Maharani - 15000122140273 - Resume Materi TM 13-15
Maharani - 15000122140273 - Resume Materi TM 13-15
NIM: 15000122140273
Mata Kuliah: Psikologi Kepribadian
➢ Struktur Kepribadian
1. ORGANISME
• Organisme adalah makhluk hidup yang memiliki fungsi fisiologis dan psikologis. Pengalaman
yang dilalui atau dialami oleh organisme mempengaruhi cara organisme menanggapi dunia.
• Realita yang dialami oleh organisme bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh persepsi individu.
• Pengalaman ini kemudian memengaruhi tingkah laku dan kepribadian seseorang.
• Organisme merupakan kesatuan yang saling terkait, sehingga perubahan dalam satu bagian
akan mempengaruhi bagian lainnya.
• Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan tertentu, yang sifatnya seperti
aktualisasi diri (self-actualization), memelihara (maintain), dan meningkat (enchance).
• Tingkah laku organisme muncul sebagai respons terhadap kebutuhan yang dimilikinya.
• Emosi juga memainkan peran penting dan intensitasnya bergantung pada pengamatan
subjektif mengenai tingkah laku tersebut.
2. MEDAN FENOMENA (phenomenal field)
• Medan fenomena adalah keseluruhan pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya,
yang mencakup persepsi subjektifnya terhadap dunia.
• Medan fenomena bersifat pribadi dan tidak dapat diketahui oleh orang lain. Medan fenomena
mencakup proses psikologis, kesan sensorik, dan aktivitas motorik yang benar bagi individu
tersebut.
3. SELF
• Self terbentuk melalui interaksi antara organisme dan medan fenomena.
• Proses ini melibatkan diferensiasi medan fenomena menjadi bagian-bagian yang terdefinisi
dengan baik, yang sesuai dengan persepsi individu tentang dirinya.
• Konsep self mencakup pandangan individu terhadap diri sendiri serta peran dan hubungan
interpersonal dalam kehidupan.
• Ideal self memiliki struktur yang mencerminkan konsepsi diri yang sebenarnya, sementara
juga mencakup gambaran diri yang diinginkan, tujuan perkembangan, dan prestasi.
• Self terbentuk melalui kesadaran dan representasi simbolik dari pengalaman individu.
• Ada tiga tingkatan kesadaran, yaitu peristiwa yang diabaikan atau diingkari yang berada di
bawah ambang kesadaran, peristiwa yang sepenuhnya disadari, dan peristiwa yang dikaburkan
karena dianggap mengancam.
➢ Dinamika Kepribadian
1. POSITIVE REGARD
• Proses perkembangan konsep diri dimulai sejak masa bayi.
• Bayi membedakan dan menginternalisasi pengalaman yang memberikan kepuasan fisik,
emosional, dan sosial. Hal ini membentuk gambaran diri dan membutuhkan penerimaan
positif dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang memberikan penerimaan tanpa syarat
akan mempengaruhi konsep diri bayi.
2. SELF CONSISTENCY & CONGRUENCE
• Organisme bertugas memelihara konsistensi (keadaan tanpa konflik) dari persepsi dan
kesesuaian antara persepsi diri dengan pengalaman (memelihara struktur self).
• Ketidaksesuaian antara pengalaman dan struktur diri menciptakan ketegangan. Ketegangan
ini bisa disadari atau tidak disadari, dan jika tidak diatasi, dapat menghasilkan kecemasan.
• Proses pemaknaan yang tidak sesuai dengan pengalaman nyata dapat menyebabkan
pengembangan kepribadian yang kaku dan penarikan diri.
3. SELF ACTUALIZATION
• Tujuan perilaku manusia adalah mencapai aktualisasi diri.
• Semua kebutuhan individu berfungsi untuk melayani sifat organisme.
• Ada kebutuhan pemeliharaan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mempertahankan konsep
diri yang aman, serta kebutuhan peningkatan keinginan untuk belajar, berkembang missal:
rasa persahabatan ingiin tahu, kegembiraan untuk mencapai perubahan positif .
• Penerimaan positif diri dari orang lain, seperti kasih sayang dan penerimaan, memiliki
pengaruh kuat dalam mencapai aktualisasi diri.
• Penerimaan positif diri juga berkontribusi pada kepercayaan diri dan harga diri, yang
mendukung proses aktualisasi diri.
➢ Perkembangan Kepribadian
a. Pribadi yang Berfungsi Utuh (Fully Functioning Person)
• Tujuan hidup individu adalah mencapai aktualisasi diri dan kehidupan yang baik (good life),
yang mengarah pada partisipasi penuh individu sesuai dengan potensi alamiahnya. Hal ini
disebut sebagai menjadi 'pribadi yang berfungsi utuh' (fully functioning person).
Lima ciri kepribadian individu yang berfungsi utuh, yakni:
1. Terbuka terhadap pengalaman (openess to experience): Individu terbuka untuk mengalami
berbagai pengalaman, mampu menerima diri sendiri tanpa merasa terancam, bersikap objektif,
toleran terhadap perubahan situasi dan pengalaman.
2. Hidup secara eksistensial (existential living): Individu berkembang tanpa prasangka, melihat
pengalaman sebagai sesuatu yang selalu baru dan unik, mengembangkan diri dengan tidak
kaku atau fleksibel, spontan, toleran, dan adaptable.
3. Keyakinan organismik (organismic trusting): Individu dapat mengandalkan perasaan
terdalamnya untuk membuat keputusan yang didasarkan pada keyakinan akan kompetensinya.
4. Mengalami kebebasan (experiential freedom): Individu merasakan kehidupan yang bebas
dengan cara yang dipilihnya sendiri tanpa merasa terjebak oleh faktor-faktor seperti keturunan,
tekanan sosial, atau masa lalu.
5. Kreativitas (creativity): Individu mampu menghasilkan karya-karya kreatif (ide, aksi, proyek)
dan hidup secara kreatif, cenderung hidup secara konstruktif dan adaptif untuk memenuhi
kebutuhan terdalamnya dan memuaskan lingkungan sekitarnya.
➢ Psikopatologi
• Pengalaman yang sangat tidak konsisten dengan struktur diri (inkongruen) dan kecemasan
berlebihan dapat mengarah ke keadaan neurotik.
• Ketika ketidaksesuaian antara konsep diri dan pengalaman organisme semakin besar,
seseorang mungkin tidak menyadari perbedaan antara konsep diri dan pengalaman mereka.
Yang berakibat self tidak lagi mampu bertahan dari ancaman disorganisasi kepribadian, dan
ini dapat mengakibatkan keadaan psikotik.
B. Abraham Maslow – Psikologi Humanistik & Teori Kepribadian
➢ Biografi
• Abraham Harold Maslow, lahir tanggal 1 April 1908 di Manhattan, New York
• Abraham Harold Maslow adalah seorang psikolog terkenal yang dikenal karena kontribusinya
dalam bidang psikologi humanistik dan teori kebutuhan
• Maslow menghadapi tantangan dan kesulitan dalam kehidupan awalnya. Namun, semangatnya
untuk memahami sifat manusia dan mempromosikan perdamaian membawanya menjadi salah
satu tokoh terkemuka dalam dunia psikologi. Ia meninggal pada 8 Juni 1970 pada usia 62 tahun,
tetapi warisannya masih hidup dan berdampak luas dalam berbagai bidang, termasuk
manajemen bisnis, pemasaran, pendidikan, dan kesehatan.
• Pendidikan:
- Boys High School, Brooklyn
- City College of New York
- University of Wisconsin (gelar BA dalam bidang filsafat)
- Gelar doctor
• Karier:
- Asisten peneliti EL Thorndike di Teachers College, Columbia University (1935)
- Belajar dari tokoh terkemuka seperti Erich Fromm, Karen Horney, Max Wertheimer, dan Kurt
Goldstein di New York (1930-1940)
- Ketua departemen psikologi di Universitas Brandeis, Massachusetts (1951)
• Penghargaan dan Pencapaian:
- Presiden Asosiasi Psikologi Amerika (1967-1968)
- Pengaruh dan ketenaran di bidang manajemen bisnis, pemasaran, teologi, konseling,
pendidikan, keperawatan, dan bidang kesehatan lainnya.
• Kehidupan Pribadi:
- Pengalaman masa kecil yang penuh dengan perasaan malu, rendah diri, dan depresi
- Tidak dekat dengan kedua orang tuanya, terutama ibunya
• Peninggalan:
Abraham Maslow dikenal sebagai salah satu psikolog paling berpengaruh dalam sejarah,
terutama melalui kontribusinya dalam teori kebutuhan dan psikologi humanistik. Karyanya
tetap relevan dan dihormati hingga saat ini, dan pengaruhnya meluas ke berbagai disiplin ilmu
dan profesi. Melalui penelitiannya yang mendalam tentang motivasi dan kebutuhan manusia,
Maslow telah menginspirasi banyak orang untuk mencapai potensi penuh mereka dan
mendorong perdamaian dalam masyarakat.
• Kebutuhan yang berada pada tingkat lebih rendah harus terpenuhi atau setidaknya sebagian
terpenuhi sebelum kebutuhan yang berada pada tingkat lebih tinggi dapat menjadi motivator
bagi seseorang.
• Kebutuhan pokok ini dapat diatur dalam bentuk tangga, di mana setiap anak tangga yang naik
mewakili kebutuhan yang lebih tinggi tetapi kurang mendasar untuk bertahan hidup.
• Ada lima kebutuhan yang membentuk hierarki yang disebut kebutuhan konatif, yang memiliki
sifat berjuang atau motivasi.
a. Kebutuhan fisiologis
• Maliputi kebutuhan yang paling mendasar dan menonjol, seperti makan, minum,
bernafas, dan berkembang biak. Contoh ketika seseorang lapar, motivasinya adalah
untuk makan, bukan untuk mencari teman atau memperoleh harga diri.
• Karakteristik kebutuhan ini dapat sepenuhnya dipuaskan atau bahkan terlalu
dipuaskan, dan bersifat berulang.
d. Kebutuhan penghargaan
• Meliputi harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, dan pengetahuan yang
dihormati oleh orang lain.
• Memiliki 2 tingkat;
o Reputasi: meliputi prestise, pengakuan, atau ketenaran yang telah dicapai
seseorang di mata orang lain.
o Harga diri: meliputi perasaan berharga dan percaya diri seseorang.
• Tidak hanya berdasarkan pada reputasi dan prestise, juga mencakup keinginan
untuk memiliki kekuatan, mencapai sesuatu, merasa cukup, memiliki
keterampilan dan kompetensi, memiliki kepercayaan diri, serta untuk menjadi
mandiri dan bebas.
• Harga diri tidak hanya bergantung pada pendapat orang lain, tetapi juga pada
kemampuan dan pencapaian nyata.
➢ Teori Motivasi
• Teori Motivasi berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menyatakan bahwa motif yang berada
pada level yang lebih tinggi tidak akan muncul jika motif pada level yang lebih rendah belum
terpuaskan. Kebutuhan pada setiap level tidak harus terpenuhi 100%.
• Terdapat 2 jenis motif yang bersifat naluriah dan genetis, yaitu D-motive (deficiency) dan B-
motive (being).
➢ Dinamika Kepribadian
• Kepuasan kebutuhan hirarkhis menjadi dasar dari kesehatan fisik dan psikis seseorang.
• Frustrasi yang timbul akibat kegagalan memperoleh kepuasan dapat menyebabkan penyakit
dan gangguan pada tingkat tertentu.
• Jika frustrasi berlangsung dalam jangka waktu lama, individu akan mengalami kebutuhan
neurotik yang membuatnya stagnan, apatis, dan memiliki gaya hidup yang tidak produktif.
• Individu juga akan kehilangan nilai dalam mencapai aktualisasi diri, bersikap reaktif, dan
mencari kompensasi.
• Frankl mengejar karir dalam bidang kedokteran dan psikologi. Dia terlibat dalam organisasi
Pekerja Sosialis Muda dan tertarik pada studi psikologi. Frankl bertemu dengan Freud dan
mengikuti pelatihan dalam bidang neurologi. Pada tahun 1937, dia membuka praktiknya
sendiri di bidang neurologi dan psikiatri.
• Selama rezim Nazi, Frankl dan keluarganya ditangkap dan dipenjara di kamp konsentrasi. Dia
kehilangan anggota keluarganya yang dicintai, tetapi selamat dari Holocaust. Setelah
pembebasan kamp, dia kembali ke Wina dan mengetahui kematian orang-orang terdekatnya.
Frankl menikah kembali dan memiliki seorang putri.
• Frankl meraih gelar Ph.D. dalam filsafat dan menjadi profesor neurologi dan psikiatri di
Universitas Wina. Dia mendirikan Masyarakat Medis Austria untuk Psikoterapi dan terus
mengajar hingga usia 85 tahun.
• Viktor Frankl meninggal pada tahun 1997 karena gagal jantung. Dia dikenal karena
kontribusinya dalam logoterapi, sebuah pendekatan psikoterapi yang menganggap bahwa
mencari makna adalah tujuan hidup yang mendasar.
➢ Teori Frankl
• Viktor Frankl adalah seorang ahli teori dan terapi yang pengembangannya berasal dari
pengalamannya di kamp kematian Nazi.
• Ia menyadari bahwa individu yang memiliki harapan untuk bersatu kembali dengan orang-
orang terkasih, memiliki proyek yang penting, atau memiliki keyakinan yang kuat,
cenderung memiliki peluang lebih baik daripada mereka yang kehilangan semua harapan.
• Frankl menyebut terapinya sebagai logoterapi, yang berarti belajar, kata, roh, Tuhan, atau
makna dalam bahasa Yunani.
• Fokus utama Frankl adalah pada pencarian makna dalam kehidupan.
➢ Konsep-Konsep Utama:
1. Hati Nurani:
• Salah satu konsep utama dalam teori Frankl adalah hati nurani. Ia memandang hati nurani
sebagai bentuk spiritualitas bawah sadar yang berbeda dari ketidaksadaran naluriah yang
ditekankan oleh Freud dan yang lainnya.
• Hati nurani bukan hanya faktor tambahan, tetapi merupakan inti dari keberadaan dan
integritas pribadi seseorang. Hati nurani bersifat intuitif dan personal, merujuk pada situasi
nyata dan orang nyata.
• Frankl menyebut hati nurani sebagai pemahaman diri ontologis pra-reflektif atau
"kebijaksanaan hati" yang lebih peka daripada nalar yang masuk akal. Makna tidak terikat
pada nilai-nilai masyarakat, tetapi adalah sesuatu yang unik bagi setiap individu.
2. Vakum Eksistensial:
• Perjuangan mencari makna dalam hidup dapat menyebabkan frustrasi yang dapat berujung
pada neurosis spiritual atau eksistensial. Individu yang mengalami kekosongan eksistensial
merasa hidup mereka tidak berarti, tanpa tujuan, dan terombang-ambing.
• Mereka seringkali menanggapi kekosongan ini dengan perilaku yang melukai diri sendiri,
orang lain, atau masyarakat. Frankl menggunakan metafora kekosongan eksistensial
sebagai lubang dalam hidup kita yang dapat diisi dengan berbagai hal, namun tak pernah
cukup.
• Dia juga mengidentifikasi konsep kecemasan antisipatif, di mana ketakutan yang sangat
besar terhadap gejala kecemasan tertentu menyebabkan gejala tersebut menjadi tak
terelakkan.
• Konsep-konsep lain yang dijelaskan oleh Frankl termasuk hyperintention, di mana
berusaha terlalu keras menghalangi keberhasilan, dan hiperrefleksi, di mana berpikir
terlalu keras mempengaruhi harapan dan sikap seseorang.
➢ Psikopatologi
• Frankl memberikan penjelasan tentang asal usul berbagai psikopatologi, termasuk neurosis
kecemasan yang berkaitan dengan kecemasan eksistensial. Individu yang mengalami
neurosis kecemasan tidak menyadari bahwa kecemasan mereka disebabkan oleh
kurangnya pemenuhan tanggung jawab dan kekurangan makna dalam hidup mereka.
Mereka memfokuskan kecemasan mereka pada beberapa masalah kehidupan yang sulit.
o Obsesif Kompulsif
- Orang yang menderita obsesif-kompulsif tidak memiliki rasa penyelesaian
seperti kebanyakan orang. Mereka menginginkan kepastian sempurna yang tidak
mungkin dicapai.
- Karena kesempurnaan adalah hal yang tidak mungkin, mereka memusatkan
perhatian pada bidang kehidupan tertentu yang telah menyebabkan kesulitan di
masa lalu.
- Terapis perlu membantu pasien untuk rileks dan tidak melawan kecenderungan
mereka untuk mengulang pikiran dan tindakan. Pasien juga perlu mengakui
kecenderungan mereka menuju kesempurnaan dan belajar menerima sedikit
ketidakpastian.
- Pada akhirnya, orang yang mengalami obsesif-kompulsif dan neurosis
kecemasan lainnya perlu menemukan makna dalam hidup mereka.
o Skizofrenia
- Frankl memandang skizofrenia sebagai akar dari disfungsi fisiologis yang
menyebabkan seseorang mengalami dirinya sebagai objek daripada subjek.
- Penderita skizofrenia merasa dipaksa untuk mengambil perspektif pasif terhadap
pikiran mereka, menganggapnya sebagai suara. Mereka mungkin merasa diawasi
dan dianiaya oleh diri mereka sendiri.
- Frankl percaya bahwa kepasifan ini berasal dari kecenderungan berlebihan
dalam mengamati diri sendiri, sehingga menciptakan pemisahan antara diri yang
melihat dan diri yang dilihat.
➢ Menemukan Makna
• Frankl membahas tiga pendekatan luas untuk menemukan makna. Yang pertama adalah
melalui nilai pengalaman, yaitu dengan mengalami sesuatu–atau seseorang–yang kita
hargai. Hal ini dapat mencakup pengalaman puncak dan pengalaman estetis Maslow
seperti melihat seni yang hebat atau keajaiban alam.
• Cara kedua untuk menemukan makna adalah melalui nilai-nilai kreatif, dengan
“melakukan suatu perbuatan”, seperti yang dikatakannya. Hal ini adalah ide eksistensial
tradisional untuk memberikan makna pada diri sendiri dengan terlibat dalam proyek
seseorang, atau lebih baik, dalam proyek kehidupannya sendiri. Ini mencakup kreativitas
yang terlibat dalam seni, musik, penulisan, penemuan, dan sebagainya.
• Cara ketiga untuk menemukan makna adalah salah satu yang dibicarakan oleh beberapa
orang selain Frankl: nilai-nilai sikap. Nilai sikap termasuk kebajikan seperti kasih sayang,
keberanian, rasa humor yang baik, dan sebagainya. Tapi contoh Frankl yang paling
terkenal adalah mencapai makna melalui penderitaan.
➢ Transendensi
• Transendensi merupakan sesuatu yang lebih mendasar daripada nilai-nilai pengalaman,
kreatif, dan sikap.
• Frankl menggambarkan transendensi sebagai supra-makna, yang merupakan makna
tertinggi dalam hidup yang tidak tergantung pada orang lain, proyek kita, atau martabat
kita. Ini merujuk pada Tuhan dan makna spiritual.
• Frankl berpendapat bahwa konsep Tuhan dalam pandangannya tidak terbatas pada definisi
sempit, tetapi mencakup dimensi batin manusia. Bahkan orang ateis atau agnostik dapat
menerima gagasan transendensi tanpa menggunakan kata "Tuhan".
• Dia menekankan bahwa Tuhan adalah transenden dan ada di dalam diri setiap individu.
Menolak Tuhan dianggap sebagai sumber utama masalah yang dibahas sebelumnya.
➢ Logoterapi
• Intensi paradoks.
o Ini melibatkan menghadapi ketakutan yang paling dihindari atau diantisipasi. Hal ini
membantu memutus lingkaran setan neurotik yang disebabkan oleh kecemasan.
o Kemampuan manusia untuk mengambil sikap objektif terhadap hidup mereka atau
melangkah keluar dari diri mereka sendiri adalah dasar humor, menurut Frankl.
o Humor dianggap sebagai senjata jiwa dalam mempertahankan diri.
• Derefleksi
o Masalah berasal dari penekanan yang berlebihan pada diri sendiri.
o Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri ke orang lain, justru masalah sering
kali hilang.
o
o Frank berpendapat bahwa terlalu banyak penekanan pada refleksi diri justru
menjauhkan kita dari makna.
• Menemukan Makna
o Pada akhirnya, masalah yang dihadapi oleh individu sering kali berkaitan dengan
kebutuhan akan makna. Dalam terapi, penting bagi terapis untuk membantu klien
menemukan kembali religiusitas laten yang ada dalam diri mereka masing-masing.
o Namun, hal ini tidak dapat dipaksakan, dan terapis harus membiarkan klien
menemukan maknanya sendiri. Frankl membedakan antara transendensi-diri dan
aktualisasi diri sebagaimana digunakan oleh Maslow.
o Aktualisasi diri, kepuasan, dan kebahagiaan merupakan hasil dari transendensi diri
dan penemuan makna.
➢ Psikosintesis
• Psikosintesis adalah salah satu bentuk Psikologi Transpersonal yang dikembangkan
oleh dr. Roberto Assagioli sejak 1910.
• Konsep ini menggambarkan kehidupan psikologis kita yang dinamis, dengan adanya
saling kait antar berbagai kekuatan yang ada di dalam diri kita.
• Terdapat pusat spiritual dalam diri individu yang dapat bergerak kreatif dan harmonis
melalui energi kehidupan kita sendiri, sebagai ekspresi spiritualitas yang alami.
• Struktur kepribadian dalam Psikosintesis terdiri dari puncak ketidaksadaran, wilayah
tengah kesadaran, dan dasar dari ketidaksadaran.
• Dinamika kepribadian dipengaruhi oleh fungsi jati diri, yang bisa dihidupkan melalui
kehendak individu dengan kualitas dan tingkatan yang berbeda.
• Fungsi jati diri mencakup fungsi reseptif yang melibatkan kesadaran dan pengamatan,
serta fungsi ekspresif yang dinamis dan bergerak.
• Sifatnya transenden dan unik, selalu hadir dan secara aktif terlibat dalam isi dan proses
kesadaran.
• Terdapat konsep diri transpersonal yang menggambarkan identitas yang lebih luas dan
mendalam.
➢ Pengalaman Mistis
• Pengalaman mistis dalam Psikosintesis adalah pengalaman individual yang
berhubungan dengan realita yang mendasar, bukan realitas biasa atau sesuatu yang tidak
riil.
• Karakteristik pengalaman mistis meliputi keberadaan yang mutlak, nilai yang mutlak,
dan makna fundamental bagi kehidupan seseorang.
• Pengalaman mistis tidak selalu bersifat religius, dan sebaliknya, pengalaman religius
memiliki kebutuhan personal dan tuntutan sosial.
➢ Aktualisasi Diri
• Aktualisasi diri, yang dikembangkan oleh Maslow, menggambarkan pemenuhan diri,
ekspresi diri, dan proses bekerjanya kepribadian yang mendasar.
• Aktualisasi diri melibatkan pemenuhan potensi, penggunaan kapasitas, dan tendensi
menjadi individu yang mampu "menjadi".
➢ Self transcendence
• Self transcendence adalah taksonomi pengalaman transcendent yang terdiri dari aspek
positif dan negatif.
• Aspek positif mencakup pengalaman imanen/sekuler seperti kedamaian dan cinta, serta
pengalaman eksotis/transenden seperti pengalaman puncak, orgasme, dan penglihatan.
• Aspek negatif mencakup pengalaman imanen/sekuler seperti depresi, krisis jati diri,
kesepian, dan kegagalan, serta pengalaman eksotis/transenden seperti katarsis dan teror
arketipe.
• Ideal Hidup
o Psikologi Barat melihat rencana Allah di dunia dan manusia sebagai aktor aktif
yang membentuk sejarah.
o Psikologi Timur, ideal hidup adalah hidup yang paling berharga datang dari
dalam, yaitu menerima keadaan sekarang, mengumpulkan pengalaman,
mengintegrasikan diri, dan menjadi individu yang bernilai.
o Orang Timur mencari ketenangan dan waktu demi mencapai kesempurnaan.
• Status Persona
o Psikologi Barat menghargai hak-hak individu dan menjamin kebebasan
individu.
o Psikologi Timur mengagungkan martabat manusia, namun penekanannya
berbeda dengan Barat.
o Mereka menekankan pentingnya melihat ke dalam diri sendiri dan menyadari
bahwa kita semua memiliki potensi Buddha dalam diri kita.
• Kita semua adalah manusia, baik orang Barat maupun orang Timur, dan kita dapat
bertemu dan berinteraksi kapan saja jika mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan.
• Psikologi Barat dan Timur dapat saling melengkapi seperti konsep Yin dan Yang. Yin
dan Yang takdirnya saling melengkapi. Demikian juga, Psikologi Timur dan Barat,
dalam upaya mencapai kesempurnaan manusia, saling melengkapi.
• Psikologi Timur menjadikan kearifan sebagai sains, sementara Psikologi Barat
membawa sains kepada kearifan. Kedua pendekatan ini dapat saling mengisi dan
memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang manusia dan kehidupan.
1. Hinduisme
o Hinduisme adalah agama yang berkembang di India sejak tahun 1500 SM.
Agama ini dianggap sebagai hasil sinkretisme antara agama kaum Aryan
dari Barat dan Timur India dengan agama kaum Dravidis di Selatan India.
o Kitab suci utama dalam Hinduisme adalah Veda, yang merupakan refleksi
teologis yang kemudian melahirkan Upanishad. Upanishad merupakan
penutup Veda dan menjadi dasar spiritualitas dalam agama Hindu.
o Konsep utama yang dijelaskan dalam Vedanta adalah Brahman, yang
merupakan Yang Ilahi dalam Hinduisme. Trimurti, yang terdiri dari Vhisnu,
Siva, dan Brahma, juga dipercaya sebagai manifestasi dari Brahman.
o Tujuan utama manusia dalam Hinduisme adalah mempersatukan dirinya
dengan Brahman melalui pengenalan akan Atman, yang merupakan inti
kepribadian.
o Hinduisme mengajarkan bahwa tubuh ini fana sementara jiwa adalah abadi.
Kekeliruan terletak pada kelekatan manusia terhadap benda-benda duniawi,
yang menghambat pencapaian keselamatan dan kedamaian abadi (nirvana).
2. Buddhisme
o Buddhisme lahir sebagai pemberontakan terhadap Hinduisme.
o Ajaran utama dalam Buddhisme adalah bahwa hakikat manusia adalah
penderitaan, dan manusia perlu membebaskan diri dari penderitaan
tersebut.
o Hinduisme mengajarkan bahwa Yang Ilahi adalah Atman, sedangkan dalam
Buddhisme, Yang Ilahi adalah Buddha.
o Agama ini dipelopori oleh Sidharta Gautama, yang setelah menjalani laku
tapa yang cukup lama, menemukan kebenaran dalam penyadaran tubuh
sebagai satu-satunya cara untuk mencapai penerangan (enlightenment).
• Perbedaan mendasar antara Hinduisme dan Buddhisme terletak pada pandangan mereka
terhadap tubuh manusia.
• Hinduisme menerima tubuh manusia sebagai dasar dari pengalaman dan penghayatan
akan realitas, di mana tubuh merupakan diri kita, sedangkan Atman merupakan
pusatnya.
• Buddhisme kemudian berkembang menjadi dua aliran utama, yaitu Mahayana dan
Theravada. Aliran Theravada tersebar di negara-negara seperti Sri Lanka, Myanmar,
Tibet, Thailand, dan Kamboja, dan masih mengandung banyak unsur Hinduisme.
• Sementara itu, aliran Mahayana lebih banyak ditemui di Tiongkok, Jepang, dan Korea,
dan cenderung bersifat lebih liberal serta kurang sentralistik dalam kepemimpinannya.
2. Konfusianisme
• Psikologi Konfusianisme mengedepankan kesejahteraan manusia dalam hubungan
yang harmonis dengan masyarakat. Pusat perhatiannya adalah manusia dan alamnya.
3. Taoisme
• Psikologi Taoisme berfokus pada kenyataan di luar dunia materi dan mengupayakan
keselarasan manusia dengan Tao, serta mewujudkan model kosmis yang terlihat dalam
segala hal.
4. Abhidamma
• Abhidamma adalah ajaran pokok dalam Buddhisme. Kepribadian dipandang sebagai
gabungan dari proses-proses impersonal, di mana interaksi antarbagian dalam
kesadaran manusia terhubung oleh bhava.
• Kepribadian dipandang sebagai entitas yang selalu berubah, mirip dengan aliran
sungai.
• Faktor-faktor jiwa dibagi menjadi Kusula (baik, murni, sehat) dan Akusula (tidak baik,
tidak murni, tidak sehat) berdasarkan meditasi.
• Dalam Psikologi Sufi, terdapat tiga konsep utama dalam memahami kepribadian
manusia, yaitu hati, diri, dan jiwa. Kepribadian manusia memiliki struktur yang terdiri
dari ruh, qalb (hati spiritual), jasad, dan nafs (nafsu).
1) Hati Spiritual merupakan inti kecerdasan dan kearifan terdalam dalam diri
manusia. Hati ini merupakan tempat pengetahuan spiritual atau gnosis. Hati
memiliki peranan penting sebagai wadah atau kuil yang dibangun langsung
oleh Tuhan dalam diri manusia. Hati juga merupakan tempat menyimpan
percikan atau roh ilahiah. Hati spiritual ini berada di dalam diri manusia dan
terhubung dengan diri atau nafs.
2) Qalb, yang berarti "berbalik" atau "berputar", merupakan bagian dari hati
spiritual. Qalb ini memiliki fungsi seperti radar yang sehat, yang mengamati
dan mengawasi. Qalb tidak hanya terfokus pada hal-hal duniawi, tetapi juga
mencari yang suci atau spiritual.
3) Nafs merujuk pada diri atau ego intisari manusia. Nafs juga dapat diartikan
sebagai nafas. Nafs terdiri dari tujuh tingkatan, yaitu tirani, penuh penyesalan,
terilhami, tenteram, rida, diridai, dan suci. Tingkatan nafs yang terendah akan
membawa manusia pada ketersesatan. Oleh karena itu, penting bagi manusia
untuk mengatasi nafs yang negatif dan mengembangkan nafs yang lebih suci.
➢ Dinamika Kepribadian
• Dinamika kepribadian menurut Sufisme menekankan bahwa kepribadian manusia
merupakan proses yang melibatkan perkembangan dan pertumbuhan Nafs, serta
pengembangan jiwa.
• Transformasi Nafs dapat didukung melalui amalan-amalan dalam tasawuf sehingga
individu dapat mencapai tingkat Ma'rifah.
G. Psikologi Yoga
➢ Definisi
• Psikologi Yoga adalah ilmu yang mempelajari proses memurnikan diri melalui
penguasaan pikiran yang liar, rumit, dan menyesatkan
• Yoga berasal dari akar kata Sanskerta ‘yuj’. yang berarti penyatuan kesadaran manusia
dengan sesuatu yang luhur, transenden, lebih kekal, dan ilahi.
• Tujuan dari Psikologi Yoga adalah untuk mencapai pengetahuan jati-diri serta
penguasaan diri dalam upaya mencapai realisasi diri.
➢ Jenis-jenis Yoga
a. Karma Yoga:
Yoga ini mempercayai adanya reinkarnasi. Individu yang menjalani Karma Yoga
diajarkan untuk menjadi tidak egois karena mereka yakin bahwa perilaku mereka saat
ini akan mempengaruhi kehidupan di masa depan.
b. Bhakti Yoga:
Fokus Bhakti Yoga adalah menuju hati. Jika seseorang berhasil menerapkannya,
mereka akan mampu melihat kelebihan orang lain dan cara menghadapi situasi. Yoga
ini juga mengajarkan penerimaan dan cinta terhadap alam serta keimanan kepada
Tuhan.
c. Jnana Yoga:
Jnana Yoga menerapkan metode untuk meraih kebijaksanaan dan pengetahuan. Teknik
ini menggabungkan kepandaian dan kebijaksanaan untuk mencapai pemahaman yang
dapat menerima filosofi dan agama secara menyeluruh.
d. Hatha Yoga:
Yoga adalah sistem pelatihan yang menggunakan berbagai teknik membentuk sikap
tubuh (asana) dan teknik pernapasan (pranayama) untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan yang berbeda dalam tubuh. Ini mencakup keseimbangan antara tubuh bagian
atas dan bawah, tubuh bagian kiri dan kanan, tarikan napas dan hembusan napas, serta
energi positif dan negatif.
e. Mantra Yoga:
Mantra Yoga memiliki perbedaan dengan jenis yoga lainnya dan dianggap mirip dengan
ilmu sihir. Teknik dalam Mantra Yoga melibatkan penggunaan kebenaran dan hal-hal
mistik (mantra) dengan tujuan menghargai pelajaran dan pengalaman hidup.
f. Kundalini Yoga:
Kundalini Yoga menggabungkan gerakan repetitif, latihan pernapasan, nyanyian
pujian, dan meditasi untuk membangun energi spiritual yang diyakini berada di dasar
tubuh manusia. Setiap sesi latihan Kundalini memiliki tujuan tertentu, seperti
membangun sistem kekebalan tubuh.
g. Raja Yoga:
Raja Yoga menekankan teknik meditasi dan kontemplasi. Yoga ini mengarahkan
individu untuk menguasai diri dan menghargai diri sendiri serta lingkungan sekitarnya.
Raja Yoga merupakan dasar dari yoga sutra.
H. Psikologi Kramadangsa
➢ Biografi Ki Ageng Suryomentaram
• Ki Ageng Suryomentaram lahir pada tanggal 20 Mei 1892 di Kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat
• Nama Aslinya Bendara Raden Mas Kudiarmaji
• Bendoro Raden Ayu (Ibu) dan Sri Sultan Hamengku Buwono VII (Ayah)
• Pengalaman Pekerjaan:
o Diangkat menjadi pangeran pada usia 18 tahun dan berganti nama menjadi
Bendara Pangeran Harya Suryomentaram.
o Menjabat sebagai gubernur selama dua tahun sebelum mengundurkan diri.
o Setelah kepergian Hamengku Buwono VII, melepaskan gelar pangeran setelah
permohonannya dikabulkan.
o Hidup sebagai petani di Desa Bringin Salatiga dengan nama Ki Gede Bringin atau
Ki Gede Suryomentaram.
o Mendalami dan mengembangkan ajaran-ajaran serta menyelidiki alam kejiwaan
manusia.
• Lalu menikah lagi pada tahun 1925 dan pindah ke Bringin bersama keluarga.
• Menemukan jati dirinya pada tahun 1927 dan mengutarakan hasilnya kepada teman-
temannya.
Hasil penemuan diri ditulis dalam tembang (puisi) yang kemudian diterbitkan menjadi
buku "Uran-uran Beja" pada tahun 1928.
• Melakukan ceramah pertama tentang Kawruh Beja pada tahun 1929. Kawruh Beja dan
Kawruh Jiwa merupakan ajaran yang dikembangkan oleh Ki Ageng Suryomentaram.
• Menyampaikan tentang Kawruh Jiwa, pokok-pokok Kawruh Jiwa, dan gagasan-
gagasan puncak Kawruh Jiwa sebelum wafat.
➢ Struktur Kepribadian
• Struktur Kepribadian menggambarkan empat dimensi yang membentuk kepribadian
manusia. Setiap dimensi memiliki peran penting dalam perkembangan dan
pemahaman diri individu. Berikut adalah ringkasan dari setiap dimensi:
a. Dimensi I (Juru Catat/Fisikal):
Dimensi ini melibatkan persepsi manusia terhadap dunia fisik melalui panca
inderanya. Manusia mencatat dan mempersepsi segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya, serta merasakan keadaan emosional yang terjadi
seiring berjalannya waktu.
b. Dimensi II (Catatan Itu Sendiri/Emosional):
Dimensi II mencakup catatan-catatan pengalaman hidup individu sejak masa
kecil. Catatan ini dapat bersifat menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan
melibatkan fungsi emosional individu. Dalam dimensi ini, individu mulai
mengembangkan fungsi psikologis, terutama dalam hal emosi.
c. Dimensi III (Intelektual//Kramadangsa):
Dimensi III berfokus pada perkembangan berpikir individu. Pada tingkatan ini,
manusia berproses untuk berpikir secara logis, obyektif, dan rasional. Meskipun
belum mencapai tahap ideal, yaitu tahap dimana manusia mengalami rasa
kramadangsa, dimensi ini menjadi langkah awal menuju pemahaman yang lebih
mendalam.
d. Dimensi IV (Intuisional):
Dimensi IV menjelaskan bagaimana individu menghadapi pilihan dan situasi
yang memunculkan emosi dalam dirinya. Dimensi ini melibatkan fungsi intuisi,
yang memungkinkan individu memahami dan merasakan perasaan orang lain,
serta mengetahui kekurangan atau kesalahan diri sendiri. Pilihan individu dalam
dimensi ini akan memengaruhi apakah individu cenderung membela diri sendiri
atau memiliki sikap yang lebih altruistik.
• Selain keempat dimensi tersebut, terdapat juga "jalan simpang tiga" antara dimensi III
dan IV. Ini adalah wilayah di mana individu mengintegrasikan pengalaman hidupnya.
• Pada saat emosi muncul dari catatan individu, individu dihadapkan pada pilihan untuk
mengikuti catatan atau tidak (bertindak secara emosional-impulsif atau berpikir secara
rasional-reflektif).
• Pilihan individu dalam hal ini akan memengaruhi apakah individu cenderung
mengikuti keegoisan atau memiliki kesadaran yang lebih universal dan altruistik.
➢ Dinamika Kepribadian
➢ Perkembangan Kepribadian
• Menurut Ki Ageng Suryomentaram, manusia mengalami empat macam ukuran hidup
yang sebanding dengan dimensi benda. Setiap dimensi tersebut menunjukkan tahap
perkembangan yang berbeda dalam kehidupan seseorang.
• Ada empat macam ukuran hidup dalam diri manusia, yang pemahamannya
disejajarkan dengan pemahaman dimensi atas benda. Empat dimensi tersebut antara
lain:
a) Ukuran hidup dimensi satu adalah bayi yang dapat disamakan dengan benda
berdimensi satu, yaitu garis. Pada tahap ini, bayi telah memiliki bentuk tubuh,
tetapi bagian tubuhnya belum mampu mengikuti perasaannya.
b) Ukuran hidup dimensi dua adalah masa anak-anak yang sebanding dengan
benda berdimensi dua, yaitu bidang dengan panjang dan lebar. Pada tahap ini,
manusia sudah memahami perasaan dan mampu mengikuti perasaannya, tetapi
belum memahami hukum-hukum benda.
c) Ukuran hidup dimensi tiga terkait dengan benda berdimensi tiga yang memiliki
panjang, lebar, dan tinggi. Dimensi tiga ini berkaitan dengan volume benda.
Pada tahap ini, manusia memahami hukum-hukum benda dan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan benar.
d) Ukuran hidup dimensi empat hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat
pada tumbuhan atau hewan di luar diri manusia. Pada dimensi ini, manusia
berhubungan dengan perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Tahap ini
mencerminkan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan emosi dan
perasaan dirinya serta orang lain.