Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riska Almerenda Husni

Kelas : X MIPA 1 | No. Urut : 32


.
MUATAN LOKAL :
MATERI BIOGRAFI PONG TIKU
.
PELAJARAN V
BIOGRAFI SEORANG TOKOH
KD :
1.1 Menganalisis Teks Kisah atau Biografi Tokoh Sulawesi Selatan.
1.2 Menyajikan Kegiatan yang dapat diteladani dalam Teks Kisah atau Biografi
Tokoh Sulawesi Selatan.

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengidentifikasi Isi Teks Kisah atau Biografi Tokoh Sulawesi Selatan.
2. Merangkum Informasi-informasi tentang Kisah atau Biografi Tokoh yang
dipilih ke dalam tabel.

Silahkan Pilih Salah Satu Tokoh yang ingin diangkat !

Tokoh Sulawesi Selatan:


1. Sultan Hasanuddin
2. Arung Palakka
3. I La Galigo
4. Nene Mallomo
5. Pong Tiku

PONG TIKU
PAHLAWAN TANA TORAJA
No. Perihal Informasi-informasi
 Pong Tiku atau Pontiku dan Pongtiku dikenal juga dengan nama Ne' Baso.
1 Identitas  Lahir pada 1846, sebagai anak bungsu dari enam bersaudara di Pangala, Tana Toraja,
Tokoh  Anak dari penguasa Pangala’ yaitu Siambok Karaeng, dan istrinya, Leb’ok.
 Ia adalah pemimpin dan gerilyawan Toraja yang beroperasi di Sulawesi Selatan.
 Sang ayah ialah panglima perang yang menginspirasinya menjadi sosok pemberani.
 Dikenal sebagai musuh yang menyusahkan karena strategi perangnya begitu cerdik.
 Wafat diusia 61 tahun pada 10 Juli 1907, dalam pengeksekusian oleh Belanda.
 Salah satu Bangsawan Toraja yang melakukan perlawanan terhadap penjajah
Belanda dan diberi anugerah Pahlawan Nasional Indonesia.
a. Masa Kecil
Riwayat
Sejak kecil, Sang Ayah sering mengajak Pong Tiku ke pertemuan-pertemuan yang
2 Hidup
membicarakan masalah kemasyarakatan, seperti sengketa adat dan penyelesaiannya.
Semasa remaja, Pong Tiku adalah sosok yang ramah terhadap pedagang kopi yang
mengunjungi desanya. Saat terjadi konflik di Baruppu dan Pangala, ayahnya mengutus
Pong Tiku untuk memimpin laskar Pangala. Setelah menguasai Baruppu, Pong Tiku
dijadikan raja dengan kekuasaan yang besar Ketika Sang Ayah meninggal.

b. Perang Kopi
Konflik di Baruppu dan Pangala pada tahun 1889 dinamakan Perang Kopi. Perang
Kopi pada dasarnya adalah perang saudara di Sulawesi Selatan. Perang terjadi karena
adanya persaingan antara pedagang-pedagang yang datang dari daerah lain untuk
menguasai perdagangan kopi. Dalam perang ini, Pong Tiku memihak pedagang
Sidenreng dan Sawitto, serta melawan pedagang Luwu dan Bone. Meski sempat terdesak,
namun pasukan Pong Tiku berhasil memukul mundur laskar Luwu dan Bone. Berkat
perang tersebut, Pong Tiku mulai membangun benteng-benteng untuk mempertahankan
wilayah kekuasaannya. Di sebelah barat Pangala, dibangun benteng Lalidong, Buntubatu
dan Rinding Alla. Di sebelah timur, dibangun benteng Buntuasu, Tondok, Ka'do dan
Mamullu. Benteng yang memiliki pertahanan terkuat adalah Benteng Buntubatu. Benteng
terdekat dari Pangala adalah benteng Buntuasu. Pong Tiku menerapkan sistem pajak
untuk membantu dana pertahanan kerajaannya dan mengumpulkan senjata-senjata api.

c. Melawan Penjajah
Pada Juli 1905, para pemimpin, termasuk Pong Tiku berkumpul dan memutuskan untuk
berhenti berperang antardaerah satu dengan yang lain. Mereka menyadari bahwa ancaman
terbesar datang dari Belanda. Pada Maret 1906, Belanda berhasil memaksa beberapa
pemuka adat untuk datang ke Bori dan menyerah. Pong Tiku menolak tawaran Belanda
sampai dua kali. Dengan kekuatan 150 prajurit, Belanda masuk ke daerah Palopo di
bawah komando Kapten Infantri Kilian. Serangan pertama dilancarkan pada 27 Juni 1906
di benteng Lalidong. Pong Tiku terdesak ke Benteng Buntubatu. Belanda kembali
melancarkan serangan pada 16 Juli 1906 ke Benteng Buntuasu. Banyak korban berjatuhan
dari pihak Belanda, menyebabkan Belanda undur diri. Serangan ke benteng Kado dan
Tando pun berakhir gagal. Namun penyerangan di benteng Rinding Alla membuahkan
hasil. Belanda akhirnya mengubah taktik dengan menyerang pada dini hari. Pasukan Pong
Tiku terkejut dan akhirnya benteng berhasil disudutkan Belanda. Persediaan makanan dan
senjata makin menipis. Dalam kondisi tersebut, ibu Pong Tiku meninggal dunia. Didesak
oleh istri-istri anggota pasukannya, Pong Tiku pun menerima tawaran damai dari Belanda.
d. Kematian
Pada 30 Oktober 1906, Belanda menyerang bentengnya dan menggeledah isinya. Senjata
dalam jumlah ratusan yang disembunyikan Pong Tiku berhasil ditemukan. Pong Tiku
diusir dari benteng dan diperintahkan kembali ke Pangala, setelah menyelenggarakan
pemakaman sang ibu. Pong Tiku kemudian melarikan diri. Dalam pelariannya, Pong Tiku
sadar bahwa dengan jumlah pasukan yang sisa sedikit, akan sulit baginya untuk
mengalahkan Belanda. Namun, Pong Tiku tidak menyerah. Sayangnya, tempat
persembunyiannya dibocorkan oleh salah satu anak buah Pong Tiku bernama Tappa yang
dihasut oleh Belanda. Pada 30 Juni 1907, beliau ditangkap belanda dan dibawa ke penjara
di Rantepao. Belanda mengakhiri hidup Pong Tiku dengan menembaknya di tepi Sungai
Sa'dan pada 10 Juli 1907. Awalnya ia dimakamkan di liang Tangelo, Pangala, namun
jasad Pong Tiku dipindahkan ke Makam Pahlawan Tana Toraja pada Desember 1960.

a. Pong Tiku adalah sosok yang ramah dan pemberani.


Nilai-nilai b. Ia begitu cerdik dalam menyusun strategi perang.
3 Keteladanan c. Beliau juga gigih dan pantang menyerah.

Nilai-nilai keteladanan yang dapat kita ambil dari kisah Pong Tiku adalah menanamkan
keberanian pada diri sendiri. Kita tidak boleh takut pada hal yang salah, dan patut
menegakkan hal yang benar. Kita juga harus meneladani kegigihan dan keoptimisannya yang
tetap bangkit walaupun seringkali terjatuh. Dia memiliki sifat yang pantang menyerah, dan
nasionalisme yang tinggi untuk mempertahankan tanah airnya.

Anda mungkin juga menyukai