Anda di halaman 1dari 22

Nama: Maharani

NIM: 15000122140273
Mata Kuliah: Psikologi Kepribadian

RESUME MATERI TM 13-15

A. Carl Roger - Person – Centered Theory (Teori Terpusat pada pribadi)


➢ Riwayat Hidup
• Carl Rogers dilahirkan di Oakpark, Chicago pada 8 Januari 1902. Ia berasal dari keluarga
Kristen Protestan yang taat dan merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Rogers
menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dan telah mampu membaca sebelum masuk TK. Ia
memiliki sifat yang mandiri dan disiplin.
• Rogers melanjutkan pendidikannya di Universitas Wisconsin-Madison dengan mengambil
jurusan agrikultur. Pada tahun 1924, ia lulus dari Universitas Wisconsin dan kemudian
mendaftar di Union Theological Seminary. Selanjutnya, Rogers melanjutkan studi di Teachers
College, Columbia University, di mana ia meraih gelar M.A. pada tahun 1928 dan Ph.D. pada
tahun 1931.
• Pada tahun 1930, Rogers mulai bekerja sebagai direktur Society for the Prevention of Cruelty
to Children di Rochester, New York. Pada tahun 1940, ia menjadi profesor psikologi klinis di
Ohio State University dan menulis bukunya yang kedua, Counseling and Psychotherapy
(1942).
• Pada tahun 1945, Rogers diundang untuk mendirikan pusat konseling di University of Chicago.
Kemudian, pada tahun 1947, ia terpilih sebagai presiden dari American Psychological
Association (APA).

➢ Pandangan Terhadap Manusia


• Menggunakan dasar pendekatan fenomenologi, dimana memahami tingkah laku manusia
melalui cara individu itu memandang realita secara subjektif.
• Manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan nasibnya sendiri dan melakukan
perbaikan pada dirinya.
• Hakekat terdalam manusia melibatkan tujuan, kepercayaan, dan pencarian kesempurnaan.
• Manusia adalah makhluk yang bebas, rasional, lengkap, mudah berubah, subjektif,
proaktif, heterostatis, dan sulit dipahami.
• Tujuan hidup manusia adalah to be fully functioning (menjadi pribadi yang sepenuhnya
berfungsi) sehingga bisa mengaktualisasikan diri.
• Untuk bertumbuh kembang secara positif, manusia membutuhkan bantuan lingkungan
yang meliputi penerimaan (accepting), pengertian (understanding), dan keaslian
(originality), serta diwujudkan melalui unconditioning positive regard (penerimaan positif
tanpa syarat).

➢ Struktur Kepribadian
1. ORGANISME
• Organisme adalah makhluk hidup yang memiliki fungsi fisiologis dan psikologis. Pengalaman
yang dilalui atau dialami oleh organisme mempengaruhi cara organisme menanggapi dunia.
• Realita yang dialami oleh organisme bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh persepsi individu.
• Pengalaman ini kemudian memengaruhi tingkah laku dan kepribadian seseorang.
• Organisme merupakan kesatuan yang saling terkait, sehingga perubahan dalam satu bagian
akan mempengaruhi bagian lainnya.
• Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan tertentu, yang sifatnya seperti
aktualisasi diri (self-actualization), memelihara (maintain), dan meningkat (enchance).
• Tingkah laku organisme muncul sebagai respons terhadap kebutuhan yang dimilikinya.
• Emosi juga memainkan peran penting dan intensitasnya bergantung pada pengamatan
subjektif mengenai tingkah laku tersebut.
2. MEDAN FENOMENA (phenomenal field)
• Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya,
yang mencakup persepsi subjektifnya terhadap dunia.
• Medan fenomena bersifat pribadi dan tidak dapat diketahui oleh orang lain. Medan fenomena
mencakup proses psikologis, kesan sensorik, dan aktivitas motorik yang benar bagi individu
tersebut.
3. SELF
• Self terbentuk melalui interaksi antara organisme dan medan fenomena.
• Proses ini melibatkan diferensiasi medan fenomena menjadi bagian-bagian yang terdefinisi
dengan baik, yang sesuai dengan persepsi individu tentang dirinya.
• Konsep self mencakup pandangan individu terhadap diri sendiri serta peran dan hubungan
interpersonal dalam kehidupan.
• Ideal self memiliki struktur yang mencerminkan konsepsi diri yang sebenarnya, sementara
juga mencakup gambaran diri yang diinginkan, tujuan perkembangan, dan prestasi.
• Self terbentuk melalui kesadaran dan representasi simbolik dari pengalaman individu.
• Ada tiga tingkatan kesadaran, yaitu peristiwa yang diabaikan atau diingkari yang berada di
bawah ambang kesadaran, peristiwa yang sepenuhnya disadari, dan peristiwa yang dikaburkan
karena dianggap mengancam.

➢ Dinamika Kepribadian
1. POSITIVE REGARD
• Proses perkembangan konsep diri dimulai sejak masa bayi.
• Bayi membedakan dan menginternalisasi pengalaman yang memberikan kepuasan fisik,
emosional, dan sosial. Hal ini membentuk gambaran diri dan membutuhkan penerimaan
positif dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang memberikan penerimaan tanpa syarat
akan mempengaruhi konsep diri bayi.
2. SELF CONSISTENCY & CONGRUENCE
• Organisme bertugas memelihara konsistensi (keadaan tanpa konflik) dari persepsi dan
kesesuaian antara persepsi diri dengan pengalaman (memelihara struktur self).
• Ketidaksesuaian antara pengalaman dan struktur diri menciptakan ketegangan. Ketegangan
ini bisa disadari atau tidak disadari, dan jika tidak diatasi, dapat menghasilkan kecemasan.
• Proses pemaknaan yang tidak sesuai dengan pengalaman nyata dapat menyebabkan
pengembangan kepribadian yang kaku dan penarikan diri.
3. SELF ACTUALIZATION
• Tujuan perilaku manusia adalah mencapai aktualisasi diri.
• Semua kebutuhan individu berfungsi untuk melayani sifat organisme.
• Ada kebutuhan pemeliharaan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mempertahankan konsep
diri yang aman, serta kebutuhan peningkatan keinginan untuk belajar, berkembang missal:
rasa persahabatan ingiin tahu, kegembiraan untuk mencapai perubahan positif .
• Penerimaan positif diri dari orang lain, seperti kasih sayang dan penerimaan, memiliki
pengaruh kuat dalam mencapai aktualisasi diri.
• Penerimaan positif diri juga berkontribusi pada kepercayaan diri dan harga diri, yang
mendukung proses aktualisasi diri.

➢ Perkembangan Kepribadian
a. Pribadi yang Berfungsi Utuh (Fully Functioning Person)
• Tujuan hidup individu adalah mencapai aktualisasi diri dan kehidupan yang baik (good life),
yang mengarah pada partisipasi penuh individu sesuai dengan potensi alamiahnya. Hal ini
disebut sebagai menjadi 'pribadi yang berfungsi utuh' (fully functioning person).
Lima ciri kepribadian individu yang berfungsi utuh, yakni:
1. Terbuka terhadap pengalaman (openess to experience): Individu terbuka untuk mengalami
berbagai pengalaman, mampu menerima diri sendiri tanpa merasa terancam, bersikap objektif,
toleran terhadap perubahan situasi dan pengalaman.
2. Hidup secara eksistensial (existential living): Individu berkembang tanpa prasangka, melihat
pengalaman sebagai sesuatu yang selalu baru dan unik, mengembangkan diri dengan tidak
kaku atau fleksibel, spontan, toleran, dan adaptable.
3. Keyakinan organismik (organismic trusting): Individu dapat mengandalkan perasaan
terdalamnya untuk membuat keputusan yang didasarkan pada keyakinan akan kompetensinya.
4. Mengalami kebebasan (experiential freedom): Individu merasakan kehidupan yang bebas
dengan cara yang dipilihnya sendiri tanpa merasa terjebak oleh faktor-faktor seperti keturunan,
tekanan sosial, atau masa lalu.
5. Kreativitas (creativity): Individu mampu menghasilkan karya-karya kreatif (ide, aksi, proyek)
dan hidup secara kreatif, cenderung hidup secara konstruktif dan adaptif untuk memenuhi
kebutuhan terdalamnya dan memuaskan lingkungan sekitarnya.

➢ Psikopatologi
• Pengalaman yang sangat tidak konsisten dengan struktur diri (inkongruen) dan kecemasan
berlebihan dapat mengarah ke keadaan neurotik.
• Ketika ketidaksesuaian antara konsep diri dan pengalaman organisme semakin besar,
seseorang mungkin tidak menyadari perbedaan antara konsep diri dan pengalaman mereka.
Yang berakibat self tidak lagi mampu bertahan dari ancaman disorganisasi kepribadian, dan
ini dapat mengakibatkan keadaan psikotik.
B. Abraham Maslow – Psikologi Humanistik & Teori Kepribadian
➢ Biografi
• Abraham Harold Maslow, lahir tanggal 1 April 1908 di Manhattan, New York
• Abraham Harold Maslow adalah seorang psikolog terkenal yang dikenal karena kontribusinya
dalam bidang psikologi humanistik dan teori kebutuhan
• Maslow menghadapi tantangan dan kesulitan dalam kehidupan awalnya. Namun, semangatnya
untuk memahami sifat manusia dan mempromosikan perdamaian membawanya menjadi salah
satu tokoh terkemuka dalam dunia psikologi. Ia meninggal pada 8 Juni 1970 pada usia 62 tahun,
tetapi warisannya masih hidup dan berdampak luas dalam berbagai bidang, termasuk
manajemen bisnis, pemasaran, pendidikan, dan kesehatan.
• Pendidikan:
- Boys High School, Brooklyn
- City College of New York
- University of Wisconsin (gelar BA dalam bidang filsafat)
- Gelar doctor
• Karier:
- Asisten peneliti EL Thorndike di Teachers College, Columbia University (1935)
- Belajar dari tokoh terkemuka seperti Erich Fromm, Karen Horney, Max Wertheimer, dan Kurt
Goldstein di New York (1930-1940)
- Ketua departemen psikologi di Universitas Brandeis, Massachusetts (1951)
• Penghargaan dan Pencapaian:
- Presiden Asosiasi Psikologi Amerika (1967-1968)
- Pengaruh dan ketenaran di bidang manajemen bisnis, pemasaran, teologi, konseling,
pendidikan, keperawatan, dan bidang kesehatan lainnya.
• Kehidupan Pribadi:
- Pengalaman masa kecil yang penuh dengan perasaan malu, rendah diri, dan depresi
- Tidak dekat dengan kedua orang tuanya, terutama ibunya
• Peninggalan:
Abraham Maslow dikenal sebagai salah satu psikolog paling berpengaruh dalam sejarah,
terutama melalui kontribusinya dalam teori kebutuhan dan psikologi humanistik. Karyanya
tetap relevan dan dihormati hingga saat ini, dan pengaruhnya meluas ke berbagai disiplin ilmu
dan profesi. Melalui penelitiannya yang mendalam tentang motivasi dan kebutuhan manusia,
Maslow telah menginspirasi banyak orang untuk mencapai potensi penuh mereka dan
mendorong perdamaian dalam masyarakat.

➢ Pandangan Terhadap Manusia


• Berdasarkan teori Humanisme, kebebasan manusia adalah bebas berkeinginan dan
berkehendak
• Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan makna hidup yang ingin ditempuh karena
setiap individu memiliki perbedaan
• Setiap orang memiliki nilai hidup yang berbeda
• Manusia bertanggung jawab atas tindakan yang akan, sedang, dan telah dilakukan.
• Manusia memiliki karakteristik umum sebagai manusia (fisiologis) dan juga memiliki
karakteristik individual yang unik, hal ini mempengaruhi kebutuhan, kemampuan, dan
kecenderungan yang diyakini baik atau netral pada potensi individual
➢ Pandangan Tentang Motivasi
1. Seluruh orang, bukan bagian atau fungsi tunggal, yang termotivasi untuk bergerak maju secara
keseluruhan atau holistik.
2. Motivasi seringkali memiliki kompleksitasnya sendiri, di mana perilaku seseorang dapat
muncul dari berbagai motif yang terpisah.
3. Orang tetap termotivasi oleh satu atau berbagai kebutuhan yang beragam.
4. Setiap orang di manapun mereka berada, memiliki motivasi yang sama terhadap kebutuhan
dasar.
5. Kebutuhan dapat disusun dalam bentuk hirarki.

➢ Teori Hirarkhi Kebutuhan

• Kebutuhan yang berada pada tingkat lebih rendah harus terpenuhi atau setidaknya sebagian
terpenuhi sebelum kebutuhan yang berada pada tingkat lebih tinggi dapat menjadi motivator
bagi seseorang.
• Kebutuhan pokok ini dapat diatur dalam bentuk tangga, di mana setiap anak tangga yang naik
mewakili kebutuhan yang lebih tinggi tetapi kurang mendasar untuk bertahan hidup.
• Ada lima kebutuhan yang membentuk hierarki yang disebut kebutuhan konatif, yang memiliki
sifat berjuang atau motivasi.

a. Kebutuhan fisiologis
• Maliputi kebutuhan yang paling mendasar dan menonjol, seperti makan, minum,
bernafas, dan berkembang biak. Contoh ketika seseorang lapar, motivasinya adalah
untuk makan, bukan untuk mencari teman atau memperoleh harga diri.
• Karakteristik kebutuhan ini dapat sepenuhnya dipuaskan atau bahkan terlalu
dipuaskan, dan bersifat berulang.

b. Kebutuhan Rasa Aman


• Meliputi kebutuhan keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan
kebebasan dari ancaman seperti perang, terorisme, penyakit, ketakutan,
kecemasan, bahaya, kekacauan, dan bencana alam.
• Melibatkan keinginan untuk menghindari rasa takut terhadap hal-hal yang asing.
• Kebutuhan akan rasa aman tidak dapat dipuaskan secara berlebihan dan
pencukupannya bergantung pada pandangan individu terhadap dunia.
• Jika individu tidak dapat memenuhi kebutuhan rasa amannya, mereka akan
mengalami kecemasan dasar.

c. Kebutuhan Cinta dan Kebersamaan.


• Meliputi keinginan untuk memiliki persahabatan, pasangan, anak, dan menjadi
bagian dari keluarga, klub, lingkungan, atau bangsa.
• Melibatkan aspek-aspek seperti cinta, rasa memiliki, hubungan seksual, kontak
manusia, dan kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.
• Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki ditentukan oleh komitmen individu
terhadap hubungan interpersonal.
• Terdapat 3 kelompok individu:
o orang yang terpenuhi kebutuhan cintanya dan merasa diterima
o orang yang tidak pernah mengalami cinta dan rasa memiliki dan memiliki
ketidakpercayaan
o orang yang memiliki cinta namun dalam kadar yang rendah, sehingga
mereka sangat termotivasi dan memiliki kebutuhan yang lebih kuat untuk
menerima cinta.

d. Kebutuhan penghargaan
• Meliputi harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, dan pengetahuan yang
dihormati oleh orang lain.
• Memiliki 2 tingkat;
o Reputasi: meliputi prestise, pengakuan, atau ketenaran yang telah dicapai
seseorang di mata orang lain.
o Harga diri: meliputi perasaan berharga dan percaya diri seseorang.
• Tidak hanya berdasarkan pada reputasi dan prestise, juga mencakup keinginan
untuk memiliki kekuatan, mencapai sesuatu, merasa cukup, memiliki
keterampilan dan kompetensi, memiliki kepercayaan diri, serta untuk menjadi
mandiri dan bebas.
• Harga diri tidak hanya bergantung pada pendapat orang lain, tetapi juga pada
kemampuan dan pencapaian nyata.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri


• Kebutuhan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi dalam diri sendiri.
• Melibatkan pemenuhan diri, pemanfaatan potensi sepenuhnya, dan dorongan
untuk mengekspresikan kreativitas dalam arti yang sebenarnya.

➢ Tiga Kategori Kebutuhan


a. Kebutuhan Estetika: Tidak bersifat universal, orang dengan kebutuhan ini
menginginkan lingkungan yang indah dan teratur.
b. Kebutuhan Kognitif: Keinginan untuk mengetahui, memecahkan misteri,
memahami, dan ingin tahu. Apabila kebutuhan ini diblokir dapat mengancam
hierarki kebutuhan dasar.
c. Kebutuhan Neurotik: Menyebabkan stagnasi dan patologi, individu menjadi tidak
produktif.
• Kebutuhan estetika dan kognitif konsisten dengan Kesehatan psikologis, sehingga jika
kekurangan kedua kebutuhan ini mengakibatkan patologi.

➢ Teori Motivasi
• Teori Motivasi berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menyatakan bahwa motif yang berada
pada level yang lebih tinggi tidak akan muncul jika motif pada level yang lebih rendah belum
terpuaskan. Kebutuhan pada setiap level tidak harus terpenuhi 100%.
• Terdapat 2 jenis motif yang bersifat naluriah dan genetis, yaitu D-motive (deficiency) dan B-
motive (being).

1. D-motive (deficiency) – basic needs


• Kebutuhan dasar yang muncul akibat adanya kekurangan.
• Motif ini lebih kuat daripada meta needs dan terorganisir dalam bentuk hirarki.
• Meliputi kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, dan harga diri.
• Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang dapat mengalami
ketidaknyamanan atau sakit.
2. B-motive (being) – meta needs/grow motive
• Kebutuhan untuk pertumbuhan individu.
• Motif ini tidak memiliki hirarki dan dapat saling menggantikan satu sama lain.
• Jika kekurangan dapat menyebabkan penderitaan, apatis, dan sinisme.
• Contoh dari B-motive meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, dan
kepatuhan.

➢ Dinamika Kepribadian
• Kepuasan kebutuhan hirarkhis menjadi dasar dari kesehatan fisik dan psikis seseorang.
• Frustrasi yang timbul akibat kegagalan memperoleh kepuasan dapat menyebabkan penyakit
dan gangguan pada tingkat tertentu.
• Jika frustrasi berlangsung dalam jangka waktu lama, individu akan mengalami kebutuhan
neurotik yang membuatnya stagnan, apatis, dan memiliki gaya hidup yang tidak produktif.
• Individu juga akan kehilangan nilai dalam mencapai aktualisasi diri, bersikap reaktif, dan
mencari kompensasi.

➢ Aktualisasi Diri – Kepribadian Sehat


• Ciri-ciri individu yang mencapai aktualisasi diri:
1. Pandangan realistic.
2. Mudah dalam menerima diri, orang lain, dan situasi.
3. Spontan, sederhana, dan natural.
4. Berpusat pada masalah.
5. Butuh privasi.
6. Otonom.
7. Dapat melihat dari sudut positif.
8. Demokratis.
9. Memiliki sahabat.
10. Mampu menentang arus budaya.

• Alat ukur aktualisasi diri = Characteristics of Self-Actualization Scale (CSAS).


• Ciri khas teori yang dijelaskan Maslow =
1. Berdasarkan dari pengamatan pada orang-orang sehat mental, yang bahkan dapat
dikatakan orang ternama.
2. Optimistic-positif.
3. Mempercayai bahwa semua orang dapat melakukan aktualisasi diri.

C. Victor Frankl – Memahami Kepribadian Manusia Melalui Logoterapi


➢ Biografi
• Viktor Frankl (26 Maret 1905 - 2 September 1997) adalah seorang dokter, psikolog, dan filsuf
Austria. Dia lahir di Wina dan merupakan anak tengah dari tiga bersaudara. Ayahnya, Gabriel
Frankl, bekerja dari stenografer pemerintah menjadi direktur Kementerian Sosial, sementara
ibunya, Elsa Frankl (née Lion), adalah seorang wanita saleh.

• Frankl mengejar karir dalam bidang kedokteran dan psikologi. Dia terlibat dalam organisasi
Pekerja Sosialis Muda dan tertarik pada studi psikologi. Frankl bertemu dengan Freud dan
mengikuti pelatihan dalam bidang neurologi. Pada tahun 1937, dia membuka praktiknya
sendiri di bidang neurologi dan psikiatri.

• Selama rezim Nazi, Frankl dan keluarganya ditangkap dan dipenjara di kamp konsentrasi. Dia
kehilangan anggota keluarganya yang dicintai, tetapi selamat dari Holocaust. Setelah
pembebasan kamp, dia kembali ke Wina dan mengetahui kematian orang-orang terdekatnya.
Frankl menikah kembali dan memiliki seorang putri.

• Frankl meraih gelar Ph.D. dalam filsafat dan menjadi profesor neurologi dan psikiatri di
Universitas Wina. Dia mendirikan Masyarakat Medis Austria untuk Psikoterapi dan terus
mengajar hingga usia 85 tahun.

• Viktor Frankl meninggal pada tahun 1997 karena gagal jantung. Dia dikenal karena
kontribusinya dalam logoterapi, sebuah pendekatan psikoterapi yang menganggap bahwa
mencari makna adalah tujuan hidup yang mendasar.

➢ Teori Frankl
• Viktor Frankl adalah seorang ahli teori dan terapi yang pengembangannya berasal dari
pengalamannya di kamp kematian Nazi.
• Ia menyadari bahwa individu yang memiliki harapan untuk bersatu kembali dengan orang-
orang terkasih, memiliki proyek yang penting, atau memiliki keyakinan yang kuat,
cenderung memiliki peluang lebih baik daripada mereka yang kehilangan semua harapan.
• Frankl menyebut terapinya sebagai logoterapi, yang berarti belajar, kata, roh, Tuhan, atau
makna dalam bahasa Yunani.
• Fokus utama Frankl adalah pada pencarian makna dalam kehidupan.
➢ Konsep-Konsep Utama:
1. Hati Nurani:
• Salah satu konsep utama dalam teori Frankl adalah hati nurani. Ia memandang hati nurani
sebagai bentuk spiritualitas bawah sadar yang berbeda dari ketidaksadaran naluriah yang
ditekankan oleh Freud dan yang lainnya.
• Hati nurani bukan hanya faktor tambahan, tetapi merupakan inti dari keberadaan dan
integritas pribadi seseorang. Hati nurani bersifat intuitif dan personal, merujuk pada situasi
nyata dan orang nyata.
• Frankl menyebut hati nurani sebagai pemahaman diri ontologis pra-reflektif atau
"kebijaksanaan hati" yang lebih peka daripada nalar yang masuk akal. Makna tidak terikat
pada nilai-nilai masyarakat, tetapi adalah sesuatu yang unik bagi setiap individu.

2. Vakum Eksistensial:
• Perjuangan mencari makna dalam hidup dapat menyebabkan frustrasi yang dapat berujung
pada neurosis spiritual atau eksistensial. Individu yang mengalami kekosongan eksistensial
merasa hidup mereka tidak berarti, tanpa tujuan, dan terombang-ambing.
• Mereka seringkali menanggapi kekosongan ini dengan perilaku yang melukai diri sendiri,
orang lain, atau masyarakat. Frankl menggunakan metafora kekosongan eksistensial
sebagai lubang dalam hidup kita yang dapat diisi dengan berbagai hal, namun tak pernah
cukup.
• Dia juga mengidentifikasi konsep kecemasan antisipatif, di mana ketakutan yang sangat
besar terhadap gejala kecemasan tertentu menyebabkan gejala tersebut menjadi tak
terelakkan.
• Konsep-konsep lain yang dijelaskan oleh Frankl termasuk hyperintention, di mana
berusaha terlalu keras menghalangi keberhasilan, dan hiperrefleksi, di mana berpikir
terlalu keras mempengaruhi harapan dan sikap seseorang.

➢ Psikopatologi
• Frankl memberikan penjelasan tentang asal usul berbagai psikopatologi, termasuk neurosis
kecemasan yang berkaitan dengan kecemasan eksistensial. Individu yang mengalami
neurosis kecemasan tidak menyadari bahwa kecemasan mereka disebabkan oleh
kurangnya pemenuhan tanggung jawab dan kekurangan makna dalam hidup mereka.
Mereka memfokuskan kecemasan mereka pada beberapa masalah kehidupan yang sulit.

o Obsesif Kompulsif
- Orang yang menderita obsesif-kompulsif tidak memiliki rasa penyelesaian
seperti kebanyakan orang. Mereka menginginkan kepastian sempurna yang tidak
mungkin dicapai.
- Karena kesempurnaan adalah hal yang tidak mungkin, mereka memusatkan
perhatian pada bidang kehidupan tertentu yang telah menyebabkan kesulitan di
masa lalu.
- Terapis perlu membantu pasien untuk rileks dan tidak melawan kecenderungan
mereka untuk mengulang pikiran dan tindakan. Pasien juga perlu mengakui
kecenderungan mereka menuju kesempurnaan dan belajar menerima sedikit
ketidakpastian.
- Pada akhirnya, orang yang mengalami obsesif-kompulsif dan neurosis
kecemasan lainnya perlu menemukan makna dalam hidup mereka.
o Skizofrenia
- Frankl memandang skizofrenia sebagai akar dari disfungsi fisiologis yang
menyebabkan seseorang mengalami dirinya sebagai objek daripada subjek.
- Penderita skizofrenia merasa dipaksa untuk mengambil perspektif pasif terhadap
pikiran mereka, menganggapnya sebagai suara. Mereka mungkin merasa diawasi
dan dianiaya oleh diri mereka sendiri.
- Frankl percaya bahwa kepasifan ini berasal dari kecenderungan berlebihan
dalam mengamati diri sendiri, sehingga menciptakan pemisahan antara diri yang
melihat dan diri yang dilihat.

➢ Menemukan Makna
• Frankl membahas tiga pendekatan luas untuk menemukan makna. Yang pertama adalah
melalui nilai pengalaman, yaitu dengan mengalami sesuatu–atau seseorang–yang kita
hargai. Hal ini dapat mencakup pengalaman puncak dan pengalaman estetis Maslow
seperti melihat seni yang hebat atau keajaiban alam.
• Cara kedua untuk menemukan makna adalah melalui nilai-nilai kreatif, dengan
“melakukan suatu perbuatan”, seperti yang dikatakannya. Hal ini adalah ide eksistensial
tradisional untuk memberikan makna pada diri sendiri dengan terlibat dalam proyek
seseorang, atau lebih baik, dalam proyek kehidupannya sendiri. Ini mencakup kreativitas
yang terlibat dalam seni, musik, penulisan, penemuan, dan sebagainya.
• Cara ketiga untuk menemukan makna adalah salah satu yang dibicarakan oleh beberapa
orang selain Frankl: nilai-nilai sikap. Nilai sikap termasuk kebajikan seperti kasih sayang,
keberanian, rasa humor yang baik, dan sebagainya. Tapi contoh Frankl yang paling
terkenal adalah mencapai makna melalui penderitaan.

➢ Transendensi
• Transendensi merupakan sesuatu yang lebih mendasar daripada nilai-nilai pengalaman,
kreatif, dan sikap.
• Frankl menggambarkan transendensi sebagai supra-makna, yang merupakan makna
tertinggi dalam hidup yang tidak tergantung pada orang lain, proyek kita, atau martabat
kita. Ini merujuk pada Tuhan dan makna spiritual.
• Frankl berpendapat bahwa konsep Tuhan dalam pandangannya tidak terbatas pada definisi
sempit, tetapi mencakup dimensi batin manusia. Bahkan orang ateis atau agnostik dapat
menerima gagasan transendensi tanpa menggunakan kata "Tuhan".
• Dia menekankan bahwa Tuhan adalah transenden dan ada di dalam diri setiap individu.
Menolak Tuhan dianggap sebagai sumber utama masalah yang dibahas sebelumnya.

➢ Logoterapi
• Intensi paradoks.
o Ini melibatkan menghadapi ketakutan yang paling dihindari atau diantisipasi. Hal ini
membantu memutus lingkaran setan neurotik yang disebabkan oleh kecemasan.
o Kemampuan manusia untuk mengambil sikap objektif terhadap hidup mereka atau
melangkah keluar dari diri mereka sendiri adalah dasar humor, menurut Frankl.
o Humor dianggap sebagai senjata jiwa dalam mempertahankan diri.
• Derefleksi
o Masalah berasal dari penekanan yang berlebihan pada diri sendiri.
o Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri ke orang lain, justru masalah sering
kali hilang.
o
o Frank berpendapat bahwa terlalu banyak penekanan pada refleksi diri justru
menjauhkan kita dari makna.

• Menemukan Makna
o Pada akhirnya, masalah yang dihadapi oleh individu sering kali berkaitan dengan
kebutuhan akan makna. Dalam terapi, penting bagi terapis untuk membantu klien
menemukan kembali religiusitas laten yang ada dalam diri mereka masing-masing.
o Namun, hal ini tidak dapat dipaksakan, dan terapis harus membiarkan klien
menemukan maknanya sendiri. Frankl membedakan antara transendensi-diri dan
aktualisasi diri sebagaimana digunakan oleh Maslow.
o Aktualisasi diri, kepuasan, dan kebahagiaan merupakan hasil dari transendensi diri
dan penemuan makna.

D. Memahami Kepribadian Manusia Melalui Psikologi Transpersonal-Psikosintesis


➢ Sejarah Lahirnya Aliran Psikologi Transpersonal
• Pada abad ke-20, di Amerika Serikat terdapat 2 aliran psikologi , yaitu: psikoanalisis &
behavioristik
• Abraham Maslow mengemukakan beberapa kritik terhadap psikoanalisis. Dia menekankan
bahwa psikoanalisis terlalu memfokuskan pada ketidaksadaran manusia dan cenderung melihat
manusia secara negatif sebagai psikopatologis.
• Maslow juga mempertanyakan apakah psikoanalisis mengakui potensi positif manusia.
• Selain itu, terdapat kritik terhadap pendekatan behavioristik yang tidak mampu menjelaskan
aspek yang lebih tinggi dan khas dari manusia, seperti cinta, kesadaran diri, spiritualitas,
moralitas, dan lain sebagainya.
• Muncul pendekatan ketiga, yaitu humanistik. Aliran humanistik memahami manusia unik dan
memiliki potensi positif.
• Aliran ini belum bisa menjawab fenomena saat tahun 60an, yaitu dimensi spiritual dari jiwa
manusia (misal: filosofi spiritual timur, meditasi, tradisi mistis yang bervariasi, original
wisdom).
• Di tahun 1967, Abraham Maslow, Antony Sutich, Stanislav Grof, James Fadiman, Miles Fich,
Sonya Marguiles menemukan pendekatan yang berusaha menjelaskan kesadaran manusia,
termasuk tingkat kesadaran yang “tidak biasa”. Pendekatan itu dinamakan transhumanistic
(reaching beyond humanistic concern) yang berubah menjadi transpersonal psychology.
➢ Spiritualitas, Transpersonal, & Agama
• Spiritualitas berbeda dengan indoktrinasi agama.
• Spiritualitas muncul ketika seseorang bersentuhan dengan wilayah kesadarannya untuk
mengatasi masalah diri secara psikologis dan mencapai penyatuan dengan yang lain
(alam, kosmos, Tuhan) melalui mistisisme.
➢ Perkembangan Psikologi Transpersonal
• Hubungan antara praktek-praktek aliran Timur dalam membangun kesadaran dengan
metode penelitian empiris Barat telah diperkenalkan dalam jurnal Psikologi
Transpersonal oleh Maslow dan Asosiasi Psikologi Transpersonal.
• Psikologi Transpersonal merupakan perkembangan dalam bidang psikologi yang
mempelajari keadaan dan proses di mana seseorang mengalami pemahaman yang lebih
dalam atau luas tentang diri mereka sendiri, serta keterhubungan yang lebih besar
dengan pihak lain, alam, atau dimensi spiritual.
• Tokoh-tokoh dalam Psikologi Transpersonal meliputi William James, Aldous Huxley,
Teilhard de Chardin, Sri Aurobindo, Carl Gustav Jung, Abraham Maslow, Stan Grof,
Roberto Assagioli, Charles T. Tart, dan Ken Wilber.

➢ Definisi Psikologi Transpersonal


• Psikologi Transpersonal fokus pada potensi tertinggi manusia, kesatuan spiritual, dan
peningkatan kesadaran.
• Kata transpersonal berasal dari kata trans yang berarti melampaui dan persona berarti
topeng. Secara etimologis, transpersonal berarti melampaui gambaran manusia yang
kelihatan
• Psikologi Transpersonal melibatkan pengalaman transpersonal yang melampaui batasan
kesadaran biasa dan mengeksplorasi dimensi spiritual.
• Psikologi Transpersonal meneliti potensi luhur dan fenomena kesadaran manusia, serta
pengalaman luar biasa seperti alih dimensi, kesatuan mistik, komunikasi batiniah, dan
meditasi
• Psikologi transpersonal adalah ilmu yang mempelajari potensi tertinggi manusia,
dengan pengakuan, pemahaman, dan realisasi dari kesatuan, spiritual, dan kondisi
peningkatan dari kesadaran (Lajoie & Shapiro, 1992).
• Psikologi transpersonal sebagai cabang psikologi yang mempelajari wilayah kesadaran,
identitas, pertumbuhan spiritual dan di atas tingkatan fungsi yang biasa diterima
manusia.
• Transpersonal dapat diartikan lebih di atas personal, ego atau diri (Wilber, 2000).
Pengalaman transpersonal melibatkan ekspansi di atas kesadaran yang umum, yang
hanya terbatas dari ego, personality dan melebihi batasan konvensional ruang dan
waktu.
➢ Yang termasuk dalam Psikologi Transpersonal
• Psikologi Transpersonal adalah bidang studi yang mempelajari potensi-potensi luhur dan
fenomena kesadaran manusia (the highest potentials) dan fenomena kesadaran (the states of
consciousness).
• Fokus utama dalam Psikologi Transpersonal adalah mengenai pengalaman-pengalaman
manusia yang melewati batas-batas kesadaran biasa. Contohnya termasuk pengalaman alih
dimensi, memasuki alam-alam kebatinan, kesatuan mistik, komunikasi batiniah, dan
pengalaman meditasi.
• Psikologi Transpersonal juga mengarahkan perhatian pada dimensi spiritual manusia yang
memiliki potensi dan kemampuan luar biasa. Aliran ini tertarik untuk meneliti pengalaman
subjektif-transendental serta pengalaman luar biasa yang berkaitan dengan potensi spiritual
manusia. Meskipun bidang ini sebelumnya lebih dikaitkan dengan kaum kebatinan,
ruhaniawan, agamawan, dan mistikus, Psikologi Transpersonal berusaha menjajagi dan
mengkaji dimensi ini secara ilmiah.
• Psikologi Transpersonal menggabungkan psikologi dan spiritualitas dengan tujuan utama
untuk optimalisasi kesehatan mental dan pengembangan psikologis.
• Studi dalam Psikologi Transpersonal juga melibatkan pengalaman mistik dan spiritual,
kedamaian batin, kasih sayang, kepercayaan, gairah, dan pelayanan tanpa pamrih. Dalam
pengembangan terapi transpersonal, faktor-faktor ini menjadi penting dan tanpanya dapat
menghambat kemajuan dalam pengobatan (Huitt, 2001).

➢ Psikosintesis
• Psikosintesis adalah salah satu bentuk Psikologi Transpersonal yang dikembangkan
oleh dr. Roberto Assagioli sejak 1910.
• Konsep ini menggambarkan kehidupan psikologis kita yang dinamis, dengan adanya
saling kait antar berbagai kekuatan yang ada di dalam diri kita.
• Terdapat pusat spiritual dalam diri individu yang dapat bergerak kreatif dan harmonis
melalui energi kehidupan kita sendiri, sebagai ekspresi spiritualitas yang alami.
• Struktur kepribadian dalam Psikosintesis terdiri dari puncak ketidaksadaran, wilayah
tengah kesadaran, dan dasar dari ketidaksadaran.
• Dinamika kepribadian dipengaruhi oleh fungsi jati diri, yang bisa dihidupkan melalui
kehendak individu dengan kualitas dan tingkatan yang berbeda.
• Fungsi jati diri mencakup fungsi reseptif yang melibatkan kesadaran dan pengamatan,
serta fungsi ekspresif yang dinamis dan bergerak.
• Sifatnya transenden dan unik, selalu hadir dan secara aktif terlibat dalam isi dan proses
kesadaran.
• Terdapat konsep diri transpersonal yang menggambarkan identitas yang lebih luas dan
mendalam.

➢ Pengalaman Mistis
• Pengalaman mistis dalam Psikosintesis adalah pengalaman individual yang
berhubungan dengan realita yang mendasar, bukan realitas biasa atau sesuatu yang tidak
riil.
• Karakteristik pengalaman mistis meliputi keberadaan yang mutlak, nilai yang mutlak,
dan makna fundamental bagi kehidupan seseorang.
• Pengalaman mistis tidak selalu bersifat religius, dan sebaliknya, pengalaman religius
memiliki kebutuhan personal dan tuntutan sosial.

➢ Aktualisasi Diri
• Aktualisasi diri, yang dikembangkan oleh Maslow, menggambarkan pemenuhan diri,
ekspresi diri, dan proses bekerjanya kepribadian yang mendasar.
• Aktualisasi diri melibatkan pemenuhan potensi, penggunaan kapasitas, dan tendensi
menjadi individu yang mampu "menjadi".

➢ Self transcendence
• Self transcendence adalah taksonomi pengalaman transcendent yang terdiri dari aspek
positif dan negatif.
• Aspek positif mencakup pengalaman imanen/sekuler seperti kedamaian dan cinta, serta
pengalaman eksotis/transenden seperti pengalaman puncak, orgasme, dan penglihatan.
• Aspek negatif mencakup pengalaman imanen/sekuler seperti depresi, krisis jati diri,
kesepian, dan kegagalan, serta pengalaman eksotis/transenden seperti katarsis dan teror
arketipe.

E. Psikologi Timur vs Psikologi Barat


• Timur dan Barat cenderung berhubungan dalam bentuk persaingan, konflik, dan perang
daripada saling mengerti, bersahabat, dan bekerja sama.
• Barat mewakili kapitalisme, teknologi, dan imperialisme, sementara Timur memiliki
kelebihan penduduk, kemiskinan, dan keterikatan pada masa lampau. Kedua belah
pihak juga memiliki prasangka, ketidaktahuan, dan informasi yang salah.

➢ Psikologi Barat: Kultus Persona


• Ada 3 nilai penting yang mendasari semua psikologi di Barat: martabat, kebebasan, dan
teknologi.
• manusia dianggap sebagai ukuran segalanya dan kebebasan dihubungkan dengan
konsep utopia, di mana teknologi memainkan peran yang mengagumkan namun juga
membingungkan.
• Penghargaan terhadap martabat manusia dipahami melalui kodrat manusia, dan
kebebasan liberalisme diharapkan dapat membawa manusia kembali kepada kebebasan
yang pernah ada 2000 tahun yang lalu.
• Perkembangan ilmu dan teknologi juga memiliki implikasi yang luas terhadap manusia
masa kini, seperti kehilangan arah, kepercayaan diri, nilai-nilai, iman, serta gangguan
kesehatan mental.
• Psikologi memainkan peran penting dalam masyarakat Barat untuk menghadapi
tantangan ini. Namun, ada harga yang harus dibayar dalam masyarakat yang semata-
mata dikuasai oleh mesin, di mana manusia menjadi bagian dari mesin tersebut dan
cenderung pasif, tidak hidup, dan memiliki perasaan kerdil.

➢ Sintesis Psikologi Barat & Timur


• “Timur adalah Timur, Barat adalah Barat, dan keduanya tidak akan pernah bertemu”
(Kipling) atau “Timur adalah Timur, Barat adalah Barat, tetapi sesungguhnya keduanya
cepat sekali dating bertemu” (Gardner Murphy, Asia Psychology). Timur dan Barat:
Dua jalan yang berbeda.
• Sikap Terhadap Alam
o Psikologi Barat cenderung berfokus pada penguasaan alam,
o Psikologi Timur menekankan cinta yang mendalam terhadap alam.
o Orang Timur memiliki perasaan yang mendalam terhadap alam yang berakar
dalam kepercayaan religius dan filsafat seperti Buddhisme, Taoisme, dan
Sufisme.
o Pandangan mereka adalah bahwa manusia harus memiliki kesatuan dengan alam
dan harmoni dengan alam.

• Ideal Hidup
o Psikologi Barat melihat rencana Allah di dunia dan manusia sebagai aktor aktif
yang membentuk sejarah.
o Psikologi Timur, ideal hidup adalah hidup yang paling berharga datang dari
dalam, yaitu menerima keadaan sekarang, mengumpulkan pengalaman,
mengintegrasikan diri, dan menjadi individu yang bernilai.
o Orang Timur mencari ketenangan dan waktu demi mencapai kesempurnaan.

• Status Persona
o Psikologi Barat menghargai hak-hak individu dan menjamin kebebasan
individu.
o Psikologi Timur mengagungkan martabat manusia, namun penekanannya
berbeda dengan Barat.
o Mereka menekankan pentingnya melihat ke dalam diri sendiri dan menyadari
bahwa kita semua memiliki potensi Buddha dalam diri kita.

• Kita semua adalah manusia, baik orang Barat maupun orang Timur, dan kita dapat
bertemu dan berinteraksi kapan saja jika mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan.
• Psikologi Barat dan Timur dapat saling melengkapi seperti konsep Yin dan Yang. Yin
dan Yang takdirnya saling melengkapi. Demikian juga, Psikologi Timur dan Barat,
dalam upaya mencapai kesempurnaan manusia, saling melengkapi.
• Psikologi Timur menjadikan kearifan sebagai sains, sementara Psikologi Barat
membawa sains kepada kearifan. Kedua pendekatan ini dapat saling mengisi dan
memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang manusia dan kehidupan.

F. Memahami Kepribadian Manusia Dalam Perspektif Psikologi Timur


➢ Pemikiran Tentang Kepribadian
• Psikologi Timur begitu kompleks untuk dijadikan konsep tunggal dalam
membicarakan mengenai konsep kepribadian manusia. Hal ini disebabkan dalam
perkembangannya mitos, kepercayaan, kultur Asia.
• Terbagi dalam 2 pemikiran besar : Hinduisme dan Buddhisme. Penekanan teori:
meditasi sebagai aktivitas sentral dalam menghayati “diri” atau inti kepribadian.

1. Hinduisme
o Hinduisme adalah agama yang berkembang di India sejak tahun 1500 SM.
Agama ini dianggap sebagai hasil sinkretisme antara agama kaum Aryan
dari Barat dan Timur India dengan agama kaum Dravidis di Selatan India.
o Kitab suci utama dalam Hinduisme adalah Veda, yang merupakan refleksi
teologis yang kemudian melahirkan Upanishad. Upanishad merupakan
penutup Veda dan menjadi dasar spiritualitas dalam agama Hindu.
o Konsep utama yang dijelaskan dalam Vedanta adalah Brahman, yang
merupakan Yang Ilahi dalam Hinduisme. Trimurti, yang terdiri dari Vhisnu,
Siva, dan Brahma, juga dipercaya sebagai manifestasi dari Brahman.
o Tujuan utama manusia dalam Hinduisme adalah mempersatukan dirinya
dengan Brahman melalui pengenalan akan Atman, yang merupakan inti
kepribadian.
o Hinduisme mengajarkan bahwa tubuh ini fana sementara jiwa adalah abadi.
Kekeliruan terletak pada kelekatan manusia terhadap benda-benda duniawi,
yang menghambat pencapaian keselamatan dan kedamaian abadi (nirvana).

2. Buddhisme
o Buddhisme lahir sebagai pemberontakan terhadap Hinduisme.
o Ajaran utama dalam Buddhisme adalah bahwa hakikat manusia adalah
penderitaan, dan manusia perlu membebaskan diri dari penderitaan
tersebut.
o Hinduisme mengajarkan bahwa Yang Ilahi adalah Atman, sedangkan dalam
Buddhisme, Yang Ilahi adalah Buddha.
o Agama ini dipelopori oleh Sidharta Gautama, yang setelah menjalani laku
tapa yang cukup lama, menemukan kebenaran dalam penyadaran tubuh
sebagai satu-satunya cara untuk mencapai penerangan (enlightenment).

• Perbedaan mendasar antara Hinduisme dan Buddhisme terletak pada pandangan mereka
terhadap tubuh manusia.
• Hinduisme menerima tubuh manusia sebagai dasar dari pengalaman dan penghayatan
akan realitas, di mana tubuh merupakan diri kita, sedangkan Atman merupakan
pusatnya.
• Buddhisme kemudian berkembang menjadi dua aliran utama, yaitu Mahayana dan
Theravada. Aliran Theravada tersebar di negara-negara seperti Sri Lanka, Myanmar,
Tibet, Thailand, dan Kamboja, dan masih mengandung banyak unsur Hinduisme.
• Sementara itu, aliran Mahayana lebih banyak ditemui di Tiongkok, Jepang, dan Korea,
dan cenderung bersifat lebih liberal serta kurang sentralistik dalam kepemimpinannya.

➢ Psikologi Timur: Kultus Harmoni


1. Buddhisme: Mencari Pencerahan
• Buddhisme mengajarkan langkah-langkah menuju keselamatan dan pencerahan bagi
manusia.
• Psikologi Buddhisme memberikan jawaban terhadap penderitaan manusia dan
mengundang setiap individu untuk mengikuti jejak langkah Buddha dalam mencapai
kesadaran.

2. Konfusianisme
• Psikologi Konfusianisme mengedepankan kesejahteraan manusia dalam hubungan
yang harmonis dengan masyarakat. Pusat perhatiannya adalah manusia dan alamnya.

3. Taoisme
• Psikologi Taoisme berfokus pada kenyataan di luar dunia materi dan mengupayakan
keselarasan manusia dengan Tao, serta mewujudkan model kosmis yang terlihat dalam
segala hal.

4. Abhidamma
• Abhidamma adalah ajaran pokok dalam Buddhisme. Kepribadian dipandang sebagai
gabungan dari proses-proses impersonal, di mana interaksi antarbagian dalam
kesadaran manusia terhubung oleh bhava.
• Kepribadian dipandang sebagai entitas yang selalu berubah, mirip dengan aliran
sungai.
• Faktor-faktor jiwa dibagi menjadi Kusula (baik, murni, sehat) dan Akusula (tidak baik,
tidak murni, tidak sehat) berdasarkan meditasi.

5. Psikologi Islam (Sufisme)


• Psikologi Sufisme dalam Islam mengajarkan kepasrahan dan kedamaian. Tasawuf
sebagai bagian dari Sufisme dianggap setara dengan psikologi Taoisme.
• Tasawuf, sebagai bagian dari Psikologi Sufisme, merupakan konsep universal yang
mengibaratkan agama sebagai sebatang pohon dengan amalan-agamanya sebagai akar,
mistisisme sebagai dahan, dan kebenaran sebagai buahnya.
• Tasawuf memiliki kesamaan dengan mistisisme dalam semua agama, yang mencakup
pengalaman langsung tentang ketuhanan. Di Islam, mereka yang mengamalkan
Tasawuf disebut sebagai sufi, darwis, atau fakir, sedangkan dalam agama lain, istilah
yang digunakan adalah kabalah.
• Tasawuf telah menyebar di berbagai wilayah seperti Timur Tengah, Afrika Utara,
Eropa, Asia Tengah, India, Pakistan, China, dan Indonesia. Menurut Ibn 'Arabi, ada
empat tahap dalam pengamalan dan pemahaman Tasawuf.
1) Syari'ah (hukum keagamaan) yang berisi ajaran moral dan etika yang dapat
ditemukan dalam semua agama.
2) Thariqah (jalan mistik) yang membutuhkan pemahaman yang baik atau
seorang pemandu (syekh) agar tidak tersesat.
3) Haqiqah (kebenaran) yang merupakan makna terdalam dari praktik dan
petunjuk, yang dapat ditemukan melalui pengalaman langsung akan kebenaran
gaib.
4) Ma'rifah (pengetahuan) yang merujuk pada tingkatan pengetahuan yang
dicapai oleh para nabi, rasul, sufi, dan orang-orang suci.

• Dalam Psikologi Sufi, terdapat tiga konsep utama dalam memahami kepribadian
manusia, yaitu hati, diri, dan jiwa. Kepribadian manusia memiliki struktur yang terdiri
dari ruh, qalb (hati spiritual), jasad, dan nafs (nafsu).
1) Hati Spiritual merupakan inti kecerdasan dan kearifan terdalam dalam diri
manusia. Hati ini merupakan tempat pengetahuan spiritual atau gnosis. Hati
memiliki peranan penting sebagai wadah atau kuil yang dibangun langsung
oleh Tuhan dalam diri manusia. Hati juga merupakan tempat menyimpan
percikan atau roh ilahiah. Hati spiritual ini berada di dalam diri manusia dan
terhubung dengan diri atau nafs.
2) Qalb, yang berarti "berbalik" atau "berputar", merupakan bagian dari hati
spiritual. Qalb ini memiliki fungsi seperti radar yang sehat, yang mengamati
dan mengawasi. Qalb tidak hanya terfokus pada hal-hal duniawi, tetapi juga
mencari yang suci atau spiritual.
3) Nafs merujuk pada diri atau ego intisari manusia. Nafs juga dapat diartikan
sebagai nafas. Nafs terdiri dari tujuh tingkatan, yaitu tirani, penuh penyesalan,
terilhami, tenteram, rida, diridai, dan suci. Tingkatan nafs yang terendah akan
membawa manusia pada ketersesatan. Oleh karena itu, penting bagi manusia
untuk mengatasi nafs yang negatif dan mengembangkan nafs yang lebih suci.

4) Jiwa merupakan aspek penting dalam kepribadian manusia menurut Psikologi


Sufi. Setiap individu memiliki tujuh jiwa sekaligus atau disebut juga sebagai
tujuh sisi jiwa. Ketujuh sisi jiwa ini meliputi jiwa mineral, jiwa nabati, jiwa
hewani, jiwa pribadi, jiwa insani, jiwa rahasia, dan jiwa maha rahasia. Tujuan
tasawuf terkait jiwa adalah untuk memiliki sikap yang efektif dan tepat di
dunia, serta memelihara keseimbangan jiwa.

➢ Dinamika Kepribadian
• Dinamika kepribadian menurut Sufisme menekankan bahwa kepribadian manusia
merupakan proses yang melibatkan perkembangan dan pertumbuhan Nafs, serta
pengembangan jiwa.
• Transformasi Nafs dapat didukung melalui amalan-amalan dalam tasawuf sehingga
individu dapat mencapai tingkat Ma'rifah.

G. Psikologi Yoga
➢ Definisi
• Psikologi Yoga adalah ilmu yang mempelajari proses memurnikan diri melalui
penguasaan pikiran yang liar, rumit, dan menyesatkan
• Yoga berasal dari akar kata Sanskerta ‘yuj’. yang berarti penyatuan kesadaran manusia
dengan sesuatu yang luhur, transenden, lebih kekal, dan ilahi.
• Tujuan dari Psikologi Yoga adalah untuk mencapai pengetahuan jati-diri serta
penguasaan diri dalam upaya mencapai realisasi diri.

➢ Struktur Kepribadian Yoga


Prinsip Tri Guna
• Tri Guna merupakan komponen alam yang termanifestasi dalam perilaku manusia,
termasuk pikiran.
• Terdapat 3 sifat guna dalam Tri Guna, yaitu Sattva, Rājas, dan Tamas.
• Sattva memiliki sifat seperti kesenangan, kepuasan, kegirangan, dan keseimbangan.
• Rājas memiliki sifat aktivitas, suka atau tidak suka, cinta atau benci, menarik atau
memuakkan.
• Tamas memiliki sifat seperti malas, acuh tak acuh, kurang motivasi, kurang disiplin,
atau tidur. Setiap individu memiliki kombinasi yang berbeda dari sifat guna ini.
• Melalui teknik meditasi yoga, seseorang dapat mengurangi sifat guna Rājas dan Tamas
mereka serta memperkuat Sattva.
• Tujuan penerapan ketiga sifat guna ini adalah untuk mencapai ketenangan pikiran dan
mencapai self-realization serta menemukan self dalam diri seseorang.

➢ Kesadaran, Karma, dan Kecenderungan Prasadar


• Dalam Yoga, kesadaran disebut chitta.
• Kesadaran adalah tempat di mana proses berpikir dan aktivitas mental manusia terjadi.
• Karma merupakan tindakan dan hasilnya. Karma terjadi karena adanya kecenderungan
prasadar, yang merupakan pola aktivitas mental yang terbentuk oleh tindakan masa
lalu dan mempengaruhi kecenderungan tindakan manusia.

➢ Dinamika Kepribadian Yoga


• Dinamika Kepribadian Yoga merupakan manifestasi tingkah laku seseorang, baik
secara sadar maupun tidak sadar, yang terjadi melalui interaksi antara faktor yang sehat
dan tidak sehat.
• Menurut Psikologi Yoga, terdapat empat tahap siklus kehidupan, yaitu pelajar,
penanggung jawab keluarga, pengelana hutan, dan pengabdian total.
• Terdapat lima penyebab penderitaan utama dalam pertumbuhan dinamika kepribadian,
yaitu ketidaktahuan, keegoisan, keinginan, keengganan, dan ketakutan.

➢ Jenis-jenis Yoga
a. Karma Yoga:
Yoga ini mempercayai adanya reinkarnasi. Individu yang menjalani Karma Yoga
diajarkan untuk menjadi tidak egois karena mereka yakin bahwa perilaku mereka saat
ini akan mempengaruhi kehidupan di masa depan.
b. Bhakti Yoga:
Fokus Bhakti Yoga adalah menuju hati. Jika seseorang berhasil menerapkannya,
mereka akan mampu melihat kelebihan orang lain dan cara menghadapi situasi. Yoga
ini juga mengajarkan penerimaan dan cinta terhadap alam serta keimanan kepada
Tuhan.
c. Jnana Yoga:
Jnana Yoga menerapkan metode untuk meraih kebijaksanaan dan pengetahuan. Teknik
ini menggabungkan kepandaian dan kebijaksanaan untuk mencapai pemahaman yang
dapat menerima filosofi dan agama secara menyeluruh.
d. Hatha Yoga:
Yoga adalah sistem pelatihan yang menggunakan berbagai teknik membentuk sikap
tubuh (asana) dan teknik pernapasan (pranayama) untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan yang berbeda dalam tubuh. Ini mencakup keseimbangan antara tubuh bagian
atas dan bawah, tubuh bagian kiri dan kanan, tarikan napas dan hembusan napas, serta
energi positif dan negatif.
e. Mantra Yoga:
Mantra Yoga memiliki perbedaan dengan jenis yoga lainnya dan dianggap mirip dengan
ilmu sihir. Teknik dalam Mantra Yoga melibatkan penggunaan kebenaran dan hal-hal
mistik (mantra) dengan tujuan menghargai pelajaran dan pengalaman hidup.
f. Kundalini Yoga:
Kundalini Yoga menggabungkan gerakan repetitif, latihan pernapasan, nyanyian
pujian, dan meditasi untuk membangun energi spiritual yang diyakini berada di dasar
tubuh manusia. Setiap sesi latihan Kundalini memiliki tujuan tertentu, seperti
membangun sistem kekebalan tubuh.
g. Raja Yoga:
Raja Yoga menekankan teknik meditasi dan kontemplasi. Yoga ini mengarahkan
individu untuk menguasai diri dan menghargai diri sendiri serta lingkungan sekitarnya.
Raja Yoga merupakan dasar dari yoga sutra.

H. Psikologi Kramadangsa
➢ Biografi Ki Ageng Suryomentaram
• Ki Ageng Suryomentaram lahir pada tanggal 20 Mei 1892 di Kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat
• Nama Aslinya Bendara Raden Mas Kudiarmaji
• Bendoro Raden Ayu (Ibu) dan Sri Sultan Hamengku Buwono VII (Ayah)
• Pengalaman Pekerjaan:
o Diangkat menjadi pangeran pada usia 18 tahun dan berganti nama menjadi
Bendara Pangeran Harya Suryomentaram.
o Menjabat sebagai gubernur selama dua tahun sebelum mengundurkan diri.
o Setelah kepergian Hamengku Buwono VII, melepaskan gelar pangeran setelah
permohonannya dikabulkan.
o Hidup sebagai petani di Desa Bringin Salatiga dengan nama Ki Gede Bringin atau
Ki Gede Suryomentaram.
o Mendalami dan mengembangkan ajaran-ajaran serta menyelidiki alam kejiwaan
manusia.
• Lalu menikah lagi pada tahun 1925 dan pindah ke Bringin bersama keluarga.
• Menemukan jati dirinya pada tahun 1927 dan mengutarakan hasilnya kepada teman-
temannya.
Hasil penemuan diri ditulis dalam tembang (puisi) yang kemudian diterbitkan menjadi
buku "Uran-uran Beja" pada tahun 1928.
• Melakukan ceramah pertama tentang Kawruh Beja pada tahun 1929. Kawruh Beja dan
Kawruh Jiwa merupakan ajaran yang dikembangkan oleh Ki Ageng Suryomentaram.
• Menyampaikan tentang Kawruh Jiwa, pokok-pokok Kawruh Jiwa, dan gagasan-
gagasan puncak Kawruh Jiwa sebelum wafat.

➢ Struktur Kepribadian
• Struktur Kepribadian menggambarkan empat dimensi yang membentuk kepribadian
manusia. Setiap dimensi memiliki peran penting dalam perkembangan dan
pemahaman diri individu. Berikut adalah ringkasan dari setiap dimensi:
a. Dimensi I (Juru Catat/Fisikal):
Dimensi ini melibatkan persepsi manusia terhadap dunia fisik melalui panca
inderanya. Manusia mencatat dan mempersepsi segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya, serta merasakan keadaan emosional yang terjadi
seiring berjalannya waktu.
b. Dimensi II (Catatan Itu Sendiri/Emosional):
Dimensi II mencakup catatan-catatan pengalaman hidup individu sejak masa
kecil. Catatan ini dapat bersifat menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan
melibatkan fungsi emosional individu. Dalam dimensi ini, individu mulai
mengembangkan fungsi psikologis, terutama dalam hal emosi.
c. Dimensi III (Intelektual//Kramadangsa):
Dimensi III berfokus pada perkembangan berpikir individu. Pada tingkatan ini,
manusia berproses untuk berpikir secara logis, obyektif, dan rasional. Meskipun
belum mencapai tahap ideal, yaitu tahap dimana manusia mengalami rasa
kramadangsa, dimensi ini menjadi langkah awal menuju pemahaman yang lebih
mendalam.
d. Dimensi IV (Intuisional):
Dimensi IV menjelaskan bagaimana individu menghadapi pilihan dan situasi
yang memunculkan emosi dalam dirinya. Dimensi ini melibatkan fungsi intuisi,
yang memungkinkan individu memahami dan merasakan perasaan orang lain,
serta mengetahui kekurangan atau kesalahan diri sendiri. Pilihan individu dalam
dimensi ini akan memengaruhi apakah individu cenderung membela diri sendiri
atau memiliki sikap yang lebih altruistik.
• Selain keempat dimensi tersebut, terdapat juga "jalan simpang tiga" antara dimensi III
dan IV. Ini adalah wilayah di mana individu mengintegrasikan pengalaman hidupnya.
• Pada saat emosi muncul dari catatan individu, individu dihadapkan pada pilihan untuk
mengikuti catatan atau tidak (bertindak secara emosional-impulsif atau berpikir secara
rasional-reflektif).
• Pilihan individu dalam hal ini akan memengaruhi apakah individu cenderung
mengikuti keegoisan atau memiliki kesadaran yang lebih universal dan altruistik.

➢ Dinamika Kepribadian

• Dinamika Kepribadian menjelaskan beberapa aspek penting yang memengaruhi


perkembangan kepribadian seseorang. Berikut adalah ringkasan dari setiap aspek:
a. Rasa:
Aspek ini mengacu pada kemampuan individu untuk memahami dan mencari
pengalaman emosional sendiri dan merasakan perasaan yang sama dengan orang
lain. Ini melibatkan berbagai jenis perasaan seperti kebahagiaan, kesedihan,
ketenangan, dan ketabahan.
b. Aku, Kramadangsa:
Kramadangsa adalah konsep Ki Ageng Suryomentaram dalam merasakan “ke-aku-
an” seseorang. Kramadangsa adalah kumpulan cathetan (catatan) sejak lahir
sampai saat ini, yang berada di ingatan. Ada 11 macam cathetan, yaitu harta benda,
kekuasaan, kehormatan, keluarga, kelompok atau golongan, kebangsaan, jenis,
kepandaian, spiritualitas, kaweruh, dan rasa hidup. Catatan inilah yang akan
melahirkan tindakan.
c. Mawas Diri:
Mawas diri untuk mengetahui diri sendiri sebagai jalan mencapai cara berfikir
dan bertindak yang benar. Manusia merasa kesulitan atau kesusahan itu karena
dirinya tidak mengetahui rasa jiwanya sendiri, maka dibutuhkan pengetahuan
terhadap dirinyasendiri, yang disebut pangawikan pribadi. Pangawikan pribadi
adalah proses meruhi awaking piyambak (proses memahami diri sendiri).

➢ Perkembangan Kepribadian
• Menurut Ki Ageng Suryomentaram, manusia mengalami empat macam ukuran hidup
yang sebanding dengan dimensi benda. Setiap dimensi tersebut menunjukkan tahap
perkembangan yang berbeda dalam kehidupan seseorang.
• Ada empat macam ukuran hidup dalam diri manusia, yang pemahamannya
disejajarkan dengan pemahaman dimensi atas benda. Empat dimensi tersebut antara
lain:
a) Ukuran hidup dimensi satu adalah bayi yang dapat disamakan dengan benda
berdimensi satu, yaitu garis. Pada tahap ini, bayi telah memiliki bentuk tubuh,
tetapi bagian tubuhnya belum mampu mengikuti perasaannya.

b) Ukuran hidup dimensi dua adalah masa anak-anak yang sebanding dengan
benda berdimensi dua, yaitu bidang dengan panjang dan lebar. Pada tahap ini,
manusia sudah memahami perasaan dan mampu mengikuti perasaannya, tetapi
belum memahami hukum-hukum benda.

c) Ukuran hidup dimensi tiga terkait dengan benda berdimensi tiga yang memiliki
panjang, lebar, dan tinggi. Dimensi tiga ini berkaitan dengan volume benda.
Pada tahap ini, manusia memahami hukum-hukum benda dan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan benar.

d) Ukuran hidup dimensi empat hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat
pada tumbuhan atau hewan di luar diri manusia. Pada dimensi ini, manusia
berhubungan dengan perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Tahap ini
mencerminkan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan emosi dan
perasaan dirinya serta orang lain.

Anda mungkin juga menyukai