Anda di halaman 1dari 35

Pernikahan Syar’i 101

i
Pernikahan Syar’i 101

ii
Pernikahan Syar’i 101

Bismillahirrahmanirrahim

iii
Pernikahan Syar’i 101

iv
Pernikahan Syar’i 101

Kata Pengantar
Bismillah walhamdulillah, segala sanjungan ditujukan
kepada Rabb semesta alam dan utusan-Nya, Muhammad Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan niatan mengharap balasan-
Nya, disusunlah buku ini dengan sebongkah kehausan akan ilmu dan
secercah harapan diamalkannya ilmu tersebut.
Hingga buku ini lahir, telah banyak proses yang ditempuh.
Berawal dari ide pimpinan redaksi muslimahdaily.com untuk
melahirkan sebuah karya tentang pernikahan, lalu dibentuklah
sebuah tim dengan background beragam. Sumber valid pastilah
diutamakan.
Semua proses tersebut ditujukan untuk membuka mata dan
hati generasi muda Islam tentang hebatnya pernikahan, sekaligus
Iika-liku sebelum dan setelah proses menggenapkan separuh
agama.
Tentu akan banyak dijumpai kekurangan di dalam buku
ini. Masukan dan saran akan sangat membantu untuk perbaikan ke
depan. Akhirul kalam, persiapkan gelas kosongmu dan penuhilah
dengan ilmu. Selamat membaca.

Jakarta, Desember 2019

Tim Penulis

v
Pernikahan Syar’i 101

Isi Buku
MENGAPA MENIKAH?
Apa sih menikah itu? - 03

Menikah karena butuh atau sekedar ikut tren? - 07

Kriteria kita sudah siap menikah - 11

Hal yang harus disiapkan sebelum pernikahan -15

TENTANG JODOH
Siapa jodohku? -21

Memilih sendiri jodoh atau terima nasib? -25

Bisakah jodoh berubah? -29

Jika berjodoh, mengapa ada perceraian? - 33

Kriteria jodoh idaman - 37

Jika terlanjur cinta - 45

Menjemput jodoh dengan ridha Allah - 49

vi
Pernikahan Syar’i 101

TA’ARUF
Bukan pacaran, tapi ta’aruf - 55

Hal yang harus dibicarakan saat ta’aruf - 61

Informasi yang harus digali saat ta’aruf - 65

Perkara yang harus dihindari saat ta’aruf - 69

Kesalahan saat proses ta’aruf - 73

Kiat sukses ta’aruf - 77

Contoh CV ta’aruf - 79

Sesuaikah visi misi pasangan? - 85

Mengakhiri ta’aruf jika tak sesuai - 89

Ta’aruf via media sosial - 91

Membahas masa lalu dengan calon pasangan - 93

Hasil ta’aruf: benarkah dia jodohku? - 97

vii
Pernikahan Syar’i 101

NAZHOR
Apa itu nazhor? - 105

Batasan yang boleh dilihat - 109

Yang dibolehkan dan yang dilarang saat nazhor - 111

Pastikan dulu akan menikah - 115

KHITBAH
Makna Al Khitbah -121

Hantaran saat khitbah - 125

Tentang cincin tunangan - 127

AKAD
Memenuhi syarat agama dan negara - 133

Lafadz dan bahasa ijab qabul - 137

Sunnah setelah akad - 141

Bukan sekedar sah, namun ada amanah - 147

viii
Pernikahan Syar’i 101

WALIMAH
Walimah dan resepsi - 155

Yang harus dihindari saat resepsi - 159

TENTANG PERNIKAHAN
Tren menikah muda - 167

Antara harapan dan realita - 171

Menikah belum mapan, siapa takut? - 175

Pentingnya tes kesehatan bagi calon pengantin - 179

Mengikuti seminar pra nikah - 183

Menikah sederhana, berani? - 187

Bolehkah bridal shower? - 191

Indahnya menjadi seorang istri - 195

Tips agar pernikahan bahagia - 199

ix
Pernikahan Syar’i 101

Lima bahasa cinta untuk pernikahan bahagia - 203

Tips mengelola keuangan rumah tangga - 207

Kiat mengatasi konflik pernikahan - 211

Tips menghadapi mertua - 215

Karaktear suami yang sering dikeluhkan istri - 219

Waspada perusak rumah tangga - 225

Menikah dengan atau tanpa adat - 229

Referensi

Tim Penulis

Tentang muslimahdaily.com

x
Pernikahan Syar’i 101

Udah
Siap?

xi
Pernikahan Syar’i 101

xii
Pernikahan Syar’i 101

mengapa
Menikah?
“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah
menyempurnakan separuh agamanya; oleh
karena itu hendaklah ia bertakwa kepada
Allah untuk separuh yang tersisa.”

(Hadits Hasan, Ash Shahihah No. 625 dan


Shahih Al Jami’ No. 430)

1
Pernikahan Syar’i 101

2
Pernikahan Syar’i 101

Apa sih menikah itu?


“ Cinta bisa datang di mana saja, kapan siapa, dan dengan siapa
saja. Ungkapan tersebut tepat menggambarkan dua insan yang
sedang jatuh cinta. “
Dalam Islam, rasa sayang dan menyukai lawan jenis adalah
sebuah fitrah yang tak perlu ditolak kehadirannya. Artinya, rasa cinta
merupakan hal yang normal dan wajar.
Sejatinya, setiap hamba memang ditakdirkan untuk
berpasangan dan hidup bersama. Sebagaimana Allah menciptakan
Hawa untuk menjadi pasangan Nabi Adam. Namun dalam perjalanan
manusia, rasa cinta ini terkadang tak lagi menjadi fitrah melainkan
cobaan yang berat.
Namun Islam adalah agama sempurna yang memberikan
jawaban atas segala problema. Pun ihwal tentang cinta, Islam
sudah mengaturnya sedemikian rupa. Seandainya seorang individu
sudah tak mampu menahan gejolak cinta, maka ada dua pilihan
untuknya; Menahan dengan cara memperbanyak puasa, atau segera
menikah jika dirasa mampu.

Rasulullah berpesan,

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu


menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan
pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barang siapa yang
tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat
menekan syahwatnya (sebagai tameng).”
(HR. At Tirmidzi)

Dalam Islam, menikah memiliki pengertian secara bahasa


dan istilah. Secara bahasa, menikah memiliki makna berkumpul atau
menyatu. Adapun secara istilah, menikah bermakna sebuah akad
atau perjanjian yang menyebabkan diperbolehkan hubungan badan
sesuai dengan syariat Islam.
3
Pernikahan Syar’i 101

Terdapat satu fundamental yang harus dipahami bahwa


pernikahan bukan hanya melampiaskan hasrat biologis. Lebih dari itu,
menikah haruslah memiliki tujuan-tujuan yang mulia :

1. Menyempurnakan separuh agama,


2. Memperoleh keturunan sehingga melahirkan generasi
penerus yang taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mengingat
salah satu amalan jariyah ialah mempunyai anak yang saleh
dan salehah,
3. Mendapatkan ketenangan dan ketenteraman hidup karena
pasangan suami istri dapat saling melindungi dan menghibur.

4
Pernikahan Syar’i 101

5
Pernikahan Syar’i 101

6
Pernikahan Syar’i 101

Menikah karena butuh atau


sekadar ikut tren?
Pernikahan bukan hanya tentang bersatunya dua insan
yang akan menjalani kehidupan hingga akhir hayat. Pernikahan akan
melibatkan banyak hal, banyak pihak, dan banyak permasalahannya
di dalamnya. Oleh karena itu, pernikahan seharusnya menjadi salah
satu keputusan yang penuh pertimbangan, bukan sekedar mengikuti
kemauan belaka.
Beberapa tahun belakangan, timbul beragam masalah
mengenai perempuan. Dari banyaknya masalah yang muncul,
tercetuslah solusi agar wanita menikah saja. Solusi ini memang tak
sepenuhnya salah, namun tak sepenuhnya benar juga.

Bagi beberapa pihak, solusi menikah dibeberkan dengan


tanpa rencana mendalam, ditambah kata-kata manis dan angan-
angan dunia pernikahan yang belum tentu didapat. Hasilnya, muncul
anggapan bahwa menikah adalah jalan keluar yang sempurna.
Di sisi lain, satu per satu teman dan kerabat mengirim
undangan pernikahan. Mereka lebih dahulu memulai bahtera rumah
tangga. Foto-foto mesra hingga video ungkapan kasih sayang pun
bermunculan di lini masa.

7
Pernikahan Syar’i 101

Hal ini membuat image pernikahan menjadi semakin


sempurna.

Terbayanglah bahwa pernikahan laksana sebuah dunia


yang hanya ada kata-kata manis, momen-momen
romantis, dan pujian cinta dari pasangan. Dunia penuh
kebahagiaan, tanpa celah. Persis seperti dunia yang
diidam-idamkan sejak remaja hingga dewasa. Hingga
tanpa sadar, menikah menjadi sebuah tren. Jika belum
mengunggah foto dua jari manis yang tersemat cincin,
rasanya belum sempurna hidup ini.

Jika sudah terhempas ombak tren yang satu ini, maka


bersiaplah, angan-angan rumah tangga bahagia akan semakin
menjadi-jadi.
Sosok suami sempurna akan senantiasa hadir di mimpi.
Namun sayangnya, harapan yang melimpah itu hanya dibarengi
persiapan seadanya.
Hasilnya, pernikahan digelar hanya berlandaskan pada
kemauan belaka dan bukan sebuah kebutuhan. Di perjalanannya
nanti, pernikahan macam ini justru akan membawa masalah baru.
Angan-angan yang tak terealisasikan dan kurangnya kesiapan akan
menimbulkan kekecewaan dan mengakibatkan pernikahan yang tak
harmonis.
Menikah karena ikut-ikutan tren atau cemas karena teman-
teman lain sudah menikah, jelas bukan alasan yang tepat. Menikah
harusnya dilandasi karena kebutuhan, kesiapan, dan perencanaan.
Jika sudah terlanjur terkena imbas tren menikah, namun
belum terpenuhi kriteria di atas, maka bersabarlah dan jangan
terburu-buru. Alangkah baiknya jika dapat bersabar sembari
menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, sebagai bekal kesiapan diri
dan persiapan kehidupan rumah tangga yang akan datang.

8
Pernikahan Syar’i 101

9
Pernikahan Syar’i 101

10
Pernikahan Syar’i 101

Kriteria kita sudah


siap menikah
Pernikahan senantiasa menjadi dambaan. Ialah sebuah
keinginan yang menjadi prioritas kehidupan. Namun adakalanya
muncul pertanyaan dalam benak,
“Apakah aku sudah pantas untuk menikah”
“Apakah aku sudah siap?”
“Seperti apa kriteria siap menikah?”

Pertanyaan ini justru sering kali mengakibatkan keraguan yang


berakhir pada menunda-nunda kebaikan itu sendiri.

Terkadang, ketakutan dan keraguan ini hanyalah lintas


pikiran semata. Bisa jadi, ketakutan ini hanyalah buah dari
pengalaman pahit masa lalu, entah pengalaman pribadi maupun
orang lain. Tentu hal ini akan berakibat buruk jika menunda kebaikan
dengan alasan yang di ada-adakan.

Berikut kriteria seseorang dianggap siap untuk menikah:

Kesiapan Ilmu Agama


Ilmu agama adalah hal yang pertama dan paling utama.
Ketika kita memiliki keinginan untuk menikah, tentunya harus
dibarengi dengan ilmu Agama, khususnya mengenai kehidupan
rumah tangga.
Sebut saja ilmu mengenai hak-hak dan kewajiban seorang
istri ataupun suami, memahami peran yang wajib dilakukannya, atau
apa saja hak-hak yang harus dia terima. Tidak harus sempurna dan
tahu semuanya, namun setidaknya paham dan mengerti tentang
tugas dan peran utamanya.
11
Pernikahan Syar’i 101

Manajemen Waktu Yang Baik


Ketika menikah, kewajiban pada diri kita pasti bertambah.
Baik kewajiban untuk diri sendiri, pasangan, juga rumah tangga. Hal
ini akan menjadi mudah apabila sukses mengatur waktu dengan
baik.
Bertanyalah dengan melihat kondisimu saat ini; apakah
time management saya sudah baik? Jika jawabannya belum, maka
persiapkanlah dari sekarang. Jika jawabannya sudah, kamu sudah
sangat siap ke jenjang pernikahan, insya Allah.

Mampu Mengendalikan Emosi


Tak bisa kita hindari bahwa akan terjadi konflik di setiap
hubungan dalam rumah tangga. Tentunya untuk mengatasi setiap
konflik tersebut, kamu harus memiliki emosi yang stabil.
Ingatlah bahwasanya pernikahan bukanlah hubungan yang mudah
berakhir begitu saja, ini adalah komitmen seumur hidup yang harus
dijalani. Karena itulah, harus ada kesiapan psikis dan emosi yang
stabil untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada di dalamnya
agar pernikahan tetap langgeng.

Adanya Kebutuhan Biologis Yang Harus Terpenuhi


Ketika seseorang sudah memasuki usia dewasa, keinginan
untuk melakukan hubungan seksual pastilah muncul. Hal ini
merupakan salah satu fitrah manusia yang tak bisa dihindari.
Kebutuhan ini tentu hanya bisa dipenuhi lewat jalur
pernikahan. Jika seseorang merasa kebutuhan biologisnya harus
terpenuhi, maka ia wajib menikah. Namun jika merasa belum
mampu, maka berpuasalah.
Namun yang perlu diperhatikan ialah tujuan utama
menikah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan ini. Kebutuhan
biologis merupakan fitrah agar lestarinya umat manusia. Kebutuhan
ini merupakan cara untuk meraih salah satu tujuan mulia pernikahan
yakni memperbanyak umat rasul.

12
Pernikahan Syar’i 101

Kemampuan Mengatur Keuangan


Ketika sudah berumah tangga, kebutuhan akan semakin
banyak dan di sinilah kemampuanmu mengatur keuangan akan diuji.
Nah! Pernikahan kelak akan menjadi mudah apabila sejak saat ini
kamu adalah orang yang dapat mengatur keuangan dengan baik,
mengetahui skala prioritas dan dapat mengatur kebutuhan sehari-
hari dengan rapi.
Menikah bukanlah soal perlombaan siapa yang terlebih
dahulu sampai di garis finis. Menikah adalah sebuah pilihan dan
tentang kesiapan. Beberapa poin kesiapan sudah diuraikan di atas,
semoga bisa membantu menjawab pertanyaan yang ada dalam
benak.
Jika menurutmu kamu sudah siap namun jodoh belum juga
mendekat, maka bersabarlah Allah pasti memberikan waktu yang
terbaik untukmu dan sesungguhnya Dialah yang paling tahu kapan
kamu siap untuk menjalankan ibadah ini.

13
Pernikahan Syar’i 101

14
Pernikahan Syar’i 101

Hal yang harus disiapkan


sebelum pernikahan
Biasanya, seseorang yang hendak menikah disibukkan
dengan perencanaan pesta, persiapan gedung, konsumsi, undangan,
foto, pelaminan dan hal lainnya. Mereka sibuk mengurus yang
tak wajib sementara melupakan persiapan yang terpenting. Ialah
kehidupan pernikahan itu sendiri.
Cukup banyak pasangan yang lupa merancang bagaimana
kehidupan rumah tangga kelak; Bagaimana membuat pasangan
terbuka sehingga “tiada rahasia antara kita”. Bagaimana cara
menciptakan suasana rumah yang nyaman dengan pola pikir yang
berbeda. Bagaimana “aturan main” yang berlaku di rumah.
Bagaimana suami dan istri berbagi tugas dalam kehidupan.
Bagaimana peran ayah dan ibu saat memiliki anak. Bagaimana
menanamkan akhlak pada pasangan dan anak. Bagaimana
mengomunikasikan keinginan pada pasangan. Bagaimana mengelola
emosi diri dan mengelola emosi pasangan. Bagaimana merawat
cinta agar pernikahan tak sekedar ‘bertahan demi anak’, dan masih
banyak hal lain.

Lantas, bagaimana mempersiapkan pernikahan itu sendiri? Ada dua


hal yang perlu diperhatikan.

PERT AMA: NIAT


Persiapkan niat yang lurus saat hendak menikah. Apakah
niat menikah hanya sekedar “cinta kepada makhluk-Nya, ingin lari
dari rumah, atau betul-betul karena lillahita’ala dan murni untuk
ibadah?” Karena kelak, kita pasti akan selalu menuju kepada apa
yang kita niatkan.
Niatkanlah menikah sebagai ibadah kepada Allah. Cobalah
luruskan niat hanya untuk menggapai ridha Allah, niatkan murni

15
Pernikahan Syar’i 101

hanya pada Allah. Dengan niat yang lurus dan selalu melibatkan
Allah dalam hal apapun, maka pernikahan akan selalu terasa damai
dan indah. Allah akan selalu menjaga dan menolong suami istri
yang ikhlas menikah karena-Nya.

KEDUA: ILMU
Persiapan kedua ialah knowledge dan skill, yakni ilmu dan
kompetensi bagaimana menjalani sebuah pernikahan. Persiapan ini
bisa didapatkan melalui pelatihan, datang ke kajian ilmu, banyak
membaca, ataupun sharing dengan kawan yang sudah menikah.
Ilmu tentang membangun sebuah keluarga harus terus
ditambah dan akan terus bertambah seiring dengan pengalaman
yang akan dilalui selama perjalanan pernikahan. Jadi teruslah
belajar dan teruslah merasakan haus akan ilmu.
Untuk meraih kebahagiaan pernikahan, semua ditentukan
oleh perbekalan disiapkan, yakni niat dan ilmu. Sebagaimana
ibadah yang lain, menikah pun perlu niat di awal dan ilmu untuk
menjalaninya.

16
Pernikahan Syar’i 101

Menikah
satu-satunya persiapan
yang tak akan pernah usai
karena setiap saat akan ada
ilmu baru yang harus kau
kendalikan, akan ada sifat
baru yang mungkin jauh dari
harapan.
karena itulah satu-satunya
persiapan yang paling
utama ialah
rasa syukur dan kesabaran

17
Pernikahan Syar’i 101

18
Pernikahan Syar’i 101

Jodoh
“Dan Kami menciptakan kalian
berpasang-pasangan.”

(QS, An-Naba’ : 08)

“Dan segala sesuatu kami ciptakan


berpasang-pasangan, supaya kamu
mengingat kebesaran Allah.”

(QS, Adz-Dzariyat : 49)

19
Pernikahan Syar’i 101

20
Pernikahan Syar’i 101

Siapa jodohku?
Memikirkan tentang jodoh seakan memadukan jutaan rasa
dan pikiran. Runyam dan tak terarah. Seolah pikiran tersesat ke
dalam sebuah tempat teramat hampa. Hanyalah khayalan bebas
yang ada di dalamnya.
Berkhayal tentang siapa jodohku kelak, maka muncul
pikiran tentang dia yang entah di mana dan seperti apa rupanya.
Khayalan yang mengakibatkan diri terlena dan jatuh ke dalam
rangkaian benang yang terikat satu sama lain. Semakin mencoba
menguraikannya, justru semakin kusut.

Pejamkanlah mata sejenak dan tarik nafas perlahan, lalu


hembuskan. Redakan setiap pikiran yang bergelut. Perlahan, rasakan
dan resapi segarnya udara yang masih Allah izinkan untuk dihirup.
Begitu kekalutan pergi dan ketenangan menghampiri, cobalah
menjawab pertanyaan: siapa jodohku?
Akan banyak dugaan dan terkaan yang muncul. Mungkin
saja dia yang selama ini dekat namun tak tertangkap sinyalnya.
Mungkin dia teman lama yang tahunan lamanya tak bersua. Atau
sebaliknya, mungkin saja dia yang tak pernah bertatap temu dan tak
dikenal namanya. Atau mungkinkah, dia adalah yang namanya selalu

21
Pernikahan Syar’i 101

terselip dalam doa?

Alihkanlah segala dugaan itu pada segala pertanyaan yang


pasti: Seperti apa jodoh yang diidamkan? Lalu, sudahkah diri pantas
mendapat jodoh idaman? Carilah jawabannya karena itulah awal
usaha pencarian jodoh yang sebenarnya. Carilah jawabannya karena
setelahnya, ketenangan diri akan menghampiri dan tawakal akan
mengobati segala kegalauan hati.
Hanyalah ketetapan Allah yang selalu indah. Sudah pasti
akhir penantian adalah pertemuan. Pastikan pula bahwa di waktu
penantian, alangkah indahnya jika digunakan sebaik mungkin untuk
berproses menjadi lebih baik, untuk belajar banyak hal, untuk
mempersiapkan diri, dan untuk menerima jawaban dari pertanyaan
selama ini, “siapa jodohku?”

22
Pernikahan Syar’i 101

23

Anda mungkin juga menyukai