Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

ARTIKEL

“CROWDSOURCING DAN CROWDFUNDING”

Oleh :

NENI INDRIANI
2115302218

FAKULTAS KESEHATAN PRODI KEBIDANAN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia,
rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
dengan dosen empunya bapak Allans Prima Aulia, S.Kom., M.Kom ini. Shalawat
dan Salam tak lupa disampaikan kepada junjungan dan suri tauladan umat
manusia, yang telah membawa manusia dari kegelapan hingga ke masa yang
terang benderang yang dirasakan hingga saat ini, Nabi Muhammad SAW dan
beserta keluarga dan pengikut beliau. Adapun judul Artikel ini adalah;
“CROWDSOURCING DAN CROWDFUNDING”.
Dalam penyusunan penulisan tidak lepas dari dukungan berbagai pihak,
baik berupa kesempatan, bimbingan moril maupun dukungan materil. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada keluarga tercinta yang telah memberi cinta kasih, semangat dan dorongan
mori.
Akhirnya penulis sangat menyadari Artikel ini jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Akhir kata semoga Artikel
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.

Bukittinggi, 17 November 2022


Penulis,
CROWDSOURCING DAN CROWDFUNDING

Oleh: Neni Indriani

Crowdsourcing adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu atau pun organisasi
untuk memperoleh barang serta jasa. Layanan di dalam crowdsourcing tersebut juga bisa
meliputi ide, waktu, keahlian hingga keuangan dengan bantuan layanan internet. Crowdfunding
adalah sejenis crowdsourcing dengan memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam proyek
sosial untuk berkontribusi pada sumber daya dalam mengatasi masalah sosial, yang memiliki
tujuan yang sama dengan crowdsourcing dalam kegiatan kemanusiaan. Crowdsourcing ini
memiliki tujuan untuk meraih seorang individu atau masyarakat tanpa harus melalui banyak
birokrasi. Dengan bisnis ini, kemudian akan muncul suatu komunitas baru yang bisa
menghasilkan peluang atau profesi baru.
Crowdsourcing baru dimunculkan pada tahun 2005 oleh Jeff Howe dan Mark Robinson,
namun sebenarnya praktik crowdsourcing telah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu,
dimulai pada The Longitude Prize (tahun 1714), yakni saat pemerintah Inggris menawarkan
hadiah uang kepada publik –  siapa pun itu – yang berhasil menemukan solusi terbaik untuk
mengukur longitudal kapal. Dan terakhir Waze (tahun 2009), sebuah aplikasi GPS yang
memungkinkan para pengguna untuk mengirimkan info jalan serta rute bedasarkan lokasi
semisal laporan kecelakaan, atau kepadatan volume kendaraan pada suatu area tertentu.
Salah satu jenis crowdsourcing adalah crowdfunding dengan memungkinkan masyarakat
untuk terlibat dalam proyek sosial untuk berkontribusi pada sumber daya dalam mengatasi
masalah sosial, yang memiliki tujuan yang sama dengan crowdsourcing dalam kegiatan
kemanusiaan. Crowdfunding adalah suatu praktik penggalangan dana untuk berbagai jenis usaha,
baik berupa ide produk, bisnis, atau kegiatan. Sekilas jika kita mendengarkan kata crowdfunding,
prinsip ini terdengar seperti prinsip yang modern. Namun praktik crowdfunding ini telah terjadi
selama bertahun-tahun sudah lamanya. Pada masa lalu crowdfunding digunakan para bangsawan
dan orang kaya untuk membiayai artis salah satunya Alexander Pope dan Wolfgang Amadeus
Mozart. Ketika Pope menerjemahkan Sastra Yunani Kuno, pembacanya menggalang dana agar
Pope dapat melanjutkan karyanya.
Di Indonesia sendiri sistem crowdfunding mulai masuk pada tahun 2012 dimana
crowdfunding ini bergerak di bidang sosial nonprofit, seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan
dan budaya. Kemudian mengikuti perkembangan investasi dunia khususnya perkembangan
equity crowdfunding di dunia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian pada tahun 2018
membentuk peraturan yang menjadi dasar bagi equity crowdfunding di Indonesia. Peraturan ini
adalah Peraturan OJK Nomor 37 /POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui
Penawaran Saham (Equity Crowdfunding) yang kemudian diubah dengan Peraturan OJK Nomor
57 /POJK.04/2020 tentang Penawaran Efek Melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi
Informasi. Lewat perubahan tahun 2020 ini kemudian dikenalkan system crowdfunding baru
yaitu securities crowdfunding yang merupakan pembaharuan bentuk equity crowdfunding untuk
memudahkan UKM yang badan usahanya masih sulit untuk bisa memenuhi kriteria pendanaan
pasar modal.
Salah satu bentuk platform crowdfunding di Indonesia adalah Kampanye penggalangan
dana #BersamaLawanCorona yang dilaksanakan oleh salah satu platform online crowdfunding di
Indonesia, Kitabisa (kitabisa.com), merupakan salah satu bentuk budaya partisipatif dalam usaha
mencari solusi bagi masalah pendanaan untuk menangani krisis pandemi Covid-19 di Indonesia
pada 2020. Data laporan di laman utama kampanye #BersamaLawanCorona
(galangdana.kitabisa.com/partners/bersamalawancorona) per 12 April 2020 menunjukkan bahwa
kampanye tersebut telah berhasil mengumpulkan dana lebih dari 101 miliar dari 3.300 lebih
penggalang dana. Jumlah donasi dan penggalang dana itu mengalami peningkatan yang cukup
drastis dalam waktu kurang dari sebulan di mana per 20 Maret 2020 jumlah donasi masih di
kisaran 14 miliar dari 290 penggalang dana.
Penyebaran informasi mengenai penggalangan dana melalui kampanye
#BersamaLawanCorona itu disebarkan melalui berbagai macam media, seperti televisi, kegiatan
offline, kanal berita online, dan media sosial dengan menggunakan berbagai format media,
seperti teks, video, dan gambar. Tulisan ini menggunakan kampanye crowdfunding
#BersamaLawanCorona tersebut sebagai konteks untuk menjelaskan kaitan logis antara konsep
crowdfunding, budaya partisipatif, dan konvergensi media. Dengan adanya Platform KitaBisa.
Proses donasi semakin dimudahkan dengan pilihan untuk berdonasi tanpa harus memiliki akun di
Kitabisa sehingga donatur tidak harus repot mengingat kata sandi setiap kali mereka ingin
melakukan donasi. Pembuatan platform yang mudah diakses dan digunakan seperti itu menjadi
salah satu faktor kesuksesan sebuah kampanye crowdfunding karena kemudahan proses
memberikan donasi ikut menentukan keputusan orang untuk ikut berdonasi.
Referensi
1. Irawan, C. A. (2020). Strategi dalam kegiatan Crowdfunding.
Https://Osf.Io/49bka/Download.
2. Warapsari, D. (2020). Crowdfunding sebagai Bentuk Budaya Partisipatif pada Era
Konvergensi Media: Kampanye #BersamaLawanCorona (Kitabisa.com). Avant Garde, 8(1),
1. https://doi.org/10.36080/ag.v8i1.985
3. Wirawan, C. B. (2019). Sejarah Perkembangan Crowdfunding. (ALUDI), Asosiasi Layanan
Urun Dana Indonesia, 1–4.
4. https://www.simulasikredit.com/apa-itu-crowdsourcing-definisi-crowdsourcing/
5. https://koinworks.com/blog/apa-itu-crowdsourcing-konsep-baru-pendanaan-di-era-digital/
6. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210329215732-4-233811/temui-wapres-bpjs-
kesehatan-bahas-donasi-crowdfunding

Anda mungkin juga menyukai