Anda di halaman 1dari 2

ARTIKEL ILMIAH

Budaya Korean Wave yang Mulai Merambah Anak SD

Oleh :
Nur Affandi, S.Pd. SD
SD Negeri 1 Kebloran Kec.Kragan Kab.Rembang
Pada abad 21 ini, era globalisasi menyebabkan semakin pesatnya perkembangan
zaman yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang kian meningkat. Modernisasi
saat ini terjadi diseluruh kalangan masyarakat di penjuru negeri, baik dimulai dari anak-
anak, remaja dan kalangan dewasa. Hampir semua kalangan masyarakat saat ini
menggunakan teknologi sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupannya. Dimulai dari
anak-anak dan remaja yang saat ini telah mahir menggunakan kecanggihan teknologi,
salah satunya adalah penggunaan Gadged, laptop, internet, dan Medsos sebagai media
komunikasi, dan pertukaran informasi diseluruh Negara tanpa harus mengunjungi Negara
tersebut. Anak-anak di Indonesia dengan lihai menggunakan internet dan Medsos seperti
facebook, twitter, instagram, dan lainnya untuk mencari informasi dari berbagai Negara
mulai dari gaya hidup, budaya, dan fashion yang menjadi panutan dan mewabah
dikalangan remaja Indonesia saat ini. Kebudayaan yang sedang tren dikalangan
masyarakat dunia saat ini dikenal dengan budaya popular yaitu budaya yang banyak
diminati dan cepat berganti. Kebudayaan popular tersebut berupa kebiasaan dalam
keseharian yang dapat dinikmati oleh orang-orang ataupun beberapa kalangan berupa
music, film, fashion style (Ida Ri’aeni, 2019).

Bahkan saat ini gelombang penyebaran budaya popular dari kebudayaan asing
semakin tinggi dengan cepat menyebar dikalangan anak-anak usia sekolah. Seperti contoh
fenomena yang baru-baru ini terjadi adalah penyebaran budaya dari negara Korea yang
sering dikenal dengan istilah Korean wave. Korean wave merupakan istilah yang
diberikan untuk penyebaran kebudayaan popular dari negara Korea melalui produk
hiburan, music, drama dan style. Dampak yang dirasakan dari fenomena Korean wave di
Indonesia ditandai dengan munculnya kelompok pecinta musik K-pop yang mulai
mewabah dikalangan remaja sampai anak usia sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya anak-anak yang membentuk komunitas seperti ARMY yang merupakan
komunitas pecinta dari group music idola BTS. K-pop di Indonesia bukan hanya soal
music saja, tetapi lebih terasosiasikan K-pop dengan segala budaya dari korea, mulai dari
tradisi, makanan, destinasi tempat wisata, dan gaya hidup serta cara berpakaian.
Banyak anak-anak menganggap budaya local sudah kuno dan lebih suka mengikuti
perkembangan budaya Korean wave yang lebih sejalan dengan modernitas yang sedang
marak secara global. Dengan kuatnya gelombang arus fenomena tersebut, membawa
dampak negative yang banyak menyebabkan kegelisahan dan kerisauan dikalangan
orangtua khususnya. Dampak fenomena tersebut mulai memicu kemunduran nilai
karakter dikalangan masyarakat, hal ini bisa kita lihat dari maraknya perubahan perilaku
peserta didik yang sering menjadi sorotan publik sampai sekarang ini, seperti tawuran
antar pelajar (SD, SMP, SMA/SMK), antar kampung yang disebabkan oleh pengaruh
budaya asing masuk ke Indonesia. Serta perilaku menyimpang yang di tandai dengan
penyalah gunaan narkoba dan penyimpangan seksual (LGBT). Kekeliruan diatas tidak
sesuai sejalan dengan ajaran yang terkandung di dalam nilai luhur bangsa Indonesia.
Untuk itulah pendidikan dimulai dari jenjang sekolah dasar, berperan penting
sebagai wadah dalam membawa dan menerapkan pendidikan karakter dengan
menggunakan nilai-nilai dari kearifan local agar tidak hilang tergerus oleh budaya asing
yang semakin mengkhawatirkan. Hal ini tentunya menjadi PR bagi pelaku pendidikan
untuk dapat melakukan reformasi dan inovasi dalam bidang pendidikan agar dapat
mengatasi permasalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai