Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA


PEGAWAI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PADA BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Bagas Adhyasa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
bagasadhyasa@student.ub.ac.id

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Dra. Noermijati, MTM.,CPHR.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This study aims to analyze the influence of physical work environment on
employee performance through job satisfaction at Statistics Indonesia of West Kalimantan.
Using saturated sampling, all 66 members of the population were selected as the sample.
The primary data was collected through five-point Likert-scale questionnaires, which were
then assessed in terms of validity and reliability, followed by classical assumption tests,
descriptive statistical analysis, and path analysis performed in IBM SPSS Statistics 23. The
hypothesis testing results show that the direct influence of physical work environment on
job satisfaction is significant, but not significant on employee performance. Furthermore,
job satisfaction has a significant effect on employee performance, and physical work
environment, though job satisfaction, does not affect employee performance.

Keywords: physical work environment, job satisfaction, employee performance

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja fisik
terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja pegawai pada Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan Barat. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menggunakan
sampel jenuh, seluruh anggota populasi yang berjumlah 66 orang dipilih sebagai sampel.
Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dengan lima skala Likert, yang kemudian
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas sebelum dianalisis menggunakan uji asumsi
klasik, analisis statistik deskriptif, dan analisis jalur dalam IBM SPSS Statistics 23. Hasil
uji hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh langsung dari lingkungan kerja fisik signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai, tetapi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
Selanjutnya, kepuasan kerja pegawai mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai, dan lingkungan kerja fisik secara tidak langsung tidak mempengaruhi kinerja
pegawai melalui kepuasan kerja pegawai.

Kata Kunci: lingkungan kerja fisik, kepuasan kerja, kinerja pegawai

1
2

PENDAHULUAN lainnya. Salah satu permasalahan yang


Sumber daya manusia memiliki sering dihadapi oleh organisasi adalah
peran yang sangat penting dalam sebuah masalah lingkungan kerja yang ada
organisasi, baik organisasi pemerintah dalam organisasi tersebut.
maupun organisasi swasta. Setiap Organisasi tentunya memiliki
organisasi wajib untuk memperhatikan peran yang penting dalam mendorong
sumber daya manusia yang dimilikinya. kepuasan kerja pegawainya yang pada
Sumber daya manusia, yaitu para akhirnya akan mempengaruhi kinerja
karyawan atau pegawai, merupakan pegawainya. Kinerja pegawai diyakini
faktor utama dalam menentukan berhasil akan meningkat apabila organisasi dapat
atau tidaknya suatu organisasi dalam menyediakan kebutuhan pegawainya
melaksanakan berbagai program kerja dengan baik. Kebutuhan bagi pegawai
dalam rangka mewujudkan visinya. tentu tidak hanya terbatas pada gaji
Sebuah organisasi dalam rangka maupun kompensasi, namun juga
mewujudkan visinya tentu lingkungan kerja yang baik, utamanya
mengharapkan para pegawai sebagai lingkungan kerja fisik. Bila organisasi
motor penggerak organisasi untuk dapat menyediakan dan memperhatikan
memberikan kinerja terbaik dalam setiap lingkungan kerja yang berada di sekitar
pekerjaan yang dilaksanakannya, tetapi pegawai dengan baik, termasuk di
kinerja yang baik tidak dapat muncul dalamnya lingkungan kerja fisik,
dari dalam diri pegawai dengan diharapkan pegawai akan merasa puas
sendirinya tanpa adanya dukungan dan dalam bekerja. Kepuasan kerja yang
dorongan dari pihak organisasi. dirasakan dalam diri diyakini akan
Sumber daya manusia selain memotivasi pegawai untuk bekerja
menjadi faktor penentu keberhasilan dengan lebih baik, sehingga diharapkan
suatu organisasi, tetapi sebaliknya faktor kinerja pegawai akan meningkat.
manusia pula sering menimbulkan Badan Pusat Statistik
kesulitan atau masalah bagi organisasi. berdasarkan Undang-Undang Nomor 16
Hal ini disebabkan setiap manusia Tahun 1997 tentang Statistik adalah
mempunyai tingkat kebutuhan, harapan Lembaga Pemerintah Non Kementerian
dan latar belakang sosial yang berbeda yang bertanggung jawab langsung
antara manusia satu dengan manusia kepada Presiden. Badan Pusat Statistik
3

melaksanakan tugas pemerintahan Badan Pusat Statistik Provinsi untuk


dibidang statistik sesuai peraturan seluruh Indonesia berdasarkan Peraturan
perundang-undangan. Badan Pusat Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 46
Statistik memiliki visi yaitu pelopor data Tahun 2013 tentang Standar Barang dan
statistik terpercaya untuk semua. Badan Standar Kebutuhan Barang Milik
Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Negara Berupa Tanah dan/atau
Barat adalah perwakilan dari Badan Bangunan di Lingkungan Badan Pusat
Pusat Statistik untuk melaksanakan Statistik. Untuk luas bangunan kantor
kegiatan perstatistikan di wilayah Badan Pusat Statistik saat ini hanya
Provinsi Kalimantan Barat. seluas 1751m² dengan jumlah pegawai
Kegiatan perstatistikan yang sebanyak 66 orang. Berdasarkan
dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik Peraturan Menteri Perumahan Umum
Provinsi Kalimantan Barat tentu Perumahan Rakyat Nomor
didukung dengan adanya sumber daya 22/PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang
manusia (SDM). Sebagai unsur Pembangunan Bangunan Gedung
pelaksana dari kegiatan perstatistikan, Negara, luas bangunan kantor Badan
para pegawai sebagai sumber daya Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
manusia yang dibangun oleh Badan Barat dengan jumlah pegawai sebanyak
Pusat Statistik berdasarkan nilai inti 66 orang, seluas 2300m². Satu Bidang
Badan Pusat Statistik yaitu profesional, menempati satu ruangan kerja yang
berintegritas, dan amanah, tentunya luasnya tidak memenuhi syarat dengan
sangat berpengaruh pada keberhasilan jumlah pegawai di dalam satu bidang,
Badan Pusat Statistik Provinsi sehingga kapasitas ruangan menjadi
Kalimantan Barat dalam menyediakan sempit.
data statistik yang berkualitas. Data Bentuk bangunan kantor Badan
statistik yang berkualitas hanya dapat Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
dihasilkan oleh sumber daya manusia Barat yang ada sekarang dengan bentuk
yang berkinerja baik. jendela yang tidak besar sehingga
Bentuk bangunan kantor Badan mempengaruhi intensitas cahaya
Pusat Statistik Provinsi Kalimantan matahari yang berasal dari jendela di
Barat saat ini belum sepenuhnya sesuai beberapa ruang kerja belum maksimal
dengan purwarupa bangunan kantor dan merata sehingga pegawai perlu
4

menghidupkan lampu untuk membantu rehabiltasi sisa gedung kantor terakhir


penerangan pada saat bekerja. tahun 2010. Rehabilitasi terkahir sudah
Penggunaan Air Conditioner di ruang selama 10 tahun lebih dan dengan luas
kerja membuat ruangan menjadi tertutup yang kurang dari persyaratan jumlah
sehingga mempengaruhi sirkulasi udara pegawai, sehingga sudah memenuhi
di ruang kerja. syarat untuk dilakukan revitalisasi
Letak gedung kantor Badan Gedung kantor Badan Pusat statistik
Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Provinsi Kalimantan Barat. Revitakisasi
Barat yang tidak jauh dari jalan raya dilakukan untuk menyamakan bentuk
yang berjarak sekitar 30 meter, bangunan kantor sesuai dengan
terkadang dapat menyebabkan purwarupa bangunan kantor Badan Pusat
kebisingan yang berasal dari kendaraan Statistik Provinsi untuk seluruh
yang lewat pada ruangan yang terletak di Indonesia. dan memenuhi syarat luas
bagian depan kantor yaitu ruang Bagian bangunan kantor dengan jumlah pegawai
Tata Usaha dan ruang Pusat Statistik yang ada sekarang yaitu 2300m².
Terpadu (PST). Pegawai Badan Pusat Statistik
Tata warna gedung kantor Badan Provinsi Kalimantan Barat tentunya
Pusat Statistik Provinsi Kalimantan membutuhkan lingkungan fisik yang
Barat didominasi oleh warna putih dan layak dan memadai agar dapat
abu abu. Untuk dinding di dalam ruang menunjang dan memudahkan pegawai
kerja, ruang Video Conference dan ruang dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pusat Statistik terpadu (PST) berwarna Badan Pusat Statistik Provinsi
putih. Lemari dan rak untuk menyimpan Kalimantan Barat diharapkan dapat
berbagai dokumen memenuhi ruang menyediakan lingkungan kerja fisik
kerja sehingga ruang untuk meja dan yang layak dan memadai bagi para
kursi pegawai menjadi berkurang, pegawainya serta memperhatikan
menyebabkan dekorasi ruangan menjadi lingkungan kerja fisik yang berada di
kurang baik. sekitar pegawai. Lingkungan kerja fisik
Gedung kantor Badan Pusat yang baik mendukung pegawai untuk
Statistik Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan kerja dengan lebih baik,
dilakukan rehabilitasi pada tahun 2006 sehingga pegawai akan merasa puas
untuk sebagian ruangan dan dilakukan dalam melaksanakan pekerjaannya.
5

Kepuasan kerja yang dirasakan pegawai 1. Apakah lingkungan kerja fisik


sebagai dampak dari lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai
yang baik, diyakini akan memotivasi pada Badan Pusat Statistik Provinsi
pegawai untuk menghasilkan kinerja Kalimantan Barat?
yang baik. Kinerja pegawai yang baik 2. Apakah lingkungan kerja fisik
sebagai dampak dari kepuasan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja
yang dirasakan pegawai, diharapkan pegawai pada Badan Pusat Statistik
akan berdampak positif terhadap kinerja Provinsi Kalimantan Barat?
instansi Badan Pusat Statistik Provinsi 3. Apakah kepuasan kerja pegawai
Kalimantan Barat dalam mewujudkan berpengaruh terhadap kinerja pegawai
visinya, yaitu menghasilkan data statistik pada Badan Pusat Statistik Provinsi
yang berkualitas. Fenomena inilah yang Kalimantan Barat?
yang menyebabkan peneliti memilih 4. Apakah lingkungan kerja fisik
kepuasan kerja sebagai variable berpengaruh secara tidak langsung
intervening antara kondisi lingkungan terhadap kinerja pegawai melalui
kerja fisik terhadap kinerja pegawai kepuasan kerja pegawai pada Badan
pada Badan Pusat Statistik Provinsi Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
Kalimantan Barat. Barat?
Berdasarkan yang telah Tujuan dari penelitian ini adalah :
dijelaskan sebelumnya, maka peneliti 1. Menjelaskan pengaruh lingkungan
untuk membuat penelitian yang berjudul kerja fisik terhadap kinerja pegawai pada
“PENGARUH LINGKUNGAN Badan Pusat Statistik Provinsi
KERJA FISIK TERHADAP Kalimantan Barat.
KINERJA PEGAWAI DENGAN 2. Menjelaskan pengaruh lingkungan
KEPUASAN KERJA PEGAWAI kerja fisik terhadap kepuasan kerja
SEBAGAI VARIABEL pegawai pada Badan Pusat Statistik
INTERVENING PADA BADAN Provinsi Kalimantan Barat.
PUSAT STATISTIK PROVINSI 3. Menjelaskan pengaruh kepuasan kerja
KALIMANTAN BARAT”. pegawai terhadap kinerja pegawai pada
Rumusan masalah dari penelitian ini Badan Pusat Statistik Provinsi
adalah : Kalimantan Barat.
6

4. Menjelaskan pengaruh lingkungan TINJAUAN PUSTAKA


kerja fisik terhadap kinerja pegawai Landasan Teori
melalui kepuasan kerja pegawai pada Lingkungan Kerja Fisik
Badan Pusat Statistik Provinsi Lingkungan fisik sebagaimana
Kalimantan Barat. didefinisikan oleh Sedarmayanti (2011)
Manfaat dari penelitian ini adalah : yaitu semua keadaan yang terdapat di
1. Bagi Organisasi sekitar tempat kerja, akan
Penelitian ini diharapkan dapat mempengaruhi pegawai baik secara
memberikan informasi yang bermanfaat langsung maupun secara tidak langsung.
sebagai bahan pertimbangan bagi Badan Sedangkan Afandi (2016) berpendapat
Pusat Statistik Provinsi Kalimantan bahwa lingkungan kerja fisik adalah
Barat terkait dengan lingkungan kerja lingkungan yang berada di sekitar
fisik dalam rangka meningkatkan pekerja itu sendiri.
kepuasan kerja pegawai dan kinerja Sedarmayanti (2011) menjelaskan
pegawai. beberapa faktor yang dapat
2. Bagi Mahasiswa mempengaruhi terbentuknya suatu
Penelitian ini diharapkan dapat kondisi lingkungan kerja, diantaranya
menambah dan mengembangkan adalah :
pemahaman peneliti dalam ilmu 1. Penerangan/cahaya di tempat kerja.
manajemen, khususnya di bidang 2. Temperatur/suhu udara di tempat
sumber daya manusia, yang diperoleh kerja.
peneliti selama menjadi mahasiswa 3. Kelembaban di tempat kerja.
Jurusan Manajemen FEB UB. 4. Sirkulasi udara di tempat kerja.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya 5. Kebisingan di tempat kerja.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi 6. Getaran mekanis di tempat kerja.
perbandingan dan referensi bagi peneliti- 7. Bau-bauan di tempat kerja.
peneliti lain dalam membuat penelitian 8. Tata warna di tempat kerja.
selanjutnya. 9. Dekorasi di tempat kerja.
10. Musik di tempat kerja.
11. Keamanan di tempat kerja.
7

Kinerja Pegawai tidak menyokong pada diri karyawan


Kasmir (2016) mendefinisikan yang memiiliki hubungan dengan
kinerja sebagai hasil kerja dan perilaku keadaan dirinya ataupun dengan
kerja yang telah dicapai dalam pekerjaan yang dimiliki. Sedamgkan
menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung Robbins dan Judge (2015)
jawab yang diberikan dalam suatu mendefinisikan kepuasan kerja sebagai
periode tertentu. Sedangkan suatu perasaan positif tentang pekerjaan,
Mangkunegara (2013) menyatakan yang dihasilkan dari suatu evaluasi dari
bahwa kinerja adalah hasil kerja secara karakteristik-karakteristiknya.
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh Luthans (2006) menyatakan
seseorang karyawan dalam terdapat sejumlah faktor yang
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mempengaruhi kepusasan kerja, yang
tanggung jawab yang diberikan diringkas dalam lima dimensi berikut :
kepadanya. a. Pekerjaan itu sendiri.
Mathis dan Jackson (2011) b. Gaji.
menyebutkan 6 (enam) elemen dari c. Kesempatan promosi.
kinerja yaitu : d. Pengawasan.
1. Quantity of output (Kuantitas dari e. Rekan kerja.
hasil).
2. Quality of output (Kualitas dari hasil) Penelitian Terdahulu
3. Timeliness of output (Ketepatan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Eka S.,
waktu dari hasil). Sunuharyo, dan Utami (2016) dengan
4. Presence/attendance on the job judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
(Kehadiran). dan Non Fisik Terhadap Kepuasan Kerja
5. Efficiency of work completed dan Kinerja Karyawan (Studi pada
(Efisiensi). karyawan PT Telkom Indonesia Witel
6. Effectiveness of work completed Jatim Selatan Malang)” dengan
(Efektivitas). menggunakan teknik analisis jalur. Hasil
Kepuasan Kerja Pegawai penelitian menunjukkan bahwa
Mangkunegara (2013) menjelaskan lingkungan kerja fisik (X1) berpengaruh
bahwa kepuasan kerja merupakan positif dan signifikan terhadap kepuasan
sebuah perasaan yang menyokong atau kerja (Y1). Lingkungan kerja fisik (X1)
8

berpengaruh positif dan signifikan dengan judul “Pengaruh Lingkungan


terhadap kinerja karyawan (Y2). Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap
Kepuasan kerja (Y1) berpengaruh positif Kinerja Karyawan Dengan Variabel
dan signifikan terhadap kinerja Mediator Kepuasan Kerja (Studi pada
karyawan (Y2). Lingkungan kerja fisik Karyawan PT Telkomsel Branch
(X1) berpengaruh signifikan secara tidak Malang)” dengan menggunakan teknik
langsung terhadap kinerja karyawan analisis regresi linier berganda. Hasil
(Y2). penelitian menunjukkan bahwa
2. Penelitian yang dilakukan oleh lingkungan kerja fisik (X1) berpengaruh
Untung dan Nugraheni (2017) dengan positif dan signifikan terhadap kepuasan
judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik kerja (Z). Lingkungan kerja fisik (X1)
dan Lingkungan Kerja Non Fisik berpengaruh positif dan signifikan
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan terhadap kinerja karyawan (Y).
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Kepuasan kerja (Z) berpengaruh positif
Intervening (Studi Pada Karyawan dan signifikan terhadap kinerja
Bagian Weaving PT. Primatexco karyawan (Y).
Indonesia)” dengan menggunakan teknik 4. Penelitian yang dilakukan oleh
analisis linier berganda dan uji Sobel. Prayogatama (2017) dengan judul
Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
lingkungan kerja fisik (X1) berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Melalui
positif dan signifikan terhadap kepuasan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
kerja (Y1). Lingkungan kerja fisik (X1) Intervening Pada Departemen P&GA
berpengaruh positif dan signifikan (Personalia And General Affair) PT
terhadap kinerja karyawan (Y2). Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Sidoarjo”
Kepuasan kerja (Y1) berpengaruh positif dengan menggunakan teknik Partial
namun tidak signifikan terhadap kinerja Least Square (PLS). Hasil penelitian
karyawan (Y2). Kepuasan kerja (X1) menunjukkan bahwa lingkungan kerja
tidak memediasi pengaruh lingkungan fisik berpengaruh positif dan signifikan
kerja fisik terhadap kinerja karyawan terhadap kepuasan kerja. Lingkungan
(Y2). kerja fisik tidak berpengaruh terhadap
3. Penelitian yang dilakukan oleh kinerja karyawan. Kepuasan kerja
Kusuma, Sunuharyo, dan Iqbal (2018) berpengaruh positif dan signifikan
9

terhadap kinerja karyawan. Lingkungan positif dan signifikan terhadap kinerja


kerja fisik berpengaruh signifikan positif karyawan (Y).
terhadap kinerja karyawan dengan
dimediasi kepuasan kerja, dan mediasi Kerangka Konsep Penelitian
terbukti secara penuh karena lingkungan
kerja fisik tidak berpengaruh signifikan
Sumber : data diolah, 2019
terhadap kinerja karyawan, namun
Gambar 1. Kerangka Konsep
pengaruhnya berubah signifikan ketika Penelitian
melibatkan variabel intervening atau
mediasi, yaitu kepuasan kerja. Hipotesis Penelitian
5. Penelitian yang dilakukan oleh H1 : Lingkungan Kerja Fisik (X)
Sitinjak (2018) dengan judul “Pengaruh berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Pegawai (Y).
Kerja Karyawan (Studi pada Karyawan H2 : Lingkungan Kerja Fisik (X)
PT. Mitra Pinasthika Mustika Rent berpengaruh signifikan terhadap
Tangerang Selatan)” dengan Kepuasan Kerja Pegawai (Z).
menggunakan teknik analisis regresi H3 : Kepuasan Kerja Pegawai (Z)
linier berganda. Hasil penelitian berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
menunjukkan bahwa lingkungan kerja Pegawai (Y).
fisik (X1) berpengaruh positif dan H4 : Lingkungan Kerja Fisik (X) melalui
signifikan terhadap kepuasan kerja (Y). Kepuasan Kerja Pegawai (Z)
6. Penelitian yang dilakukan oleh berpengaruh secara tidak langsung
Karina, Sunuharyo, dan Mukzam (2013) terhadap Kinerja Pegawai (Y).
dengan judul “Pengaruh Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja (Studi Pada METODE PENELITIAN
Karyawan Tetap Bagian Admin dan Jenis metode penelitian yang
Sales Counter AUTO 2000 Malang- digunakan adalah penelitian penjelasan,
Sutoyo)” dengan menggunakan teknik atau explanatory research. Lokasi objek
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah Badan Pusat Statistik
penelitian menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini
lingkungan kerja fisik (X1) berpengaruh berjenis cross sectional. Proses
pengumpulan data primer dilakukan dari
10

tanggal 21 Oktober 2019 sampai dengan HASIL DAN PEMBAHASAN


25 Oktober 2019 dengan cara Uji Instrumen
memberikan lembar kuesioner kepada Data primer dalam uji instrumen
responden, sedangkan data sekunder diolah menggunakan perangkat lunak
bersumber dari situs web, buku, karya IBM SPSS Statistics 23.
ilmiah, maupun data yang diperoleh dari Berdasarkan hasil uji validitas, nilai
pihak Badan Pusat Statistik Provinsi r hitung untuk keseluruhan item lebih
Kalimantan Barat. tinggi apabila dibandingkan dengan nilai
Populasi pada penelitian ini adalah r tabel (0,242). Hal tersebut
seluruh pegawai Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa keseluruhan
Provinsi Kalbar berstatus Pegawai pernyataan pada kuesioner dapat dinilai
Negeri Sipil dengan masa kerja minimal valid, sehingga seluruh pernyataan pada
1 (satu) tahun yang berjumlah 66 orang. kuesioner dapat digunakan sebagai
Sampel pada penelitian ditentukan instrumen untuk mengukur variabel.
menggunakan teknik sampel jenuh, Berdasarkan hasil uji reliabilitas,
sehingga didapatkan sampel berjumlah nilai Cronbach Alpha dari ketiga
66 orang, yang juga merupakan jumlah variabel dalam penelitian ini yaitu
populasi. lingkungan kerja fisik (X), kepuasan
Uji instrumen menggunakan uji kerja pegawai (Z), dan kinerja pegawai
validitas dan uji reliabilitas. Metode (Y) lebih besar apabila dibandingkan
analisis data menggunakan uji asumsi dengan nilai alpha yang menjadi syarat
klasik, analisis statistik deskriptif, dan reliabilitas (0,700), dapat dismpulkan
analisis jalur. Sedangkan uji hipotesis bahwa seluruh pernyataan dari ketiga
dilakukan dengan memperhatikan variabel sebagai instrumen dapat
perbandingan nilai t hitung dengan t dinyatakan reliabel.
tabel, serta dengan memperhatikan nilai Uji Asumsi Klasik
signifikansi. Data primer dalam uji asumsi klasik
diolah menggunakan perangkat lunak
IBM SPSS Statistics 23.
Uji normalitas dilakukan dengan
dua metode, yaitu membandingkan nilai
signifikansi yang diperoleh melalui uji
11

One-Sample Kolmogorov-Smirnov, dan independen lingkungan kerja fisik


melihat penyebaran data pada grafik terhadap variabel dependen kinerja
Normal P-P Plot. Berdasarkan uji One- pegawai (0,480) lebih besar
Sample Kolmogorov-Smirnov, nilai dibandingkan nilai alpha (0,05),
signifikansi (0,200) lebih besar apabila sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
dibandingkan dengan nilai alpha (0,05). terjadi heteroskedastisitas pada model
Sedangkan menurut metode grafik, regresi tersebut. Sedangkan pada model
dengan melihat pola penyebaran titik- kedua diketahui nilai signifikansi dari
titik pada grafik, terlihat titik-titik kedua variabel independen terhadap
menyebar di sekitar garis mengikuti variabel dependen kinerja pegawai, yaitu
garis diagonal. Berdasarkan hasil kedua lingkungan kerja fisik (0,260) serta
metode tersebut, dapat disimpulkan kepuasan kerja pegawai (0,864) lebih
bahwa data residual berdistribusi besar dibandingkan nilai alpha (0,05),
normal. sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
Uji multikolinieritas dilakukan terjadi heteroskedastisitas pada model
dengan melihat nilai Variance Inflating regresi tersebut.
Factor (VIF). Berdasarkan hasil uji Uji linearitas dilakukan dengan
multikolinieritas terhadap variabel melihat nilai signifikansi dari hubungan
lingkungan kerja fisik dan kepuasan antar dua variabel. Berdasarkan uji
kerja pegawai, nilai VIF yang diperoleh linieritas diketahui nilai signifikansi dari
masing-masing variabel (1,564), lebih ketiga hubungan antar variabel (0,499,
kecil dibandingkan nilai alpha (10,000), 0,144, dan 0,287) lebih besar
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak dibandingkan nilai alpha (0,05),
terjadi multikolinieritas antar variabel sehingga dapat disimpulkan bahwa
bebas. ketiga hubungan antar dua variabel
Uji heteroskedastisitas dilakukan mempunyai hubungan yang linier.
dengan uji Glesjer, yaitu dengan Analisis Jalur
meregresikan variabel independen Data primer yang sudah memenuhi
terhadap nilai absolut residual. kriteria dari uji prasyarat kemudian
Berdasarkan hasil uji digunakan dalam analisis jalur untuk
heteroskedastisitas, pada model pertama mencari nilai dari hubungan antar
nilai signifikansi dari variabel variabel, yang diperoleh melalui analisis
12

regresi dengan menggunakan perangkat antara variabel lingkungan kerja fisik


lunak IBM SPSS Statistics 23. Hasil dari (X) terhadap variabel kinerja pegawai
analisis regresi adalah sebagai berikut : (Y) adalah sebesar 24,9%, sedangkan
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi sisanya (100,0% - 24,9% = 75,1%)
Hubungan sebesar 75,1% dipengaruhi oleh variabel
Koefisien
Antar t Hitung Signifikansi
Beta
Variabel lain diluar model regresi.
X→Y 0,249 1,892 0,063
X→Z 0,600 6,005 0,000
Berdasarkan hasil uji hipotesis 1
Z→Y 0,364 2,770 0,007 maka hipotesis 1 (H1) ditolak, sehingga
0,600 x
X→Z→Y 0,364 = - - dapat disimpulkan bahwa lingkungan
0,218
Sumber : data primer diolah, 2019 kerja fisik (X) tidak berpengaruh
Berdasarkan hasil analisis regresi signifikan terhadap kinerja pegawai (Y).
maka diperoleh hasil analisis jalur Hipotesis 2 (H2)
sebagai berikut : Perbandingan nilai t hitung dengan
nilai t tabel yaitu : 6,005 > 1,998,
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,

Sumber : data primer diolah, 2019


yang berarti terdapat pengaruh antara

Gambar 2. Hasil Analisis Jalur lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan


kerja pegawai. Perbandingan nilai
Uji Hipotesis signifikansi terhadap nilai alpha yaitu :
Hipotesis 1 (H1) 0,000 < 0,050, yang berarti pengaruh
Perbandingan nilai t hitung dengan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan
nilai t tabel yaitu : 1,892 > 1,998, kerja pegawai dinyatakan signifikan.
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, Nilai koefisien beta adalah sebesar
yang berarti tidak terdapat pengaruh 0,600, yang berarti besar pengaruh
antara lingkungan kerja fisik terhadap antara variabel lingkungan kerja fisik
kinerja pegawai. Perbandingan nilai (X) terhadap variabel kepuasan kerja
signifikansi terhadap nilai alpha yaitu : pegawai (Z) adalah sebesar 60,0%,
0,063 > 0,050, yang berarti pengaruh sedangkan sisanya (100,0% - 60,0% =
lingkungan kerja fisik terhadap kinerja 30,0%) sebesar 30,0% dipengaruhi oleh
pegawai dinyatakan tidak signifikan. variabel lain diluar model regresi.
Nilai koefisien beta adalah sebesar Berdasarkan hasil uji hipotesis 2
0,249, yang berarti besar pengaruh maka hipotesis 2 (H2) diterima, sehingga
13

dapat disimpulkan bahwa lingkungan tidak terdapat pengaruh secara tidak


kerja fisik (X) berpengaruh signifikan langsung antara lingkungan kerja fisik
terhadap kepuasan kerja pegawai (Z). terhadap kinerja pegawai melalui
Hipotesis 3 (H3) kepuasan kerja pegawai. Nilai pengaruh
Perbandingan nilai t hitung dengan total dari pengaruh langsung dan
nilai t tabel yaitu : 2,770 > 1,998, pengaruh tidak langsung antara variabel
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, lingkungan kerja fisik terhadap variabel
yang berarti terdapat pengaruh antara kinerja pegawai adalah sebesar 0,467.
kepuasan kerja pegawai terhadap kinerja Berdasarkan hasil uji hipotesis 4
pegawai. Perbandingan nilai signifikansi maka hipotesis 4 (H4) ditolak, sehingga
terhadap nilai alpha yaitu : 0,007 < dapat disimpulkan bahwa lingkungan
0,050, yang berarti pengaruh kepuasan kerja fisik (X) melalui kepuasan kerja
kerja pegawai terhadap kinerja pegawai pegawai (Z) tidak berpengaruh secara
dinyatakan signifikan. Nilai koefisien tidak langsung terhadap kinerja pegawai
beta adalah sebesar 0,364, yang berarti (Y).
besar pengaruh antara variabel kepuasan
kerja pegawai (Z) terhadap variabel Pembahasan
kinerja pegawai (Y) adalah sebesar Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
24,9%, sedangkan sisanya (100,0% - Terhadap Kinerja Pegawai
24,9% = 75,1%) sebesar 75,1% Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1
dipengaruhi oleh variabel lain diluar (H1), dapat disimpulkan bahwa
model regresi. lingkungan kerja fisik (X) tidak
Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 berpengaruh signifikan terhadap kinerja
maka hipotesis 3 (H3) diterima, sehingga pegawai (Y). Hal tersebut berarti
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja lingkungan kerja fisik yang berada
peegawai (Z) berpengaruh signifikan disekitar pegawai tidak memberikan
terhadap kinerja pegawai (Y). pengaruh terhadap kinerja yang
Hipotesis 4 (H4) dihasilkan pegawai. Hasil pengujian ini
Perbandingan nilai pengaruh tidak sejalan dengan hasil penelitian
langsung dengan nilai pengaruh tidak Untung dan Nugraheni (2017) yang
langsung : 0,249 > 0,218, sehingga Ho menunjukkan bahwa lingkungan kerja
diterima dan Ha ditolak, yang berarti fisik berpengaruh signifikan terhadap
14

kinerja karyawan, tetapi hasil pengujian berdampak terhadap kinerja yang


ini sejalan dengan hasil penelitian dihasilkan pegawai.
Prayogatama (2016) yang menunjukkan Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
bahwa lingkungan kerja fisik tidak Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Berdasarkan hasil pengujian
karyawan. Hasil pengujian yang tidak hipotesis 2 (H2), dapat disimpulkan
signifikan menunjukkan bahwa pegawai bahwa lingkungan kerja fisik (X)
dapat menghasilkan kinerja yang cukup berpengaruh signifikan terhadap
baik tanpa terpengaruh dengan kondisi kepuasan kerja pegawai (Z). Hal tersebut
lingkungan kerja fisik di sekitar mereka. berarti lingkungan kerja fisik yang
Berdasarkan hasil analisis deskriptif berada disekitar pegawai akan
terhadap data primer, diketahui bahwa memberikan pengaruh terhadap
secara keseluruhan, lingkungan kerja kepuasan kerja yang dirasakan pegawai.
fisik dan kinerja pegawai dinilai sudah Hasil pengujian ini sejalan dengan hasil
cukup baik oleh pegawai, meskipun pada penelitian Eka S., Sunuharyo, dan Utami
variabel lingkungan kerja fisik terdapat (2016) yang menunjukkan bahwa
indikator dekorasi yang dinilai belum lingkungan kerja fisik berpengaruh
cukup baik. Hal tersebut membuktikan signifikan terhadap kepuasan kerja.
bahwa lingkungan kerja fisik tidak dapat Kondisi lingkungan kerja fisik di kantor
mempengaruhi kinerja yang dihasilkan Badan Pusat Statistik Provinsi
pegawai di Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat dapat memberikan
Provinsi Kalimantan Barat. kepuasan kerja bagi pegawainya,
Kinerja yang dihasilkan oleh pegawai sehingga dengan memberikan
dinilai sudah cukup baik dengan kondisi lingkungan kerja fisik yang baik maka
lingkungan kerja fisik yang ada pada saat pegawai akan merasa puas dalam
ini dan hasil pengujian menunjukkan bekerja.
bahwa pegawai tidak terpengaruh Berdasarkan hasil analisis deskriptif
dengan kondisi lingkungan kerja fisik, terhadap data primer pada variabel
sehingga apabila revitalisasi gedung lingkungan kerja fisik, diketahui bahwa
kantor dilaksanakan dan instansi indikator dengan nilai rata-rata tertinggi
merelokasi kantor untuk sementara pada variabel lingkungan kerja fisik
waktu maka diharapkan tidak akan adalah temperatur/suhu. Item dari
15

indikator temperatur/suhu adalah suhu pegawai dalam bekerja dapat


udara yang nyaman. Hal tersebut mempengaruhi pegawai dalam
menunjukkan bahwa temperatur/suhu menghasilkan kinerja yang lebih baik.
yang nyaman di tempat kerja yang Berdasarkan hasil analisis deskriptif
dirasakan pegawai dapat mempengaruhi terhadap data primer pada variabel
tingkat kepuasan kerja pegawai di Badan kepuasan kerja pegawai, diketahui
Pusat Statistik Provinsi Kalimantan bahwa indikator dengan nilai rata-rata
Barat. tertinggi pada variabel kepuasan kerja
Hasil pengujian menunjukkan pegawai adalah rekan kerja. Item dari
bahwa kondisi lingkungan kerja fisik indikator rekan kerja adalah rekan kerja
mempengaruhi kepuasan kerja yang yang memberikan dukungan dengan
dirasakan pegawai, sehingga apabila baik di dalam pekerjaan dan komunikasi
instansi dapat menyediakan lingkungan dengan rekan kerja yang terjalin dengan
kerja fisik yang lebih baik melalui baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
revitalisasi gedung kantor, maka rekan kerja yang dapat mendukung
diharapkan akan meningkatkan pegawai dalam hal pekerjaan serta
kepuasan kerja yang dirasakan pegawai. mempunyai hubungan komunikasi yang
Pengaruh Kepuasan Kerja Pegawai baik dengan pegawai dapat
Terhadap Kinerja Pegawai mempengaruhi kinerja yang dihasilkan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3 pegawai di Badan Pusat Statistik
(H3), dapat disimpulkan bahwa Provinsi Kalimantan Barat.
kepuasan kerja pegawai (Z) berpengaruh Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik
signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Terhadap Kinerja Pegawai Melalui
Hal tersebut berarti kepuasan kerja yang Kepuasan Kerja Pegawai
dirasakan pegawai akan memberikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 4
pengaruh terhadap kinerja yang (H4), dapat disimpulkan bahwa terdapat
dihasilkan pegawai. Hasil pengujian ini pengaruh secara tidak langsung pada
sejalan dengan hasil penelitian Kusuma, hubungan lingkungan kerja fisik (X)
Sunuharyo, dan Iqbal (2018) yang melalui kepuasan kerja pegawai (Z)
menunjukkan bahwa kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai (Y). Hal
berpengaruh signifikan terhadap kinerja tersebut berarti kepuasan kerja yang
karyawan. Kepuasan yang dirasakan dirasakan pegawai yang dipengaruhi
16

lingkungan kerja fisik akan memberikan pegawai, yang dibuktikan dengan hasil
pengaruh terhadap kinerja yang analisis jalur, yang menunjukkan bahwa
dihasilkan pegawai. Hasil pengujian ini nilai t hitung lebih kecil dibanding nilai t
sejalan dengan Prayogatama (2017) tabel dan nilai signifikansi lebih kecil
yang menunjukkan bahwa lingkungan dibanding nilai alpha. Hal tersebut
kerja fisik melalui kepuasan kerja berarti semakin baik kondisi lingkungan
berpengaruh secara tidak langsung kerja fisik di sekitar pegawai maka tidak
terhadap kinerja karyawan, tetapi hasil berpengaruh terhadap kinerja yang
pengujian ini tidak sejalan dengan hasil dihasilkan pegawai.
penelitian Untung dan Nugraheni (2017) 2. Lingkungan kerja fisik berpengaruh
yang menunjukkan bahwa kepuasan signifikan terhadap kepuasan kerja
kerja tidak memediasi pengaruh pegawai, yang dibuktikan dengan hasil
lingkungan kerja fisik terhadap kinerja analisis jalur, yang menunjukkan bahwa
karyawan. Apabila kepuasan kerja yang nilai t hitung lebih besar dibanding nilai
dirasakan pegawai berasal dari t tabel dan nilai signifikansi lebih besar
lingkungan kerja fisik di sekitar mereka, dibanding nilai alpha. Hal tersebut
maka hal tersebut tidak akan berarti semakin baik kondisi lingkungan
berpengaruh terhadap kinerja yang kerja fisik di sekitar pegawai maka
dihasilkan pegawai. tingkat kepuasan kerja yang dirasakan
Berdasarkan hasil analisis jalur, pegawai akan semakin meningkat.
diketahui bahwa lingkungan kerja fisik 3. Kepuasan kerja pegawai berpengaruh
melalui kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai,
secara tidak langsung terhadap kinerja yang dibuktikan dengan hasil analisis
pegawai. Hal tersebut menunjukkan jalur yang menunjukkan bahwa nilai t
bahwa kinerja yang dihasilkan pegawai hitung lebih besar dibanding nilai t tabel
dipengaruhi kondisi lingkungan kerja dan nilai signifikansi lebih besar
fisik di sekitar pegawai melalui kepuasan dibanding nilai alpha. Hal tersebut
kerja yang dirasakan pegawai. berarti semakin tinggi tingkat kepuasan
kerja yang dirasakan pegawai maka
KESIMPULAN kinerja yang dihasilkan pegawai akan
1. Lingkungan kerja fisik tidak semakin meningkat.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
17

4. Lingkungan kerja fisik berpengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non


secara tidak langsung melalui kepuasan Fisik Terhadap Kepuasan Kerja dan
kerja pegawai terhadap kinerja pegawai, Kinerja Karyawan (Studi pada
yang dibuktikan dengan hasil analisis karyawan PT Telkom Indonesia
jalur. Hal tersebut berarti tingkat Witel Jatim Selatan Malang), Jurnal
kepuasan kerja yang dirasakan pegawai Administrasi Bisnis (JAB) Fakultas
memediasi hubungan antara lingkungan Ilmu Administrasi Universitas
kerja fisik terhadap kinerja pegawai. Brawijaya, Volume 40, Nomor 1, pp
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 76 – 85.
kondisi lingkungan kerja fisik di sekitar Karina, Martha Rosa; Sunuharyo,
pegawai tidak berpengaruh secara Bambang Swasto & Mukzam,
langsung terhadap kinerja yang Mochammad Djudi, 2013, Pengaruh
dihasilkan pegawai, tetapi kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
lingkungan kerja fisik di sekitar pegawai (Studi Pada Karyawan Tetap Bagian
dapat berpengaruh secara tidak langsung Admin dan Sales Counter AUTO
terhadap kinerja yang diihasilkan 2000 Malang-Sutoyo), Jurnal
pegawai melalui kepuasan kerja yang Administrasi Bisnis (JAB) Fakultas
dirasakan pegawai. Hal tersebut berarti Ilmu Administrasi Universitas
semakin tinggi tingkat kepuasan kerja Brawijaya, Volume 2, Nomor 1, pp
yang dirasakan pegawai, yang berasal 93 – 100.
dari lingkungan kerja fisik di sekitar Kasmir, 2016, Manajemen Sumber Daya
mereka, maka kinerja yang dihasilkan Manusia (Teori dan Praktik),
pegawai akan semakin meningkat. Rajawali Pers, Jakarta.
Kusuma, Arga Dwi; Sunuharyo,
DAFTAR PUSTAKA Bambang Swasto & Iqbal,
Afandi, Pandi, 2016, Concept & Mohamad, 2018, Pengaruh
Indikator : Human Resources Lingkungan Kerja Fisik dan Non
Management, Deepublish, Fisik Terhadap Kinerja Karyawan
Yogyakarta. Dengan Variabel Mediator
Eka S., Dwi Silvia; Sunuharyo, Kepuasan Kerja (Studi pada
Bambang Swasto & Utami, Karyawan PT Telkomsel Branch
Hamidah Nayati, 2016, Pengaruh Malang), Jurnal Administrasi Bisnis
18

(JAB) Fakultas Ilmu Administrasi Sedarmayanti, 2011, Tata Kerja dan


Universitas Brawijaya, Volume 55, Produktivitas Kerja, Penerbit
Nomor 2, pp 68 – 74. Mandar Maju, Bandung.
Luthans, Fred, 2006, Perilaku Sitinjak, Lulu Novena, 2018, Pengaruh
Organisasi, Edisi Kesepuluh, Andi Lingkungan Kerja Terhadap
Offset, Yogyakarta. Kepuasan Kerja Karyawan (Studi
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2013, pada Karyawan PT. Mitra
Manajemen Sumber Daya Manusia Pinasthika Mustika Rent Tangerang
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Selatan), Jurnal Administrasi Bisnis
Bandung. (JAB) Fakultas Ilmu Administrasi
Mathis, Robert L. & Jackson, John H., Universitas Brawijaya, Volume 60
2011, Human Resource Nomor 2, pp 162 – 168.
Management, Thirteenth Edition, Untung, Dasio, & Nugraheni, Rini,
Cengage Learning, Ohio 2017, Pengaruh Lingkungan Kerja
Prayogatama, Dovi Agfan, 2017, Fisik dan Lingkungan Kerja Non
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Fisik Terhadap Kinerja Karyawan
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai
Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada
Variabel Intervening Pada Karyawan Bagian Weaving PT.
Departemen P&GA (Personalia And Primatexco Indonesia), Diponegoro
General Affair) PT Japfa Comfeed Journal of Management, Volume 6,
Indonesia, Tbk Sidoarjo, Jurnal Nomor 4, pp 1 – 12.
Ilmu Manajemen Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya,
Volume 5 Nomor 3, pp 1 - 11.
Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy
A., 2015, Perilaku Organisasi, Edisi
Keenam Belas, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai