Anda di halaman 1dari 42

FINAL PROJECT

KEWIRAUSAHAAN

Finite (Finding Street Vendor): Aplikasi Food Commerce untuk Pedagang


Kaki Lima (PKL)

Anggota:
Aurelia Chairunnisa H. - 1906295681
Audrey Monalisa N. - 1906295662
Boaz Agra Hosea H . - 1906366324
Kevi Cyril Ahmad - 1906366274
M. Dafa Naufal A. - 1906366886
Maududi Muhammad L - 1906387524

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia

Tahun 2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas
bahwa kami menyatakan menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Kewirausahaan


Judul : Finite (Finding Street Vendor): Aplikasi Food Commerce untuk
Pedagang Kaki Lima (PKL)
Tanggal : 6 Juni 2022
Dosen : Adi Waskito S.E., M.M., CFP, Liyu Adhi Kasari Sulung S.E., M.B.A.
Nama NPM Tanda Tangan

Aurelia Chairunnisa H. 1906295681

Audrey Monalisa N. 1906295662

Boaz Agra Hosea H. 1906366324

Kevi Cyril Ahmad 1906366274

M. Dafa Naufal A. 1906366886

Maududi Muhammad L. 1906387524


Daftar Isi

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS 2


BAB I 1
Latar Belakang 1
Latar belakang 1
Tujuan dan Sasaran 1
Market research 2
BAB II 4
Solusi 4
Deskripsi perusahaan/institusi 4
Deskripsi invensi/produk 5
Kegunaan Produk (Unique Value Proposition) 6
Business Model Canvas 8
BAB III 13
Analisis Pasar 13
Customer Persona (Segmenting and Targeting) 13
Keunggulan dan Kelemahan Produk Kompetitor (Positioning Analysis – dengan beberapa
variabel nya) 14
Analisis Distribusi Produk dan Rentang Harga 15
Market Size 16
BAB IV 18
Analisis Manajemen dan SDM 18
Mentor 18
Pengalaman manajemen 18
Staf internal 20
Komitmen terhadap bisnis (penjelasan BETSCA) 21
Struktur organisasi 23
BAB V 25
Analisis Keuangan 25
Besaran Kebutuhan Investasi yang Diperlukan Pada Tahap Awal 25
Perkiraan Income 25
Perkiraan Harga Pokok Penjualan 26
Income statement & Balance Sheet 27
BAB I

Latar Belakang

1.1 Latar belakang

Sektor informal telah lama dianggap menjadi salah satu punggung perekonomian
Indonesia, dimana sektor informal menjadi salah satu alternatif bagi mereka yang ingin
memperoleh pendapatan yang cukup untuk bertahan hidup di tengah terbatasnya lapangan
pekerjaan di sektor formal
Meskipun begitu, pekerja informal mengalami kesulitan dalam menjalankan
usahanya. Salah satu contoh pekerja informal adalah Pedagang Kaki Lima (PKL).
Pedagang Kaki Lima seringkali mendapat stereotip buruk dalam menjalankan usahanya,
seperti produk dagangan yang kurang higienis, bahan makanan yang kurang berkualitas
baik, dan lain-lain. Belum lagi, masalah klasik pekerja informal, seperti pedagang kaki
lima, yakni kesulitan memperoleh pendapatan yang pasti.
Masalah lainnya Pedagang Kaki Lima adalah kurang efektifnya dalam
menjalankan usahanya. Jika anda konsumen setia pedagang kaki lima, maka anda akan
sering dihadapkan pada persoalan sulitnya menemukan PKL keliling di saat kita lagi
membutuhkannya. Hal ini tentu mengurangi potensi pendapatan dari PKL itu sendiri
Oleh karena itu, Finite menghadirkan solusi dengan menciptakan aplikasi yang
membantu menghubungkan konsumen dan PKL gerobak secara mudah melalui
digitalisasi. Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi konsumen yang ingin
mengonsumsi dagangan PKL gerobak dengan akses yang mudah, jaminan kualitas bahan
yang bermutu, higienis, namun dengan harga yang terjangkau.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Kami menciptakan sebuah model bisnis dalam bentuk aplikasi yang membantu
menghubungkan konsumen dan PKL gerobak secara mudah melalui digitalisasi. Aplikasi
ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi konsumen yang ingin mengonsumsi dagangan
PKL gerobak dengan akses yang mudah, jaminan kualitas bahan yang bermutu, higienis,
namun dengan harga yang terjangkau.

1
Selain itu, ide bisnis kami juga didorong oleh misi sosial untuk meningkatkan
kesejahteraan para PKL gerobak, dengan aksi nyata, seperti mendigitalisasi operasional
PKL gerobak agar efisien, membina PKL menghasilkan produk yang berkualitas dengan
standardisasi, memfasilitasi PKL gerobak mempromosikan diri untuk meningkatkan
profil usaha dan membina PKL gerobak agar secara akuntabel untuk mengembangkan
usahanya

1.3 Market research

Kami melakukan riset pasar dengan teknik pengumpulan data kuesioner kepada
calon customer potensial menggunakan Google Form. Pengumpulan data ini bertujuan
untuk memetakan potensi customer secara demografis, memahami rutinitas calon
responden, mengidentifikasi masalah yang mereka alami ketika berbelanja di Pedagang
Kaki Lima, serta melakukan uji persepsi atas produk yang kami tawarkan. Kami
menggunakan skala likert untuk menguantifikasi hasil dari uji responden. Kami
mengadakan survei pada bulan Mei tahun 2022 dan berhasil mengumpulkan total
responden sebanyak 50 responden.
Kami membagi survei responden menjadi 5 bagian : (1) Data demografis
responden. (2) Survei rutinitas responden. (3) Preferensi terhadap pedagang kaki lima. (4)
Uji persepsi fitur-fitur produk Finite.Pada data demografis responden, 88% responden
berusia 18-24 tahun dan 86% memiliki status sebagai seorang pelajar/mahasiswa. Pada
survei rutinitas responden 64% responden mengaku membeli makanan dari luar rumah
setidaknya 1-5 kali seminggu. Selanjutnya, 3 alasan utama responden membeli makanan
dari luar rumah : (1) Memasak sendiri memakan waktu lebih lama (62%). (2) Tidak
adanya waktu untuk belanja kebutuhan dapur (38%). (3) Banyaknya limbah makanan
tersisa karena tidak dipakai (10%). Selanjutnya, seluruh responden kami mengaku pernah
menggunakan aplikasi food delivery (100%), dimana 62% diantaranya menggunakan
layanan food delivery setidaknya 1-5 kali seminggu. Kami juga menemukan bahwa 64%
responden sering membeli makanan di pedagang kaki lima, dimana 50% diantaranya
membeli makanan di PKL 1-5 kali seminggu. 3 alasan utama responden membeli
makanan di PKL : (1) Harga lebih murah (44%). (2) Mudah diakses (dekat dengan tempat
tinggal dan tempat beraktivitas (28%). (3) Mendukung usaha UMKM (14%). Sedangkan
3 kesulitan utama yang dihadapi ketika ingin membeli dagangan PKL : (1) Higienitas

2
belum terjamin (70%). (2) Keharusan membeli makanan di tempat/hadir secara fisik
(56%). (3) Lokasi PKL yang tidak menentu (44%).
Selanjutnya, untuk uji persepsi produk, kami memperkenalkan 3 fitur utama
produk aplikasi kami : (1) Doorstep Visit Request. (2) Pre-Order and Takeaway. (3)
Nearby Food Cart. Uji persepsi produk menggunakan skala likert 1-5, dimana semakin
tinggi angka menunjukkan semakin tinggi ketertarikan. Seluruh responden telah
diberitahu sebelumnya mengenai cara kerja fitur yang ditawarkan.
Untuk fitur Doorstep Visit Request mayoritas responden memberikan likert scale
5 dari 5 (44%), lalu Pre-Order and Takeaway mayoritas responden memberikan likert
scale 4 dari 5 (48%), dan fitur Nearby Food Cart mayoritas responden memberikan likert
scale 5 dari 5 (44%).
Kami juga mengumpulkan saran dari para responden agar kami dapat
meningkatkan kualitas produk kami. Sebagian besar saran menginginkan agar aplikasi
kami juga dilengkapi oleh fitur rating dan review sehingga dapat membantu calon
konsumen lainnya untuk memutuskan produk PKL mana yang akan mereka beli. Selain
itu, terdapat saran agar aplikasi menampilkan dengan menu dagangan setiap PKL dan
harga yang ditetapkan.

3
BAB II

Solusi

2.1 Deskripsi perusahaan/institusi

Finite merupakan perusahaan teknologi yang memberikan layanan berupa jasa


digitalisasi terhadap PKL yang terdapat di Indonesia. Finite berinovasi untuk menjadi
perantara antara pembeli dan penjual PKL sehingga melalui adanya inovasi teknologi ini
menjadi semakin praktis dan cepat. Finite menggunakan teknologi melalui aplikasi
sehingga pemesanan makanan terkait PKL yang menjadi mitra bisnis kami bisa dipesan
melalui aplikasi kami. Aplikasi ini tentu diharapkan akan memudahkan berbagai pihak
baik PKL maupun pelanggan dalam mengonsumsi barang dagangan PKL. Kami juga
memiliki prinsip untuk memberikan makanan yang lebih terjamin kepada konsumen.
Oleh karena itu, setiap PKL yang menjadi mitra bisnis kami harus melewati quality
control dan proses standarisasi.

Finite merupakan kepanjangan dari Finding Street Vendor. Kami memiliki brand
identity yang ramah dan mudah dikenali oleh berbagai kalangan penduduk di Indonesia.
Kami juga memilih warna kuning untuk memberikan kesan ramah dan mudah dipakai
oleh berbagai kalangan tanpa perlu pengetahuan khusus terkait teknologi. Berikut
merupakan core value dari Finite:

1. F ocus on outcomes: Finite berfokus pada


hasil apa saja yang sudah diraih sehingga bisa
dievaluasi maupun ditingkatkan lebih lagi
2. I nnovative and growing mindset: Tim Finite
memiliki mindset yang selalu inovatif dan kreatif
terhadap segala sesuatu yang terjadi di Finite
3. N urturing support: Finite memberikan
support yang kuat satu sama lain dalam mencapai
tujuannya.
4. I mportance of customer relationship: Finite
menjaga hubungan baik dengan pelanggan dengan
mendengarkan keluhan, apresiasi, serta feedback dari pelanggan.

4
5. T eamwork: Finite mengedepankan kerja sama antar tim yang baik melalui
komunikasi yang jelas antar tim internal.
6. E thical behavior: Finite mengedepankan sikap bekerja yang profesional sehingga bisa
mencapai tujuan dengan cepat dan efektif serta mengembangkan bisnis di masa yang
akan datang.

2.2 Deskripsi invensi/produk

Berdasarkan hasil riset, tim kami menemukan bahwa adanya masalah yang terjadi di
kalangan target market yang kami tuju. Sekitar 44% responden mengaku bahwa adanya
kesulitan dalam mengakses PKL dikarenakan lokasi mereka yang tidak menentu. PKL
juga memiliki kesulitan dalam mengembangkan usahanya dikarenakan belum ada sistem
operasional yang terdigitalisasi. Sekitar 62% Responden juga mengaku bahwa lebih
memilih membeli makanan di rumah untuk menghemat waktu dan tenaga.

Finite memberikan solusi inovasi dengan adanya pemesanan makanan PKL yang
terdigitalisasi lewat aplikasi dan fitur yang kami sediakan. Kami mencakup konsep
D.I.S.R.U.P.T, yaitu derive dimana adanya inovasi yang kami ambil melalui
benchmarking terhadap aplikasi Mamang pada tahun 2018 yang sudah “hilang”. Kami
memiliki berbagai fitur yaitu sebagai berikut:

5
1. Pre-order & Takeaway
2. Doorstep Visit Request
3. Nearby Foodcart

Penjelasan mengenai fitur ini akan dijelaskan di bagian selanjutnya. Kami juga
menambahkan sesuatu yang baru, dimana menggunakan Include dengan adanya
penambahan model bisnis dan juga revenue stream yang berasal dari advertising dan juga
model subscription. Kedua fitur ini akan memberikan benefit khusus bagi para user yang
membelinya sehingga semakin memudahkan dan menguntungkan mereka.

2.3 Kegunaan Produk (Unique Value Proposition)

Value Proposisiton yang kami tawarkan kepada target market adalah sebagai berikut:

6
1. Produk dan Layanan
a. Produk & Layanan
i. Pre-oder & Takeaway: Pelanggan bisa memesan terlebih dahulu
makanan yang ingin dituju pada PKL, lalu bisa langsung mengambil ke
tempat PKL terkait. Preorder nantinya juga akan bekerja sama dengan
ojek online tertentu. Pelanggan nantinya akan terkena biaya sesuai
dengan tarif yang berlaku.
ii. Doorstep Visit Request: Pelanggan bisa memanggil PKL untuk datang
langsung ke tujuan yang diinginkan dengan syarat dan ketentuan
berlaku. Setiap radius 1km, maka biaya yang harus dibayar sebesar Rp
30.000,00. User yang berada dalam radius 100m juga akan mendapat
notifikasi sehingga bisa ikut memesan juga PKL yang terkait apabila
diinginkan.
iii. Nearby Food Cart: Fitur yang memperlihatkan lokasi para PKL secara
real time melalui aplikasi Finite. Fitur ini akan memudahkan dan
menghemat waktu baik bagi pelanggan maupun PKL dalam
mendagangkan makanannya.
b. Gain Creator:
i. Mempertemukan PKL dan konsumen melalui digitalisasi.
ii. Lokasi PKL yang real time sehingga assymetric information dapat

7
.dicegah antara PKL dan konsumen.
iii. Adanya efisiensi dan juga praktis dalam membeli makanan PKL.
c. Pain Relievers:
i. Efisiensi waktu bagi para user melalui operasional yang digitalisasi.
ii. Makanan PKL lebih terjamin karena harus melewati quality control
sesuai dengan standarisasi yang berlaku.
iii. Meningkatkan penjualan PKL melalui operasional digitalisasi di era
yang sangat canggih ini dimana menguntungkan kedua belah pihak.
2. Pelanggan
a. Gains:
i. Aplikasi yang didesain sesederhana mungkin sehingga mudah dan
praktis untuk diakses berbagai kalangan.
ii. Informasi lokasi PKL real time sehingga akurat bagi para user.
iii. Efisien waktu bagi para customer dan juga PKL
b. Pains
i. Waktu yang diperlukan untuk memproses setiap transaksi yang terjadi
melewat aplikasi Finite
ii. Adanya miskomunikasi antar PKL dan customer sehingga bisa salah
alamat atau tersesat ketika menuju lokasi pelanggan.
iii. PKL tidak online sehingga lokasi mereka tidak tersedia pada fitur
aplikasi Finite.
c. Customer Jobs
i. Pemesanan melalui aplikasi Finite sesuai dengan aturan yang berlaku
ii. Pembayaran sesuai dengan harga dan tarif yang berlaku
iii. Pemberian review maupun ulasan terhadap PKL untuk memberikan
dukungan kepada PKL dalam berdagang.

2.4 Business Model Canvas

Business Model Canvas kelompok kami mencakup:

8
1. Key Partners
a. Abang Gerobak / PKL: Pedagang Kaki Lima berperan sebagai mitra bisnis
atau merchant yang akan menjualkan produk atau makanannya kepada
customer melalui aplikasi kami.
b. Investors: Investor merupakan penyedia dana yang bisa berupa venture
capital, private equity, maupun angel investor.
c. Server Provider: Server provider berfungsi untuk menyediakan berbagai basis
data dan alur informasi terkait customer yang terjamin keamanannya.
d. Bill Network: Bill network bertujuan untuk para user bisa melakukan
pembayaran melalui berbagai teknologi seperti trasnfer mobile banking, digital
wallet, dan sebagainya.
2. Key Activities
a. Connect: Menjadi penghubung antara customer dengan PKL keliling melalui
fitur aplikasi kami yang mudah dan praktis untuk dipakai.
b. Digitalization: Mendigitalisasikan operasional PKL di era yang serba canggih

9
ini sehingga menjadi kesempatan juga bagi PKL untuk mengembangkan
usahanya.
c. Quality: Memberikan pembinaan khusus untuk PKL tertentu sesuai dengan
syarat yang berlaku sehingga adanya produk makanan yang sesuai dengan
standarisasi Finite.
d. Promotion: Memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi para PKL untuk
meningkatkan pertumbuhan profil usaha dagangnya.
e. Capital: Memberikan akses permodalan kepada PKL baik dalam tangible
maupun intangible sehingga usahanya bisa berkembang secara berkala.
3. Key Resources
a. Application: Aplikasi kepada user dan juga PKL sebagai media transaksi
untuk melakukan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan mudah dan praktis.
b. Google Maps: API Google Maps yang berfungsi untuk mengetahui informasi
dan lokasi para PKL bagi para user secara real time.
c. Server: Befungsi untuk memberikan aliran data, informasi, serta komunikasi
yang kredibel dan lacar baik dengan pihak eksternal maupun internal.
d. Tech-Savvy HR: Finite memiliki SDM yang memiliki pengetahuan terkait
teknologi yang tinggi sehingga memudahkan dalam proses penyampaian
informasi tertentu.
e. Investor Fund: Dana yang didapat dari para investor yang berfungsi untuk
mengembangkan growth dari bisnis ini dengan outlay yang tinggi.
4. Value Proposition
a. Newness: Inovasi melalui fitur yang kami berikan dengan membantu para
pedagang kaki lima dengan digitalisasi. Bentuk inovasi ini diinterpretasikan
dari konsep D.I.S.R.U.P.T, yaitu konsep derive.
b. Performance: Peningkatan performa dengan adanya efisiensi waktu dan proses
order yang didukung dengan penggunaan aplikasi dan proses pendaftaran yang
sederhana.
c. Getting The Job Done: Mencegah adanya asymmetric information antara
pelanggan dan PKL sehingga tidak perlu lagi menunggu waktu yang cukup
lama dalam memesan makanan.
d. Brand: Konsep branding yang dibuat sesuai dengan kondisi target market
kami sehingga mereka bisa nyaman dan juga dengan warna yang eye-catching.

10
e. Price: Harga yang kami berikan cenderung terjangkau karena sesuai dengan
target market yang akan kami tuju beserta tarif yang relatif lebih rendah
dibanding para kompetitor.
f. Risk Reduction: Adanya tindakan preventif dalam mencegah sistem down
dengan adanya pemeliharaan sistem secara berkala dan juga memperhatikan
terkait dengan privacy policy sehingga data informasi pelanggan jauh lebih
aman.
g. Accessibility: Kemudahan dalam mengakses aplikasi Finite melalui
smartphone masing-masing pelanggan.
h. Usability: Aplikasi Finite dapat digunakan oleh berbagai kalangan tanpa perlu
memiliki pengetahuan terhadap teknologi yang tinggi.
5. Customer Relationship
a. Loyalty: Adanya berbagai reward atau penghargaan yang bisa diraih oleh
pelanggan, yaitu platinum & diamond reward dengan benefitnya berupa free
coupon, membership coupon, dan monthly voucher.
b. Satisfation: Adanya feedback dari pelanggan dalam bentuk survei, rating,
maupun ulasan.
c. Quality: Adanya penjagaan kualitas melalui layanan contact us melalui email,
instagram, dan juga nomor customer service.
6. Channels
a. Mobile Application: Aplikasi Finite akan bisa diunduh melalui Google Play
Store maupun App Store sehingga terpercaya dan juga mudah digunkan.
7. Customer Segments
a. PKL sebagai merchant: PKL menjadi mitra bisnis dengan adanya kondisi
mereka yang kurang diperhatikan dan adanya juga permasalahan assymmetric
information dimana Finite hadir sebagai solusi antar pelanggan dan PKL.
b. Masyarat ekonomi menengah kebawah: Kami menargetkan 2 kelompok
masyarakat di Jabodetabek dengan pengetahuan teknologi yang cenderung
minimal, yaitu
i. Dewasa: Rentang umur lebih dari 20 tahun dengan pendapatan sekitar
Rp 1.000.000,00 hingga Rp 15.000.000,00
ii. Anak-anak & Remaja: Rentang umur 10-20 tahun dengan pendapatan
sekitar Rp 50.000,00 hingga Rp 300.000,00

11
8. Cost Structure
a. Pedagang Kaki Lima: Adanya pembagian hasil antara pedagang kaki lima
dengan Finite.
b. Google Maps: Beban API Google Maps yang digunakan sebagai salah satu
fitur aplikasi ini
c. System: Beban pemeliharaan dan perbaikan sistem serta adanya beban sewa
server.
d. Office: Beban operasional kantor seperti gaji, perlengkapan, peralatan, dan
sebagainya.
e. Bill Network: Beban jasa bill network setiap bulannya.
f. Research & Development: Beban riset dan juga pengembangan terkait
fitur-fitur untuk meningkatkan nilai bisnis Finite.
g. Marketing: Beban pemasaran dalam bentuk iklan, WoM, dan sebagainya untuk
meningkatkan exposure dari brand ini.
9. Revenue Streams
a. Tariff Per Order: Adanya tarif yang dikenakan sebanyak 15% dari harga
makanan PKL.
b. Advertising: Pendapatan yang berasal dari PKL tertentu yang menjadi power
merchant yang bekerja sama dengan kami.
c. Freemium / Subscription: User bisa berlangganan dengan mendapatkan benefit
khusus dengan membayar biaya yang sesuai dengan benefit yang didapatkan.

12
BAB III

Analisis Pasar

Analisis Pasar mencakup proses:

3.1 Customer Persona (Segmenting and Targeting)

Segmenting
A. Mahasiswa
Kami menargetkan mahasiswa sebagai salah satu customer persona kami
karena banyaknya kecocokan karakteristik dengan apa yang ingin kami tawarkan
melalui Finite. Mahasiswa biasanya masih tergolong belum berpenghasilan dan/atau
berpenghasilan rendah sehingga umumnya mereka cenderung mencari
makanan-makanan yang harganya ramah di kantong. Membeli dagangan Pedagang
Kaki Lima (PKL) merupakan pilihan yang tepat karena biasanya PKL juga mudah
ditemukan di sekitar lingkungan kampus, kos-kosan, dll. Secara behavioral,
mahasiswa juga biasanya memiliki purchasing behavior yang tergolong tinggi dan
rutin dilakukan apabila mereka menemukan produk-produk yang affordable.
B. Pekerja Kantoran
Pekerja kantoran biasanya memiliki lifestyle sibuk karena banyaknya tuntutan
pekerjaan yang sudah banyak menguras waktu dan tenaga sehingga kebanyakan dari
mereka lebih memilih untuk membeli makanan dari luar saja dibandingkan harus
memasak sendiri. Besar kemungkinan mereka akan tertarik dengan aplikasi Finite

13
karena harga dagangan yang ditawarkan PKL tentunya jauh lebih murah
dibandingkan apabila mereka membeli fast food, dari restaurant, ataupun dari cafe.
Dengan ini mereka dapat melakukan penghematan sehingga pengeluaran dapat
ditekan namun tentunya tanpa mengorbankan kualitas serta cita rasa dari makanan
yang mereka konsumsi.
C. Pelajar
Pelajar, sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, menjadi salah satu segmen
pasar yang kami tuju karena jumlahnya yang sangat besar yaitu 24,33 juta jiwa per
2021 menurut BPS. Segmen pelajar yang kami tuju lebih spesifiknya adalah pelajar
yang tinggal di daerah urban atau kota, memiliki gaya hidup konsumtif, serta
memiliki keterampilan menggunakan smartphone.
Targeting
Targeting merupakan tahap di mana memilih segmen pasar yang akan menjadi target
utama untuk produk yang akan ditawarkan. Targeting penting dilakukan agar dapat
mengalokasikan sumberdaya dengan tepat ke market atau pasar yang tepat juga.
Setelah segmen pasar yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, kami memilih
target utama pasar kami yaitu para pelajar serta mahasiswa. Segmen pelajar serta
mahasiswa ideal untuk dijadikan target pasar utama karena jumlahnya yang cukup
besar. Selain itu waktu yang dihabiskan mahasiswa atau pelajar untuk di rumah atau
indekost lebih lama dibanding para pekerja yang mayoritas waktunya dihabiskan di
kantor atau tempat kerja sehingga kemungkinan para pelajar atau mahasiswa untuk
menggunakan aplikasi Finite lebih besar dibanding segmen pasar lain.

3.2 Keunggulan dan Kelemahan Produk Kompetitor (Positioning Analysis – dengan


beberapa variabel nya)

Finite merupakan platform yang menghubungkan antara pedagang kaki lima dengan
konsumen. Pada peta kompetisi sebenarnya Finite tidak memiliki saingan langsung.
Saingan Finite yang bersaing secara tidak langsung adalah platform atau aplikasi atau
layanan food delivery Gofood, Grabfood, Traveloka Eats, Shopee Food, dan lain lain.
Finite tidak bersaing secara langsung dengan layanan-layanan tersebut karena Finite tidak
berfokus pada layanan pemesanan & pengantaran makanan, melainkan berfokus pada

14
pada layanan pemberitahuan mengenai lokasi PKL serta layanan takeaway produk dari
PKL.

3.3 Analisis Distribusi Produk dan Rentang Harga

Distribusi produk

Produk Finite berbentuk layanan atau jasa yang didistribusikan melalui platform aplikasi
Finite sendiri.

Marketing

Pemasaran aplikasi “Finite” akan difokuskan secara online melalui berbagai media sosial.
Beberapa yang akan kami gunakan yaitu Instagram, TikTok, dan YouTube.
Pertimbangannya karena ketiga sosial media tersebut memiliki massa pengguna yang
sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia. Kami akan membuat official account

15
untuk “Finite” di Instagram sehingga menjadi sumber utama pembagian informasi tentang
“Finite”. Akun “Finite” di TikTok lebih diperuntukkan untuk membuat promosi viral dan
membangun awareness. Sedangkan untuk YouTube hanya akan memanfaatkan fitur
YouTube Ads, tanpa membuat akun. Terakhir, untuk upaya pemasaran secara luring atau
offline dilakukan melalui pemasangan iklan billboard.

Pricing

Strategi harga atau pricing yang kami gunakan dibagi menjadi dua strategi, yaitu:

● Penetration Pricing

Strategi penetration pricing merupakan strategi yang didasarkan pada tujuan untuk
menembus pasar serta dapat bersaing dengan kompetitor. Strategi harga ini cocok
untuk produk baru yang masuk ke pasar agar dapat menjaring banyak konsumen
untuk mencoba produk. Pada strategi penetration pricing yang kami gunakan, kami
menentukan tarif flat sebesar 15% dari biaya transaksi.

● Freemium Pricing

Selain menggunakan strategi harga penetration pricing, kami juga


mengimplementasikan strategi harga freemium, di mana terdapat fitur membership
yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan yang tidak diperoleh oleh pengguna
biasa atau gratis, seperti prioritas pada saat pemesanan, potongan harga, dan lain
sebagainya.

3.4 Market Size

Dalam memperkirakan market size, kami memilih untuk menggunakan metode TAM,
SAM, SOM. Seperti yang diketahui TAM, SAM dan SOM adalah akronim yang
mewakili subset pasar yang berbeda.
A. TAM (Total Addressable Market)
Total permintaan pasar untuk “Finite” kami perkirakan utamanya berasal dari
golongan pelajar (SD-SMP-SMA) dan mahasiswa. Berdasarkan data yang kami
dapatkan dari Badan Pusat Statistik, pada tahun ajaran 2020/2021 terdapat 45,21 juta
siswa di Indonesia pada tahun ajaran 2020/2021 sedangkan untuk jumlah mahasiswa

16
Indonesia mencapai 8.956.184 orang pada 2021. Maka diperkirakan TAM untuk
“Finite” sebesar 54,16 juta orang.
B. SAM (Serviceable Addressable Market)
Ini adalah segmen TAM dalam jangkauan geografis yang dapat “Finite” targetkan
maka terjadi pengerucutan karena untuk tahap awal kami hanya menargetkan “Finite”
untuk menjangkau wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat terlebih dahulu.
Dengan kembali merujuk kepada data dari Badan Pusat Statistik berikut merupakan
jumlah sebaran pelajar serta mahasiswa di daerah yang telah kami sebutkan :
● Pelajar SD : 6.589.357 orang
● Pelajar SMP : 1.604.735 orang
● Pelajar SMA : 713.567 orang
● Mahasiswa : 2.884.840 orang
Maka untuk SAM yang tersedia sebesar 11.792.499 atau 11,79 juta orang.
C. SOM (Serviceable Obtainable Market)
Ini adalah bagian SAM yang dapat “Finite” tangkap secara realistis dengan
mempertimbangkan market share yang ada.

Dari total jumlah PKL di Indonesia yang berjumlah 26,3 juta jiwa, 11% dari total
PKL di Indonesia berada di Jabodetabek. Ini merupakan asumsi yang didasari dari
11% penduduk di Indonesia berwilayah di Jabodetabek. Dari angka tersebut didapat
2,8 juta PKL yang ada di jabodetabek. Dengan kata lain, minimal terdapat 2,8
konsumen yang dapat dihubungkan melaui platform Finite.

17
BAB IV

Analisis Manajemen dan SDM

4.1 Mentor

Mentor adalah seseorang yang mengajar atau memberikan bantuan berupa nasihat
kepada orang yang dianggap kurang berpengalaman dan biasanya berusia lebih muda.
Dalam sebuah organisasi atau institusi, mentor memiliki pengaruh yang besar dalam hal
pertumbuhan mentee (orang yang mendapat mentoring) oleh nya. Dalam menjalankan
proyek Kewirausahaan ini, Finite mendapatkan mentoring oleh Bapak Adi Waskito, SE.,
MM, CFP selaku mentor

Bapak Adi Waskito merupakan seorang Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Manajemen Universitas Indonesia dengan spesialisasi di Bidang Bisnis
dan Ekonomi Digital. Beliau menamatkan pendidikan S1 nya di Universitas Indonesia
Sarjana Ekonomi pada tahun 2003, lalu melanjutkan jenjang pendidikan Magister
Manajemen di Universitas Indonesia pada tahun 2006. Beliau juga memiliki sertifikat
CFP (Certified Financial Planner), yakni gelar formal yang diberikan pada seorang ahli di
bidang perencanaan keuangan, asuransi, pensiun, perpajakan, hingga perumahan.

Beliau juga terlibat dalam berbagai aktivitas profesional, seperti Instruktur


Pelatihan Kewirausahaan, Pasar Modal, Manajemen Keuangan, dan Keuangan Pribadi.
Beliau juga pernah menjabat sebagai Kasubdit PAU (Pusat Administrasi Umum)
Universitas Indonesia pada periode 2015-2019

4.2 Pengalaman manajemen

Manajemen Finite terdiri dari 6 orang C-level dengan posisi Chief Executive
Officer, Chief Operating Officer, Chief Finance Officer, Chief Marketing Officer, Chief
Human Resource Officer, dan Chief Technology Officer. Posisi-posisi tersebut diisi
dengan orang yang berpengalaman di bidangnya. Meskipun seorang mahasiswa,
manajemen Finite sudah memiliki pengalaman di bidang profesional seperti organisasi,
panitia, bahkan pengalaman magang.

18
Chief Human Resource Officer diisi oleh Aurelia Chairunnisa H. Beliau memiliki
segudang pengalaman pada organisasi yang berhubungan dengan kemanusiaan. Seperti
contoh, Aurelia pernah bergabung ke organisasi Hope Helps UI yang berfokus untuk
mengatasi kekerasan seksual di lingkungan kampus, Selain itu, beliau juga mengikuti
Carbon Ethics, sebuah organisasi yang berusaha untuk menghilangkan krisis iklim
dengan blue carbon ecosystem. Terakhir, Aurelia juga pernah mengikuti International
Humanity Foundation, sebuah organisasi non-profit yang berusaha meningkatkan kualitas
kehidupan anak. Oleh karena itu, Aurelia tepat menduduki posisi ini dikarenakan posisi
ini memerlukan seseorang yang memiliki empati tinggi dan mampu untuk memimpin
Sumber Daya Manusia Finite.
Chief Finance Officer diduduki oleh Audrey Monalisa. Audrey memiliki banyak
pengalaman di bidang keuangan, baik pengalaman magang maupun perlombaan. Beliau
pernah menjadi intern di Equity Research Mandiri Sekuritas dan juga Sales Intern di
POSCO Group sehingga kemampuan finansial nya tidak diragukan lagi. Lalu, beliau juga
sering mengikuti lomba di bidang keuangan khususnya Equity Research paper di
Universitas Gadjah Mada dan Institut Pertanian Bogor. Beliau pun juga pernah menjadi
seorang Bendahara di Kompetisi Ekonomi (KOMPeK) FEB UI. Oleh karena itu, Audrey
merupakan seorang yang tepat untuk berada di Chief Financial Officer karena memiliki
keahlian keuangan yang tinggi berdasarkan pengalaman profesionalnya.
Chief Marketing Officer dipercayakan kepada Dafa Naufal. Dafa merupakan
seorang mahasiswa yang berfokus peminatan di bidang pemasaran, sehingga dia
mempelajari mata kuliah yang relevan dengan pemasaran. Selain itu, Dafa pernah
menjadi Panitia Inti pada kompetensi Marketing Case terbesar di Indonesia, IMOTION
FEB UI. Pada kepanitiaan itu, Dafa berhasil merumuskan tema lomba yang relevan
dengan isu pemasaran sekarang, yakni mengenai Content Marketing. Dengan begitu,
Dafa memiliki pengalaman terhadap dunia pemasaran sehingga merupakan kandidat yang
sesuai untuk posisi Chief Marketing Officer.
Chief Technology Officer diduduki oleh Maududi M. Lubis. Beliau memiliki
pengalaman yang cocok di bidang teknologi. Seperti contoh, beliau memiliki sertifikasi
pada beberapa course dari DataCamp seperti Introduction to Relational Database in SQL,
Introduction to SQL, Cloud Computing for Everyone, Data Science for Business, dan
Data Visualization Spreadsheet. Dengan sertifikasi tersebut, Maududi terbukti memiliki

19
pengalaman di bidang teknologi bisnis yang dapat diterapkan di Finite. Oleh karena itu,
Maududi merupakan seorang yang cocok untuk posisi Chief Technology Officer.
Chief Operating Officer diisi oleh Boaz Agra. Boaz sendiri memiliki beberapa
pengalaman magang yang relevan dengan posisi ini. Seperti contoh, beliau pernah
menjadi Business Executive Intern di Allianz. Di perusahaan asuransi tersebut, Boaz
bertanggung jawab untuk membuat penjualan dengan melakukan pendekatan kepada
prospektif klien. Lalu, Boaz pernah menjadi Product Associate dari Rival Seeker dimana
beliau bertugas melakukan concepting dan brainstorming produk serta menetapkan
operational standard yang diperlukan. Oleh karena itu, Boaz merupakan seorang yang
sesuai untuk Chief Operating Officer.
Terakhir, Chief Executive Officer diduduki oleh Kevi Cyril Ahmad. Kevi
memiliki beberapa pengalaman profesional, baik magang, organisasi, maupun
kepanitiaan. Dalam pengalaman memimpin, Kevi pernah bergabung dengan Management
Student Society dan Marketing Insight Seminar Training untuk memimpin divisi terkait.
Beliau pun memiliki pengalaman sebagai konsultan di ShARE UI dimana beliau
mengasah dan menerapkan kemampuan problem-solving di organisasi tersebut. Selain
itu, beliau pernah bergabung dengan Siemens Indonesia sebagai Corporate Strategy and
Business Development Intern dimana beliau bertugas untuk mencari peluang bagi
Siemens untuk mengembangkan bisnisnya ke partner-partner baru. Oleh karena itu, Kevi
merupakan seorang yang sesuai untuk jabatan Chief Executive Officer.

4.3 Staf internal

Finite merupakan sebuah bisnis usaha yang baru berdiri kurang dari setahun dan memiliki
ketersediaan modal yang relatif kecil. Oleh karena itu, Finite memutuskan untuk
menjalankan organisasi dengan jumlah staf yang lebih ramping. Finite memiliki 8 sub
divisi dan kami menilai posisi Sales & Marketing membutuhkan lebih banyak jumlah staf
sedangkan divisi Finance membutuhkan lebih sedikit jumlah staf karena Finite nantinya
akan berkoordinasi dengan akuntan publik. Sehingga perhitungan kami, Finite
membutuhkan memerlukan jumlah staf setiap subdivisi sebagai berikut :

● 2 orang Staf Accounting & Revenue


● 2 orang Staf Tax & Compliance
● 5 orang Staf Software Engineering
● 5 orang Staf Data Engineering

20
● 3 Orang Staf Creative Campaign
● 10 orang Staf Sales & Marketing
● 3 orang Staf Culture & Engagement
● 3 orang Staf Talent Recruitment

Sehingga Finite membutuhkan jumlah staf sebanyak 33 orang. Kebutuhan jumlah staf akan
terus bertambah seiring dengan pertumbuhan bisnis ke depan.

4.4 Komitmen terhadap bisnis (penjelasan BETSCA)

Timeline Plan Finite

Tim Finite berkomitmen untuk terus mengembangkan aplikasi Finite untuk


meningkatkan kualitas pelayanan baik ke pengguna maupun ke Pedagang Kaki Lima (PKL).
Setelah melakukan Application Development, Finite akan melakukan launching pada Q1
2023. Bersamaan dengan itu, usaha marketing kepada pengguna mulai digalakkan melalui
sosial media seperti Instagram, Tiktok, dll. Advertising tersebut bertujuan untuk menarik
audiens menjadi pengguna aplikasi Finite. Usaha marketing ini termasuk memberdayakan
micro dan macro influencer dan juga public relation. Namun sebelum itu, Finite marketing
team melakukan approaching ke Pedagang Kaki Lima sebagai mitra Finite.
Pendekatan kepada Pedagang Kaki Lima dilakukan dengan cara menemui
Pedagang kaki Lima satu per satu dan juga melakukan broadcast ke komunitas PKL
setempat. Approaching ini bertujuan untuk memfamiliarkan PKL dengan aplikasi Finite agar
mereka dapat menggunakan aplikasi tersebut secara leluasa dan tanpa kendala sekaligus
menarik mereka untuk menjadi mitra Finite. Lalu, setelah jumlah pengguna aplikasi dan
mitra PKL mencapai target KPI, Finite akan memperkenalkan loyalty program untuk mereka.

21
Program ini bertujuan untuk mempertahankan pengguna dan mitra PKL yang sudah
menggunakan Finite dengan cara memberikan penawaran menarik seperti diskon bagi
mereka yang sering melakukan transaksi pada aplikasi.
Finite akan melakukan source funding atau mencari suntikan modal oada Q2 2024.
Penambahan modal tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang dilakukan pada
kuartal selanjutnya. Finite direncanakan akan ekspansi ke luar wilayah Jabodetabek dan
mengincar kota besar di Pulau Jawa seperti Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang. Selain
ekspansi, modal tersebut juga dapat digunakan sebagai peluang kolaborasi dengan bisnis
lain seperti ride-hailing app dimana sekarang pengguna dapat memesan jajanan dengan
diantar oleh kurir.
Terdapat juga beberapa aksi pendukung untuk rencana Finite kedepannya. Kegiatan
research and development dilakukan sedini mungkin. Hal ini dilakukan untuk menjamin
bahwa Finite mengetahui mengenai perkembangan industri, pasar, dan kebutuhan mitra dan
pengguna. Langkah yang termasuk pada RnD adalah Customer development dimana tim
Finite akan terus berusaha menampung aspirasi mitra PKL dan pengguna mengenai
kekurangan aplikasi dan potensi yang belum di-cover Finite. Oleh karena itu, Finite akan
selalu melakukan Application Maintenance pada Q1 dan Q3 untuk memastikan bahwa
aspirasi mitra dan pengguna direalisasikan dalam bentuk fitur atau pembenahan aplikasi
Finite melalui Update Version Finite. Selain itu, Finite juga berkomitmen untuk melakukan
pemberdayaan PKL di Q4 setiap tahunnya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kualitas ekonomi PKL dengan contoh edukasi strategi pemasaran, operasional, pengaturan
keuangan, dsb.

22
4.5 Struktur organisasi

Finite menggunakan struktur organsasi fungsional, dimana pembagian sumber


daya manusia didasarkan pada keahlian masing-masing. Dalam struktur organisasi Finite,
Shareholder atau pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
menduduki posisi tertinggi. Lalu, selanjutnya terdapat mentor yang bertindak sebagai
pihak yang memberikan nasihat dan pertimbangan mengenai arah kebijakan perusahaan.
Selanjutnya, terdapat CEO (Chief Executive Officer) dan COO (Chief Operating Officer
yang merupakan eksekutif tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab mengambil
keputusan strategis perusahaan. Selanjutnya, CEO dan COO membawahi CFO (Chief
Financial Officer, CTO (Chief Technology Officer), CMO (Chief Marketing Officer), dan
CHRO (Chief Human Resource Office). CFO bertanggung jawab dalam hal finansial dan
akuntansi perusahaan, CTO bertanggung jawab atas software dan pengelolaan data

23
aplikasi, CMO bertanggung jawab atas pemasaran dan penjualan perusahaan, dan CHRO
bertanggung jawab atas rekrutmen karyawan dan membentuk budaya kerja perusahaan.

24
BAB V

Analisis Keuangan

5.1 Besaran Kebutuhan Investasi yang Diperlukan Pada Tahap Awal

Melihat bisnis yang masih berada pada tahap ide, maka bisnis dapat dikategorikan
pada tahap Seed. Daya jual Finite terhadap investor saat ini merupakan konsep startup
dan prototype. Kami memperkirakan bahwa bisnis ini akan membutuhkan dana
$100k-$1M digunakan untuk membiayai cost structure yang meliputi API Google Maps,
system, bill network, kantor, R&D, dan marketing. Berikut merupakan rincian perkiraan
capital expenditure yang akan kami utilisasikan dalam pendirian startup Finite:
Capital Expenditure
Google maps API 1.200.000.000
Bill network 500.000.000
Office (rent) 1.440.000.000
Operational Expenditure
Marketing 960.000.000
R&D 2.000.000.000
System maintenance 1.200.000.000
Other operating exp 2.708.000.000
TOTAL 10.008.000.000

5.2 Perkiraan Income

Dalam menjalankan bisnis Finite, kami memproyeksikan bahwa kami akan


mengalami rugi setidaknya 2 tahun pertama dalam membangun bisnis. Ini dikarenakan
kami masih membangun branding dan masih berusaha untuk acquire customer untuk
membangun market. Setelah berhasil meraup sejumlah target pasar, kami berharap dapat
menggenerasikan income dari tahun ketiga dan seterusnya dengan growth yang stabil.
Kami menargetkan akan ada kenaikan 80% selama 5 tahun kedepan sejak tahun
launching aplikasi Finite.

Dalam membedah revenue stream dari Finite, kami mengklasifikasikannya menjadi

25
tariff, advertising, dan subscription. Tariff merupakan cara kami untuk mendapatkan
revenue dengan melakukan bagi hasil dengan merchant kami dimana kami melakukan
charge sebesar 15% dari setiap order. Kemudian untuk advertising, lini bisnis ini hadir
sebagai opsi marketing bagi merchant yang ingin mendapatkan eksposur lebih melalui
Finite. Salah satu bentuk konkretnya adalah display merchant yang ada di halaman utama,
size, dll. Kami menerapkan charge sebesar Rp25.000 per bulannya bagi merchant yang
mau diberikan layanan advertising. Terakhir, subscription bertindak sebagai layanan
bundling promo atau voucher yang bisa dibeli pelanggan setiap bulannya dengan harga
sebesar R20.000 untuk mendapat discount lebih ketika berbelanja menggunakan Finite.

Lini bisnis ini akan dijalankan secara konsisten setiap tahunnya di mana growth dari
income kami akan terlihat seiring bertambahnya customer kami setiap tahunnya. Kami
memperkirakan bahwa adopsi layanan advertising dan subscription hanya akan meraup
sekitar 20-30% dari total customer. Maka, tidak hanya berupaya untuk menambah total
customer, kami juga berupaya untuk meningkatkan adopsi dari setiap layanan yang
ditawarkan.

5.3 Perkiraan Harga Pokok Penjualan

Berikut merupakan perkiraan Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) kami.
Kami menggunakan asumsi GPM sebesar 70%.
Typical Gross Profit Margin for a Startup business ranges from 70% to 95%,
Assume GPM= 70%

(Annualized) 2022 2023 2024 2025 2026


COGS 3.753.000.000 4.064.040.000 4.604.245.200 5.545.587.240 6.940.386.180

Sumber: Lighter Capital

26
5.4 Income statement & Balance Sheet

INCOME STATEMENT
(Annualized)
2022 2023 2024 2025 2026
Revenue
Tariff 5.670.000.000 6.123.600.000 6.919.668.000 8.303.601.600 10.379.502.000
Advertising 1.800.000.000 1.980.000.000 2.277.000.000 2.800.710.000 3.528.894.600
Subscription 5.040.000.000 5.443.200.000 6.150.816.000 7.380.979.200 9.226.224.000
Total revenue 12.510.000.000 13.546.800.000 15.347.484.000 18.485.290.800 23.134.620.600
Active users
(consumer) 70.000 75.600 85.428 102.514 128.142
ARPU 6.750 6.750 6.750 6.750 6.750
Active merchants 30.000 33.000 37.950 46.679 58.815
ARPM 14.000 13.745 13.506 13.177 13.072

Expenses 13.761.000.000 14.224.140.000 13.812.735.600 14.788.232.640 18.507.696.480


COGS 3.753.000.000 4.064.040.000 4.604.245.200 5.545.587.240 6.940.386.180
Google maps API 1.200.000.000 1.320.000.000 1.452.000.000 1.597.200.000 1.756.920.000
System
maintenance 1.200.000.000 1.320.000.000 1.320.000.000 1.320.000.000 1.320.000.000
Bill netweork 500.000.000 550.000.000 605.000.000 665.500.000 732.050.000
R&D 2.000.000.000 950.000.000 950.000.000 900.000.000 850.000.000
Marketing 960.000.000 1.056.000.000 1.161.600.000 1.277.760.000 1.405.536.000
Other operating exp 2.708.000.000 3.380.100.000 1.977.490.400 1.565.545.400 3.394.500.300
Office (rent) 1.440.000.000 1.584.000.000 1.742.400.000 1.916.640.000 2.108.304.000
Total expense 13.761.000.000 14.224.140.000 13.812.735.600 14.788.232.640 18.507.696.480

EBITDA -1.251.000.000 -677.340.000 1.534.748.400 3.697.058.160 4.626.924.120


EBITDA margin -10,00% -5,00% 10,00% 20,00% 20,00%
DA 725.000.000 725.000.000 725.000.000 725.000.000 725.000.000
EBIT -1.976.000.000 -1.402.340.000 809.748.400 2.972.058.160 3.901.924.120
Tax Expense -434.720.000 -308.514.800 178.144.648 653.852.795 858.423.306
Net Income -1.541.280.000 -1.093.825.200 631.603.752 2.318.205.365 3.043.500.814

27
BALANCE SHEET
(Annualized) 2022 2023 2024 2025 2026
Assets
Current assets:
Cash 1.052.440.000 1.305.419.200 1.021.195.538 1.295.119.916 1.298.558.605
Account Receivable 7.506.000.000 8.128.080.000 9.208.490.400 11.091.174.480 13.880.772.360
Prepaid Expenses 1.125.900.000 1.219.212.000 1.381.273.560 1.663.676.172 2.082.115.854
Total Current Asset 9.684.340.000 10.652.711.200 11.610.959.498 14.049.970.568 17.261.446.819

Property & Equipment 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000


Goodwill 0 0 0 0 0
Total Assets 17.184.340.000 18.152.711.200 19.110.959.498 21.549.970.568 24.761.446.819

Liabilities
Current Liabilities
Account Payable 6.452.760.000 6.738.916.800 6.512.315.026 6.886.649.222 7.038.866.464
Accrued Expenses 250.200.000 270.936.000 306.949.680 369.705.816 462.692.412
Total Current Liabilities 6.702.960.000 7.009.852.800 6.819.264.706 7.256.355.038 7.501.558.876

Long-term Debt 3.226.380.000 3.369.458.400 3.617.952.792 4.050.970.130 4.692.577.643


Total Liabilities 9.929.340.000 10.379.311.200 10.437.217.498 11.307.325.168 12.194.136.519

Shareholder's Equity
Equity Capital 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
Retained Earnings 6.255.000.000 6.773.400.000 7.673.742.000 9.242.645.400 11.567.310.300
Shareholder's Equity 7.255.000.000 7.773.400.000 8.673.742.000 10.242.645.400 12.567.310.300
Total Liabilities &
Shareholder Equity 17.184.340.000 18.152.711.200 19.110.959.498 21.549.970.568 24.761.446.819

Check 0 0 0 0 0

28
Daftar Pustaka

Ji, J. (2018). How to Calculate Gross Margin and COGS for Your SaaS Business. Lighter

Capital.

https://www.lightercapital.com/blog/calculating-gross-margin-for-your-saas-business/

#:~:text=Cost%20of%20Goods%20Sold%20(COGS)%20The%20direct%20costs%20

attributable%20to,produce%20the%20good%20or%20service

29
Lampiran
Curriculum Vitae Manajemen

Maududui M Lubis

Audrey Monalisa

30
Aurelia Chairunnisa

Boaz Agra

31
Dafa Naufal

Kevi Cyril Ahmad

32
Hasil Riset Pasar Menggunakan Google Form

Demografi Responden

Rutinitas Responden

33
34
Masalah terkait pedagang kaki lima

35
Service : Doorstep Visit Request

36
Service : Pre-Order Takeaway

37
Survei Nearby Cart

38
Kritik dan Saran

39

Anda mungkin juga menyukai