Pembuatan Naoh 2
Pembuatan Naoh 2
Disusun oleh :
Kelompok VIII
Caustic Soda (NaOH) adalah merupakan salah satu bahan kimia yang sangat
penting untuk industri industri lain, bahkan termasuk “Heavy Chemical Industry” yang
diproduksi dalam volume besar.
Kebutuhan Caustic Soda (NaOH) di Indonesia dewasa ini terus meningkat
terutama banyak digunakan untuk bahan pembuatan sabun, pemurnian minyak, dan
proses pengolahan minyak goreng. Kebutuhan akan Caustic Soda (NaOH) di Indonesia
pada saat ini masih ditunjang dengan import dan luar negeri, padahal Indonesia kaya
akan Calsium Karbonat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan
NaOH dengan proses Continous Door Causticizing. Adapun kegunaan dari Caustic Soda
( NaOH ) adalah untuk :
1. Proses pembuatan kertas.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Na2CO3 NaOH
Continous Door
Causticizing
CaCO3
Ca(OH)2
2.1.2 Proses Produksi NaOH dari Elektrolisa Garam
Pada proses pembuatan NaOH dengan cara elektrolisa, reaksi yang tejadi adalah
sebagai berikut:
larutan. Dengan demikian ion – ion tersebut bereaksi dan menghasilkan endapan
yang dibuang pada rotary drum filter.
2. Proses elektrolisa larutan NaCl
Larutan NaCl dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel elektrolisa
larutan garam dialiri arus listrik searah (DC), sehingga akan mengakibatkan
terurainya NaCl menjadi Na+ dan Cl . Dengan penambahan air akan terbentuk
NaOH disertai pembentukan gas H2.
Proses elektrolisa sendiri dapat dilakukan dengan 3 macam cara :
1. Proses elektrolisa dengan sel diaphragma
Dalam sel diphragma yang dipakai sebagai anoda adalah grafit dan sebagai katoda
digunakan besi atau platina. Diaphragma dibuat dari asbes mudah dilalui ion ion
tapi sukar dilalui oleh molekul. Diaphragma ini memisahkan memisahkan anoda
dan katoda. Dengan adanya arus searah, pada anoda diperoleh gas Cl 2 dan pada
katoda diperoleh gas H2
Reaksi :
NaCl Na+ + Cl-
H2 O H+ + OH
Konsentrasi NaCl yang diizinkan adalah 340 – 350 g/liter yang pada hakekatnya
adalah larutan jenuh. Sel bekerja pada suhu 85 oC (Faith and Keyes, 1972).
Diaphragma umumnya diganti setiap empat kali pergantian anoda. Umur anoda
biasanya sekitar 365 hari. Pada saat ini telah digunakan diafragma dan elektroda
yang telah dimodifikasi sehingga memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan umur
penggunaan yang lebih lama yaitu mencapai 8-10 tahun. Larutan NaOH yang
dihasilkan adalah 11,3 15 %.
2. Proses sel elektrolisa dengan sel membran
Sel membran memakai membran semipermeabel untuk memisahkan anoda dan
katoda. Membran ini hanya mengijinkan ion Na+ untuk melewatinya dan
mencegah ion OH-. Pemakaian ini dimaksudkan untuk mencegah ion OH dan Cl-
masuk ke dalam ruangan katoda. Membran terbuat dari bahan polimer seperti
perfluoro sulfonie acid polimer dan perfluorocarboxylic acid polimer. Sel
membran menghasilkan NaOH yang lebih murni dan lebih tinggi konsentrasinya
bila dibandingkan dengan sel diaphragma, yaitu sebesar 28 %. Sel membran ini
telah diterapkan dalam industri secara komersiil tetapi terlalu mahal.
3. Proses elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri
Di dalam sel mercuy, yang dipakai sebagai katoda adalah merkuri yang dialirkan
pada bagian dasar sel, sedangkan sebagai anoda dipakai grafit. Larutan NaCl yang
telah dimurnikan dialirkan diantara kedua elektroda tersebut dan membentuk
NaHg pada katoda dan gas Cl 2 pada anoda.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaCl Na+ + Cl-
Anoda : 2Cl - Cl2
+ +
Katoda : 2Na + Hg + 2e NaHg
2NaHg + H2O 2NaOH + H2 + Hg
Larutan NaCl sebagai umpan masuk ke dalam sel elektrolisa pada suhu 60 – 70oC
dengan konsentrasi NaCl 340 350 g/liter. Amalgam (NaHg) yang dihasilkan
mengalir ke dekomposer dan dikontakkan dengan air secara counter current
sehingga dihasilkan NaOH 50 % dan gas H 2.
H2 O Listrik DC H2
NaCl
Pemurnian Reaktor sel
elektrolisa
NaOH
2.2 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.2.1 Proses produksi NaOH dari lime dan Soda Ash (Continous Door Causticizing)
□ Bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Calsium Hidroksida ( Ca(OH)2)
Calsium Hidroksida dihasilkan dari Calcite ( CaO ) atau dolomit dengan
penambahan air, sedangkan CaO merupakan hasil kalsinasi batu kapur pada suhu
tinggi antara 900 1300 ºC. Reaksi terbentuknya kapur hidrat adalah sebagai
berikut :
➢ Batu kapur ( Kalsinasi )
CaCO3 → CaO + CO2
Sifat fisika dan kimia dari Calsium Hidroksida adalah antara lain :
- Berbentuk bubuk putih halus.
- Bila dipanaskan pada suhu 450 °C akan terurai menjadi CaO dan air.
- Menyerap CO2 dan membentuk calsium karbonat.
- Titik lelehnya 580 °C.
- Spesifik gravity : 22.
- Berat molekul (BM) : 74,08. (Shreve, hal 67 )
2. Klorin (Cl2)
Sifat fisika:
Rumus molekul : Cl2
Berat molekul : 70,91 kg/kgmol
Titik didih (1 atm) : -34,050C
Titik beku (1 atm) : -100,980C
Wujud (250C, 1 atm) : gas
Densitas gas : 2,48 kg/m3
Densitas cairan : 3,213 kg/m3
Tekanan kritis : 7,7108 MPa
Volume kritis : 0,001745 m3 / kg
Suhu kritis : 417,15 K
Viskositas cairan : 0,34 cP
Viskositas gas : 0,014 cP
Panas laten penguapan : 287,4 J/g
Sifat Kimia
Klorin tidak bereaksi langsung dengan oksigen atau nitrogen. Pada kondisi
tertentu dapat bereaksi dengan amonia cair membentuk monokloroamin,
dikloroamin atau nitrogen triklorida, menurut reaksi sebagai berikut :
NH3 + Cl2 NH2Cl + HCl
NH3 + 2 Cl2 NHCl2 + 2 HCl
NH3 + 3 Cl2 NCl3 + 3 HCl
Klorin mempunyai afinitas yang besar terhadap hidrogen. Contoh : klorin bereaksi
dengan hidrogen sulfit membentuk hidrogen klorida, menurut reaksi sebagai
berikut:
H2S + Cl2 2 HCl + S
Klorin digunakan sebagai chlorinating agent untuk beberapa senyawa organik.
Klorin bereaksi dengan beberapa hidrokarbon, memanfaatkan kembali satu atau
lebih atom hidrogen dan membentuk hidrogen klorida sebagai produk samping.
Contoh : metana dapat diklorinasi membentuk metil klorida, meskipun pada
umumnya cara yang digunakan adalah hidroklorinasi dari methanol menggunakan
hidrogen klorida. Reaksi yang terjadi :
CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
CH3OH + HCl CH3Cl + H2O
Klorin bereaksi dengan hidrokarbon tak jenuh membentuk klorinasi hidrokarbon.
Reaksi yang terjadi : CH2 = CH2 CH + Cl2 ClCH2CH2ClCH (
Kirk & Othmer, vol. 1,1992)
Berdasarkan data di atas, proses yang dipilih adalah proses no. 1, proses produksi
NaOH dari lime dan soda ash (Continuous Door Causticizing). karena konversi NaOH
yang dihasilkan paling besar, yaitu 50%. Selain itu prosesnya juga sering digunakan
dalam industri dan bahan baku yang digunakan juga mudah di dapat.
Reaktor CSTR
Ca(OH)2
CaCO3
Pada tahap ini, Na2CO3 dan Ca(OH)2 direaksikan di dalam reaktor dengan tipe CSTR.
Produk keluar berupa NaOH sebagai produk utama dan CaCO3 sebagai produk samping.
Kristalisator
Sentrifuge
Evaporator
Na2CO3
NaOH Dryer
CaCO3 Dryer
Pada tahap ini, produk yang keluar dari reactor berupa NaOH dan CaCO3 kemudian
dipisahkan dengan menggunakan alat pemisah yang berupa thickener, evaporator,
kristalisator, sentrifuge dan dryer.
Step 4. Eliminate Differences in Temperature, Pressure and Phase.
Kristalisator
Suhu 80oC
Evaporator Sentrifuge
suhu 144oC
(1 atm, 85 C
Thickener I
ᵒ
Ca(OH)2(s) Thickener II
1 jam operasi) NaOH(s)
o Suhu 40oc
Suhu 40 C
FLOWSHEET
Bahan baku berupa padatan Na 2CO3 dari suplier disimpan dalam gudang
penyimpanan. Dengan menggunakan screw conveyor , Na2CO3 didistribusikan kedalam
mixer untuk dicampur dengan air dan padatan Ca(OH) 2 yang berasal dari gudang
penyimpanan
Ca(OH)2.
Keluaran dari mixer yaitu berupa campuran Na 2CO3 dan Ca(OH)2 dipompa menuju
heat exchanger untuk menaikkan suhu dari 30 OC menjadi 85OC. Larutan yang keluar dari
Endapan yang keluar sebagai hasil bawah thickener dipompa ke thickener yang lain
untuk diambil kandungan NaOH dan Na 2CO3 dengan jalan menambahkan air panas ke dalam
thickener tersebut. Larutan hasil yang diperoleh adalah larutan encer yang digunakan untuk
make up Na2CO3 sedangkan padatan CaCO3 didstribusikan menuju spray dryer untuk
Pemilihan bahan baku berupa Na 2CO3 dan Ca(OH)2 karena bahan tersebut lebih aman dan
mudah penyimpanannya dibandingkan dengan penyimpanan Hg pada proses elektrolisa.
b. Distribution of chemicals
Heuristic 6
By product that are produced in reversible reactions, in small quantities,are usually
not recovered in separators or purged. Instead, they are usually recycled to
extinction.
Pada proses ini, mother liquor hasil pemisahan di centrifuge dipanaskan terlebih
dahulu di heat exchanger untuk direcycle ke reaktor. Larutan Na 2CO3 yang tidak
bereaksi dan masih terikut dalam CaCO 3 dan telah dipisahkan pada thickener II
dikembalikan ke mixer tank untuk dimanfaatkan kembali.
Heuristic7
For competing reactions, both in series and parallel, adjust the temperature,
pressure, and catalyst to obtain high yields of the desired products. in the initial
distribution of chemicals, assume that these can be satisfied. Before developing a base
case design, obtain kinetics data and check this assumption
Kondisi operasi dipilih suhu reaksi pada proses pembuatan pada suhu 85 oC. Suhu ini
dipilih karena solvent akan menguap pada suhu 100 oC.
c. Separation operations liquid and vapour mixtures
Heuristc 9
Separate liquid mixtures using distillation, stripping, enhanced (extractive,
azeotropic, reactive) distillation lizuid-lizuid extraction, crystallization,
and/or adsorption
4.1 Kesimpulan
Proses pembuatan NaOH ada 2 cara, continuous door causticizing dan elektrolisis.
Berdasarkan analisa proses pembuatan NaOH tersebut, proses continuous door causticizing
yang lebih efisien dari pada proses elektrolisa. Proses continuous door causticizing
menghasilkan konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses elektrolisa. Selain itu
peralatannya mudah didapat, bahan bakunya mudah didapat. Pada proses continuous door
causticizing didapatkan produk utama NaOH dan produk samping CaCO3.
Proses pembuatan NaOH secara continuous door causticizing menggunakan bahan
baku Na2CO3 dan CaOH2. Larutan Na2CO3 dicampur dengan Ca(OH)2 yang menghasilkan
larutan NaOH yang diinginkan. Prosesnya dapat dilakukan secara batch. Reaksi berlangsung
pada temperature 850C selama 1 jam.
4.2Saran
Perlu adanya perancangan proses yang berbeda dengan adanya bahan baku, proses
dan peralatan yang lebih efisien serta menghasilkan produk yang lebih optimal dengan biaya
produksi yang lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA