Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DEMAN DAN SUPLAY

Disusun Oleh
Nama : Imelda Susanti
NPM :2113201065
Semester: 2
Kelas: 2

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Nama: Godefridus Bali G, S.pd, M.Pd

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas

selesainya makalah yang berjudul “DEMAN DAN SUPLAY” atas dukungan

moral dan material yang diberihkan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis

mengucapkan Terima Kasih kepada:

1. Godefridus Bali G, S.pd, M.Pd Selaku dosen pengampuh yang telah

memberihkan bimbingan, saran, ide dan juga kesempatan untuk

menunjang pembuatan makalah ini.

2. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu persatu yang telah

membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih

terdapat kekuranagan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Samarinda 25 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................

Kata Pengantar ...................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………… ...........................................

BAB III. PEMBAHASAN ..................................................................................

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................

B. Saran/Rekomendasi ...............................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi dari anak-

anak ke masa dewasa. Pada masa transisi, remaja sering menghadapi

permasalahan yang sangat kompleks dan sulit ditanggulangi sendiri. Sejak

tahun 2003, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model

pelayanan kesehatan yang disebut dengan Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja (PKPR). Dan masa peralihan atau transisi dari usia anak-anak

menuju dewasa merupakan masa remaja. Remaja sering menghadapi

permasalahan yang kompleks dan sulit pada masa transisi. Adapun tiga

risiko yang sering dihadapi oleh remaja erat kaitannya dengan seksualitas

dan dikelompokkan ke dalam TRIAD KRR, yaitu kehamilan yang tidak

diinginkan, aborsi, dan terinfeksi penyakit menular seksual,

penyalahgunaan NAPZA serta HIV AIDS (BKKBN 2012).

Sementara itu, dari hasil beberapa survey dari Kementerian

Republik Indonesia pada riset tahun 2014 dapat diketahui bahwa

pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Remaja

dihadapkan dengan masa sulit dalam perkembangan baik secara mental,

sosial, dan kultural. Hal tersebut dapat dilihat dari ketidakselarasan,

gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan yang

dialami oleh remaja. Adanya ketidakselarasan dikarenakan


perubahanperubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan

lingkungan dan kehidupan social serta keluarga yang jarang mendukung

remaja tumbuh dan berkembang.

Remaja juga terbatas aksesnya untuk mendapatkan pelayanan dan

informasi yang benar. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang

menyebabkan perilaku berisiko pada remaja yang dapat mengancam

kemampuan remaja sebagai mata regenerasi untuk eksistensi makhluk

hidup manusia. Salah satunya ialah informasi yang merugikan yang mudah

diakses, hal ini terjadi seiring dengan pesatnya arus informasi melalui

berbagai media cetak dan elektronik. Meskipun banyak informasi yang

bersifat positif, namun sering kali informasi yang diberikan tidak dapat

dipertanggungjawabkan misalnya karena kurang lengkap, tidak tepat, tidak

benar dan menjerumuskan. Faktor lain dari kurangnya akses remaja

terhadap informasi tentang kesehatan reproduksi adalah hambatan sosial

dan kultural. Model pelayanan kesehatan remaja yang disebut dengan

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) telah dikembangkan oleh

Kementerian Kesehatan RI sejak tahun 2003. RI, 2003).

Program kesehatan remaja saat ini lebih banyak bergerak dalam

pemberian informasi. Pemberian pelayanan khusus kepada remaja melalui

perlakuan khusus yang disesuaikan dengan keinginan, selera, dan

kebutuhan remaja belum dilaksanakan Sarweni and Hargono (2018)

Mekanisme pasar itu sendiri adalah interaksi yang terjadi antara


permintaan (demand) dari sisi konsumen dan penawaran (supply)

dari sisi produsen. Dengan demikian, tingkat harga merupakan perpaduan

dari kekuatan supply and demand. Perilaku permintaan dan penawaran

merupakan konsep dasar dari kegiatan ekonomi yang lebih luas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan penelitian ini

adalah bagaimana Pelaksanaan Deman dan Suplay.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah

bagaimana untuk mengetahui Pelaksanaan Deman dan Suplay.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Deman Dan Suplay

Deman adalah permintaan. Jika merujuk pada hukum permintaan,

apabila semua faktor lain tetap sama, saat harga barang makin tinggi, maka

makin sedikit orang yang akan mencari barang tersebut. Maka, makin

tinggi harganya, makin rendah jumlah barang yang akan diminta. Dengan

kata lain, jumlah barang yang dibeli dengan harga lebih tinggi menjadi

lebih sedikit ketika harganya naik. Begitu juga dengan biaya peluang

untuk mendapatkan barang tersebut. Supply and demand (permintaan dan

penawaran) dalam sistem ekonomi. konvensional berangkat dari teori

keinginan dan kepuasan (want and utility) yang hanya didasarkan pada

objek yang bersifat materi dan kemanfatannya bersifat subyektif

individual. Selama ada individu yang membutuhkan objek tertentu, maka

objek tersebut tetap dianggap benda ekonomis walaupun menurut

masyarakat membahayakan, contoh minuman keras; kebutuhan dan

keinginan apa adanya. Ukuran kesejahteraan adalah ketersediaan sarana

kepuasan yng bersifat individual, tanpa menghadirkan Tuhan sebagai

pemilik sumber kepuasan

Suplay bisa diartikan sebagai pasokan atau kegiatan memasok

barang. Layaknya hukum permintaan, hukum penawaran juga

menunjukkan jumlah barang yang dijual pada harga tertentu. Tetapi tidak
seperti hukum permintaan, hubungan penawaran menunjukkan kemiringan

kurva ke atas.

Hukum supply (penawaran) dan Demand (permintaan) merupakan

teori yang menjelaskan interaksi antara penjual sumber daya dan pembeli

sumber daya itu. Teori ini menjelaskan interaksi antara keberadaan atau

ketersediaan produk dan permintaan untuk produk itu terhadap harga dari

suatu produk tertentu. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, supply

merupakan jumlah keseluruhan barang atau jasa yang akan di jual maupun

ketika ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat harga.

Dalam sebuah hukum penawaran dari jumlah barang yang ditawarkan

sendiri, akan selalu berbanding lurus dengan harga yang berlaku. Artinya,

jika harga barang tersebut naik, maka jumlah dari barang yang akan

ditawarkan pasti bertambah. Dan begitu juga sebaiknya, jika harga dari

barang turun, maka jumlah barang yang bisa ditawarkan tersebut akan

berkurang. Kedua hukum ini telah berinteraksi untuk bisa menentukan

harga pasar yang aktual dan juga volume barang yang diperdagangkan

pada pasar modal. Beberapa faktor independen dapat memengaruhi bentuk

penawaran dan permintaan pasar, yang dapat memengaruhi harga dan

kuantitas yang terjadi di pasar.

B. Faktor yang Mempengaruhi Supply dan Demand

Para ekonom mempelajari penawaran dan permintaan untuk

memahami berbagai pengaruh yang bisa menggerakkan perekonomian

kita. Beberapa faktor turut berperan dalam mempengaruhi permintaan dan


penawaran dalam cara yang positif maupun negatif. Secara umum, ada

beberapa hal yang bisa mempengaruhi supply dan demand di pasaran

antara lain:

1. Fluktuasi harga merupakan faktor kuat yang bisa mempengaruhi

penawaran dan permintaan terhadap sebuah barang atau jasa. Ketika

sebuah produk menjadi sangat mahal sehingga rata-rata konsumen

tidak lagi merasa layak atau sanggup membelinya, maka permintaan

akan menurun. Ini akan menyebabkan pem otongan jumlah produksi

agar harga kembali stabil.

2. Pendapatan dan Kredit Yaitu : Perubahan tingkat pendapatan dan

ketersediaan kredit dapat memengaruhi penawaran dan permintaan

secara besar-besaran. Pasar properti adalah contoh yang paling umum

dari jenis dampak ini. Selama resesi ketika pekerjaan menjadi lebih

sedikit dan uang yang dibelanjakan menurun, harga rumah akan

cenderung turun.  Selain itu, ketersediaan kredit mungkin akan

berkurang karena orang-orang rata-rata tidak mampu memenuhi syarat

untuk mengajukan pinjaman. Untuk mendorong mereka yang mampu

membeli, menurunkan harga bisa menjadi cara meningkatkan

penjualan. Terlebih jika suku bunga sedang turun. Ketika ada ledakan

ekonomi, jumlah pengangguran sangat sedikit dan orang-orang

cenderung lebih mudah menghabiskan uang. Saat itu, harga rumah dan

barang-barang mahal lainnya cenderung naik.


3. Ketersediaan Produk Alternatif atau Kompetisi Ketika produk

alternative masuk ke pasar, persaingan antara produk yang ada dengan

produk yang baru bisa menyebabkan turunnya permintaan untuk

produk yang lama. Sama seperti jumlah orang yang ingin membeli

produk tersebut, sebagian besar mungkin memilih untuk membeli

merek alternatif. Ini kemudian akan menyebabkan perang harga yang

pada akhirnya menurunkan harga produk dan mungkin juga

memerlukan penurunan jumlah pasokan agar bisa mengimbangi

turunnya permintaan. Selain beberapa faktor di

atas, supply dan demand bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor lain

seperti tren dan iklan. Terlebih saat ini banyak orang yang membeli

sesuatu karena viral di media sosial atau di internet. Perubahan musim

juga bisa menjadi faktor penentu naik atau

turunnya supply dan demand terhadap produk tertentu.


BAB III

PEMBAHASAN

Demand dan Supply sebagai Variabel Mekanisme Pasar Setiap individu

selalu membuat sejumlah keputusan mengenai bagaimana mengalokasikan

sumber daya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. (P3EI, 2014:127). Keputusan

seseorang untuk memilih alokasi sumber daya inilah yang melahirkan fungsi

demand (permintaan). Dalam ekonomi konvensional, konsumen diasumsikan

selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan

konsumsinya. Utility secara bahasa berarti berguna (usefulness), membantu

(helpfulness) ataau

menguntungkan /adventage (Karim, 2014:1). Kegunaan ini bisa juga

dirasakan sebagai rasa tertolong dari suatu kesulitan karena mengonsumsi barang

tersebut. Karena rasa inilah, utilitas dimaknai juga sebagai kepuasan yang

dirasakan oleh seorang konsumen dalam mengonsumsi sebuah barang (Karim:

2014: 1), tanpa memperhitungkan halal atau haram. Kepuasan adalah salah satu

pendorong dan pengerak aktivitas ekonomi dengan segala inovasi dan variasinya.

Bahkan, tidaklah berlebihan jika kepuasan dikatakan sebagai poros utama dari

pembangunan ekonomi. Keinginan individu-individu untuk “mensejahterakan”

dirinya menjadi faktor yang melahirkan kegiatan ekonomi. Kepuasan, yang selalu

berubah dalam hukum the law of diminishing of return, menghendaki partisipasi

kolektif antar individu, keluarga, organisasi sosial, lembaga swasta dan

pemerintah dalam berbagai tingkatan. Persentuhan dan pertukaran manfaat antar

kepentingan yang berbeda melahirkan hukum demad and supply. Aktivitas


ekonomi supply and demand dianggap ideal (equal) apabila aspek kemaslahatan,

dalam berbagai dimensi terpenuhi secara signifikan. Maka untuk memastikan

apakah kegiatan demend and supply berada pada jalur yang benar harus bebas dari

mafsadat, dan mendatangkan kemaslahatan (kebaikan) bagi kehidupan manusia;

perorangan, kelompok, dan komunitas yang lebih luas, termasuk lingkngan.

Karena, kualitas hidup menurut ajaran Islam, tidak hanya ditentukan oleh

kemampuan untuk memenuhi kesejahteraan material saja tapi juga untuk

memenuhi kesejahteraan spritual. Konsekuensi logisnya, hanya barang dan jasa

yang memberikan mashlahah yang akan dikonsumsi maupun ditawarkan pelaku

pasar. Maslahah dalam konsumsi dapat diperoleh apabila konsumen mengonsumsi

barang dan jasa yang bermanfaat dan mengandung berkah.

Menurut ekonomi kapitalis (klasik) (Antonio, 2011: 65) pasar memainkan

peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Ekonomi kapitalis

menghendaki pasar bebas untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi.

Semboyan kapitalis adalah lassez faire et laissez le monde va de lui meme (Green,

1997:12). Maksudnya, biarkan perekonomian berjalan dengan wajar dan alami

tanpa intervensi pemerintah, nanti akan ada suatu tangan tak terlihat (invisible

hands) yang akan membawa perekonomian tersebut ke arah equilibrium. Apabila

perekonomian dibiarkan berjalan sendiri, maka ekonomi akan menemukan

jalannya sendiri menuju kesejahteraan, karena akan selalu pada posisi, yang oleh

Adam Smith disebut dengan istilah natural price. Sebaliknya, jika banyak campur

tangan pemerintah, maka pasar akan mengalami distorsi yang akan membawa

perekonomian pada ketidakefisienan (inefisiency) dan ketidakseim-bangan


(Smith, 2007: 47). Untuk itu peranan negara dalam ekonomi harus diminimalisir,

karena akan equilibrium pasar. Para pendukung paradigma pasar bebas telah

melakukan berbagai upaya akademis untuk meyakinkan bahwa pasar adalah

sebuah sistem yang mandiri. Lebih jauh, seperti dikemukakan Harvey, pasar dan

perdangan bebas merupakan mesin pengerak ekonomi (Harvey, 2005:64).

Mekanisme pasar dalam pandangan kapitalis adalah pengejawantahan

hukum permintaan dan penawaran (supply and demand). Hukum permintaan

adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif

antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik

jumlah barang yang diminta sedikit, dan apabila harga rendah jumlah barang yang

diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi semakin turun

tingkat harga, maka makin banyak jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya,

semakin naik tingkat harga maka akan semakin sedikit jumlah barang yang

diminta (Smith: 48).


BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Supply and demand (permintaan dan penawaran) dalam sistem ekonomi

konvensional berangkat dari teori keinginan dan kepuasan (want and utility)

yang hanya didasarkan pada objek yang bersifat materi dan kemanfatannya

bersifat subyektif individual. Selama ada individu yang membutuhkan objek

tertentu, maka objek tersebut tetap dianggap benda ekonomis walaupun menurut

masyarakat membahayakan, contoh minuman keras; kebutuhan dan keinginan

apa adanya. Ukuran kesejahteraan adalah ketersediaan sarana kepuasan yng

bersifat individual, tanpa menghadirkan Tuhan sebagai pemilik sumber

kepuasan. Suplay bisa diartikan sebagai pasokan atau kegiatan memasok barang.

Layaknya hukum permintaan, hukum penawaran juga menunjukkan jumlah

barang yang dijual pada harga tertentu.

Hukum supply (penawaran) dan Demand (permintaan) merupakan teori

yang menjelaskan interaksi antara penjual sumber daya dan pembeli sumber

daya itu. Teori ini menjelaskan interaksi antara keberadaan atau ketersediaan

produk dan permintaan untuk produk itu terhadap harga dari suatu produk

tertentu. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, supply merupakan jumlah

keseluruhan barang atau jasa yang akan di jual maupun ketika ditawarkan oleh

produsen pada berbagai macam tingkat harga.


B. Saran

Adapun Saran Dari Makalah Ini Sebaiknya pemerintah

mempertahankan kesetabilan harga sehingga terjadinya kesejateraan

kepuasan konsumen terhadap barang yang di beli.


DAFTAR PUSTAKA

Mursal. (2018) “Signifikansi Maslahat Dalam Supply And Demand : Analisis

Makna Sejahtera Perspektif Ekonomi Syariah Mursal.” Jurnal Ekonomi,

Perspektif Ekonomi Syariah 1(1): 14–24.

Sarweni, Kinanty Putri, dan Rachmat Hargono. (2018) “Demand Vs Supply

Program Kesehatan Remaja Di Puskesmas Tanah Kalikedinding Surabaya.”

Jurnal PROMKES 5(1): 77.

Guiso et al. (2017){Formatting Citation}guiso, Luigi, Helios Herrera, Massimo

Morelli, Dan Tommaso Sonno. (2017) “Demand and Supply of Populism.”

Bankpedia Review 7(1–2): 7.

Anda mungkin juga menyukai