Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH TEOLOGI SITEMATIS


Kristiologi: Siapakah Yesus Kristus, permasalahaan kristologi,dua natur Kristus,
inkaranasi dan kenosis

Disusun Oleh :

1. Adrian Situmorang 220101048


2. Aisyah Nainggolan 220101049
3. Ester rosana Penggabean 220101047
4. Gresia Simanjuntak 220101046
5. Rut Febrianty Nababan 220101037
6. Sihol Ady P.Sitanggang 220101038
7. Siltuanus Simanungkalit 220101039
8. Sri Lastry Lumbanraja 220101040
9. wentry Hutapea 220101041
10. Wildyanti Marbun 220101042
11. Yesika Milda G Sibatuara 220101044
12. Yogi Friendly Bonara putra 220101043
13. ZevanNya Richard K.Purba 220101045

Dosen Pengampu:

Dr.Baginda Sitompul M.Pd.K

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (S.PD)


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG
TAHUN AKADEMIK 2022
Kata pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
A.Siapakah Tuhan Yesus Kristus

1. Pengertian Yesus Kristus

Yesus Kristus adalah inti bagi Gereja Yesus Kristus dan orang-orang suci zaman
akhir yang menyandang nama nya anggota Gereja percaya Yesus adalah putra
Allah,putra Tritunggal dalam daging (Yohanes 3:16) orang-orang suci zaman akhir
menerima pernyataan nubuat dalam perjanjian lama yang merujuk langsung kuar
kepada kedatangan mesias juru selamat seluruh umat manusia anggota Gereja juga
dan pelayanan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus setiap ceramah di ruang
sakramen di tutup dalam nama Yesus Kristus kebangkitan adalah simbol
perdamaian.kristus seperti bapa nya memiliki tubuh jasmani tubuh yang Sma
keluar dari kubur setelah kebangkitan nya dan yang di undang dara rasil nya untuk
raba (Lukas 24:39) sebagai satu-satunya manusia sempurna yang pernah hidup
Yesus memberikan teladan dalam kehidupannya untuk semua orang ikuti karena
kekurangan manusia kurban penebusan Kristus membayar harga dosa dengan
syarat pertobatan pribadi pengorbanan nya juga memungkinkan seluruh umat
manusia akan di bangkitkan ke dalam kebakaan.dia adalah juruselamat dan di
masa yang akan datang akan menjadi hakim.

2. Yesus Kristus Menjelma Manusia

Yesus menjelma menjadi manusia mempunyai alasan-alasan yaitu:


 Untuk mengukuhkan janji-janji Allah
 Allah menjadi manusia untuk mengukuhkan janji-janji Allah yang telah
diberikan pada para leluhur Israel serta untuk menunjukan kemurahan kepada
orang-orang yang bukan Yahudi (Roma 15:8-12).
 Untuk menyatakan Bapa
 Dalam Perjanjian Lama, Allah dinyatakan sebagai pencipta dan penguasa. PL
menunjukkan kesatuan,kekudusan, keperkasaan, serta kemurahan Allah.
Kristus melengkapi pernyataan tersebut dengan menambahkan gagasan Allah
sebagai Bapa ( Mat 6:9 ).
 Untuk menjadi Imam Besar yang setia
 Tuhan datang agar memenuhi syarat untuk bertindak selaku Imam Besar yang
setia. Kristus datang supaya dapat mengalami semua pengalaman manusia,
terlepas dari dosa, sehingga Ia berhak menjadi Imam Besar. Imam Besar PL
dipilih dari antara manusia agar mereka dengan setia dapat mewakili umat
manusia (Ibr 5:1,2). Demikian pula Kristus telah dipilih dari antara manusia
karena alasan-alasan yang sama (Ibr 5:4,5).
 Untuk menghapus dosa
 Dengan mengorbankan diri-Nya sendiri, Kristus telah menghapus dosa (Ibr
9:26). Yesus Kristus harus menjadi manusia agar Ia dapat mati karena dosa
umat manusia.
 Untuk membinasakan pekerjaan iblis
 Segera setelah Yohanes menyatakan bahwa Kristus menyatakan diri-Nya
untuk menghapus dosa ( 1 Yoh 3:15), Ia menulis bahwa Kristus juga datang
untuk membinasakan pekerjaan iblis (ayat 8). Kedatangan Kristus, khususnya
karya-Nya disalib, mengalahkan iblis (Yoh 12:1;14:30).
 Untuk memberikan teladan hidup yang kudus
 Kristus adalah Juruselamat orang percaya dan Ia juga merupakan teladan
orang percaya. Alkitab mengatakan kepada orang yang tidak percaya,
percayalah dan terimalah hidup kekal; kepada yang sudah percaya, Alkitab
mengatakan ikutilah jejak-Nya.
 Untuk mempersiapkan kedatangan-Nya yang kedua
 Keselamatan terdiri dari 2 bagian, yaitu penyediaannya dan penerapannya,
dan penyediaan itu harus terjadi dahulu sebelum penerapannya. Orang-orang
percaya diselamatkan dari hukuman dan kesalahan dosa pada saat mereka
menerima Kristus, mereka diselamatkan oleh kuasa dosa oleh karena Kristus
mendoakan mereka dan karena mereka menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Dia, namun orang percaya belum selamat dari kehadiran dosa sampai mereka
tinggal bersama-sama dengan Kristus.
3. . Sifat penjelmaan Kristus

Dalam Fil 2:6 dijelaskan bahwa perendahandir Kristus dimulai dalam sikap
pikiran-Nya, Ia menanggap bahwa kesetaraan-Nya dengan Allah bukanlah
sesuatu yang harus dipegang erat-erat atau dipertahankan secara paksa.
Menjadi manusia tidaklah merupakan ancaman bagi diri-Nya.
Dua hal utama tercakup dalam penjelmaan Kristus : Kristus mengosongkan
diri-Nya dan Ia menjadi sama dengan manusia.

A. Kristus mengosongkan diri-Nya


Pertama-tama dikatakan bahwa Kristus “mengosongkan diri-Nya” (Fil 2:7).
Kata Yunaninya adalah kenosis yang terbit dari akar kata keno.
Beberapa hal terjadi ketika Kristus merendahkan diri. Dalam satu atau lain cara
kemuliaan ilahi-Nya terselubung, tetapi tidak dilepaskan (Yoh 1:14;2:11;17:5).
Dengan rela Kristus meninggalkan segenap kekayaan sorgawi untuk menerima
kemelaratan manusia (II Kor 8:9).
Ia mengambil daging manusia yang tidak mulia karena penuh kelemahan,
kesakitan, pencobaan dan keterbatasan-keterbatasan. Kristus dengan rela
memutuskan untuk tidak memakai hak-hak istimewa yang ilahi, seperti
kemahakuasaan-Nya, kemahahadiran-Nya dan kemahatahuan-Nya untuk
menjadikan hidup-Nya lebih ringan dibumi. Ia tahu merasa letih, Ia berjalan
dari satu tempat ketempat yang lain, Ia bertambah dalam kebijaksanaan dan
pengetahuan-Nya. Jadi, sekalipun Ia tidak melepaskan sifat-sifat ilahi-Nya,
dengan rela Ia tidak menggunakan beberapa sifat ilahi-Nya agar dapat menjadi
sama dengan manusia.
B. Ia menjadi sama dengan manusia
Sekalipun Ia tetap dalam rupa Allah, Ia kini menjadi sama dengan manusia
(Filipi 2:7). Ia yang adalah Allah, menjadi manusia. Bahwa Kristus
mengambil tubuh jasmaniah tidak berarti bahwa Ia memiliki keadaan tubuh
yang berdosa. Paulus menandaskan bahwa Allah mengutus “Anak-Nya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa” (Roma 8:3).

B. Permasalahan Kristiologi

Bila disederhanakan penyimpangan permasalahan yang ada disekitar


Kristologi terbentuk oleh salah satu atau gabungan dari sikap-sikap
berikut:
 Penyangkalan KeilahianNya
 Penyangkalan KeinsanianNya
 Adalah Paham terhadap kebenaran dan penyatuan kedua sifat
tersebut didalam penjelmaanNya.

Gereja masa kini telah digoyang oleh munculnya sejumlah buku yang
iktikadnya menyuarakan doktrin Kristologi. Aspek yang dibahas oleh
masing-masing buku itu berbeda, tetapi fokus utamanya sama yaitu,
menegaskan bahwa Yesus manusia biasa, tak ada bedanya dengan kita
semua. Para penulis buku itu juga yakin bahwa Kristologi Gereja saat
ini keliru, dan dianggap sebagai upaya pelestarian pandangan hasil
konspirasi pemimpin gereja dan penguasa politik dimasa lampau.
Karena itu gereja harus merefisi Kristologinya. :

1. akar terpenting pemicu munculnya permasalahan kekeliruan disekitar


Kristologi berada pada penolakan Kitab Suci (tulisan kanonik) sebagai
otoritas utama tertinggi dan dasar satu- satunya sebagai pembangun
ajaran teologi.
2. filsafat sekuler atau ajaran filsafat yang sedang sangat berpengaruh
saat ini, mudah sekali mencemari pengembangan Kristologi.

3. dunia modern saat ini, sangat tidak sabar dengan yang pelik dan rumit.
Ilmu teknologi moderen telah memanjakan penduduk bumi ini dengan
berbagai kemudahan, kenyamanan, dan suguhan cepat saji (instant).

4. usaha untuk pemahaman terhadap pribadi dan karya Kristus telah


menjadi pergumulan orang percaya sejak masa awal gereja. Kristus
dan karyaNya menempati pusat iman, bahkan menentukan mati dan
hidupnya kekristenan. Karena itu pergumulan Kristologis tak akan
dapat berakhir tiap-tiap kali pemikiran baru akan muncul dan gereja
mustahil melarikan diri dari menghadapi gejala seperti ini.

Selain pandangan Liberal, di dalam teologi dikenal dua macam


pendekatan Kristologi, kedua metode kristologis tersebut ialah:
Christology from Above (Kristologi dari Atas)
dan Christology from Below (Kristologi dari Bawah).

1. Kristologi dari Atas

Yang dimaksud dengan Kristologi dari atas adalah melihat siapa Yesus
Kristus Sebelum Dia datang ke dalam dunia. Pandangan ini
mengatakan bahwa ke-Allahan Yesus Kristus terselubung ketika Dia
di dalam dunia. Supaya manusia dapat mengenal
Dia sebagai Allah yang sejati, maka harus melihat siapa Yesus
sebelum Dia datang ke
dalam dunia. Sebagai contoh adalah Yoh.1:1. Teolog yang menganut
pendekatan ini
adalah Rudolph Bultmann. Emil Brunner dalam bukunya, The
Mediator, menguraikan
inti pandangan ini.
a. Dasar untuk memahami Kristus bukanlah Yesus historik, melainkan
kérugma,
yaitu pemberitaan Gereja tentang Kristus.
b. Dalam merumuskan suatu Kristologi, Surat-Surat Paulus dan Injil
Yohanes perlu
diutamakan daripada Injil Sinopsis, sebab Surat-Surat Paulus dan Injil
Yohanes
merupakan tafsiran teologis tentang Kristus, sedangkan Injil Sinopsis
hanya merupakan laporan tentang pengalaman dan pekerjaan Yesus.

c. Iman kepada Kristus tidak berdasar pada atau dibenarkan oleh bukti
rasio karena
iman itu tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Pernyataan mengenai
Yesus mengajar murid-murid-Nya di tepi pantai masih bisa
dipertanyakan, tetapi pernyataan
mengenai Yesus sebagai Oknum kedua dalam Tritunggal tidak perlu
dipertanyakan lagi. Kristologi dari Atas ini memang mempunyai segi
positif yang bermanfaat bagi jemaat. Penganut-penganut pandangan
Kristologi ini menekankan nilai dan tujuan inkarnasi mempunyai
dampak bagi orang percaya kepada Yesus. Kristologi ini juga
mempunyai komitmen yang kuat terhadap kegaiban yang memberi
kemungkinan adanya Yesus ilahi yang mengerjakan mujizat.
Kelemahan pandangan masalah kesubjektifitasan juga menandai
pandangan ini. Bagaimanakah kita yakin bahwa Kristus yang kita
kenal melalui kesaksian para rasul adalah Kristus yang sejati dan
bukan Kristus dari perasaan kita saja.

2. Kristologi dari Bawah

Sedangkan Kristologi dari bawah, memiliki pendekatan yang justru


kebalikan dari pandangan tersebut di atas. Pandangan ini justru
memperhatikan secara sungguhsungguh siapa Yesus ketika Dia berada
di dalam dunia. Pendekatan ini lebih menekankan keberadaan Yesus
sebagai manusia. Bagaimana hidup-Nya, kuasa-Nya, serta apa yang
dikatakan-Nya, kemudian bertanya bagaimana caranya Ia menjadi
Allah. Semua itu menunjukkan siapa Dia sesungguhnya. Metode
pendekatan ini disebut Vonunten atau "The Christology from below".
Teolog yang menganut pandangan ini adalah W. Pannenberg.3
Pandangan ini menyatakan bahwa Kristologi yang sejati
sangat mungkin, yaitu bahwa penelusuran historik dapat
mengakibatkan kepercayaan
pada keilahian Yesus Kristus. Kepercayaan tersebut merupakan
kesimpulan dan bukan dugaan awal penelusurannya. Wolfhart
Pannenberg dalam bukunya, Jesus - God and Man memberi penjelasan
tentang pandangan ini, selain mengkritik pandangan Kristologi dari
Atas.

a) Tugas Kristologi adalah memberi bukti yang logis kepada


kepercayaan tentang
keilahian Yesus.

b) Kristologi dari Atas cenderung mengabaikan segi kehistorikan


Yesus dari Nazaret itu.

c) Kristologi dari Atas hanya mungkin bagi Allah sendiri dan


bukan bagi kita. Kita hanya manusia dengan segala
keterbatasan dan kita harus memulai penelusuran kita dari
perspektif itu. Pannenberg kemudian menguraikan
pendekatannya yang dibedakan dengan jelas dariKristologi
dari Atas.

a. Penelusuran historik di balik kerugma PB sangat mungkin dan


merupakan keharusan teologis. Memang biografi Yesus tidak dapat
disusun secara kronologis, tetapi paling tidak kita dapat menemukan
siapakah Yesus itu dari kesaksian para rasul. Ini harus dilakukan
karena jikalau tidak, mungkin saja kita tidak percaya kepada Yesus
sejati, melainkan kepada Matius, Lukas, dan Paulus saja.

b. Sejarah itu merupakan satu kesatuan dan bukan dualistis. Hidup dan
karya Yesus bukan terpisah dari sejarah umum. Jadi, metode
penyelidikan sejarah sekuler perlu dipakai juga dalam penelusuran
tentang Yesus.

c. Sangat jelas bahwa Kristologi dari Bawah dapat membuktikan


kemanusiaan dan keilahian Yesus melalui pengesahan dari Allah.
Pengesahan itu dapat dilihat pula dalam kebangkitan Yesus.
Kebangkitan itu berarti bahwa Allah menyetujui pengakuan-
pengakuan Yesus tentang diri-Nya. Kelebihan pandangan ini adalah
mengurangi kesubjektifitasan yang tidak semestinya. Pandangan ini
juga mendorong kita untuk jangan mendasarkan iman pada perkataan
orang-orang percaya yang lain. Kelemahannya terletak pada kenyataan
bahwa sukses Kristologi ini mencoba menetapkan bukti historiknya.

C. Dua natur Yesus Kristus

1. Pengertian dua natur Yesus Kristus

Dengan sudut pemahaman yang tepat dari doktrin ini, sangatlah perlu
untuk mengetahui arti yang tepat dari istilah “Natur” dan “Pribadi”
yang dipakai dalam pembahasan ini.
Istilah “Natur” menunjuk pada arti(menyeluruh) seluruh kualitas
esensial dari sesuatu, yang menjadikan sesuatu itu sebagaimana dia
ada. Substansi sebuah nature adalah suatu substansi yang dimiliki
secara umum, dengan semua kualitas esensial yang substansi seperti
itu.
Istilah “Pribadi” menunjuk pada arti substansi yang lengkap,yang
diperlengkapi dengan pikiran, dan tentu saja suatu subyek yang
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya sendiri. Kepribadian
bukanlah suatu bagian esensial dan integral dari suatu nature, akan
tetapi sebagaimana adanya dulu, merupakan terminal akhir dari
kecendrungannya. Suatu pribadi adalah sebuah nature dengan sesuatu
yang ditambahkan, suatu subsistensi yang berdiri sendiri, yaitu
individualitas. Sekarang Logos itu mengambil nature manusia yang
tidak diperpribadikan, yang tidak ada pada dirinya sendiri.
Kesatuan kedua nature Yesus disebut juga kesatuan hipostatik . Istilah
ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana Allah Putra (Pribadi
Kedua dari Allah TriTunggal) mengambil natur kemanusiaan, namun
pada saat yang sama tetap merupakan Allah yang sempurna. Yesus
selamanya adalah Allah (Yohanes 8:58; 10:30), namun dalam
inkarnasi Yesus mengambil tubuh manusia – Dia menjadi manusia
(Yohanes 1:14). Penambahan natur kemanusiaan kepada natur
keillahian adalah Yesus, Allah-manusia. Inilah kesatuan hipostatik,
Yesus Kristus, satu Pribadi, Allah yang sempurna dan manusia yang
sempurna.
Kedua natur Yesus, kemanusiaan dan keillahian, tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Yesus selamanya adalah Allah-
manusia, Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna, dua natur
yang berbeda dalam satu Pribadi. Kemanusiaan dan keillahian Yesus
tidak bercampur, namun bersatu tanpa kehilangan keunikan identitas.
Kadang Yesus berfungsi dengan keterbatasan sebagai manusia
(Yohanes 4:6; 19:28), dan di waktu lain dengan kuasa keillahianNya
(Yohanes 11:43; Matius 14:18-21). Dalam keduanya, tindakan-
tindakan Yesus bersumber dari PribadiNya yang satu. Yesus memiliki
dua natur, namun hanya satu pribadi atau kepribadian.

Doktrin kesatuan hipostatik adalah upaya untuk menjelaskan


bagaimana Yesus dapat merupakan Allah dan manusia pada saat yang
sama. Namun demikian, pada akhirnya ini adalah sebuah doktrin yang
kita tidak mampu pahami secara sempurna. Adalah tidak mungkin
bagi kita untuk dapat secara sempurna memahami cara kerja Allah.
Kita, sebagai manusia yang terbatas, tidak bisa mengharapkan dapat
memahami Allah yang tidak terbatas. Yesus adalah Anak Allah dalam
pengertian Dia dilahirkan dari Roh Kudus (Lukas 1:35). Namun hal ini
tidak berarti bahwa Yesus belum ada sebelum Dia dikandung. Yesus
selalu ada (Yohanes 8:58, 10:30). Ketika Yesus dikandung, Dia
menjadi manusia selain Dia adalah Allah (Yohanes 1:1, 14).

Yesus adalah Allah dan manusia. Yesus senantiasa adalah Allah,


namun Dia tidak menjadi manusia sampai Dia dikandung di dalam diri
Maria. Yesus menjadi manusia sehingga Dia dapat
mengidentifikasikan diri dengan kita dalam kelemahan-kelemahan kita
(Ibrani 2:17), dan yang lebih penting adalah sehingga Dia dapat mati
di salib untuk membayar hutang dosa kita (Filipi 2:5-11).Kesatuan
hipostatik mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia yang
sempurna, bahwa tidak ada percampuran atau pengurangan dari salah
satu natur tsb., dan bahwa Dia adalah Pribadi yang bersatu, untuk
selamanya.

Dari pemahaman diatas maka kita mengenal Yesus sebagai 1 pribadi


yang memiliki 2 natur yaitu nature Ilahi dan nature manusia. Dimana
kedua nature tersebut tidak bercampur (memiliki keunikan masing2
nature), namun juga tidak terpisahkan. Dan ada 3 macam komunikasi
dari kedua nature tersebut yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun
tetap kita tidak pernah bisa mengetahui secara sempurna mengenai hal
ini, karena memang tidak ada satu hal pun yang bisa dipersamakan
atau di analogikan untuk kesatuan dari kedua nature Yesus tsb.
Sehingga kita hanya bisa mengenal masing-masing nature tsb di dalam
Pribadi Yesus yang di jelaskan di dalam Alkitab.

2. Pandangan Gereja di mana dikemukan

a) Hanya ada 1 pribadi saja dalam Diri Pengantara. Logos yang


tidak berubah. Logos memperlengkapi dasar pribadi Kristus.
Tentunya tidak benar jika kita mengatakan bahwa Pribadi
Sang Pengantara hanyalah Ilahi saja. Inkarnasi
menjadikanNya pribadi yang kompleks, yang terdiri dari 2
natur. Ia adalah Allah-Manusia.

b) Natur manusiawi Kristus tidak membentuk satu Pribadi


manusia.Logos tidak mengambil pribadi manusia, sehingga
kita mendapat 2 pribadi di dalam Diri Sang Pengantara, tetapi
Ia hanya mengambil natur manusia.

c) Pada saat yang sama ,tidaklah benar mengatakan bahwa nature


manusiawi Kristus tidak berpribadi. Hal ini benar hanya dalam
pengertian bahwa nature ini tidak memiliki subsistensi.
Independent dari Diri Sendiri. Akan tetapi secara ketat dapat
kita katakan bahwa nature manusia Kristus pada saat tertentu
tidak menjadi tak berpribadi. Logos mengambil nature itu
menjadi subsistensi pribadi dgn Dirinya sendiri. Nature
manusia ini memiliki eksistensi pribadi sendiri dalam pribadi
Logos. Sifatnya adalah dalam pribadi ada bukan tanpa pribadi.

d) berdasarkan alasan tersebut kita sama sekali tidak boleh


membicarakan nature manusia Kristus sebagai nature yang
tidak sempurna atau tidaklengkap. Natur manusiaNya sama
sekali tidak kekurangan kualitas esensi apapun yang dimiliki
oleh nature itu, dan juga mempunyai kepribadian, yaitu
subsistensi pribadi, dalam pribadi Anak Allah.

e) subsistensi pribadi ini tidak boleh dicampuradukkan dengan


kesadarandan kehendak bebas. Kenyataan bahwa nature
manusia Kristus, di dalam dan oleh DiriNya Sendiri, tidak
memiliki subsistensi pribadi, tidak berarti bahwa nature
manusia Kristus tidak memiliki kesadaran dan kehendak.
Gereja tidak berpegang pada pendapat bahwa semua ini milik
nature dan bukan milik pribadi.

f) satu pribadi Ilahi yang memiliki nature ilahi sejak


kekekalan,menggunakan nature manusia dan sekarang
memiliki keduanya.Kebenaran ini harus kita pegang teguh
ketika menghadapi orang2 yangkendati mengakui pribadi ilahi
mengambil nature manusia, mereka mencampuradukkan
integritas kedua nature itu dengan mengatakan bahwa kedua
nature kemudian bercampur dan menjadi suatu tertiumquid
(bentuk ketiga) yaitu nature manusia-ilahi.

3. Tiga macma komunikasi yang terjadi diantara kedua natur dari


Yesus Kristus

1. Communicatio Idiomatum
Yaitu komunikasi atau pertemuan antara kedua nature di dalam
keutuhannya masing-masing.
Sifat dari kedua nature menjadi milik dari 1 pribadi. Dengan demikian,
pribadi Yesus adalah pribadi yang mencerminkan pribadi Ilahi seperti
MahaKuasa,dll tetapi juga dapat mencerminkan pribadi seorang
manusia yang dapat mengalami kesengsaraan, dll. Dan pada saat yang
sama keduanya tidak bercampur dan tidak terpisahkan.

2. Communicatio Apotelesmatum
Tugas dan pekerjaan dari kedua nature-Nya dilakukan sekaligus,
seperti pekerjaan Penebusan dosa-dosa manusia.
Itu bukan hanya tugas dari salah satu nature saja melainkan tugas dari
kedua nature-Nya secara bersama-sama
3. Communicatio Charismatum
Natur manusia Kristus memperoleh anugerah dan karunia yang
khusus. Karena kedua nature yang berada di dalam 1 pribadi yaitu
Yesus. Sehingga mempunyai kemampuan untuk tidak tercemar oleh
dosa. Nature manusiawi Kristus diangkat melampaui segala ciptaan
lain bahkan menjadi objek penyembahan.

4. Ilustrasi untuk kedua natur Yesus Kristus


Untuk menjelaskan 2 natur dalam Diri Yesus Kristus , saya akan
berikan sebuah illustrasi. menurut saya illustrasi ini cukup baik untuk
menjelaskan kedua nature Yesus , dimana Yesus memiliki nature Illahi
dan Natur manusia, namun memang illustrasi ini pun tidaklah
sempurna untuk menjelaskan segala sesuatunya mengenai kedua
nature Yesus tsb. Namun saya berharap dengan illustrasi ini kita bisa
sedikit memahami mengenai kedua nature yg ada dalam Diri Yesus
Kristus.
Ilustrasi kali ini adalah besi yang bila diletakkan di atas api yang
menyala, hasilnya besi menyatu dengan api dan sekarang yang terlihat
adalah besi dan api, bukan besi ditambah api, tetapi besi menyatu
dengan api. Melalui penyatuan ini bukan besi menjadi api ataupun api
menjadi besi.Besi tidak lagi berwarna hitam tetapi merah. Pembuktian
dari penyatuan ini adalah sebuah benda tidak lagi terlihat seperti
semula, karena jika suatu benda bila kita coba membakarnya dengan
benda yang sama, benda itu tidak akan terbakar. Agar dapat dibakar,
benda yang satu harus memiliki sifat yang berlainan. Jadi ada dua sifat
dalam hal ini yaitu yang satu adalah sifat besi yang dapat ditempa dan
sifat api yang membakar. Dan Masih mempertahankan karakteristik
Kedua sifat benda dan mereka benar-benar menjadi satu.
Kemudian dengan illustrasi Besi dan api ini . kita dapat memahami
Diri Yesus dengan kedua nature-Nya misalkan : Sementara saya
memukul-mukul besi, si api tidak akan terpengaruh karena dia adalah
unsur yang berbeda. Si api tetap disana, bersatu dengan besi karena
saya tak akan bisa membentuk besi tanpa api.
Jadi dengan memahami illustrasi diatas, kita dapat menganalogikan
besi dan api tsb dgn kedua nature Yesus. Kita ibaratkan besi adalah
nature manusia dan api adalah nature Ilahi. Kedua nature Yesus tidak
terpisah spt contoh illustrasi diatas namun menyatu dgn tetap
mempertahankan karakteristik / sifat dari masing2 natur. Dan nature
Illahi Yesus, tidak berubah atau terpengaruh oleh karena adanya nature
manusia di dalam Diri-Nya.
Oleh karena itu, jika non-kristiani atau ajaran2 bidat yang menyatakan
bahwa Yesus adalah manusia biasa dan menolak ke-Illahi-an Yesus
dengan cara menunjukkan kemanusiaan dari Yesus, maka hal tsb
tidaklah benar. Misalkan : mereka menyatakan bahwa Yesus bisa haus,
bisa lapar , bisa mati disalib, dll. Dgn argumentasi ini mereka
menunjukkan kemanusiaan dari Yesus dan menolak ke-Illahi-an
Yesus.
Padahal dengan menunjukkan kemanusiaan Yesus, hal ini tidak berarti
bahwa Yesus tidak memiliki nature Illahi. Karena umat Kristiani pun
mengimani bahwa Yesus memiliki 2 natur yaitu nature manusia dan
nature Illahi. Sehingga umat Kristiani pun mengimani bahwa Yesus
100% manusia. Namun dengan mengabaikan nature Illahi dari Yesus ,
hal ini berarti kita tidak memahami Diri Yesus seperti yang telah di
wahyukan di dalam Alkitab, karena kita hanya memahami sebagian
dari Kebenaran tentang Diri Yesus. Karena kedua nature Yesus ibarat
seperti 2 sisi coin yang tidak terpisahkan namun masing2 sisi
menunjukkan gambar masing2.

Mengapa saya katakan bahwa dengan menunjukkan kemanusiaan dari


Yesus , hal ini bukan berarti Yesus tidak memiliki nature Illahi??
Jawabannya: karena seperti illustrasi besi dan api, pada saat saya
menempa / memukul / membentuk besi (yg sudah menyatu dgn api),
maka unsure api tsb tidak terpengaruh dgn hal tsb, hanya unsure besi
yg terpengaruh oleh tempaan tsb sehingga besi dapat terbentuk.Jadi
pada saat Yesus menunjukkan hal2 yg bersifat manusiawi spt haus,
lapar dsbnya, hal ini bukan berarti Yesus tidak memiliki nature Illahi,
karena nature Illahi dalam Diri Yesus tidak terpengaruh dgn hal2 tsb.
Jadi dengan memahami hal ini, dengan menunjukkan kemanusiaan
dari Yesus, hal tersebut sama sekali tidak meniadakan Ke-Illahi-an
dari Yesus.
D. Inkarnasi dan kenosis

1. Inkranasi
Kepercayaan Inkarnasi dalam Kekristenan tradisional adalah sosok
kedua dari Tritunggal, yang juga dikenal sebagai Allah Putra atau
Logos (Firman), "menjadi daging" melalui dikandung di dalam rahim
Maria, yang juga dikenal sebagai Theotokos (Diberi kelahiran kepada
Allah) atau "Mater Dei" (bunda Allah). Kepercayaan Inkarnasi adalah
kepercayaan bahwa Yesus Kristus adalah sepenuhnya Allah dan
sepenuhnya manusia.

Kepercayaan inkarnasi adalah sebuah pengajaran teologi fundamental


dari Kekristenan Ortodoks (Nikene), berdasarkan pada pemahaman
Perjanjian Baru-nya. Dalam Alkitab, pengajaran termurninya
tercantum dalam Yohanes 1:14: "Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita.

 Subyek dari inkarnasi.


Bukan Allah Tritunggal tetapi Allah Anaklah yang berinkarnasi dan
mengambil hakekat manusia. Tetapi juga harus diingat bahwa setiap
pribadi dalam Allah Tritunggal ikut aktif dalam inkarnasi (Mat 1:20
Luk 1:35 Yoh 1:14 Kis 2:30 Roma 8:3 Gal 4:4 Fil 2:5-7)

 Inkarnasi dan kelahiran.


Inkarnasi berbeda dengan kelahiran karena. Inkarnasi menunjukkan
tindakan aktif, sedangkan kelahiran menunjukkan pada tindakan pasif.
Karena itu Yesus selalu berkata ‗Aku datang‘ (misalnya: Luk 19:10
Yoh 9:39 Yoh 10:10 dsb) - yang menunjukkan tindakan aktif,
bukannya Aku dilahirkan yang menunjukkan tindakan pasif. Ini
menunjukkan bahwa Yesus bukan sekedar manusia biasa, tetapi juga
adalah Allah sendiri, karena tidak ada orang biasa yang kelahirannya
merupakan tindakan aktif. Inkarnasi menunjukkan bahwa Yesus
mempunyai Pre-existence / keberadaan sebelumnya (Yoh 1:1 6:38
8:58 2Kor 8:9 Fil 2:6-7). Kalau sekedar dikatakan bahwa Yesus
dilahirkan, maka itu menun-jukkan
bahwa sebelum Ia dilahirkan, Ia tidak ada. Tetapi kalau dikata-kan
bahwa Yesus berinkarnasi, karena inkarnasi merupakan tindakan aktif,
maka itu
menunjukkan bahwa Ia sudah ada sebelum saat itu

 Apa yang terjadi pada saat inkarnasi.


Firman / LOGOS menjadi manusia‘ (Yoh 1:14) tidak berarti bahwa:
kehilangan seluruh atau sebagian keilahianNya. setelah inkarnasi
berbeda dengan sebelum inkarnasi. Jadi inkarnasi tidak berarti bahwa
itu berhenti menjadi apa adanya Dia sebelum saat itu. Kalau kita
berbicara tentang Firman / Allah yang menjadi manusia‘, maka kita
harus memiliki pengertian bahwa keilahianYesus tidak hilang / tidak
berkurang sedikitpun, tetapi Ia justru ketambahan hakekat manusia
pada diriNya. Firman menjadi manusia‘ berarti bahwa mengambil
hakekat manusia (tubuh & jiwa):
 Tanpa mengalami perubahan dalam hakekatNya.
 Tanpa kehilangan sifat-sifatNya.
 Tanpa menghentikan / mengurangi kegiatanNya.

2. Kenosis
Istilah “kenosis” berasal dari bahasa Yunani untuk doktrin yang
menyatakan bahwa Yesus mengosongkan diri-Nya dalam perwujudan-
Nya sebagai manusia. Kenosis merupakan bentuk penyangkalan diri,
bukan mengosongkan keilahian-Nya maupun menukarkan keilahian-
Nya bagi kemanusiaan-Nya.

Filipi 2:7-8 menyatakan, “mengambil rupa seorang hamba, dan


menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai
manusia,Yesus tidak berhenti menjadi Allah selama pelayanan-Nya di
dunia. Namun, Yesus rela mengesampingkan kemuliaan surgawi-Nya
terkait hubungan-Nya yang intim dengan Allah. Yesus juga
mengesampingkan otoritas atas kemerdekaan-Nya. Selama pelayanan-
Nya di dunia, Yesus Kristus sepenuhnya menyerahkan diri-Nya
kepada kehendak Bapa.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib.” Ini merupakan tindakan kerendahan hati yang terbesar,
Allah alam semesta ini rela menjadi manusia dan mati untuk menebus
dosa ciptaan-Nya. Karena itu, kenosis adalah doktrin yang menyatakan
kalau Yesus Kristus ketika berinkaransi telah menjadi sama dengan
manusia dengan semua keterbatasannya, terkecuali yang terkait dosa;
bahwa Dia tidak pernah berdosa.

Anda mungkin juga menyukai