Anda di halaman 1dari 17

Psikologi

Pertambangan

PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Psikologi Pertambangan dan Psikologi
Industri

Menurut Pasal 1 butir (1) UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan


Mineral dan Batubara, Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Psikologi Pertambangan dan Psikologi
Industri

Karyawan merupakan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi salah satu faktor
penting dalam menjalankan, mengembangkan dan mencapai keberhasilan
organisasi secara optimal.

Keterikatan kerja (work management) merupakan kondisi psikologis positif


karyawan terhadap pekerjaannya yang didasari oleh: “semangat, dedikasi dan
penuh penghayatan”. Karyawan yang memiliki keterikatan kerja yang tinggi akan
memberikan kinerja yang maksimal, kondisi positif dan stabil serta menganggap
pekerjaan bukanlah sebagai beban.
Psikologi Pertambangan dan Psikologi
Industri
Psikologi Industri merupakan studi tentang perilaku manusia dalam aspek-aspek
kehidupan yang berhubungan dengan industri dan mencakup aplikasi dari
pengetahuan tentang tingkah laku manusia pada pemecahan masalah-masalah
manusia dalam konteks industri.

Sasaran psikologi industri adalah meminimasi permasalahan yang mungkin timbul


dalam suatu industri/ organisasi, dalam upayanya untuk mencapai tujuannya.

Contoh permasalahan tersebut seperti kelelahan saat bekerja apalagi risiko menjadi
tinggi bila karyawan tersebut pengemudi alat berat di pertambangan. Atau mengurangi
risiko stress karena suara bising alat sehingga dapat meningkatkan dan
memperhatikan keselamatan kerja.
Permasalahan Pada Lingkungan Industri
Pertambangan

04
Lokasi dengan Potensi/Dampak
akses yang terhadap
terbatas Keamanan dan
Kesehatan

01 03

Usia dan Lingkungan Kerja


Kompetensi yang Kurang
Pekerja Harmonis
02
Permasalahan Pada Lingkungan Industri
Pertambangan

Menurut Handoko (2001), Permasalahan yang mempengaruhi stress dapat


digolongkan menjadi dua penyebab, yaitu On The Job dan Off The Job.

On The Job
Permasalahan yang berhubungan dengan beban pekerjaan karyawan, seperti:
1) Beban kerja yang berlebihan
2) Tekanan atau desakan waktu
3) Kualitas supervisi
4) Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
5) Konflik antar pribadi dan antar kelompok
Permasalahan Pada Lingkungan Industri
Pertambangan
Off The Job
Permasalahan yang berasal dari luar organisasi yang menimbulkan
stress pada karyawan, diantaranya:
1) Kekuatan finansial
2) Masalah yang bersangkutan dengan keluarga
Permasalahan dan Dampak yang ditimbulkan pada
Lingkungan Industri Pertambangan
Stress di Tempat Kerja

Spielberger, Charles D. (2003;6) menyebutkan bahwa “Stress adalah tuntutan-tuntutan


eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau
suatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya”. Stress juga bisa diartikan
sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal
dari luar diri seseorang sehingga mempengaruhi daya bekerja orang tersebut.
Permasalahan dan Dampak yang ditimbulkan pada
Lingkungan Industri Pertambangan

Adapun gejala stres meliputi tanda seperti :


1. Sakit kepala
2. Urat bahu dan leher terasa tegang
3. Gangguan pencernaan
4. Keluar keringat berlebihan
5. Merasa lelah, sulit tidur, cemas dan tegang saat menghadapi masalah
6. Sulit berkonsentrasi, mudah marah dan tersinggung

Bagi perusahaan, stres dilihat dalam konteks makna jumlah kemangkiran, kehilangan
produktivitas, kinerja yang buruk, kecelakaan, penurunan kreatifitas, dan kurang
inovasi (Loocker dan Gregson (2005) dalam Pradana (2013)).
Permasalahan dan Dampak yang ditimbulkan pada
Lingkungan Industri Pertambangan
Kelelahan. Kelelahan merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan transportasi,
ditandai dengan menurunnya kinerja fisik dan mental yang mengakibatkan kurangnya
kewaspadaan karena rasa kantuk.

Kelelahan pada pengemudi alat berat dalam suatu pekerjaan mengakibatkan


menurunnya daya konsentrasi, timbulnya rasa kantuk, lambatnya bereaksi, kelelahan
pada mata, kejenuhan, menurunnya perhatian, tertidur sesaat, dan keluar dari jalur
yang seharusnya. Di Indonesia, kelelahan pada operator alat berat yang
mengakibatkan kecelakaan transportasi di jalur tambang belum banyak diteliti.
Permasalahan dan Dampak yang ditimbulkan
pada Lingkungan Industri Pertambangan

Kebisingan. Menurut Ikron (2005) dalam Hidayat (2012), nilai tingkat kebisingan
antara 55-65 dB berpengaruh terhadap gangguan psikologis, antara lain :

1. Gangguan kenyamanan pribadi


2. Gangguan komunikasi
3. Gangguan psikologis seperti stress dan tindakan demonstrasi
4. Gangguan pada konsentrasi belajar, gangguan istirahat
5. Gangguan pada aktivitas sholat/ibadah
6. Gangguan tidur, dll
7. sedangkan keluhan somatik, tuli sementara dan tuli permanen merupakan
dampak yang banyak dipertimbangkan dari kebisingan dilingkungan kerja/
industri.
Permasalahan dan Dampak yang ditimbulkan
pada Lingkungan Industri Pertambangan
Contoh Kasus Hubungan Kebisingan Mesin Tromol dengan Stress Pekerja di
Kabupaten Bone.

Salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kebisingan dan stress yang sangat
signifikan bagi pekerja adalah adanya teknik pengolahan batuan emas yang paling
sederhana dan termurah yaitu mesin tromol.

Dampak akibat bising adalah minimnya pengetahuan tenaga kerja mengenai


kesehatan dan keselamatan kerja sehingga mengabaikan alat pelindung pendengaran
untuk mengurangi kebisingan padahal alat pelindung diri untuk telinga yang bersifat
personal mampu menurunkan efek bising dan sebagai alat proteksi yang lebih baik.
Kebutuhan Psikologi dalam Industri

Menurut Ilvonda, dkk (2020) setiap karyawan harus memiliki keyakinan diri dan sikap optimis yang
tinggi. Karena kedua hal tersebut membuat pekerja lebih bersemangat, antusias dan bangga
terhadap pekerjaannya, serta merasa terlibat sangat kuat dalam pekerjaannya. Karyawan yang
memiliki harapan yang tinggi, tidak akan mudah berputus asa ketika mengatasi masalah dalam
bekerja dan semaksimal mungkin memaknai pekerjaan dengan penuh konsentrasi dan serius.

Upaya menjaga kestabilan psikologi pekerja dapat dilakukan melalui :

1. Pelatihan, berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan


kepribadian pekerja.
2. Evalusi dan konseling.
3. Perusahaan memastikan bahwa lingkungan kerja akan menghasilkan kebebasan dan interaksi
yang memfasilitasi kebutuhan organisasional, formalitas dan informalitas, kemampuan.
Solusi
1. Memperhatikan perilaku dalam kerja dan penerapan prinsip-prinsip psikologi
untuk mengubah perilaku kerja tersebut
Karyawan dengan keyakinan diri & sikap optimis yang tinggi akan membuat dirinya
lebih bersemangat, antusias dan bangga terhadap pekerjaannya, serta merasa
terlihat sangat kuat dalam pekerjaannya

1. Penerapan sistem kerja yang sesuai.


Lingkungan kerja pertambangan selalu terbentuk dalam tim, sehingga diperlukan
pendekatan antar satu sama lain untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis.
Penerapan sistem kerja yang paling baik di bidangnya masing-masing akan
menimbulkan suasana ceria dan suka cita dalam melakukan pekerjaan.
Solusi
3. Melengkapi sarana prasarana penunjang kegiatan
Dengan peralatan yang terbaik di bidangnya, akan menambah semangat dan rasa
bangga karyawan dalam menjalani tugasnya. Peralatan yang lebih canggih tentu
meminimalisir kecelakaan kerja sehingga karyawan dapat lebih waspada dalam
melakukan pekerjaannya.

4. Pendampingan Psikologis
Karyawan yang memiliki daya tahan tinggi akan membantu dirinya dalam
mempertahankan kemauan bangkit kembali dan terus maju dalam mencapai
kesuksesan kerja. Lalu, karyaan yang memiliki harapan tinggi, tidak akan mudah
berputus asa ketika mengatasi masalah dalam bekerja dan semaksimal mungkin
memaknai pekerjaan dengan penuh konsentrasi dan serius.
Daftar Pustaka
Aspiyah, M., & Martono, S. (2016). Pengaruh Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja dan Pelatihan pada
Produktivitas Kerja. Management Analysis Journal, 5(4).

Ilvonda, Luvithie Fesya, dkk. 2020. Urgensi Modal Psikologi dalam Membangun Keterikatan Kerja
Karyawan Penambangan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Ikron, dkk. 2016. Hubungan Kebisingan Mesin Tromol dengan Stres Pekerja di Kabupaten Bone
Bolango. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo

Susilowati, Indri Hapsari, dkk. 2013. Pekerjaan NonPekerjaan dan Psikologi Sosial sebagai Penyebab
Kelelahan Operator Alat Berat di Industri Pertambangan Batu Bara. Jakarta : Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional

Spielberger, Charles,D., Schwarzer, dkk. 2003. Advances in test anxiety research. Journal
Amsterdam 6,37-52.

Yapentra¹, A., & Weni, R. Pengaruh Konflik Kerja dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri
Pertambangan dan Energi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai