Anda di halaman 1dari 5

Dampak Tidak Mempelajari Tanda-Tanda Keremajaan Sejak Dini

Nama :Shanan Veda Shakti M.


Kelas : 7.5

MTsN 4 Jakarta Selatan Jl. Yon Zikon 14 No.5, RW.6, Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630
1.1  Latar belakang masalah
              Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilku menyimpang
yang mana “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas batas norma ketimuran yang ada.
Mesalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik dilingkungan maupu  dari media masa.
Remaja adalah individu labil yang emosionalnya sangat rentan pengetahuan yang minim dan
ajakan teman  yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda
dalam kemajuan zaman.

Pergaulan Bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk sosial yang dalam
kesehariannya  membutuhkan orang lain dan hubungan antar manusia melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship)

Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia
tidak boleh bibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan diskriminasi, sebab hal itu
melanggar HAM. Jadi perhgaulan manusia hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma,
hukum,norma agama,Budaya,serta norma bermasyarakat, jadi klo secara medis kalau
pergaulan bebas namun tidak teratur terbatasi aturan aturan dan norma norma hidup manusia
tentunya tidak menimbulkan akses akses seperti saat ini.

                Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kea rah yang lebih baik
yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri
sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan
perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar.

           Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja
yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan
dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar.

           

1.2 Rumusan masalah


Kesempatan ini kami hanya akan membatasi pengaruh media massa,media elektronik terhadap
pergaulan remaja. Media massa (cetak) perlunya remaja membaca hal-hal yang positif.Dan
media elekronik,tayangan-tayangan di televisi yang dapat merusak aqidah dan moral remaja
tidak layak untuk ditonton oleh para remaja missal tayangan yang berbau misteri dan film-film
yang berbau dewasa. Dan bisa merusak moral serta akidah remaja

1.3 Tujuan Masalah


Kajian ini bertujuan  agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulanny yaitu dengan melakukan
kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.

Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu perlu kiranya
remaja membentengi diri denan iman yang kuat.

1.4 Ruang lingkup kajian


Studi mengenai dampak tidak mempelajari tanda-tanda keremajaan sejak dini melibatkan pemahaman
dan analisis terhadap konsekuensi-konsekuensi dari kurangnya pengetahuan dan kesadaran mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi selama masa remaja. Dampak-dampak tersebut meliputi:

1. Kesehatan mental: Remaja sering mengalami perubahan emosional dan psikologis yang
signifikan. Kurangnya pemahaman dan persiapan mengenai perubahan ini dapat
berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Mereka mungkin mengalami stres,
kecemasan, depresi, atau masalah perilaku lainnya karena tidak tahu bagaimana
mengatasi dan mengelola perubahan tersebut.
2. Kesehatan fisik: Selama masa remaja, terjadi perubahan fisik yang cepat, seperti
pertumbuhan tubuh, perubahan hormonal, dan perkembangan seksual. Ketidaktahuan
tentang tanda-tanda keremajaan dapat menghambat pemahaman mengenai perubahan ini
dan juga pentingnya menjaga kesehatan fisik, termasuk pola makan yang seimbang,
olahraga, dan perawatan tubuh yang tepat.
3. Hubungan sosial: Remaja mengalami pergeseran dalam hubungan sosial mereka,
termasuk dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan pasangan romantis. Kurangnya
pemahaman mengenai tanda-tanda keremajaan dapat menyebabkan kesulitan dalam
berinteraksi dan membangun hubungan yang sehat. Mereka mungkin mengalami
kesulitan dalam memahami perubahan yang terjadi pada teman sebaya mereka,
mengelola konflik dalam keluarga, atau membangun hubungan yang saling mendukung.
4. Pendidikan dan karir: Ketika remaja memasuki masa keremajaan, mereka juga
dihadapkan pada pilihan pendidikan dan karir yang penting. Ketidaktahuan mengenai
tanda-tanda keremajaan dapat menghambat kemampuan mereka untuk membuat
keputusan yang tepat mengenai jenjang pendidikan, jurusan, atau pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan bakat mereka.
5. Perilaku berisiko: Kurangnya pemahaman tentang tanda-tanda keremajaan juga dapat
menyebabkan perilaku berisiko pada remaja. Mereka mungkin terjerumus dalam
penggunaan obat-obatan terlarang, kegiatan seksual yang tidak aman, konsumsi alkohol
yang berlebihan, atau perilaku agresif. Pemahaman yang kurang mengenai konsekuensi
dari perilaku-perilaku ini dapat meningkatkan risiko keselamatan dan kesejahteraan
mereka.

Pentingnya mempelajari tanda-tanda keremajaan sejak dini adalah agar remaja dapat memahami
dan menghadapi perubahan-perubahan ini dengan lebih baik. Pendidikan yang melibatkan
informasi tentang perubahan fisik, emosional, dan sosial yang terjadi selama masa remaja dapat
membantu remaja mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentan
1.5 Sumber Data

 Lamothe Cindy https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-44920684 24 juli 2018


 Mustofa Bisri, S.Sos, M.I.P https://dinsos.kulonprogokab.go.id/detil/589/tumbuh-
kembang-anak-dan-remaja 22 Mei 2022

1.6Metode Penelitian

1. Studi Observasional: Metode ini melibatkan pengamatan langsung terhadap remaja yang
tidak mempelajari tanda-tanda keremajaan sejak dini dan mengamati dampak yang terjadi
pada mereka. Observasi dapat dilakukan dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, di
rumah, atau dalam interaksi sosial mereka. Peneliti dapat mencatat perubahan perilaku,
kesehatan mental, atau dampak lain yang muncul akibat kurangnya pemahaman tentang
tanda-tanda keremajaan.

2. Survei dan Kuesioner: Metode ini melibatkan pemberian survei atau kuesioner kepada
remaja dan mungkin juga kepada orang tua atau pendidik mereka. Pertanyaan-pertanyaan
dapat mencakup aspek-aspek seperti tingkat pengetahuan tentang tanda-tanda
keremajaan, persepsi remaja tentang dampak kurangnya pengetahuan tersebut, atau
perubahan perilaku yang mereka alami. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis
untuk mengidentifikasi hubungan antara kurangnya pengetahuan tentang tanda-tanda
keremajaan dan dampak yang dialami oleh remaja.

1.7Sistematika Penulisan

1. Pendahuluan
a. Latar belakang: Memberikan gambaran tentang pentingnya pemahaman tanda-
tanda keremajaan dan mengapa kurangnya pengetahuan tentang hal tersebut dapat
berdampak negatif.
b. Tujuan penelitian: Menjelaskan tujuan utama penelitian, yaitu untuk
mengeksplorasi dan menganalisis dampak yang muncul ketika tanda-tanda
keremajaan tidak dipelajari sejak dini.
c. Kerangka teori: Menguraikan teori-teori atau pendekatan yang relevan yang dapat
digunakan untuk memahami dampak kurangnya pengetahuan tentang tanda-tanda
keremajaan.
2. Metode Penelitian
a. Desain penelitian: Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian, apakah
itu studi observasional, survei, atau studi longitudinal.
b. Sampel: Mendeskripsikan karakteristik sampel yang terlibat dalam penelitian,
termasuk jumlah peserta, kriteria inklusi dan eksklusi, serta cara pemilihan sampel.
c. Pengumpulan data: Menjelaskan prosedur pengumpulan data yang digunakan,
seperti observasi, survei, atau wawancara.
d. Analisis data: Menguraikan metode analisis yang digunakan untuk
menginterpretasi data yang dikumpulkan, seperti analisis statistik atau metode
kualitatif.
3. Hasil
a. Temuan utama: Menyajikan hasil penelitian yang relevan dengan dampak tidak
mempelajari tanda-tanda keremajaan sejak dini. Misalnya, perubahan perilaku,
kesehatan mental, hubungan sosial, atau prestasi akademik yang terpengaruh.
b. Analisis hasil: Menganalisis temuan dan menghubungkannya kembali dengan
tujuan penelitian dan kerangka teori yang telah diuraikan sebelumnya.
4. Pembahasan
a. Interpretasi temuan: Mendiskusikan dan menginterpretasikan hasil penelitian,
menyoroti dampak-dampak yang diamati dan menghubungkannya dengan
pengetahuan yang terbatas tentang tanda-tanda keremajaan.
b. Implikasi: Menjelaskan implikasi penelitian ini dalam konteks pendidikan,
kesehatan, dan intervensi yang berkaitan dengan keremajaan.
c. Keterbatasan penelitian: Mengakui keterbatasan penelitian, seperti ukuran sampel
yang kecil, metode pengumpulan data yang mungkin memiliki bias, atau batasan
dalam generalisasi hasil penelitian.
5. Kesimpulan
a. Ringkasan temuan: Merangkum temuan utama penelitian.
b. Relevansi dan rekomendasi: Menyoroti pentingnya mempelajari tanda-tanda
keremajaan sejak dini dan memberikan rekomendasi untuk pendekatan dan intervensi
yang dapat meningkatkan pemahaman remaja tentang perubahan-perubahan tersebut

Anda mungkin juga menyukai