Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Dadan Suryasaputra, Msi, Apt.

KELOMPOK 1 (A)

Risty Ananda Y Zainal 3311221001

Kantika Klarasanti 3311221002

Marciella Aurel Evangelica 3311221003

Diva Mutia Oktaviany 3311221004

Najwa Aprillia 3311221005

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI – UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

DESEMBER 2022
BAB I

PRINSIP DAN TUJUAN

Menentukan reaksi redoks pada larutan dan padatan serta melakukan pengamatan
terhadap reaksi redoks dengan alat potensiometri.

Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh besarnya potensial oksidasi dari beberapa jenis logam.


2. Menentukan zat-zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.
3. Mengidentifikasi reaksi redoks berdasarkan perubahan warna.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Setiap
redoks terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia
yang ditandai dengan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi sebagai muatan
yang dimiliki suatu atom jika seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang
keelektronegatifannya lebih kecil dan lebih positif. Sedangkan atom yang
keelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi positif (Dogra, 2005: 156).

Sel elektrokimia dapat diklasifikasikan sebagai sel galvani bila sel digunakan
untuk menghasilkan energi listrik (potensial sel positif) dan sel elektrolisis bila sel
memerlukan energi listrik dari suatu sumber. Secara definisi katoda adalah suatu
elektroda dimana reduksi terjadi. Anoda adalah sebuah elektroda dimana oksidasi terjadi.
Definisi ini berlaku pada sel galvani dan sel elektrolisis. Pada berbagai sel, umumnya
elektroda-elektroda tercelup langsung dalam larutan atau dihubungkan lewat jembatan
garam umumnya digunakan apabila elektroda-elektroda harus dicelupkan dalam larutan
yang berbeda dan tidak bercampur (Rivai, 2007: 261-262).

Sel garam atau sel volta merupakan salah satu sel elektrokimia yang dapat
menghasilkan energi listrik, karena terjadinya reaksi redoks secara spontan. Salah satu
contoh sel galvani adalah sel danielle. Sel danielle yang telah dimodifikasi. Pada sel
galvani masing-masing sel mengandung sebuah elektroda dan suatu elektrolit. Elektroda
yang digunakan merupakan suatu konduktor listrik yang tidak bereaksi dengan larutan
elektrolit. Elektroda dengan kutub negatif disebut anoda dan menempatkan tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah elektroda dengan kutub negatif
dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi reduksi.

Istilah elektrolisis berasal dari kata (elektro) yang berarti listrik, katalis yang
berarti penguraian. Sel elektrolisis pada dasarnya hampir sama dengan sel galvani, tetapi
tidak digunakan jembatan garam dan voltmeter diganti menggunakan sumber arus,
biasanya baterai. Sel elektrolisis berdiri dari dua buah katoda, yang masing-masing
dihubungkan dengan kutub-kutub sumber arus dan dimasukkan ke dalam bejana yang
berisi zat elektrolit. Saat elektrolisis dilakukan, ion-ion yang bermuatan positif (kation)
dan teroksidasi dan menempel pada elektroda yang digunakan pada katoda sehingga
apabila dilakukan penimbangan massa katoda bertambah, sedangkan ion-ion yang
bermuatan negatif (anion) akan tereduksi pada anoda sehingga elektroda yang diletakan
pada anoda massanya tidak berubah (tetap). Proses elektrolisis umumnya terdiri dari dua
tipe larutan (Chang, 2005: 177-178).

Potensil elektroda sel dapat ditentukan melalui persamaan :

𝐸 𝑜 𝑠𝑒𝑙 = 𝐸 𝑜 𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 − 𝐸 𝑜 𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖

𝐸 𝑜 𝑠𝑒𝑙 = 𝐸 𝑜 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 − 𝐸 𝑜 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎

𝐸 𝑂 𝑠𝑒𝑙 = 𝐸 𝑜 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝐸 𝑜 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Hukum faraday pertama tentang elektrolisis menyatakan bahwa ”jumlah


perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang
dihasilkan dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis”. Hukum
kedua elektrolisis menyatakan bahwa ”sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah
ekuivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis” (Petrucci, 1985).
BAB III

MONOGRAFI SAMPEL YANG DIGUNAKAN

• Kalium Permanganat
Rumus kimia : 𝐾𝑀𝑛𝑂4
Struktur molekul :

• Asam Sulfat
Rumus kimia : 𝐻2 𝑆𝑂4
Struktur molekul :

• Ferro Sulfat
Rumus kimia 𝐹𝑒𝑆𝑂4
Struktur molekul :

• Natrium Tiosulfat
Rumus kimia : 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3
Struktur molekul :
• Tembaga (II) Sulfat
Rumus kimia : 𝐶𝑢𝑆𝑂4
Struktur molekul :

• Perak Nitrat
Rumus kimia : 𝐴𝑔𝑁𝑂3
Struktur molekul :

• Asam Oksalat
Rumus kimia : 𝐻2 𝐶2 𝑂4
Struktur molekul :
BAB IV

REAKSI KIMIA

1. 𝐹𝑒𝑆𝑂4 → 𝐾𝑀𝑛𝑂4 1 ml + 𝐻2 𝑆𝑂4 1 ml + 𝐹𝑒𝑆𝑂4

Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝐹𝑒𝑆𝑂4 20 tetes berubah warna dari
ungu muda menjadi ungu kemerahan. Dan ketika dipanaskan cairannya menjadi
lebih cair dibandingkan ketika tidak dipanaskan, dan juga terdapat lapisan seperti
pelangi atau silver di bagian dinding tabung reaksi.

2. 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 → 𝐾𝑀𝑛𝑂4 1 ml + 𝐻2 𝑆𝑂4 1 ml + 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3

Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 pada 7 tetes berubah
warnanya menjadi kecoklatan dan menempel pada dinding reaksi berwarna silver
(tanda mulai ada endapan). Pada tetes ke-20 berubah warna menjadi cokelat pekat
dan warna silver yang semakin jelas terlihat pada dinding tabung reaksi. Dan
ketika dipanaskan cairannya berubah warnanya menjadi coklat muda yang tidak
pekat dan juga terdapat endapan.

3. 𝐻2 𝐶2 𝑂4 → 𝐾𝑀𝑛𝑂4 1 ml + 𝐻2 𝑆𝑂4 1 ml + 𝐻2 𝐶2 𝑂4

Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝐻2 𝐶2 𝑂4 ketika sudah ditambahkan


hingga 20 tetes tidak menunjukkan perubahan apapun. Begitupun setelah dibakar.
BAB V

HASIL PENGAMATAN

A. Reaksi redoks larutan

No. Senyawa Penambahan Hasil Pengamatan


Awal Akhir
(sebelum dipanaskan) (setelah dipanaskan)
1. 𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐻2 𝑆𝑂4 𝐹𝑒𝑆𝑂4 Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan
𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang
𝐹𝑒𝑆𝑂4 20 tetes berubah ditambahkan 𝐹𝑒𝑆𝑂4 yang
warna dari ungu muda tadi ketika dipanaskan
menjadi ungu kemerahan. cairannya menjadi lebih
cair dibandingkan ketika
tidak dipanaskan, dan
juga terdapat lapisan
seperti pelangi atau silver
di bagian dinding tabung
reaksi.
2. 𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐻2 𝑆𝑂4 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan
𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang
𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 pada 7 tetes ditambahkan 𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3
berubah warnanya yang tadi ketika
menjadi kecoklatan dan dipanaskan cairannya
menempel pada dinding berubah warnanya
reaksi berwarna silver menjadi coklat muda
(tanda mulai ada yang tidak pekat dan juga
endapan). Pada tetes ke-20 terdapat endapan.
berubah warna menjadi
cokelat pekat dan warna
silver yang semakin jelas
terlihat pada dinding
tabung reaksi.
3. 𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐻2 𝑆𝑂4 𝐻2 𝐶2 𝑂4 Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan
𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang
𝐻2 𝐶2 𝑂4 ketika sudah ditambahkan 𝐻2 𝐶2 𝑂4
ditambahkan hingga 20 yang tadi ketika
tetes tidak menunjukkan dipanaskan cairannya
perubahan apapun. tidak menunjukkan
perubahan apapun.

B. Reaksi redoks padatan

No. Senyawa Penambahan Hasil Pengamatan


Awal Akhir
(sebelum dipanaskan) (setelah dipanaskan)
1. 𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐻2 𝑆𝑂4 𝐶𝑢𝑆𝑂4 Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan
𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang
𝐶𝑢𝑆𝑂4 menghasilkan ditambahkan 𝐶𝑢𝑆𝑂4
endapan yang berwarna yang tadi ketika
abu-abu atau kehitaman dipanaskan
dan menghasilkan banyak menghasilkan
gelembung. gelembung yang tidak
terlalu banyak dan
endapan berubah warna
menjadi kecoklatan.
2. 𝐾𝑀𝑛𝑂4 + 𝐻2 𝑆𝑂4 𝐴𝑔𝑁𝑂3 Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan Larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 dan
𝐻2 𝑆𝑂4 yang ditambahkan 𝐻2 𝑆𝑂4 yang
𝐴𝑔𝑁𝑂3 yang sudah ditambahkan 𝐴𝑔𝑁𝑂3
dikerik lapisannya yang tadi ketika
menghasilkan endapan di dipanaskan, endapannya
kawatnya dan warna menjadi semakin banyak
larutannya bening. dan mengkristal di
kawatnya, dan larutannya
berubah warna menjadi
bening kebiruan.

C. Reaksi redoks secara potensiometri


No. Total penambahan 𝑲𝑴𝒏𝑶𝟒 Nilai potensial E (mV) Warna larutan
(mL)
1. 0 459 mV Tidak berwarna
2. 1 625 mV Coklat
3. 2 1172 mV Coklat keunguan
4. 3 1186 mV Ungu / ungu pucat
5. 4 1187 mV Ungu / ungu pekat
6. 5 1190 mV Ungu pekat
BAB VI

PEMBAHASAN

A. ALAT DAN BAHAN

Alat:

- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Pembakar spiritus

- Beaker glass

- Gelas ukur

- Pipet volume 1 ml dan 10ml

- Bulp

- Alat potensiometri

- Magnetic stirrer beserta pemanas

- Buret Cokelat

- Statip buret

- Neraca analitik

Bahan

- Kalium permanganat

- Asam sulfat encer

- Ferro sulfat

- Natrium tiosulfat
- Asam oksalat

- Tembaga (II) sulfat

- Perak nitrat

- Serbuk seng

- Kawat tembaga

B. LANGKAH KERJA
a) Reaksi redoks (larutan) :
1. Alat dan bahan disiapkan, Sebelumnya alat dicuci dan dibilas dengan
aquades terlebih dahulu.
2. Kalium permanganat (KMn04) 0,1 M dimasukkan kedalam tabung
pertama sebanyak 1 mL dan ditambahkan asam sulfat encer (H2SO4) 1
M sebanyak 1 mL.
3. Ferro sulfat (FeSO4) diteteskan pada tabung pertama sebanyak beberapa
tetes dan amati perubahan yang terjadi.
4. Ulangi perlakuan dua pada tabung kedua dan teteskan natrium tiosulfat
(Na2S2O3) 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.
5. Ulangi perlakuan dua pada tabung ketiga dan teteskan asam oksalat
(H2C2O4) 0,1 M.
6. Larutan kemudian dipanaskan menggunakan pembakar spiritus dan amati
perubahan yang terjadi.
b) Reaksi redoks (padatan) :
1. Alat dan bahan disiapkan. Sebelumnya alat dicuci dan dibilas dengan
aquades terlebih dahulu.
2. Masukkan larutan CuS04 1 M ke dalam tabung reaksi sebanyak 3
mL,tambahkan 1 mL H2SO4 1 M pada tabung tersebut.
3. Ambil serbuk seng sebanyak 100 mg kemudian masukan ke dalam tabung
reaksi tersebut.
4. Panaskan campuran tersebut diatas nyala api spiritus sambil dikocok.
5. Amati perubahan yg terjadi.
6. Lakukan percobaan berikutnya seperti diatas dengan bahan yang berbeda.
7. Masukkan larutan AgNO3 I M ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 ml,
tambahkan 1 mL H2SO4 1 M pada tabung tersebut.
8. Ambil kawat tembaga potong kira-kira memiliki panjang I cm kemudian
masukan ke dalam tabung reaksi tersebut.
9. Panaskan campuran tersebut diatas nyala api spiritus sambil dikocok.
10. Amati perubahan yg terjadi.
c) Pengamatan reaksi redoks dengan alat potensiometri :
1. Sediakan alat potensiometri, beaker glass, pipet volume I mL dan 10 mL,
magnetic stirrer beserta pemanas. Bahan larutan asam oksalat 0,5 M,
larutan KMn04 0,5 M, asam sulfat encer (H2S04) 1 M sebanyak 1mL.
2. Alat kaca dicuci bersih dan dibilas dengan aquades.
3. Masukkan larutan asam oksalat 0,5 M kedalam beaker glass sebanyak 10
mL dengan menggunakan pipet volume.
4. Tambahkan asam sulfat encer (H2SO4) 1 M sebanyak 1 mL.
5. Letakkan beaker glass tersebut diatas magnetic stirrer nyalakan alat
tersebut sehingga berputar dan mengaduk larutan dalam beaker glass
selama 1 menit beserta nyalakan pemanas pada alat tersebut.
6. Ukur nilai potensial awal menggunakan alat potensiometri pada campuran
tersebut.
7. Tambahkan 1 mL larutan KMn04 0,5 M, kemudian aduk selama 1 menit
dan ukur nilai potensial nya menggunakan alat potensiometri.
8. Ulangi percobaan 7 hingga diperoleh total volume penambahan larutan
KMn04 0,5 M, sebanyak 5 mL
BAB VII

KESIMPULAN

Reaksi redoks adalah reaksi perubahan bilangan oksidasi yang di dalamnya terdapat
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Kesimpulan yang dapat saya ambil dari percobaan
reaksi redoks dan elektrokimia ini adalah sebagai berikut :

Kesimpulan larutan : Larutan KMnO4 dan H2SO4 yang ditambah FeSO4 dan Na2S2O3
menghasilkan endapan yang berwarna silver didinding tabung reaksi kecuali ketika di
tambah H2C2O4 tidak menghasilkan apa - apa.

Kesimpulan Padatan : Larutan CuSo4 dan H2SO4 yang dimasukkan serbuk seng
menghasilkan endapan yang berwarna hitam keabu-abuan dan menghasilkan gelembung
itu artinya terjadi antara larutannya dengan serbuk seng. Larutan AgNO3 dan H2SO4
yang dimasukkan kawat menghasilkan endapan di kawat yang berwarna putih dan
mengkristal yang bisa disebut perak.

Kesimpulan reaksi redoks secara potensiometeri : Semakin banyak KMnO4 (mL) yang
dituangkan semakin besar juga nilai potensialnya (mV)
BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA

Modul Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Dasar Fakultas Farmasi Universitas


Jenderal Achmad Yani 2022.

Dogra. 2005. Kimia Fisika. Jakarta : Universitas Indonesia

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
II.Jakarta:Erlangga

Rivai. 2007. Kimia Organik Universitas. Jakarta : Balai Pustaka


BAB IX

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai