika sebuah penelitian mendapatkan skor serius
setidaknya dalam satu domain, secara otomatis akan menerima skor serius secara
keseluruhan. Jika tidak memiliki skor serius dan menerima skor sedang di setidaknya
tiga domain berbeda, ia akan diberi skor keseluruhan sedang, jika tidak, skor
keseluruhan akan rendah, visualisasi yang digunakan menggunakan robis menunjukan
yang yang diterima setiap studi pada setiap domain
Hasil
Studi seleksi
Pencarian database ini menghasilkan 1.220 artikel untuk ditinjau. Setelah menghapus
duplikat, 956 disaring berdasarkan judul dan abstrak mereka dengan 17 artikel
tambahan lainnya yang diidentifikasi melalui tinjauan Pustaka dari abstrak yang
disaring. Dari 65 artikel yang menjalani skrining teks lengkap, 12 dimasukkan dalam
ulasan ini.
Studi karakteristik
Dari 12 studi yang di sertakan, cross-sectional, tiga kasus-kontrol dan empat studi
kohort retrospektif. Enam studi mengevaluasi PTSD 19-24 dan dua OCD25,26, yang satu
juga melihat SAD25, dan empat melihat gangguan panik27-30. Studi diterbitkan antara
2001 dan 2019 dengan total 713.746 peserta. Secara keseluruhan, peserta didiagnosis
dengan kecemasan, gangguan diselidiki dalam ulasan ini oleh seorang dokter, dengan
111.091 didiagnosis dengan PTSD, 33 dengan OCD, 2594 dengan gangguan panik dan
untuk SAD adalah 34. Ukuran sampel bervariasi dari 10 hingga 110.223. peneliti uga
menemukan bahwa ada 406.616 veteran dalam total populasi penelitian di semua
penelitian.
Meskipun kami mencari studi yang menggunakan IIEF-5, SHIM dan EHS, ketujuh studi
prospektif yang dipilih menggunakan IIEF-5 untuk mengukur fungsi ereksi, sedangkan
sisanya lima studi retrospektif lainnya menggunakan kode ICD-9 atau DSM-IV untuk
mencari rekam medis pasien untuk mengidentifikasi pasien DE.
Skor rata-rata dari lima penelitian berkisar antara 11,08 sampai 25,80 dengan skor
median [IQR] 17,62 [13,88-20,88], yang menunjukkan tingkat keparahan DE ringan
sampai sedang. Sebagian besar penelitian memiliki skor rata-rata yang menunjukkan
DE sedang atau berat. Satu makalah membagi kelompok peserta gangguan kecemasan
menjadi dirawat atau tidak diobati, melaporkan rata-rata IIEF-5 [SD] terpisah dari 11,08
[9,19] dan 11,76 [9,58], masing-masing.19 Tinjauan lain melaporkan rata-rata skor IIEF-
5 untuk dua gangguan kecemasan yang berbeda, 17,62 [10,03] untuk OCD dan 23,45
[8,26] untuk SAD.24
Dua dari studi PTSD melihat korelasi antara keparahan gejala PTSD dan
keparahan DE 22,24
Keduanya melaporkan korelasi positif antara kedua variabel. Dalam
kedua studi, keparahan gejala PTSD diukur dengan menggunakan daftar periksa gejala
DSM-VI untuk 309,81.16
Risiko bias
Tidak ada studi yang ditemukan memiliki risiko kritis bias, namun, 33,3% studi
memiliki risiko serius dan 41,7% memiliki risiko sedang dengan 25% sisanya memiliki
risiko rendah. Domain utama yang ditandai memiliki risiko bias yang serius, menjadi
bias karena untuk mengacaukan dan kehilangan data. Perancu utama yang diidentifikasi
dalam penelitian ini adalah penyalahgunaan alkohol, status perkawinan, dan
penggunaan obat-obatan psikotropika. Dalam beberapa penelitian, seluruh populasi
gangguan kecemasan tidak digunakan untuk menghitung prevalensi atau rata-rata skor
IIEF-5, penelitian ini dianggap berisiko bias karena data yang hilang.
Diskusi
Faktor risiko tertentu dalam literatur telah diidentifikasi untuk membuat populasi pasien
ini lebih mungkin menderita DE. Ini termasuk penggunaan obat-obatan psikotropika
seperti penghambat reuptake serotonin selektif. Telah terbukti bahwa antidepresan
seperti ini dapat menyebabkan 30 sampai 40% pasien mengalami disfungsi seksual. 35
Faktor risiko lain adalah koeksistensi kondisi kejiwaan lain dengan gangguan
kecemasan, hal ini terutama menjadi perhatian pada PTSD, karena penelitian telah
menunjukkan bahwa pasien dengan PTSD biasanya memiliki diagnosis kesehatan
mental tambahan.36 Depresi adalah kondisi psikiatri penyerta yang paling umum dan
gejala depresi telah dikaitkan dengan DE, analisis meta menemukan bahwa rasio yang
dikumpulkan untuk risiko DE dalam paparan depresi adalah 1,39 (95% CI: 1,35-1,42). 8
Antara kecemasan dan gejala depresi tidak dapat diselidiki sepenuhnya dalam ulasan ini
karena ketidakmampuan untuk mengidentifikasi di mana tumpang tindih ini berada.
Faktor risiko tambahan adalah peningkatan konsumsi alkohol atau penyalahgunaan
alkohol; telah terbukti bahwa efek depresi alkohol juga memberikan pengurangan gejala
gangguan kecemasan jangka pendek, sehingga pasien yang tidak menerima pengobatan
yang memadai dapat menggunakan pengobatan sendiri melalui alkohol yang dapat
menyebabkan kecenderungan penyalahgunaan.37 Efek depresi yang sama dari alkohol
dianggap berkontribusi pada perkembangan DE.38
Selain itu, prevalensi DE di subkelompok gangguan kecemasan yang berbeda sangat
bervariasi, penelitian menemukan prevalensi dalam populasi PTSD berkisar antara 3
dan 85%, ini bisa jadi karena penelitian yang melihat PTSD memiliki ukuran sampel
yang bervariasi dari 82 hingga 405.275. Bentsen dkk. 32 melakukan tinjauan sistematis
tentang disfungsi seksual pada veteran dengan PTSD dan menemukan prevalensi DE
antara 63 dan 85%.
Temuan dari tinjauan ini menunjukkan bahwa populasi gangguan kecemasan berada
pada risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan DE. Peran kecemasan dalam
fungsi seksual pada populasi ini belum ditetapkan dengan jelas tetapi diperkirakan
bahwa respon kecemasan yang abnormal menyebabkan peningkatan nada simpatik,
mengakibatkan gangguan dari rangsangan erotis yang menyebabkan gangguan gairah
dan ereksi.4 Oleh karena itu, dalam praktik kejiwaan dan di perawatan primer, dokter
harus secara rutin melakukan skrining disfungsi seksual pada pasien dengan gangguan
kecemasan dan kemudian merujuk ke urologi untuk mendapatkan dukungan yang tepat
yang mereka butuhkan, terutama jika mereka menunjukkan beberapa faktor risiko
umum dari kedua kondisi tersebut seperti penggunaan psikotropika. dalam hal ini,
dokter harus mengevaluasi fungsi ereksi awal sebelum memulai pasien gangguan
kecemasan pada obat psikotropika dan menyesuaikan dosis dengan tepat, ini dapat
meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan, sementara tidak mengganggu kualitas
hidup mereka.42 Secara keseluruhan, pentingnya temuan dalam ulasan ini adalah bahwa
merawat pasien dengan DE dan kecemasan memerlukan pendekatan multidisiplin yang
membutuhkan dokter psikiatri untuk bekerja sama dengan tim urologi untuk mencapai
hasil terbaik bagi pasien.
Keterbatan
Temuan dari tinjauan ini tidak dapat digeneralisasikan ke populasi universal pria dengan
gangguan kecemasan, karena 57% dari ukuran sampel kami adalah veteran, yang
merupakan populasi yang menunjukkan banyak prediktor untuk DE. Oleh karena itu, ini
bias asumsi kami dalam temuan kami mungkin terlalu tinggi dari hubungan sebenarnya
antara DE dan gangguan kecemasan, jika kami mengecualikan penelitian yang
melibatkan veteran, penelitian ini mungkin memiliki temuan yang lebih andal. Selain
itu, gangguan kecemasan yang paling umum pada populasi umum adalah gangguan
fobia, SAD dan GAD.43 yang sangat kurang terwakili dalam ulasan kami. Ini bisa jadi
karena tidak banyak penelitian yang melihat DE pada populasi ini atau bisa juga karena
strategi pencarian kami, karena kami hanya memasukkan penelitian yang diterbitkan
dalam bahasa Inggris sehingga kehilangan sebagian besar literatur. Saat menjalani
proses pemeriksaan studi, kami menemukan banyak penelitian yang mengukur tingkat
kecemasan tetapi tidak benar-benar mendiagnosis gangguan kecemasan. Banyak dari
studi ini menggunakan skala Gangguan Kecemasan Umum (GAD-7). 44untuk mengukur
gejala GAD tetapi tidak secara klinis mendiagnosis GAD. Selain itu, di banyak negara,
psikolog klinis biasanya mendiagnosis kondisi kesehatan mental selain psikiater, jika
kita memasukkan penelitian ini dan penelitian yang menggunakan GAD-7, kita
mungkin memiliki populasi penelitian yang lebih mewakili populasi umum.
Dari literatur, kita tahu bahwa prevalensi DE meningkat dengan bertambahnya usia.
Oleh karena itu, banyak penelitian melaporkan prevalensi spesifik usia. Namun, kami
tidak dapat menemukan usia rata-rata dari sebagian besar penelitian kami, karena
dihitung untuk seluruh populasi penelitian yang mencakup peserta perempuan atau
peserta tanpa gangguan kecemasan. Selain itu, sepertiga dari studi dalam ulasan ini
ditandai sebagai risiko bias yang tinggi. Adanya bias ini membuatnya tampak seperti
ada hubungan antara mengalami gangguan kecemasan dan DE atau bahkan menutupi
hubungan yang sebenarnya. Selain itu, kami tidak dapat membedakan berbagai jenis DE
dalam populasi penelitian untuk melihat apakah kecemasan memiliki peran berbeda
dalam DE organik dan psikogenik.
Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menemukan hubungan sebenarnya antara
DE dan gangguan kecemasan, ini harus fokus pada setiap subkelompok gangguan
kecemasan daripada gangguan kecemasan secara keseluruhan. Hal ini karena prevalensi
DE di setiap subkelompok bervariasi secara drastis, hal ini dapat disebabkan oleh faktor
risiko yang berbeda di setiap subkelompok, misalnya, penempatan militer dan
mengalami trauma pertempuran dikenali sebagai faktor risiko potensial yang
diidentifikasi dalam studi PTSD.
Kesimpulan