Disajikan oleh :
1. Fatkhur Rozi (21021037)
2. Faza Asfarin Ajrun N. (21021038)
3. Hafid Yusuf Ramadhan (21021041)
4. Nashiruddin Al Hanif (21021051)
5. Syarifah Okta Azaria (21021059)
Dosen Pengampu :
Bapak M. Iman Nur Hakim, S.T., M.T.
1. Armateur
2. Kopling dengan roda gigi
3. Cincin penahan
4. Snap ring
5. Yoke dengan penampang
sikat
6. Rumah penggerak
7. Tuas penggerak
8. Rangka ujung komutator
9. Baut
10. Plat pengunci
11. Tutup bantalan
12. Swift magnet
13. Mur swift magnet
14. Tutup terminal
Motor starter mempunyai fungsi yang sangat penting bagi sebuah engine.
Yaitu sebagai tenaga awal untuk memutarkan mesin untuk memulai proses
pembakaran. Jika tidak ada motor starter maka sangatlah sulit utuk menyalakan
sebuah engine. Motor starter menggunkan prinsip perbandingan rasio pada saat
memutarkan flywheel, dengan gigi pinion (sedikit) memutar gigi flywheel banyak
maka akan timbul momen yang sangat besar. Sehingga motor starter mampu
untuk memutarkan flywheel yang sangat besar.
Motor starter dilengkapi dengan berbagai macam komponen yang
fungsinya untuk menunjang motor starter untuk mampu menyalakan engine
dengan lembut. Seperti adanya tuas (pada motor starter konvensional) serta
dilengkapi koling satu arah. Pada sistem starter gigi reduksi digerakkan oleh
mekanisme pereduksian gigi. Dan pada gigi planetari dengan menggunakan
mekansme solenoid. Dan adanya solenoid untuk mengurangi rugi tegangan dan
menggerakkan tuas pada motor starter tertentu.
Adapun jenis motor starter dibedakan menjadi 3 yaitu : motor starter
konvensional, motor starter gigi reduksi dan motor starter gigi planetary.
Clutch : baik
Pinion : baik
Pembahasan :
1. Motor starter setelah dibongkar dan diperiksa serta pengetesan hold dan pull
in coil semua baik. Namun, setelah di lakukan pemasangan tidak dapat
dilakukan pengetesan. Hal ini dikarenakan pada saat pemasangan ada salah
satu pemasangan baut untuk terminal c tidak dikencangkan. Kemudian
dilakukan pembongkaran ulang seperti semula dan dilakukan pengecekan
terhadap masing-masing komponen yang berkaitan dengan kelistrikan seperti
kumparan armateur pada komutator dan kemungkinan pe-massa-an,
pemeriksaan hold dan pull in coil. Pada saat pemeriksaan dengan
menggunakan multitester(posisi ohm) semua dalam keadaan baik akan tetapi
setelah dicek pull dan hold in coil menggunakan baterai keduanya tidak
berfungsi seperti semula. Hal ini dimungkinkan adanya hubung singkat pada
saat melakukan pengujian pertama setelah pembongkaran dan perakitan dan
hal lain yang mungkin adalah adanya baterai drop (tegangan baterai lemah)
saat pengujian.
2. Hasil pemeriksaan dengan spesifikasi hampir tidak jauh berbeda. Akan tetapi
hasil pemeriksaan dalam praktikum motor starter tidak bisa dijadikan
referensi untuk menentukan bahwa motor starter dapat bekerja dengan baik.
Kemungkinan yang terjadi terhadap hal tersebut adalah karena peralatan yang
kurang sesuai atau karena adanya permasalahan terhadap komponen pada
motor starter yang sudah tidak layak pakai atau sudah berumur tua.
3. Peralatan yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Peralatan dalam praktikum
kurang mendukung, hal ini sangat mempengaruhi hasil pengukuran serta
adanya pengukuran yang tidak dilaksanakan. Serta karena hanya ada satu
buah motor starter yang digunakan untuk praktikum sehingga praktikum
kurang maksimal.
VI. KESIMPULAN