Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KAWASAN MANAJEMEN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Ferdina, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Fathan Kamal Maulana (201102030442)

Annisa Shofia Rani (201102031114)

Azzam Sahrul Qudsi (201102031122)

M.Ghaots Janan Naufal (201102030445)

Nabiilah Shafiyah (201102030439)

Salsa Delia Supriandini (201102030440)

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur atas rahmat Allah SWT. yang senantiasa
melimpahkan berkah‚ rahmat‚ taufik‚ serta hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini dibuat berdasarkan dari beberapa
sumber. Makalah ini disusun sebagai tugas pada mata kuliah Manajemen
Teknologi Pendidikan. Pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Umi Fatonah, M.Pd. selaku Kepala Program Studi Teknologi
Pendidikan.
2. Ibu Ferdina, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen
Teknologi Pendidikan.
3. Orang tua Penulis yang selalu mendukung pembelajaran dalam perkuliahan.
4. Teman-teman kelompok yang saling membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan maupun kesalahan
dalam pembuatan makalah ini‚ oleh karena itu Penulis mengharapkan masukan
atau kritik beserta saran yang bersifat membangun di masa mendatang. Akhir kata
Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, 25 Oktober 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

1. Manajemen Kurikulum ................................................................................ 2

2. Manajemen Sumber ..................................................................................... 4

3. Manajemen Personalia ................................................................................. 7

4. Manajemen Pemrograman ......................................................................... 12

5. Manajemen Pelatihan ................................................................................. 13

6. Manajemen Evaluasi .................................................................................. 15

7. Manajemen Lembaga Kependidikan dengan Masyarakat ......................... 18

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22

A. Kesimpulan ................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia.
Teknologi pendidikan berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau
memfasilitasi seseorang untuk belajar di mana saja, kapan saja, oleh siapa,
dan dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kebutuhanya.
Berdasarkan perkembangan dalam bidang teknologi pendidikan dan disiplin
ilmu lainya, yang relevan dengan landasan teori pembelajaran, kemungkinan
ke depan akan semakin berkembang mengenai kawasan dan ruang lingkup
beserta kategori teknologi pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kawasan dalam Manajemen Teknologi Pendidikan?
2. Apa yang dimaksud Manajemen Kurikulum?
3. Apa yang dimaksud Manajemen Sumber?
4. Apa yang dimaksud Manajemen Personalia?
5. Apa yang dimaksud Manajamen Pelatihan?
6. Apa yang dimaksud Manajemen Evaluasi?
7. Apa yang dimaksud Manajemen pemrograman?
8. Apa yang dimaksud Manajemen Lembaga Kependidikan dengan
Masyarakat?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui jenis-jenis kawasan dalam Manajemen Teknologi Pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Manajemen Kurikulum
a. Pengertian Manajemen Kurikulum
Dalam UU No. 20 Tahun 2003, kurikulum ialah suatu perencanaan
aturan yang kaitannya dengan tujuan, isi, bahan pembelajaran, dan cara
yang terapkan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan. Kurikulum adalah seperangkat rencana pendidikan yang
memberikan petunjuk mengenai jenis, cakupan, susunan materi, dan
proses pendidikan (Syafaruddin, 2018). Kurikulum adalah rancangan
mengenai aturan tujuan, isi, bahan pembelajaran, dan upaya agar langkah
yang dipergunakan pada pelaksanaan proses pembelajaran tercapainya
tujuan pendidikan yang lebih baik (Atmaja, T. Ampuh Rony AR, Djailani,
2015).
Menurut Hamalik kurikulum dibuat untuk menghadapi
perkembangan zaman serta TIK agar mencapai tujuan pendidikan dengan
mempertimbangkan tahapan perkembangan siswa disesuaikan dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan manusia seutuhnya (Syafaruddin,
2018). “Manajemen kurikulum adalah sesuatu hal fundamental di sekolah,
dengan adanya manajemen kurikulum akan berdampak pada kualitas dan
kinerja guru pencapaian tujuan” (Atmaja, T. Ampuh Rony AR, Djailani,
2015).

b. Implementasi Manajemen Kurikulum


Implementasi manajemen kurikulum tahapan rangkaian proses
dalam melaksanakan tujuan dan kebijakan kurikulum pada proses
kegiatan mengajar di sekolah, membuat siswa mampu menguasai
keterampilan, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Fathurrochman,
2017). Menurut Arikunto keberhasilan implementasi manajemen
kurikulum berdasarkan pada proses perencanaan, penyusunan dan

2
langkah penerapannya (Fathurrochman, 2017). Pada proses dari
penerapan kurikulum, penyusunan kurikulum harus mampu mengerti
akan dampak-dampak yang muncul dari hasil kurikulum, agar bentuk
perilaku dapat dimunculkan dengan signifikan melalui bermacam
tindakan bahkan dengan suatu pengembangan yang telah direncanakan
dengan baik (Hasanah, 2019).

c. Ruang Lingkup
Dinn Wahyudin menjelaskan bahwa yang menjadi cakupan
manajemen kurikulum yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan evaluasi. Secara luas, manajemen kurikulum tidak dibatasi hanya di
ruangan (Utami, 2018). Ruang lingkup manajemen kurikulum terletak
pada penerapan pada proses manajemen itu sendiri, disebabkan proses
penerapan kurikulum memilki persamaan dalam prinsip proses
manajemen (Fathurrochman, 2017). Siklus manajemen pengembangan
kurikulum di sekolah terdiri atas:
1) Tahapan perencanaan
a. Analisa kebutuhan.
b. Perumusan dan jawaban ke pertanyaan filosofis.
c. Menetapkan desain kurikulum.
d. Pembuatan perencanaan utama berupa pengembangan,
pelaksanaan, dan penilaian.
2) Tahapan pengembangan
a. Merumuskan dasar berpikir.
b. Merumuskan visi, misi, tujuan.
c. Menentukan struktur dan kegiatan.
d. Mengelompokkan materi .
e. Mengelompokkan pembelajaran.
f. Menentukan sumber, peralatan, dan fasilitas belajar.
g. Menentukan cara untuk dapat menghitung hasil belajar.

3
3) Tahapan Implementasi
a. Menyusun rencana silabus dan RPP.
b. Menjabarkan materi.
c. Penentuan strategi dan metode belajar mengajar.
d. Menyediakan sumber, alat, dan alat belajar mengajar
e. Menentukan cara dan peralatan penilaian proses hasil belajar
f. Pengaturan lingkungan pembelajaran.
4) Tahapan evaluasi
Menyusun kurikulum dilaksanakan oleh satuan pendidikan atas
dasar pada SKL, SI, SK, dan KD yang dikembangkan oleh BNSP.

d. Prinsip dan Fungsi


Secara fundamental prinsip manajemen kurikulum adalah berupaya
meningkatkan kualitas pembelajaran berjalan lancar, ukurannya dalam
mencapai tujuan pada peserta didik, serta mendorong guru untuk optimal
menyempurnakan strategi belajar dengan peserta didik (Utami, 2018).
Prinsip manajemen kurikulum sebagai yaitu :
 Produktif, pencapaian yang didapat pada kegiatan kurikulum ialah
faktor yang dipertimbangkan.
 Demokratisasi, sesuai demokrasi dalam mengelola manajemen.
 Kooperatif, saling bekerja sama untuk mencapai hasil tujuan.
 Efektivitas dan efisien, program perlu adanya pertimbangan agar
efektif dan efisien.
 Menerapkan program yang telah disusun dalam kurikulum
(Fathurrochman, 2017).

2. Manajemen Sumber
a) Pengertian Manajemen Sumber
Teknologi Pendidikan dikenal sebagai cara-cara yang sistemik dan
sistematik dalam memecahkan masalah pembelajaran secara efektif dan
efisien, di dalam definisi ini ada beberapa pengertian:

4
 Teknologi Pendidikan menawarkan berbagai cara, bukan satu cara.
 Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang sistemik (bersistem)
bukan parsial, tetapi menyeluruh dan integratif dengan melibatkan
semua komponen pembelajaran. Seperti uraian Suparman (2004)
“bahwa suatu sistem lebih sekedar gabungan dari bagian-bagian; ia
harus mempunyai tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai oleh
fungsi dari satu atau beberapa bagian darinya.
 Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang runtut atau sistematik,
tidak acakacakan.
 Teknologi Pendidikan menawarkan cara yang terbukti efektif dan
efisien, melalui uji coba dalam skala terbatas sebelum digunakan
dalam skala nasional.
 Cara-cara itu terfokus pada rangkaian interaksi antara peserta didik
dengan sumber belajar dalam skala luas, termasuk pengajar dan
berbagai media sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
sebelumnya tercapai.
Definisi itu menjanjikan terjadinya solusi dalam memecahkan
masalah pembelajaran melalui lima konsep dasar tadi. Sehingga
muncullah Teknologi Pendidikan ini sebagai sang Revolusioner
untuk mengubah taraf pendidikan itu sendiri kearah yang lebih baik.
Definisi itu menjanjikan terjadinya solusi dalam memecahkan
masalah pembelajaran melalui lima konsep dasar yang sangat indah.
Sehingga munculah Teknologi Pendidikan ini sebagai sang
Revolusioner untuk mengubah taraf pendidikan itu sendiri kearah
yang lebih baik. Sumber daya berjangka dipahami untuk menyertakan
alat, bahan, perangkat, pengaturan, dan orang-orang yang berinteraksi
dengan peserta didik untuk memecahkan masalah belajar dan kinerja.
Kedua jenis sumber daya (khususnya, sumber daya teknologi) dan
bagaimana sumber daya tersebut digunakan (tepat) berfungsi untuk
membedakan apa yang dilakukan oleh teknologi pendidikan dari
upaya serupa di bidang lain. Bab ini dimulai dengan karakteristik

5
mendefinisikan, dan kemudian, itu survei evolusi dari berbagai jenis
sumber daya dan survei bagaimana teknologi muncul mempengaruhi
lapangan. Paruh kedua bab membedakan media yang analog dan
digital, memeriksa secara lebih mendalam bagaimana alat digital
telah mengubah lanskap teknologi pendidikan.
Hal ini juga membahas bagaimana pengaturan dan orang-orang
yang menggunakan sumber daya. Bab ini diakhiri dengan
pertimbangan masalah etika dalam penggunaan sumber daya. (Seels
& Richey, 1994). Meskipun objek Teknologi telah bergeser selama
bertahun-tahun, Teknologi Pendidikan telah menjadi fungsi penting
dalam pendidikan sejak lapangan dimulai pada tahun 1920-an. Dalam
pernyataan definisi formal pertama, Teknologi dipandang perlu untuk
mengendalikan produk dan proses yang digunakan dalam bidang
Pendidikan (Ely, 1963). Pada saat publikasi 1972 definisi, gagasan
teknologi termasuk pengawasan personil dan operasi organisasi (Ely,
1972). Sebagai sistem pemikiran menjadi lebih luas, pendekatan
sistem menjadi paradigma dominan untuk berpikir tentang proses
pengembangan teknologi dalam pengembangan instruksional dan
sistem pembelajaran berbasis teknologi (asosiasi untuk Pendidikan
Komunikasi dan Teknologi, 1977) mengikuti teori yang diusulkan
oleh Heinich (1970). Pada saat definisi 1994 diterbitkan, manajemen
berarti perencanaan, koordinasi, pengorganisasian, dan pengawasan
sumber daya, informasi, dan sistem pengiriman dalam konteks
pengelolaan instruksional desain (id) proyek. Buku ini membahas
konsep dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan mengelola proses
teknologi pendidikan dan sumber daya serta pengaruh Teknologi
dalam dunia pendidikan. Teknologi pendidikan, apakah bertindak
sebagai desainer instruksional, sekolah spesialis media, atau
konsultan belajar, Mereka bekerja dengan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu yang ditentukan apakah
mereka mengelola proses, atau sumber daya, seperti koleksi bahan

6
ajar. Mengetahui model id yang paling relevan, memiliki alat yang
tepat, dan memiliki tim orang terampil penting bagi keberhasilan
Teknologi Pendidikan. Orang bisa mengatakan bahwa manajemen
yang efektif merupakan unsur penting untuk mendapatkan pekerjaan
yang dilakukan terlepas dari apa pekerjaan mungkin memerlukan
(Kotter, 1999).

b) Sumber Daya Teknologi Pendidikan


Dalam konteks definisi saat ini, istilah teknologi, sebagai
modifikator sumber menunjukkan bahwa sumber daya dibuat dan
digunakan di pendidikan teknologi yang paling sering adalah alat,
bahan, perangkat, pengaturan, dan orang-orang. Sumber daya lainnya,
seperti sumber daya alam atau sumber daya politik, tidak dianggap
terutama teknologi atau pendidikan dan karena itu tidak tengah ke
lapangan. Sementara profesional teknologi pendidikan mungkin
memang memahami dan memperhitungkan alam, politik, atau lainnya.
Jenis sumber daya non-teknologi, merupakan teknologi yang
menyediakan fokus pada alat, bahan, perangkat, pengaturan, dan orang-
orang sebagai sumber utama yang digunakan untuk memecahkan belajar
dan masalah kinerja. Ada baru-baru ini telah penekanan yang signifikan
dalam literatur pada penggunaan yang lebih baru, sumber daya digital,
hampir dengan mengesampingkan sumber historis tradisional analog.
Namun dalam hal praktek yang sebenarnya, sumber analog seperti buku
teks, proyektor overhead, dan perekam kaset video (VCR) masih
digunakan secara luas di kedua pengaturan perusahaan dan pendidikan.
Molenda dan Bichelmeyer (2005) menggambarkan.

3. Manajemen Personalia
a) Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah perencananaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,

7
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian
karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu,
karyawan, dan masyarakat yang bersangkutan (Flippo dalam
Hasibuan, 2017:11). Menurut Badriyah (2017: 15) berpendapat
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari ilmu
manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan
sumber daya manusia dalam kegiatan organisasi yang dikarenakan untuk
mencapai tujuannya organisasi memerlukan sumber daya manusia
sebagai pengelola sistemnya. Dari kedua pengertian di atas manajemen
personalia adalah proses pengelolaan dan pengkondisian
pegawai/manusia agar dapat secara optimal diberdayakan untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui cara-cara
yang dapat dipertanggungjawabkan.

b) Tujuan Manajemen Personalia


Tujuan manajemen personalia secara keseluruhan adalah untuk
memastikan bahwa organisasi mampu untuk mencapai keberhasilan
dengan cara memberdayakan manusia. Manajemen personalia memiliki
maksud untuk meningkatkan keefektifan dan kemampuan organisasi
dalam mencapai sasaransasaran organisasi melalui pemberdayaan
sumber daya yang ada dengan cara yang terbaik (Armstrong, 2010: 9).
Berkaitan dengan itu, tujuan manajemen sumber daya manusia
memiliki kontribusi yang besar. Tujuan manajemen personalia meliputi:
 Tujuan Sosial, yakni perusahaan bertanggungjawab secara sosial
dan etis terhadap keutuhan dan tantangan masyrakat dengan
meminimalkan dampak negatifnya.
 Tujuan Organisional, yaitu sasaran formal yang dibuat ditujukan
agar organisasi mencapai tujuannya.
 Tujuan Fungsional, yakni untuk mempertahankan kontribusi
departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi.

8
 Tujuan Individual, merupakan tujuan pribadi dari setiap anggota
organisasi atau perusahaan yang hendak mencapai tujuannya di
dalam organisasi.

c) Fungsi Manajemen Personalia


Manajemen personalia meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.
Berikut adalah pemaparan dari masing-masing fungsi tersebut menurut
Hasibuan (2017: 21), yakni:
 Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud adalah merencanakan personel
secara efektif dan efisien agar sesuai dnegan kebutuhan perusahaan
dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan. Perencanaan
dapat dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian yang
meliputi seluruh fungsi manajemen personalia. Program
kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat yang terlibat.
 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan mengorganisasikan seluruh
personel/karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, delegasi
wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam struktur organisasi.
Perlu menjadi catatan bahwa organisasi hanyalah alat untuk
mencapai tujuan. Organisasi harus benar-benar bekerja sesuai
dengan yang telah ditetapkan. Tanpa organisasi yang baik, tujuan
perusahaan tidak dapat dicapai seecara efektif.
 Pengarahan
Pengarahan (directing) berarti mengarahkan seluruh karyawan
agar mau dan mampu bekerjasama dan bekerja secara efektif dalam
membantu tercapainya tujuan perushaan, karyawan, dan
masyarakat. Pengarahan dilaksanakan oleh pimpinan dengan

9
menugaskan bawahan agar mengerjakan seluruh tugasnya dengan
baik.
 Pengendalian
Pengendalian maksudnya adalah kegiatan yang mengendalikan
karyawan agar menaati peraturan dan rencana kerja perusahaan.
Jika terjadi penyimpangan atau kesalahan maka diberi tindakan
perbaikan dan penyempurnaan. Pengendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan
pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
 Pengadaan
Pengadaan atau Procurement adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan hsil yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
 Pengembangan
Development atau pengembangan merupakan proses
peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral
karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan
pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan masa kini
maupun masa depan.
 Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa secara langsung dan
tidak langsung berupa uang atau barang kepada karyawan sbagai
imbalas atas tenaga dan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil berarti sesuai
dengan prestasi kerjanya, dan layak berarti memenuhi kebutuhan
primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah
serta melewati pertimbangan internal dan eksternal yang konsisten.
 Pengintegrasian
Pengintegrasian berarti kegiatan yang ditujukan untuk
mempersatukan kepentingan perusahaan dengan kebutuhan

10
karyawan agar tercipta kerjasama yang selaras dan saling
menguntungkan.
 Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan memelihara dan meingkatkan
kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar tetap mau
bekerjasama hingga pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan
dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan
sebagian besar karyawan serta berpedoman pada internal dan
eksternal konsistensi.
 Kedisiplinan
Menjaga kedisiplinan adalah fungsi manajemen personalia yang
paling penting. Hal ini karena kedisiplinan adalah kunci
terwujudnya tujuan perusahaan melalui keinginan dan kesabaran
untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial.
 Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seorang
karyawan dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini dapat
disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahan,
berakhirnya kontrak kerja.

d) Sifat Manajemen Personalia


Sifat-sifat manajemen personalia lainnya antara lain adalah sebagai
berikut:
 Manajemen personalia lebih berfokus pada tindakan dibandingkan
perencanaan serta metode kerja jangka panjang. Sehingga, setiap
karyawan yang memiliki masalah atau keluhan dapat diselesaikan
lebih efektif lewat keputusan-keputusan yang rasional.
 Membuat perencanaan kompensasi serta insentif yang kompetitif
agar memotivasi karyawan sehingga mereka memiliki performa
yang optimal.

11
 Mengelola dengan baik sumber daya manusia di dalam sebuah
perusahaan agar mereka dapat bekerja semaksimal mungkin dan
memiliki kesejahteraan baik di perusahaan maupun secara personal.

4. Manajemen Pemrograman
a) Pengertian Manajemen Program
Manajemen program merupakan sekumpulan ataupun rangkaian
satu atau lebih program. Program yang dimaksud adalah seluruh aspek
program yang meliputi penganggaran, operasional dan review.
Kompelksitas program yang ada di suatu perusahaan inilah yang
memerlukan manajemen program. Manajemen program dalam
penerapannya membutuhkan pengorganisasian dan komunikasi yang
baik. Selain itu manajemen program memerlukan konsentrasi yang
fokus dan mendetail.

b) Pentingnya Manajemen Program dalam Sekolah


Pengelolaan manajemen program yang ada di hampir setiap
program memerlukan dukungan dan peran dari setiap unit di dalam
organisasi. Manajer dalam manajemen program berarti siapa saja yang
memimpin program di setiap departemen. Kenyataannya manajer
program seringkali melakukan pengelolaan di berbagai macam proyek
terutama proyek jangka pendek.

c) Contoh Penerapan Manajemen Program di Sekolah


Pengembangan kurikulum agar efektif dan program pengajaran dapat
terjamin, maka kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran
bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara jelas
dan terperinci dengan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
 Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan
yang dirumuskan, maka makin mudah terlihat dan makin tepat
program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.

12
 Program harus sederhana dan fleksibel.
 Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, yang dimaksud dengan manajemen kurikulum dan program
pengajaran dalam manajemen berbasis sekolah adalah kewenangan
sekolah untuk mengatur, mengelola kurikulum dan program
pengajaran untuk disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan sekolah.

d) Langkah-Langkah Manajemen Program


Beberapa langkah dalam manajemen program meliputi perumusan
tujuan, penetapan tujuan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi. Tugas manajer program disini adalah harus
menjamin bahwa tugas dan tanggung jawab setiap personil sesuai
dengan perencanaan dan tujuan yang ditetapkan. Setiap personil harus
mengikuti setiap prosedur yang berlaku. Selain mengelola Sumber daya
manusia yang ada, manajer program juga harus mengawasi anggaran
program. Oleh karena itulah manajer program harus menguasai dasar-
dasar ilmu manajemen program dan penerapannya.
Apabila program berasal dari luar perusahan maka manaje program
harus menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan harus sesuai
dengan prosedur yang diterapkan perusahaan. Dalam pengelolaan
manajemen program, manajer perlu juga memperoleh laporan
perkembangan keberjalanan proyek/program yang berkaitan dengan
kondisi keuangan maupun operasional yang dilakukan secara berkala.

5. Manajemen Pelatihan
a) Pengertian Manajemen Pelatihan
Manajemen pelatihan adalah suatu aktivitas pengoptimalan fungsi-
fungsi manajemen yang berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan.
Manajemen pelatihan juga merupakan pengelolaan pelatihan yang

13
mencakup perencanaan pelatihan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi.

b) Konsep Manajemen Pelatihan

c) Tujuan Manajemen Pelatihan


 Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.
 Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan secara rasional.
 Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan
kerjasama dengan rekan kerja dan pimpinan instansi.
 Untuk terciptanya perencanaan pelatihan pendidikan yang merata,
bermutu, relevan dan akuntabel.

d) Kegiatan Manajemen Pelatihan


1) Menetapkan sasaran pelatihan, yaitu membentuk, meningkatkan
dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku serta keterampilan
agar dapat mencapai standar tertentu yang diinginkan.

14
2) Perencanaan/mendesain program pelatihan, yaitu kegiatan
merencana-kan/mendesain persiapan penyelenggaraan pelatihan
yang bertujuan untuk menghasilkan program yang bermutu dan
sesuai dengan kebutuhan.
3) Pelaksanaan pelatihan, yaitu proses yang menggambarkan
pelaksanaan jalannya kegiatan pelatihan, unsur-unsur pelaksanaan
pelatihan dan metode pelatihan.
4) Pengecekan/pengawasan dan pengendalian, yaitu kegiatan menilai
hasil-hasil dari pelaksanaan latihan yang telah dilakukan serta
mengetahui apa saja yang perlu disempurnakan.
5) Pengembangan pendidikan dan pelatiha (diklat), yaitu
sekumpulan prosedur yang terorganisasi dan digunakan untuk
mengembangkan program pendidikan dan pelatihan dan atau bahan-
bahan pendidikan dan pelatihan.

e) Contoh Pelatihan
 Kursus Tani
 Magang (apprenticeship)
 Sekolah Lapangan
 P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya)

6. Manajemen Evaluasi
a) Definisi Manajemen Evaluasi
Manajemen evaluasi merupakan proses sistem objektif yang
menganalisa sifat dan ciri pekerjaandidalam perusahaan atau organisasi.
umumnya evluasi adalah penilaan ataupun kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang sesuatu yang telah dikerjakan,
sedangkan manajemen sendiri mempunyai pengertian suatu proses
kegiatan yang meliputi perencanaan , pengorganisasian, penggerakan,
dan sebagainya.

15
b) Tujuan Manajemen Evaluasi
Djuju Sudjana (2006) menyatakan berbagai macam tujuan
manajemen evaluasi, yaitu:
 Memberikan masukan untuk perencanaan program.
 Memberikan masukan untuk kelanjutan, perluasan, dan penghentian
program.
 Memberi masukan untuk memodifikasi program.
 Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat
program.
 Memberi masukan untuk motivasi dan Pembina pengelola dan
pelaksana program.
 Memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi
evaluasi program.

c) Fungsi Manajemen Evaluasi


Manajemen Evaluasi mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1) Memberi informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan, program
dan kegiatan, yaitu mengenai seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan telah dicapai. Dengan evaluasi dapat diungkapkan
mengenai pencapaian suatu tujuan, sasaran dan target tertentu.
2) Memberi sumbangan pada klarifiaksi dan kritik. Evaluasi memberi
sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefinisikan
dan mengoperasikan tujuan dan target.
3) Memberi sumbangan pada aplikasi metode analisis kebijakan,
termasuk perumusan masalah dan rekomendasinya. Informasi
mengenai tidak memadainya suatu kinerja kebijakan, program dan
kegiatan memberikan kontribusi bagi perumusan ulang kebijakan,
program dan kegiatan. Evaluasi dapat pula menyumbangkan
rekomendasi bagi pendefinisian alternatif kebijakan, yang

16
bermanfaat untuk mengganti kebijakan yang berlaku dengan
alternatif kebijakan yang lain.

d. Unsur-Unsur Manajemen Evaluasi


1) Input
 Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam program
kerja,pekerja harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat
ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut
tes kemampuan atau attitude test.
 Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia
dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-
hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan.
Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes
kepribadian atau pesonality test.
 Sikap
Merupakan gambaran kepribadian yang memancar keluar.
Alat untuk mengukur keadaan sikap seseorang dinamakan tes
sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka
lalu disebut skala sikap atau attitude scale.
 Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan tes
inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam
hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang
dikenal dengan tes Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes yang
lain misalnya SPM, Tintum, dan sebagainya. Dari hasil tes akan
diketahui IQ (Intelligence Quotient) orang tersebut.
2) Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian
antara lain:

17
 Kurikulum/materi.
 Metode dan cara penilaian.
 Sarana dan prasarana.
 Sistem administrasi.
 Atasan dan personal lainnya

3) Output
Penilaian terhadap kegiatan dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi kerja mereka selama
mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur
pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.

7. Manajemen Lembaga Kependidikan dengan Masyarakat


Kependidikan merupakan seorang anggota masyarakat yang diangkat
dan mengabdikan dirinya dengan tujuan untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan.
Tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidik, penguji, penilik,
pustakawan, pengelola satuan pendidikan, peneliti dan pengembang di
bidang pendidikan.
a. Pentingnya Manajemen Lembaga Kependidikan dengan Masyrakat
Program sekolah tentunya tidak dapat berjalan lancar apabila tidak
mendapat dukungan dari masyarakat. Oleh karena itu pihak sekolah
perlu membina hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat.
Tujuannya adalah agar tercipta rasa simpati dan empati dari masyarakat.
Pentingnya hubungan antara sekolah dan masyarakat dan
masyarakat khususnya para orang tua dan para pendidik, Hubungan ini
akan memengaruhi pendidikan yang ada disekolah itu sendiri. Disatu
sisi, sekolah memerlukan masukan dari masyarakt didalam menyusun
program yang relevan.
Sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan
program tersebut dilain pihak masyrakat memerlukan jasa sekolah untuk

18
mendapatkan program-program pendidikan yang sesuai diinginkan,
hubungan seperti ini akan terjadi jika pimpinan sekolah aktif dapat
membuat hubungan yg baik dengan masyarakat.

b. Pengertian Manajemen Lemabaga Kependidikan dengan


Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan proses
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk memberikan
pengertian kepada masyarakat mengenai kebutuhan dan praktik
pendidikan, serta mendorong minat dan tanggung jawab masyarakat
dalam rangka memajukan sekolah.

c. Tujuan, Fungsi Pokok, dan Manfaat Lembaga Manajemen


Kependidikan dengan Masyarakat
 Tujuan: Meningkatkan popularitas sekolah dan meningkatkan
prestise sekolah.
 Fungsi pokok: Menarik simpati masyarakat pada umumnya dan
publik pada khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi
masyarakat terhadap sekolah.
 Manfaat: Menambah simpati masyarakat yang dapat meningkatkan
meningkatkan prestise sekolah dan meningkatkan dukungan
masyarakat.

d. Prinsip Manajemen Lembaga Kependidikan dan Masyrakat


1) Integrity
Semua kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat harus
terpadu, dalam arti apa yang dijelaskan, disampaikan dan
disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara
informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang
bersifat non akademik.

19
2) Continuity
Pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakatharus
dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan hubungan sekolah
dengan masyarakat tidak hanya dilakukan secara insedental atau
sewaktu-waktu.
3) Coverage
 Akurat
Informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan tidak dibuat-buat.
 Lengkap
Tidak satu informasi pun yang harus ditutupi karena
masyarakat atau orang tua murid mempunyai hak untuk
mengetahui keberadaan dan kemajuan sekolah.
 Up to date
Informasi yang diberikan adalah informasi perkembangan.
Kemajuan, masalah dan prestasi sekolah terakhir.
4) Simplicity
Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah
dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal
maupun komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (sekolah)
dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada
masyarakat. Informasi yang disajikan kepada masyarakat melaui
pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya disajikan
dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
pendengar (masyarakat setempat). Prinsip kesederhanaan ini juga
mengandung makna bahwa:
1. Informasi yang disajikan dinyatakan dengan kata-kata yang
penuh persahabatan dan mudah dimengerti. Banyak masyarakat
yang tidak memahami istilah-istilah yang sangat ilmiah, oleh
sebab itu penggunaan istilah sedapat mungkin disesuaikan
dengan tingkat pemahaman masyarakat yang menjadi audience.

20
2. Penggunaan kata-kata yang jelas, disukai oleh mesyarakat atau
akrab bagi pendengar.
3. Informasi yang disajikan menggunakan pendekatan budaya
setempat.
5) Constructiveness
Penyajian informasi hendaknya bersifat obyektif tanpa emosi
dan rekayasa tertentu, termasuk dalam hal memberitahu kelemahan-
kelemahan sekolah dalam memacu peningkatan mutu pendidikan di
sekolah.
6) Adaptability
Pelaksanaan kegiatan hubungan dengan masyarakat harus
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Misalnya, masyarakat
daerah pertanian yang setiap pagi bekerja di sawah, tidak mungkin
sekolah mengadakan kunjungan pada pagi hari.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Manajemen Kurikulum
Manajemen Kurikulum adalah memanaje rancangan mengenai
aturan tujuan, isi, bahan pembelajaran, dan upaya agar langkah yang
dipergunakan pada pelaksanaan proses pembelajaran tercapainya
tujuan pendidikan yang lebih baik.
2) Manajemen Sumber
Sumber dapat berupa alat, bahan, perangkat, orang dan pengaturan
bahwa perserta didik berinteraksi dengan memecahkan masalah belajar
dan kinerja.Seiring dengan penekan penekanan pada komunikasi dan
pembelajaran teori, focus bersama dibidang teknologi pendidikan tetap
pada penggunaan yang tepat dari sumber daya teknologi muncul untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja.
3) Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah perencananaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian
karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu,
karyawan, dan masyarakat yang bersangkutan
4) Manajemen Pemograman
Manajemen program merupakan sekumpulan ataupun rangkaian
satu atau lebih program. Program yang dimaksud adalah seluruh aspek
program yang meliputi penganggaran, operasional dan review.
5) Manajemen Pelatihan
Manajemen pelatihan adalah suatu aktivitas pengoptimalan fungsi-
fungsi manajemen yang berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan.

22
6) Manajemen Evaluasi
Manajemen evaluasi merupakan proses sistem objektif yang
menganalisa sifat dan ciri pekerjaandidalam perusahaan atau
organisasi.
7) Manajemen Lembaga Kependidikan dengan Masyrakat
Hubungan lembaga kependidikan dengan masyrakat memiliki
peran penting . komunikasi yang berkualitas antara sekolah dan
masyarakat menjadi kunci penentu keberhasilan manajemen lembaga
kependidikan dengan masyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ida Nuraeni, M. ed. Modul 1 Pengertian Manajemen Pelatihan. Jakarta


Nunu Jurmena. (2000). Modul Program Latihan. Jakarta: Universitas Terbuka
Soebagio, Atmoririo. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka

24

Anda mungkin juga menyukai