Anda di halaman 1dari 18

PROSES PEMBUATAN CAUSTIC SODA (NaOH)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perancangan Proses Kimia

Disusun oleh :

Kelompok VIII

Hafiz Akbar 21030111150009


Lukman Hakim Firdaus 21030111150016
Makrufah Hidayah Islamiah 21030111150022
Izza Rahmawati 21030111150024

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Caustic Soda (NaOH) adalah merupakan salah satu bahan kimia yang sangat
penting untuk industri industri lain, bahkan termasuk “Heavy Chemical Industry” yang
diproduksi dalam volume besar.
Kebutuhan Caustic Soda (NaOH) di Indonesia dewasa ini terus meningkat
terutama banyak digunakan untuk bahan pembuatan sabun, pemurnian minyak, dan
proses pengolahan minyak goreng. Kebutuhan akan Caustic Soda (NaOH) di Indonesia
pada saat ini masih ditunjang dengan import dan luar negeri, padahal Indonesia kaya
akan Calsium Karbonat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan
NaOH dengan proses Continous Door Causticizing. Adapun kegunaan dari Caustic Soda
( NaOH ) adalah untuk :
1. Proses pembuatan kertas.

2. Pembuatan sabun dan detergen.

3. Proses pengolahan minyak goreng.

4. Pembuatan bumbu masak.


5. Pemurnian minyak bumi.

6. Pengolahan garam NaCl, dan lain lain.

1.2. Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan:


1. Untuk mengetahui gambaran umum proses pembuatan NaOH.

2. Untuk memilih alternative proses pembuatan NaOH yang lebih efektif.

1.3. Manfaat

Manfaat dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Memahami konsep perancangan proses yang ada di dalam pabrik pembuatan NaOH.
2. Mengetahui serta membandingkan proses-proses dalam pembuatan NaOH

3. Dapat menganalisa proses dan memilih proses pembuatan NaOH.


BAB II
KREASI PROSES

2.1 Diagram Alir Baku Proses


Pembuatan NaOH dimulai pada tahun 1853, yaitu ketika soda mulai digunakan
dalam industri secara luas. Dalam pembuatan NaOH dikenal 2 macam proses yang
umum digunakan, yaitu :
2.1.1 Proses Produksi NaOH dari Lime dan Soda Ash (Continous Door Causticizing)
Pada proses ini bahan yang digunakan adalah Soda Ash (Na 2CO3) dan Lime
(Ca(OH)2). Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Na2CO3(aq) + Ca(OH)2(s) 2NaOH(aq) + CaCO3(s)


Metode ini dilakukan sebagai berikut :
Larutan Na2CO3 dicampur dengan Ca(OH)2 yang menghasilkan larutan NaOH dan
CaCO3(s). Setelah dipisahkan maka larutan NaOH dipekatkan untuk menghasilkan
konsentrasi NaOH yang diinginkan. Proses ini dapat dilakukan secara batch maupun
kontinue. Pada reaksi di atas digunakan larutan Na 2CO3 20 %, sedangkan Ca(OH) 2
yang digunakan berupa buburan. Reaksi berlangsung pada temperatur sekitar 85 oC.
Setelah diaduk selama sekitar 1 jam, kemudian diendapkan di dalam thickener.

Larutan hasil pemisahan dari thickener mengandung NaOH dengan kadar 10 – 12 %.


Larutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam evaporator untuk dipekatkan kadar
NaOHnya menjadi 50 % dengan konversi 95 96 %. Sedangkan endapan yang
keluar sebagai hasil bawah thickener dipompa ke thickener yang lain untuk diambil
kandungan NaOH dan Na2CO3 dengan jalan menambahkan air panas ke dalam
thickener tersebut. Larutan hasil yang diperoleh adalah larutan encer yang dipakai
sebagai make up Na2CO3 20 % (Faith and Keyes, 1957).

Na2CO3 NaOH

Continous Door
Causticizing
CaCO3
Ca(OH)2
2.1.2 Proses Produksi NaOH dari Elektrolisa Garam
Pada proses pembuatan NaOH dengan cara elektrolisa, reaksi yang tejadi adalah
sebagai berikut:

2NaCl + 2H2O → 2NaOH + H2 + Cl2


Adapun tahapan tahapan proses elektolisa garam meliputi:
1. Proses pemurnian larutan NaCl
Sebelum NaCl dikonversikan di dalam sel elektrolisa terlebih dahulu NaCl padat
tersebut dilarutkan ke dalam sejumlah air sampai konsentrasi tertentu. Setelah itu
barulah dilakukan pemurnian larutan garam dari ion ion Mg2+, Ca2+, Fe3+, dan
SO42- dengan menambahkan reagen BaCl2, NaOH, dan Na2CO3 dalam bentuk

larutan. Dengan demikian ion – ion tersebut bereaksi dan menghasilkan endapan
yang dibuang pada rotary drum filter.
2. Proses elektrolisa larutan NaCl
Larutan NaCl dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel elektrolisa
larutan garam dialiri arus listrik searah (DC), sehingga akan mengakibatkan
terurainya NaCl menjadi Na+ dan Cl . Dengan penambahan air akan terbentuk
NaOH disertai pembentukan gas H2.
Proses elektrolisa sendiri dapat dilakukan dengan 3 macam cara :
1. Proses elektrolisa dengan sel diaphragma
Dalam sel diphragma yang dipakai sebagai anoda adalah grafit dan sebagai katoda
digunakan besi atau platina. Diaphragma dibuat dari asbes mudah dilalui ion ion
tapi sukar dilalui oleh molekul. Diaphragma ini memisahkan memisahkan anoda
dan katoda. Dengan adanya arus searah, pada anoda diperoleh gas Cl 2 dan pada
katoda diperoleh gas H2
Reaksi :
NaCl Na+ + Cl-
H2 O H+ + OH

Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e


Katoda : 2H2O + 2e H2 + 2OH
Na+ + OH NaOH

Konsentrasi NaCl yang diizinkan adalah 340 – 350 g/liter yang pada hakekatnya
adalah larutan jenuh. Sel bekerja pada suhu 85 oC (Faith and Keyes, 1972).
Diaphragma umumnya diganti setiap empat kali pergantian anoda. Umur anoda
biasanya sekitar 365 hari. Pada saat ini telah digunakan diafragma dan elektroda
yang telah dimodifikasi sehingga memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan umur
penggunaan yang lebih lama yaitu mencapai 8-10 tahun. Larutan NaOH yang
dihasilkan adalah 11,3 15 %.
2. Proses sel elektrolisa dengan sel membran
Sel membran memakai membran semipermeabel untuk memisahkan anoda dan
katoda. Membran ini hanya mengijinkan ion Na+ untuk melewatinya dan
mencegah ion OH-. Pemakaian ini dimaksudkan untuk mencegah ion OH dan Cl-
masuk ke dalam ruangan katoda. Membran terbuat dari bahan polimer seperti
perfluoro sulfonie acid polimer dan perfluorocarboxylic acid polimer. Sel
membran menghasilkan NaOH yang lebih murni dan lebih tinggi konsentrasinya
bila dibandingkan dengan sel diaphragma, yaitu sebesar 28 %. Sel membran ini
telah diterapkan dalam industri secara komersiil tetapi terlalu mahal.
3. Proses elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri
Di dalam sel mercuy, yang dipakai sebagai katoda adalah merkuri yang dialirkan
pada bagian dasar sel, sedangkan sebagai anoda dipakai grafit. Larutan NaCl yang
telah dimurnikan dialirkan diantara kedua elektroda tersebut dan membentuk
NaHg pada katoda dan gas Cl 2 pada anoda.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaCl Na+ + Cl-
Anoda : 2Cl - Cl2
+ +
Katoda : 2Na + Hg + 2e NaHg
2NaHg + H2O 2NaOH + H2 + Hg
Larutan NaCl sebagai umpan masuk ke dalam sel elektrolisa pada suhu 60 – 70oC
dengan konsentrasi NaCl 340 350 g/liter. Amalgam (NaHg) yang dihasilkan
mengalir ke dekomposer dan dikontakkan dengan air secara counter current
sehingga dihasilkan NaOH 50 % dan gas H 2.

H2 O Listrik DC H2
NaCl
Pemurnian Reaktor sel

elektrolisa

NaOH
2.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.2.1 Proses produksi NaOH dari lime dan Soda Ash (Continous Door Causticizing)
□ Bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Calsium Hidroksida ( Ca(OH)2)
Calsium Hidroksida dihasilkan dari Calcite ( CaO ) atau dolomit dengan
penambahan air, sedangkan CaO merupakan hasil kalsinasi batu kapur pada suhu
tinggi antara 900 1300 ºC. Reaksi terbentuknya kapur hidrat adalah sebagai
berikut :
➢ Batu kapur ( Kalsinasi )
CaCO3 → CaO + CO2

CaO + H2O → Ca(OH)2


➢ Dolomit

CaO.MgO + 2H2O Ca(OH)2 + Mg(OH)2

Sifat fisika dan kimia dari Calsium Hidroksida adalah antara lain :
- Berbentuk bubuk putih halus.
- Bila dipanaskan pada suhu 450 °C akan terurai menjadi CaO dan air.
- Menyerap CO2 dan membentuk calsium karbonat.
- Titik lelehnya 580 °C.
- Spesifik gravity : 22.
- Berat molekul (BM) : 74,08. (Shreve, hal 67 )

2. Natrium karbonat ( Na2CO3 )


Sifat fisika dari Natrium karbonat adalah antara lain :
- Berbentuk bubuk putih keabu – abuan atau seperti gumpalan yang terdiri atas
99% sodium karbonat.
- Larut dalam air.
- Tidak larut dalam alkohol dan tidak mudah terbakar.
- Specific gravity : 1,5.
- Titik lelehnya 851 °C.
- Berat molekul (BM) : 106.
- Berfungsi sebagai pengikat ion Ca2+ yang ada dalam garam karena bila ion ini
berlebihan akan mengakibatkan terbentuknya gas H 2 dan mengurangi efisiensi Cl2.
□ Produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
1. Sodium Hidroksida ( NaOH )
➢ Sifat fisika :
- Berbentuk padatan, serbuk.
- Berwarna putih.
- Larut dalam air, alkohol, dan glycerol.
- Menyerap air dan CO2 dari udara.
- Specific gravity pada suhu 68°C : 2,13.
- Titik leleh : 318 °C.
- Titik didih : 1390 °C.
- Bersifat korosif terhadap kulit tetapi tetap dapat digunakan untuk menyerap
kelembaban dan karbon.
➢ Sifat kimia :
- Bereaksi dengan gas CO2 dari udara sesuai reaksi sebagai berikut :

2 NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O

- Bereaksi dengan asam lemak bebas ( FFA ) dengan konsentrasi rendah, di


bawah 0,5 normal. Sesuai dengan reaksi sebagai berikut :

- Dengan asam klorida membentuk garam sesuai denganreaksi sebagai berikut :


HCl + NaOH NaCl + H2O
□ Produk samping yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Kalsium Karbonat (CaCO3)
Sifat fisika:
Fase : Padat
Warna : Putih
Kadar air :7 10 % H2O
Bulk density : 1,3 ton/m3
Spesific gravity : 2,49 gr/cm2
Kandungan CaO : 47 56 %
Kuat tekan : 31,6 N/mm2
Silika ratio : 2,6
Alumina ratio : 2,57. (Puja Hadi Purnomo, 1994)
Sifat Kimia:

Mengalami kalsinasi, dengan reaksi:

CaCO3 CaO + CO2 (R.H. Perry, 1984)


0
T= 700-900 C

2.2.2 Proses produksi NaOH dari Elektrolisa Garam


□ Bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Natrium Klorida (NaCl)
➢ Sifat fisika
- Berbentuk Kristal
- Tidak berwarna
- Higroskopis
- Sedikit larut dalam alkohol dan larut dalam air dan gliserol
- Memiliki berat molekul 58,44
- Berbentuk padatan putih dengan struktur bongkahan Kristal
- Titik lelehnya 800,6oC
- Titik didihnya 1,413oC
➢ Sifat kimia
- Bisa didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga pHnya netral
- Ikatan ionik kuat (Na+) + (Cl-) selisih elektronegatifnya lebih dari 2
- Larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada air.
2. Air (H2O)
➢ Sifat fisika Air
- Rumus kimia : H2O
- Wujud pada suhu 30 C, tekanan 1 atm : Cair
- Berat molekul : 18 g/gmol
- Kapasitas panas : 1 kal/g C
- Densitas : 1 g/cm3
- Konduktifitas panas : 726 kal/m.jK (Kirk and Othmer,1983)
➢ Sifat kimia
Air memiliki rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen
yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Zat kimia ini merupakan
suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak
zat kimia lainnya, seperti garamgaram, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organik.

□ Produk yang dihasilkan


1. Sodium Hidroksida (NaOH)
Sama seperti yang telah dijelaskan diatas

□ Produk samping yang dihasilkan adalah sebagai berikut:


1. Hidrogen (H2)
➢ Sifat Fisik :
- Rumus kimia : H2
- Berat molekul : 2,016 gr/gmol
- Fase pada temperatur kamar : gas
- Titik didih : -252,80C
- Titik lebur : -259,20C
- Kapasitas panas : 6,483 +(2,215.10-3)T +(-3,298.10-6) T2 + (1,826.10-9) T3
kkal/gmol.K
➢ Sifat Kimia
Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan. Molekul hidrogen meliputi dua
bentuk, yaitu ortho dan para dari orientasi spin atom tetapi sifat keduanya sama.
Dalam industri hidrogen digunakan sebagai pereduksi logam oksida seperti pada
besi untuk pengelasan, serta operasi pengerjaan logam lainnya. Beberapa proses
industri yang dalam proses sintesanya menggunakan hidrogen adalah proses
amonia, asam hipoklorit, metanil dan aldehid. Selain itu juga untuk
menghidrogenasi bermacam-macam produk petroleum, edible oil dan batu bara.

2. Klorin (Cl2)

Sifat fisika:
Rumus molekul : Cl2
Berat molekul : 70,91 kg/kgmol
Titik didih (1 atm) : -34,050C
Titik beku (1 atm) : -100,980C
Wujud (250C, 1 atm) : gas
Densitas gas : 2,48 kg/m3
Densitas cairan : 3,213 kg/m3
Tekanan kritis : 7,7108 MPa
Volume kritis : 0,001745 m3 / kg
Suhu kritis : 417,15 K
Viskositas cairan : 0,34 cP
Viskositas gas : 0,014 cP
Panas laten penguapan : 287,4 J/g
Sifat Kimia
Klorin tidak bereaksi langsung dengan oksigen atau nitrogen. Pada kondisi
tertentu dapat bereaksi dengan amonia cair membentuk monokloroamin,
dikloroamin atau nitrogen triklorida, menurut reaksi sebagai berikut :
NH3 + Cl2 NH2Cl + HCl
NH3 + 2 Cl2 NHCl2 + 2 HCl
NH3 + 3 Cl2 NCl3 + 3 HCl
Klorin mempunyai afinitas yang besar terhadap hidrogen. Contoh : klorin bereaksi
dengan hidrogen sulfit membentuk hidrogen klorida, menurut reaksi sebagai
berikut:
H2S + Cl2 2 HCl + S
Klorin digunakan sebagai chlorinating agent untuk beberapa senyawa organik.
Klorin bereaksi dengan beberapa hidrokarbon, memanfaatkan kembali satu atau
lebih atom hidrogen dan membentuk hidrogen klorida sebagai produk samping.
Contoh : metana dapat diklorinasi membentuk metil klorida, meskipun pada
umumnya cara yang digunakan adalah hidroklorinasi dari methanol menggunakan
hidrogen klorida. Reaksi yang terjadi :
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
CH3OH + HCl CH3Cl + H2O
Klorin bereaksi dengan hidrokarbon tak jenuh membentuk klorinasi hidrokarbon.
Reaksi yang terjadi : CH2 = CH2 CH + Cl2 ClCH2CH2ClCH (
Kirk & Othmer, vol. 1,1992)

2.3 Analisis Pemilihan Proses


Tabel Perbandingan pembentukan NaOH berdasarkan analisa proses
No. Parameter Continuous Door Elektrolisa Continuous Door Elektrolisa
Causticizing Causticizing
1. Bahan baku Soda Ash (Na2CO3) NaCl + +
dan Lime (Ca(OH)2).
2. Reaktor
Bentuk CSTR Tangki Elektrolisa + -
Sifat Eksotermis Elektrik (Arus DC) + -
3. Konversi >50% 11-28% + -
4. Equipment Mudah didapat Mudah didapat + +

Berdasarkan data di atas, proses yang dipilih adalah proses no. 1, proses produksi
NaOH dari lime dan soda ash (Continuous Door Causticizing). karena konversi NaOH
yang dihasilkan paling besar, yaitu 50%. Selain itu prosesnya juga sering digunakan
dalam industri dan bahan baku yang digunakan juga mudah di dapat.

2.4 Tahapan Sintesa proses


Tahapan sintesa proses pembuatan NaOH dari lime dan soda ash (Continuous Door
Caustizing) adalah sebagai berikut:
Step 2. Distribute the Chemicals
Menggunakan reactor tangki berpengaduk.
NaOH
Na2CO3

Reaktor CSTR
Ca(OH)2
CaCO3

Pada tahap ini, Na2CO3 dan Ca(OH)2 direaksikan di dalam reaktor dengan tipe CSTR.
Produk keluar berupa NaOH sebagai produk utama dan CaCO3 sebagai produk samping.

Step 3. Eliminate Differences in Composition

Kristalisator
Sentrifuge
Evaporator

Na2CO3
NaOH Dryer

Reaktor CSTR Thickener Thickener


Ca(OH)2
I II NaOH

CaCO3 Dryer

Pada tahap ini, produk yang keluar dari reactor berupa NaOH dan CaCO3 kemudian
dipisahkan dengan menggunakan alat pemisah yang berupa thickener, evaporator,
kristalisator, sentrifuge dan dryer.
Step 4. Eliminate Differences in Temperature, Pressure and Phase.

Kristalisator
Suhu 80oC
Evaporator Sentrifuge
suhu 144oC

Na2CO3(s) Reaktor CSTR Dryer


NaOH(l)

(1 atm, 85 C
Thickener I

Ca(OH)2(s) Thickener II
1 jam operasi) NaOH(s)
o Suhu 40oc
Suhu 40 C

CaCO3 (s) Dryer


BAB III

FLOWSHEET

3.1 Deskripsi proses

Bahan baku berupa padatan Na 2CO3 dari suplier disimpan dalam gudang
penyimpanan. Dengan menggunakan screw conveyor , Na2CO3 didistribusikan kedalam

mixer untuk dicampur dengan air dan padatan Ca(OH) 2 yang berasal dari gudang
penyimpanan
Ca(OH)2.
Keluaran dari mixer yaitu berupa campuran Na 2CO3 dan Ca(OH)2 dipompa menuju
heat exchanger untuk menaikkan suhu dari 30 OC menjadi 85OC. Larutan yang keluar dari

heat exchanger dipompa menuju reaktor.


Campuran yang sudah masuk reaktor kemudian bereaksi selama 1 jam dengan suhu
85oC tekanan 1 atm. Setelah diaduk selama sekitar 1 jam, kemudian diendapkan didalam
thickener. Larutan hasil pemisahan dari thickener mengandung NaOH dengan kadar 10-15%.

Endapan yang keluar sebagai hasil bawah thickener dipompa ke thickener yang lain
untuk diambil kandungan NaOH dan Na 2CO3 dengan jalan menambahkan air panas ke dalam
thickener tersebut. Larutan hasil yang diperoleh adalah larutan encer yang digunakan untuk

make up Na2CO3 sedangkan padatan CaCO3 didstribusikan menuju spray dryer untuk

dikeringkan dan kemudian ditampung di tangki penampung.


Larutan NaOH dari thickener pertama dipompa menuju evaporator

untuk memekatkan larutan NaOH dengan kadar 50%. Uap


air yang terbentuk dari evaporator dikondensasi menuju ke water tank . Larutan jenuh
NaOH yang keluar dari evaporator padasuhu 144oC selanjutnya dipompa menuju cooler untuk
menurunkan suhu larutan sehingga suhunya menjadi 80oC. Selanjutnya larutan dialirkan
menuju crystallizer sedangkan uapnya
dikondensasi menuju barometric condenser. Crystallizer yang digunakan adalah swenson
forced circulation crystallizer. Mother liquor dan kristal yang terbentuk dipisahkan melalui
centrifuge. Mother liquor dipompa menuju heat exchanger untuk dinaikkan suhunya menjadi
85oC dan direcycle untuk diproses kembali pada reaktor.
Kristal yang telah dipisahkan dari centrifuge selanjutnya dialirkan menggunakan
screw conveyor untuk dikeringkan dalam rotary dryer. Proses pengeringan dilakukan dengan
menguapkan airnya menggunakan steam yang tidak kontak langsung pada bahan. Sebagai
media pemanas dalam rotary dryer digunakan saturated steam. Kristal natrium hidroksida
yang telah kering diangkut menggunakan belt conveyor menuju gudang penyimpanan.

3.2 Heuristic Process


a. Reaction operations
Heuristic 1
Select raw materials and chemical reactions to avoid, or reduce, the handling and storage
of hazardous and toxic chemicals.

Pemilihan bahan baku berupa Na 2CO3 dan Ca(OH)2 karena bahan tersebut lebih aman dan
mudah penyimpanannya dibandingkan dengan penyimpanan Hg pada proses elektrolisa.
b. Distribution of chemicals
Heuristic 6
By product that are produced in reversible reactions, in small quantities,are usually
not recovered in separators or purged. Instead, they are usually recycled to
extinction.
Pada proses ini, mother liquor hasil pemisahan di centrifuge dipanaskan terlebih
dahulu di heat exchanger untuk direcycle ke reaktor. Larutan Na 2CO3 yang tidak
bereaksi dan masih terikut dalam CaCO 3 dan telah dipisahkan pada thickener II
dikembalikan ke mixer tank untuk dimanfaatkan kembali.
Heuristic7
For competing reactions, both in series and parallel, adjust the temperature,
pressure, and catalyst to obtain high yields of the desired products. in the initial
distribution of chemicals, assume that these can be satisfied. Before developing a base
case design, obtain kinetics data and check this assumption
Kondisi operasi dipilih suhu reaksi pada proses pembuatan pada suhu 85 oC. Suhu ini
dipilih karena solvent akan menguap pada suhu 100 oC.
c. Separation operations liquid and vapour mixtures
Heuristc 9
Separate liquid mixtures using distillation, stripping, enhanced (extractive,
azeotropic, reactive) distillation lizuid-lizuid extraction, crystallization,
and/or adsorption

Pemisahan menggunakan thickener untuk memisahkan NaOH dan Na2CO3.


Sedangkan pemisahan antara kristal NaOH dan mother liquor dilakukan dengan
menggunakan centrifuge. Untuk memekatkan larutan digunakan evaporator. Alat ini
memisahkan larutan NaOH dengan solventnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Proses pembuatan NaOH ada 2 cara, continuous door causticizing dan elektrolisis.
Berdasarkan analisa proses pembuatan NaOH tersebut, proses continuous door causticizing
yang lebih efisien dari pada proses elektrolisa. Proses continuous door causticizing
menghasilkan konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses elektrolisa. Selain itu
peralatannya mudah didapat, bahan bakunya mudah didapat. Pada proses continuous door
causticizing didapatkan produk utama NaOH dan produk samping CaCO3.
Proses pembuatan NaOH secara continuous door causticizing menggunakan bahan
baku Na2CO3 dan CaOH2. Larutan Na2CO3 dicampur dengan Ca(OH)2 yang menghasilkan
larutan NaOH yang diinginkan. Prosesnya dapat dilakukan secara batch. Reaksi berlangsung
pada temperature 850C selama 1 jam.

4.2Saran

Perlu adanya perancangan proses yang berbeda dengan adanya bahan baku, proses
dan peralatan yang lebih efisien serta menghasilkan produk yang lebih optimal dengan biaya
produksi yang lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA

“Makalah kaustik soda atau natrium hidroksida”, http://faiz-


einstein.blogspot.com/2011/04/makalah-kaustik-soda-atau-natrium.html, akses: 5 April
2012
Pabrik Caustic Soda Dari Limestone Dan Soda Ash Dengan Proses Continuous Dorr
Causticizing”, http://eprints.upnjatim.ac.id/2320/1/File_1.pdf, akses: 1April 2012
“Proses Pembuatan Caustic Soda (NaOH)”, http://farisarizki.blogspot.com/2010/10/proses-
pembuatan-caustic-soda-naoh.html, akses: 3 April 2012
“Proses pembuatan NaOH”, http://wahyutriastuti.blogspot.com/2010/07/ii-pemilihan-dan-
uraian-proses.html, akses: 1 April 2012

Anda mungkin juga menyukai