Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANUSIA KEAGAMAAN DAN KESETARAAN

Dosen pengampu: Sofian Asyauri M.Pd

Oleh Kelompak Kelompok IV :

1. Lalu Muh Saepti Ali

2. Muh Roy Saputra

3. Nurfaizah

4. Pathul Hidayatul Hikmah

5. Nur Maya Sari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS TARBIYAH

IAH HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb…

Ucapan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak sofian asyauri, M.Pd. selakudosen mata kuliah Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun
makalah ini yang berjudul “Manusia,Keragaman dan Kesetaraan” Dan juga kami ucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telahmembantu memberikan referensi materi
dan masukannya sehingga terselesainya makalah ini.Dengan keseriusan dan ketekunan dalam
pembuatan makalah ini, harapan kami dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan para
membaca terkhusus dalam materi manusia,keragaman dan kesetaraan.Serta dapat
menjadipembelajaran bagi kami dalam pembuatan suatu makalah. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari masih banyak kekurangan dankesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari
segi materi maupun dari tata bahasa. Oleh karena itu, dengan terbuka tangan kami menerima
kritik dan saran dari teman-teman demi perbaikan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah
ISBD : manusia,keragaman dan kesetaraan ini dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman
dan pembaca,untuk memula berkarya khususnya dalam hal tulis menulis.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Anjani, 8 Mei 2023.
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang.............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Makalah ........................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Unsur-unsur Keagamaan.............................................................................................................. 5
B. Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia ............................................................................. 5
C. Pelapisan social dan kesamaan derajat ........................................................................................ 7
D. Kemiskinan sebagai masalah social ............................................................................................. 9
E. Peran pemerintah,masyarakat dan keluarga dalam pekembangan anak yang berasal dari
keluarga miskin ............................................................................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................................................ 14
PENUTUP............................................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia Keragaman dan Kesetaraan merupakan masalah yang sangat rumit. Salah satu
pandangan filsafat mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk monodualis jiwa raga. Dari
aspek jiwa manusia memiliki cipta, rasa, dan karsa sehinga dalam tingkah lakunya mampu
mempertimbangkan.Nilai-nilai yang terkandung dalam keragaman dan kesederajatan manusia
akan membawa manusia pada potensi sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan
keistimewaan yang dimiliki menyebabkan manusia perlu keseragaman dan kesederajatan agar
dapat memikul amanah sebagai kholifahyang bermoral di muka bumi ini.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif
untuk memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab
terhadap sumber daya dan lingkungannya. Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan
keragaman identitas yang disandang.
Kesetaraan merupakan hal yang intern yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap
individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau
yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan dalamderajat kemanusiaan dapat terwujud
dalam praktik nyata dengan adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum,yang
merupakan mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan mendorong
terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata.

B. Rumusan Masalah
A. Unsur-unsur keagamaan
B. Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia
C. Pelapisan social dan kesamaan derajat
D. Kemiskinan sebagai masalah social
E. Peran pemerintah,masyarakat dan keluarga dalam pekembangan anak yang berasal dari
keluarga miskin

C. Tujuan Makalah
A. Untuk mengetahui tentang unsur unsur keagamaan?
B. Untuk mengetahui tentang hakikat keragaman dan kesetaraan manusia?
C. Untuk mengetahui tentang pelapisan social dan kesamaan derajat?
D. Untuk mengetahui tentang kemiskinan sebagai masalah social?
E. Untuk mengetahui peran penting masyarakat dan keluarga dalam perkembangan anak
yang dari keluarga miskin?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Keagamaan

Agama adalah sebuah konsep yang sangat kompleks. Semua penjelasan yang muncul
dari para ahli untuk mendefinisikan konsep agama belum bisa menjawab konteks ini
sepenuhnya.1

Namun, ada 3 unsur agama yang bisa membantu manusia untuk memahami hakikatnya,
yaitu:

1. Manusia

Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup di bumi yang dibekali dengan akal budi
dan kecerdasan. Dalam konteks keagamaan, manusia ditempatkan sebagai umat yang
menganut suatu agama tertentu. Umat manusia adalah makhluk hidup yang bisa memikirkan
adanya entitas atau kekuatan di luar diri mereka sendiri yang begitu kuat. Keberadaan
kekuatan ini tidak bisa dijelaskan dengan logika, nalar, dan hukum alam lainnya. Namun,
manusia bisa menerima dan mempercayainya.

2. Tuhan

Hingga saat ini manusia belum punya 1 kesepakatan umum tentang konsep
ketuhanan. Karena itulah, kini ada banyak konsep Tuhan yang dianut masing-masing agama.
Ada konsep teisme, dimana manusia meyakini keberadaan Tuhan dan menganut agama
tertentu. Ada pula manusia yang menganut konsep deisme. Manusia mempercayai Tuhan itu
ada, tapi tidak mau menganut ajaran agama apapun yang ada di dunia. Ada juga manusia
yang menganut konsep panteisme, dimana alam semesta diidentikkan dengan Tuhan itu
sendiri.

3. Penghambaan

Hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-nya bersifat penghambaan. Namun,


konsep “hamba” dalam agama tidak sama dengan perbudakan antara sesama manusia.
Konsep penghambaan ini adalah gambaran dimana manusia membutuhkan Tuhan-nya.
Konsep penghambaan ini melibatkan berbagai jenis simbol, misalnya saja agama, praktik-
praktik keagamaan, dan juga pengalaman spiritual keagamaan manusia. Berbeda agama
yang dianut, berbeda pula konsep penghambaan hingga ritual keagamaan yang dilakukan
seseorang.

B. Hakikat keragaman dan kesetaraan manusia


a. Hakikat Keragaman

1
. Artikel pengertian agama. SelamatPagi.ID

5
Keragaman adalah sebuah ideologi dan sebuah alat untuk meningkatkanderajat
manusia dan kemanusiaannya. Untuk dapat memahamimultikulturalisme diperlukan
landasan pengetahuan yang berupa bangunankonsep-konsep yang relevan dan
mendukung keberadaan serta berfungsi nyamultikulturalisme dalam kehidupan manusia 2.
Bangunan konsep-konsep iniharus dikomunikasikan di antara para ahli yang mempunyai
perhatian ilmiahyang sama tentang multikulturalisme sehingga terdapat
kesamaanpemahaman dan saling mendukung dalam memperjuangkan ideologi
ini.Berbagai konsep yang relevan dengan multikulturalisme antara lain adalah,demokrasi,
keadilan dan hukum, nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaandalam perbedaan yang
sederajat, sukubangsa, kesukubangsaan, kebudayaansukubangsa, keyakinan keagamaan,
ungkapan-ungkapan budaya, domainprivat dan publik, HAM, hak budaya komuniti,
dan konsep-konsep lainnyayang relevan. Sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara
berbeda. Disatu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama,tetapi
di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukan bisamendatangkan
manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflikyang dapat merugikan
masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.Keragaman manusia bukan
berarti manusia itu bermacam-macam atauberjenis-jenis seperti halnya binatang dan
tumbuhan. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.
Perbedaan itu adakarena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu memiliki
ciri-cirikhas tersendiri. Perbedaan itu terutama di tinjau dari sifat-sifat
pribadi,misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Contoh, sebagaimahasiswa
baru kita akan menjumpai teman-teman mahasiswa lain dengansifat dan watak yang
bergam. Dalam kehidupan sehari–hari kita akan menemukan keragaman akan sipat dan
ciri-ciri khas dari setiap orang yangkita jumpai. Jadi manusia sebaga pribadi adalah
unik dan beragam.Perbedaan ini lah yang disebut sebagai keragaman.

b. Makna Kesetaraan
Manusia Kesetaraan berarti kesederajatan yang berarti menunjukkan
tingkatan,kedudukan yang sama; tidak lebih tinggi/rendah satu sama lain.
Manusiasebagai makhluk Tuhan diciptakan dengan sama derajat, kedudukan
dantingkatannya. Sedangkan kesederajatan adalah suatu sikap mengakuiadanya
persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajibansebagai sesama manusia.
Implikasinya adalah perlunya jaminan hak setiap manusia
bisamerealisasikannya serta perlunya merumuskan sejumlah kewajibannya agarsemua bisa
melaksanakan untuk tercipta tertib kehidupan. Kesetaraanmanusia bermakna bahwa
manusia sebagai makhluk tuhan memiliki tingkatatau kedudukan yang sama. Tingkatan
atau kedudukan yang sama itubersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa
dibedakan adalah ciptaan dengan kedudukan yang sama, yaitu sebagai makhluk
mulia dantinggi derajatnya di banding makhluk lain.
di hadapan tuhan, semua manusia adalah sama derajat, kedudukan, atauting
katannya. Yang membedakan nantinya adalah tingkat ketaqwaanmanusia tersebut
terhadap tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia dilahirkansetara, meskipun dengan
keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki

2 Panji akbar wardana dkk. Manusia keragaman dan kesetaraan. universitas muhammadiyah metro

6
manusia sejak lahir. Setiap individumemiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat
pada dirinya sejakdilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia.
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktiknyata
dengan adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum, yangmerupakan mekanisme
kontrol yang secara ketat dan adil mendukung danmendorong terwujudnya prinsip-prinsip
kesetaraan dalam kehidupan nyata.

C. Pelapisan social dan kesamaan derajat

-Pelapisan sosial
a Pengertian pelapisan sosial
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan
satu sama lain3. Pelapisan sosial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu
antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang
membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan
kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding
pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.

b Proses terjadinya pelapisan social


Pelapisan sosial terjadi dengan dua cara, yaitu :
 Terjadi dengan sendirinya
Pada cara ini, pelapisan sosial terjadi secara alamiah atau tanpa kesengajaan. Hal
ini akan membentuk pelapisan sosial yang bervariasi menurut tempat, waktu, dan
kebudayaan. Kedudukan seseorang pada pelapisan sosial ini juga terjadi secara
otomatis.

 Terjadi dengan sengaja


Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.
Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan
kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
c Perbedaan Sistem Pelapisan dalam Masyarakat
Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang dan pelapisan sosial yang berbeda-
beda. Pelapisan sosial merupakan pemilah-milah kelompok sosial berdasarkan status, strata
dan kemampuan individu tersebut yang terjadisecara alami didalam masyarakat. Terjadinya
pelapisa sosial berdasarkan adanya cara pandang masyarakat yang berbeda-beda dengan
dilatarbelakangi oleh status sosial, strata sosial dan kemampuan ekonomi yang berbeda-
beda. Adapun perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat :
 Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
 Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
d Teori-teori tentang pelapisan sosial
Teori –teori tentang pelapisan masyarakat disampaikan oleh beberapa tokoh berikut :
 Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu
mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di

3
Ahmadi Abu, Drs. H . Ilmu Sosial Dasar : Mata Kuliah Dasar Umum. 2003. Penerbit : Rineka Cipta.

7
tengah-tengahnya. Aristoteles membagi masyrakat berdasarkan dimensi ekonomi
sehingga ada orang yang kaya, menengah dan melarat.
 Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan : selama di
dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti
mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat
menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
 Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas senantiasa berbeda setiap waktu yaitu
golongan elite dan non-elite. Menurutnya pangkal dari perbedaan itu karena ada orang-
orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
 Gaotano Mosoa menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang
sangat kurang berkembang, samppai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh
kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang
diperintah. Kelas yang pertama jumlahnya selalu sedikit, menjalankan perananan politik,
monopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan-keuntungan yang dihasilkan oleh
kekuasaannya itu. Sedangkan untuk kelas yang kedua jumlahnya lebih banyak,
diarahkan dan diatur/diawasi oleh kelas yang pertama.
 Karl Marx menjelaskan ada dua macam di setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki
tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya
memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

- Kesamaan Derajat
a Pengertian kesamaan derajat
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan
lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota
masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap
pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-
undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali
dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam
jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
b Pasal-pasal dalam UUD 1945 tentang persamaan hak
Setiap masyarakat memiliki hak yang sama dan setara sesuai amanat UUD 1945, yaitu :
 Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan,” setiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”.
 Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum”.
 Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 menyatakan, ”Setiap orang berhak bebas dari perlakuan
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan dari perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu”.

c Empat Pokok Hak Asasi dalam 4 Pasal yang Tercantum pada UUD 1945
Empat pokok hak-hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah
sebagai berikut :
 Pokok Pertama, mengenai kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam
hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “Segala Warga

8
Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
 Pokok Kedua, ditetapkan dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa “kemerdekaan berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan oleh Undang-Undang”.
 Pokok Ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama
bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut : “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
 Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang
berbunyi : (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2)
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan undang-undang”.

D. Kemiskinan sebagai masalah social

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain
rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya
dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan 4.
Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui
penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan
kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari
54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun,
dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa
bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan
masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan
pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya
jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5
tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-
lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang
dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan masyarakat.

4 Faktor Penyebab Kemiskinan


Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan
dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita
bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas
berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya,
seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.

4
Pemerintah kab.buleleng. Artikel masalah sosial tentang kemiskinan. Dinas sosial

9
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan
pendapatan per-kapita:
1) Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2) Politik ekonomi yang tidak sehat.
3) Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4) Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5) Beban hutang
6) Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang
2. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu,
untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan
SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung
jawabkan dengan maksimal
3. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga
kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
4. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan
keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber
pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

E. Peran pemerintah,masyarakat dan keluarga dalam pekembangan anak yang berasal


dari keluarga miskin

1. Peran Pemerintah.
Beberapa peran yang diharapkan dapat dimainkan oleh aparat pemerintah dalam
menata dan memantapkan pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat menurut Sihombing
(2001) adalah: peran sebagai pelayan masyarakat, peran sebagai fasilitator, peran sebagai
pendamping, peran sebagai mitra dan peran sebagai penyandang dana 5.
Sebagai Pelayan Masyarakat, dalam mengembangkan pendidikan berbasis
masyarakat seharusnya pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Melayani masyarakat, merupakan pilar utama dalam memberdayakan dan membantu
masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa berkembang secara optimal.
Pemerintah dengan semua aparat dan jajarannya perlu menampilkan diri sebagai pelayan
yang cepat tanggap, sepat memberikan perhatian, tidak berbelit-belit, dan bukan minta
dilayani. Masyarakat harus diposisikan sebagai fokus pelayanan utama.
Sebagai Fasilitator, pemerintah seharusnya merupakan fasilitator yang ramah,
menyatu dengan masyarakat, bersahabat, menghargai masyarakat, mampu menangkap
aspirasi masyarakat, mampu membuka jalan, mampu membantu menemukan peluang,
mampu memberikan dukungan, mampu meringankan beban pekerjaan masyarakat, mampu
menghidupkan komunikasi dan partisipasi masyarakat tanpa masyarakat merasa terbebani.
Sebagai Pendamping, pemerintah harus melepaskan perannya dari penentu
segalanya dalam pengembangan program belajar menjadi pendamping masyarakat yang

5 Pengantar pendidikan. Peran keluarga pemerintah dan masyarakat dalam pendidikan. Files.wordpress.com

10
setiap saat harus melayani dan memfasilitasi berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat.
Kemampuan petugas sebagai teman, sahabat, mitra setia dalam membahas, mendiskusikan,
membantu merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat
perlu terus dikembangkan. Sebagai pendamping, mereka dilatih untuk dapat memberikan
konstribusi pada masyarakat dalam memerankan diri sebagai pendamping. Acuan kerja yang
dipegangnya adalah tutwuri handayani (mengikuti dari belakang, tetapi memberikan
peringatan bila akan terjadi penyimpangan). Pada saat yang tepat mereka mampu
menampilkan ing madya mangun karsa ( bila berada di antara mereka, petugas memberikan
semangat), dan sebagai pendamping, petugas harus dapat dijadikan panutan masyarakat (
Ing ngarsa sung tulodo).
Sebagai Mitra, apabila kita berangkat sari konsep pemberdayaan yang
menempatkan masyarakat sebagai subjek, maka masyarakat harus dianggap sebagai mitra.
Hubungan dalam pengambilan keputusan bersifat horizontal, sejajar, setara dalam satu jalur
yang sama. Tidak ada sifat ingin menang sendiri, ingin tampil sendiri, ingin tenar/populer
sendiri, atau ingin diakui sendiri. Sebagai mitra, pemerintah harus dapat saling memberi,
saling mengisi, saling mendukung dan tidak berseberangan dengan masyarakat, tidak terlalu
banyak campur tangan yang akan menyusahkan, membuat masyarakat pasif dan akhirnya
mematikan kreativitas masyarakat.
Sebagai Penyandang Dana, pemerintah harus memahami bahwa masyarakat yang
dilayani pada umumnya adalah masyarakat yang kurang mampu, baik dalam ilmu maupun
ekonomi. Belajar untuk belajar bukan menjadi tujuan, tetapi belajar untuk hidup dalam arti
bermatapencaharian yang layak. Untuk itu diperlukan modal sebagai modal dasar untuk
menerapkan apa yang diyakininya dapat dijadikan sebagai sumber kehidupan dari apa yang
sudah dipelajarinya. Pemerintah berperan sebagai penyedia dana yang dapat mendukung
keseluruhan kegiatan pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat yang disalurkan
berdasarkan usulan dari lembaga pengelola.

Peran Pemerintah Dalam Otonomi Pendidikan


Dalam otonomi pendidikan keterlibatan pemerintah dalam pendidikan adalah
mencakup aspek mutu dan pemerataan. Pemerintah menetapkan standar mutu pendidikan
dan akan berupaya agar keragaman prestasi siswa tidak berbeda jauh pada setiap lemabag
pendidikan.
Pemerintah menjamin pemerataan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan. Peran ini dilakukan melalui perumusan kebijakan umum,
pelayanan teknis, dan monitoring program secara regular. Perubahan peran ini mengubah
hirarki pengambilan keputusan yang selama ini selalu berawal dari pemerintah pusat dan
bermuara ke sekolah-sekolah. Adanya otonomi pendidikan hirarki pengambilan keputusan
berubah menjadi piramida terbalik, yaitu kedudukan sekolah berada di atas, sedangkan
lembaga pemerintah berada di bawah.

2. Peran Masyarakat
Istilah masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup
bersama di suatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang relatif sama dan
hidup sebagai kesatuan/ kelompok. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam
pendidikan, profesi, keahlian, suku, bangsa, agama, dan lapisan sosial sehingga menjadi
masyarakat yang majemuk.

11
Peran serta masyarakat dalam pendidikan. Mengapa perlu?
1. Pendidikan adalah tanggungjawab bersama keluarga, masyarakat, dan negara;
2. Keluarga bertanggungjawab untuk mendidik moralitas/agama, menyekolahkan anaknya,
serta membiayai keperluan pendidikan anaknya;
3. Anak berada di sekolah antara 6-9 jam, selebihnya berada di luar sekolah (rumah dan
lingkungannya). Dengan demikian, tugas keluarga amat penting untuk menjaga dan
mendidik anaknya;
4. Pendidikan adalah investasi masa depan anak. Oleh karena itu, memerlukan biaya,
tenaga dan perhatian. Keberatankah orang tua membayar SPP yang sifatnya bulanan,
sedang mereka saja tidak berat untuk membeli rokok setiap hari? Mungkinkah anak
menjadi pandai tanpa biaya? Harusnya kita sadar, kita sedang memasuki era globalisasi,
dan jika anak kita tidak terdidik, kita akan kalah bersaing dengan bangsa lain.
5. Anak perempuan perlu mendapat pendidikan setinggi anak laki-laki mengingat mereka
akan menjadi ibu dari bayi-bayinya. Ibu lebih dekat kepada anak dan mendidik anak
perlu pengetahuan yang memadai agar anak tidak salah asuhan/didik;
6. Masyarakat berhak dan berkewajiban untuk mendapatkan dan mendukung pendidikan
yang baik. Kewajiban mereka tidak sebatas pada bantuan dana, lebih dari itu juga
pemikiran dan gagasan;
7. Pemerintah berkewajiban membuat gedung sekolah, menyediakan tenaga/guru,
melakukan standarisasi kurikulum, menjamin kualitas buku paket, alat peraga, dan lain
sebagainya. Karena kemampuan pemerintah terbatas, maka peran serta masyarakat
sangat diperlukan;
8. Kemampuan pemerintah terbatas sehingga mungkin tidak mampu untuk mengetahui
secara rinci nuansa perbedaan di masyarakat yang berpengaruh pada bidang pendidikan.
Jadi masyarakat berkewajiban membantu penyelenggaraan pendidikan;
9. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana, pembuatan gedung, lokal,
pagar, dan lain sebagainya. Masyarakat juga dapat terlibat dalam bidang teknis edukatif.
10. Idealnya sekolah bertanggungjawab kepada pemerintah dan juga kepada masyarakat
sekitarnya;
11. Bantuan teknis edukatif juga sangat mungkin diberikan, seperti: menyediakan diri
menjadi tenaga pengajar, membantu anak berkesulitan membaca, menentukan dan
memelihara guru baru yang mempunyai kualifikasi, serta membicarakan pelaksanaan
kurikulum dan kemajuan belajar.
Ada 7 tingkatan peran serta masyarakat (dirinci dari tingkat partisipasi terendah ke
tinggi), yaitu:
1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Pada tingkatan ini
masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk mendidik anak-anak mereka.
2. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada PSM (Peran
Serta Masyarakat) jenis ini masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan
pembangunan fisik sekolah dengan menyumbangkan dana, barang, atau tenaga.
3. Peran serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima apa
yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan
agar orang tua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima
keputusan itu dengan mematuhinya.
4. Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini, orang tua datang ke sekolah
untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.

12
5. Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyakarat terlibat dalam kegiatan sekolah,
misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi tur, pramuka, kegiatan
keagamaan, dsb.
6. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan. Misalnya sekolah meminta orang
tua/masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender,
gizi, dsb. Dapat pula misalnya, berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di
lingkungannya agar sekolah dapat menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu,
dsb.
7. Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam
pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan ikut dalam
proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).

3. Peran Keluarga
Dari segi pendidikan keluarga merupakan suatu kesatuan hidup (sistem hidup) yang
menyediakan situasi belajar anak. Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak adalah :
1. Melatih anak menguasai cara-cara mengurus diri, seperti cara makan, berbicara,
berjalan, berdoa dan yang lainnya. Hal ini berkaitan erat dengan perkembangan diri
anak sebagai seorang pribadi.
2. Sikap orang tua kepada anak sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap
menerima atau menolak, sayang atau acuh tak acuh, sabar atau terburu-buru, melindungi
atau membiarkan anak, secara langsung memberikan pengaruh kepada anak dalam hal
reaksi emosional anak.
Hal ini berarti keluarga memiliki tanggung jawab kepada anak dalam hal pendidikan.
Oleh karena itu keluarga (dalam hal ini orang tua kandung) harus bertanggung jawab
dengan:
1. Memelihara dan membesarkan anak : memberikan makan, minum, dan perawatan
2. Melindungi dan menjamin kesehatan anak : kesehatan jasmani, dan rohani serta
perlindungan dari bahaya yang ada di lingkungan sekitar anak
3. Mendidik anak dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi
kehidupan anak sehingga anak bisa bertanggung jawab dengan diri sendiri
4. Membekali anak dengan pengetahuan keagamaan
Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak ialah peletak dasar bagi pendidikan,
namun perlu didasari oleh teori pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Artinya keluarga juga harus memahami masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan
bagaimana mendidik anak sesuai dengan perkembangan anak. Di samping itu keluarga
dalam mendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak, namun harus memberikan
kebebasan kepada anak untuk memilih, dengan tetap mendampingi agar anak tidak salah
dalam memilih.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Unsur unsur keagamaan


1. Manusia.
2. Tuhan.
3. Penghambaan.
b. Untuk dapat memahami multikulturalisme diperlukan landasan pengetahuan yang
berupa bangunan konsep-konsep yang relevan dan mendukung keberadaan serta berfungsi
nya multikulturalisme dalam kehidupan manusia.
Makna Kesetaraan Manusia Kesetaraan berarti kesederajatan yang berarti
menunjukkan tingkatan,kedudukan yang sama; tidak lebih tinggi/rendah satu sama
lain.
c. Pelapisan sosial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas
tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat
bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan
memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara
kalangan atas dan kalangan bawah.
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan
lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota
masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap
pemerintah dan Negara.
d. Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya
kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
e. Beberapa peran yang diharapkan dapat dimainkan oleh aparat pemerintah dalam menata dan
memantapkan pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat menurut Sihombing (2001)
adalah: peran sebagai pelayan masyarakat, peran sebagai fasilitator, peran sebagai
pendamping, peran sebagai mitra dan peran sebagai penyandang dana.
Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima apa yang diputuskan pihak
sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan agar orang tua membayar
iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan
mematuhinya.
Di samping itu keluarga dalam mendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak,
namun harus memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih, dengan tetap
mendampingi agar anak tidak salah dalam memilih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal, M, 2011, Hakikat Keragaman Dan Kesetaraan


Manusia,http://iqbalpersada.blogspot.com/2011/02/hakikat-keragaman-dan-kesetaraan.html , 17
September 2022 (14:22)

http://documents.tips/documents/bab-viii-pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html

http://joents.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-kemiskinan.html

https://sulbar.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/3594-peran-pemerintah-daerah-dalam-
pelayanan-bantuan-hukum-bagi-orang-miskin

https://pengantarpendidikan.files.wordpress.com/2010/11/peran-keluargapemerintah-dan-
masyarakat-dalam-pendidikan.

15

Anda mungkin juga menyukai