Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI

DESA TALAWAAN ATAS KECAMATAN

WORI KABUPATEN

MINAHASA UTARA

Nama-Nama kelompok 4:

Anisa Assa 18061063 Glorya Sallo 18061065

Gresly Tompodung 18061066 Dwiputri Katiman 18061043

Natasya Tulangow 18061081 Feiby Tambuwun 18061068

Vicka Manangkalangi 18061062 Ferren Najoan


18061067

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

2021
DAFTAR ISI

BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.1 LATAR BELAKANG 3
1.2 TUJUAN PENELITIAN 3
1.3 MANFAAT PENULISAN 4
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN 4
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif 5
2.2 Konsep Teori Keperawatan Defisit Care Menurut Dorothea Orem 6
BAB III 12
KERANGKA KONSEP 12
3.1 Kerangka Konsep Web Of Causation (WOC) 12
3.2 Aplikasi Teori Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan 13
BAB IV 16
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN 16
4.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas 16
5.1 Analisa Data Komunitas 23
6.1 Pengkajian 24
7.1 Diagnosa Keperawatan 25
5.3 Intervensi atau Rencana Keperawatan 26
5.4 Implementasi 26
1.1 Evaluasi 27
BAB VI 27
PENUTUP 27
6.1 Kesimpulan 27
6.2 Saran 27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dalam bentuk
biopsikososiokultural dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan.
Masalah Utama di Desa Talawaan Atas ditemukan adalah Pemeliharaan Kesehatan Tidak
Efektif adalah ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi mengelola dan atau
menemukan bantuan untuk mempertahankan Kesehatan. Kategori : Perilaku. Sub Kategori:
Penyuluhan & Pembelajaran.
Dasar penentuan Masalah Keperawatan Komunitas yaitu pemeliharaan kesehatan tidak
efektif, terlihat dari rutinitas masyarakat yang tidak mampu untuk menjaga kebersihan
lingkungan rumah baik di dalam rumah maupun diluar rumah. Hal ini yang menjadi acuan
untuk timbulnya suatu penyakit pada keluarga.
Masalah selanjutnya adalah Manajemen kesehatan tidak efektif yang ditemukan pada Desa
Talawaan Atas

1.2 TUJUAN PENELITIAN


1.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu untuk melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
mengenai masalah yang ditemukan di Desa Talawaan Atas Kecamatan Wori,
Kabupaten Minahasa Utara.
1.1.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan penerapan proses
keperawatan kepada individu, keluarga, masyarakat, pada umumnya dengan
menggunakan protokol kesehatan dengan cara sebagai berikut:
- Melakukan pengkajian data keperawatan atau kesehatan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat
- Merumuskan masalah atau diagnosa keperawatan komunitas, dan kemudian
membuat perencanaan serta pemecahan atau solusinya melalui musyawarah
masyarakat desa (MMD 1)
- Melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan kepada
individu, keluarga dan masyarakat pada umumnya.
- Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan komunitas yang telah dilakukan
- Melakukan MMD 2 untuk menginformasikan kegiatan implementasi yang
telah dilakukan.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Talawaan Atas Kecamatan Wori, Kabupaten
Minahasa Utara diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Mahasiswa Keperawatan
Sebagai latihan dan gambaran untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di
fakultas keperawatan dalam situasi yang nyata di tengah-tengah masyarakat dengan
menggunakan protokol kesehatan dan prinsip asuhan keperawatan komunitas secara
komprehensif. Serta melatih mahasiswa agar mampu mengelolah manajemen
keperawatan komunitas secara efisien dan efektif guna menjadi seoran perawat yang
profesional.
1. Masyarakat
Memberikan masukan dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pelayanan
kesehatan yang dapat menjadi sebuah pedoman untuk mengembangkan kegiatan-
kegiatan positif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ada di Desa
Talawaan Atas Kecamatan Wori.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Laporan asuhan keperawatan komunitas di Desa Talawaan Atas Kecamatan Wori
terdiri dari beberapa BAB, yaitu BAB 1 yang terdiri atas latar belakang, tujuan
pembuatan serta manfaat dari pembuatan laporan asuhan keperawatan komunitas.
BAB II berisi tentang tinjauan pustaka yang memuat konsep teori yang berkaitan
dengan masalah keperawatan yang diangkat. Pada BAB III, berisi tentang kerangka
konsepyang sudah disesuaikan dengan teori keperawatan yang digunakan. BAB IV
berisi tentang aplikasi asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan. Imtervensi keperawatan, dan implementasi serta evaluasi. BAB
V, terdapat pembahasan bagi setiap masalah keperawatan yang dihubungkan dengan
teori keperawatan yang digunakan dalam mengatasi masalah tersebut. BAB VI berisi
tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif


Pemeliharan kesehatan tidak efektif memiliki definisi yaitu ketidakmampuan
mengidentifikasi, mengelola, dan atau menemukan bantuan untuk mempertahankan
kesehatan. Masalah keperawatan ini berada pada (domain I): Promosi Kesehatan dan
(Kelas II): Menejemen Kesehatan.
Batasan karakteristik: 1) Adanya perilaku adaptif 2) Perubahan lingkungan 3)
Tidak adanya minat 4) Meningkatkan perilaku kesehatan 5) Ketidakmampuan untuk
Mengambil tanggungjawab 6) kurangnya pengetahuan tentang praktek kesehatan 7)
dukungan sosial yang tidak memadai 8) Pola kurangnya dengan kesehatan 9) Perilaku
mencari untuk memenuhi kesehatan dasar praktek.
Faktor yang berhubungan dengan masalah keperawatan ini yaitu: 1) Perubahan
difusi kognitif. 2) Penurunan keterampilan motorik halus. 3) Penurunan keterampilan
motorik kasar. 4) Strategi penanganan efektif. 5) Sumber daya memadai (Misalnya
keuangan, sisoal, pengetahuan). 6) Penurunan presepsi 7) Distress spiritual 8) Tugas
perkembangan tidak tercapai
Adapun contoh tujuan atau kriteria evaluasi pada masalah keperawatan komunitas
ini dengan menggunakan bahasa 3 S (SDKI, SLKI, SIKI) yaitu sebagai berikut: 1)
Perilaku patuh: Aktivitas yang disarankan dengan indikator: a) Membahas aktivitas
rekomendasi dengan profesional kesehatan b) Mengidentifikasi manfaat yang
diharapkan dari aktivitas fisik c) Memodifikasi aktivitas fisik seperti yang harapkan
oleh kesehatan profesional 2) Perilaku patuh: diet yang disarankan dengan indikator: a)
berpartisipasi dalam menerapkan tujuan diet yang bisa di capai dengan profesional
kesehatan b) Memilih makanan dan cairan sesuai dengan diet yang ditentukan c)
Memilih prosi sesuai dengan diet yang ditentukan d) memakan makanan yang sesuai
dengan diet yang ditentukan
Intervensi prioritas SIKI ada dua yaitu: Pendidikan Kesehatan dan Modifikasi Diri.
Pendidikan kesehatan adalah pengembangan dan penentuan anjuran serta pengalaman
belajar untuk memfasilitasi adaptasi yang disadari terhadap perilaku yang kondusif
bagi kesehatan individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Sedangkan bantuan
modifikasi diri merupakan penguatan pengaturan diri untuk berubah oleh pasien guna
mencapai tujuan penting keperibadian.
Aktivitas kolaboratif pada masalah ini yaitu konsultasikan dengan layanan
komunitas sebagai langkah utama untuk meningkatkan kesehatan pasien/keluarga,
libatkan pasien/keluarga dalam konsultasi tersebut. Sedangkan aktivitas lain yang dapat
dilakukan yaitu : 1). Diskusikan dengan pasien/keluarga tentang kebiasaan sehat dan
tentukan perilaku manaa yang mungkin diubah untuk mencapai kesehatan yang
optimal(misalnya diet, berhetin merokok,mengurangi stres dan program latihan); 2).
Bantu pasien untuk mengenali kemungkinan hambatan untuk mengubah perilaku; 3).
Tekankan pentingnya pemantauan diri pada saat mengubah perilaku; 4). Bantu pasien
untuk mengidentifikasi penghargaan intrinsik dan ekstrinsik yang dapat berperan
sebagai motivator untuk mengubah perilaku; 5). Bantu pasien untuk mengenali
keberhasilan kecil; dan 6).Pendidikan kesehatan (SIKI): Rencanakan tindak lanjut
jangka panjang untuk menguatkan perilaku sehat adaptasi gaya hidup.

2.2 Konsep Teori Keperawatan Defisit Care Menurut Dorothea Orem


Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan
kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini
bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care
Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
a) Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic
sesuai dengan kebutuhan perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang
dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan
keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri
sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi.
Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu :
persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
● Pemeliharaan intake udara
● Pemeliharaan intake air
● Pemeliharaan intake makanan
● Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
● Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
● Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
● Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
● Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial
sesuai dengan potensinya.
b) Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan
kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat
perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua,
pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila :
● Anak belum dewasa
● Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
● Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
c) Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat
dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas "Self Care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing
System :
● The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
● The Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan.
● The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
● Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Mengarahkan klien
4) Mensupport klien
Keyakinan dan nilai – nilai Orem's tentang empat konsep utama
keperawatan adalah:
⮚ Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit
atau trauma atu koping dan efeknya.
⮚ Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self
care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan.
⮚ Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak
spesifik.
⮚ Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan
yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas
struktural, fungsi dan perkembangan.
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang
disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada
setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses
kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal
requisite yang dimaksudkan adalah :
a. Pemeliharaan kecukupan intake udara
b. Pemeliharaan kecukupan intake cairan
c. Pemeliharaan kecukupan makanan
d. Pemeliharaan keseimbangan antara aktifitas dan istirahat
e. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia
f. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.
g. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke
dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang,
keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi
normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat
perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal
yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus
kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak
sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena
sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam
perilaku self care.
Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
⮚ Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini
berarti menghilangkan self care deficit.
⮚ Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self
care.
⮚ Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun
dihilangkan.
⮚ Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang
diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang diterapkan
pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
⮚ Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
⮚ Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
⮚ Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
⮚ Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
Menurut Orem (1991), proses keperawatan adalah istilah yang digunakan oleh perawat
untuk menunjukkan proses profesional-teknologi dari tindakan keperawatan beserta proses
perencanaan dan evaluasi Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses
keperawatan. Orem (1991) menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
⮚ Step 1 : Diagnosa dan resep Keperawatan
Tahap ini menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan. Analisa dan interprestasi
membuat keputusan tentang perawatan dini, juga memberikan manajemen kasus.
“Diagnosa keperawatan penting untuk pemeriksaan dan pengumpulan data tentang
kemampuan pasien dalam perawatan diri dan kebutuhan akan terapi perawatan diri
serta hubungan antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)
⮚ Step 2 : Merancang system keperawatan dan merencanakan pelaksanaan perawatan
diri.
Merancang  system keperawatan yang efektif dan efisien menghasilkan data yang valid
tentang kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran dari perawat dan pasien dalam
hubungan melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi perawatan diri , melindungi
pengembangan kemampuan perawatan diri. ( Orem, 1991)
⮚ Step 3 : Produksi dan manajemen sistem keperawatan (Planning and Controlling).
Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika berinteraksi dengan pasien secara
terus menerus untuk mencapai kemampuan terapi perawatan diri yang telah ditentukan
dan mengatur kemampuan untuk mengembangkan perawatan diri. Di tahap ini,
tindakan perawat adalah menghasilkan dan mengatur system keperawatan. (Orem,
1991).
Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan.
Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan,
tindakan klinis, administrasi, riset, dan system informasi keperawatan.
Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan
praktek keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing system, dan
self-care deficit mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat
dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.
Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis,
namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan
lain dari model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam system mencakup
kapasitas individu untuk gerakan fisik.

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep Web Of Causation (WOC)


Kerangka konsep teori keperawatan menurut Dorothea Orem

R R BASIC
SELF
CARE
CONDITIONING
FACTORS :

Umur
SELF SELF
CARE CARE
R Jenis kelamin

Riwayat penyakit
SELF CARE keturunan
DEFISIT
R R
Suku dan kebiasaan

Status perkembangan
NURSING Status kesehatan dan
AGENCY/SYSTEM kesejahteraan

Tingkat pengetahuan
Masalah Keperawatan
Sumber informasi
Komunitas :

Pemeliharaan kesehatan tidak


efektif.

Ketidakefektifan Manajemen
Kesehatan
3.2 Aplikasi Teori Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah : "Suatu pelaksanaan kegiatan
yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan,
baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of
Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
3.2.1 Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai
dengan kebutuhan perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan
oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri
merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya
serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care
dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga
kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan
pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara umum :
3.2.1.1 Pemeliharaan intake udara
3.2.1.2 Pemeliharaan intake air
3.2.1.3 Pemeliharaan intake makanan
3.2.1.4 Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan ekskresi
3.2.1.5 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
3.2.1.6 Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi Sosial
3.2.1.7 Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
3.2.1.8 Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok
sosial sesuai dengan potensinya.
3.2.2 Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan
kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat
perawatan yang dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua,
pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif.
Teori self care deficit diterapkan bila :
3.2.2.1.1.1.1 Anak belum dewasa
3.2.2.1.1.1.2 Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3.2.2.1.1.1.3 Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk
masa yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan
kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
3.2.3 Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi
oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan
berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani
aktifitas "Self Care". Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
3.2.3.1 The Wholly compensatory system
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap
rangsangan.
3.2.3.2 Partly compensantory system
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan
gerak karena sakit atau kecelakaan.
3.2.3.3 The supportive - Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
● Metode bantuan :
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
1) Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
2) Mengajarkan klien
3) Mengarahkan klien
4) Mensupport klien
● Keyakinan dan nilai – nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
- Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
- Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan.
- Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
- Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural,
fungsi dan perkembangan.
Sudah terlihat jelas bahwa teori dari Dorothea Orem ini berbicara tentang
perawatan diri secara mandiri dari individu maupu kelompok masyarakat.
Apabila individu maupun suatu kelompok masyarakat tidak mampu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri maka dibutuhkan tenaga perawat
untuk memebantu individu atau kelompok tersebut dalam melakukan perawatan
diri tersebut.
Deficit perawatan diri dapat terjadi karena berbagai factor yaitu usia, jenis
kelamin, Riwayat, penyakit keturuna, Suku dan kebiasaan, Status
perkembangan, Status kesehatan dan kesejahteraan, Tingkat pengetahuan,
Sumber informasi, dan lain-lain. Jika sudah terjadi deficit perawatan diri maka
dibutukan nursing system untuk menangani masalh tersebut. Pelayanan atau
tindakan keperawatan dapat bersifat total ataupun hanya untuk kebutuhan
tertentu sesuai dengan kondisi klien.
Perawatan diri dari sample yang kami ambil dipengaruhi oleh kesadaran
akan kebersihan rumah dimana lingkungan rumah baik di dalam maupun di luar
rumah sangat kurang diperhatikan kebersihannya sehingga masalah
keperawatan komunitas yang kami tentukan sebagai yang prioritas yaitu
management kesehatan tidak efektif. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh
pemeliharaan kesehatan tidak efektif dimana gaya hidup yang kurang sehat
telah diterapkan seperti tak mengontrol pola makan dan minuman yang di
komsumsi, hal ini menjadi pengaruh besar timbulnya masalah kesehatan ini.

BAB IV

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas


Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari tiga dimensi
komunitas yaitu dimensi lokasi, dimensi populasi dan dimensi sistem. Masing-masing
dimensi ini mempunyai berbagai variabel dimana antara satu dengan yang lainnya saling
melengkapi. Secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
4.1.1 Dimensi Lokasi
a. Batasan Komunitas
Desa Talawaan Atas Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi
Sulawesi Utara. Desa ini terdiri dari lima jaga. Batas wilayah desa Talawaan Atas
dapat dijabarkan sebagai berikut: di bagian utara berbatasan dengan desa Budo,
di bagian selatan berbatasan dengan Kima atas, di bagian barat berbatasan
dengan desa Talawaan Bantik, sedangkan bagian timur berbatasan dengan Desa
Warisa.
Desa Talawaan Atas memiliki luas total 1020,5 Ha, dengan total perincian
sebagai berikut:

Luas Pemukiman 5 Ha
Luas Sawah dan ladang -

Luas Perkebunan

Luas Pekuburan 1,5 Ha

Luas Perkantoran 4 Ha

Luas Prasarana Umum

b. Lokasi Pelayanan Kesehatan


Tempat pelayanan kesehatan atau puskesmas yang digunakan oleh
masyarakat desa Talawaan Atas terdapat di Wori. Biasanya desa Talawaan atas
memerlukan jarak ± 5,7 km untuk sampai dipuskesmas tersebut dengan
menggunakan kendaraan umum (mikrolet atau ojek). Masyarakat desa Talawaan
Atas biasanya hanya menggunakan puskesmas Wori untuk pelayanan
kesehatannya dikarenakan lokasi Rumah Sakit yang lumayan jauh dari desa
Talawaan Atas.
c. Lingkungan Fisik
Di Desa Talawaan Atas terdapat berbagai macam flora dan fauna. Flora yang
terdapat di Desa Talawaan Atas diantaranya sayur-sayuran, tanamam herbal,
bunga-bunga dan pepohonan. Sedangkan fauna yaitu: Anjing, ayam, kucing,
sapi,dll. Dengan frekuensi tertinggi adalah jumlah anjing sebanyak 50% diikuti
dengan ayam 25 %, kucing 15 % dan yang paling sedikit adalah sapi.

JENIS HEWAN

10%

25%
50%

15%

Anjing Kucing Ayam Sapi


d. Lingkungan Buatan
Di Desa Talawaan Atas terdapat sarana olahraga yaitu 1 lapangan voli, 1
lapangan sepak bola, 1 lapangan badminton.

4.1.2 Dimensi Populasi


a. Ukuran
Penduduk desa Talawaan Atas berjumlah 848 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 272 KK.
b. Komposisi penduduk

UMUR
n = 217 (jmlh jiwa)
9.20%

25.40%
18.40%

20.70% 11.00%

7.00%
8.30%

0-3 tahun 4-6 tahun 7-12 tahun 13-15 tahun


16-18 tahun 19-59 tahun > 60 tahun

c. Budaya Pendu
Penduduk Desa Talawaan Atas berasal dari berbagai macam suku, diantaranya
ada suku Sanger, Papua, Gorontalo, Bantik, Minahasa, Toraja, dan Bugis. Namun
yang paling banyak di Desa ini berasal dari Suku Sanger.
d. Kelas Sosial Penduduk

Kesejahteraan Keluarga
n = jumlah kk (73 kk)

21%
Keluarga Pra Se-
jahtera
32%
Keluarga Sejahtera 1
Keluarga Sejahtera 2
Keluarga Sejahtera 3

21%

28%

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di Desa Talawaan Atas, kelas sosial


penduduk atau tipe keluarga pra sejahtera memiliki presentase terbanyak yaitu 31
% dari 73 KK yang menjadi sampel.

JENIS KEPENDUDUKAN
10%

90%

Menetap Tidak Menetap

e. Jenis Kependudukan
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mengenai jenis kependudukan yang
ada di Desa Talawaan Atas, didapati hasil bahwa 90% menetap dan 10 % tidak
menetap.

4.1.3 Dimensi Sistem Sosial


a. Sistem Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan
Terdapat pelayanan kesehatan yaitu puskesmas yang terletak Desa Wori dan
juga posyandu (lansia, anak dan balita) di Desa Talawaan Atas setiap bulan,
sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
2. Penyakit Dominan

PENYAKIT YANG DIDERITA


(N = 217 JIWA)
3%

18%

58%
22%

Hipertensi Kolestrol Asam urat Asam lambung

Berdasarkan hasil pengkajian mengenai penyakit mengenai penyakit


dominan yang ada di di Desa Talawaan Atas ditemukan 4 penyakit dominan
yaitu HPT, Kolestrorl, Asam Urat, dan Asam lambung. Dengan presentase
terbesar adalah penyakit HPT dengan presentasi 57,5 %.

3. Penggunaaan Asuransi Kesehatan


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Desa Talawaan Atas,
didapatkan bahwa 88% masyarakat Desa Talawaan Atas memiliki asuransi
kesehatan dan 12% lainnya tidak memiliki asuransi kesehatan. Adapun
asuransi kesehatan yang digunakan oleh 88% masyarakat Desa Talawaan
Atas yaitu BPJS kesehatan dari pemerintah, askes lainnya.
4. Lingkungan Pemukiman

Manajemen Sampah
n = 73 KK
11.00%

13.70%

6.80% 68.50%

Dibakar Ditimbun
Dibuang sembarang Dibuang di got

Kondisi lingkungan pemukiman penduduk pada umumnya kurang bersih.


Sementara itu juga didapati ada beberapa rumah warga yang tidak memiliki
ventilasi dan ada rumah yang memiliki ventilasi namun tidak pernah dibuka.

Asuransi Kesehatan
n = jlh jiwa (217)

Pemerintah Mandiri Askes lainnya


Untuk pembuangan atau pengelolaan sampah masyarakat Desa Talawaan
Atas menggunakan tiga cara yaitu di bakar, di timbun, dan dibuang
sembarang. Dengan presentase terbesar yaitu 68,5% di bakar.

b. Tipe Keluarga

Tipe Keluarga
n : jmlh KK (73 KK)
Keluarga Inti Keluarga Besar Keluarga Usila

11%
7%

82% Dari
hasil

pengkajian didapati bahwa tipe keluarga ini merupakan tipe keluarga yang paling
banyak ditemukan di Desa Talawaan Atas yaitu presentasenya sebesar 82%.
c. Sistem Ekonomi

PEKERJAAN
n : 217 jiwa

14.80%

48.40%

32.20%

2.30% 2.30%

Petani Swasta ASN Siswa lainnya


Mata pencaharian terbanyak yang ada di Desa Talawaan Atas adalah Petani
dengan persentase 48,4%.
Masyarakat Desa Talawaan Atas menggunakan alat komunikasi seperti
pengeras suara untuk menyampaikan pengumuman bagi seluruh penduduk desa.
Pengeras suara ini berada di Kantor Desa Talawaan Atas.

d. Sistem Keagamaan
Masyarakat yang berada di Desa Talawaan Atas 99% memeluk agama Kristen
Protestan dan 1% memeluk agama Katolik.

e. Pendidikan terakhir

Pendidikan Terakhir
n : 217 jiwa

5%

23%

45%

27%

SD SMA SMP Perguruan tinggi

Agama
n : Jumlah jiwa (217 jiwa)
1%

99%

Kristen Protestas Katolik


Berdasatkan hasil pengkajian di Desa Talawaan Atas, ditemukan persentase
pendidikan terakhir terbesar adalah SD yaitu 45%, diikuti SMA sebesar 27%. Di
Desa Talawaan Atas terdapat 1 Sekolah Dasar.

PENYAKIT YANG DIDERITA


(N = 217 JIWA)
3%

18%

58%
22%

Hipertensi Kolestrol Asam urat Asam lambung

1.1 Analisa Data Komunitas


4.2.1 Klasifikasi Data
Pelayanan kesehatan di Desa Talawaan Atas, warga biasanay pergi ke puskesmas
yang ada di Wori. Puskesmas Wori terletak di Desa Wori, Kecamatan Wori yang bisa
dijangkau dengan memakai kendaraan.
4.2.1.1 Penyakit Dominan

Berdasarkan hasil pengkajian mengenai penyakit dominan yang ada di


Desa Talawaan Atas ditemukan 2 penyakit terbesar yaitu Hipertensi dan
Kolestrol, dengan presentase terbesar adalah penyakit hipertensi 57,5%.
Untuk penyakit dengan presentase terkecil adalah asam lambung 2,9%.

ANALISA DATA

N JENIS DATA HASIL


O

1 Umur Dari data hasil pengkajian kelompok didapati 20


orang berusia 0-3 tahun, 40 orang berusia 4-6
tahun, 24 orang 7-12 orang, 15 orang berusia 13-15
tahun, 18 orang berusia 16-18 tahun, 45 orang
berusia 19-59 tahun, dan 55 orang berusia > 60
tahun

2 Jenis Kelamin Laki-laki = 105 orang

Perempuan = 112 orang

3 Agama Sebagian masyarakat di Desa Talawaan Atas


beragama kristen protestan yang terdiri dari GMIM
“Efrata” Talawaan Atas, GPDI “Victory”, terdapat
2 KK yang beragama Katolik.

4 Pendidikan terakhir Dari hasil pengkajian,hampir semua masyarakat


menempuh jalur pendidikan (TK, SD ,SMP, SMA,
S1).

5 Pekerjaan Sebagian besar pekerjaan masyarakat di Desa


Talawaan Atas yaitu petani.

6 Suku/Bangsa Masyarakat di Desa Talawaan sebagian besar


berasal dari suku Sanger

7 Alamat Dari pengkajian yang dilakukan oleh kelompok,


hampir semua masyarakat yang terdata tinggal di
Desa Talawaan Atas yang terbagi di jaga 1 – jaga
5.

8 Tipe Keluarga Rata-rata keluarga di Desa Talawaan Atas adalah


tipe keluarga inti yang terdiri dari Ibu, Ayah, dan
anak-anak

9 Tingkat kesejahteraan keluarga Keluarga pra sejahtera = 23 KK

Keluarga sejahtera 1 = 20 KK

Keluarga sejahtera 2 = 15 KK

Keluarga sejahtera 3 = 15 KK
10 Status social ekonomi Mata pencarian masyarakat desa Talawaan Atas
adalah petani/pekebun. Industri rumah tangga yang
ditemukan di Desa Talawaan Atas adalah usaha
warung serba ada dan ada juga warung makanan.
Tempat pemenuhan kebutuhan masyarakat yaitu
pasar yang ada di Pandu.

11 Aktivitas rekreasi Kebanyakan untuk saran rekreasi masyarakat


menggunakan halaman dekat gereja ataupun
halaman rumah masyarakat

12 Alat/media komunikasi Komunikasi antar penduduk desa Talawaan Atas


berjalan dengan baik dan sistem komunikasi,
musyawarah dan pengambilan keputusan
didiskusikan terlebih dahulu. Penduduk memiliki
aktivitas organisasi di desa dan di kegerejaan
sehingga masyarakat dapat bersosialisasi dan
berkomunikasi satu dengan yang lain. Alat/media
yang digunakan oleh perangkat desa yaitu pengeras
suara dan alat media yang digunakan masyarakat
yaitu handphone

13 Penyakit yang paling banyak Hipertensi: 65


dialami
Kolestrol: 25

Asam urat: 20

Asam lambung: 3

14 Tempat pelayanan kesehatan Puskesmas Wori, puskesmas pembantu Talawaan


Atas, dan Rumah sakit terdekat

15 Jenis pelayanan kesehatan yang Posyandu lansia dan balita/anak


pernah diterima

16 Mengikuti program KB Hampir semua ibu yang dikaji di Desa Talawaan


Atas menggunakan KB. Yang lain sudah dilepas
karena sudah bukan usia produktif.

17 Memiliki asuransi kesehatan Sebagian besar masyarakat desa Talawaan Atas


memiliki asuransi kesehatan

18 Tempat persalinan ibu RS, rumah, dan puskesmas


19 Status imunisasi anggota keluarga Sebagian besar masyarakat desa Talawaan Atas
telah mendapati imunisasi lengkap

20 Status pemberian ASI anak Hampir semua anak-anak usia < 10 tahun,
diberikan ASI ekslusif

21 Akses sarana air bersih Sumber air bersih masyarakat desa Talawaan Atas
berasal dari Mata air yang berada di gunung,
namun ada juga yang menggunakan sumur

22 Mempunyai jamban sehat Sebagian besar rumah yang ada di desa Talawaan
Atas jamban terpelihara

23 Manajemen sampah Sampah-sampah banyak yang dibakar juga


ditimbun, dibuang sembarang, dan dibuang di got

24 Jenis Hewan Hewan peliharaan masyarakat yaitu anjing, ayam,


kucing,

25 Aktivitas fisik Di desa Talawaan Atas melakukan aktivitas fisik


seperti berkebun dan pekerjaaan rumah

26 Konsumsi sayur dan buah Mayoritas masyarakat sering mengonsumsi sayur


dan buah

27 Konsumsi rokok Sebagian besar warga di atas 30 tahun banyak yang


mengonsumsi rokok

28 Konsumsi alkohol Sebagian besar warga di atas 30 tahun banyak yang


mengonsumsi alkohol

29 Kebersihan lingkungan dan Kondisi lingkungan dikategorikan kurang bersih,


rumah karena ditemukan sampah dan kotoran anjing di
sekitar lingkungan rumah masyarakat dan di jalan.
Sebagian rumah warga tidak tertata rapih seperti
pakaian yang diltekkan di sembarang tempat.
4.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas

4.3.1 Prioritas masalah (Public Hearing)

N DAFTAR BESAR TINGKAT MUDA PERHATIAN TOTA NO


o MASALAH MASALA KEPARAH H MASYARAK L
PRIORIT
KESEHATA H AN DIATA AT
AS
N SI
MASALA
KOMUNIT
H
AS

1 Pemeliharaa 4 3 3 4 14 1
n kesehatan
tidak efektif

2 Manajemen 3 2 3 4 12 2
kesehatan
yang tidak
efektif

No. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


NDX

1 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakmampuan membuat


penilaian yang tepat dan ketidakcukupan sumber daya (mis. keuangan, dan fasilitas)
ditandai dengan jumlah perokok dan total seluruh penduduk adalah 98% dan belum adanya
TPA sehingga pengelolaan sampah didesa paling banyak dibakar dengan presentase 68,5%.

2 Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan
ketidakefektifan pola kesehatan keluarga ditandai dengan pendidikan terakhir masyarakat
yang paling tinggi presentasenya SMA 27%, SMP 23%, SD 45%, Perguruan Tinggi 5%.
Dan penderita hipertensi 57.5%, kolestrol 22%, asam urat 17.6%, gastritis 2.9%
4.4 Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas

Desa Talawaan atas, kec. Wori


Tanggal 10 Desember 2021

NO MASALAH TUJUAN RENCANA SASARAN WAKTU TEMPAT DANA


KEGIATAN

1 Pemeliharaan Setelah dilakukan 1. Melakukan 1. Seluruh 1. 07 Desember 1. Rumah 1. –


Kesehatan Tidak program pengumpulan data masyarakat 2021 warga desa 2. –
Efektif berhubungan keperawatan untuk desa talawaan 2. 10 Desember talawaan atas 3. 189.000
dengan komunitas selama 5 mengidentifikasi atas 2021 2. Kantor 4. -
ketidakmampuan hari diharapkan masalah. 2. Seluruh aparat 3. 14 Desember hukum tua
membuat penilaian masyarakat talawaan 2. Musyawarah desa 2021 desa
yang tepat dan atas mampu masyarakat desa 1 3. Sebagian 4. 10 Desember talawaan atas
ketidakcukupan memelihara 3. Berikan masyarakat 2021 3. Balai desa
sumber daya (mis. kesehatan dengan pendidikan desa talawaan talawaan atas
keuangan, dan cara yang efektif. kesehatan yang atas 4. Lingkungan
fasilitas) ditandai memadai 4. Lingkungan jaga II
dengan jumlah sehubungan desa talawaan
perokok dan total dengan atas (Jaga II)
seluruh penduduk pemeliharaan
adalah 98% dan kesehatan :perilak
belum adanya TPA u hidup bersih dan
sehingga pengelolaan sehat(phbs),
sampah didesa paling memberikan
banyak dibakar penyuluhan
dengan presentase tentang bahaya
68,5%. rokok dan alkohol.
4. Lakukan kegiatan
kerja bakti hari
jumat.

2 Manajemen Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Seluruh 1. 07 Desember 1. Rumah


kesehatan tidak program pengumpulan data masyarakat 2021 warga desa
efektif berhubungan keperawatan untuk yang ada 2. 10 Desember talawaan atas 1. –
dengan kurang komunitas selama 5 mengidentifikasi didesa 2021 2. Balai desa 2. 189.000
terpapar informasi hari diharapkan masalah talawaan atas 3. 14 Desember talawaan atas 3. -
dan ketidakefektifan masyarakat talawaan 2. Memberikan 2. Sebagian 2021 3. Balai desa
pola kesehatan atas mampu pendidikan masyarakat 4. 10 Desember talawaan atas
keluarga ditandai melakukan kesehatan : desa talawaan 2021
dengan pendidikan manajemen penyuluhan atas
terakhir masyarakat kesehatan yang hipertensi, bantuan 3. Sebagian
yang paling tinggi efektif. hidup dasar(bhd) masyarakat
presentasenya SMA dan cooking. desa talawaan
27%, SMP 23%, SD 3. Pemeriksaan atas
45%, Perguruan kesehatan berupa
Tinggi 5%. Dan pemeriksaan
penderita hipertensi tekanan darah,
57.5%, kolestrol gula darah, dan
22%, asam urat kolestrol.
17.6%, gastritis 2.9%

4.5 Implementasi Keperawatan


Desa Talawaan Atas
Tanggal

N Masalah Keperawatan Hari/Tanggal Kegiatan Evaluasi


O
1 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Selasa, 7 Desember 1. Melakukan pengumpulan data Pada tanggal 07 – 11 Desember 2021
Efektif berhubungan dengan 2021 untuk mengidentifasi masalah didapati hasil
ketidakmampuan membuat Hasil : pengambilan data atau
penilaian yang tepat dan pengkajian sudah dilakukan dan
diolah.
ketidakcukupan sumber daya (mis.
keuangan, dan fasilitas) ditandai
2. Melaksanakan musyawarah
dengan jumlah perokok dan total masyarakat desa I
seluruh penduduk adalah 98% dan Hasil : Menentukan prioritas
belum adanya TPA sehingga bersama dengan Bpk Hukumtua
Dilakukan pada tanggal 10 Desember
pengelolaan sampah didesa paling dan seluruh perangkat desa
2021 dengan hasil prioritas masalah
banyak dibakar dengan presentase
utama yaitu pemeliharaan kesehatan
68,5% tidak efektif dan masalah keperawatan
prioritas kedua adalah manajemen
kesehatan tidak efektif

3. Memberikan pendidikan
kesehatan yang memadai
sehubungan dengan
pemeliharaan kesehatan :
- Perilaku hidup bersih dan
sehat
- Bahaya rokok dan alcohol
Pendidikan kesehatan tentang Perilaku
Hasil : Pemberian pendidikan hidup Bersi dan Sehat serta bahaya
kesehatan telah dilakukan di rokok dan alkohol di Balai Desa
Balai desa Talawaan Atas. Talawaan Atas tanggal 14 Desember
2021.

4. Melakukan kegiatan kerja bakti


setiap hari sabtu
Hasil : kegiatan kerja bakti
merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan setiap hari jumat

Pelaksanaan kegiatan kerja bakti


dilakukan oleh mahasiswa setiap hari
jumat dengan membersihkan lingkungan
desa dari sampah.

2 Manajemen kesehatan tidak efektif 1. Melakukan pengumpulan Pada tanggal 9-11 desember 2021
berhubungan dengan kurang data untuk mengidentifikasi didapati hasil
terpapar informasi dan masalah.
ketidakefektifan pola kesehatan
keluarga ditandai dengan Hasil : pengambilan data atau
pendidikan terakhir masyarakat pengkajian sudah dilakukan dan
yang paling tinggi presentasenya
diolah.
adalah SD 45%, SMA 27%, dan
SMP 23%, pergurun tinggi 5%
serta jumlah penderita hipertensi
57,5%, kolestrol 22%, asam urat
17,6%

2. Memberikan pendidikan
kesehatan
- Pencegahan Hipertensi
- Pelatihan BHD dan
Cooking Hasil : pendidikan
kesehatan tentang penyakit Pendidikan kesehatan tentang Hipertensi,
pelatihan BHD dan Cooking dilakukan
yang paling banyak diderita di balai desa talawaan atas pada tanggal
di desa talawaan atas yaitu 14 desember 2021
hipertensi.

3. Melaksanakan pemeriksaan
tekanan darah, kolestrol, gula
darah gratis.
Hasil : pemeriksaan gratis
dilakukan oleh mahasiswa
bagi sebagian masyrakat
desa talawaan atas

Pemeriksaa Gratis berupa TD,


Pemeriksaan GDS dan Kolestrol di balai
desa talawaan atas

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS ANALISA SWOT

NDX

1 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif berhubungan S : jumlah perokok dan total seluruh penduduk adalah 98% dan belum adanya
dengan ketidakmampuan membuat penilaian yang TPA sehingga pengelolaan sampah didesa paling banyak dibakar dengan
tepat dan ketidakcukupan sumber daya (mis. presentase 68,5% dibakar
keuangan, dan fasilitas) ditandai dengan
W : masyarakat yang masih kurang memahami pentingnya akan kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan.

O : Adanya kerjasama yang baik antara Kader dengan Puskesmas Kecamatan


wori dalam melakukan pemeriksaan kesehatan seperti Psosyandu di desa
talawaan atas.

T : Kurangnya akan informasi dalam pengetahuan masyarakat, sehingga


kesadaran masyarakat kurang akan pengetahuan terkait pemeriksaan kesehatan.
Tidak terdapat tempat pembuangan bak sampah sehingga banyak sampah
masyarakat yang langsung dibakar.

2 Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan S : pendidikan terakhir masyarakat yang paling tinggi presentasenya adalah
dengan kurang terpapar informasi dan ketidakefektifan SMA 29%, SD 27%, dan SMP 23% dan perguruan tinggi 5% serta jumlah
pola kesehatan keluarga ditandai dengan penderita hipertensi 57,5%, kolestrol 22%, asam urat 17%

W : masyarakat yang masih kurang memahami pentingnya akan kesehatan dan


pemeliharaan kesehatan.

O : Adanya kerjasama yang baik antara Kader dengan Puskesmas Kecamatan


wori dalam melakukan pemeriksaan kesehatan seperti Psosyandu di desa
talawaan atas.

T : Kurangnya akan informasi dalam pengetahuan masyarakat, sehingga


kesadaran masyarakat kurang akan pengetahuan terkait pemeriksaan kesehatan.
Tidak terdapat tempat pembuangan bak sampah sehingga banyak sampah
masyarakat yang langsung dibakar.
BAB V
PEMBAHASAN
Praktek keperawatan komunitas merupakan bagian aplikasi dari keperawatan komunitas
yang diadakan sejak tanggal 6 desember – 18 desember 2021 atau selama 2 minggu di desa
Talawaan Atas, Kec. Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Praktek Keperawatan Komunitas ini
memiliki beberapa tahapan proses keperawatan yaitu; proses pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawatan.
5.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan di desa Talawaan Atas, Kec.Wori, Kab. Minut dilakukan
dengan cara mengunjungi rumah-rumah warga dengan melakukan wawancara, mengobservasi
keadaan rumah dan lingkungan rumah. Pengambilan data menggunakan metode total sampling.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan selama .... hari, sejak 6 desember – 18 desember
2021 di Desa Talawaan Atas didapatkan masalah yaitu masalah kebersihan lingkungan dan
masalah – masalah penyakit yang kami temui yaitu, 1) hipertensi, 2) gastritis, 3) asam urat, 4)
Kolesterol. Dan berdasarkan pengkajian yang kami temui masalah tertinggi yaitu Hipertensi.
Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah tingkat pendidikan terbanyak di desa Talawaan atas
adalah Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang
ada di desa Talawaan atas sudah termasuk kategori baik, tetapi kesadaran untuk melakukan
perilaku hidup bersih dan sehat, memelihara kesehatan serta kesadaran untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin masih kurang karena masih banyak masyarakat yang
kurang menyadari pentingnya kebersihan lingkungan untuk kesehatan serta masih banyak
masyarakat mengkonsumsi makanan yang menjadi faktor penyebab asam urat dan hipertensi
secara berlebihan terutama pada saat acara-acara besar yang ada di desa Talawaan Atas.
5.2 Diagnosa Keperawatan
Dari bab-bab sebelumnya dapat diketahui bahwa terdapat 2 (dua) diagnosa keperawatan
komunitas di desa Bongkudai Selatan, yaitu: 1). Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
berhubungan dengan ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat dan ketidakcukupan
sumber daya (mis. keuangan, dan fasilitas) ditandai dengan jumlah perokok dan total seluruh
penduduk adalah 98 % dan belum adanya TPA sehingga pengelolaan sampah didesa paling
banyak dibakar dengan presentase 68,5%. 2). Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan
dengan kurang terpapar informasi dan ketidakefektifan pola kesehatan keluarga ditandai
dengan pendidikan terakhir masyarakat yang paling tinggi presentasenya SMA 27%, SMP
23%, SD 45%, Perguruan Tinggi 5%. Dan penderita hipertensi 57.5%, kolestrol 22%, asam
urat 17.6%, gastritis 2.9%.
Diagnosa-diagnosa keperawatan komunitas tersebut telah ditentukan dalam MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa), yang telah dihadiri dan disetujui oleh perangkat Desa
Bongkudai Selata. Adapun data- data berdasarkan hasil pengkajian yang mendukung untuk
menarik kedua diagnosa keperawatan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Data presentase
tentang keadaan kebersihan lingkungan di desa Bongkudai Selatan 2) Data presentase
masyarakat yang mengkonsumsi rokok dan alcohol. 2). Data penyakit–penyakit terbanyak di
Bongkudai Selatan

5.3 Intervensi atau Rencana Keperawatan


Pada rencana tindakan keperawatan terdapat beberapa intervensi yang kami buat untuk
mengatasi masalah - masalah keperawatan komunitas yang ada. Pada diagnosa pertama
Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif ada beberapa intervensi keperawatan yaitu yang
pertama lakukan pendataan untuk mengidentifikasi masalah, selanjutnya mengadakan kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk menentukan prioritas masalah komunitas yang
ada di Desa Bongkudai Selatan dan mencari solusi penyelesaian masalah. Kemudian
selanjutnya berikan Pendidikan Kesehatan yang memadai sehubungan dengan pemeliharaan
Kesehatan yaitu : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), bahaya rokok dan alcohol.
Selanjutnya lakukan kegiatan kerja bakti setiap hari Jumat. Kemudian melakukan kegiatan
pelatihan ke masyarakat dan aparat desa tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD), dan Choking.
Pada diagnose yang kedua yaitu Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Adapun intervensi
keperawatan yang pertama yaitu lakukan pendataan untuk mengidentifikasi masalah, selanjnya
berikan Pendidikan Kesehatan tentang penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat
desa yaitu pencegahan Pencegahan Hipertensi, dan melakukan edukasi ditiap-tiap rumah
masyarakat menegnaik Gastritis, Asam Urat, Kolestrol. Kemudian dilakukan pemeriksaan
tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan asam urat.
5.4 Implementasi
Implementasi yang telah kami lakukan yaitu melakukan pendataan untuk mengidentifikasi
masalah pada tanggal 6 desember – 18 desember 2021 kemudian melakukan kegiatan MMD
pada tanggal 10 desember. Berdasarkan hasil MMD didapatkan prioritas masalah yaitu
pemeliharaan Kesehatan tidak efektif. Dan masalah yang kedua yaitu manajemen Kesehatan
tidak efektif. Kemudian memberikan Penyuluhan Kesehatan yang memadai sehubungan
dengan pemeliharaan Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), bahaya rokok
dan alcohol, BHD dan Cooking. 14 desember 2021. Selanjutnya melakukan kegiatan kerja
bakti setiap hari Jumat
Pada diagnosa yang kedua yaitu Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Adapun
implementasi keperawatan yang kami lakukan yaitu melakukan pendataan untuk
mengidentifikasi masalah pada tanggal 7-9 desember 2021, selanjnya memberikan Pendidikan
Kesehatan tentang penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat desa yaitu
pencegahan Pencegahan Hipertensi, Asam Urat, Kolesterol, dan Pencegahan Gastritis, serta
dilakukan pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan asam urat pada 14 desember
2021.
5.4 Evaluasi
Pendidikan kesehatan yang kami lakukan adalah dengan metode ceramah dan tanya jawab
serta media yang digunakan adalah leaflet. Adapun respon dari masyarakat berupa beberapa
pertanyaan yang diajukan pada saat pendidikan kesehatan. Masyarakat memperhatikan dan
memahami pendidikan kesehatan yang dilakukan. Respon masyarakat dalam setiap kegiatan
yang dilakukan pun sangat baik, baik itu Penyuluhan kesehatan, pelatihan serta pemeriksaan
gratis.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Program kerja yang dilakukan oleh kelompok kami bertujuan untuk memperkaya
pengetahuan masyarakat Desa Talawaan Atas tentang pencegahan, penyebab dan penanganan
penyakit/ masalah kesehatan khususnya penyakit-penyakit yang pernah/ dialami oleh warga
setempat; selain itu program ini juga bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan
masyarakat Desa Talawaan Atas dalam hal ini untuk mengatur kebiasaan pola makan yang
sehat; serta agar dapat mengetahui karakteristik lingkungan yang bersih dan sehat.
Kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan membutuhkan peran kita dalam
bentuk dorongan dan motivasi dari seluruh pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang
kesehatan. Khususnya para kader, tokoh masyarakat dan mahasiswa dalam menyampaikan
informasi serta peningkatan motivasi dari pihak yang berkompeten dalam ilmu kesehatan.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
a. Pemerintah Desa
Diharapkan pemerintah Desa Talawaan Atas dapat bekerja sama dan membantu
kader kesehatan yang sudah dilatih dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.

b. Masyarakat
Dengan penyuluhan-penyuluhan yang telah diberikan diharapkan bisa membantu
masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan derajat kesehatan yang ada di Talawaan
Atas
LAMPIRAN

Melakukan Pengkajian
Implementasi

BAP
PETA DESA

Anda mungkin juga menyukai