DosenPengampu:
Oleh :
Kelompok 4
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jatuh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian, kelengkapan isi, dan lainnya. Untuk itu
dengan senang hati kami akan menerima segala saran dan kritik dari para pembaca guna
perbaikan makalah ini dikemudian hari. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat
berguna bagi para mahasiswa/mahasiswi yang ingin mempelajari materi ini dengan lebih
dalam lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menggariskan, bahwa pendidikan dilaksanakan melalui satu system pendidikan nasional
yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia. Implikasinya dari berlakunya undang-undang ini
diantaranya adalah perlu adanya suatu standar mutu pendiikan yang bersifat nasional.
Diantara upaya menentukan standar secara nasional adalah adanya Standar Nasional
Pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan) untuk berbagai jenis dan jenjang satuan pendidikan. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan nasional, pada tanggal 25 September 2009 yang lalu,
pemerintah melalui Mendiknas telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Dalam peraturan ini
disebutkan bahwa “Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu
oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,
pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan
kehidupan bangsa melalui pendidikan”. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang
selanjutnya disebut SPMP adalah “subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang
fungsi utamanya meningkatkan mutu pendidika”.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Model Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ?
2. Bagaimana Paradigma Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ?
3. Bagaimana Kepemimpinan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Sistem Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi
Model didefinisikan sebagai suatu representasi atau formalisasi dalam bahasa
tertentu yang disepakati dari suatu sistem yang nyata. Sedangkan yang dimaksud dengan
sistem adalah komponen yang sedang berlangsung dalam kehidupan dan saling terkait.
Ssistem yang dijadikan titik atau fokus perhatian dan /atau dipermasalahkan. Secara
umum dapat dikatakan bahwa penjaminan mutu adalah serangkaian proses sitematis dan
berkelanjutan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data terkait kinerja
sebuah organisasi untuk kemudian ditindaklanjuti dengan program peningkatan mutu.
Rangkayan proses tersebut akan terselenggara dengan benar apabila seluruh pemangku
kewajiban melaksanakan berbagai program peningkatan mutu dengan konsisten dan
mampu berkomitmen.
Dalam Value Chain Model (model mata rantai), terdapat 2 (dau) area yaitu
primary activities dan supporting activities.
a. Pada area primary activities, leading sector penjaminan mutu adalah LPM. Tugas
utama LPM adalah mengawal proses pelayanan pendidikan yang bersifat
akademik, mulai dari kualitas sumber daya pendidikan (input), proses pelayanan
pendidikan (PBM, pembimbingan, dan pendampingan kepada mahasiswa)
(process), dan mengevaluasi kualitas lulusan (output), serta mengontrol
pemanfaatan lulusan oleh pengguna lulusan (outcome). Keluaran dari tugas LPM
adalah kinerja akademik.
b. Pada area supporting activities, leading sector penjaminan mutu adalah SPI.
Tugas utama SPI adalah mengawal pelaksanaan manajemen perguruan tinggi atau
proses penyelenggaraan pendididikann tinggi yang bersifat manajerial. Keluaran
dari kinerja SPI adalah terwujudnya GUG dan kinerja manajemen perguruan
tinggi yang efektif, efisien, dan produktif.
Adapun pendekatan yang harus digunakan dalam melaksanakan terwujudnya
kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi baik pada area primary activities maupun
supporting activities adalah QA dan QC. Sementara, parameter pengukuran kualitas
pelayanan pendidikan dan manajemen perguruan tinggi dapat mengadaptasi SERQUAL
THEORY yang dikembangkan Parasuraman, yaitu tangible, reliablity, responsiveness,
assurance, dan empathy.
1. Pendidikan inklusif
Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang pertama ialah pendidikan inklusif.
Inklusif merupakan kata yang berasal dari Bahasa Inggris sinclusive yang artinya
“termasuk didalamnya”. Orang yang bersikap inklusif adalah orang yang cenderung
memandang positif atas segala perbedaan yang ada. Pendidikan inklusif merupakan
pendidikan yang mengusung persamaan hak dalam pendidikan. Paradigma
pendidikan ini memandang bahwa tidak boleh ada diskriminasi atas siswa yang
kelainan dan keistimewaan. Istilah inklusif menjadi paradigm dalam pendidikan di
Indonesia karena pendidikan inklusif merupakan penjelmaan dari semboyan Bhineka
Tunggal Ika. Semboyan tersebut mengisyaratkan saling membutuhkan.
Manfaat atau keuntungan penyelenggaraan Pendidikan yang berparadigma inklusif
- Prestasi akademik siswa pada sekolah inklulif sama dengan atau lebih baik dari
pada siswa yang berada disekolah yang tidak menerap kan prinsip
- Adanya peran penerapan belajar co-teaching, siswa yang memiliki ketidak
mampuan tertentu dan siswa yang lambat dalam meneyerap informasi
mengalami peningkatan dalam keterampilan social dan semua siswa mengalami
peningkatan harga diri dalam kaitan dengan kemampuan dan kecerdasan
- Siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu mengalami peningkatan harga
diri atau kepercayaan diri semata-mata hanya karena belajar di sekolah regular
dari pada sekolah
- Siswa yang tidak memiliki ketidak mampuan tertentu mengalami pertumbuhan
dalam pemahaman social dan memiliki pemahaman dan penerimaan yang lebih
besar terhadap siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu Karena mereka
mengalami program inklusif.
2. Pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik
Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang kedua ialah pembelajaran
sepanjang hayat. Paradigma ini mengarah manusia untuk belajar di sepanjang
hidupnya. Pembelajaran sepanjang hayat diselenggarakan secara terbuka sejak lahir
sampai akhir hayat. Pembelajaran sepanjang hayat berlangsung melalui jalur
pendidikan formal, non formal dan informal. Pembelajaran seperti ini tidak dibatasi
oleh waktu, tempat dan usia. Sifatnya fleksibel, lintas jalur dan multi makna.
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari akan adanya kekurangan dalam
penyampaian materi untuk itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya serta
mengharpkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih baik kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan
Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT): Bidang
Akademik. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan
Ali , M. 2000. Sistem Penjaminan Mutu dalam Manajemen Mutu Pendidikan. Jurnal
Mimbar Pendidikan. No.1 Tahun XIX
Fattah, Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya