Anda di halaman 1dari 9

Nama : Suhula Divina Marom

NIM : 20421050

Mata Kuliah : Islam Ulil Albab

BIOGRAFI IBNU THUFAIL


BAB I

PENDAHULUAN

Filsafat islam adalah salah satu kajian ilmu yang dimasukkan kedalam mata pekuliahan guna untuk
memperluas kemampuan berfikir mahasiswa Sehingga mempunyai kemampuan untuk memahami
ajaran-ajaran islam komprehensif dan filosofis dan pada gilirannya trampil untuk menyampaikan
kepada masyarakat secara lugas dan rasional sesuai dengana ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah
Ibnu Thufail yang juga merupakan filosof yang pemikiranya di kenal oleh berbagai kalangan.
Keadaan inilah yang juga menjadi dasar apasaja pemikiran yang di bawa Ibnu Thufail.

Pemikiran seseorang tidak akan lepas dari pengaruh zaman dan tempat dimana orang itu berada.
Pengaruh zaman dan tempat itu akan memberikan ciri khas atau corak dari pemikiran itu sendiri
Demikian pula dalam sejarah filsafat. Meskipun pada dasarnya sumber filsafat adalah satu yaitu rasio,
namun tidak pelak pemikiran filosofis dari para filosof memiliki ciri dan karakter yang berbeda. Dapat
kita lihat bahwa telah terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara pemikiran Al Ghazali dengan
Ibu Rusyd.

Makalah ini secara spesifik ingin mengetahui ciri atau corak pemikiran salah satu filosof muslim
yang terkenal dengan roman filosofisnya : Hayy ibnu Yaq han. Adalah ibnu Thufail, seorang filosof
muslim yang hidup pada masa khalifah Abu Ya'kub Yusuf. Dinasti Al Muwahhid Spanyol.

Saya berharap, adanya makalah yang singkat ini dapat memberikan pengetahuan dan pencerahan
bagi kita semua. Aamiin.

RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimana riwayat hidup Ibnu Thufail?


B. Bagaimana pemikiran Ibnu Thufail?
C. Apa saja karya- karya Ibnu Thufail?
D. Bagaimana kisah wafatnya Ibnu Thufail?

TUJUAN

A. Mengetahui bagaimana riwayat hidup Ibnu Thufail


B. Mengetahui bagaimana pemikiran Ibnu Thufail
C. Mengetahui apa saja karya-karya Ibnu Thufail
D. Mengetahui kisah wafatnya Ibnu Thufail

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Ibnu Thufail

Nama lengkap Ibnu Thufail adalah Abu Bakar Muhammad Ibnu Abdul Al Malik Ibnu Muhammad
Ibnu Muhammad Ibnu Thufail, la di lahirkan di Cadik, provinsi Granada, Spanyol pada tahun 506 H/
1110 M. Ibnu Thufail termasuk dalam keluarga suku arab terkemuka, Qais. Dalam bahasa latin ia
populer dengan sebutan Abu Bacer. Sebagaimana filosof- filosof Muslim dimasanya juga filosof-
filosof Yunani), Ibnu Thufail juga memiliki disiplin ilmu dalam berbagai bidang ( all rownd). Selain
sebagai seorang filosof, ia juga ahli dalam ilmu kedokteran, matematika, astronomi, dan penyair yang
sangat terkenal dari Dinasti Al-Muwahhid Spanyol.

la memulai karirnya sebagai dokter praktek di Ganada Lewat ketenarannya sebagai dokter, ia
diangkat sebagai sekretaris Gubernur di provinsi itu. Kemudian ia diangkat menjadi sekretaris pribadi
Gubernur Geuta dan Tangier oleh putra Al- Mu'min, penguasaAl- Muwahhid Spanyol. Selanjutnya ia
diangkat menjadi dokter pemerintah dan sekaligus menjadi Qodhi. Ibnu Thufail meletakkan jabatan
sebagai dokter pemerintah pada tahun 587 H 1182 M karena alasan usianya yang sudah lanjut. Ia
menganjurkan kepuda khalifah supaya Ibu Rusyd, muridnya, menggantikan kedudukannya. Khalifah
Abu Yusuf Al-Mansur meluluskan permintaannya dengan langsung menuujuk Ibnu Rusyd sebagai
dokter istana. Semasa hidupnya Ibnu Thufail menerima penghargaan dari khalifah. Ketika ia
meninggal pun di Marokko pada tahun 580 H/1184 M khalifah ikut menghadiri upacara
pemakamannya, juga sebagai penghargaan terhadapnya.

B. Filsafat Ibnu Tufail

Filsafat ibnu Thufail merupakan pemikiran yang baru dalam filsafat islam yang belum pernah
dilakukan para filosof muslim sebelumnya. Terutama dalam hal pembuktian adanya tuhan. Penjabaran
yang diberikan ibru Thufail cukup gamlang dan dapat dipahami oleh nsemua golongan orang.
Berbeda dengan Ibnu Sina Pembagian wajib al wujud min ghairih dan mumkin al wujud bi dzatihi,
seperti yang dikatakan Prof. Dr. H. Sirajudin Zar, yang dikutib dari Muhammad Athif Al-Iraqiy, agak
membingungkan. Karena dalam konsep Wajih ada unsur mumkin. Secara umum, pemikiran filsafat
ibnu Thufail dapat kita lihat dalam karyanya: Hay Ibnu Yaghan. Roman Filsafat itu menggambarakan
orang yang mempunyai akal fikiran sebagai fitroh bagi setiap manusia. Absal merupakan orang yang
berilmu dan beragama islam, dimana ilmunya telah dilengkapi dengakan wahyu. Sedangkan salman
menggambarkan tentang masyarakat.

Sebagaimana diketahui, Ibnu Thufail tidak merasa puas dengan filsafat Al-Ghazali untuk mencari
kebahagiaan dan kebenaran Tuhan, tetapi lebih cendrung kepada perenungan fikiran sebagaimana
dilakukan Al Farubi. Ibnu Thufail termasuk pengikut aliran Kontemplatif filsafat arab yang disebut
isyrok, suatu teori neo platonisme kuno dan dekat dengan aspirasinya kepada mistik modern. Menurut
Amir Ali, sebagaimana dikutip oleh Muslim Ishak dalam buku Tokoh-tokoh Filsafat Islam Dari Barat
Filsafat Kontemplatif Ibnu Thufail tidak didasarkan atas exsaltasi mistik, tetapi atas suatu mode yang
mana intuisi digabungkan dengan pencarian akal. Hal ini dapat dilihat sebagaimana dalam kisah Hay,
dimana, akal memiliki perkembangan yang berngsur-angsur dan berturut-turut dari seseorang yang
tidak mendapat asupan pendidikan dari luar.

2
1. Metafisika (Ketuhanan)

Seperti para filosof sebelumnya, ibnu Thufail memulai filsafatnya dengan filsafat
ketuhanan. Dalam membuktikan adanya tuhan ibnu Thufail mengemukakan tiga argument
sebagai berikut :

a. Argumen Gerak

Gerak alam menjadi bukti adanya Allah. Baik bagi orang yang meyakini alam
baharu maupun bagi orang yang yang meyakini alam kadim. Bagi orang yang
meyakini alam itu baharu, gerak alam berarti dari ketiadaan hingga alam itu ada
(diciptakan). Oleh karena itu,keberadaan alam dari ketiadaan itu mestilah
membutuhkan pencipta yaitu Allah. Sementara bagi orang yang mengatakan bahwa
alam itu kadim. gerak alam berarti tidak berawal dan tidak berakhir. Karena zaman
tidak mendahuluinya, arti gerak ini tidak didahului oleh diam. Disini, penggerak alam
(Allah) berfungsi mengubah materi dari alam potensial ke actual. Mengubah dari satu
bentuk kebentuk yang lain. Sirajuddin Zar dalam buku filsafat islam, Filosof dan
filsafatnya mengatakan, inilah letak keistimewaan argumen gerak ibnu thufail, yakni
dapat dipahami oleh semua golongan Dengan argumen diatas, secara tidak langsung,
Ibnu Thufail memperkuat argumentasi bahwa tanpa wahyu akal dapat mengetahui
adanya Allah.

b. Argumen Materi

Argumen gerak Ibru Thufail juga digunakan untuk mebuktikan adanya tuhan.
Argumen ini didasarkan pada ilmu fisika yang masih ada korelasinya dengan
argumen yang pertama (al harakat). Hal ini dikemukakan Ibnu Thufail dalam
kelompok pikiran yang terkait satu sama lain yakni segala yang ada tersusun dari
maten dan bentuk setiap materi membutuhkan bentuk, bentuk tidak mungkin
bereksistensi penggerak dan segala yang ada untuk bereksistensi membutuhkan
pencipta. Bagi yang meyakini alam itu kadim, pencipta ini berfungsi
mengeksistensikan wujud dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Sementara bagi yang
meyakini alam itu baru, pencipta berfungsi menciptakan dari ketiadaan menjadi ada
Pencipta disini, merupakan ilat (sebab) dan alam merupakan ma'lul (akibat).

c. Argumen Alghaiyyat dan Al-Inayat Al-Ilahiyat

Argumen ini sebenarnya pemah dikemukakan oleh Ibnu Sina. Tiga sebab yang
dikemukakan oleh aristoteles yaitu materi, bentuk dan pencipta. Ibnu sina
melengkapinya dengan ilar al-ghalivat, sebab tujuan. Menurut Ibnu Thufail, bahwa
segala yang ada di alam ini memiliki tujuan. Ini merupakan inayah dari Allah. Ibnu
thufail yang berpegang pada argument ini sesuai dengan Al qur'an, menolak bahwa
alam diciptakan secara kebetulan. Alam ini, masih menurut ibnu Thufail, sangat rapi
dan sangat teratur. Semua planet, begitu juga jenis hewan dan anggota tubuh pada
manusia memiliki tujuan tertentu. Demikian tiga argument yang dikemukakan Ibnu
Thufail. Adapun mengenai Dzat Allah. Ibnu Thufail sependapat dengan kaum
Mu'tazilah sifat sifat Allah yang maha sempuma tidak berlainan dengan Dzat-Nya.

3
Allah berkuasa bukan dengan sifat ilmu dan kudrat yang dimiliki. Melainkan dengan
Dzat Allah itu sendiri.

2. Fisika

Pada pembahasan sebelumnya telah disinggung mengenai golongan yang mengakui


bahwa alam itu baru atau mereka yang mengakui alam itu kadim. Mengenai alam ini, Ibnu
Thuifail merupakan penganut keduanya. Ia mempercayai bahwa alam itu baharu sekaligus
alam itu kadim. Alam itu kadim, menurut Ibnu Thufail, karena ia diciptakan sejak azali, tanpa
di dahului zaman, Alam disebut baru karena ia membutuhkan dan bergantung pada Dzat
Allah Ibnu Thufail mencontohkan, ketika seseorang menggenggam suatu bendu, kemudian ia
gerakkan benda tersebut, maka benda itu mesti bergerak mengikuti gerak tangan orang
tersebut. Gerakan benda tersebut tidak terlambat dari segi zaman dan hanya terlambat dari
segi zat. Demikian alam ini, keseluruhan merupakan akibat dan diciptakan Allah tanpa
zaman.

3. Jiwa

Jiwa menurut Ibnu Thufail adalah makhluk yang tertinggi martabatnya. Manusia Terdiri
dari dua Unsur yakni jasad dan roh (al-madat al ruh). Badan tersusun dari unsur-unsur
sedangkan jiwa tidak. Jiwa bukan jisim dan bukan pula sesuatu yang ada didalam jisim.
Setelah badan hancur atau mengalami kematian, jiwa lepas dari badan, dan selanjutnya jiwa
yang pernah mengenal Allah yang berada di dalam jasad akan hidup dan kekal. Jiwa terdiri
dari tiga tingkat: jiwa tumbuhan (an-nafs al nabawiyat), jiwa jiwa hewan dan jiwa manusia.
Ketiga jiwa tersebut merupakan sebuah tingkatan dan yang terendah hingga tertinggi yaitu
jiwa manusia. Dalam menjabarkan hal ini, Ibnu Thufail kemudian mengelompokkan jiwa
hubungannya dengan Allah kedalam tiga golongan, yaitu :

a. Jiwa yang sebelum mengalami kematian jasad telah mengenal Allah, mengagumi
kebesaran dan keagungannya, dan selu ingat kepadanya, maka jiwa seperti ini akan kekal
dalam kebahagiaan.
b. Jiwa yang mengenal Allah Namun bermaksiat, akan abadi dalam kesensaraan.
c. Jiwa yang tidak mengenal allah sealam Hidupnya, akan berakhir seperti hewan Dalam hal
ini, Sirajudin Zar dalam buku Filsafat Islam berkomentar:
"Agaknya Ibnu Thufail meletakkan tanggung jawab manusia dihadapan Allah atas dasar
pengetahuannya tentang Allah. Orang yang tahu kepada Allah dan menjalankan kebaikan.
akan kekal dalam kebahagiaan"

4. Epistimologi

Ibnu Thufail mengatakan, seperti tersirat dalam kisah Hay Ibnu Yaqdan, Bahwa makrifat
dimulai dari panca indra. Hal yang bersifat metafisis dapat diketahui dengan akal dan intuisi.
Makrifat dapat dilakukan dengan dua cara: pemikiran atau renungan akal seperti yang
dilakukan filosof muslim, dan tasawuf seperti yang dilakukan oleh kaum sufi. kesesuaian
antara nalar dan intuisilah yang membentuk epistimologi Ibnu Thufail. Menurut Ibnu Thufail,
Ma'rifat dengan tasawuf dapat dilakukan dengan latihan-latihan rohani dengan penuh
kesungguhan. Semakin tinggi latihan itu, maka semakin jelas dan hakikat semakin tersingkap

C. Kisah Hay bin Yaqadhan

4
Kisah Hay merupakan cara khusus yang dipakai oleh Ibnu Thufail untuk menjelaskan filsafatnya
Sebagaimana dikatakan dimuka, penulisan kisah ini merupakan jawaban atas permintaan temannya
yang ingin mengetahui hikmah ketimuran. Adapun ringkasan kisah tersebut sebagai mana ditulis oleh
Ahmad hanafi dalam bukunya Pengantar Filsafat Islam sebagai berikut: Seorang anak tinggal di
sebuah pulau yaitu Hayy ibn Yaquthan, ia disusui dan di asuh oleh seokor rusa. Ketika sudah besar ia
mempunyai hasrat yang kuat untuk mengetahui dan menyelidiki tentang sesuatu yang tidak dapat
dimengerti olehnya. Ia menyadari hewan-hewan mempunyai pakain alami dan alat pertalan bagi
dirinya, sedang ia telanjang dan tidak bersenjata. Oleh karena itu, ia menutup dirinya pertama-tama
denga kulit hewan yang telah mati serta memakai tongkat sebagai alat pertahanan diri. Lambat laun ia
mengenal kebutuhan hidup yang lain mengetahui cara memakai api, manfaat bulu, tahu menenun dan
akhirnya membangun gubuk sebagai tempat berteduhnya.

Dalam pada itu rusa pengasuhnya semakin lama semakin tua dan akhirnya mati. Pikiran manusia
yang serba hedak ingin tahu itu ingin mengetahui sebab terjadinya perubahan besar pada rusa itu,
untuk itu ia membedah salah satu bagian tubuh dari hewan tersebut, dan dengan cermatnya ia
menyelidiki bagian bagi tubuhnya. Kemudian ia berkesimpulan bahwa jantung merupakan pusat bagi
anggota tubuh. Sesudah itu in mempelajari bahan-bahan logam, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan
yang terdapat di pulau kediamannya, mempelajari suara yang bermacam-macam dan menirukannya
pula. Kemudian ia mempelajari gejala-gejala di angkasa, dan karena tertarik oleh keragaman yang
terdapat pada alam maka ia berusaha untuk menemukan keseragamanpada kesemuanya. Akhirnya ia
memastikan bahwa dibalik keanekaragman itu tentu ada keseragaman dan kekuatan yang tersembunyi
dan ganjil, suci dan tidak terlihat. Ia menyebutnya sebab pertama atau pencipta dunia". Kemudian ia
merenungkan dirinya sendiri dan alat yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan. Kemudian arah
penyelidikannya berubah menjadi perenungan terhadap dirinya sendiri. akhirnya ia menemukan
unsur-unsur pertama atau substansi pertama, susunannya, benda, bentuk, dan akhirnya jiwa dan
keabadiannya.

Dengan memperhatikan aliran air dan menyusuri sumbernya sampai kepada suatu sumber air yang
memamcar dan melimpah sebagai sungai, maka ia terbimbing untuk mengatakan bahwa manusia juga
mesti mempunyai suatu sumber bersama Selanjutnya ia merenungkan tentang langit, gerakan bintang-
bintang, peredaran bulan dan pengaruhnya atas bumi. la kemudian menemukan garis pemikirannya
sendiri dan menjahui pembunuhan hewan-hewan, kemudian ia sudah puas dengan makan buah-
buahan yang masak dan tumbuh-tumbuhan dan hanya dalam keadaan terpaksa ia memakan daging
hewan. Dari sini ia beralih dari hanya sekedar pengamat alam menjadi sorang yang mencari tuhan,
dan sebagai ganti dan mencari pengetahuan dengan mengetahui dalil-dalil dan kesimpulan logika,
atau dengan perkataan lain, pengetahuan obyektif, kemudian ia tenggelam dalam perenungan rohani.
la memandang keseluruhan alam semesta sebagai pantulan(refleksi) dari satu tuhan, dan selanjutnya ia
senang melakukan ekstasi (semedi). Didekat pulau yang didiaminya itu, terdapat suatu pulau lain dan
seorang pandai yang bernama Absal yang kebutulan berkunjung kepulau tempat kediaman Hay. la
bertemu dengan Hay dan mengajarkan bahasa kepadanya.

Melati informasi yang diperoleh dari Absal. Hay menyadari bahwa metode filsafi yang ia miliki
telah membawa dirinya ke tingkat ma'rifat yang sejalan dengan ajaran agama. la pun tahu bahwa
orang yang membawa keterangan-keterangan dan ucapan yang benar itu adalah Rosul dan ia percaya
kepadanya dan mengakui kerasulannya. Sebaliknya Hay juga menjelaskan pengalamannya dengan
Allah kepada Absal. Ketika keduanya mebandingkan pikirannya, dimana yang satu belajar dari alam.
dan yang satunya adalah filosofis dan pemeluk agama, ternyata keduanya memiliki simpulan yang
sama. Dari Ringkasan cerita tersebut sebenamya Ibnu Thufail ingin mengemukakan kebenaran-

5
kebenaran. Adapun kebenaran yang dimaksud sebagaimana disimpulkan oleh Nadhim al-Jisr dalam
buku Qissat al Imam yang juga dikutib Ahmad Hanafi dalam buku Pengantar Filsafat Islam yaitu :

1) Urutan Tangga Makrifat yang ditempuh oleh akal dimulai dari obyek indrawi yang khusus
kepada pikiran yang universal.
2) Tanpa pengajaran dan tanpa petunjuk, akal manusia dapat mengetahui tanda-tanda pada
makhluknya dan menegakkan dalil-dalil atas wujudnya.
3) Akal manusia kadang-kadang mengalami ketumpulan dan ketidakmampuan dalam
mengemukakan dalil-dalil pikiran, yaitu ketika hendak ingin menggambarkan keazalian
mutlak, ketidak-akhir-an, zaman qadim, hudus dan dalil yang sejenis dengan itu.
4) Baik Akan menguatkan qadimnya alam atau baharunya, namun kelanjutan dari kepercayaan
tersebut adalah satu juga yaitu tuhan.
5) Manusia dengan akalnya sanggup menemukan dasar-dasar keutamaan dan dasar-dasar akhlak
yang bersifat amali dan kemasyarakatan, seta berhiaskan diri dengan keutamaan-keutamaan
dasar akhlak tersebut, disamping menundukkan keinginan keinginan badan pada hukum
pikiran, tanpa melalaikan hak badan atau meninggalkan sama sekali.
6) Apa yang diperintahkan oleh syariat islamdan apa yang diketahui oleh akal yang sehat dengan
sendirinya, berupa kebenaran, kebaikan dan keindahan dapat bertemu kedua duanya dalam
satu titik, tanpa dipersilisihkan lagi.
7) Pokok dari semua hikmah ialah apa yang ditetapkan oleh syara' yaitu mengarahkan
pembicaraan kepada orang lain menurut kesanggupan akalnya, tanpa membuka kebenaran
dan rahasia-rahasia filsafat kepada mereka. Juga pangkal dari segala kebaikan ialah menetapi
batas-batas syara' dan meninggalkan pendalaman sesuatu.

D . Karya- Karya Ibnu Thufail

Disebutkan bahwa Ibnu Thufail memiliki beberapa karangan tentang kedokteran, Astronomi.
Filsafat, dan Psikologi. Tatapi tidak banyak buku-bukunya tentang psikologi yang sampai ketangan
kami. kecuali kisah Hayy ibn Yayzhan buku ini merupakan kisah filosofis sufistik yang membuat
Ibnu Thufail sangat terkenal. Ernst Beker menyebutkan dalam bukunya Tarikh al- Qishshar al-
Injiliziyah, yang diterbitkan pada tahun 1942 dan buku-buku lain berbahasa Eropa dan Arab bahwa
kisah Hayy ibn Yazhan karangan Ubnu Thufail merupakan salah satu rujukan sumber novelnya,
Robenson Corazo yang diterbitkan pada tahun 1719.

Karya tulis Ibnu Thufail yang dikenal orang sedikit sekali. Karyanya yang terpopuler dan masih
dapat ditemukan sampai sek ialah Hayy ihn Yazhan ( Roman Philosophique), yang judul lengkapnya
risalat Hay ibn Yayzhan fi Asrar al-Hikmat al Masyrigivar. Karya Ibnu Thufail ini merupakan suatu
kreasi yang unik dari pemikiran filsafatnya. Sebelumnya, judul ini telah diberikan oleh Ibnu Sina
kepada salah satu karya esoteriknya Demikian juga, nama tokoh Absal dan Salmantelah ada dalam
buku Ibnu Sina, Salman wal Absal. Kendatipun kisah ini tidak orisinal, bahkan sebelum Ibnu Sina
juga kisah ini sudah ada, seperti kisah Arab kuno, Hunain ibnu Ishak, Salman dan Absal Ibnu.
Arabi.dan lain-lain.

Namun Ibnu Thufail berhasil menjadikan kisah ini menjadi kisah romanfilosofis yang unik
Ketajaman filosofisnya yang menandai kebaruan kisah ini dan ia menjadikannya salah satu kisah yang
paling asli dan paling indah pada abad pertengahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya buku ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani. Latin, Inggris, Belanda. Perancis, Spanyol, Jerman, dan Rusia.
Bahkan pada zaman moderenpun minat terhadap karya Ibnu Thufail ini tetap ada. Ahmad Amin
(1952) menerbitkannya ke dalam edisi bahasa Arab yang diikuti terjemahannya dalam bahasa Persi

6
dan Urdu. Dalam Hay ibnu Yaqzhan, Ibnu Thufail berusaha membuktikan kebenaran tesis kesatuan
kebijaksanaan rasional dan mistis melalui kisah fiktif.

Buku Hayy ibn Yaqzhan dinamakan juga Asrarul hikmah al-mastaqiyyah. Judul yang sebenarnya
dari buku itu sangat panjang yaitu: Risalah Hayuu hin Yaqzhan fi Asraril Hikmah Al Masragiyyah,
Istakhlashaha Min Durari Jawahiri Al- Fahilur Ra'is Abi 'Ali Ibn Sina, Al- Imam Al- Failasuf Al-
kamil Al'Arif Abi Ja fur Muhummad bin Thufail ( risalah hayyu bin yaqhan tentang rahasia filsafat al
Musruqiyyah diringkas oleh abu ja far muhammad bin thufail dari mutiara ucapan ar Ra'is Abi Ali Ibn
Sina). Dari judul itu saja cukup kita ketahui bahwa ibnu thufail mengikuti ibnu sina.

E . Kisah Wafatnya Ibnu Thufail

Ibnu Thufail pernah menjabat sebagai wazir (pejabat kerajaan setingkat menteri) di Granada. Sejak
saat itu ia masuk dalam lingkaran kekuasaan hingga namanya dikenal baik di Dinasti Muwahhidun di
Maroko. Pada 1163 M, Ibnu Thufail diangkat sebagai dokter dan penasihat pribadi Abu Ya'qub
Yusuf, khalifah Dinasti Muwahhidun. Ia memegang jabatan itu selama kurang lebih 20 tahun. Pada
penghujung 1182 M, ia mengundurkan diri dari pemangku jabatan penasihat pribadi raja karena
usianya yang semakin uzur. Meski demikian, ia masih menjalankan kewajibannya sebagai dokter.

Kedudukannya itu kemudian digantikan oleh Ibnu Rusyd, seorang filsuf Muslim agung dari
Andalusia. Tiga tahun setelah mengundurkan diri dari kerajaan, yaitu pada 1185, sang dokter yang
juga filsuf ini menghembuskan napas terakhir di Kota Marakesh, Maroko, dan dikebumikan di
sana. Ibnu Thufail meninggalkan sejumlah karya intelektual yang sebagian besar telah hilang. Yang
tersisa hanya roman filsafat Hayy ibn Yaqzhan dan beberapa penggalan karya sastra. Naskah lengkap
Hayy ibn Yaqzhan telah luas beredar di Timur Tengah. Semoga upaya menggali pesan-pesan
universal di dalamnya kembali menggeliat di kalangan umat Islam. 

7
BAB III

PENUTUP

F . Kesimpulan

Nama lengkap Ibnu Thufail adalah Abu Bakar Muhammad Ibnu Abdul Al Malik Muhammad Ibru
Muhammad Ibnu Thufail. la di lahirkan di Cadik, provinsi Granada, Spanyol pada tahun 506 H/ 1110
M. Ibmu Thufail termasuk dalam keluarga suku arab terkemuka, Qais. Dalam bahasa latin ia populer
dengan sebutan Abu Bacer. Disebutkan bahwa Ibnu Thufail memiliki beberapa karangan tentang
kedokteran, Astronomi, Filsafat, dan Psikologi Tapi tidak banyak buku-bukunya tentang psikologi
yang sampai ketangan kami, kecuali kisah Hayy ibnu Yaqzhan buku ini merupakan kisah filosofis
sufistik yang membuat Ibnu Thufail sangat terkenal.

Filsafat Ibnu Thufail :

A. Ketuhanan
B. Fisika
C. Jiwa
D. Epistimology
E. Konsolidasi filsafat dan agama

8
DAFTAR PUSTAKA

Al ahwani, Ahmad Fuad. Filsafat Islam (Jakarta : Pustaka firdaus, 1985)

Fahri Majid Sejarah Filsafat Islam : Sebuah Peta Kronologis. Diterjem. A Short Introduction to
Islamic Philosophy. Theology and Mysticism, (Bandung: Mizan, 2001)

Najati, Muhammad Usman. Jiwa Dalam Pandangan Para Filosof Muslim. Diterjem Ad Dirasat an -
Nafsaniyah inda al- Ulama al- Muslimin, ( Bandung: Pustaka Hidayah, 1993)

https://id.scribd.com/document/329470839/MAKALAH-Sejarah-Ibnu-Tfail

Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam Filosof dan Filasafatnya, Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2004

Anda mungkin juga menyukai