Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU SUPPLY CHAIN

RESUME TENTANG PERSEDIAAN DAN PENGADAAN

Jika kita memiliki bisnis terutama yang bergerak di bidang penjualan barang, pasti tidak
asing dengan persediaan. Persediaan yang dimaksud bisa berupa :

- Persediaan bahan mentah atau bahan baku yakni bahan yang belum diolah sama
sekali, misalnya tepung, telur yang menjadi bahan baku pembuatan roti atau kain
yang akan diproses menjadi baju, dll.
- Persediaan barang dalam proses, yakni barang yang sudah diolah tapi belum
mencapai final produksi. Misalnya madu yang sudah diperas dari sarangnya namun
belum dituang ke dalam botol kemasan.
- Persediaan barang jadi yakni barang yang sudah siap dijual kepada konsumen.
Misalnya roti yang sudah dipanggang siap untuk dikonsumsi atau kursi kayu yang
sudah melalui tahapan proses sehingga siap dijual kepada konsumen.

Persediaan barang sangat berpengaruh kepada proses produksi. Karena jika persediaan
kosong, maka proses produksi tidak bisa berjalan misalnya jika tepung dan telur habis,
maka produksi roti akan terhenti. Maka dari itu perlu dilakukan pengadaan barang untuk
menjaga persediaan. Pengadaan barang ini termasuk dalam manajemen persediaan barang
yang berfungsi untuk :

- Antisipasi kurangnya persediaan


- Berjaga-jaga jika bahan yang dibutuhkan tidak ada di pasaran
- Menjamin lancarnya proses produksi

Ada 5 metode pendekatan untuk mengelola manajemen persediaan/pengadaan barang,


yakni sebagai berikut :

- Metode Economyc Order Quantity (EOQ)


Salah satu metode pengadaan barang sesuai dengan pesanan yang diterima.
Biasanya digunakan saat ada pesanan dari konsumen yang sudah jelas jumlahnya
dan kapan waktunya. Sehingga pengadaan barang yang dilakukan sesuai dengan
yang dibutuhkan dalam proses produksi. Keuntungan dari metode ini adalah tidak
akan ada barang sisa jadi menghemat untuk biaya penyimpanan.
Contohnya adalah ketika sebuah catering menerima pesanan untuk paket nasi
sebanyak 50 kotak, maka pihak catering akan menyiapkan persediaan bahan yang
cukup untuk membuat 50 kotak nasi.
- Metode Material Requirement Planning (MRP)
Metode ini lebih dikenal dengan sebutan metode perencanaan kebutuhan merupakan
metode yang menjamin untuk selalu tersedianya bahan persediaan namun sebisa
mungkin hanya menyisakan sedikit stok. Dengan begitu biaya pemeliharaan dan
penyimpanan akan lebih murah.
Metode ini biasanya digunakan untuk produksi barang yang musiman. Misalnya
seragam produksi seragam sekolah. Pebisnis akan merencanakan untuk pengadaan
barang sebelum musim masuk sekolah dan memperkirakan banyaknya jumlah
seragam yang akan diproduksi. Dengan begitu, sisa bahan yang ada akan seminimal
mungkin namun tetap menjaga tersedianya stok bahan.
- Metode Just In Time (JIT)
Metode ini memungkinkan pebisnis untuk tidak menyetok atau memiliki
persediaan. Keuntungannya adalah pebisnis tidak perlu menyiapkan biaya
penyimpanan dan pemeliharaan. Pebisnis hanya akan membeli barang pada saat
tepat akan diproses dan dalam jumlah yang tepat jadi tidak ada yang tersisa.
Metode ini sangat sering digunakan oleh bisnis jasa bangunan. Misalnya hari ini
akan mengerjakan garasi dari klien, maka hari itu juga baru membeli semen,
keramik, pasir dll sesuai yang dibutuhkan. Jadi tidak butuh penyimpanan dan tidak
ada sisa. Metode ini memerlukan perhitungan yang tepat dan akan lebih baik jika
sudah memiliki supplier yang selalu siap memasok bahan.
- Metode analisa ABC
Metode ABC melibatkan penggolongan persediaan berdasarkan total persediaan
sesuai masing-masing kelas. Misalkan, perusahaan furniture memiliki persediaan
kayu mahoni, paku, cat, plitur, dan sebagainya. Kayu mahoni akan dilabeli dengan
label A karena penanganannya dan tuliskan pula jumlahnya dengan harapan
karyawan akan lebih hati-hati dalam menggunakannya. Kemudian paku akan
dilabeli X, karena penyimpanan yang relatif mudah dan jumlahnya sangat banyak.
- Metode Periodic Review
Metode ini membuat pebisnis melakukan pemesanan dalam waktu yang relatif
singkat dan terjadwal. Dengan metode ini akan mempermudah di bagian keuangan
karena ada nominal yang jelas dan terjadwal.
Biasanya dilakukan di restoran/cafe. Sudah ada jadwal harian akan belanja bahan
apa saja. Selain jadwal harian, pebisnis juga dapat melakukan jadwal bulanan untuk
bahan yang lama habis. Dan juga memungkinkan untuk pebisnis mengubah sedikit
rincian pengadaan barang di akhir pekan/libur karena pelanggan akan lebih banyak
di saat itu.

Anda mungkin juga menyukai