Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
Yesus Kristus adalah inti bagi Gereja Yesus Kristus dan orang-orang suci zaman
akhir yang menyandang nama nya anggota Gereja percaya Yesus adalah putra
Allah,putra Tritunggal dalam daging (Yohanes 3:16) orang-orang suci zaman akhir
menerima pernyataan nubuat dalam perjanjian lama yang merujuk langsung kuar
kepada kedatangan mesias juru selamat seluruh umat manusia anggota Gereja juga
dan pelayanan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus setiap ceramah di ruang
sakramen di tutup dalam nama Yesus Kristus kebangkitan adalah simbol
perdamaian.kristus seperti bapa nya memiliki tubuh jasmani tubuh yang Sma
keluar dari kubur setelah kebangkitan nya dan yang di undang dara rasil nya untuk
raba (Lukas 24:39) sebagai satu-satunya manusia sempurna yang pernah hidup
Yesus memberikan teladan dalam kehidupannya untuk semua orang ikuti karena
kekurangan manusia kurban penebusan Kristus membayar harga dosa dengan
syarat pertobatan pribadi pengorbanan nya juga memungkinkan seluruh umat
manusia akan di bangkitkan ke dalam kebakaan.dia adalah juruselamat dan di
masa yang akan datang akan menjadi hakim.
Dalam Fil 2:6 dijelaskan bahwa perendahandir Kristus dimulai dalam sikap
pikiran-Nya, Ia menanggap bahwa kesetaraan-Nya dengan Allah bukanlah
sesuatu yang harus dipegang erat-erat atau dipertahankan secara paksa.
Menjadi manusia tidaklah merupakan ancaman bagi diri-Nya.
Dua hal utama tercakup dalam penjelmaan Kristus : Kristus mengosongkan
diri-Nya dan Ia menjadi sama dengan manusia.
B. Permasalahan Kristiologi
Gereja masa kini telah digoyang oleh munculnya sejumlah buku yang
iktikadnya menyuarakan doktrin Kristologi. Aspek yang dibahas oleh
masing-masing buku itu berbeda, tetapi fokus utamanya sama yaitu,
menegaskan bahwa Yesus manusia biasa, tak ada bedanya dengan kita
semua. Para penulis buku itu juga yakin bahwa Kristologi Gereja saat
ini keliru, dan dianggap sebagai upaya pelestarian pandangan hasil
konspirasi pemimpin gereja dan penguasa politik dimasa lampau.
Karena itu gereja harus merefisi Kristologinya. :
3. dunia modern saat ini, sangat tidak sabar dengan yang pelik dan rumit.
Ilmu teknologi moderen telah memanjakan penduduk bumi ini dengan
berbagai kemudahan, kenyamanan, dan suguhan cepat saji (instant).
Yang dimaksud dengan Kristologi dari atas adalah melihat siapa Yesus
Kristus Sebelum Dia datang ke dalam dunia. Pandangan ini
mengatakan bahwa ke-Allahan Yesus Kristus terselubung ketika Dia
di dalam dunia. Supaya manusia dapat mengenal
Dia sebagai Allah yang sejati, maka harus melihat siapa Yesus
sebelum Dia datang ke
dalam dunia. Sebagai contoh adalah Yoh.1:1. Teolog yang menganut
pendekatan ini
adalah Rudolph Bultmann. Emil Brunner dalam bukunya, The
Mediator, menguraikan
inti pandangan ini.
a. Dasar untuk memahami Kristus bukanlah Yesus historik, melainkan
kérugma,
yaitu pemberitaan Gereja tentang Kristus.
b. Dalam merumuskan suatu Kristologi, Surat-Surat Paulus dan Injil
Yohanes perlu
diutamakan daripada Injil Sinopsis, sebab Surat-Surat Paulus dan Injil
Yohanes
merupakan tafsiran teologis tentang Kristus, sedangkan Injil Sinopsis
hanya merupakan laporan tentang pengalaman dan pekerjaan Yesus.
c. Iman kepada Kristus tidak berdasar pada atau dibenarkan oleh bukti
rasio karena
iman itu tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Pernyataan mengenai
Yesus mengajar murid-murid-Nya di tepi pantai masih bisa
dipertanyakan, tetapi pernyataan
mengenai Yesus sebagai Oknum kedua dalam Tritunggal tidak perlu
dipertanyakan lagi. Kristologi dari Atas ini memang mempunyai segi
positif yang bermanfaat bagi jemaat. Penganut-penganut pandangan
Kristologi ini menekankan nilai dan tujuan inkarnasi mempunyai
dampak bagi orang percaya kepada Yesus. Kristologi ini juga
mempunyai komitmen yang kuat terhadap kegaiban yang memberi
kemungkinan adanya Yesus ilahi yang mengerjakan mujizat.
Kelemahan pandangan masalah kesubjektifitasan juga menandai
pandangan ini. Bagaimanakah kita yakin bahwa Kristus yang kita
kenal melalui kesaksian para rasul adalah Kristus yang sejati dan
bukan Kristus dari perasaan kita saja.
b. Sejarah itu merupakan satu kesatuan dan bukan dualistis. Hidup dan
karya Yesus bukan terpisah dari sejarah umum. Jadi, metode
penyelidikan sejarah sekuler perlu dipakai juga dalam penelusuran
tentang Yesus.
Dengan sudut pemahaman yang tepat dari doktrin ini, sangatlah perlu
untuk mengetahui arti yang tepat dari istilah “Natur” dan “Pribadi”
yang dipakai dalam pembahasan ini.
Istilah “Natur” menunjuk pada arti(menyeluruh) seluruh kualitas
esensial dari sesuatu, yang menjadikan sesuatu itu sebagaimana dia
ada. Substansi sebuah nature adalah suatu substansi yang dimiliki
secara umum, dengan semua kualitas esensial yang substansi seperti
itu.
Istilah “Pribadi” menunjuk pada arti substansi yang lengkap,yang
diperlengkapi dengan pikiran, dan tentu saja suatu subyek yang
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya sendiri. Kepribadian
bukanlah suatu bagian esensial dan integral dari suatu nature, akan
tetapi sebagaimana adanya dulu, merupakan terminal akhir dari
kecendrungannya. Suatu pribadi adalah sebuah nature dengan sesuatu
yang ditambahkan, suatu subsistensi yang berdiri sendiri, yaitu
individualitas. Sekarang Logos itu mengambil nature manusia yang
tidak diperpribadikan, yang tidak ada pada dirinya sendiri.
Kesatuan kedua nature Yesus disebut juga kesatuan hipostatik . Istilah
ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana Allah Putra (Pribadi
Kedua dari Allah TriTunggal) mengambil natur kemanusiaan, namun
pada saat yang sama tetap merupakan Allah yang sempurna. Yesus
selamanya adalah Allah (Yohanes 8:58; 10:30), namun dalam
inkarnasi Yesus mengambil tubuh manusia – Dia menjadi manusia
(Yohanes 1:14). Penambahan natur kemanusiaan kepada natur
keillahian adalah Yesus, Allah-manusia. Inilah kesatuan hipostatik,
Yesus Kristus, satu Pribadi, Allah yang sempurna dan manusia yang
sempurna.
Kedua natur Yesus, kemanusiaan dan keillahian, tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Yesus selamanya adalah Allah-
manusia, Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna, dua natur
yang berbeda dalam satu Pribadi. Kemanusiaan dan keillahian Yesus
tidak bercampur, namun bersatu tanpa kehilangan keunikan identitas.
Kadang Yesus berfungsi dengan keterbatasan sebagai manusia
(Yohanes 4:6; 19:28), dan di waktu lain dengan kuasa keillahianNya
(Yohanes 11:43; Matius 14:18-21). Dalam keduanya, tindakan-
tindakan Yesus bersumber dari PribadiNya yang satu. Yesus memiliki
dua natur, namun hanya satu pribadi atau kepribadian.
1. Communicatio Idiomatum
Yaitu komunikasi atau pertemuan antara kedua nature di dalam
keutuhannya masing-masing.
Sifat dari kedua nature menjadi milik dari 1 pribadi. Dengan demikian,
pribadi Yesus adalah pribadi yang mencerminkan pribadi Ilahi seperti
MahaKuasa,dll tetapi juga dapat mencerminkan pribadi seorang
manusia yang dapat mengalami kesengsaraan, dll. Dan pada saat yang
sama keduanya tidak bercampur dan tidak terpisahkan.
2. Communicatio Apotelesmatum
Tugas dan pekerjaan dari kedua nature-Nya dilakukan sekaligus,
seperti pekerjaan Penebusan dosa-dosa manusia.
Itu bukan hanya tugas dari salah satu nature saja melainkan tugas dari
kedua nature-Nya secara bersama-sama
3. Communicatio Charismatum
Natur manusia Kristus memperoleh anugerah dan karunia yang
khusus. Karena kedua nature yang berada di dalam 1 pribadi yaitu
Yesus. Sehingga mempunyai kemampuan untuk tidak tercemar oleh
dosa. Nature manusiawi Kristus diangkat melampaui segala ciptaan
lain bahkan menjadi objek penyembahan.
1. Inkranasi
Kepercayaan Inkarnasi dalam Kekristenan tradisional adalah sosok
kedua dari Tritunggal, yang juga dikenal sebagai Allah Putra atau
Logos (Firman), "menjadi daging" melalui dikandung di dalam rahim
Maria, yang juga dikenal sebagai Theotokos (Diberi kelahiran kepada
Allah) atau "Mater Dei" (bunda Allah). Kepercayaan Inkarnasi adalah
kepercayaan bahwa Yesus Kristus adalah sepenuhnya Allah dan
sepenuhnya manusia.
2. Kenosis
Istilah “kenosis” berasal dari bahasa Yunani untuk doktrin yang
menyatakan bahwa Yesus mengosongkan diri-Nya dalam perwujudan-
Nya sebagai manusia. Kenosis merupakan bentuk penyangkalan diri,
bukan mengosongkan keilahian-Nya maupun menukarkan keilahian-
Nya bagi kemanusiaan-Nya.