Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Diabetes Melitus Dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik

Smith Imanuel Saputra1 Khairun Nisa Berawi2 Susianti3 Exsa Hadibrata4


1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No. 1, Gedong
Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia 35145
Email: smithis1001@gmail.com (+6281240936977)

ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang berkaitan dengan
meningkatnya glukosa dara. Hiperglikemik kronis pada diabetes melitus berkontribusi
terhadap munculnya berbagai komplikasi berupa kerusakan, disfungsi dan kegagalan berbagai
organ salah satunya adalah ginjal. Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting
dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan
cairan tubuh, elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal,
reabsorbsi selektif air, serta mengekresi kelebihannya sebagai kemih serta mengeluarkan
sampah metabolisme (urea, kreatinin dan asam urat) dan zat kimia asing. Nefropati diabetik
adalah kelainan degeneratif vaskuler ginjal, mempunyai hubungan dengan gangguan
metabolisme karbohidrat atau intoleransi gula (Diabetes Melitus). Penelitian ini bertujuan
untuk melihat hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian gagal ginjal kronik. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literature Review atau tinjauan pustaka.
Berdasarkan hasil literature review dari beberapa jurnal didapatkan bahwa terdapat hubungan
antara diabetes mellitus dengan kejadian gagal ginjal kronik.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Gagal Ginjal Kronik, Hubungan

The Relationship Between Diabetes Mellitus And The Incidence Of


Chronic Renal Failure

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases associated with increased blood
glucose. Chronic hyperglycemia in diabetes mellitus contributes to the emergence of various
complications in the form of damage, dysfunction and failure of various organs, one of which is
the kidney. Kidney is a vital organ that plays a very important role in maintaining the stability
of the environment in the body. The kidneys regulate the balance of body fluids, electrolytes
and acid base by filtering blood through the kidneys, selective reabsorption of water, and
excreting excess as urine and removing metabolic waste (urea, creatinine and uric acid) and
foreign chemicals. Diabetic nephropathy is a degenerative kidney vascular disorder, related to
disturbances in carbohydrate metabolism or sugar intolerance (Diabetes Mellitus). This study
aims to see the relationship between diabetes mellitus and the incidence of chronic kidney
failure. The method used in this research is Literature Review or literature review. Based on the
results of a literature review from several journals, it was found that there was a relationship
between diabetes mellitus and the incidence of chronic kidney failure.

Keywords: Diabetes Mellitus, Chronic Kidney Failure, Relationship


PENDAHULUAN metabolik dengan karakteristik
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan hiperglikemia yang terjadi karena
gangguan fungsi renal yang progresif kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
dan irreversibel dimana kemampuan atau kedua- duanya. Diabetes melitus
tubuh gagal untuk mempertahankan sudah mencapai proporsi terbanyak di
metabolisme dan keseimbangan cairan negara berkembang, termasuk di
dan elektrolit.Gagal ginjal kronik dapat Indonesia. Pada tahun 2000, dilaporkan
berlanjut menjadi gagal ginjal terminal bahwa 8,5 juta orang di Indonesia
(end stage renal disease) dimana ginjal menderita diabetes dan jumlah ini
sudah tidak mampu lagi untuk diperkirakan mencapai 22 juta pada
mempertahankan substansi tubuh, tahun 2030.3 Indonesia memiliki
sehingga membutuhkan penanganan tingkat prevalensi diabetes tertinggi ke
lebih lanjut berupa tindakan dialisis empat setelah India, Cina, dan Amerika
atau pencangkokan ginjal sebagai Serikat.4 Berdasarkan pola
terapi pengganti ginjal. Menurut WHO, pertambahan penduduk, diperkirakan
penyakit ginjal dan saluran kemih telah pada tahun 2030 nanti akan ada 194
menyebabkan kematian sebesar juta penduduk yang berusia di atas 20
850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini tahun dan dengan asumsi prevalensi di
menunjukkan bahwa penyakit ini daerah urban sebesar 14,7% dan rural
menduduki peringkat ke-12 tertinggi 7,2% maka diperkirakan 12 juta
angka kematian. Survey yang dilakukan penyandang diabetes di daerah urban
oleh Pernefri (Perhimpunan Nefrologi dan 8,1 juta di daerah rural.
Indonesia) pada tahun 2009, prevalensi Hiperglikemik kronik pada DM
gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar berkontribusi terhadap munculnya
12,5%, yang berarti terdapat 18 juta berbagai komplikasi, kerusakan jangka
orang dewasa Indonesia yang panjang, disfungsi dan kegagalan
menderita gagal ginjal kronik. berbagai organ salah satunya adalah
Sedangkan menurut Yadugi (yayasan ginjal. Salah satu penyebab terjadinya
peduli ginjal), tahun 2008 di Indonesia kerusakan pada ginjal (gagal ginjal)
terdapat 40.000 penderita gagal ginjal adalah nefropati diabetik. Akibat
kronik dan pada tahun 2010 akan penyakit diabetes mellitus yang tidak
meningkat menjadi 70.000. terkontrol dan merupakan penyebab
Dari data yang dikumpulkan oleh kematian terbesar penderita DM.
Indonesia Renal Registry (IRR), pada Nefropati diabetik merupakan
tahun 2007-2008 didapatkan penyebab komplikasi mikrovaskular yang sering
tersering kedua pada gagal ginjal kronis ditemukan baik pada DM tipe satu
adalah diabetes melitus (23%). maupun DM tipe dua. Dalam
Diabetes Melitus (DM) merupakan pengertian klinik, Nefropati Diabetik
salah satu ancaman kesehatan (ND) adalah komplikasi yang terjadi
manusia. Penyakit ini tidak menular, pada 40% dari seluruh pasien DM tipe 1
tetapi jumlah penderitanya akan terus dan DM tipe 2 dan merupakan
meningkat di masa mendatang. penyebab utama penyakit ginjal pada
Menurut American Diabetes pasien yang mendapat terapi ginjal
Association (ADA) tahun 2010, DM yang ditandai dengan adanya
merupakan suatu kelompok penyakit mikroalbuminuria (30mg/hari) tanpa
adanya gangguan ginjal, disertai berorientasi akademik (academic-
dengan peningkatan tekanan darah oriented literature), serta merumuskan
sehingga mengakibatkan menurunnya kontribusi teoritis dan metodologisnya
filtrasi glomerulus dan akhirnya untuk topik tertentu, Cooper (2010).
menyebabkan ginjal tahap akhir. Adapun sifat dari penelitian ini adalah
Nefropati diabetik adalah kelainan analisis deskriptif, yakni penguraian
degeneratif vaskuler ginjal, mempunyai secara teratur data yang telah
hubungan dengan gangguan diperoleh, kemudian diberikan
metabolisme karbohidrat atau pemahaman dan penjelasan agar dapat
intoleransi gula disebut juga dengan dipahami dengan baik oleh pembaca.
Diabetes Melitus. Didefinisikan sebagai
sindrom klinis pada pasien DM yang HASIL
ditandai dengan albuminuria menetap Berdasarkan penelitian yang telah
yaitu: >300 mg/24 jam atau >200 dilakukan oleh Janis Rivandi tentang
mikrogram/menit pada minimal dua hubungan diabetes melitus dengan
kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 dengan kejadian gagal ginjal kronik
sampai 6 bulan. bahwa diperkirakan 30-40% penderita
Kelainan yang terjadi pada ginjal DM tipe 1 dan 20-30% penderita DM
penyandang diabetes melitus dimulai tipe 2 akan menderita nefropati
dengan adanya mikroalbuminuria. diabetik suatu saat yang dapat berakhir
Mikroalbuminuria umumnya dengan keadaan gagal ginjal. Hasil
didefinisikan sebagai ekskresi albumin penelitian yang telah dilakukan oleh
lebih dari 30 mg per hari dan dianggap Sari dan Hisyam tentang huhungan
penting untuk timbulnya nefropati diabetes melitus dengan kejadian gagal
diabetik yang jika tidak terkontrol ginjal kronik di rumah sakit PKU
kemudian akan berkembang menjadi Muhammadiyah Yogyakarta Periode
proteinuria secara klinis dan berlanjut Januari 2011- Oktober 2012 bahwa
dengan penurunan fungsi laju filtrasi terdapat hubungan bermakna antara
glomerular dan berakhir dengan diabetes melitus tipe II dengan gagal
keadaan gagal ginjal.10 Diperkirakan ginjal kronik dengan nilai p = 0,000 (p <
30-40% penderita DM tipe 1 dan 20- 0,05) dan Confidence interval (CI) 2,3-
30% penderita DM tipe 2 akan 7,8. Hasil penelitian yang telah
menderita nefropati diabetik suatu saat dilakukan oleh Yudi Budianto tentang
yang dapat berakhir dengan keadaan hubungan diabetes melitus dengan
gagal ginjal. kejadian gagal ginjal kronik di ruang
hemodialisa RSUD Dr.H.Ibnu Sutowo
METODE Baruraja bahwa dari hasil uji statistik
Desain penelitian ini adalah Literature chi-squre diperoleh p value 0,004 <
Review atau tinjauan pustaka. 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada
Penelitian kepustakaan atau kajian hubungan yang bermakna antara
literatur (literature review, literature diabetes mellitus dengan gagal ginjal
research) merupakan penelitian yang kronik. Sehingga hipotesis terbukti
mengkaji atau meninjau secara kritis secara statistik. Ada hubungan yang
pengetahuan, gagasan, atau temuan bermakna antara diabetes mellitus
yang terdapat di dalam tubuh literatur dengan gagal ginjal kronik di ruang
hemodialisa RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo dan irreversible berasal dari berbagai
Baturaja, dilihat dari hasil uji statistik penyakit yang berlangsung lambat
Chi-Square didapatkan nilai p value = sehingga ginjal tidak mampu
0.004. mempertahankan metabolisme tubuh
Berdasarkan hasil penelitian Arinta dan keseimbangan cairan elektolit saat
(2016) terdapat hubungan yang terjadi uremia.Pengertian lain GGK
signifikan antara peningkata kadar adalah suatu kondisi kerusakan ginjal
albumin dengan gagal ginjal kronik (34). yang terjadi selama 3 bulan atau lebih,
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dimanifestasikan dengan
yang dilakukan Latif (2017) abnormalitas struktural atau fungsional
menunjukkan bahwa terdapat ginjal, dengan penurunan Laju Filtrasi
hubungan antara kadar Glomerulus (LFG) hingga kurang dari
mikroalbuminuria dengan gagal ginjal 60ml/menit/1,73m2 disertai dengan
akibat DM. Hasil penelitian yang telah abnormalitas hasil pemeriksaan
dilakukan oleh Achmad Taruna (2013) laboratorium darah, urine atau
bahwa terdapat hubungan antara pemeriksaan imaging dan kondisi
Diabetes Melitus dengan kejadian pasien semakin memburuk.
Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr.H. Abdul Diabetes mellitus dapat menyebabkan
Moeloek Provinsi Lampung. gagal ginjal kronik akibat hiperglikemi
yang menimbulkan kelainan
PEMBAHASAN glomerulus. Perubahan terjadi pada
Menurut American Diabetes membran basalis glomerulus dengan
Association (2003) diabetes melitus proliferasi sel-sel mesangium. Keadaan
merupakan suatu kelompok penyakit ini menyebabkan glomerulosklerosis
metabolik dengan karakteristik dan berkurangnya aliran darah
hiperglikemia yang terjadi karena sehingga terjadi perubahan pada
kelainan sekresi insulin, kerja insulin permeabilitas membran basalis
atau kedua-duanya. Diabetes melitus glomerulus yang ditandai dengan
sering disebut sebagai the great timbulnya albuminuria. Pasien dengan
imitator, karena penyakit ini dapat peningkatan kadar albumin cenderung
mengenai semua organ tubuh dan menjadi gagal ginjal, dimana albumin
menimbulkan berbagai macam akan meningkat dengan beberapa
keluhan. Gejalanya sangat bervariasi. faktor resiko salah satunya diabetes
Diabetes melitus dapat timbul secara mellitus, gula yang tinggi dalam darah
perlahan-lahan sehingga pasien tidak akan bereaksi dengan protein sehingga
menyadari akan adanya perubahan merubah struktur dan fungsi sel dan
seperti minum yang menjadi lebih termasuk membran basal glomerolus
banyak, buang air kecil lebih sering akibatnya penghalang protein rusak
ataupun berat badan yang menurun. dan terjadi kebocoran protein ke urine
Gejala tersebut dapat berlangsung lama (mikroalbuminuria).
tanpa diperhatikan, sampai kemudian Pernyataan ini sejalan dengan
orang tersebut pergi ke dokter dan penelitian yang telah dilakukan oleh
diperiksa kadar glukosa darahnya. Arinta (2016) dimana terdapat
Gagal Ginjal Kronik adalah keadaan hubungan yang signifikan antara
klinis kerusakan ginjal yang progresif peningkata kadar albumin dengan gagal
ginjal kronik. Penelitian ini sejalan penebalan membrana basalis dan
dengan penelitian yang dilakukan Latif ekspansi mesangium yang menopang
(2017) menunjukkan bahwa terdapat glomerulus. Perubahan ini menandai
hubungan antara kadar adanya permulaan nefropati. Bila
mikroalbuminuria dengan gagal ginjal selama itu kadar glukosa darah tetap
akibat DM. Diabetes memberikan tidak terkendali, hiperfiltrasi,
pengaruh terhadap terjadinya mikroalbuminuri, dan kenaikan tekanan
komplikasi kronik melalui adanya darah akan lebih jelas meskipun pasien
perubahan pada system vaskular. Pada tetap asimptomatik selama bertahun-
penyandang diabetes mellitus terjadi tahun. Pernyataan ini sejalan dengan
berbagai macam perubahan biologis penelitian yang telah dilakukan oleh
vaskular dan perubahan- perubahan Janis Rivandi tentang hubungan
tersebut meningkatkan kemungkinan diabetes melitus dengan dengan
terjadinya komplikasi kronik diabetes kejadian gagal ginjal kronik bahwa
mellitus. Salah satu komplikasi yang diperkirakan 30-40% penderita DM tipe
sering terjadi adalah kelainan pada 1 dan 20-30% penderita DM tipe 2 akan
ginjal yang diawali dengan menderita nefropati diabetik suatu saat
mikroalbuminuri, yang berkembang yang dapat berakhir dengan keadaan
menjadi proteinuri secara klinis, gagal ginjal. Pernyataan ini juga sejalan
berlanjut dengan penurunan fungsi laju dengan hasil penelitian yang dilakukan
filtrasi glomerulus yang berakhir oleh Sari dan Hisyam tentang huhungan
dengan keadaan gagal ginjal yang diabetes melitus dengan kejadian gagal
memerlukan pengelolaan dan ginjal kronik di rumah sakit PKU
pengobatan yang lebih kompleks. Muhammadiyah Yogyakarta Periode
Nefropati diabetik adalah komplikasi Januari 2011- Oktober 2012 bahwa
diabetes yang ditandai dengan terdapat hubungan bermakna antara
proteinuri menetap disertai retinopati diabetes melitus tipe II dengan gagal
dan hipertensi tanpa kelainan ginjal ginjal kronik dengan nilai p = 0,000 (p <
primer. Nefropati diabetik adalah suatu 0,05) dan Confidence interval (CI) 2,3-
penyakit menahun dari DM yang 7,8.
ditandai dengan adanya mikro atau Diagnosis Nefropati Diabetik dimulai
makroproteinuri, penurunan GFR, dari dikenalinya albuminuria pada
peningkatan tekanan darah yang penderita DM tipe 2. Bila jumlah
perjalanannnya progresif menuju protein dan albumin didalam urin
stadium akhir berupa gagal ginjal masih sangat rendah, sehingga untuk
terminal. Pada DM tipe 1, peningkatan dideteksi dengan metode pemeriksaan
GFR, albuminuri dan pembesaran ginjal urin yang biasa, akan tetapi jika sudah
merupakan gejala yang ditemukan >30 mg/24 jam ataupun >20mg/menit
hampir pada semua pasien saat disebut juga sebagai mikroalbuminuria.
didiagnosis. Gejala ini bersifat Hal ini dianggap sebagai nefropati
sementara dan masih mungkin insipien. Derajat albuminuria atau
reversible bila kadar glukosa darah proteinuria ini dapat juga ditentukan
terkendali dengan insulin. Setelah dengan rationya terhadap kreatinin
beberapa tahun timbullah perubahan dalam urin yang diambil sewaktu,
struktural pada jaringan ginjal berupa
disebut sebagai albumin atau kreatinin Diharapkan pembaca dapat menerima
ratio atau ACR. informasi yang tepat mengenai
Berdasarkan penelitian Ningrum (2017) kemungkinan terjadinya gagal ginjal
terdapat hubungan yang signifikan kronik pada pasien diabetes mellitus
antara pengendalian glikemik dengan agar masyarakat lebih peduli gubna
kejadian GGK.(40) Sejalan dengan mencegah kejadian gagal ginjal kronis,
penelitian Nandari dkk tahun 2015, serta yang memiliki riwayat diabetes
terdapat hubungan yang bermakna mellitus agar menurunkan angka
antara kadar glukosa dengan gagal kematian, kesakitan, dan komplikasi.
ginjal kronik akibat DM.(41) Kadar gula
darah puasa merupakan faktor resiko DAFTAR PUSTAKA
utama untuk pasien DM tipe 2 dengan
gagal ginjal, setiap peningkatan KGD
puasa 1 mmol/L maka akan
meningkatkan resiko proteinuria
sebanyak 1.15 kali, juga pada KGD
puasa pada pasien dengan gagal ginjal
akibat diabetes lebih besar
dibandingkan nilai KGD puasa pada
pasien non , ini mengindikasikan bahwa
kontrol KGD puasa sangat penting
dalam perkembangan komplikasi gagal
ginjal, serta pasien dengan DM tipe 2
dan gagal ginjal harus fokus pada kadar
HbA1c dan KGD.

SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil literature review
dari beberapa jurnal bahwa terdapat
hubungan antara diabetes mellitus
dengan kejadian gagal ginjal kronik.
Hiperglikemia yang terjadi pada
diabetes mellitus dapat memicu
terjadinya kerusakan ginjal, sehingga
menimbulkan perubahan
hemodinamik, metabolisme, disfungsi
endotel, aktivasi sel inflamasi,
perubahan ekspresi faktor vaskular.
Hiperglikemia melatarbelakangi
individu dalam perkembangan
mikroangiopati Diabetes Nefropati
(DN).

SARAN
1. Budianto Y. Hubungan diabetes mellitus dengan kejadian gagal ginjal kronik di
ruang hemodialisa rsud dr. H. Ibnu sutowo baturaja kabupaten ogan komering.
Cendekia Medika. 2017;2(2).

2. Dabla PK. Renal function in diabetic nephropathy. world j diabetes. 2010 ; 1(2)

3. Gabriella T. Hubungan antara diabetes mellitus dengan gagal ginjal kronik pada
pasien yang di rawat di rs wahidin sudirohusodo Periode 1 Januari - 30 Juni 2012;
2013

4. Hendromartono. Nefropati Diabetik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
VI Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbit FKUI. 2014

5. McFarlane P, Cherney D , Gilbert RE, Senior P . Chronic kidney disease in diabetes.


Canadian journal of diabetes. 2018

6. Ningrum VDA , Ikawati Z. Glycemic control and prevalence of chronic kidney


disease in type 2 diabetes mellitus patients at primary healthcare centers in
yogyakarta province 2015. indones j clin pharm. 2017 ; 2 (6)

7. Rivandi J dan Ade,Y. Hubungan diabetes melitus dengan kejadian gagal ginjal
kronik. Lampung : Majority . 2015 ; Vol.4.No.9

8. Sari N dan Hasyim B. Hubungan antara diabetes melitus tipe ii dengan kejadian
gagal ginjal kronik di rumah sakit pku muhammadiyah yogyakarta periode
januari 2011-oktober 2012. JKKI. 2014 ; 6(1)

9. Taruna A. Hubungan diabetes melitus dengan kejadian gagal ginjal kronik di


rsud dr. h. abdoel moeloek provinsi lampung tahun 2013.jurnal medika
malahayati. 2015;2(4)

10. Tarigan C, Pengarepan T, Jekson MS. Hubungan gagal ginjal kronik dengan
diabetes melitus tipe 2. jurnal kedokteran methodist. 2020 ; 13(2).

11. Prof. Dr. Tabrani Pekanbaru. Journal of hospital administration and


management. 2021; 2(1)

Anda mungkin juga menyukai