Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KOTA PALOPO

DINAS KESEHATAN
RSUD dr. PALEMMAI TANDI
Jalan : Jalan Samiun No. 02 Kode Pos : 91921
Telp. : 085-345-774-072 Fax :-
Email : Palammai.palopo@gmail.com Website: rsudpalemmaitandi.blogspot.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. PALEMMAI TANDI


NOMOR: /KEP/RSUD-PT/ /2020

TENTANG
PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DI RSUD dr. PALEMMAI TANDI

DIREKTUR RSUD dr. PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka implementasi Akreditasi Rumah Sakit


Standar 2012 maka perlu ditetapkan Indikator Mutu dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


pada huruf a dipandang perlu menetapkan Keputusan
Direktur tentang Indikator Mutu Rumah Sakit dan
Keselamatan Pasien di RSUD dr. Palemmai Tandi Kota
palopo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072) ;

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011


tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


129/Menkes/SK/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit;
4. Peraturan Daerah Kota Palopo Nomor 11 Tahun 2019
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2020.

5. Keputusan Walikota Palopo Nomor 36 Tahun 2019 tentang


Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2020.

M E M U T U S K A N:

Menetapkan : INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI


RSUD dr. PALEMMAI TANDI KOTA PALOPO .

KESATU : Indikator Mutu Rumah Sakit dan Keselamatan Pasien


terdiri dari 10 judul indikator area mutu klinis, 9 indikator
area manajerial, 6 indikator area sasaran keselamatan
pasien dan 6 indikator area kejadian tidak diharapkan

KEDUA : Judul Indikator dan profile indikator sebagaimana dimaksud


pada diktum KESATU (terlampir)

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Palopo
Pada tanggal
Direktur RSUD dr. Palemmai Tandi

dr. Hj. Utia Sari Umar M. Kes


Pangkat : Pembina Utama Muda/IV C
NIP : 19650905 200012 2 003
LAMPIRAN 01 KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. PALEMMAI TANDI KOTA
PALOPO
NOMOR : /KEP/RSUD-PT/ /2020
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM dr. PALEMMAI TANDI
KOTA PALOPO

1. Indikator Area Klinis

NO STANDAR JUDUL INDIKATOR


1 PMKP 3. IAK 1 ; Assesmen Kelengkapan resume medis Rawat inap
pasien sebelum pasien pulang
2 PMKP 3. IAK.2 ; Layanan Waktu Tuinggu Hasil Pelayanan
Laboratorium laboratorium patologi klinik
3 PMKP 3. IAK.3 ; Pelayanan Ketepatan jadwal pelaksanaan foto
Radiologi dan Diagnostik elektif pasien rawat inap
Imaging
4 PMPK 3. IAK 4; Prosedur Waktu tunggu operasi elektif
Bedah
5 PMPK 3. IAK 5; Penggunaan Penulisan resep sesuai formularium
Antibiotik dan obat lainnya
6 PMPK 3. IAK 6; Kesalahan Kesalahan Penulisan Resep
Medikasi dan Kejadian Nyaris
cidera
7 PMKP 3. IAK 7; penggunaan Pengkajian pre anestesi dilaksankan untuk
Anestesi dan Sedasi pasien Pra-Operasi
8 PMKP 3. IAK 8; Penggunaan Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan
darah dan produk darah transfusi
9 PMKP 3. IAK 9; Ketersediaan Kelengkapan berkas rekam medic 1 x 24
Isi, dan Penggunaan Rekam jam setelah pasien pulang
medik
10 PMKP 3. IAK 10; Pencegahan Kepatuhan pengguanaan APD oleh Petugas
dan pengendalian infeksi,
Survailance dan pelaporan

2. Indikator Area Manajerial


NO STANDAR JUDUL INDIKATOR
1 PMKP 3. IAM.1 ; Pengadaan rutin Ketersediaan obat sesuai
peralatan kesehatandan obat formularium
penting untuk memnuhi
kebutuhan pasien
2 PMKP 3. IAM.2 ; Pelaporan Kepatuhan pelaporan KNC dan KTD
Aktifitas yang di wajibkan oleh
peraturan perundang-undangan
3 PMKP 3. IAM.3 ; Manajemen Pelaksanaan Standar penangan
Resiko insiden tertusuk jarum
4 PMPK 3. IAM 4; Manajemen Pengambilan Foto Ulang dalam 1
Penggunaan Sumber Daya permintaan foto yang disebabkan
karena human error
5 PMPK 3. IAM 5; Harapan dan Harapan dan Kepuasan Pelanggan
Kepuasan Pasien dan Keluarga
6 PMPK 3. IAM 6; Harapan dan Haran Dan kepuasan Staf
Kepuasan Staf
7 PMPK 3. IAM 7 ; Demografi Distribusi Pasien berdasarkan sepuluh
pasien dan diagnosis klinis Diagnosa terbanyak rawat inap dan
rawat jalan
8 PMPK 3. IAM 8; manajemen Ketepatan waktu perifikasi klaim BPJS
Keuangan
9 PMPK 3. IAM 9; Pencegahan Kepatuhan penggunaan APD sesuai
dan pengendalian dari kejadian standard Unit kerja
yang dapat menimbulakan
masalah bagi keselamatan
pasien, keluarga pasien dan
staf

3. Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien

NO STANDAR JUDUL INDIKATOR


1 PMKP 3. SKP.1 ; Ketepatan Kepatuhan identifikasi pasien
Identifikasi Pasien
2 PMKP 3. SKP .2 ; Peningkatan Kepatuhan pelaksanaan TBAK
Komunikasi yang Efektif
3 PMKP 3.SKP.3 ; Peningkatkan Penyiapan obat high alert
Keamanan Obat-Obatan yang
perlu diwaspadai
4 PMPK 3. SKP 4; Kepastian Kepatuhan Penandaan Area Operasi
Tepat Lokasi Pembedahan sebelum masuk Kamar operasi
Yang Benar, Prosedur Yang
Benar, Pembedahan pada
Pasien yang Benar
5 PMPK 3. SKP 5; Pengurangan Kepatuhan Cuci Tangan
Risiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan
6 PMPK 3. SKP 6; Pengurangan Pelaksanaan Edukasi pasien resiko
Risiko Pasien Akibat Terjatuh jatuh
4. Indikator Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

NO STANDAR JUDUL INDIKATOR


1 PMKP 7. EP.2 ; Reaksi Kejadian rekasi transfuse pada saat
Transfusi transfusi

2 PMKP 7. EP.3 ; Kejadian Insiden seriun akibat efek samping


serius akibat efek samping oobat
obat
3 PMKP 7. EP. 4; Kesalahan Kesalahan dispensing obat
Pengobatan yang signifikan
4 PMKP 7. EP. 5; Perbedaan Ketidaksesuaian diagnosis Pre dan
Besar antara diagnosis pra- Pasca Operasi
operasi dan pasca operasi
dianalisis
5 PMKP 7. EP. 6; Pola Efek Kejadian De-Saturasi O2 Pada saat
samping atau pola efek durante anesthesia pasien dengan
samping selama sedasi general anestesi
moderat atau mendalam dan
pengguanaan anestesi
6 PMKP 7. EP 7; Kejadian- Identifikasi pasien potensial wabah
kejadian lain seperti wabah berdasarkan alamat tempat tinggal
penyakit

Ditetapkan di : Palopo
Pada tanggal
Direktur RSUD dr. Palemmai Tandi

dr. Hj. Utia Sari Umar M. Kes


Pangkat : Pembina Utama Muda/IV C
NIP : 19650905 200012 2 003
LAMPIRAN 02 KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. PALEMMAI TANDI KOTA
PALOPO
NOMOR : /KEP/RSUD-PT/ /2020
TENTANG : PENETAPAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT SASARAN
KESELAMATAN PASIEN DI dr. PALEMMAI TANDI KOTA
PALOPO
STANDAR PMKP 3. IPSG.1 ; Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
JUDUL Persentase pelaksanaan Prosedur identifikasi pasien dilaksanakan
tepat dan benar
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
DEFINISI Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2 (dua) identitas
OPERASIONAL yaitu nama, umur atau tanggal lahir dilengkapi dengan nomor
rekam medis sebagai acuan petugas dalam mencocokkan identitas
pasien
Perbandingan antara jumlah pelaksanaan Prosedur identifikasi pasien
yang dilakukan tepat dan benar dengan jumlah pelaksanaan Prosedur
identifikasi pasien yang seharusnya dilakukan sesuai standar kegiatan
yang memerlukan identifikasi pasien .
Prosedur identifikasi harus dilakukan pada saat :
1. Memberikan obat
2. Memberikan darah dan produk darah
3. Mengambil sampel darah
4. Mengambil sampel lainnya untuk pemeriksaan
5. Melakukan tindakan dan prosedur

ALASAN DAN Identifikasi pasien secara tepat dan benar sangat penting dilakukan untuk
IMPLIKASI mencegah kesalahan (error) yang langsung berdampak kepada
keselamatan pasien. Kesalahan identifikasi pasien membuka peluang
kesalahan tindakan atau kesalahan pemberian obat.
NUMERATOR Jumlah pelaksanaan Prosedur identifikasi pasien yang dilakukan dengan
tepat dan benar
DENOMINATOR Jumlah Prosedur identifikasi pasien yang seharusnya dilakukan sesuai
standar kegiatan yang memerlukan identifikasi pasien
FORMULA Jml pelaksanaan Prosedur identifikasi pasien yg dilakukan dgn tepat
&benar (kali) x 100
Jml pelaksanaan Prosedur identifikasi pasien yg seharusnya dilakukan
sesuai standar kegiatan yang memerlukan identifikasi pasien (kali)
STANDAR 100 %
KRITERIA Seluruh kegiatan yang memerlukan identifikasi pasien dengan melibatkan
INKLUSI staf medis (dokter, perawat, fisiotherapist, petugas laboratorium, petugas
gizi, petugas radiologi dll)
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan purposive sampling
ketika ada kegiatan yang memerlukan identifikasi pasien. Dilakukan oleh
kepala unit/ ruangan/ instalasi (dilakukan dengan cross monitoring jika
memungkinkan) setiap hari Senin pk. 08.00 – 10.00 WITA.
REKAPITULASI Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
UNIT
ANALISA & Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
PELAPORAN
AREA Semua Area Klinis
PIC Ketua Panitia KP-RS
FORMAT
PENCATATAN JENIS KEGIATAN YANG PELAKSANAAN

TANGGA
N DILAKUKAN DAN IDENTIFIKASI PASIEN
UNIT PROFESI %

L
O MEMERLUKAN DILAKUKAN TEPAT DAN
IDENTIFIKASI PASIEN BENAR (ya/tidak)

1 2 3 4 5 6 7
1

ds
t
Verifikasi :

STANDAR PMKP 3. IPSG.2 ; Peningkatan Komunikasi yang Efektif


JUDUL Persentase pelaksanaan Read Back, Write Back oleh penerima instruksi
dan ditandatangani (Sign Here) Oleh Pemberi Instruksi Dalam Waktu 1
x 24 Jam.
TUJUAN Tergambarnya proses read back, write back sampai ditandatangani oleh
Pemberi Instruksi
DEFINISI
Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal
OPERASIONAL
agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan
membacakan kembali instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan huruf alfabet instruksi
obat sound a like. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read back
pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus segera menandatangi
instruksi (sign here) tersebut paling lambat dalam 1 x 24 jam Pemberi
instruksi adalah dokter DPJP yang memberikan instruksi melalui telephone
(instruksi obat, instruksi perubahan terapi, instruksi rencana tindakan, dll).
NUMERATOR Jumlah dokumentasi read back, write back yang ditandatangani dlm
waktu 1 X 24 jam sejak instruksi
DENOMINATOR Jumlah seluruh read back, write back instruksi verbal yang
terdokumentasi
FORMULA Jml read back, write back yang ditandatangani dlm waktu 1X24 jam sejak
instruksi X 100
Jumlah seluruh read back instruksi verbal yang terdokumentasi
STANDAR Pelaksanaan read back, write back & sign here 100% ,
KRITERIA Seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pengambilan sample dapat dilakukan dengan teknik random sampling
atau purposive sampling dengan data dokumentasi retrospektif ketika ada
kegiatan instruksi verbal yang memerlukan read back. Monitoring
dilakukan oleh kepala ruangan (dilakukan dengan cross monitoring jika
memungkinkan)
REKAPITULASI Setiap bulan dilakukan oleh Kepala Ruangan di Instalasi Rawat Inap
UNIT
ANALISA & Setiap bulan dilakukan oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Instalasi Rawat Inap
PIC Kepala Instalasi Rawat Inap
FORMAT
PENCATATAN JUMLAH INSTRUKSI JUMLAH INSTRUKSI VERBAL

TANGGA
N RUANGA VERBAL YANG TELAH DI READ BACK,
DPJP % PENCAPAIAN

L
O N YANG WRITE BACK & SIGN HERE
TERIDENTIFIKASI DENGAN TEPAT DAN BENAR

1 2 3 4 5 6 7
1

ds
t

VALIDASI :

STANDAR PMKP 3. IPSG.3 ; Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan yang harus


Diwaspadai
JUDUL Insiden kesalahan pemberian obat high alert
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
DEFINISI Insiden kesalahan pemberian obat high alert yang dimaksud adalah
OPERASIONA ketidaktepatan pemberian obat high alert dan tidak sesuai dengan standar
L prosedur yang ditetapkan rumah sakit dengan memperhatikan prinsip
keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang
sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang
beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event)
Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut :
1. Heparin injeksi 11. Propofol, Ketamin
2. Kontras radiologi 12. Amiodarone (Tyarit)
3. Insulin injeksi 13. Glibenklamid
4. Dextrose 40% 14. Digokxin IV
5. KCL 7.64% 15. Narkotik IV, Oral, dan Transdermal
6. NaCl 3% 16. Agen Kemoterapi
7. Natrium Bicarbonat 17. MgSO4
8. Ca. Gluconas 18. Vekuronium
9. Epinefrin
10. Norepinefrin
ALASAN DAN Kesalahan pemberian obat High Alert sangat fatal akibatnya terhadap
IMPLIKASI pasien, dapat mengakibatkan terjadinya kematian (sentinel event) maupun
Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD)
NUMERATOR Jumlah insiden kesalahan prosedur pemberian obat high alert
DENOMINATO Jumlah seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan
R
FORMULA Jumlah insiden kesalahan prosedur pemberian obat high alert
STANDAR 0 kejadian
KRITERIA Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang dilaksanakan
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pengambilan data dapat dilakukan dengan laporan retrospektif dari setiap
unit pelayanan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi, atau juga dapat
berdasarkan keluhan / complaint pelanggan.
REKAPITULAS Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
I UNIT
ANALISA & Setiap bulan dilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
PELAPORAN
AREA Semua Unit Pelayanan
PIC Ketua Panitia KP-RS
FORMAT TANGGA
PENCATATAN N
L
KEJADIA UNIT LOKASI
NAMA OBAT
HIGH ALERT KE
PENYEBAB KESALAHAN TINDAK LANJUT
O N KEJADIAN YG SALAH T
KESALAH DIBERIKAN
AN

1 2 3 4 5 6 7
1

ds
t
Verifikasi :

STANDAR PMPK 3. IPSG 4; Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur


Yang Benar, Pembedahan pada Pasien yang Benar
JUDUL Insiden operasi salah sisi, salah orang, salah prosedur operasi
TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian kamar bedah terhadap
keselamatan pasien
DEFINISI Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada
OPERASIONA sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi pada sisi kanan,
L ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya.
Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada
orang yang salah.
Kejadian salah prosedur pada operasi adalah kejadian pasien mengalami
tindakan operasi yang tidak sesuai dengan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
Insiden ini dapat dicegah dengan melaksanakn prosedur time out. Prosedur
time out adalah suatu prosedur yang dilakukan sebelum melakukan
pembedahan/incisi untuk melakukanverifikasi praoperatif meliputi
memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar, dilakukan di tempat
dimana tindakan akan dilakukan tepat sebelum tindakan dimulai dan
melibatkan seluruh anggota tim operasi.
ALASAN DAN Tindakan operasi merupakan suatu tahapan pelayanan di rumah sakit yang
IMPLIKASI membutuhkan tingkat ketelitian, kecermatan yang tinggi dan persiapan
yang menyeluruh, oleh karena tindakan operasi merupakan tindakan risiko
tinggi (high risk) terhadap keselamatan pasien.
NUMERATOR Jumlah insiden salah sisi, salah orang, salah prosedur operasi
DENOMINATO Jumlah seluruh tindakan operasi
R
FORMULA Jumlah insiden salah sisi, salah orang, salah prosedur operasi X
100
Jumlah seluruh tindakan operasi

STANDAR 0%
KRITERIA Seluruh tindakan operasi
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan register pasca bedah dilakukan setiap hari di ruang pulih
(Recovery Room).
Dilakukan setiap ada sentinel event dengan total sampling ketika ada
insiden salah sisi, salah orang, salah prosedur operasi, dilakukan oleh
patient safety officer di kamar bedah setiap bulan.
REKAPITULAS Setiap bulan, oleh patient safety officer
I UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh kepala ruangan Kamar Bedah Instalasi Bedah Sentral
PELAPORAN (IBS)
AREA Instalasi Bedah Sentral (IBS)
PIC Ka. Instalasi Bedah Sentral
FORMAT Register kamar bedah (elemen kolom dapat dimodifikasi sesuai
PENCATATAN kebutuhan)
PROSEDUR
TANGGA

NAMA SALAH SALAH


N TINDAKAN TIME OUT CEK SALAH SISI KE
PASIE NO RM ORANG PROSEDUR
L

O OPERASI DOKUMEN (ya/tidak) T


N (ya/tidak) (ya/tidak)
(ya/tidak)

1 2 3 4 5 6 7
1

ds
t
Verifikasi :
STANDAR PMPK 3. IPSG 5; Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
JUDUL Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan
tangan dengan metode enam langkah dan lima momen
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
DEFINISI Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan prosedur cuci
OPERASIONA tangan dengan menggunakan metode 6 lanngkah dan lima momen. Lima momen
L yang dimaksud adalah :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptic
3. Setelh kontak dengan pasien
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitaar pasien
ALASAN DAN Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan
IMPLIKASI metode enam langkah dan lima momen adalah cara yang paling efisien dan efektif
untuk mencegah infeksi nosokomial, sehingga berdampak positif terhadap proses
penyembuhan penyakit dan merupakan upaya positif dalam program
keselamatan pasien
NUMERATOR Jumlah kegiatan petugas yang dilakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen
DENOMINATO Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya dilakukan kebersihan
R tangan dengan metode enam langkah dan lima momen
FORMULA Jumlah kegiatan petugas yang dilakukan kebersihan tangan dengan metode
enam langkah dan lima momen (kali) : Jumlah seluruh kegiatan petugas
yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam
langkah dan lima momen (kali) x 100% =___%
STANDAR Minimal 60%
KRITERIA Seluruh tenaga kesehatan yang langsung terlibat dalam pelayanan pasien
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan purposive sampling
ketika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan kebersihan tangan dengan
metode enam langkah dan lima momen. Dilakukan oleh kepala unit/
ruangan/ instalasi (dilakukan dengan cross monitoring jika memungkinkan)
setiap hari Senin pk. 08.00 – 10.00 WITA.
REKAPITULAS Setiap bulandilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
I UNIT
ANALISA & Setiap bulandilakukan oleh kepala unit/ ruangan/ instalasi
PELAPORAN
AREA Semua unit pelayanan
PIC Ketua Panitia KP-RS
FORMAT Checklist dan format observasi kebersihan tangan dengan metode enam
PENCATATAN langkah dan lima momen sesuai format PPI-RS
FORMAT
PENCATATAN NAMA
%
KEPATUHA
%
KEPATUHA

TANGGAL
AKTIFITAS
PETUGAS N CUCI N 6 RERATA % PETUGAS
N UNI PETUGAS YG KE
YANG TANGAN LANGKAH PENCAPAIA MONITORIN
O T DIMONITORIN T
DIMONITORIN PADA 5 CUCI N G
G
G MOMENT TANGAN
(YA / TDK) (YA / TDK)

1 2 3 4 5 6 7
1

ds
t
Verifikasi :

STANDAR PMPK 3. IPSG 6; Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh


JUDUL Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di rumah sakit
TUJUAN Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di rumah sakit dapat
menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam
keselamatan banyak pasien.
DEFINISI Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba-
OPERASIONA tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih
L bagian tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien mengalami
cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
ALASAN DAN Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko
IMPLIKASI jatuh dan membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan resiko.
Salah satu upaya untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah dengan
menempatkan perawat profesional pada bangsal-bangsal tempat perawatan
pasien.
NUMERATOR Jumlah pasien jatuh selama 1 bulan kalender
-
ENOMINATOR
FORMULA Jumlah pasien jatuh selama 1 bulan kalender (orang) X 100
Jumlah pasien yang dirawat dalam 1 bulan kalender
STANDAR 0%
KRITERIA  Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit perawatan
INKLUSI  Klasifikasi Perlukaan;
o None – pasien tidak mengalami perlukaan
o Minor – menyebabkan perawatan luka, pembersihan luka, penggunaan
obat topical, memar atau lecet
o Moderate – menyebabkan luka robek yang perlu dijahit, splinting, dan
keseleo pada sendi atau otot
o Major – menyebabkan pembedahan, insisi, traksi, terjadi patah tulang,
atau membutuhkan konsultasi untuk neurological atau luka internal
o Death – pasien meninggal karena luka akibat jatuh
o UTD – ’Unable to Determine’ Tidak dapat ditentukan dari dokumentasi
yang ada
KRITERIA Kejadian jatuh oleh: Pengunjung, Siswa, Staf rumah sakit, Pasien saat
EKSKLUSI sedang tidak berada pada unit perawatan pasien tersebut (mis. Pasien jatuh
di unit radiologi), Pasien yang jatuh dengan kategori level luka 1 ’none’
PENCATATAN Setiap ada insiden dengan pelaporan IKP-RS yang dapat dicatat
berdasarkan format pelaporan yang ditetapkan rumah sakit
REKAPITULAS Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
I UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Ketua Panitia KP-RS

FORMAT Khusus Pasien Jatuh


PENCATATAN NAMA TANGGAL / JAM PELAPORAN
N NO. KLASIFIKASI TINDAK
PASIEN / INSIDEN PASIEN Insiden KPRS KET
O RM PERLUKAAAN LANJUT
UMUR JATUH (ya/tidak)

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1

dst

Verifikasi :

Ditetapkan di : Palopo
Pada tanggal
Direktur RSUD dr. Palemmai Tandi

dr. Hj. Utia Sari Umar M. Kes


Pangkat : Pembina Utama Muda/IV C
NIP : 19650905 200012 2 003

Anda mungkin juga menyukai