Anda di halaman 1dari 105

Material Teknik

20 Juni 2023

TUGAS
Joni Arif S.T, M.T

Disusun
Ahmad Buhari 221090300015
Asep Hidayatullah 221090300001
Egi Ahmad Gina 221090300030

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SUTOMO
2023
Material Teknik
20 Juni 2023
KATA PENGHANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb,
Dengan mengucapkan puji beserta syukur kepada Allah SWT, saya bisa menyelesaikan
makalah ini untuk penyelesaian tugas dari mata kuliah Material Teknik. Saya mengucapkan
terimakasih kepada semua yang telah membantu pembuatan makalah ini, sehingga makalah
ini bisa selesai dan insya Allah bisa menjadi pegangan pada pengajaran Material Teknik.
Walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya berharap
kepada Bapak Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini.
Sebagai penulis dari makalah ini saya berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Akhirnya saya mengucapkan atas perhatian dari semua pihak, saya ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Serang, 10 April 2023

Penulis

i
Material Teknik
20 Juni 2023

DAFTAR ISI

ii
Material Teknik
20 Juni 2023
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Tekanan..................................................................................................... 29


2.2 Gambar Prosedur Komposisi Fasa.......................................................................... 30
2.3 Gambar Diagram Biner........................................................................................... 31
2.4 Gambar Sistem Koordinat Diagram Fasa Tinery.................................................... 33
2.5 Gambar Garis Kesetimbangan antara Tiga Fase Padat, Cai dan Gas..................... 34
2.6 Gambar Larutan Padat Subsitusi............................................................................. 36
2.7 Gambar Larutan Padat Interstisi............................................................................. 36
2.8 Gambar Ferit........................................................................................................... 38
2.9 Gambar Transformasi Dekomposisi Fasa Selama Pendinginan............................. 40
2.10 Gambar Diagram Pb – Sn....................................................................................... 43
3.1 Gambar Tekanan..................................................................................................... 44
3.2 Gambar Diagram Alir Penelitian............................................................................ 45
3.3 Gambar Mesin las gesek langsung.......................................................................... 46
3.4 Gambar Alat Uji Kekerasan Rockwell................................................................... 47
3.5 Gambar Peralatan Dan Bahan Pada Percobaan...................................................... 48
3.6 Gambar Skema Percobaan Distribusi Kalor........................................................... 48
3.7 Gambar Diagram Alir Percobaan............................................................................ 49
3.8 Gambar Diagram Alir Proses Penelitian................................................................. 51
3.9 Gambar Skema Proses Pengecoran Medan Magnet Pada Penelitian..................... 52
3.10 Gambar Titik Pengujian Kekerasan........................................................................ 52
3.11 Gambar Titik Pengambilan Gambar Struktur Mikro.............................................. 53
4.1 Gambar Contoh Berbagai Benda Kerja.................................................................. 54
4.2 Gambar Proses Pengecoran..................................................................................... 55
4.3 Gambar Contoh Benda Kerja.................................................................................. 56
4.4 Gambar Pengecoran Logam Pada Cetakan Pasir.................................................... 57
4.5 Gambar Salah satu produk Die Casting.................................................................. 58
4.6 Gambar Grafik Hubungan Antara Temperatur Pelapisan Hot Dip Galvanizing.... 61

iii
Material Teknik
20 Juni 2023
4.7 Gambar Grafik Hubungan Antara Temperatur Pelapisan Hot Dip Galvanizing.... 62
4.8 Gambar Lead, Timbal, Timah hitam, Plumbum (Pb)............................................. 68
4.9 Gambar Timah putih, Tin, Stannum (Sn) Seng, Zincum (Zn)................................ 69
4.10 Gambar Seng, Zincum (Zn).................................................................................... 70
4.11 Gambar Manganese (Mn)....................................................................................... 71
4.12 Gambar Aluminium (Al)......................................................................................... 71
4.13 Gambar Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)............................................................... 72
4.14 Gambar Magnesium (Mg)....................................................................................... 73
4.15 Gambar Pemurnian Aluminium.............................................................................. 77
4.16 Gambar Proses Reduksi Elektrolitik....................................................................... 78
4.17 Gambar Pembentukan Magnesium......................................................................... 79
4.18 Gambar Pembuatan Tembaga................................................................................. 80
4.19 Gambar Pembuatan Timah Hitam.......................................................................... 81
4.20 Gambar Diagram Fase Tembaga............................................................................ 86
4.21 Gambar Diagram Fase Magnesium........................................................................ 88

iv
Material Teknik
20 Juni 2023
DAFTAR TABEL

2.1 Komposisi Material Gear Spraket........................................................................... 19


2.2 Sifat mekanik Baja AISI 1020................................................................................ 19
4.1 Berat Jenis dan Titik Cair dari Logam Bukan Besi................................................ 66

v
Material Teknik
20 Juni 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai
sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada
transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan sebagainya.
Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan
mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (zaman batu, perunggu dsb). Pada
tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia dialam
misalnya, batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan peradaban
manusia, bahan-bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan
yang lebih tinggi. Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-sifat
bahan dengan elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan
yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda salah satunya adalah logam. Ilmu logam adalah
suatu pengetahuan tentang logam-logam yang menjelaskan tentang sifat-sifat, struktur,
pembuatan, pengerjaan dan penggunaan dari logam dan paduannya. Bahan teknik dapat
digolongkan dalam kelompok logam dan bukan logam.
Logam adalah bahan/material teknik yang sangat banyak di gunakan dalam berbagai
bidang. Dalam dunia keteknikan, logam merupakan material yang paling mendominasi dari
bahan-bahan teknik lainnya sebagai bahan yang paling utama dalam pembuatan mesin. Di
dunia pendidikan kita harus mengerti unsur-unsur yang terkandung di dalam logam
tersebut.
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbonsebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar sekitarantara 0,2% sampai 2,1%
berat sesuai gradenya. Fungsi karbon dalam baja adalahsebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (christal lattice) atom besi. Unsur paduan lain

6
Material Teknik
20 Juni 2023
yang bisa ditambahkan adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium dan
tungsten. Dengan memvariasikankandungan karbon dan unsur paduan yang lain, berbagai
jenis kualitas baja bisadidapatkan. Penambahan kandungan karbon dalam baja bisa
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi
lain bisamembuatnya getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Disamping pengenalan bahan teknik seperti mempelajari tentang material – material,
cara pembuatan, penerapan di lapangan, dan juga teori-teori mengenai bahan teknik. Selain
itu juga kita perlu mempelajari diagram fasa, dimana kita dapat mengetahui bahan-bahan
pada fase liquid (cair), padat, atau gas. Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia
dan sifat – sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas.
Pemahaman perilaku fasa mulai berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk
sistem satu komponen, persamaan Clausius dan Clausisus – Clapeyron menghubungkan
perubahan tekanan kesetimbangan dengan perubahan suhu.
Jika campuran dua cairan nyata (real) berada dalam kesetimbangan dengan uapnya
pada suhu tetap, potensial kimia dari masing – masing komponen adalah sama dalam fasa
gas dan cairnya. Sistem biner paling sederhana yang mengandung fasa padat dan cair
ditemui bila komponen – komponennya saling bercampur dalam fas cair tetapi sama sekali
tidak bercampur pada fasa padat, sehingga hanya fasa padat dari komponen murni yang
akan keluar dari larutan yang mendingin.
Jika suatu larutan dari dua zat A dan B didinginkan sampai suhu yang cukup rendah,
akan muncul suatu padatan. Suhu ini adalah titik beku larutan, yang bergantung pada
komposisi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan logam?
2. Apa saja jenis-jenis logam dan klasifikasi logam?
3. Apa saja sifat-sifat dari logam?
4. Apa saja kegunaan dari logam?

7
Material Teknik
20 Juni 2023
5. Apa yang dimaksud dengan non logam beserta unsur-unsurnya?
6. Apa saja sifat fisis dan sifat kimia non logam secara umum?
7. Apa saja material-material yang termasuk dalam golongan non logam?
8. Apa saja kegunaan bahan non logam pada bidang industri?
9. Apa saja sifat-sifat dari logam bukan besi?
10. Bagaimana proses peleburan dan pembuatan logam bukan besi?
11. Bagaimana proses pengecoran logam bukan besi?
12. Apa saja paduan dari berbagai macam logam bukan besi?
13. Apa pengertian diagram fasa?
14. Bagaimana merbedaan garis terdapat pada diagram fasa?
15. Klasifikasi dan komponen penyusun kesetimbangan pada diagram fasa?
16. Bagaimana fasa larut sempurna dalam keadaan cair dan padat?
17. Komponen terhadap tekanan dan temperatur pada diagram fasa?
18. Sifat-sifat termodinamika pada diagram fasa?
19. Diagram equilibrium?
20. Diagram fasa sistem besi – besi kabrida?
21. Bagaimana proses pendinginan?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan logam.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis logam dan klasifikasi logam.
3. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari logam.
4. Untuk mengetahui apa saja kegunaan dari logam.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan non logam beserta unsur-unsurnya.
6. Untuk mengetahui apa saja sifat fisis dan sifat kimia non logam secara umum.
7. Untuk mengetahui apa saja material-material yang termasuk dalam golongan non
logam.
8. Untuk mengetahui apa saja kegunaan bahan non logam pada bidang industri.

8
Material Teknik
20 Juni 2023
9. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari logam bukan besi.
10. Untuk mengetahui bagaimana proses peleburan dan pembuatan logam bukan besi.
11. Untuk mengetahui bagaimana proses pengecoran logam bukan besi.
12. Untuk mengetahui apa saja paduan dari berbagai macam logam bukan besi.
13. Untuk mengetahui apa pengertian diagram fasa.
14. Untuk mengetahui bagaimana merbedaan garis terdapat pada diagram fasa.
15. Untuk mengetahui klasifikasi dan komponen penyusun kesetimbangan pada
diagram fasa.
16. Untuk mengetahui bagaimana fasa larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.
17. Untuk mengetahui komponen terhadap tekanan dan temperatur pada diagram fasa.
18. Untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika pada diagram fasa.
19. Untuk mengetahui diagram equilibrium.
20. Untuk mengetahui diagram fasa sistem besi – besi kabrida.
21. Untuk mengetahui bagaimana proses pendinginan.
1.4. Batasan Masalah
Batasan-batasan permasalahan yang digunakan untuk mempermudah makalah dan
tidak menyimpang dari inti permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dalam logam, non logam, logam bukan besi, baja karbon dan
diagram fasa.
2. Pengumpulan materi berdasarkan beberapa buku, jurnal serta beberapa referensi
lainnya.
1.5. Manfaat
Setelah makalah ini dilakukan diharapkan menghasilkan manfaat kepada pihak yang
bersangkutan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Jurusan Teknik Mesin, makalah ini diharapkan dapat memberi suatu media
pembelajaran mata kuliah material teknik yang dapat meningkatkan kemampuan

9
Material Teknik
20 Juni 2023
mahasiswa pendidikan teknik mesin dalam pemecahan masalah pada materi yang
telah diberikan.
2. Bagi penulis, makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai
peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada materi yang telah diberikan.
3. Bagi mahasiswa Teknik Mesin, makalah ini diharapkan dapat memberi suatu media
pembelajaran untuk mempermudah mahasiswa memahami materi yang telah
diberikan.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan
makalah ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam beberapa
bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah,
pembatasan masalah, tujuan masalah, manfaat, dan sistematika penulisan makalah.
BAB II Tinjauan Pustaka berisi deskripsi teori-teori yang berhubungan dengan makalah
yang dilakukan.
BAB III Metodologi, membahas metode yang digunakan dalam makalah yang meliputi
metodologi.
BAB IV Hasil dan Pembahasan, berisi pengolahan data dan membahas mengenai hasil
yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
BAB V Simpulan dan Saran, berisikan kesimpulan dari penulis mengenai penelitian yang
dilakukan serta berisikan saran-saran dari penulis.

10
Material Teknik
20 Juni 2023
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertemuan 6 Topik Logam dan Baja Karbon


a. Logam
1. Defenisi Logam
Logam adalah suatu paduan yang terdiri dari campuran unsure karbon
dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam pafuan yang mempunyai 2 sifat
yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam
lainnya. Logam adalah elemen mineral yang terbentuk secara alami. Jumlah
logam diperkirakan 4% dari mineral bumi. Logam dalam bidang keteknisian
adalah besi biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan, pipa-pipa, alat-
alat pabrik dan sebagainya.
Logam Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka
bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau
pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk kawat potongan yang disebut
“fibre” atau metal fibre, sebagai tulangan beton. Dalam skala yang lebih kecil
logam secara luas juga di pakai sebagai penguat, misalnya bentuk paku, sekrup,
baut, kawat, pelat, bantalan jembatan, atau sebagai bahan lain bentuk lembaran
(misalnya bentuk atap, atau lantai jembatan), atau juga bentuk dekorasi.
Kelebihan logam sebagai bahan konstuksi adalah memiliki sifat yang di suatu
pihak lebih baik karena :
a) Memiliki kuat tarik tinggi, dapat di rubah – rubah bentuknya.
b) Mudah di sambung / di las.
Sifat lainnya adalah :
a) memiliki harga konduktivitas listrik yang tinggi.
b) konduktivitas panas tinggi dan dapat di haluskan sehingga berkilau

11
Material Teknik
20 Juni 2023
permukaanya.
Kelemahan sebagian besar logam, khususnya baja, ialah tidak tahan korosi
karena kelembapan maupun oleh pengaruh udara sekeliling dan terjadi perubahan
bentuk bila terkena suhu/panas tinggi. Di dalam pemakaian, logam selain juga
memiliki kuat tarik yang tinggi, tahan tekanan atau korosi, kadang-kadang juga
harus tahan terhadap beban kejut, suhu rendah, gaya yang berubah-ubah atau
kombinasi, dan beberapa keadaan yang lain.
Menurut Nugraha (2014) logam dapat di bagi menjadi 2(dua) kelompok besar
yaitu :
a) Logam besi (ferrous metal).
b) Logam bukan besi (non ferrous metal).
Logam besi : suatu logam yang elemen pembentuk utamanya adalah besi (fe).
Misalnya : besi tuang, besi tempa, baja.
Logam bukan besi : logam yang elemen utamanya bukan besi . Misalnya :
alumunium, tembaga, timah putih, emas, dll.
Umumnya, logam bermanfaat bagi manusia, karena penggunaannya di bidang
industri, pertanian, dan kedokteran. Contohnya, merkuri yang digunakan dalam
proses klor alkali. Proses klor alkali merupakan proses elektrolisis yang berperan
penting dalam industri manufaktur dan pemurnian zat kimia. Beberapa zat kimia
yang dapat diperoleh dengan proses elektrolisis adalah natrium (Na), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), aluminium (Al), tembaga, seng, perak, hidrogen, klor, fluor,
natrium hidroksida, kalium dikromat, dan kalium permanganat.
Proses elektrolisis larutan natrium klorida tersebut merupakan proses klor alkali.
Elektrolisis larutan NaCl menghasilkan natrium hidroksida di katode (kutub positif)
dan gas klor di anode (kutub negatif) (Nugraha, 2014).
Pada industri angkasa luar dan profesi kedokteran dibutuhkan bahan yang kuat,
tahan karat, dan bersifat noniritin, seperti aloi titanium. Sebagian jenis logam

12
Material Teknik
20 Juni 2023
merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimiawi.
Pada zaman dahulu, logam tertentu, seperti tembaga, besi, dan timah digunakan
untuk membuat peralatan, perlengkapan mesin, dan senjata.
Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya yang biasa
dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan platina. Logam-logam
tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat, lunak dan terdapat dalam jumlah
yang sedikit di alam, sehingga harganya mahal. Emas dan perak memiliki sifat
penghantar listrik yang sangat baik sehingga banyak dipakai untuk melapisi
konektor-konektor pada perangkat elektronik.
Kemampuan logam untuk meregang apabila ditarik disebut duktilitas.
Kemampuan logam meregang dan menghantarkan listrik dimanfaatkan untuk
membuat kawat atau kabel, contohnya tembaga. Kemampuan logam berubah bentuk
jika ditempa disebut maleabilitas. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa
dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam jenis barang, misalnya golok, pisau,
cangkul, dan lain-lain.
Sebagai konduktor panas yang baik, logam juga digunakan untuk membuat
panci. Logam bersifat kuat sehingga dapat digunakan untuk membangun rangka
bangunan dan jembatan. Logam juga dapat menimbulkan suara dering yang nyaring
jika dipukul, maka logam juga dapat digunakan dalam pembuatan bel.
Logam berat adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor
atom 22 sampai dengan 92. Namun logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan
apabila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh manusia. Beberapa logam
tersebut di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula
dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak
konsumsi.
2. Sifat Fisik Logam
Pada umumnya unsur logam mempunyai sifat fisis, antara lain:

13
Material Teknik
20 Juni 2023
a) Logam akan memantulkan sinar yang datang dengan panjang gelombang dan
frekuensi yang sama sehingga logam terlihat lebih mengkilat. Contohnya, emas
(Au), perak (Ag), besi (Fe), dan seng (Zn).
b) Logam dapat menghantarkan panas ketika dikenai sinar matahari, sehingga
logam akan sangat panas (terbakar). Energi panas diteruskan oleh elektron
sebagai akibat dari penambahan energi kinetik. Hal ini menyebabkan elektron
bergerak lebih cepat. Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam
melalui elektron yang bergerak.
c) Logam juga dapat menghantarkan listrik karena elektronnya terdelokalisasi
bebas bergerak di seluruh bagian struktur atom. Tembaga (Cu) sering dipakai
dalam pembuatan kawat penghantar lisrik.
d) Meabilitas, yaitu kemampuan logam untuk ditempa atau diubah menjadi
bentuk lembaran. Sifat ini digunakan oleh pandai besi untuk membuat sepatu
kuda dari batangan logam. Gulungan baja (besi) penggiling menggunakan sifat
ini saat mereka mengulung batangan baja menjadi lembaran tipis untuk
pembuatan alat-alat rumah tangga. Hal ini karena kemampuan atom-atom
logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain
menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.
e) Duktilitas yaitu kemampuan logam dirubah menjadi kawat dengan sifatnya
yang mudah meregang jika ditarik. Tembaga (Cu) dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan kawat.
f) Semua logam merupakan padatan pada suhu kamar dengan pengecualian raksa
atau merkuri (Hg) yang berupa cairan pada suhu kamar.
g) Semua logam bersifat keras, kecuali natrium (Na) dan kalium (Ca), yang lunak
dan dapat dipotong dengan pisau.
h) Umumnya logam memiliki kepadatan yang tinggi sehingga terasa berat jika
dibawa.

14
Material Teknik
20 Juni 2023
3. Sifat Mekanis Logam
Sifat baja pada umumnya terdiri dari sifat fisik dan sifat mekanis. Sifat fisik
meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik. Baja dapat
berubah sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas. Sifat mekanis suatu
bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan
beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan
bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja
meliputi :
a) Kekuatan. Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban,
maka baja akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan
bentuk ini akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi
tiap satuan panjangnya akibat regangan
b) Keuletan (ductility), Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus.
Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen
sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan
pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.
c) Kekerasan, adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus
permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll.
d) Ketangguhan (toughness), adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat
diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap
oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya.
Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
4. Sifat Kimia Logam
Sifat-sifat kimia logam antara lain:
a) Logam memiliki energi ionisasi yang rendah, oleh karena itu logam
cenderung melepaskan elektronnya dengan mudah. Logam cenderung
melepaskan elektron daripada menangkap elektron untuk membentuk kation.

15
Material Teknik
20 Juni 2023
Logam berikatan dengan lainnya untuk mencapai stabil. Contohnya:
Na+ Mg2+ Al3+ .
b) Umumnya logam cenderung memiliki titik leleh titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu
dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi
pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.Sifat titik leleh
menunjukkan kekerasan logam, titik leleh yang tinggi artinya logamnya keras,
sedangkan titik leleh rendah artinya logamnya lemah. Semua logam memiliki
titik leleh yang tinggi, kecuali merkuri (Hg), cerium (Ce), galium (Ga), timah
(Sn) dan timbal (Pb).
c) Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom-atomnya.
d) Kebanyakan logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk membentuk
logam hidroksida. Contonya:
logam oksida + air logam hidroksida
Na2O (s) + H2O (l) 2NaOH (aq)

CaO (s) + H2O (l) Ca(OH)2 (aq)


e) Logam oksida bereaksi dengan asam membentuk garam dan air. Contohnya:
logam oksida + asam + garam + air
MgO (s) + 2HCl (aq) + MgCl 2 (aq) + H2O (l)
NiO (s) + H2SO4 (aq) + NiSO4 (aq) + H2O (l)
Logam adalah unsur kimia yang mempunya sifat-sifat, yaitu :
a) Logam dapat di tempa dan di ubah bentuk.
b) Penghantar panas dan listrik.
c) Keras (tahan terhadap goresan, potongan atau keausan).
Logam biasanya di gunakan dalam bentuk paduan (alloys), yang strukturnya
terdiri dari dua atau lebih unsure pembentuk, dan minimal satu merupakan unsur
logam.

16
Material Teknik
20 Juni 2023
Logam di bedakan menjadi dua :
a) Logam besi (ferrous metal).
b) Logam non besi (non ferrous metal).
Logam besi paling banyak di gunakan, mencangkup ¾ seluruh bahan logam
yang digunakan untuk komersial.
Logam besi dibedakan berdasarkan jumlah kandungan unsure paduan karbon:
a) Besi tempa (wrought iron, < 0,02 % C).
b) Baja (steel, 0,02 ~ 2,14 % C).
c) Besi cor (cast iron, 2,14 ~ 4,16 % C).
b. Baja Karbon
1. Defenisi Baja Karbon
Baja karbon merupakan paduan antara besi (Fe) dan karbon (C) dengan sedikit
unsur tambahan berupa belerang, fosfor, mangan dan silikon. Baja karbon
mempunyai kandungan karbon maksimal sebesar 1,7%. Sifat baja karbon
tergantung pada besarnya kadar karbon, semakin tinggi kadar karbonnya maka
kekuatan dan kekerasannya akan semakin tinggi, karena itu baja ini dapat
dikelompokkan berdasarkan kadar karbonnya. Berdasarkan kegunaannya ataupun
kepentingan pabrikasi dan disesuaikan berdasarkan standar ASTM (American
Society for Testing and Material) paduan besi (Fe) –karbon (C) merupakan unsur
utama pembentuk baja. Disamping itu baja juga bisa mengandung unsur campuran
lain yang disebut paduan, misalnya karbon (C), sulfur (S), posfor (P), silikon (Si)
dan mangan (Mn) yang jumlahnya dibatasi. Berdasarkan kandungan karbonnya baja
terbagi menjadi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Low carbon steel (C<0,3%)
Baja karbon rendah (low carbon steel) mempunyai kandungan karbon kurang
dari 0,3%C sehingga bukan tergolong baja yang keras. Baja karbon rendah
mempunyai kemungkinan kecil untuk dapat dikeraskan karena kandungan

17
Material Teknik
20 Juni 2023
karbonnya tidak cukup untuk membentuk struktur martensite.
2) Medium carbon steel (0,3<0,6C%)
Baja karbon sedang (medium carbon steel) yang memiliki kandungan karbon
sebesar 0,3%C –0,6%C sehingga mempunyai kemungkinan untuk dapat
dilakukan pengerasan dengan menggunakan perlakuan panas yang sesuai.
3) High carbon steel (0,6–1,7%C)
Baja karbon tinggi (High carbon steel) mempunyai kandungan karbon
sebanyak 0,6%C –1,7%C sehingga memiliki sifat mekanik yang tinggi namun
keuletannya rendah. Berkebalikan dengan baja karbon rendah, pengerasan
dengan menggunakan laku panas tidak terlalu berpengaruh dikarenakan
banyak terdapat martensite yang membuat baja akan semakin getas.
Pemilihan baja AISI 1020 karena baja ini banyak dipakai dalam pembuatan
komponen-komponen permesinan dan mudah diperoleh di pasaran. Data-data yang
dapat diperoleh dari baja AISI 1020 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Komposisi Material Gear Spraket
Nama unsur Nama Material
Gear spraket ( Baja AISI 1020 )
Karbon ( C ) ( 0,20 - 0,30 )%
Silikon ( Si ) ( 0,15 - 0,35 )%
Mangan ( Mn ) ( 0,50 - 0,70 )%
Pospor ( P ) ( 0,035 )%
Sulfur ( S ) ( 0,035 )%
Nikel ( Ni ) ( 1,40 - 1,70 )%
Chromium ( Cr ) ( 0,90 - 1,40 )%
Molybdenum ( Mo ) ( 0,20 - 0,30 )%
Sumber: Baja AISI 1020 Tahun 2016

18
Material Teknik
20 Juni 2023

Tabel 2.2 Sifat mekanik Baja AISI 1020


Nama Satuan
Tensile strength 420 Mpa
Yield strength 350 Mpa
Elongation 15 %
Modulus elastisitas 200 Gpa
Hardness 111 HB
Sumber: Baja AISI 1020 Tahun 2016

AISI 1020 diberi nama menurut standar American Iron and Steel Institude
(AISI) dimana angka 1xxx menyatakan baja, angka 10xx menyatakan jenis baja,
sedangkan angka 20 menyatakan kadar kandungan karbon dalam seperseratus
persen (0,20%). Jadi dapat disimpulkan bahwa material SAE AISI 1020
merupakan baja karbon dengan kandungan karbon 0,20%.
2.2. Pertemuan 7 Topik Non Logam dan Logam Bukan Besi
a. Non Logam
1. Defenisi Non Logam
Non logam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu
lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain dari pada melepasnya. Unsur
– unsur yang termasuk dalam golongan non logam adalah:
1) Halogen : Fluorine (F), Chlorine (Cl), Bromine (Br), Iodine (I), Astatine (At),
Ununseptium (Uus).
2) Gas mulia : Helium (H), Neon (Ne), Argon (Ar), Krypton (Kr), Xenon (Xe),
Radon (Rn), Ununoctium (Uuo).
3) Non logam lainnya : Hidrogen (H), Carbon (C), Nitrogen (N), Phosphorus (F),
Oxygen (O), Sulfur (B), Selenium (Se).
Sebagian besar non logam ditemukan pada bagian atas tabel periodik, kecuali
hidrogen yang terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali. Walaupun hanya

19
Material Teknik
20 Juni 2023
terdiri dari 20 unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis logam,
nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi, terutama lapisan luarnya.
Pada tabel periodik, unsur-unsur di daerah perbatasan antara logam dan
nonlogam mempunyai sifat ganda. Misalnya unsur Boron (B) dan Silikon (Si)
merupakan unsur nonlogam yang memilki beberapa sifat logam yang disebut unsur
metaloid. 
2. Sifat Fisis Non Logam
Pada umumnya unsur nonlogam mempunyai sifat fisis, antara lain:
1) Non logam tidak dapat memantulkan sinar yang datang sehingga nonlogam
tidak terlihat mengkilat.
2)  Nonlogam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik sehingga disebut
sebagai isolator.
3) Nonlogam sangat rapuh sehingga tidak dapat ditarik menjadi kabel atau
ditempa menjadi lembaran.
4)  Densitas atau kepadatannya pun relatif rendah sehingga terasa ringan jika
dibawa dan tidak bersifat diamagnetik (dapat ditarik magnet).
5)  Nonlogam berupa padatan, cairan dan gas pada suhu kamar. Contohnya
padatan Carbon (C), cairan Bromin (Br) dan gas Hidrogen (H). 
3. Sifat Kimia Non Logam
Sifat-sifat kimia yang dimiliki unsur nonlogam antara lain:
1) Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur nonlogam cenderung
menangkap elektron karena memiliki energi ionisasi yang besar untuk
membentuk anion. Contohnya,    Cl-      O2-      N3- .
2)  Umumnya unsur non logam memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif
rendah jika dibandingkan dengan unsur logam.
3) Non logam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit terluar dari atom-
atomnya.

20
Material Teknik
20 Juni 2023
4) Non logam yang bereaksi dengan logam akan membentuk garam.
5) Kebanyakan nonlogam oksida yang larut dalam air akan bereaksi membentuk
asam. 
6) Non logam dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
4. Penggunaan Non Logam
Belerang merupakan endapan gas belerang yang membatu. Terbentuknya
belerang karena aktifitas vulkanisme. Belerang (Su) ini banyak digunakan di
berbagai macam industri, misalnya pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, aki, industri
kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja,
bahan korek api, obat-obatan dan lain-lain.
Belerang atau sulfur ini tersebar di Pegunungan Ijen (Jawa Timur), Dataran
Tinggi
Dieng (Jawa Tengah), dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat). Fosfat merupakan
bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung. Fosfat terdapat di daerah karst
terutama di dalam gua-gua. Pemanfaatannya digunakan untuk bahan utama pupuk
fosfat. Tersebar di Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang (Jawa Tengah), dan Bogor
(Jawa Barat).
Contoh dari carbon (C) adalah intan atau berlian. Intan dalam tingkatan
kekerasan batuan, merupakan batuan yang mempunyai tingkatan kekerasan paling
tinggi, sehingga intan bisa digunakan untuk mengiris kaca dan marmer. Intan
berasal dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan yang telah mengalami proses
yang sangat panjang dan lama. Pemanfaatan utama intan ialah digunakan sebagai
perhiasan. Mineral intan tersebar di Martapura (Kalimantan Selatan), Longiram
(Kalimantan Timur), Sei Pinang (Kalimantan Tengah), dan Muara Mengkiang
(Kalimantan barat).

21
Material Teknik
20 Juni 2023
Karbon monoksida (CO) lebih dikenal karena sifatnya yang beracun daripada
kegunaannya. Gas ini dapat berikatan dengan haemoglobin dalam darah sehingga
menghalangi fungsi utama darah sebagai pengangkut oksigen. Gas CO tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. CO di udara berasal dari pembakaran tak
sempurna dalam mesin kendaraan bermotor dan industri. Beberapa penggunaan CO
adalah sebagai reduktor pada pengolahan logam, sebagai bahan baku untuk
membuat methanol dan merupakan komponen berbagai jenis bahan bakar gas.
Menurut Leon (2017) gas CO2 tidak beracun, tetapi jika kadarnya terlalu besar
(10-20%) dapat membuat pingsan dan merusak sistem pernapasan. CO 2 terbentuk
pada pembakaran bahan bakar yang mengandung karbon seperti batu bara, minyak
bumi, gas alam dan kayu. Gas ini juga dihasilkan pada pernapasan makhluk hidup.
Karbon dioksida komersial diperoleh dari pembakaran residu penyulingan minyak
bumi. Dalam jumlah besar juga diperoleh sebagai hasil samping produksi urea dan
pembuatan alkohol dari proses peragian. Beberapa penggunaan komersial karbon
dioksida adalah karbon dioksida padat yang disebut es kering digunakan sebagai
pendingin, untuk memadamkan kebakaran dan untuk membuat minuman ringan.
b. Logam Bukan Besi
1. Defenisi Logam Bukan Besi
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung
unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja
tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum
memenuhi syarat yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena
sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik
yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi
karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan
khusus. Misalnya dalam teknik proses dan laboratorium di samping keperluan

22
Material Teknik
20 Juni 2023
tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering
digunakan uintuk paduan baja antara lain, nekel, kromium, molebdenum, wllfram
dan sebagainya. Sedangkan dari logam non ferro ringan antara lain: magnesium,
titanium, kalsium dan sebagainya. Logam-logam nonferro dan paduannya tidak
diproduksi secara besar-besaran seperti logam besi, tetapi cukup vital untuk
kebutuhan industri karena memiliki sifat-sifat yang tidak ditemukan pada logam besi
dan baja.
2. Sifat – Sifat Logam Bukan Besi
Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban),
misalnya: zat magnesium, tahan terhadap korosi dalam lingkungan udara biasa,
akan tetapi di dalam air laut, ketahan terhadap korosinya dibawah ketahanan baja
biasa. Secara umum dapat dikatakan, bahwa makin berat suatu logam bukan besi,
maka makin baik daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri
khas logam bukan besi adalah: berat jenis nya, oleh karena itu, dibawah ini dapat
dilihat tabel yang menunjukkan berat jenis & titik cair logam. Pemilihan paduan
tertentu tergantung pada banyak hal, antara lain kekuatan, kemudahan dalam
pemberian bentuk, berat jenis, harga bahan baku, upah pembuatan dan
penampilannya.
3. Proses Peleburan
Logam bukan besi tidak ditemukan sebagai logam murni dialam bebas,
biasanya masih ter- ikat sebagai oksida dengan berbagai macam kotoran-kotoran
yang membentuk bijih-bijih. Ada beberapa tahapan untuk mengolah bijih logam
bukan besi, yakni:
a) Tahap penghalusan mineral.
b) Tahap pencucian.

23
Material Teknik
20 Juni 2023
c) Tahap pemisahan antara logam dengan kotoran.
d) Tahap peleburan
Kadang-kadang, tahap proses peleburan menjadi lebih sulit, misal nya karena
bijih tembaga, timah hitam dan seng, hanya di dapat di suatu daerah tertentu saja,
atau bahkan disuatu daerah dijumpai campuran dari 21 jenis bijih logam bukan
besi.
2.3. Pertemuan 8 Topik Diagram Fasa
a. Dasar Teori
Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni, tetapi lebih banyak
dalam keadaan dipadu atau logam paduan dengan kandungan unsur- unsur tertentu
sehingga struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada temperatur dan tekanan
tertentu akan berlainan. Kombinasi dua unsur atau lebih yang membentuk paduan
logam akan menghasilkan sifat yang berbeda dari logam asalnya. Tujuan pemaduan
adalah untuk memperbaiki sifat logam Sifat yang diperbaiki adalah kekuatan, keuletan,
kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus, ketahanan lelah, dll. Komponen-
komponen umum diagram fase adalah garis kesetimbangan, yang merujuk pada
garisyang menandakan terjadinya transisi fase.
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah yang berbeda dalam struktur atau
komposisi dari daerah lainnya.Fasa adalah bagian homogen dari suatu sistem yang
memiliki sifat fisik dan kimia yang seragam. Untuk mempelajari paduan dibuatlah
kurva yang menghubungkan antara fasa, komposisi dan temperatur. Diagram fasa
adalah suatu grafik yang merupakan representasi tentang fasa-fasa yang ada dalam
suatu material pada variasi temperatur, tekanan dan komposisi.
Pada umumnya diagram fasa dibangun pada keadaan kesetimbangan (kondisinya
adalah pendinginan yang sangat lambat). Diagram ini dipakai untuk mengetahui dan
memprediksi banyak aspek terhadap sifat material. Informasi penting yang dapat
diperoleh dari diagram fasa adalah:

24
Material Teknik
20 Juni 2023
1) Memperlihatkan fasa-fasa yang terjadi pada perbedaan komposisi dan
temperatur dibawah kondisi pendinginan yang sangat lambat.
2) Mengindikasikan kesetimbangan kelarutan padat satu unsur atau senyawa pada
unsur lain.
3) Mengindikasikan pengaruh temperatur dimana suatu paduan dibawah kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan pada rentang temperatur tertentu pembekuan
terjadi.
4) Mengindikasikan temperatur dimana perbedaan fasa-fasa mulai mencair.
2.4. Pertemuan 9 Topik Penerapan Prinsip Diagram Fasa
a. Defenisi Diagram Fasa
Dalam kimia fisik, mineralogi, dan teknik material, diagram fasa adalah sejenis
grafik yang digunakan untuk menunjukkan kondisi kesetimbangan antara fasa-fasa
yang berbeda dari suatu zat yang sama. Dalam matematika dan fisika, diagram fasa
juga mempunyai arti sinonim dengan ruang fasa. Perubahan Struktur pada bahan
paduan terdiri dari fasa tunggal, serta fasa campuran, dimana fasa adalah bagian dari
perubahan sistem kimia untuk menghasilkan paduan dengan karakter khusus
bergantung pada komposisi dan temperatur pendinginannya. fasa berada selama
pendinginan dan pada temperatur ruangan serta tergantung pula pada perilaku susunan
unsur-unsur lainnya.
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah yang berbeda dalam struktur atau
komposisi dari daerah lainnya. Tidak seperti struktur logam murni yang hanya
dipengaruhi oleh suhu, sedangkanstruktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan
komposisi. Pada kesetimbangan, struktur paduanini dapat digambarkan dalam suatu
diagram yang disebut diagram fase (diagramkesetimbangan) dengan parameter suhu
(T) versus komposisi (mol atau fraksi mol). (Fasedapat didefinisikan sebagai bagian
dari bahan yang memiliki struktur atau komposisi yang berbeda dari bagian lainnya).
Diagram fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari

25
Material Teknik
20 Juni 2023
kondisilogam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi dan
temperatur)Fasa mempunyai bagian homogen dari suatu sistem yang memiliki sifat
fisik dan kimia yang seragam. Diagram fasa adalah suatu grafik yang merupakan
representasi tentang fasa-fasa yang ada dalam suatu material pada variasi temperatur,
tekanan dan komposisi. Pada umumnya diagram fasa dibangun pada keadaan
kesetimbangan (kondisinya adalah pendinginan yang sangat lambat). Diagram ini
dipakai untuk mengetahui dan memprediksi banyak aspek terhadap sifat material.
J.W Gibbs(1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu menghitung
jumlah fasa yang ada dalam kesetimbangan pada suatu sistem yang ditentukan atau
dipilih. Dapat dirumuskan dengan:
P+ F=C+ 2
Keterangan:
P = Jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih.
F = Derajat kebebasan (jumlah variabel, tekanan, suhu, komponen) yang dapat diubah
bebas tanpa mengubah jumlah fasa dalam kesetimbangannya.
C = Jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau larutan/cairan).
Diagram fasa tunggal memiliki komposisi yang sama dengan paduan, misalnya
timbaldan timah. Diagram fasa biner misalnya paduan kuningan ( Cu-Zn), (Cu-Ni) dll.
Diagram fasa terner misalnya paduan stainless steel (Fe-Cr-Ni) dllDiagram
pendinginan merupakan diagram yang memetakan kondisi struktur mikro apa
yanganda akan dapatkan melalui dua variabel utama yaitu ( Temperatur dan waktu)
disebut juga diagram TTT atau juga dua variabel utama yaitu (temperatur dan cooling
rater) dosebut jugadiagram CCT.
Diagram ini berguna untuk mendapatkan sifat mekanik tertentu dan mikrostruktur
tertentu, Fasa bainit misalnya pada baja hanya terdapat pada diagram TTT bukan
diagram isothermal Fe-Fe3C. Kegunaan Diagram Fase antara lain sebagai berikut:
1) Dapat memberikan informasi tentang struktur dan komposisi fase-fase dalam

26
Material Teknik
20 Juni 2023
kesetimbangan.
2) Memudahkan memilih temperatur pemanasan yang sesuai untuk setiap proses
perlakuan panas baik proses anil, normalizing maupun proses pengerasan.
Baja adalah paduan besi dengan karbon maksimal sampai sekitar 1,7%.paduan besi
diatas 1,7% disebut cast iron. Diagram Time Temperatur Transformation (TTT) mirip
dengan diagram Continuous Cooling Transformation (CCT), tetapi proses
pendinginannya berbeda. Proses pembuatan diagram ini dengan memanaskan baja
karbon sehingga mencapai temperatur austenit kemudian mendinginkan dengan laju
pendinginan kontinyu pada daerah fasa austenit kemudian menahannya untuk waktu
tertentu dan mendinginkan lagi dengan laju pendinginan kontinyu
Perlakuan panas bertujuan untuk memperoleh struktur mikro dan sifat yang di
inginkan. Struktur mikro dan sifat yang diinginkan dapat diperoleh melalui proses
pemanasan dan proses pendinginan pada temperatur tertentu. Diagram fase digunakan
oleh ahli geologi, ahlikimia, ceramists, metallurgists dan ilmuwan lain untuk mengatur
dan meringkaseksperimental dan data pengamatan serta dapat digunakan untuk
membuat prediksi tentang proses-proses yang melibatkan reaksi kimia antara fase.
b. Informasi dan Perbedaan Garis yang Terdapat pada Diagram Fasa
Informasi penting yang bisa didapatkan dan diperoleh dari diagram fasa adalah
sebagai berikut:
1) Memperlihatkan fasa-fasa yang terjadi pada perbedaan komposisi dan temperatur
dibawah kondisi pendinginan yang sangat lambat.
2) Mengindikasikan kesetimbangan kelarutan padat satu unsur atau senyawa pada
unsur lain.
3) Mengindikasikan pengaruh temperatur dimana suatu paduan dibawah kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan pada rentang temperatur tertentu pembekuan
terjadi.
4) Mengindikasikan temperatur dimana perbedaan fasa-fasa mulai mencair.

27
Material Teknik
20 Juni 2023
Garis yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya temperatur yang terdapat pada
logam dalam keadaan cair maupun padat, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Garis Liquidus : menunjukkan temperatur terendah dimana logam dalam keadaan
cair atau temperatur dimana awal terjadinya pembekuan dari kondisi cair akibat
proses pendinginan.
2) Garis Solidus : menunjukkan temperatur tertinggi suatu logam dalam keadaan
padat atau temperatur terendah dimana masih terdapat fasa cair.

Gambar 2.1 Tekanan


2.5. Pertemuan 10 Topik Diagram Fasa Lanjutan
a. Klasifikasi dan Komposisi Penyusun Kesetimbangan Diagram Fasa
Klasifikasi bertujuan untuk mengetahui reaksi yang dapat ditimbulkan dari
percobaan yang dilakukan. Klasifikasi yang terdapat pada diagram fasa dibedakan
menjadi beberapa golongan. Reaksi yang ditimbulkan dapat terjadi apabila dalam
keadaan cair maupun dalam keadaan padat, berikut adalah beberapa klasifikasi yang
dapat terjadi:
1) Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.
2) Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat (reaksi
eutektik).
3) Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi
eutektik).

28
Material Teknik
20 Juni 2023
4) Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi
peritektik).
5) Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat dan
membentuk senyawa.
6) Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik).
7) Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat.
Komposisi fasa adalah perbandingan relatif suatu fasa di dalam sistem. Komposisi
fasa tergantung pada temperatur dan komposisi unsur penyusun fasa. Untuk
mendapatkan informasi tentang komposisi fasa dan komposisi komponen penyusun
fasa dipergunakan prosedur sebagai berikut:

Gambar 2.2 Prosedur Komposisi Fasa


Fasa merupakan bagian dari material yang homogen, komposisi kimia dan
strukturnya dapat dibedakan secara fisik dapat dipisahkan secara mekanis dari bagian
lain material itu. Suatu fasa dapat dibedakan dari material lain secara fisiknya, yaitu
cair, gas, dan padat. Bagian material dengan komposisi kimia yang berbeda dapat
dikatakan sebagai fasa yang berbeda. Struktur lattice juga membedakan satu fasa
dengan fasa yang lainnya. Logam yang memiliki sifat allotropi misalnya, setiap bentuk
allotropinya merupakan fasa tersendiri meskipun komposisi kimia dan keadaan
fisiknya sama.
Diagram fasa idealnya menggambarkan hubungan antara fase komposisi dan
temperature.pada kondisi kesetimbangan yaitu suatu kondisi yang tidak terjadi

29
Material Teknik
20 Juni 2023
perubahan yang tergantung pada waktu. Kondisi keseimbangan biasanya didekati
dengan kondisi pemanasan atau pendinginan yang sangat lambat, sehingga bila ada
perubahan fase yang harus terjadi akan ada waktu yang cukup untuk mencapai kondisi
keseimbangan.
Diagram fasa dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Diagram Biner
Diagram biner adalah diagram yang menggambarkan dua jenis fasa dan
menunjukkan sifat solubilitas timbal balik pada suhu tertentu dan tekanan yang
sama. Diagram biner adalah diagram yang menunjukkan sistem 2 fasa dari dua
zat dalam campuran yang ditunjukkan oleh hubungan temperatur terhadap

kosentrasi relatif zat. Dimana pencampuran ini dapat dilakukan dengan


menambahkan suatu zat cair ke dalam cairan murni lain pada tekanan tertentu
dengan variasi suhu. Pada diagram biner akan terlihat adanya perubahan dari
sistem dua fasa menjadi sistem satu fasa.
Gambar 2.3 Diagram Biner
Diagram kesetimbangan adalah peta-peta stabil yang terdapat pada jangkauan
(range) komposisi,temperatur,dan tekanan. Diagram fase biner biasa disebut
binary isomorphous alloy systems, kedua unsur yang dipadukan larut sempurna
dalam keadaan cair maupun padat. Pada sistem ini hanya ada satu struktur kristal
yang berlaku untuk semua komposisi, syarat yang berlaku adalah:
a) Struktur kristal kedua unsur harus sama.

30
Material Teknik
20 Juni 2023
b) Perbedaan ukuran atom kedua unsur tidak boleh lebih dari 15%.
c) Unsur-unsur tidak boleh membentuk senyawa.
d) Unsur-unsur harus mempunyai valensi yang sama.
Contoh klasik untuk jenis diagram fasa ini adalah diagram fasa Cu-Ni.
Titik Peritektik adalah : Titik pelelehan diatas suhu peritektik (Tp) dan
pendinginan melalui Tp.
Titik Eutektik adalah : Titik leleh komposisi hanya pada suhu (suhu eutektik/Te)
atau perpotongan antara kurva likuidus dan garis solidus.
Garis Solidus adalah : Garis yang menunjukkan temperatur terendah dimana
logam dalam keadaan cair atau temperatur dimana awal terjadinya pembekuan
dari kondisi cair akibat proses pendinginan.
Garis Liquidus : Garis antara fasa cairan dan fasa transisi padat-cair ( α dan L)
dimana paduan berubah menjadi liquid/cair. Garis yang menunjukkan temperatur
tertinggi suatu logam dalam keadaan padat atau temperatur terendah dimana
masih terdapat fasa cair.
Level Rule : perhitungan yang digunakan untuk menghitung besarnya presentasi
suatu fasa pada bagian dua fasa pada diagram biner. Disebut juga Aturan Kaidah
Lengan.
Contoh untuk Level Rule (Aturan Kaidah Lengan)
Misalkan x adalah komposisi paduan yang akan dihitung persentase fasa-fasanya
pada temperatur T, maka tarik garis yang memotong batas kelarutannya (garis L-
S). Jika x = wo; L = wl dan S = ws maka % fasa cair dan padat :
W 1−¿W
L= 0
¿
W 0−¿W
W 2−¿W X 100 % S= 1
¿¿
1
W 2−¿W X 100 % ¿
1

2) Diagram Fasa Tinery


Sistem tiga komponen(Tinery) mempunyai derajat kebebasan , karena tidak

31
Material Teknik
20 Juni 2023
mungkin membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat pada
tekanan dan suhu tetap. Sehingga diagram hanya merupakan fungsi komposisi.
Harga derajat kebebasan maksimal adalah 2, karena harga P hanya mempunyai 2
pilihan 1 fasa yaitu ketiga komponen bercampur homogen atau 2 fasa yang
meliputi 2 pasang misibel. Umumnya sistem 3 komponen merupakan sistem cair-
cair- cair. Jumlah fraksi mol ketiga komponen berharga 1. Sistem koordinat
diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi dapat berupa % mol atau
fraksi mol ataupun % berat.

Gambar 2.4 Sistem Koordinat Diagram Fasa Tinery


a) Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan
(pembekuan).
b) Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan
(pendinginan).
b. Komponen terhadap Tekanan dan Temperatur Diagram Fasa
Komponen umum diagram fase adalah garis kesetimbangan atau batas fase, Yang
merujuk pada baris yang menandai kondisi di mana beberapa fase dapat hidup
berdampingan pada kesetimbangan. Fase transisi terjadi di sepanjang garis dari
equilibrium.
Diagram fasa dapat merupakan diagram yang sederhana antara dua komponen atau
merupakan paduan dari beberapa diagram fasa yang sederhana. Perubahan fasa dapat
terjadi dari fasa cair menjadi padat atau dari padat ke bentuk padat yang lain. Ada

32
Material Teknik
20 Juni 2023
beberapa reaksi yang dapat terjadi pada setiap transfomasi, yaitu:
a) Kedua komponenya tetap larut tak terbatas pada keadaan padat.
b) Kedua komponennya saling tidak melarutkan pada keadaan padat(tidak membentuk
larutan padat) terjadi reaksi eutectic.
c) Kedua komponen dapat saling melarutkan secara terbatas(partially solube) pada
keadaan padat.
d) Kedua komponennya mengalami reaksi peritektik.
Pada keadaan padat kemungkinan sudah tidak terjadi lagi perubahan fasa, tetapi
pada beberapa sistem paduan dapat terjadi transformasi padat-padat, antara lain :
a) Transformasi allotropic.
b) Reaksi eutectoid
c) Reaksi peritektoid
Diagram fasa yang paling sederhana adalah diagram tekanan-temperatur dari zat
tunggal, seperti air. Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengan tekanan dan
temperatur. Diagram fase pada ruang tekanan-temperatur menunjukkan garis
kesetimbangan atau sempadan fase antara tiga fase padat, cair, dan gas.

Gambar 2.5 Garis Kesetimbangan antara


Tiga Fase Padat, Cai dan Gas
Diagram fase yang umum. Garis titik-titik merupakan sifat anomali air. Garis
berwarna hijau menandakan titik beku dan garis biru menandakan titik didih yang
berubah-ubah sesuai dengan tekanan. Penandaan diagram fasa menunjukkan titik-titik
di mana energi bebas bersifat non-analitis. Fasa-fasa dipisahkan dengan sebuah garis

33
Material Teknik
20 Juni 2023
non-analisitas, di mana transisi fasa terjadi, dan disebut sebagai “sempadan fasa”.
c. Sifat-sifat Termodinamika pada Diagram Fasa
Selain temperatur dan tekanan, sifat-sifat termodinamika lainnya juga dapat
digambarkan pada diagram fasa. Contohnya meliputi volume jenis, entalpi jenis, atau
entropi jenis. Sebagai contoh, grafik komponen tunggal Temperatur vs. Entropi jenis
(T vs. s) untuk air/uap atau untuk refrigeran biasanya digunakan untuk
mengilustrasikan siklus termodinamika seperti siklus Carnot dan siklus Rankine.
Pada grafik dua dimensi, dua kuantitas termodinamika dapat ditunjukkan pada
sumbu horizontal dan vertikal. Kuantitas termodinamika lainnya dapat diilustrasikan
dengan bertumpuk sebagai sebuah deret garis atau kurva. Garis- garis ini mewakili
kuantitas termodinamika pada nilai konstan tertentu.
Secara keseluruhan ada tiga reaksi penting di dalam diagram kesetimbangan fasa
Fe-Fe3C, yaitu: Reaksi Peritectic, Reaksi Eutectic, dan Reaksi Eutectoid sebagaimana
terlihat di dalam diagram kesetimbangan. Untuk sistem BesiBaja, reaksi Eutectoid
adalah reaksi yang sangat penting karena dengan mengontrol Reaksi Eutectoid kita
dapat memperoleh berbagai konstituen mikro atau micro constituent yang diinginkan
untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu.
Berdasarkan kadar karbonnya, baja dapat pula diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis, yaitu:
a) Baja Eutectoid.
b) Baja Hypoeutectoid.
c) Baja Hypereutectoid.
d. Pengertian Diagram Equilibrium (Diagram Kesetimbangan Fasa)
Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni, tetapi lebih banyak
dalam keadaan dipadu atau logam paduan dengan kandungan unsur-unsur tertentu
sehingga struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada temperatur dan tekanan
tertentu akan berlainan. Kombinasi dua unsur atau lebih yang membentuk paduan

34
Material Teknik
20 Juni 2023
logam akan menghasilkan sifat yang berbeda dari logam asalnya. Tujuan pemaduan
untuk memperbaiki sifat logam. Sifat yang diperbaiki adalah kekuatan, keuletan,
kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus, ketahanan lelah, dll. Jenis pemaduan
diantaranya sebagai berikut:
a) Unsur logam + unsur logam Contoh: Cu + Zn; Cu + Al; Cu + Sn.
b) Unsur logam + unsur non logam Contoh: Fe + C.
Pemaduan terjadi akibat adanya susunan atom sejenis ataupun ada distribusi atom
yang lain pada susunan atom lainnya. Jika ditinjau dari posisi atom-atom yang larut,
diperoleh dua jenis larutan padat:
a) Larutan Padat Substitusi
Larutan padat substitusi akan larut apabila adanya atom-atom terlarut yang
menempati kedudukan atom-atom pelarut.

Gambar 2.6 Larutan Padat Subsitusi


b) Larutan Padat Interstisi
Larutan padat interstisi akan larut apabila Adanya atom-atom terlarut yang
menempati rongga-rongga diantara kedudukan atom/sela antara.

35
Material Teknik
20 Juni 2023

Gambar 2.7 Larutan Padat Interstisi


Telah diketahui bahwa banyak sifat dari suatu bahan banyak tergantung pada jenis,
jumlah/banyaknya dan bentuk dari fasa yang terjadi, maka sifat akan berubah bila
hal-hal diatas berubah. Sejumlah besar data mengenai perubahan fasa dari berbagai
sistem paduan telah dikumpulkan dan dicatat dalam bentuk diagram yaitu diagram
fasa, atau dikenal juga sebagai diagram keseimbangan atau diagram equilibrium.
Suatu diagram fasa, idealnya akan menggambarkan hubungan antara fasa,
komposisi dan temperatur, pada kondisi keseimbangan (equilibrium, yaitu kondisi
dimana tidak terjadi perubahan yang bergantung pada waktu). Kondisi equilibrium
dapat didekati dengan pemanasan dan pendinginan yang sangat lambat, sehingga
bila ada perubahan fasa yang harus terjadi maka akan tersedia waktu yang cukup
untuk mencapai kondisi keseimbangan.
e. Diagram Fasa Sistem Besi - Besi Karbida
Diagram fase Fe-Fe3C merupakan diagram untuk kombinasi karbon dengan besi
pada keadaan solid solution. Diagram fase ini termasuk diagram fase binary karena
menunjukkan hubungan antara dua variable yaitu hubungan antara temperatur dan
kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat.Dari diagram fasa tersebut dapat
diperoleh informasi-informasi penting yaitu antara lain:
a) Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan kondisi
pendinginan lambat.
b) Temperatur pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila dilakukan

36
Material Teknik
20 Juni 2023
pendinginan lambat.
c) Temperatur cair dari masing-masing paduan.
d) Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon pada fasa
tertentu.
e) Reaksi-reaksi metalurgis yang terjadi, yaitu reaksi eutektik, peritektik dan eutektoid.
Diagram kesetimbangan besi-besi karbida dapat dijadikan sebagai dasar untuk
mempelajari paduan besi baja. Diagram ini juga disebut sebagai diagram fasa atau
diagram kesetimbangan antara dua fasa, yaitu larutan padat besi dan senyawa logam
Fe3C yang disebut sementit. Perubahan fasa yang terjadi selama pemanasan,
pendinginan, jenis dan jumlah fasa yang ada pada setiap temperature. Paduan besi-besi
karbida mempunyai beberapa fasa yaitu: ferit, austenite, besi delta, eutectoid atau
perlit, dan eutektik atau ledeburit dan sementit.
a) Ferit
Ferit merupakan larutan padat interstisi dari atom-atom karbon pada besi murni.
Fasa ini disebut alpha (α) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel
satuan berupa kubik pemusatan ruang. Kelarutan maksimum karbon dalam ferit
adalah 0,025 persen pada temperature 723 celcius. Pada temperature kamar
kelarutan karbon sekitar 0,008 persen karbon. Ferit mempunyai struktur sel BCC,
body centered cubic. Ferit mempunyai sifat lunak dan ulet, kekuatan tariknya
kurang dari 310 MPa. Dalam gambar fasa Ferit dinotasikan dengan α.

Gambar 2.8 Ferit

37
Material Teknik
20 Juni 2023
b) Austenit
Austenit merupakan larutan padat interstisi atom karbon dalam besi yang
mempunyai struktur sel FCC, face centered cubic. Austenit stabil di atas
temperature 723 celcius. Dalam gambar fasa austenit dinotasikan dengan γ
(gamma). Pada temperatur stabil austenit bersifat lunak dan liat sehingga mudah
dibentuk. Austenit merupakan fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa
lainnya dalam proses perlakuan panas termasuk perlakuan panas pada permukaan
baja.
c) Besi delta
Besi delta merupakan fasa yang mempunyai struktur sel BCC, berada diantara
temperature 1400 – 1535 celcius. Atom karbon dapat larut sampai 0,1 persen.
Dalam gambar besi delta dinotasikan dengan δ.
d) Sementit (Fe3C)
Sementit merupakan senyawa logam yang mempunyai kekerasan tinggi. Terkeras di
antara fasa-fasa yang mungkin terjadi pada baja, tapi sangat rapuh. Sementit biasa
disebut besi karbida mempunyai rumus Fe3C. Hal ini tidak berarti bahwa karbida
besi membentuk molekul-molekul Fe3C. Akan tetapi kisi Kristal sementit
mengandung atom besi dan karbon dalam perbandingan tiga lawan satu. Tiga atom
besi dan satu atom karbon. Sementit mempunyai sel satuan ortorombik dengan 12
atom besi dan empat atom karbon per satu selnya. Kadar karbon dalam sementit
6,7% dan senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat
meningkatkan kekuatan dan kekerasan. Kekerasan sementit adalah lebih kurang
berkisar antara 800 HVN.
e) Perlit
Perlit adalah campuran khusus terdiri dari dua fasa dan terbentuk sewaktu austenite
dengan komposisi eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbida besi secara
bersamaan. Struktur dasar perlit adalah struktur lamellar yang tersusun daari lapisan

38
Material Teknik
20 Juni 2023
ferit dan sementit. Perlit hanya terjadi di bawah temperature 723 celcius. Perlit
mempunyai sifat diantara ferit dan sementit, yaitu kuat dan cukup keras. Kandungan
karbon dalam perlit untuk paduan besi karbon adalah 0,8 persen.
f) Martensit
Martensit merupakan fasa dimana ferit dan sementit bercampur. Tetapi bukan dalam
lamellar. Fasa ini terbentuk dari austensit metastabil didinginkan dengan laju
pendinginan cepat. Terjadi hanya presipitasi Fe3C unsur paduan lainnya tetapi larut
transformasi isothermal pada 260°C untuk membentuk dispersi karbida yang halus
dalam matriks ferit. Martensit bilah terbentuk jika kadar C dalam baja sampai 0,6%
sedangkan di atas 1% akan terbentuk martensit pelat. Perubahan dari bilah ke pelat
18terjadi pada interval 0,6% < C < 1,08%. Kekerasan dari martensit lebih dari 500
HVN.
f. Perubahan Transformasi Dekomposisi Fasa Selama Pendinginan
Sebagai ilustrasi akan dijelaskan pendinginan besi baja eutectoid dengan kandunagn
karbon 0,8 persen karbon. Proses pendinginan untuk baja eutectoid, seperti ditunjukkan
pada Gambar 3 yang dinyatakan oleh garis a. Pada temperature T1 terjadi pengintian
austenite, selanjutnya antara temperature T1 – T2 butir-butir tumbuh dan pertumbuhan
selasai pada T2. Antara T2 – T3 tidak terjadi perubahan fasa. Fasa yang ada adalah
austenite. Setelah mencapai temperature T3, pada temperature ini austenite berangsur-
angsur mulai bertransformasi menjadi perlit dan kemudian temperature terus turun
sampai temperature kamar. Struktur dassar perlit adalah lamellar yang tersusun dari
lapisan-lapisan ferit dan lapisan-lapisan smentit yang kedudukannya atau posisinya
berselang-s.

39
Material Teknik
20 Juni 2023

Gambar 2.9 Transformasi Dekomposisi


Fasa Selama Pendinginan

Diagram kesetimbangan fasa Fe-Fe3C adalah alat penting untuk memahamistruktur


mikro dan sifat-sifat baja karbon, suatu jenis logam paduan besi (Fe)dan karbon (C).
Karbon larut di dalam besi dalam bentuk larutan padat (solid solution) hingga 0,05%
berat pada temperatur ruang. Baja dengan atomkarbon terlarut hingga jumlah tersebut
memiliki alpha ferrite pada temperaturruang. Pada kadar karbon lebih dari 0,05% akan
terbentuk endapan karbondalam bentuk hard intermetallic stoichiometric compound
(Fe3C) yang dikenalsebagai cementite atau carbide. Selain larutan padat alpha-ferrite
yang dalamkesetimbangan dapat ditemukan pada temperatur ruang terdapat fase-fase
penting lainnya, yaitu delta-ferrite dan gamma-austenite.
Jika pendinginan terjadi lebih cepat maka terjadi segregasi yaitu distribusi yang
tidak merata yang terjadi di dalam butir. Pada pusat butir yang pertama mambeku akan
kaya oleh bahan yang mempunyai titik leleh tinggi, bahan yang mempunyai titik leleh
rendah akan naik manjauhi pusat butir. Jadi terjadi gradien konsentrasi pada butir
(gb.3.6). Fenomena ini disebut “ cored structure”. Adapun kelemahan “ cored
structure” antara lain sebagai berikut:
a) Jika dipadatkan, akan cepat meleleh.
b) Mengurangi kekuatan mekanik pada temperatur tinggi.
Logam Fe bersifat polymorphism yaitu memiliki struktur kristal berbeda

40
Material Teknik
20 Juni 2023
padatemperatur berbeda. Pada Fe murni, misalnya, alpha-ferrite akan berubahmenjadi
gamma-austenite saat dipanaskan melewati temperature 910oC. Padatemperatur yang
lebih tinggi, mendekati 1400oC gamma-austenite akan kembaliberubah menjadi delta-
ferrite. (Alpha dan Delta) Ferrite dalam hal ini memilikistruktur kristal BCC sedangkan
(Gamma) Austenite memiliki struktur kristal FCC.
a) Ferrite adalah fase larutan padat yang memiliki struktur BCC (body centeredcubic).
Ferrite dalam keadaan setimbang dapat ditemukan pada temperaturruang, yaitu
alpha-ferrite atau pada temperatur tinggi, yaitu delta- ferrite.Secara umum fase ini
bersifat lunak (soft), ulet (ductile), dan magnetik(magnetic) hingga temperatur
tertentu, yaitu Tcurie. Berbagai jenis baja dan besi tuang dibuat dengan
mengeksploitasi sifat-sifatferrite. Baja lembaran berkadar karbon rendah dengan
fase tunggal ferritemisalnya, banyak diproduksi untuk proses pembentukan logam
lembaran. Untuk paduan baja dengan fase tunggal ferrite, faktorlain yang
berpengaruh signifikan terhadap sifat-sifat mekanik adalah ukuranbutir.
b) Fase Austenite memiliki struktur atom FCC (Face Centered Cubic). Dalamkeadaan
setimbang fase Austenite ditemukan pada temperatur tinggi. Fase inibersifat non
magnetik dan ulet (ductile) pada temperatur tinggi. Kelarutanatom karbon di dalam
larutan padat Austenite lebih besar jika dibandingkandengan kelarutan atom karbon
pada fase Ferrite. Secara geometri, dapatdihitung perbandingan besarnya ruang
intertisi di dalam fase Austenite (ataukristal FCC) dan fase Ferrite (atau kristal
BCC). Perbedaan ini dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena transformasi
fase pada saat pendinginanAustenite yang berlangsung secara cepat. Selain pada
temperatur tinggi, Austenite pada sistem Ferrous dapat puladirekayasa agar stabil
pada temperatur ruang. Elemen-elemen seperti Mangandan Nickel misalnya dapat
menurunkan laju transformasi dari gamma-austenitemenjadi alpha-ferrite. Dalam
jumlah tertentu elemen-elemen
tersebut akanmenyebabkan Austenite stabil pada temperatur ruang.

41
Material Teknik
20 Juni 2023
c) Cementite atau carbide dalam sistem paduan berbasis besi adalahstoichiometric
inter-metallic compund Fe3C yang keras (hard) dan getas(brittle). Nama cementite
berasal dari kata caementum yang berarti stone chipatau lempengan batu. Cementite
sebenarnya dapat terurai menjadi bentukyang lebih stabil yaitu Fe dan C sehingga
sering disebut sebagai fasemetastabil. Namun, untuk keperluan praktis, fase ini
dapat dianggap sebagaifase stabil. Cementite sangat penting perannya di dalam
membentuk sifat-sifatmekanik akhir baja. Cementite dapat berada di dalam sistem
besi baja dalamberbagai bentuk seperti: bentuk bola (sphere), bentuk lembaran
(berselangseling dengan alpha- ferrite), atau partikel-partikel carbide kecil.
Bentuk,ukuran, dan distribusi karbon dapat direkayasa melalui siklus pemanasan
danpendinginan. Jarak rata-rata antar karbida, dikenal sebagai lintasan Ferriterata-
rata (Ferrite Mean Path), adalah parameter penting yang dapatmenjelaskan variasi
sifat-sifat besi baja. Variasi sifat luluh baja diketahui berbanding lurus dengan
logaritmik lintasan ferrite rata-rata.
g. Diagram Fasa ( Diagram Keseimbangan)
Seperti pada diagram Pb – Sn adalahdiagram fasa yang digunakan sebagai peta
yang menunjukkan fasa yang ada pada suhu tertentu dan komposisi paduan pada
keadaan keseimbangan, yaitu semua reaksi yang mungkin terjadi telah selesai.

Gambar 2.10 Diagram Pb – Sn


h. Tipe Diagram Fasa
a) Diagram Fasa Tipe 2D

42
Material Teknik
20 Juni 2023
Diagram fase yang paling sederhana adalah diagram tekanan- temperatur dari zat
tunggal,seperti air.Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengan tekanan dan
temperatur.
b) Diagram fasa tipe 3D
Adalah mungkin untuk membuat grafik tiga dimensi (3D) yang menunjukkan
tiga kuantitas termodinamika. Sebagai contoh, untuk sebuah komponen tunggal,
koordinat 3D Cartesius dapat menunjukkan temperatur (T), tekanan (P), dan
volume jenis (v). Grafik 3D tersebut kadang-kadang disebut diagram P-v-T.
Kondisi kesetimbangan akan ditungjukkan sebagai permukaan tiga dimensi
dengan luas permukaan untuk fase padat, cair, dan gas.

43
Material Teknik
20 Juni 2023
BAB III

METODOLOGI

2.
3.1. Pertemuan 6 Topik Logam dan Baja Karbon
a. Logam
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan. Dalam hal ini peneliti membagi penelitian menjadi tiga
bagian, yaitu : tahap pengumpulan data (pendahuluan), tahap pengembangan dan tahap
evaluasi.
b. Baja Karbon
1. Material Benda Uji
Benda uji pada penelitian ini adalah pipa air low carbón steel. Biasanya pipa
ini disebut dengan pipa baja Galvanis yaitu pipa baja yang telah dilapisi
dengan seng. Lapisan ini melindungi baja dari korosi.
2. Bentuk benda kerja
Bentuk benda yang akan di uji kekerasan dan di struktur mikro adalah pipa
dengan
panjang 100 mm dan diameter luar adalah 21.2 mm, seperti pada gambar 4.

Gambar 3.1 Spesimen awal


3. Diagram alir penelitian
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 5.

44
Material Teknik
20 Juni 2023

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian


4. Proses Pengelasan
Pada proses friction welding untuk material pipa ini dimulai dengan proses
friction dan dilanjutkan proses penempaan. Penjelasan tentang kedua proses ini
akan dijelaskan pada subbab dibawah ini.
i. Proses Friction
Proses pengelasan dari material pipadimulai dariSpesimen uji yang sudah
terpasang diputar dengan kecepatan putaran 4125 Rpm pada temperatur
kamar lalu kedua benda kerja dipertemukan dan diberi tekanan gesek 15
kg/ cm2 selama kurun waktu 15, 20, 25, 30, dan 35 detik.Ketika proses
friction dilakukan maka masing–masing specimen akan mengalami upsett
awal pada kedua permukaan yang disambung . Kemudian dilakukan
pengukuran temperatur pada masing–masing spesimen sesuai dengan
perencanaan yang telah ditentukan.
ii. Proses tempa
Proses tempa dari material pipa ini dimulai setelah proses friction selesai

45
Material Teknik
20 Juni 2023
yaitu setelah spesimen uji mencapai waktu yang telah ditentukan. Setelah
itu spesimen uji diberi tekanan kembali pada tekanan 70 kg/cm2 sehingga
proses weld dapat dilaksanakan diikuti putaran diperlambat dengan cara
direm hingga kondisi berhenti dan didinginkan hingga temperatur ruangan
dengan media udara
5. Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan adalah Mesin Las Gese k (friction welding) dan
Infrared Thermograf

Gambar 3.3. Mesin las gesek langsung


6. Uji Kekerasan dan Uji Mikro Struktur Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode rockwell skala A dengan
menggunakan mesin hardness testing machine hydraulic system. Pengujian
dilakukan untuk mengetahui distribusi kekerasan yang terjadi akibat proses
friction dan forging. Pada pengujian rockwell, kekerasan didasarkan pada
penetrasi akibat beban statis. Pada pengujian kekerasan ini mempunyai
keuntungan nilai kekerasan dapat dibaca langsung pada skala pada alat uji
kekerasan.
7. Uji Struktur Mikro
Pengamatan struktur mikro menggunakan peralatan sebagai berikut:
1) Mesin grinder dan polisher.
2) Kertas gosok grid 180, 220, 400, 600, 800, 1000, 1500 dan 2000.
3) Kain bludru dan bubuk alumina.

46
Material Teknik
20 Juni 2023
4) Etsa menggunakan larutan pitrid acid 10 gram dan alkohol.
5) Mikroskop dengan perbesaran 100x sampai 500x

Gambar 3.4 Alat Uji Kekerasan Rockwell


3.2. Pertemuan 7 Topik Non Logam dan Logam Bukan Besi
a. Non Logam
1) Alat dan bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kompor listrik
yang digunakan sebagai sumber panas. Kemudian digunakan dua buah
silinder alumunium sebagai material acuan dalam hukum Fourier. Digunakan
material kayu, karet, dan arang sebagai objek yang akan dicari nilai
konduktivitas termalnya. Gelas beker dan air juga digunakan untuk
dipercepatnya proses pendinginan pada silinder alumunium. Tisu digunakan
untuk membersihkan silinder alumunium dari air. Untuk mengukur suhu
digunakan pyrometer. Digunakan pula stopwatch untuk mengukur waktu
berjalan dalam proses perpindahan panas.
2) Skema alat
Skema alat yang pada percobaan ini ditampilkan pada gambar 3.5 dan skema
percobaan pada gambar 3.6.

47
Material Teknik
20 Juni 2023

Kompo
r listrik
Pyromet
Materi er
al diuji

Penjapi
t

Gambar 3.5 Peralatan Dan Bahan Pada Percobaan

Gambar 3.6 Skema Percobaan Distribusi Kalor


3) Langkah kerja
Langkah kerja dilakukannya percobaan uji konduktivitas termal material non
logam adalah dengan disiapkan peralatan dan bahan yang digunakan.
Kemudian peralatan disusun seperti pada gambar 2. Kompor listrik dinyalakan
dan dihitung untuk perubahan waktu untuk 10 menit. T1, T2, T3, dan T4
diukur suhunya dengan menggunakan pyrometer. Silinder alumunium
kemudian didinginkan dengan digunakannya air hingga menuju ke suhu
ruangan. Percobaan tersebut dilakukan pengulangan tiga kali. Dilakukan pula
variasi material uji berupa arang, kayu, dan karet.
4) Persamaan
Dalam menentukan besarnya uji konduktivitas termal material uji, dapat
dilakukan pencarian dengan perbandingan hukum fourier untuk nilai laju

48
Material Teknik
20 Juni 2023
perpindahan panasnya. Dimana nilai laju perpindahan panas untuk material
alumunium dan material uji adalah sama. Maka persamaan yang digunakan
dapat dituliskan pada persamaan 2.
−K a 1 . A a1 . ΔT a 1 −K Uji . A Uji . ΔT Uji
=
I a1 I Uji
5) Diagram Alir
Diagram alir pada percobaan konduktivitas termal material non logam dapat
ditulis pada gambar 3.7.

Start

Peralatan dirangkai seperti pada gambar 2

Kompor listrik dinyalakan dan dihitung 10 menit

Diukur T1, T2, T3, T4 dengan digunakan pyrometer

T1, T2, T3, dan T4

Belum
Pengulangan 3x?

Sudah Variasi
Belum
Variasi Material
material uji? Uji

Sudah VariasiSudah
material

uji? Finish

Gambar 3.7 Diagram Alir Percobaan


b. Logam Bukan Besi
Dari hasil pengujian metalografi didapatkan struktur mikro untuk masing – masing
spesimen yaitu berupa sigma (FeNi) dan presipitat karbida (M23C6) yang berada di
dalam matriks austenit. Perbedaannya terdapat pada tebal batas butir. Tebalnya batas
butir mengindikasikan terbentuknya presipitat karbida (M23C6). Semakin tebal batas

49
Material Teknik
20 Juni 2023
butir maka presipitat karbida (M23C6) yang terbentuk juga semakin banyak. Pada
perlakuan panas normalizing batas butirnya lebih tebal dibandingkan dengan batas
butir pada spesimen dengan perlakuan panas hardening. Hal ini disebabkan karena
pada proses hardening spesimen mengalami proses pendinginan yang sangat cepat.
Dengan laju pendinginan yang sangat cepat mengakibatkan unsur Cr tidak memiliki
cukup waktu menuju batas butir untuk berikatan dengan karbon dan membentuk
presipitat karbida (M23C6). Pada proses normalizing proses pendinginan yang terjadi
cukup lambat. Dengan laju pendinginan yang cukup lambat ini dapat mengakibatkan
unsur Cr memiliki cukup waktu untuk menuju batas butir dan berikatan dengan unsur
karbon untuk membentuk presipitat karbida (M23C6). Hal ini terjadi ketika laju
pendinginan spesimen berada pada range temperatur 425oC – 870oC dimana pada
range temperatur ini stainless steel berada pada temperatur sensitisasi. Pada range
temperatur ini stanless steel akan mengalami proses presipitasi karbida dimana unsur
Cr pada butir akan menuju ke batas butir dengan cara berdiffusi dan kemudian
berikatan dengan unsur C membentuk karbida. Sehingga pada butir akan kekurangan
unsur Cr. Pada range temperature ini juga mengakibatkan lapisan tipis oksida dari Cr
dan O akan pecah dan mengakibatkan terjadinya korosi pada stainless steel.
Laju pendinginan juga mempengaruhi banyaknya presipitat karbida (M23C6) yang
terbentuk. Semakin lama laju pendinginan maka presipitat karbida (M23C6) yang
terbentuk semakin banyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian metalografi yang
telah dilakukan. Pada proses perlakuan panas normalizing dimana laju pendinginan
cukup lambat presipitat karbida (M23C6) yang terbentuk semakin banyak ini
ditunjukkan dengan tebalnya batas butir yang terbentuk. Bila dibandingkan dengan
tebal batas butir yang terbentuk pada spesimen dengan perlakuan panas hardening.
3.3. Pertemuan 8, 9 dan 10 Topik Diagram Frasa
Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir berikut:

50
Material Teknik
20 Juni 2023

Gambar 3.8 Diagram Alir Proses Penelitian


1) Proses Proses Pengecoran Medan Magnet
Proses pengecoran diawali dengan pembuatan desain untuk pemberian efek
magnet didalam ruang yang akan dituangkan logam cair, agar dapat memberikan
efek medan magnet yang dapat mempengaruhi hasil struktur mikro dan
mendapatkan sifat mekanis yang berbeda. Penempatan medan magnet permanen
tepat dibawah cetakan cor dengan menggunakan magnet jenis Neodymium
(NdFeB) yang memiliki nilai medan maksimal 19,59 mT. Material pengecoran
menggunakan besi cor kelabu yang diambil dari PT. Suyuti Sido Maju Ceper-
Klaten. Proses pengecoran divariasikan terhadap besar medan yang dihasilkan oleh
medan magnet yang terjadi didalam rongga cetakan. Ketebalan cetakan adalah
12,5 mm, skema pengecoran adalah sebagai berikut.

51
Material Teknik
20 Juni 2023

Gambar 3.9 Skema Proses Pengecoran


Medan Magnet Pada Penelitian
2) Pembuatan Spesimen
Hasil dari proses pengecoran akan diuji untuk meneliti sifat mekanis dan struktur
mikro yang terbentuk dengan perlakuan magnet dan tanpa perlakuan magnet.
Proses preparasi dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Universitas
Diponegoro sekaligus menguji kekerasan dengan metode Hardness Rockwell (HR)
dan pengujian struktur mikro dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Program
DIII Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
3) Pengujian Kekerasan
Proses pengujian kekerasan diambil dari titik yang mendekati medan magnet yaitu
titik 10 mm diaambil 3 titik yaitu dengan ukuran 3 mm, 6 mm dan 9 mm dari
bagian bawah hingga ke atas. Posisi pengambilan data kekerasan adalah sebagai

berikut:
Gambar 3.10 Titik Pengujian Kekerasan

52
Material Teknik
20 Juni 2023
4) Pengujian Mikrografi
Pengujian mikrografi dilakukan dengan mengambil 10 titik dengan interval 10 mm
ke arah vertikal. Titik pengambilan data mikrografi adalah sebagai berikut:

Gambar 3.11 Titik Pengambilan Gambar Struktur Mikro

53
Material Teknik
20 Juni 2023
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.
4.
4.1. Pertemuan 6 Logam dan Baja Karbon
a. Logam
1) Proses-Proses Dasar Pembentukan Logam
Benda benda dari logam yang sering kita lihat tidaklah ditemukan dalam
bentuknya seperti itu, akan tetapi sudah mengalami proses pembentukan. Pada
mulanya logam logam tersebut ditemukan di alam dalam bentuk biji-biji logam
yang ditambang, selanjutnya di olah dan dipisahkan dari kandungan lain untuk
didapatkan logam yang diinginkan, kemudian diproduksi dalam bentuk benda
setengah jadi maupun benda jadi. Pada kebanyakan benda-benda jadi yang kita lihat
sudah melalui beberapa tahapan pekerjaan pembentukan logam.

Gambar 4.1 Contoh Berbagai Benda Kerja


a) Proses Pengecoran

54
Material Teknik
20 Juni 2023
Didalam teknik pembentukan logam untuk mendapatkan benda kerja yang
diinginkan dengan cara pengecoran dilakukan dengan mengikuti proses-proses
secara umum. pengecoran, yaitu penuangan bahan logam cair ke dalam cetakan.
Logam dalam bentuk cair dituangkan kedalam cetakan melalui lubang
pengisian, selanjutnya didinginkan. Setelah dingin cetakan dibuka atau
dihancurkan maka benda kerja sudah jadi siap untuk dikerjakan lebih lanjut
yang merupakan pekerjaan lanjutan.

Gambar 4.2 Proses Pengecoran


Akan tetapi kebanyakan benda kerja hasil penuangan materi cair seperti logam
atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku
didalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk
dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian
mesin dengan bentuk yang komplekpengecoran masih membutuhkan pekerjaan
lanjutan.
Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai
dengan bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material
logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga materialyang
terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi lainyang dapat menjadi cair
atau pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika

55
Material Teknik
20 Juni 2023
dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar
dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua:
i. Expandable Mold Casting (Dapat Diperluas)
Expandable mold casting adalah sebuah klasifikasi generik yang melibatkan
pasir, plastic, tempurung, gips, dan investment molding (teknik lost- wax).
Metodeini melibatkan penggunaan cetakan sementara dan rcetakan sekali
pakai
ii. Non Expandable Mold Casting (Tidak Dapat Diperluas).

Gambar 4.3 Contoh Benda Kerja


Pengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan pasir.
Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin.Pembuatan
cetakan secara manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat
jumlahnya terbatas, dan banyak variasinya.Pembuatan cetakan tangan
dengan dimensi yang besar dapat menggunakan campuran tanah liat sebagai
pengikat. Sekarang ini cetakan banyak dibuat secara mekanik dengan mesin
agar lebih presisi serta dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan
kualitas yang sama baiknya.
1. Pengecoran dengan pasir (Sand Casting)

56
Material Teknik
20 Juni 2023
Pengecoran dengan pasir membutuhkan waktu selama beberapa hari
dalam proses produksinya dengan hasil rata-rata (1-20 lembar/jam proses
pencetakan) dan proses pengecoran dengan bahan pasir ini
akanmembutuhkan waktu yang lebih lama terutama untuk produksi dalam
skala yang besar. Pasir hijau/green sand (basah) hampir tidak memiliki
batas ukuran beratnya,akan tetapi pasir kering memiliki batas ukuran
berat tertentu, yaitu antara 2.300-2.700kg. Batas minimumnya adalah
antara 0,05-1kg. Pasir ini disatukan dengan menggunakantanah liat (sama
dengan proses pada pasir hijau) atau dengan menggunakan bahan perekat
kimia/minyak polimer. Pasir hampir pada setiap prosesnya dapat diulang
beberapa kalidan membutuhkan bahan input tambahan yangsangat
sedikit.Padadasarnya, pengecorandengan pasir inidigunakanuntuk
mengolah logam bertemperatur rendah, seperti besi, tembaga, aluminium,
magnesium, dannikel. Pengecoran dengan pasir ini juga dapatdigunakan
pada logam bertemperatur tinggi, namununtuk bahan logam selain itu
tidak akan bisadiproses. Pengecoran ini adalah teknik tertua dan paling
dipahami hingga sekarang. Bentuk- bentuk ini harus mampu memuaskan
standar tertentu sebab bentuk- bentuk tersebut merupakan inti dari proses
pergecoran dengan pasir

Gambar 4.4 Pengecoran Logam Pada Cetakan Pasir


2. Pengecoran dengan gips (Plaster Casting)

57
Material Teknik
20 Juni 2023
Pengecoran dengan gips hampir sama dengan pengecoran dengan pasir
kecuali pada bagian gips diubah dengan pasir. Campuran gips pada
dasarnya terdiri dari 70-80 % gipsum dan 20-30 % penguat gipsum dan
air. Pada umumnya, pembentukan pengecorangips ini membutuhkan
waktu persiapan kurang dari 1 minggu, setelah itu akanmenghasilkan
produksi rata-rata sebanyak 1-10 unit/jam pengecorannya dengan
beratuntuk hasil produksinya maksimal mencapai 45 kg dan minimal 30
kg, dan permukaan hasil nyapun memiliki resolusi yang tinggi dan halus.
Jika gips digunakan dan pecah, maka gips tersebut tidak dapat diperbaiki
dengan mudah. Pengecoran dengan gips ini normalnya digunakan untuk
logam non belerang seperti aluminium, seng, tembaga. Gips ini tidak
dapat digunakan untuk melapisi bahan- bahan dari belerang karena sulfur
dalam gipsum secara perlahan bereaksi dengan besi.Persiapan utama
dalam pencetakan adalah pola yang ada disemprot dengan film yangtebal
untuk membuat gips campuran. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
cetakan merusak pola. Unit cetakan tersebut dikocok sehingga gips dapt
mengisi lubang-lubang kecil di sekitar pola. Pembentuk pola dipindahkan
setelah gips diatur. Pengecoran gips ini menunjukkan kemajuan, karena
penggunaan peralatan otomatis dapat segera digunakan dengan mudah ke
sistemrobot, karena ketepatan desain permintaan semakin meningkat yang
bahkan lebih besar dari kemampuan manusia.1.8 Pengecoran gips, beton,
atau plastic resin Gips sendiri dapat dilapisi, demikian puladengan bahan-
bahan kimia lainnya seperti beton atau plastik resin. Bahan- bahan ini
juga mengunakan percetakanyang sama seperti penjelasan di atas(waste
mold) atau multiple use piecemold, atau percetakan yang terbuat dari
bahan-bahan yang sangat kecil atau bahanyang elastis seperti karet latex
(yang cenderung disertai dengan cetakan yangekstrim). Jika pengecoran

58
Material Teknik
20 Juni 2023
dengan gips atau beton maka produk yang dihasilkanakan seperti
kelereng, tidak begitu menarik, kurang transparan dan biasanyadilukis.
Tak jarang hal ini akan memberikan penampilan asli dari
logam/batu.Alternatif untuk mengatasi hal ini adalah lapisan utama akan
dibiarkan mengandungwarna pasir sehingga memberikan nuansa
bebatuan. Dengan menggunakan pengecoran beton, bukan
pengecorangips, memungkinkankita untuk membuat ukiran, pancuran air,
atau tempat duduk luar ruangan. Selanjutnya adalah membuat mejacuci
(washstands) yang menarik, washstands dan shower stalls dengan
perpaduan beraneka ragam warna akan menghasilkanpola yang menarik
seperti yangtampak pada kelereng/ravertine. Proses pengecoran seperti
die casting dan sand casting menjadisuatu proses yang mahal,
bagaimanapun juga komponen-komponen yang dapatdiproduksi
menggunakan pengecoran investment dapat menciptakan garis-garis
yangtak beraturan dan sebagian komponen ada yang dicetak near net
shape sehinggamembutuhkan sedikit atau bahkan tanpa pengecoran
ulang.
3. Pengecoran Sentrifugal (Centrifugal Casting)
Pengecoran sentrifugal berbeda dengan penuangan gravitasi- bebas dan
tekanan- bebas karena pengecoran sentrifugal membentuk dayanya
sendiri menggunakan cetakan pasir yang diputar dengan kecepatan
konstan. Pengecoran sentrifugal roda keretaapi merupakan aplikasi awal
dari metode yang dikembangkan oleh perusahaan industry Jerman Krupp
dan kemampuan ini menjadikan perkembangan perusahaan menjadi
sangat cepat.
2) Die Casting

59
Material Teknik
20 Juni 2023
Diecasting adalah proses pencetakan logam dengan menggunakan penekanan
yang sangat tinggi pada suhu rendah. Cetakan tersebut disebut Die. Rentang
kompleksitas Die untuk memproduksi bagian-bagian logam non belerang (yang
tidak perlu sekuat, sekeras, atausetahan panas seperti baja) dari keran cucian sampai
cetakan mesin (termasuk hardware, bagian-bagian komponen mesin, mobil mainan,
dsb).
Logam biasa seperti seng dan alumunium digunakan dalam proses diecasting.
Logam tersebut biasanya tidak murni melainkan logam logam yang
memilikikarakter fisik yang lebih baik. Akhir akhir ini suku cadang yang terbuat
dari plastik mulaimenggantikan produk die casting banyak dipilih karena harganya
lebih murah (dan bobotnya lebih ringan yang sangat penting khususnya untuk suku
cadang otomotif berkaitan dengan standar penghematan bahan bakar).
Suku cadang dari plastik lebih praktis (terutama sekarang penggunan
pemotongan dengan bahan plastik semakinmemungkinkan) jika mengesampingkan
kekuatannya, dan dapat di desain ulang untuk mendapatkan kekuatan yang
dibutuhkan.Terdapat empat langkah utama dalam proses die casting. Pertama-tama
cetakan disemprot dengan pelicin dan ditutup. Pelicin tersebut membantu
mengontrol temperatur die dan membantu saat pelepasan dari pengecoran. Logam
yang telahdicetak kemudian disuntikkan pada die di bawah tekanan tinggi. Takanan
tinggi membuat pengecoran setepat dan sehalus adonan. Normalnya sekitar 100
Mpa (1000 bar).
Setelah rongganya terisi, temperatur dijaga sampai pengecoran menjadi
solid (dalam proses ini biasanya waktu diperpendek menggunakan air pendingin
pada cetakan).Terakhir die dibuka dan pengecoran mulai dilakukan. Yang tak kalah
penting dari injeksi bertekanan tinggi adalah injeksi berkecepatan tinggi, yang
diperlukan agar seluruh rongga terisi, sebelum ada bagian dari pengecoran yang
mengeras. Dengan begitu diskontinuitas ( yang merusak hasil akhir dan bahkan

60
Material Teknik
20 Juni 2023
melemahkan kualitas pengecoran) dapat dihindari, meskipun desainnnya sanat sulit
untuk mampumengisi bagian yang sangat tebal.Sebelum siklusnya dimulai, die
harus diinstal pada mesin die pengecoran,dan diatur pada suhu yang
tepat.Pengesetan membutuhkan waktu 1-2 jam, dan barulah kemudian siklus dapat
berjalan selama sekitar beberapa detik sampai beberapa menit, tergantungukuran
pengecoran.
Batas masamaksimaluntuk magnesium, seng, dan aluminium adalah sekitar
4,5 kg, 18 kg, dan 45 kg. Sebuah die set dapat bertahan sampai 500.000 shot selama
masa pakainya, yang sangat dipengaruhi oleh suhu pelelehan dari logam yang
digunakan. Aluminium biasanya memperpendek usia die karena tingginya
temperatur dari logam cair yang mengakibatkan kikisan cetakan baja padarongga.
Cetakan untuk die casting seng bertahansangat lama karena rendahnya
temperatur seng. Sedang untuk tembaga, cetakan memiliki usia paling pendek
dibanding yang lainnya. Hal ini terjadi karena tembaga adalah logam terpanas.

Gambar 4.5 Salah satu produk Die Casting


Seringkali dilakukan operasi sekunder untuk memisahkan pengecoran dari
sisa-sisanya, yang dilakukan dengan menggunakan trim die dengan power press
atau hidrolik press. Metode yang lama adalah memisahkan dengan menggunakan
tangan atau gergaji. Dalam hal ini dibutuhkan pengikiran untuk menghaluskan
bekas gergajian saat logam dimasukkan atau dikeluarkan dari rongga. Pada
akhirnya, metode intensif, yang membutuhkan banyak tenaga digunakan untuk
menggulingkan shot jika bentuknya tipis dan mudah rusak. Pemisahan juga harus
dilakukan dengan hati-hati. Kebanyakan die caster melakukan proses lain untuk

61
Material Teknik
20 Juni 2023
memproduksi bahan yang tidak siap digunakan. Yang biasa dilakukan adalah
membuat lubang untuk menempatkan sekrup.
b. Baja Karbon
Pelapisan secara celup panas (Hot Dip Galvanizing) adalah suatu proses pelapisan
dimana logam pelapisnya dipanaskan hingga mencair/meleleh, kemudian logam yang
akan dilapisi yang disebut logam dasar dicelupkan kedalam bak galvaniz yang telah
terisi seng cair, selanjutnya benda kerja untuk beberapa saat tetap dalam bak galvaniz
agar terbentuk lapisan seng. Pada proses Hot Dip Galvanizing akan menghasilkan
suatu lapisan pada permukaan yang berakibat pada nilai ketebalan, kekerasan dan nilai
laju korosi yang dihasilkan. Selanjutkan dapat dibuat grafik hubungan antara
temperatur pelapisan Hot Dip Galvanizing dengan ketebalan lapisan rata-rata
sebagaimana disajikan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara


Temperatur Pelapisan Hot Dip Galvanizing

Berdasarkan Gambar 4.10 nampak bahwa terjadi peningkatan ketebalan lapisan baik
pada sampel baja P.22 maupun pada sampel baja S.22 seiring dengan semakin
besarnya temperatur proses pelapisan Hot Dip Galvanizing. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh perlakuan temperatur yang digunakan pada saat proses pelapisan
maka ketebalan lapisan terbesar terdapat pada spesimen yang diberikan perlakuan
temperatur proses pelapisan Hot Dip Galvanizing sebesar 455°C yaitu (119±1,00)μm
pada baja P22 dan (94,90±0,20)μm pada baja S22.

62
Material Teknik
20 Juni 2023
Peningkatan nilai ketebalan lapisan yang disebabkan oleh peningkatan temperatur
seng yang mengakibatkan kekentalannya menjadi turun sehingga daya larutnya
bertambah besar dan akan meningkatkan reaktifitas seng yang berakibat mobilitas ion-
ion seng menjadi tinggi sehingga mudah berdifusi pada baja (Charles W Keenam dan
Kleinfelter, 1996). Menurut Suratman dan Widyanto (1997), mengatakan bahwa
menaikkan temperatur seng cair dapat meningkatkan reaktivitas seng dengan baja
sehingga tebal lapisan dapat ditingkatkan. Sehingga terbukti adanya pengaruh
perlakuan temperature proses pelapisan terhadapa ketebalan lapisan yang terbentuk.
Selanjutnya dapat dibuat grafik hubungan antara temperatur pelapisan Hot Dip
Galvanizing dengn nilai kekerasan Vickers sebagaimana disajikan pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Grafik Hubungan Antara


Temperatur Pelapisan Hot Dip Galvanizing
Berdasarkan Gambar 4.7 nampak bahwa terjadi penurunan nilai kekerasan Vickers
baik pada sampel baja P.22 maupun pada sampel baja S.22 seiring dengan semakin
besarnya temperatur proses pelapisan Hot Dip Galvanizing. Nilai kekerasan Vickers
terkecil terdapat pada spesimen yang diberikan perlakuan temperatur proses pelapisan
Hot Dip Galvanizing sebesar 455°C yaitu (515,33 ± 2,342) VHN pada baja P.22 dan
(526 ± 1,00) VHN pada baja S.22. Pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 juga dapat dijelaskan
bahwa ada perbaikan nilai kekerasan pada tingkat permukaan baja karbon rendah P22
dan S22. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan nilai kekerasan tanpa perlakuaan
dan nilai kekerasan setelah proses galvanizing pada temperatur 440°C, di mana nilai

63
Material Teknik
20 Juni 2023
kekerasan tanpa perlakuaan untuk baja karbon rendah P22 adalah (225,67 ±
1,215)VHN dan baja karbon rendah S22 adalah (288 ± 1,233)VHN. Sedangkan nilai
kekerasan setelah proses galvanizing pada temperatur 445°C untuk baja karbon rendah
P22 adalah (550,33 ± 2,415) VHN dan baja karbon rendah S22 pada temperature
445°C adalah (531,66 ± 3,311) VHN. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kekerasan
setelah proses galvanizing mengalami peningkatan, sehingga adanya perbaikan nilai
kekerasan setelah proses galvanizing. Menurut Purwanggono dan Sulistyo (1997)
semakin besar temperature pelapisan maka nilai kekerasan semakin kecil dikarenakan
logam seng mempunyai sifat yaitu kekerasan yang rendah dan juga seng mempunyai
kecenderungan besar untuk mengalami creep (mudah mengalami deformasi plastik).
Penurunan nilai kekerasan dan nilai laju korosi yang dihasilkan disebabkan oleh
peningkatan temperatur pelapisan Hot Dip Galvanizing yang diberikan. Peningkatan
temperatur pelapisan menyebabkan koefisien difusi dari atom logam seng dan besi
akan meningkat, sehingga jumlah atom logam seng dan besi yang saling berdifusi pun
akan meningkat pula. Menurut Indra (1995) bertambahnya difusi atom – atom logam
akan menyebabkan ukuran butir dari lapisan paduan Zeta Layer akan menjadi lebih
besar atau terjadi peristiwa pertumbuhan butir. Semakin besar ukuran butiran Zeta
Layer ini justru akan menghambat proses difusi selanjutnya.
Pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing akan melindungi struktur baja dari
korosi dalam jangka waktu yang cukup lama, hal ini karena gas dan kelembapan
disekitar bagian bahan permukaan seng akan menghasilkan sebuah lapisan pelindung
yang berasal dari zinc oxide dan hydroxide (Supardi, 1997).
Menurut Indra (1995) korosi yang terjadi pada logam dapat mengurangi sifat
mekanik dari logam tersebut. Logam seng mempunyai sifat resistan terhadap korosi,
yaitu disebabkan oleh kemampuan seng untuk membentuk lapisan oksida seng.
Sehingga dengan terbentuknya oksida seng akan menghalangi terjadinya korosi yang
lebih lanjut dari seng tersebut. Produk korosi seng seperti senyawa oksida membentuk

64
Material Teknik
20 Juni 2023
selaput pelindung pada permukaan logam sehingga mengurangi laju korosi. Jadi
sebagai pelapis, seng akan memiliki umur yang panjang sekaligus menjadi tumbal yang
baik untuk melindungi logam bila lapisan tersebut mengalami keretakan atau pecah.
4.2. Pertemuan 7 Topik Non Logam dan Logam Bukan Besi
a. Logam Bukan Besi
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak mengandung
unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa
dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat – sifatnya belum memenuhi syarat
yang diinginkan.
Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena
sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang
baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena
harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus.
Misalnya dalam teknik proses dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti
perhiasan dan sejenisnya. Ciri dari logam non besi adalah mempunyai daya tahan
terhadap korosi yang tinggi, daya hantar listrik yang baik dan dapat berubah bentuk
secara mudah.
Dalam keadaan murni logam bukan besi ini memiliki sifat yang sangat baik namun
untuk meningkatkan kekuatan umumnya dicampur dengan logam lain sehingga
membentuk paduan. Logam bukan besi ini di bagi dalam dua golongan menurut berat
jenisnya, yaitu logam berat dan logam ringan. Logam berat adalah logam yang
mempunyai berat jenis diatas 5 kg/m3. Secara umum dapat dinyatakan bahwa makin
berat suatu logam bukan besi maka makin banyak daya tahan korosinya. Bahan logam
bukan besi yang sering dipakai adalah paduan tembaga, paduan alumunium, paduan
magnesium, dan paduan timah.
b. Sifat – Sifat Umum Logam Bukan Besi

65
Material Teknik
20 Juni 2023
Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban),
misalnya zat magnesium, tahan terhadap korosi dalam lingkungan udara biasa, akan
tetapi di dalam air laut, ketahan terhadap korosinya dibawah ketahanan baja biasa.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa makin berat suatu logam bukan besi, maka
makin baik daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri khas logam
bukan besi adalah berat jenis nya, oleh karena itu, dibawah ini dapat dilihat tabel
yang menunjukkan berat jenis & titik cair logam.
Pemilihan paduan tertentu tergantung pada banyak hal, antara lain kekuatan,
kemudahan dalam pemberian bentuk, berat jenis, harga bahan baku, upah pembuatan
dan penampilannya.
Tabel 4.1 Berat Jenis dan Titik Cair dari Logam Bukan Besi

No Logam Berat Jenis (Kg/m3) Titik Cair (oC)


1 Alumunium 2643 660
2 Tembaga 8906 1080
3 Kuningan (Brass) 8570 -
4 Perunggu (Brons) 8314 -
5 Timah Hitam 11.309 325
6 Magnesium 1746 650
7 Nikel 8730 1450
8 Seng 7144 785
9 Tin (Timah Putih) 7208 232
10 Titanium 4517 1800
11 Besi (Karbon Rendah) 7897 1540
12 Baja 7769 1425

66
Material Teknik
20 Juni 2023
Dari tabel diperlihatkan perbandingan berat jenis berbagai logam bukan besi.
Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban). Secara
umum semakin berat suatu logam bukan besi semakin baik daya tahan korosinya.
Pengecualian pada aluminium, pada permukaan nya terbentuk suatu lapisan oksida
yang dapat melindungi logam aluminium tersebut dari korosi selanjutnya.
Warna asli dari logam bukan besi, yaitu kuning, abu-abu, perak, dan lain
sebagainya, termasuk teknik pewarnaan, seperti: anodisasi pada aluminium, dapat
menambah nilai estetika logam-logam tersebut.
Pada umumnya, logam non-besi mempunyai daya hantar listrik lebih baik
dibandingkan dengan besi, sebagai contoh: tembaga, mempunyai daya hantar listrik 5,3
kali lebih baik dibandingkan besi, sedangkan aluminium, 3,2 kali lebih baik. Demikian
juga hal nya dengan titik cair, titik cair logam bukan besi berkisar antara 327 0C s/d
1800 0C, namun untuk penuangan, biasanya suhu nya dinaik kan antara 200 0C s/d 315
0
C diatas suhu titik cair nya. Umumnya logam bukan besi, agak sulit untuk dilas,
sedangkan kemampuan terhadap pengecoran, permesinan dan pembentukan, berbeda-
beda, misalnya: ada logam yang dapat mengalami pembentukan dengan pengerjaan
dingin, namun ada pula yang tidak mungkin untuk dibentuk dalam keadaan dingin.
c. Macam-Macam Logam Bukan Besi dan Sifat-Sifatnya
Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki
sifat dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan
logam yang lainnya.
Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini memungkinkan
pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan antara
logam non ferro bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang baru
yang berbeda dari sifat asalnya. Untuk mengetahui macam-macam logam non ferro dan
sifat-sifatnya dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Lead, Timbal, Timah hitam, Plumbum (Pb)

67
Material Teknik
20 Juni 2023
Timah hitam sangat sangat lunak, lembek tetapi ulet, memiliki warna putih terang
yang sangat jelas terlihat pada patahan atau pecahannya. Timah Hitam memiliki berat
jenis (ρ) yang sangat tinggi yaitu =11,3 kg/dm³ dengan titik cair 327ºC, digunakan
sebagai isolator anti radiasi Nuclear. Timah hitam diperoleh dari senyawa Plumbum-
Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengan kadar yang sangat kecil.
Proses pemurniannya dilakukan dengan memanaskannya didalam dapur tinggi,
proses pencairan untuk menghilangkan oxides serta unsur lainnya. Selain untuk
pemakaian sebagai isolator radiasi, Timah hitam digunakan juga sebagai bahan pelapis
pada bantalan luncur, bahan timah pateri serta sebagai unsur paduan dengan baja atau
logam Non Ferro lainnya yang menghasilkan logam dengan sifat Free Cutting atau
yang disebut sebagai baja Otomat.

Gambar 4.8 Lead, Timbal, Timah hitam, Plumbum (Pb)


2. Timah putih, Tin, Stannum (Sn)
Timah putih, Tin, Stannum (Sn) ialah logam yang berwarna putih mengkilap, sangat
lembek dengan titik cair yang rendah yakni 232ºC. Logam ini memiliki sifat ketahanan
korosi yang tinggi sehingga banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada plat baja,
digunakan sebagai kemasan pada berbagai produk makanan karena Timah putih ini
sangat tahan terhadap asam buah dan Juice. Fungsi kegunaan yang lain
ialah sebagai bahan pelapis pada bantalan luncur serta sebagai unsur paduan
pada bahan-bahan yang memiliki titik cair rendah. Timah putih, Tin, Stannum

68
Material Teknik
20 Juni 2023
(Sn) paling banyak digunakan sebagai timah pateri serta paduan pada logam-logam
bantalan seperti Bronzes dan gunmetal atau ditambahkan sedikit pada paduan
Tembaga Seng (Kuningan, Brasses) untuk memperoleh ketahanan korosi.
Timah putih, Tin, Stannum (Sn) diproses dari bijih timah (Tinstone), extracsinya
dilakukan melalui pencairan dengan temperature tinggi sehingga timah dapat mengalir
keluar dari berbagai unsur pengikatnya.

Gambar 4.9 Timah putih, Tin, Stannum (Sn) Seng, Zincum (Zn)
Seng, Zincum (Zn) ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik cair
419ºC, sangat lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika dilakukan
pembentukan dengan temperature pengerjaan antara 100ºC sampai 150ºC tetapi sampai
temperature ini masih baik dan mudah untuk dikerjakan.
Seng memiliki sifat tahan terhadap korosi sehingga banyak digunakan dalam
pelapisan plat baja sebagai pelindung baja tersebut dari pengaruh gangguan korosi,
selain itu Seng juga digunakan sebagai unsur paduan dan sebagai bahan dasar paduan
logam yang dibentuk melalui pengecoran.
Sekalipun Seng merupakan bahan yang lembek akan tetapi peranannya sangat
penting sekali sebagai salah satu bahan Teknik yang memilki berbagai keunggulan,
baik digunakan sebagai bahan pelapis pada baja yang tahan terhadap korosi, misalnya
untuk atap bangunan, dinding serta container yang juga harus tahan terhadap
pengaruh air dan udara serta serangga dan binatang.

69
Material Teknik
20 Juni 2023
Seng juga merupakan unsur paduan untuk bahan pengecoran. Bahan baku Seng
adalah Sulfida Carbonate, biasanya berada berdekatan dengan Lead atau Timah Hitam
atau kadang-kadang juga dengan Silver.
Konsentrat biasanya dilakukan dengan Grafitasi atau pengapungan. Proses
produksi awal dilakukan dengan mengurangi kadar Asam sulfat yang terkandung pada
Oxide Seng melalui penggarangan. Langkah selanjutnya ialah menggunakan satu
Thermal untuk menghasilkan penguapan serta kondensat, dari proses ini akan
diperolah 1 hingga 2 % Lead yang diketahui sebagai Spelter atau Seng kasar dengan
99,99 % yang akan diproses lanjut dengan cara elektrolisa serta proses penggarangan,
dan melalui proses ini bijih Seng akan melarut didalam Asam Sulphuric sesuai dengan
kebutuhannya. Proses berikutnya ialah penggarangan agar unsur Carbon bercampur
didalam Briket sebelum pemanasan melalui pengolperasian didalam retor Vertical
secara Continyu.

Gambar 4.10 Seng, Zincum (Zn)


3. Manganese (Mn)
Manganese (Mn) logam yang memiliki titik cair 1260ºC Unsur Manganese (Mn) ini
diperoleh melalui proses reduksi pada bijih Manganese sebagaimana proses yang
dilakukan dalam pembuatan baja.
Manganese digunakan pada hampir semua jenis baja dan besi tuang sebagai unsur
paduan kendati tidak menghasilkan pengaruh yang signifikan dalam memperbaiki sifat

70
Material Teknik
20 Juni 2023
baja tetapi tidak berpengaruh buruk karena didalam baja memiliki kandungan unsur
Sulphur.
Disamping itu Manganese (Mn) merupakan unsur paduan pada Aluminium,
Magnesium, Titanium dan Kuningan.

Gambar 4.11 Manganese (Mn)


4. Aluminium (Al)
Aluminium ialah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap dengan
titik cair 660ºC sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat electrical dan
Thermal Conductor dengan koefisien yang sangat tinggi. Secara komersial Aluminium
memiliki tingkat kemurnian hingga 99,9 % , dan Aluminium non paduan kekuatan
tariknya ialah 60 N/mm2 dan dikembangkan melalui proses pengerjaan dingin dapat
ditingkatkan sesuai dengan kebutuhannya hingga 140 N/mm2.

Gambar 4.12 Aluminium (Al)


5. Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)

71
Material Teknik
20 Juni 2023
Tembaga memilki kekuatan Tarik 150 N/mm2 sebagai Tembaga Cor dan dengan
proses pengerjaan dingin kekuatan tarik Tembaga dapat ditingkatkan hingga 390
N/mm2 demikian pula dengan angka kekerasannya dimana Tembaga Cor memiliki
angka kekerasan 45 HB dan meningkat hingga 90 HB melalui proses pengerjaan
dingin, dengan demikian juga akan diperoleh sifat Tembaga yang ulet serta dapat
dipertahankan walaupun dilakukan proses perlakuan panas misalnya dengan
Tempering. Sifat listrik dan sebagai penghantar panas yang baik dari Tembaga
(Electrical and Thermal Conductor) Tembaga dan menduduki urutan kedua setelah
Silver namun untuk ini Tembaga dipersyaratkan memiliki kemurnian hingga 99,9 %.
Salah satu sifat yang baik dari tembaga ini juga adalah ketahanannya terhadap korosi
atmospheric bahkan jenis korosi yang lainnya.

Gambar 4.13 Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)


6. Magnesium (Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan
titik cair 651ºC yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan
karakteristiknya sama dengan Aluminium. Oxid film yang melapisi permukaan
Magnesium hanya cukup melindunginya dari pengaruh udara kering, sedangkan udara
lembab dengan Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga 110 N/mm2 dan dapat
ditingkatkan melalui proses pembentukan hingga 200 N/mm2. Magnesium memilki

72
Material Teknik
20 Juni 2023
sifat yang lembut walaupun dengan elastisitas yang rendah. Kegunaan Sebagai bahan
paduan untuk menambah kekuatan tarik.

Gambar 4.14 Magnesium (Mg)


d. Cara Pengolahan Logam Bukan Besi
Logam bukan besi/non ferro ini ditambang dalam bentuk bijih-bijihan, akan tetapi
tidak dalam keadaan murni melainkan bercampur dengan unsur-unsur lain. pada
umumnya bijih-bijih logam ini terdiri atas logam (0,5-20%) dengan batu-batuan (kapur
dan pasir) yang secara kimiawi terikat dengan oksigen, belerang serta karbon dioksida.
Secara umum pengolahan untuk memperoleh suatu logam non ferro adalah sebagai
berikut:
1. Proses Bijih Logam
Bijih-bijih logam yang yang diperoleh dari hasil penambangan terlebih dahulu
dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Pecahan-pecahan tersebut kemudian digiling
halus, untuk selanjutnya dicampur dengan minyak dan air diaduk hingga antara tepung,
minyak dan air tercampur dengan baik, kemudian ditenangkan. Minyak akan mengikat
logam dan belerang yang akan berada di bagian atas adonan, sedangkan air akan
mengikat lumpur dan kotoran lain yang berada di bagian bawah adonan. Setelah
dipisahkan antara yang ada di bagian bawah dengan bagian atas, campuran lumpur dan
air dibuang. Campuran antara minyak, logam dan belerang tersebut kemudian dipanasi
dengan udara panas untuk menghilangkan belerang hingga diperoleh logam oksid.

73
Material Teknik
20 Juni 2023
2. Proses Kering (Pirometalurgi)
Bijih logam yang sudah diproses menjadi logam oksid dimasukkan ke dalam dapur
api untuk mereduksi oksigennya dalam suatu proses dioksidasi dalam dapur tersebut.
Logam oksid dipanasi hingga cair belerang yang tersisa juga ikut terbakar pada saat
yang sama. Kandungan-kandungan yang lain misalnya silikon dan besi dioksidasikan
menjadi terak yang mengapung di atas cairan logam kemudian teraknya dipisahkan.
Maka diperoleh cairan logam dengan kadar kemurnian 99%.
3. Proses Basah (Hidrometalurgi)
Proses ini sering juga dikatakan senagai elektro metalurgi. Dalam proses ini dengan
oksid ditenangkan dalalm larutan sulfat/alkali melalui saringan. Bila perliu digabung
dengan reaksi kimia tertentu untuk membebaskannya dari logam-logam yang tidak
diinginkan. Kemudian di masukkan ke dalam lautan tembaga sulfat (elektrolit untuk
mengikutiproses elektrolisa) dengan bntuan dua buah elektrode yang dialiri listrik
arus searah. Larutan yang mengandung logam dipisahkan. Logam-logam sebagai ion
positif bergerak menuju katode negatif dan di sana dibuang. Hasil dari proses
elektrolisis ini adalah logam dengan kemurnian (98-99%).
4. Proses Keramik
Logam yang bertitik lebur tinggi seperti wolfram dan molibdenium tidak dapat
diproses dengan proses kering maupun basah melainkan dengan proses keramik.
Proses keramik/yang biasa juga disebut proses sinter, terdiri atas pengerjaan sebagai
berikut:
a) Serbuk logam karbida diberi pengerjaan pendahuluan, yaitu digiling, dicampur,
b) Ditamah dengan lilin dan dijadikan butiran-butiran.
c) Serbuk yang telah diberi pengerjaan pendahuluan ini dipadatkan.
d) Bentuk yang telah padat tersebut diberi pengerjaan sinter pendahuluan pada
e) Suhu ± 700°c
f) Bentuk padat yang telah diberi pengerjaan sinter pendahuluan tersebut

74
Material Teknik
20 Juni 2023
g) Dipadatkan lagi dengan tekanan tinggi (60 n/cm2)
h) Kemudian bentuk padat tersebut di sinter lagi pada suhy 1400°c
i) Selanjutnya hasil sinter yang kedua tersebut dicloning untuk menghilangkan
distorsi bentuk yang kecil dan menjaga komponen agar dalam toleransi yang
dikehendaki.
5. Proses Peleburan
Logam bukan besi tidak ditemukan sebagai logam murni dialam bebas, biasanya
masih terikat sebagai oksida dengan berbagai macam kotoran – kotoran yang
membentuk bijih – bijih. Ada beberapa tahapan untuk mengolah bijih logam bukan
besi, yakni:
a) Tahap penghalusan mineral.
b) Tahap pencucian.
c) Tahap pemisahan antara logam dengan kotoran
d) Tahap peleburan
Kadang – kadang, tahap proses peleburan menjadi lebih sulit, misalnya karena bijih
tembaga, timah hitam dan seng, hanya didapat di suatu daerah tertentu saja, atau
bahkan di suatu daerah dijumpai campuran dari 21 jenis bijih logam bukan besi.
e. Logam Bukan Besi
Berikut ini penejelasan dari pembuatan beberapa jenis logam non ferro :
1. Pembuatan aluminium
Bijih bauksit merupakan salah satu sumber pembentukan aluminium yang cukup
ekonomis, yang bila di Indonesia, banyak terdapat di daerah Bintan dan Kalimantan.
Untuk menambang bauksit, dilakukan dengan penambangan terbuka, setelah bauksit
di haluskan, kemudian di cuci dan dilakukan pengeringan, baru kemudian bauksit
mengalami pemurnian menjadi oksida aluminium atau alumina. untuk memperoleh
aluminium murni, biasanya digunakan proses bayer dan hasil akhir adalah alumina.
Secara alami, aluminium oksida terdapat dalam bentuk kristal corundum. Batu

75
Material Teknik
20 Juni 2023
mulia rubi dan sapphire tersusun atas corundum dengan warna-warna khas yang
disebabkan kadar ketidakmurnian dalam struktur corundum. Aluminium oksida,
atau alumina, merupakan komponen utama dalam bauksit bijih aluminium yang
utama.
Pabrik alumina terbesar di dunia adalah Alcoa, Alcan, dan Rusal. Perusahaan
yang memiliki spesialisasi dalam produksi dari aluminium oksida dan aluminium
hidroksida misalnya adalah Alcan dan Almatis. Bijih bauksit terdiri dari Al2O3,
Fe2O3, and SiO2 yang tidak murni. Campuran ini dimurnikan terlebih dahulu melalui
Proses Bayer:
Al2O3 + 3H2O + 2NaOH + panas →
2NaAl(OH)4
Fe2O3 tidak larut dalam basa yang dihasilkan, sehingga bisa dipisahkan melalui
penyaringan. SiO2 larut dalam bentuk silikat 6 Si(OH) . Ketika cairan yang
2-

dihasilkan didinginkan, terjadi endapan Al(OH)3, sedangkan silikat masih larut


dalam cairan tersebut. Al(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan
2Al(OH)3 + panas → Al2O3 + 3H2O

Pada 1961, perusahaan General Electric mengembangkan Lucalox, alumina


transparan yang digunakan dalam lampu natrium. Pada Agustus 2006,
ilmuwan Amerika Serikat yang bekerja untuk 3M berhasil mengembangkan teknik
untuk membuat alloy dari aluminium oksida dan unsur-unsur lantanida, untuk
memproduksi kaca yang kuat, yang disebut alumina transparan. Aloy adalah
campuran dua atau lebih unsur pada komposisi tetap tertentu yang mana juzuk
utamanya adalah logam.
Tahapan pemurnian aluminium bisa dilihat pada gambar 3.8. Pertama-tama
bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda. Campuran tersebut
kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan pemanasan. Proses
selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian untuk

76
Material Teknik
20 Juni 2023
membentuk endapan alumina basah (hydrated alumina). Alumina basah kemudian
dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan dengan cara memanaskan sampai
suhu 1200 oC. Hasil akhir adalah partikel-partikel alumina dengan rumus kimianya
adalah Al2O3.

Gambar 4.15 Pemurnian Aluminium


Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih mengandung oksigen
sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu peleburan. Peleburan alumina
dilakukan dengan proses reduksi elektrolitik 3.9. Proses peleburan ini memakai
metode Hall-Heroult.
Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang disebut kriolit pada sebuah tungku
yang disebut pot. Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar
pot terbuat dari baja. Aliran listrik diberikan melalui anoda dan katoda. Proses
reduksi memerlukan karbon yang diambil dari anoda. Pada proses ini dibutuhkan
arus listrik sebesar 50-150 killoampere. Arus listrik akan mengelektrolisa alumina
menjadi aluminium dan oksigen bereaksi membentuk senyawa CO2. aluminium cair
dari hasil elektrolisa akan turun ke dasar pot dan selanjutnya ddialirkan dengan
prinsip shipon ke krusibel yang kemudian diangkut menuju tungku-tungku pengatur
(holding furnace).

77
Material Teknik
20 Juni 2023
Kebutuhan listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1kg aluminium berkisar
sekitar 12-15 Kwh. Satu kg aluminium dihasilkan dari 2 kg alumina dan ½ kg
karbon. Reaksi pemurnian alumina menjadi aluminium adalah sbb :

Limbah sisa-sisa logam aluminium yang berasal dari industri peralatan rumah
tangga dan elektronik dapat dimanfaatkan menjadi bahan yang lebih bernilai, salah
satu diantaranya menjadi flokulan Poli Aluminium Klorida (PAC = Poly
Aluminium Chloride). PAC dapat digunakan pada proses penjernihan air
sungai menjadi air minum. Pengguna flokulan jenis PAC ini diantaranya adalah
PDAM Surabaya sebagai pengolah air sungai menjadi air minum, tetapi karena
memiliki kendala pada harganya yang lebih mahal dari tawas, maka saat ini
digunakan tawas sebagai bahan penjernih air.

Gambar 4.16 Proses Reduksi Elektrolitik


2. Pembuatan magnesium dari air laut
Air laut yang biasanya mengandung 1300 ppm magnesium, direaksikan dengan
kapur (kulit kerang yang dibakar pada suhu 1320 °C). Hasil reaksi kimia antara
kapur dengan air laut, akan menghasilkan endapan. Endapan kental yang

78
Material Teknik
20 Juni 2023
mengandung sekitar 12 % ini kemudian di saring, sehingga akan bertambah pekat,
baru kemudian di reaksikan dengan dan menghasilkan. Setelah melalui tahapan
filtrasi dan pengeringan, konsentrasi akan meningkat menjadi sekitar 68 %, yang
berbentuk butiran-butiran kemudian dipindahkan ke dalam sel elektrolisa yang
berukuran dan beroperasi pada suhu sekitar 700 °C. Elektroda grafit akan berfungsi
sebagai anoda dan pot nya sendiri berfungsi sebagai katoda. Akibat di aplikasikan
nya arus listrik sebesar 60.000 Amp, maka akan terurai, dan logam magnesium
terapung diatas larutan. Setiap pot akan dapat menghasilkan sekitar 550 kg logam
Mg dalam satu hari yang kemudian dituang kedalam cetakan ingot, dimana
setiap ingot mempunyai berat 8 kg.
Hasil sampingan dari proses ini adalah: gas klorida yang kemudian dapat
digunakan untuk mengubah menjadi .

Mg(
H
OH)
Cl
M2
gCl2
Gambar 4.17 Pembentukan Magnesium
3. Pembuatan tambaga
Chalcopirit adalah bijih tembaga, merupakan campuran antara dan yang di
peroleh dari hasil tambang di bawah permukaan tanah. Gambar berikut adalah
proses mebuat nya. Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah
dimulai dari bijih chalcopirit, digiling dan dicampur dengan batu kapur serta bahan
fluks silika. Setelah tepung bijih dipekatkan, lalu dipanggang, sehingga terbentuk

79
Material Teknik
20 Juni 2023
campuran, dan, campuran inilah yang disebut: “Kalsin”. Kalsin kemudian di lebur
dengan batu kapur sebagai fluks nya di dalam Dapur Reverberatory, tujuan nya
untuk melarutkan besi (Fe) di dalam terak, sisanya adalah Tembaga-Besi yang
disebut “matte” di tuangkan kedalam konverter.
Dengan menghembuskan udara kedalam konverter untuk selama 4 s/d 5 jam,
maka kotoran-kotoran teroksida dan besi akan membetuk terak yang pada saat-
saat tertentu, dikeluarkan dari konverter.
Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan tetap cair yang akhir nya
dapat merubah sulfida-tembaga menjadi oksida-tembaga atau yang dikenal dengan
nama: sulfat. Bila kemudian aliran udara dihentikan, maka oksida kupro akan
bereaksi dengan sulfida kupro yang akan membentuk tembaga blister dan
dioksida belerang. Tembaga blister dengan tingkat kemurnian antara 98 % s/d 99
% ini kemudian dicor menjadi slab untuk kemudian di olah secara elektolitik
menjadi tembaga murni.

Gambar 4.18 Pembuatan Tembaga


4. Pembuatan timah hitam
Gambar di bawah menunjukkan kompleksitas dari pembuatan timah hitam,
dimana konsentrat timah hitam yang hanya mengandung (65 s/d 80) % Pb, harus di
panggang terlabih dahulu untuk menghilangkan sulfida-sulfida. Sebelum dilakukan
proses sintering, maka batu kapur, bijih besi, pasir dan terak dicampur dengan
konsentrat timah, akibat sinter, oksida sulfur akan menguap dan di tampung untuk
diolah menjadi asam sulfat, kemudian dimasukkan kedalam tanur tinggi dengan

80
Material Teknik
20 Juni 2023
bahan bakar kokas. Gas dan debu tanur tinggi ini masih mengandung klorida
kadmium yang kelak dapat diolah tersendir untuk menjadi kadmium murni. Muatan
yang ada di dalam tanur tinggi di sebut: bullion yang kemudian di dros,
menghasilkan dross tembaga yang akan terapung dan mengikat belerang, sehingga
memudahkan pemisahan tembaga dan dross. Setelah diperoleh timah cair, maka
kemudian di alirkan ke dalam dapur pelunakan (ketel desilverisasi) agar timah cair
teroksidasi. Didalam dapur pelunakan, akan terjadi terak yang mengandung antimon
dan arsen. Kedalam ketel yang berisi timah cair tersebut, di tambahkan seng dan
emas, tujuannya agar bila perak masih ada, maka akan bisa larut bersama-sama
dengan seng, dimana kemudian uap nya ditampung untuk menghasilkan seng padat.
Cairan yang tersisa, diolah secara elektrolisa untuk menghasilkan emas dan perak.
Timah cair yang ada didalam ketel dimurnikan terlebih dahulu, baru kemudian
dicampur dengan soda api, sehingga seng akan terpisah. Hal ini dilakukan dengan
cara menginjeksikan pancaran timah panas kedalam ruang vakum, akibat nya seng
akan menguap. Pada akhirnya, kotoran yang masih ada bercampur dengan timah,
dipisahkan secara kimia, sehingga diperoleh timah cair murni, yang kemudian dicor
menjadi timah ingot dengan berat 25 kg atau 90 kg.

Gambar 4.19 Pembuatan Timah Hitam

81
Material Teknik
20 Juni 2023
5. Pengecoran Logam Non Ferro
Terdapat sedikit perbedaan antara pengecoran logam bukan besi dan pengecoran
besi, walau pun cetakan nya secara umum, alat-alat perkakas yang digunakan
praktis sama. Pasir yang digunakan biasanya lebih halus, sebab benda kerja yang
akan di cetak, umum nya lebih kecil dan selalu diingin kan suatu permukaan yang
rata. Untuk pengecoran besi, maka syarat pasir cetak nya harus yang tahan panas,
tetapi pada logam bukan besi, tidak perlu terlalu tahan panas, sebab suhu
pengecoran nya lebih rendah. Dapu kowi dengan sumber panas minyak atau kokas
ataupun gas, sering digunakan untuk melebur logam bukan besi. Bila diperlukan
pengendalian suhu yang lebih akurat, maka dapat menggunakan beberapa jenis
dapur, antara lain: dapur tahanan listrik, busur tak langsung atau dapur induksi.
Dengan menggunakan dapur listrik, biasanya sangat sesuai untuk tujuan penelitian
ataupun untuk suatu instalasi yang berkapasitas relatif tidak besar.
Paduan tembaga yang banyak digunakan atau pemakaian nya adalah: kuningan
dan perunggu. Kuningan adalah merupakan paduan antara tembaga danseng dengan
kadar seng nya bervariasi anatara 10 % sampai dengan 40 %. Sifat-sifat mekanik
paduan, seperti: kekuatan, kekerasan dan ke uletan, akan meningkat se iring dengan
meningkatnya persentase seng, namun bila kadar seng nya melebihi 40 %, maka
umum nya akan terjadi penurunan kekuatan, dan pada saat peleburan, seng akan
sangat mudah menguap. Dengan menambah unsur timah sebanyak 0,5 % sampai
dengan 5 %, maka akan menjadikan paduan lebih mampu untuk di mesin
(machinability yang baik).
Kuningan sebagai bahan hasil paduan tembaga dan seng, banyak sekali
dugunakan di industri, sebab selain kuat, penampilan nya bagus, daya tahan
terhadap korosi sangat tinggi serta bila diperlukan, relatif mudah untuk di rol, di
tuang dan bahkan di ekstrusi.
Perunggu adalah paduan antara tembaga dengan unsur-unsur lain nya, seperti:

82
Material Teknik
20 Juni 2023
timah putih, mangan dan beberapa elemen-elemen lain nya sebagai unsur-unsur
tambahan. Unsur- unsur tambahan ini, dapat meningkatkan kekerasan, kekuatan dan
daya tahan terhadap korosi dari perunggu. Tembaga, sering digunakan sebagai salah
satu unsur dasar paduan, sebab bila tembaga diatas 8%, dapat menambah kekuatan
dan kekerasan bahan.
Paduan aluminium yang mengandung unsur silikon, akan memiliki sifat cor yang
baik sekali, sekaligus menambah daya tahan terhadap korosi yang lebih baik.
Magnesium sebagai unsur paduan dasar, akan meningkatkan sifat mampu mesin
yang lebih baik, hasil pengecoran yang lebih halus dan juga dapat meningkatkan
daya tahan terhadap korosi. Keistimewaan yang lain dari magnesium ini adalah:
massa jenis nya yang rendah (kurang lebih dua per tiga massa jenis aluminium atau
seper empat dari massa jenis logam ferrous). Mangan, bila digunakan dalam jumlah
yang kecil, akan meningkatkan ketahanan logam ferrous terhadap air garam. Bahan
yang menggunakan magnesium sebagai paduan nya, banyak diguakan untuk
membuat peralatan-peralatan portabel, di industri-industri pesawat terbang dan
konstruksi-konstruksi lain yang mengutamakan material ringan (teknologi ruang
angkasa). Cara pengecoran hampir sama dengan logam besi, dengan sedikit
perbedaan:
a. Cetakan umumnya dibuat dengan cara dan alat yang sama dengan logam besi.
b. Pasir cetak harus lebih halus, karena benda cetak umumnya lebih kecil
dan
biasanya diinginkan permukaan yang rata.
c. Pasir tidak perlu tahan panas yang tinggi karena suhu pengecoran lebih rendah.
d. Perpaduan dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur tertentu dengan tepat
pada logam dasar.
6. Paduan Logam Non Ferro
Logam paduan yaitu logam campuran dari dua macam logam atau lebih yang

83
Material Teknik
20 Juni 2023
dicampur satu sama lain dalam keadaan cair. Logam dan paduannya adalah salah
satu matrial teknik yang porsinya paling banyak diperlukan dalam kegunaan Teknik.
Jika diperhatikan komponen mesin, maka sebagian besar sekitar 80% dan bahkan
lebih terbuat dari logam. Selebihnya digunakan material non logam seperti keramik,
glass, polimer dan bahkan material maju seperti komposit.
Tujuan dilakukan paduan logam, baik logam ferro (logam besi) ataupun logam
non ferro(logam bukan besi) adalah untuk menghasilkan material dengan sifat yang
baru, misalnya : lebih kuat, lebih liat, lebih tahan karat, mengkilap, halus, licin,
ringan, keras, dll. Beberapa Jenis Logam Non-Ferro dan Paduannya:
a) Logam Tembaga dan Paduannya (Copper And Copper Alloy)
Tembaga (copper) adalah suatu logam berwarna kemerahan,
mempunyaitemperatur didih (boiling point) 2600° C dengan berat jenis 8,96
gr/cm3 (sedikit lebih tinggi dari baja (ferro) berat jenis 7,87 gr/cm3). Bersifat
lunak, dapat dibengkokkan (bending) dan dapat dirol (rolling, canai).
Ada dua kelompok besar yaitu : brass dan bronze Brass (kuningan) Paduan
tembaga dan seng dinamakan brass. Penambahan sedikit timah, nikel, mangan,
aluminium, dan unsur-unsur lain dalam paduan tembaga seng dapat mempartinggi
kekerasan dan kekuatan serta tahan korosi (special – brass).Bronze (perunggu).
Paduan tembaga dan timah dengan penambahan sedikit aluminium, silikon,
mangan, besi dan beryllium disebut bronze. Dalam prakteknya yang paling banyak
digunakan adalah perunggu dengan 25 – 30% Sn. Wrought bronze, terdiri dari
paling tinggi 6% Sn dan casting bronze lebih dari 6% Sn.Special bronze, yaitu
paduan dengan dasar tembaga dicampur Ni,Al, Mn, Si, Fe, Be dll.Aluminium
bronze, terdiri dari 4 – 11% Al, mempunyai sifat-sifat mekanik yang tinggi dan
tahan korosi serta mudah dituang. Bronze dengan penambahan besi dan nikel
memiliki kekuatan mekanik yang tinggi, tahan panas, digunakan untuk fitting
dapur dan bagian-bagian mesin yang permukaannya bersinggungan dengan metal,

84
Material Teknik
20 Juni 2023
yaitu perunggu dengan penambahan seng.Phosphor bronze terdiri dari – 95% Cu,
5% Sn dan 0,2% P, di gunakan untuk saringan kawat, koil dan pegas pelat.Silikon
bronze, memiliki sifat-sifat mekanik yang tinggi, tahan aus dan anti korosi dan
mudah dituang maupun dilas. Beryllium bronze, memiliki sifat mekanik yang
tinggi tahan koros, tahan aus dan ductil, daya hantar panas/listrik yang
tinggi.Monel, komposisinya 31% Cu, 66% Ni, 1,35% Fe, 0,9% dan 0,12% C sifat
tertarik bagus dan ductil, tahan korosi dalam air lautan Iarutan kimia. Beberapa
contoh logam paduan tembaga :
1.) Kuningan (brass)
Kuningan adalah merupakan paduan antara tembaga dan seng dengan kadar
seng nya bervariasi anatara 10 % sampai dengan 40 %. Sifat-sifat mekanik
paduan, seperti: kekuatan, kekerasan dan ke uletan, akan meningkat se iring
dengan meningkatnya persentase seng, namun bila kadar seng nya melebihi 40
%, maka umum nya akan terjadi penurunan kekuatan, dan pada saat
peleburan, seng akan sangat mudah menguap. Dengan menambah unsur timah
sebanyak 0,5 % sampai dengan 5 %, maka akan menjadikan paduan lebih
mampu untuk di mesin (machinability yang baik). Kuningan sebagai bahan
hasil paduan tembaga dan seng, banyak sekali dugunakan di industri, sebab
selain kuat, penampilan nya bagus, daya tahan terhadap korosi sangat tinggi
serta bila diperlukan, relatif mudah untuk di rol, di tuang dan bahkan di
ekstrusi.
2.) Perunggu (bronze)
Perunggu adalah paduan antara tembaga dengan unsur-unsur lain nya, seperti:
timah putih, mangan dan beberapa elemen-elemen lain nya sebagai unsur-
unsur tambahan. Unsur-unsur tambahan ini, dapat meningkatkan kekerasan,
kekuatan dan daya tahan terhadap korosi dari perunggu.
3.) Brons Alumunium

85
Material Teknik
20 Juni 2023
Brons alumunium ini adalah paduan dari tembaga dan alumunium dengan
tambahan nikel dan mangan. Kandungan alumunium 8-15,5%, nikel kurang

dari 6,5% mangan kurang dari 3,5% dan sisanya adalah tembaga. Untuk
diagram fasa dan paduannya dapat dilihat pada gambar 2.1 kesetimbangan
fasa tembaga dimana pada diagram ini dapat dilihat temperature terbentuknya
fasa cairan, fasa α dan fasa β pada logam tembaga serta mengetahui
temperatur cair dari kadar komposisi tembaga dengan kadar 100% Cu atau
tembaga murni adalah 1084°C.
Gambar 4.20 Diagram Fase Tembaga
b) Logam Aluminium dan Paduannya
Paduan aluminium banyak dipakai dalam industri yang dapat dibagi dalam dua
golongan utama:
1.) Wrought alloy: dibuat dengan jalan rooling, (paduan tempa)forming, drawing,
forging dan press working.
2.) Casting alloy: dibuat berdasarkan pengecoran (paduan tuang)
Paduan aluminium tempa mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi
mendekati baja.
Paduan ini dibedakan lagi berdasarkan:
1.) Dapat di heat treatment

86
Material Teknik
20 Juni 2023
2.) Tak dapat di heat treatment
Paduan aluminum yang tak dapat di heat treatment yaitu Al – Mn (1,3% Mn) dan
Al – Mg Mn (2,5% Mg dan 0,3% Mn), memiliki kekuatan mekanik yang tinggi,
ductil, tahan korosi dan dapat dilas. Paduan aluminium tuang merupakan paduan
yang komplek dari aluminium dengan tembaga, nikel, besi, silikon dan unsur lain.
Duraluminium (dural) adalah paduan Al – Cu – Mg, dimana Mg dapat
ditambahkan (meningkatkan kekuatan, dan ketahanan korosi) dan begitu juga
dengan penambahan Si & Fe.Komposisi ducal : 2,2-5,2% Cu, diatas 1,75 % Mg, di
atas 1% Si,diatas 1% Fe, dan diatas 1% Mn. Paduan aluminium yang terdiri dari 8-
14% Si disebut silumin. Paduan aluminium dengan (10 – 13% Si & 0,8% Cu) dan
(8 -10% Si, 0,3% Mg & 0,5% Mn)mempunyai sifat-sifat dapat dituang dengan
baik dan tahan korosi serta ductile. Logam aluminium mempunyai beberapa sifat
yang penting sehingga dipilih dalam kelompok logam konstruksi, antara lain
adalah sifat ringan tahan korosi, penghantaran listrik dan panas yang sangat baik.
Karena berat jenisnya ringan (2,8 gr/cm3) walaupun kekuatannya termasuk rendah
tetapi strength to weight ratio-nya masih lebih tinggi daripada logam baia, oleh
karena itu dipilih untuk suatu konstruksi yang memerlukan persyaratan harus
ringan misalnya alat-alat transportasi, pesawat terbang dan sebagainya. Sifat tahan
korosi pada aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan oksida aluminium
pada permukaan aluminium, dimana lapisan oksida ini melekat pada permukaan
dengan kuat dan rapat serta sangat stabil (tidak bereaksi dengan kondisi
lingkungannya misalnya asam/basa) sehingga melindungi bagian dalam. Tetapi,
oksida aluminium (A12O3) ini. juga disamping menyebabkan tahan korosi
menyebabkan logam aluminium menjadi sukar dilas (welding) dan disolder.
Beberapa jenis logam aluminium dan paduannya yang penting, antara lain :
1.) Duralumin (logam dural) paduan Al dengan 4% Cu ditambah
sedikit Si, Fe dan magnesium (Mg). Logam dural (Al – Cu).

87
Material Teknik
20 Juni 2023
2.) Aluminium-manganese alloy, ditambahkan elemen Mn 1,2%
3.) Aluminium-silikon alloy, mengandung elemen Si 12,5%
c) Logam Manesium (Mg) dan Paduannya
Paduan magnesium (Mg) merupakan logam yang paling ringan dalam hal berat
jenisnya. Magnesium mempunyai sifat yang cukup baik seperti alumunium,
hanya saja tidak tahan terhadap korosi. Magnesium tidak dapat dipakai pada suhu
diatas 150°C karena kekuatannya akan berkurang dengan naiknya suhu.
Sedangkan pada suhu rendah kekuatan magnesium tetap tinggi. Magnesium dan
paduannya lebih mahal daripada alumunium atau baja dan hanya digunakan untuk
industry pesawat terbang, alat potert, teropong, suku cadang mesin dan untuk

peralatan mesin yang berputar dengan cepat dimana diperlukan nilai inersia yang
rendah. Logam magnesium ini mempunyai temperature 650°C yang perubahan
fasanya dapat dilihat pada gambar 4.21.
Diagram 4.21 Diagram Fase Magnesium
Karena ketahanan korosi yang rendah ini maka magnesium memerlukan perlakuan
kimia atau pengecekan khusus segera setelah benda decetak tekan. Paduan
magnesiummemiliki sifat tuang yang baik dan sifat mekanik yang baik dengan
komposisi 9% Al, 0,5% Zn, 0,13% Mn, 0,5% Si, 0,3% Cu, 0,03% Ni dan sisanya
Mg. kadar Cu dan Ni harus rendah untuk menekan korosi.

88
Material Teknik
20 Juni 2023
d) Logam Seng (Zinc) dan Paduannya
Logam seng (Zn) adalah logam berwarna putih kebiruan kekuatannya rendah,
temperatur leleh (melting point) 419,46°C dan l.,2 temperatur lebur (boiling
point) hanya 906°C, dengan be-at jenis 7,133 gr/cm3. Lebih dari 75% produk
cetak tekan terdiri dari paduan seng. Logam ini mudah dicetak, permukaan
bersih dan rata, daya tahan korosi baik dan biaya murah. Dikenal seng
komersial dengan 99,99% seng, sering disebut “special high grade”. Untuk cetak-
tekan diperlukan logam murni karena unsur-unsur seperti timah, cadmium dan tin
dapat menyebabkan kerusakan pada cetakan dan cacat sepuh (aging defects).
Unsure paduan lainnya aluminium, tembaga, dan magnesium, hanya dapat
ditambahkan dalam jumlah kecil saja. Susunan dua paduan seng standar untuk
cetak-tekan dapat dilihat pada. Kedua paduan hamper sama (kecuali kadar Cu-nya)
dan dapat saling dipertukarkan. Aluminium dengan kadar 4%, meningkatkan sifat
mekanik paduan, selain itu, mencegah larutnya Fe. Tembaga meningkatkan
kekuatan tarik, keuletan dan kekerasan. Magnesium, kadar umumnya <0,04%
dapat menstabilkan benda coran. Paduan seng banyak digunakan dalam industry
otomotif dan untuk mesin cuci, pembakar minyak, lemari es, radio, gramafon,
televise, mesin kantor, meteran parker, alat-alat, dan sebagainya.
e) Logam Nikel dan Paduannya
Logam nikel adalah suatu logam yang berwarna putih perak, mempunyai berat
jenis 8,90 dengan titik leleh 1455°C dan titik lebur (boiling point) 2730°C,
termasuk nilai ekonomisnya mahal kira-kira 3 kali lipat nilai ekonomis (harga)
logam tembaga. Memiliki sifat fisis-nekanis yang baik sekali, yaitu tahan korosi,
tahan oksidasi, tahan pada temperatur tinggi, dapat membentuk larutan padat yang
ulet, kuat dan tahan korosi dengan banyak logam-logam lainnya. Contoh paduan
nickel yang banyak dipakai, yaitu :
1) Monel, adalah paduan nickel (Ni = 67%) dengan logam tembaga (Cu =

89
Material Teknik
20 Juni 2023
28%) dan element logam lain ferro, Mn, dan Si.
2) Paduan Nickel-Chrow-Ferro (Nichrom)
3) Paduan Hastelloy, adalah paduan nickel dengan berbagai logam
lain, seperti komposisi : Ni-Cr-Mo-Fe (Hastelloy C dan X)
f) Logam Babbit (Babbit Metal)
Logam Babbit adalah logam paduan empat element logam (quarternary alloy atau
ternary alloys) dari element-element Timah putih (Tin, Sn), Timah hitam
(lead, Pb), Antimony (Stibium, Sb), dan Tembaga (Copper, Cu), Logam paduan
ini ditemukan oleh Isaac Babbit di USA (pada tahun 1839). Logam Babbit dipakai
untuk bahan bearing (bearing metal). Bearing (bantalan) adalah bagian mesin yang
berfungsi meneruskan/memindahkan beban antara dua permukaan yang saling
bergesekan. Sedangkan bantalan (bearing), yaitu bantalan luncur (sliding contact
bearing) dan bantalan gelinding (rolling contact bearing). Pada umumnya logam
babbit dipakai untuk bantalan luncur.
f. Penggunaan Logam Non Ferro
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan
uintuk paduan baja antara lain, nikel, kromium, molebdenum, wolfram dan sebagainya.
Pada pembahasan sebelumnya diatas telah dijelaskan secara langsung beberapa
penggunaan dari macam – macam logam non ferro, baik itu paduannya. Berikut ini
adalah beberapa penggunaan logam non ferro yang ada dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam perindustrian.
1) Aluminium dan paduannya yang banyak digunakan untuk paduan logam ringan,
misalnya duralumin yang biasa digunakan untuk badan pesawat terbang,
kendaraan bermotor, kapal pesiar, alat – alat rumah tangga dan sebagainya.
2) Paduan magnesium digunakan hanya bila dalam konstruksi mesin yang faktor
berat menjadi pertimbangan utama. Sebab magnesium mempunyai daya gabung

90
Material Teknik
20 Juni 2023
yang tinggi terhadap oksigen dan mudah terbakar.
3) Paduan titanium banyak digunakan untuk paduan aluminium sebagai logam
ringan yang banyak dipakai pada konstruksi pesawat terbang.
4.3. Pertemuan 8, 9 dan 10 Diagram Fasa
Dalam kimia fisik, mineralogi, dan teknik material, diagram fase adalah sejenis grafik
yang digunakan untuk menunjukkan kondisi kesetimbangan antara fase-fase yang berbeda
dari suatu zat yang sama. Dalam matematika dan fisika, diagram fase juga mempunyai arti
sinonim dengan ruang fase.Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni,
tetapi lebih banyak dalam keadaan dipadu atau logam paduan dengan kandungan unsur-
unsur tertentu sehingga struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada temperatur
dan tekanan tertentu akan berlainan. Kombinasi dua unsur atau lebih yang membentuk
paduan logam akan menghasilkan sifat yang berbeda dari logam asalnya. Tujuan pemaduan
adalah untuk memperbaiki sifat logam.Sifat yang diperbaiki adalah kekuatan, keuletan,
kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus, ketahanan lelah, dll.
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah yang berbeda dalam struktur atau
komposisi dari daerah lainnya. Fasa merupakan bagian homogen dari suatu sistem yang
memiliki sifat fisik dan kimia yang seragam. Untuk mempelajari paduan dibuatlah kurva
yang menghubungkan antara fasa, komposisi dan temperatur.
Diagram fasa adalah suatu grafik yang merupakan representasi tentang fasa-fasa yang
ada dalam suatu material pada variasi temperatur, tekanan dan komposisi. Pada umumnya
diagram fasa dibangun pada keadaan kesetimbangan (kondisinya adalah pendinginan yang
sangat lambat). Diagram ini dipakai untuk mengetahui dan memprediksi banyak aspek
terhadap sifat material. Informasi penting yang dapat diperoleh dari diagram fasa adalah:
1. Memperlihatkan fasa-fasa yang terjadi pada perbedaan komposisi dan temperatur
dibawah kondisi pendinginan yang sangat lambat.
2. Mengindikasikan kesetimbangan kelarutan padat satu unsur atau senyawa pada unsur
lain.

91
Material Teknik
20 Juni 2023
3. Mengindikasikan pengaruh temperatur dimana suatu paduan dibawah kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan pada rentang temperatur tertentu pembekuan
terjadi.
4. Mengindikasikan temperatur dimana perbedaan fasa-fasa mulai mencair.
a. Tipe-Tipe Diagram Fase
a) Diagram fase 2D
Diagram fase yang paling sederhana adalah diagram tekanan-temperatur dari zat
tunggal, seperti air. Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengan tekanan dan
temperatur. Diagram fase pada ruang tekanan-temperatur menunjukkan garis
kesetimbangan atau sempadan fase antara tiga fase padat,cair,dangas.Penandaan
diagram fase menunjukkan titik-titik di mana energi bebas bersifat non-analitis. Fase-
fase dipisahkan dengan sebuah garis non-analisitas, di mana transisi fase
terjadi,dandisebutsebagaisempadanfase.
Pada diagaram sebelah kiri, sempadan fase antara cair dan gas tidak berlanjut
sampai tak terhingga. Ia akan berhenti pada sebuah titik pada diagaram fase yang
disebut sebagai titik kritis. Ini menunjukkan bahwa pada temperatur dan tekanan yang
sangat tinggi, fase cair dan gas menjadi tidak dapat dibedakan, yang dikenal sebagai
fluida superkritis. Keberadaan titik kritis cair-gas menunjukkan ambiguitas pada
definisi di atas. Ketika dari cair menjadi gas, biasanya akan melewati sebuah sempadan
fase, namun adalah mungkin untuk memilih lajur yang tidak melewati sempadan
dengan berjalan menuju fase superkritis.
Sempadan padat-cair pada diagram fase kebanyakan zat memiliki gradien yang
positif. Hal ini dikarenakan fase padat memiliki densitas yang lebih tinggi daripada
fase cair, sehingga peningkatan tekanan akan meningkatkan titik leleh. Pada beberapa
bagian diagram fase air, sempadan fase padat-cair air memiliki gradien yang negatif,
menunjukkan bahwa es mempunyai densitas yang lebih kecil dari pada air.

92
Material Teknik
20 Juni 2023
Selain temperatur dan tekanan, sifat-sifat termodinamika lainnya juga dapat
digambarkan pada diagram fase. Contohnya meliputi volume jenis, entalpi jenis, atau
entropi jenis. Sebagai contoh, grafik komponen tunggal Temperatur vs. Entropi jenis
(T vs. s) untuk air/uap atau untuk refrigeran biasanya digunakan untuk
mengilustrasikan siklus termodinamika seperti siklus Carnotdansiklus Rankine.
Pada grafik dua dimensi, dua kuantitas termodinamika dapat ditunjukkan pada
sumbu horizontal dan vertikal. Kuantitas termodinamika lainnya dapat diilustrasikan
dengan bertumpuk sebagai sebuah deret garis atau kurva. Garis-garis ini mewakili
kuantitas termodinamika pada nilai konstantertentu.
b) Diagram fase 3D
Adalah mungkin untuk membuat grafik tiga dimensi (3D) yang menunjukkan tiga
kuantitas termodinamika. Sebagai contoh, untuk sebuah komponen tunggal, koordinat
3D Cartesius dapat menunjukkan temperatur (T), tekanan (P), dan volume jenis (v).
Grafik 3D tersebut kadang-kadang disebut diagram P-v-T. Kondisi kesetimbangan
akan ditungjukkan sebagai permukaan tiga dimensi dengan luas permukaan untuk fase
padat, cair, dan gas. Garis pada permukaan tersebut disebut garis tripel, di mana zat
padat, cair, dan gas dapat berada dalam kesetimbangan. Titik kritis masih berupa
sebuah titik pada permukaan bahkan pada diagram fase 3D. Proyeksi ortografi grafik
P-v-T 3D yang menunjukkan tekanan dan temperatur sebagai sumbu vertikal dan
horizontal akan menurunkan plot 3D tersebut menjadi diagram tekanan-temperatur 2D.
Ketika hal ini terjadi, permukaan padat-uap, padat-cair, dan cair-uap akan menjadi tiga
kurva garis yang akan bertemu pada titik tripel, yang merupakan proyeksi ortografik
garis tripel.
b. Pembentukan Diagram Fasa
Hubungan antara temperatur, komposisi diplot untuk mengetahui perubahan fasa yang
terjadi. Dengan memvariasikan komposisi dari kedua unsur (0100%) dan kemudian
dipanaskan hingga mencair setelah itu didinginkan dengan lambat (diukur oleh

93
Material Teknik
20 Juni 2023
dilatometer/kalorimeter), maka akan diperoleh Cu-Ni. kurva pendinginan (gambar a.).
Perubahan komposisi akan merubah pola dari kurva pendinginan, titik- titik A, L1, L2, L3
dan C merupakan awal terjadinya pembekuan dan B, S1, S2, S3 dan D merupakan akhir
pembekuan. Klasifikasi Diagram Kesetimbangan Fasa
a) Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.
b) Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat (reaksi eutektik).
c) Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi
eutektik).
d) Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat (reaksi
peritektik).
e) Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat dan membentuk
senyawa.
f) Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik).
g) Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat.
Untuk memahami dan membaca diagram fase diperlukan pemahaman tentang istilah-
istilah yang digunakan di dalam diskusi tentang diagram fase. Istilah-istilah yang berkaitan
dengan diagram fase dapat diringkaskan sebagai berikut:
1) Komponen
Bagian yang menyusun suatu paduan (alloy). Komponen dapat berupa unsur atau
senyawa. Dalam suatu paduan ada komponen yang bertindak sebagai solute dan ada
yang bertindak sebagai solvent.
2) Sistem
Sistem adalah kumpulan dari berbagai komposisi komponen, di mana komponen
penyusun sama hanya berbeda komposisinya. Contoh: sistem Fe-C terdiri dari Fe dan
C dengan berbagai komposisi.
3) Fase

94
Material Teknik
20 Juni 2023
Fase didefinisikan sebagai bagian dari sistem yang bersifat homogen sehingga
memiliki karakteristik fisika dan kimia yang seragam. Komponen dapat terdiri dari satu
komponen tunggal (seperti larutan gas) atau multi komponen (seperti larutan sukrosa).
Komponen-komponen yang sama dapat membentuk lebih dari satu fase jika
komposisinya berbeda. Jika lebih dari satu fase terdapat dalam sistem, maka tiap fase
akan memiliki sifat yang khas dan berbeda dari fase lainnya. Antara satu fase dan fase
yang lainnya akan dibatasi oleh suatu batas yang memisahkan fase-fase tersebut jika
mereka ada bersamaan. Untuk suatu sistem dengan komposisi tertentu, terdapat batas
kelarutan maksimum pada temperatur tertentu. Jika batas kelarutan telah tercapai,
maka penambahan suatu solut akan menimbulkan fase baru.
c. Kesetimbangan fasa dan diagram fasa
Selama ini pembahasan perubahan mutual antara tiga wujud materi difokuskan pada
keadaan cair. Dengan kata lain, perhatian telah difokuskan pada perubahan cairan dan
padatan, dan antara cairan dan gas. Dalam membahas keadaan kritis zat, akan lebih tepat
menangani tiga wujud zat secara simultan, bukan membahas dua dari tiga wujud zat.
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat sebagai fungsi
suhu dan tekanan. Sebagai contoh khas, diagram fasa air diberikan di Gambar 7.5. Dalam
diagram fasa, diasumsikan bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada zat lain
yang masuk atau keluar sistem.
Pemahaman Anda tentang diagram fasa akan terbantu dengan pemahaman hukum fasa
Gibbs, hubungan yang diturunkan oleh fisikawan-matematik Amerika Josiah Willard Gibbs
(1839-1903) di tahun 1876. Aturan ini menyatakan bahwa untuk kesetimbangan apapun
dalam sistem tertutup, jumlah variabel bebas-disebut derajat kebebasan F- yang sama
dengan jumlah komponen C ditambah 2 dikurangi jumlah fasa P, yakni, F=C+2-P Jadi,
dalam titik tertentu di diagram fasa, jumlah derajat kebebasan adalah 2 – yakni suhu dan
tekanan; bila dua fasa dalam kesetimbangan-sebagaimana ditunjukkan dengan garis yang
membatasi daerah dua fasa hanya ada satu derajat kebebasan-bisa suhu atau tekanan. Pada

95
Material Teknik
20 Juni 2023
ttik tripel ketika terdapat tiga fasa tidak ada derajat kebebasan lagi. Dari diagram fasa, Anda
dapat mengkonfirmasi apa yang telah diketahui, dan lebih lanjut, Anda dapat mempelajari
apa yang belum diketahui. Misalnya, kemiringan yang negatif pada perbatasan padatan-
cairan memiliki implikasi penting sebagaimana dinyatakan di bagian kanan diagram, yakni
bila tekanan diberikan pada es, es akan meleleh dan membentuk air. Berdasarkan prinsip Le
Chatelier, bila sistem pada kesetimbangan diberi tekanan, kesetimbangan akan bergeser ke
arah yang akan mengurangi perubahan ini. Hal ini berarti air memiliki volume yang lebih
kecil, kerapatan leb besar daripada es; dan semua kita telah hafal dengan fakta bahwa s
mengapung di air.
Sebaliknya, air pada tekanan 0,0060 atm berada sebagai cairan pada suhu rendah,
sementara pada suhu 0,0098 °C, tiga wujud air akan ada bersama. Titik ini disebut titik
tripel air. Tidak ada titik lain di mana tiga wujud air ada bersama.
Selain itu, titik kritis (untuk air, 218 atm, 374°C), yang telah Anda pelajari, juga
ditunjukkan dalam diagram fasa. Bila cairan berubah menjadi fasa gas pada titik kritis,
muncul keadaan antara (intermediate state), yakni keadaan antara cair dan gas. Dalam
diagram fasa keadaan di atas titik kritis tidak didefinisikan.

96
Material Teknik
20 Juni 2023
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
3.3.1. Pertemuan 6 Logam dan Baja Karbon
a. Logam
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sifat fisis logam adalah mengkilat, konduktor panas dan listrik, merenggang
jika ditarik, mudah ditempa, berupa padatan dalam suhu kamar, dapat ditarik
oleh magnet, memiliki kepadatan yang tinggi dan berbunyi nyaring jika
dipukul. Hal ini juga berlaku sebaliknya untuk unsur nonlogam, namun
nonlogam dapat berupa padat cair dan gas dalam suhu kamar.
2. Sifat kimia logam adalah mudah melepas elektron sehingga membentuk
kation, memiliki 1 sampai 3 elektron valensi, titik leleh dan titik didihnya
relatif tinggi, logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk
membentuk logam hidroksida dan logam oksida bereaksi
dengan asam membentuk garam dan air.
b. Baja Karbon
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Karbon merupakan unsur utama dalam senyawa organik dan anorganik yang
begitu banyak jumlah dan jenisnya.Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua
wujud, yang pertama dalam wujud mineral dan yang kedua dalam wujud grafit.
Intan merupakan wujud mineral dan arang merupakan wujud grafit. Teknik
ekstraksi unsur karbon dapat dibuatdengan mereaksikan coke dengan silica SiO2
pada suhu 2500oC, karbon aktif dibuat dengan kulit singkong dan tempurung
kelapa dengan proses aktivasi dan karbonisasi. Sifat fisika unsur karbon adalah
dalam fasa padat pada suhu kamar, titik leleh 4300-4700 K dan titik didih 4000

97
Material Teknik
20 Juni 2023
K. Sifat kimia unsur karbon adalah biloks 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4, elektronegatifitas
2,55 (skala pauli) dan energi ionisasi 1086 kJ/mol.Sifat kimia berdasarkan bentuk
alotrop ada 4 macam yaitu diamond, grafit, grafena, karbon amorfos, dan fuleren.
Kegunaan karbon dalam bentuk grafit adalah bahan hitam dalam pensil biasa,
pigmen dalam cat hitam, pelumas kering, bila serbuk grafit didispersikan dengan
minyak akan dihasilkan pelumas cair.Kegunaan karbon dalam bentuk intan
adalah yang bernoda dan kecil-kecil digunakan dalam industri untuk membuat
bubuk penggosok yang paling keras untuk roda pengasah, ujung mata bor dan
gigi gergaji Senyawa-senyawayang berikatan dengan karbon di antaranya:
Karbon dioksida CO2, karbon mnoksida CO, karbonat dan bikarbonat,
senyawaan dengan ikatan-ikatan C-N; sianida dan senyawa yang berhubungan,
senyawaan dengan ikatan-ikatan C – S.
3.3.2. Pertemuan 7 Non Logam dan Logam Bukan Besi
a. Non Logam
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Sifat kimia nonlogam adalah mudah menangkap elektron sehingga membentuk
anion, memiliki 4 sampai 8 elektron di kulit terluarnya, titik leleh dan titik
didihnya rendah, dapat bereaksi dengan logam membentuk garam, nonlogam
oksida yang larut dalam air bereaksi membentuk asam dan juga dapat bereaksi
dengan basa membentuk garam dan air.
b. Logam Bukan Besi
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Logam non ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak
digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya
sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan.

98
Material Teknik
20 Juni 2023
2. Logam bukan besi tidak ditemukan sebagai logam murni di alam bebas.
Biasanya terikat sebagai oksida dengan kotoran-kotoran membentuk
bijih-bijih. Pengolahan bijih logam bukan besi mengikuti beberapa tahap,
yaitu tahap penghalusan mineral, tahap pencucian, tahap pemisahan antara
logam dan kotoran, dan tahap peleburan.
3. Kebanyakan logam bukan besi tahan terhadap korosi (air atau kelembaban).
Magnesium tahan terhadap korosi dalam lingkungan udara biasa akan tetapi
dalam air laut ketahanan korosinya dibawah baja biasa. Secara umum dapat
dikatakan, bahwa makin berat suatu logam bukan besi, maka makin baik
daya tahan nya terhadap korosi dan salah satu sifat atau ciri khas logam
bukan besi adalah: berat jenis nya.
3.3.3. Pertemuan 8, 9 dan 10 Diagram Fasa
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Diagram fase adalah sejenis grafik yang digunakan untuk menunjukkan kondisi
kesetimbangan antara fase-fase yang berbeda dari suatu zat yang sama.
2. Fasa merupakan bagian homogen dari suatu sistem yang memiliki sifat fisik
dan kimia yang seragam.
3. Kombinasi dua unsur atau lebih yang membentuk paduan logam akan
menghasilkan sifat yang berbeda dari logam asalnya
4. Untuk kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah variabel bebas-
disebut derajat kebebasan F- adalah sama dengan jumlah komponen C ditambah
2 dikurangi jumlah fasa P, yakni,F=C+2-P.
5. Dalam diagram fasa CuNi terdapat tiga fase yang teramati yaitu fase liquid (L),
fase alpha (α), dan fase liquid-alpha (α+L).
6. Diagram fasa Pb-Sn merupakan klasifikasi dari Diagram Kesetimbangan Fasa
dimana Fasa Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan
padat (reaksi eutektik).

99
Material Teknik
20 Juni 2023
7. Diagram Fasa Cu-Zn terdiri dari enam fasa yaitu α, β, δ, γ, ε, dan η.
8. Diagram Fasa Fe-Fe3C adalah diagram yang menampilkan hubungan antara
temperatur dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat.
9. Pada Diagram fasa AlSi ,α (struktur kristal fcc) dan β (struktur kristal bcc)
digunakan untuk menunjukkan dua fasa yang berbeda masing- masing
digunakan untuk menunjukkan fasa Al dan Si.
10. Diagram fase untuk suatu sistem biner menampilkan sebuah titik
eutektik.Eutektik biner diagram fase menjelaskan perilaku kimia dua tidak
bercampur (unmixable) kristal dari yang benar-benar bercampu (mixable)
meleleh, seperti olivin dan pyroxene, atau pyroxene dan Ca plagioclase.
5.2 Saran
3.4.
5.2.1. Pertemuan 6 Logam dan Baja Karbon
a. Logam
Dengan terselesainya makalah ini, penulis berharap agar penyusunan makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Penulis sangat berharap kepada
para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan potensi pembaca
dalam penggunaan unsur-unsur logam baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun
di bidang industri secara lebih efektif dan efisien. sehingga dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal. Mengingat begitu banyaknya unsur-unsur yang
terkandung di dalam bumi kita ini.
b. Baja Karbon
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
5.2.2. Pertemuan 7 Topik Non Logam dan Logam Bukan Besi
a. Non Logam

100
Material Teknik
20 Juni 2023
Dengan terselesainya makalah yang berjudul “Sifat-sifat dan Penggunaan Unsur
Logam dan Nonlogam“ ini, penulis berharap agar penyusunan laporan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya..
Penulis sangat berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini,
dapat meningkatkan potensi pembaca dalam penggunaan unsur-unsur logam dan
nonlogam baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang industri secara
lebih efektif dan efisien. Sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
Mengingat begitu banyaknya unsur-unsur yang terkandung di dalam bumi kita ini. 
b. Logam Bukan Besi
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
5.2.3. Pertemuan 8, 9 dan 10 Topik Diagram Fasa
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi teman-
teman yang ingin menambah wawasan mengenai diagram fasa,teman- teman bisa mencari
referensi lain.

101
Material Teknik
20 Juni 2023
DAFTAR PUSTAKA

AH Fuad Efendi, Analisa pengaruh tekanan tempa dengan metode direct drive friction
welding terhadap struktur mikro dan sifat mekanik baja St 41 sebagai alternative
pengganti proses produksi as roda sepeda motor, Tugas Akhir D3 Teknik Mesin,
FTI, ITS, Surabaya, 2011.
Akbari mousavi and Rahbar kelishami, Experimental and Numerical Analysis of the
Friction Welding Process for the 4340 Steel and Mild Steel Combinations, Welding
Research, volume 87, July 2008, p.178-186, 2008.
Alfian Mahdi Raditya Firdous, Pengaruh tekanan tempa terhadap upset, Akurasi dimensi
dan kekuatan sambungan lasan Pada baja karbon aisi 1045 dengan Direct-drive
friction welding, Tugas Akhir D3 Teknik Mesin, FTI, ITS, Surabaya, 2010.
Anggi Aditya dan Maulana Fajeri, Rancang bangun mesin friction welding yang
menghasilkan produk as sepeda motor, Tugas Akhir D3 Teknik Mesin, FTI, ITS,
Surabaya, 2011.
Aspergianto.Sifat Logam dan Non Logam. http://arsipegianto.Tripod .com /sifatl
ogam.pdf . Diakses pada 12 April 2017.
Bagyo,Sucahyo. 1999. Ilmu Logam. Surakarta: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Diakses pada 13 April 2017.
Eko Nur Cahyo dan Dimas Angga S, Analisa Pengaruh Waktu Gesekan Terhadap Struktur
Mikro dan Sifat Mekanik pada Pipa Baja ASTM A106 dengan Metode Friction
Welding, Tugas Akhir D3 Teknik Mesin, FTI, ITS, Surabaya, 2010.
Frank Kreith. “Principles of Heat Transfer”. New York : CL Engineering (2010).
Frank P Incropera. “Fundamental of Heat and Mass Transfer”. New York : John Wiley &
Sons (2011).
Hari,dan Daryanto.1999. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ho Seung Jeong dkk., Inertia friction welding process analysis and mechanical propeirties

102
Material Teknik
20 Juni 2023
evaluation of large rotor shaft in marine turbo charger, International journal of
precision engineering and manufacturing volume 11, no.1 , page 83-88, 2010.
Ingo Müller. “A History of Thermodynamics”. New York : Springer (2007).
J P Holman. “Heat Transfer”. New York : McGraw-Hill Company (2010).
Kalpakjian, Serope,Manufacturing Processes for Engineering Materials, Fourth edition.
Pearson Prentice Hall International, 2001.
Kuncoro,Cahyo.2013. TEKNIK DASAR PENGERJAAN LOGAM. Jakarta: Kementrian
Pendidikan & Kebudayaan.
Marvin.Non Logam. http://docshare04.docshare.tips/files/29511/295113715.pdf.
Motensen, Jensen, Conrad and Losee, Mechanical Properties and Microstructures of Inertia
Friction Welded 416 Stainless Steel, welding research supplement, November, p.
268-273. 2001.
Muhammad Husen Bahasa, Analisa pengaruh waktu gesekan dengan metode direct drive
friction welding terhadap struktur mikro dan sifat mekanik baja St 41 sebagai
alternative pengganti proses produksi as roda sepeda motor, Tugas Akhir D3 Teknik
Mesin, FTI, ITS, Surabaya, 2011.
Mumin Sahin, H. Erol Ataka, Joining with friction welding of plastically deformed
steel”.Mechanical Engineering Departement, Trakya University, Edirne,Turkey,
2003.
Mumin Sahin, Joining with friction welding of high speed steel and medium carbon steel,
Journal of Materials Processing Technology 168, halaman 201-210, 2005.
Mumin Sahin, Joining with friction welding of high-speed steel and medium carbon steel,
Mechanical Engineering Departement, Trakya University, Edirne,Turkey, 2004.
Navar, A., The Steel Handbook, McGraw Hill, New York, 1994.
P.Sathiva, S., Aravindan dan A., Noorrul Hag, Friction welding of austenitic stainless steel
and optimization of weld quality. International Symposium of research student on
Materials science and Engineering, desember 20-22, Chennai India, 2004.

103
Material Teknik
20 Juni 2023
Spinler, What Industry Needs to know about Friction Welding, Welding Journal, march,p.
37 – 42.
Sugiarto.Yusron.2014.Pengetahuan Bahan Logam.http://yusronsugiarto.lecture
.ub.ac.id/files/2014/10/pengetahuan-banahan-teknik.pdf. Diakses pada 13 April
2017.
Wahyu Nugroho, Pengaruh durasi gesekan, tekanan gesek dan tekanan tempa terhadap
kekuatan sambungan las gesek langsung pada baja karbon aisi 1045, Tugas Akhir
Teknik Mesin, FTI, ITS, Surabaya, 2010.
Wikispaces. Logam dan Non Logam. https://bethree.wikispaces.com/file/
view/Logam+dan+Non-Logam.ppt. Diakses pada 12 April 2017.
Yunus A Cengel. “Heat and Mass Transfer”. New York : Prentice Hall Publisher (1998).

104

Anda mungkin juga menyukai