Anda di halaman 1dari 29

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DENGAN MULTIMEDIA

DI SUSUN OLEH:
1. ANA DIANTI
2. AZIZA KHAIRU ROKHIS
3. BINTANG REGINA ASTUTI
4. RIZKA TRI ANDINI
5. SALSABILA RAHMATIKA
6. SEKAR WILUJENG

MATA KULIAH : TEKNOLOGI BARU DALAM PENGAJARAN


DAN PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.

PROGRAM PROFESI GURU


BIDANG STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i


I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang. ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah ......................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
A. Keuntungan dan Kelemahan Media Audio ............................................... 3
B. Keuntungan dan Kelemahan Media Video ............................................... 5
C. Keuntungan dan Kelemahan Media Teks ................................................. 9
D. Keuntungan dan Kelemahan Media Visual ............................................... 11
E. Mengintegrasikan Media Audio dalam Pembelajaran .............................. 15
F. Mengintegrasikan Media Video dalam Pembelajaran .............................. 17
G. Mengintegrasikan Media Teks dalam Pembelajaran ................................ 18
H. Mengintegrasikan Media Video dalam Pembelajaran .............................. 21
III. PENUTUP ..................................................................................................... 25
Kesimpulan .................................................................................................... 25
IV. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 27

i
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi informasi saat ini semakin cepat, pesatnya kemajuan
teknologi sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Tuntutan global menjadikan
pendidikan di Indonesia untuk terus mengikuti perkembangan zaman agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Kualitas pendidikan yang baik dapat ditentukan
melalui proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Proses pembelajaran melibatkan beberapa komponen seperti kualitas guru, metode
pembelajaran, strategi pembelajaran, kurikulum dan media pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan memberikan pesan atau informasi yang
dapat disajikan melalui media pembelajaran. Penggunaan media dalam kegiatan belajar
sangat beragam, sehingga bisa disesuaikan dengan materi yang di ajarkan. Seiring
dengan berkembangnya teknologi, media yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran juga memanfaatkan teknologi modern yang ada. Media pembelajaran
tersebut dapat disajikan dalam bentuk video, grafik, teks, gambar dan slide yang di
tampilkan secara menarik.

Dunia pendidikan tidak lepas dari era globalisasi teknologi yang berkembang pada
masa sekarang. Pendidikan sendiri sangat merasakan kebutuhan terhadap
pentingnyadalam menyampaikan materi dengan media teknologi komputer saat ini.
Karena bisadikatakan bahwa komputer saat ini juga memiliki peran yang sangat besar
untukmeningkatkan mutu pendidikan dan juga kualitas peserta didiknya. Khususnya
teknologimultimedia, Teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam
merubah caraseseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan
informasi dansebagainya.

Selain menguntungkan bagi peserta didik, teknologi multimedia juga menyediakan


peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga
menghasilkanhasil yang maksimal. Manfaat yang dapat diperoleh dari multimedia
adalah proses pembelajaranlebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar
dapat dikurangi, kualitas belajarsiswa dapat ditingkatkan. Kemampuan teknologi
multimedia yang semakin baik dan berkembang akanmenambah pengetahuan siswa.
Dengan demikian penulis akan membahas mengenaiMultimedia mulai dari pengertian,
karakteristik hingga keunggulan dan kelemahanmultimedia.

1
Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik
pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi peserta
didik,dengan multimedia diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan
dengan apa dan bagaiamana siswa dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien.
Sumber informasi tidaklagi terfokus pada teks dari buku semata-mata tetapi lebih luas
dari itu. Kemampuan teknologimultimedia yang semakin baik dan berkembang akan
menambah kemudahan dalammendapatkan pengetahuan siswa.

B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa saja Keuntungan dan Kelemahan Media Audio?
2. Apa saja Keuntungan dan Kelemahan Media Video?
3. Apa saja Keuntungan dan Kelemahan Media Teks?
4. Apa saja Keuntungan dan Kelemahan Media Visual?
5. Bagaimana Mengintegrasikan Media Audio dalam Pembelajaran?
6. Bagaimana Mengintegrasikan Media Video dalam Pembelajaran?
7. Bagaimana Mengintegrasikan Media Teks dalam Pembelajaran?
8. Bagaimana Mengintegrasikan Media Visual dalam Pembelajaran?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Media Audio.
2. Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Media Video.
3. Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Media Teks.
4. Mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Media Visual.
5. Mengetahui Cara Mengintegrasikan Media Audio dalam Pembelajaran.
6. Mengetahui Cara Mengintegrasikan Media Video dalam Pembelajaran.
7. Mengetahui Cara Mengintegrasikan Media Teks dalam Pembelajaran.
8. Mengetahui Cara Mengintegrasikan Media Visual dalam Pembelajaran.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Keuntungan dan Kelemahan Media Audio


Media audio merupakan media yang hanya dapat dinikmati dengan
pendengaran saja, hanya mempunyai unsur bunyi dan lain sebagainya seperti
radio atau rekaman berbunyi. Audio merupakan salah satu bentuk media untuk
menyampaikan informasi dalam bentuk suara. Audio efektif untuk memancing
perhatian, menumbuhkan daya imajinasi dan menambah atau membentuk
suasana jadi hidup (Imron, 2019). Pesan yang bisa disampaikan adalah dalam
bentuk kata-kata, musik, dan sound effect saja. Akan tetapi, media tersebut yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak, sehingga
terjadi proses belajar mengajar. Media audio menentukan indera pendengaran
sebagai penerima pesan atau informasi yang diwujudkan dalam lambang-
lambang atau pesan auditif.
1. Keuntungan Media Audio
Menggunakan audio di kelas memberi beberapa keuntungan untuk
dipertimbangkan saat merencanakan integrasi audio ke dalam
pembelajaran. Guru dan peserta didik dapat menggunakan berbagai jenis
audio untuk meningkatkan kesempatan belajar. Beberapa keuntungan
penggunaan media audio antara lain:
1. Tersedia, mudah digunakan, dan portable; sebagian besar peserta didik
telah menggunakan perangkat CD, disk atau MP3. Jenis audio player ini
mudah dioperasikan. Pemutar audio portabel dan bahkan dapat
digunakan di lapangan. Perangkat audio portabel juga ideal untuk
belajar di rumah dan dimana saja. Apalagi saat ini audio sudah
terintegrasi di gawai peserta didik.
2. Murah; Setelah perangkat dan peralatan penyimpanan dibeli, tidak ada
biaya tambahan karena perangkat penyimpanan dapat dihapus dan
digunakan kembali. Banyak file MP3 tersedia di Internet secara gratis
atau dengan biaya rendah.

3
3. Merangsang imajinasi; Media audio dapat memberikan alternatif yang
merangsang untuk membaca dan mendengarkan guru. Audio dapat
menyempurnakan pesan teks melalui penambahan intonasi suara yang
dramatis dan efek suara.
4. Memberikan pesan lisan; Peserta didik yang memiliki kemampuan
membaca terbatas dapat belajar dari banyak audio. Peserta didik dapat
mendengarkan dan mengikuti materi visual dan teks. Selain itu, mereka
dapat memutar ulang bagian materi audio sesering yang diperlukan
untuk memahaminya.
5. Memberikan informasi terkini; Audio berbasis web sering kali terdiri
dari siaran langsung pidato, presentasi, atau pertunjukan yang terus ter
update.
6. Mendukung pembelajaran bahasa asing; Sumber audio sangat bagus
untuk mengajar bahasa asing karena tidak hanya memungkinkan peserta
didik mendengar kata-kata yang diucapkan oleh penutur asli, tetapi juga
memungkinkan mereka merekam pengucapan mereka sendiri untuk
perbandingan.
7. Mudah disimpan; Berkas audio merupakan berkas berbentuk MP3 yang
dapat disimpan di hard drive komputer, drive USB, atau pemutar MP3.

2. Kelemahan Media Audio


Selain keuntungan yang ditawarkan integrasi media audio juga memiliki
beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut:
1. Masalah hak cipta; Audio yang diproduksi secara komersial dapat
dengan mudah diduplikasi, yang dapat menyebabkan pelanggaran hak
cipta.
2. Tidak memantau perhatian; Beberapa Peserta didik mengalami
kesulitan belajar secara mandiri, jadi ketika mereka mendengarkan
rekaman audio, perhatian mereka mungkin melayang. Mereka mungkin
mendengar pesan yang direkam tetapi tidak mendengarkan dengan
penuh perhatian dan memahami. Guru dapat dengan mudah mendeteksi

4
ketika peserta didik menyimpang dari pembelajaran yang diarahkan
oleh guru, tetapi pemutar audio tidak dapat melakukan ini.
3. Kesulitan dalam menentukan kecepatan; Penentuan kecepatan
penyajian informasi dapat menjadi masalah tersendiri jika peserta didik
memiliki rentang kemampuan perhatian yang kurang, sehingga pendidik
mesti memperhatikan kecepatan penyajian materi supaya tidak ada
peserta didik yang tertinggal materi.
4. Konten materi tetap; Isi segmen presentasi media audio adalah tetap,
meskipun segmen yang direkam dimungkinkan lagi atau memilih
bagian yang berbeda.
Sifat komunikasinya satu arah (one way communication) (Faujiah et al., 2022).
Misalnya apabila kita sedang melakukan aktivitas belajar mengajar secara
daring atau online dan media pembelajaran nya itu media audio maka pendengar
akan akan mengalami kesulitan bila ada materi yg kurang pada pahami serta
sulit buat mendiskusikan sebab media audio ini bersifat one way
communication atau komunikasinya satu arah. Ada kelemahan tersebut
menguranginya dapat diatasi dengan telepon.

B. Keuntungan dan Kelemahan Media Video


Video pembelajaran merupakan sebuah media yang memanfaatkan suara dan
gambar secara bersamaan yang efektif digunakan dalam pembelajaran karena
merupakan media yang kongkret dalam menyampaikan suatu informasi
(Hasiru, Badu, dan Uno, 2021). Video membentuk opini dan menarik empati
masyarakat yang dirancang secara khusus untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran seperti merangsang sikap, menayangkan sesuatu, tempat secara
virtual dan realistik, meningkatkan pengetahuan, melatih keterampilan, dan
sebagainya sehingga dapat dikatakan mampu membelajarkan berbagai jenis
topik pembelajaran baik yang bersifat khognitif, afektif dan psikomotorik.
Dalam memilih dan menggunakan video pembelajaran dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu mengevaluasi dan mengembangkan media yang sudah tersedia
dan memproduksi video pembelajaran sesui kebutuhan pembelajaran. Terdapat
beberapa situs web yang menyediakan video pembelajaran yaitu Youtube, Tv

5
Edukasi, Linkkedin Learning, Microsoft Education Center, Ruang Guru,
Quipper, Zenius, Coursera (E. susanti dan Halima, 2018)
Ada banyak manfaat dari pengintegrasian proses pembelajaran dengan media
video. Peningkatan keterlibatan dan motivasi peserta didik berada di urutan
teratas sebagai alasan mengapa pembelajaran mesti diintegrasikan dengan
video, karena sebagian besar peserta didik menyatakan belajar melalui video itu
menyenangkan. Manfaat tambahan lainnya yaitu pengembangan kemampuan
peserta didik tentang multimodal keaksaraan, keterampilan pemecahan
masalah, serta peningkatan pengetahuan (Morgan, 2013). Penugasan produksi
Video Kreasi peserta didik juga selaras untuk mendukung pencapaian standar
belajar peserta didik membangun keterampilan nyata yang diperlukan untuk
karir abad ke-21. Video dapat menjadi tambahan yang sangat baik untuk
pengajaran di kelas, tetapi harus mempertimbangkan kelebihan dan
keterbatasannya. Video dapat digunkanan di semua lingkungan pembelajaran
dengan seluruh kelas, kelompok kecil, dan individu. Video tersedia hampir pada
semua topik untuk semua jenis pelajaran di domain kognitif, afektif,
psikomotor, dan interpersonal.
1. Keuntungan Media Video
Sebagian besar peserta didik menjadi bersemangat ketika menyaksikan
video muncul dalam pembelajaran di kelas. Namun, ada keuntungan belajar
lain selain keterlibatan peserta didik ketika video diintegrasikan ke dalam
pengajaran, antara lain:
a. Gerakan; Gambar bergerak memiliki keunggulan yang jelas
dibandingkan visual diam dalam menggambarkan konsep dan proses di
mana gerak sangat penting untuk dipelajari (seperti Hukum Gerak
Newton, erosi, metamorfosis).
b. Pengamatan bebas risiko; Video memungkinkan peserta didik untuk
mengamati berbagai peristiwa di lingkungan yang aman, seperti letusan
gunung berapi, demonstrasi, atau reaksi kimia.
c. Dramatisasi; Rekreasi dramatis menghidupkan peristiwa dan
kepribadian bersejarah. Hal tersebut memungkinkan peserta didik
untuk mengamati dan menganalisis interaksi manusia.

6
d. Pembelajaran afektif; Karena potensinya yang besar dan dampak
emosional, video dapat berguna dalam membentuk sikap pribadi dan
sosial. Video dokumenter dan propaganda sering ditemukan memiliki
dampak terukur pada aspek sikap peserta didik.
e. Penyelesaian masalah; Dramatisasi terbuka sering digunakan untuk
menyajikan situasi yang belum terselesaikan seperti video kebakaran
hutan di pulau Kalimantan, persoalan banjir di pulau jawa selanjutnya
diserahkan kepada peserta didik untuk didiskusikan berbagai cara
menangani masalah.
f. Pemahaman budaya; Melihat penggambaran kehidupan sehari-hari di
masyarakat lain membantu mengembangkan apresiasi terhadap budaya
lain seperti pada genre video etnografi
Dari segi penggunaan, menurut Hasiru, Badu, dan Uno (2021) video
pembelajaran memiliki kelebihan yaitu:
a. Banyak variasi video pembelajaran yang dapat dirancang sendiri oleh
guru. Guru dapat membuat dan merancang sendiri video yang akan ia
gunakan saat pembelajaran di kelas. Guru dapat menyesuaikan video
yang dibuat dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
b. Menciptakan suasana yang tidak membosankan. Gabungan antara audio
dan visual dapat memvisualisasikan materi yang ada pada pembelajaran.
Guru dapat membawa peserta didik ke mana saja dan memperluas minat
di luar kelas. Objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas,
maupun yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, dapat
dipelajari peserta didik melalui video. Peristiwa yang terlalu berbahaya
untuk diamati, seperti gerhana matahari, dapat dipelajari dengan aman.
Pemborosan waktu dan biaya yang dikeluarkan dalam kunjungan
lapangan dapat dihindari, karena banyak tempat dan laboran
menyediakan video untuk mengamati jalur pembuatan, layanan, dan
ciri-ciri alam. Oleh karena itu video dapat menciptakan suasana kelas
yang tidak membosankan.
c. Video pembelajaran dapat digunakan berkali-kali. Video yang sudah
terpakai dalam suatu pembelajaran dapat disimpan oleh guru dalam

7
komputer/pc maupun dibagikan ke media sosial seperti youtube. Guru
dapat menggunakannya kembali pada pembelajaran di kelas yang
berbeda maupun pada waktu yang berbeda.
d. Mudah diakses. Video dapat diakses dengan mudah melalui berbagai
web 2.0. platform seperti youtube menyediakan akses ribuan video yang
dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media dalam
pembelajaran. Peserta didik juga dapat dengan mudah mengakses video
pembelajaran yang telah dibagikan melalui tautan.

2. Kelemahan Media Video


Menurut Hasiru, Badu, dan Uno (2021) selain terdapat kelebihan, Dari segi
penggunaan video pembelajaran juga memiliki kelemahan antara lain yaitu:
a. Memerlukan banyak kuota internet untuk mendownload atau memutar
video yang berukuran besar. Video pembelajaran yang tersedia di media
sosial seperti youtube terkadang memiliki durasi yang cukup lama.
Namun, semakin lama durasi suatu video maka akan semakin banyak
pula kuota internet yang dibutuhkan. Kualitas gambar juga
mempengaruhi banyak kuota yang terpakai untuk memutar suatu video.
Semakin baik kualitas yang digunakan maka video akan semakin jelas,
namun semakin banyak juga kuota yang terpakai.
b. Keterbatasan interaktif. Video biasanya bersifat satu arah, di mana
peserta didik hanya sebagai penonton pasif. Interaksi antara guru dan
peserta didik atau antara peserta didik dengan sesama dapat terbatas
dalam penggunaan video. Interaksi interpersonal yang penting dalam
pembelajaran, seperti diskusi, tanya jawab, dan kolaborasi, mungkin
kurang terjadi dalam penggunaan video sebagai satu-satunya sumber
pembelajaran.
Selain itu, terdapat keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan video,
antara lain:
a. Ketidakcocokan video dengan topik; Meskipun video bermanfaat untuk
konsep yang melibatkan gerakan, mungkin tidak cocok untuk topik lain

8
yang melibatkan studi lebih detail dari satu visual (misalnya, peta,
diagram, atau bagan organisasi
b. Tidak Dapat Menyesuaikan dengan Kecepatan Belajar: Setiap peserta
didik memiliki kecepatan belajar yang berbeda. Video pembelajaran
memiliki kecepatan dan durasi yang tetap, yang mungkin tidak dapat
disesuaikan dengan kecepatan belajar individu. Ini dapat menyebabkan
peserta didik yang lebih lambat mengalami kesulitan dalam menyerap
informasi atau peserta didik yang lebih cepat merasa bosan karena
pengulangan yang berlebihan.
c. Kurangnya Interaksi Sosial: Pembelajaran bukan hanya tentang
penyerapan informasi, tetapi juga tentang interaksi sosial. Video
pembelajaran cenderung mengurangi interaksi antara peserta didik,
sehingga mereka mungkin kurang memiliki kesempatan untuk
berdiskusi, berkolaborasi, atau belajar dari sudut pandang orang lain.
d. Ketergantungan Teknologi: Penggunaan video pembelajaran
membutuhkan akses ke perangkat teknologi seperti proyektor,
komputer, atau perangkat mobile. Keterbatasan akses atau masalah
teknis dapat menghambat penggunaan video dalam pembelajaran,
terutama di lingkungan pendidikan yang memiliki keterbatasan sumber
daya atau konektivitas yang terbatas.
e. Gangguan Perhatian: Meskipun video dapat menarik perhatian, namun
jika tidak digunakan dengan tepat, peserta didik dapat teralihkan dan
kehilangan fokus pada tujuan pembelajaran. Durasi video yang terlalu
panjang, gaya penyampaian yang monoton, atau kurangnya keterkaitan
dengan konteks pembelajaran dapat menjadi gangguan bagi
pembelajaran.

C. Keuntungan dan Kelemahan Media Teks


Teks ada di mana-mana dalam pengalaman belajar peserta didik, sehingga
sesuai dengan pepatah “tiada hari tanpa membaca”. Teks didefinisikan sebagai
satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik

9
secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap (Mahsun,
2014:1). Jenis teks yang diajarkan pada pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah adalah teks langsung (kontinu) atau teks-teks tunggal atau genre
mikro (Agustina, 2017). Peserta didik menemukan teks melalui materi cetak
dan digital seperti buku teks, buku fiksi dan nonfiksi, surat kabar, buklet,
pamflet, majalah, panduan belajar, manual, dan lembar kerja, serta dokumen
olahan kata yang disiapkan oleh peserta didik dan guru. Seperti sumber daya
lainnya, penggunaan bahan teks untuk pengajaran memiliki kelebihan dan
keterbatasan.
1. Keuntungan Media Teks
Sumber teks merupakan komponen integral dari sebuah instruksi
pembelajaran yang ditujukan untuk peserta didik di segala usia. Manfaat
menyediakan informasi tertulis untuk mendukung dan meningkatkan
pembelajaran dapat diketahui secara konkret. Kelebihan khusus untuk
mengintegrasikan teks ke dalam pembelajaran diuraikan secara singkat di
bawah ini, antara lain:
a. Ketersediaan; Materi teks sudah tersedia dalam berbagai topik dan
dalam berbagai format dan dapat diakses dari mana saja.
b. Fleksibilitas; Sumber belajar teks dapat disesuaikan dengan berbagai
tujuan dan dapat digunakan di lingkungan mana pun.
c. Portabilitas; Sebagian besar materi teks dalam bentuk cetak atau dilihat
dengan perangkat smartphone yang mudah dibawa dari satu tempat ke
tempat lain.
d. Mudah digunakan; Bahan teks yang dirancang dengan benar akan
mudah untuk digunakan, tidak memerlukan upaya khusus untuk
"navigasi" atau mengarahkan peserta didik lebih lanjut.
e. Personalisasi; Teks digital sering kali menyertakan alat untuk
mempersonalisasi konten sesuai preferensi pembaca, seperti
menambahkan penguat, penanda, komentar, tautan ke sumber belajar
terkait, atau memodifikasi ukuran dan warna font untuk meningkatkan
keterbacaan.

10
2. Kelemahan Media Teks
Saat merencanakan pelajaran yang mengintegrasikan sumber teks, guru
harus mengatasi masalah yang terkait dengan kemungkinan keterbatasan
sumber belajar yang tersedia. Pertimbangan untuk ditinjau antara lain
sebagai berikut:
a. Tingkat bacaan; Keterbatasan utama bahan teks adalah bahwa sebagian
teks ditulis pada tingkat bacaan tertentu yang mungkin tidak selaras
dengan kemampuan kebahasaan semua peserta didik di kelas, sehingga
jika tidak diantisipasi maka peserta didik yang memiliki tingkat
kemampuan kebahasaan yang relatif rendah akan kesulitan untuk
memahami makna dari teks tersebut.
b. Kosakata; Beberapa buku teks memperkenalkan sejumlah besar istilah
dan konsep kosakata dalam waktu yang singkat. Pembaca terkadang
tidak memiliki pengetahuan prasyarat untuk memahami kosakata dan
terminologi tertentu terasa asing bagi peserta didik.
c. Presentasi satu arah; karena sebagian besar materi teks tidak interaktif,
mereka cenderung digunakan secara pasif, seringkali tanpa pemahaman
dan hanya bersifat transfer ilmu saja.

D. Keuntungan dan Kelemahan Media Visual


Menurut Efendi (2019) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan
indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan
alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak
(software) yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya
atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual. Menurut Munadi
(2013), media visual adalah alat peraga yang digunakan dalam proses belajar
yang bisa dinikmati lewat panca indera mata. Hal ini semakin diperkuat oleh
pendapat Utami (Munadi, 2013), yang menyatakan penggunaan media visual
kepada peserta didik dapat meningkatkan retensi (daya ingat) dan meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, peserta didik dapat
memahami konsep yang dipelajari secara nyata.

11
Selain itu media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan
diingat jika disajikan dalam bentuk visual. Media visual dibedakan menjadi dua
yaitu media visual diam dan media visual gerak .
1) Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan
potongan gambar, film bingkai, film rngkai, OHP, grafik, bagan, diagram,
poster, peta, dan lain- lain.
2) Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti
film bisu dan sebagainya
Salah satu teknik yang efektif adalah menuntun siswa untuk melihat dan
membaca pesan-pesan visual pada berbagai tahapan, yaitu:
a. Fase differensiasi, di mana siswa mula-mula mengamati, mengidentifikasi,
dan menganalisis terlebih dahulu unsur unsur suatu unit pembelajaran dalam
bentuk pesan-pesan visual tersebut, kemudian dilanjutkan dengan tahap:
b. Fase integrasi, di mana para siswa menempatkan unsur unsur visual secara
serempak, menghubungkan keseluruhan pesan visual kepada pengalaman-
pengalamannya, dan:
c. Kesimpulan penggambaran visualisasi untuk kemudian menciptakan
konseptulisasi baru dari apa yang telah mereka pelajari sebelumnya.

1. Keuntungan Media Visual


Terdapat sejarah panjang menggunakan visual untuk membantu peserta
didik mempelajari berbagai konten dan keterampilan. Beberapa keuntungan
utama menggunakan media visual yang dipilih secara tepat yang terintegrasi
secara efektif ke dalam instruksi pembelajaran dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Ketersediaan; Visual ada di hampir semua materi pendidikan cetak dan
digital.
2) Rentang bahan; Media visual cukup lengkap mencakup semua bidang
di kurikulum dan tingkat kelas.

12
3) Kemudahan persiapan; Kita dapat dengan mudah menyiapkan audio
visual dan tampilan sendiri seperti dengan apa yang kita dan peserta
didik butuhkan.
4) Murah; Media visual tersedia dengan sedikit biaya dan banyak platform
yang menyediakan secara gratis.
5) Kemudahan penggunaan; Media visual sangat mudah digunakan,
bahkan anak kecil dapat secara efektif menggunakannya untuk
presentasi ide.
6) Interaktivitas; Media visual telah berkembang sebagai media interaktif
yang ideal dan cocok digunakan sebagai media curah pendapat
menggunakan aplikasi pengatur grafik. Ini menjadi media interaktif
ketika keputusan atau ide peserta didik dimasukkan ke dalam aplikasi
dan hasilnya ditampilkan di layar.
7) Semua Peserta didik memiliki persepsi yang sama; Media visual
memungkinkan setiap orang untuk memiliki kesempatan yang sama
untuk dengan mudah melihat materi yang sama pada waktu yang sama.

Sedangkan menurut Ramli (2012) beberapa keuntungan yang dapat diambil


ketika mengintegrasikan media visual dalam pembelajaran yaitu
1) Meningkatkan pemahaman: Penggunaan media visual seperti gambar,
diagram, grafik, dan video dapat membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit atau abstrak. Visualisasi informasi membuatnya lebih
mudah dipahami dan diingat oleh siswa.
2) Meningkatkan keterlibatan siswa: Media visual menarik perhatian siswa
dan membuat mereka lebih terlibat dalam pembelajaran. Dengan adanya
gambar atau video yang menarik, siswa cenderung lebih fokus dan
tertarik untuk belajar.
3) Memfasilitasi pengalaman nyata: Dalam beberapa kasus, media visual
dapat memperlihatkan situasi atau objek yang sulit atau tidak mungkin
diakses oleh siswa secara langsung. Misalnya, melalui video atau
gambar, siswa dapat melihat eksperimen sains yang kompleks atau
lokasi geografis yang jauh.

13
4) Mendorong kreativitas dan pemecahan masalah: Media visual dapat
merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka dalam
memecahkan masalah. Misalnya, dengan menggunakan diagram atau
grafik, siswa dapat mengidentifikasi pola atau hubungan yang
kompleks.
5) Mendukung berbagai gaya belajar: Setiap individu memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda, dan beberapa orang lebih responsif terhadap
informasi visual. Dengan menggunakan media visual dalam
pembelajaran, guru dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa
dan membantu mereka memahami konsep dengan lebih efektif.
6) Memperkuat retensi informasi: Menurut penelitian, penggunaan media
visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan retensi informasi siswa.
Visualisasi membantu mengkonsolidasikan informasi dalam memori
jangka panjang siswa, sehingga mereka dapat mengingat konsep-konsep
yang dipelajari lebih lama.
7) Meningkatkan komunikasi: Media visual dapat membantu siswa untuk
mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan lebih baik. Misalnya,
mereka dapat menggunakan diagram atau gambar untuk menjelaskan
konsep kepada teman sekelas atau guru.
Dalam keseluruhan, penggunaan media visual dalam pembelajaran dapat
meningkatkan pemahaman, keterlibatan, kreativitas, dan retensi informasi
siswa. Hal ini juga dapat membantu siswa dengan berbagai gaya belajar dan
memfasilitasi komunikasi yang efektif.

2. Kelemahan Media Visual


Mengingat keuntungan menggunakan visual, penting untuk memahami
kemungkinan pembatasan. Ketika merencanakan pelajaran yang
mengintegrasikan sumber belajar visual, guru harus memilih sumber belajar
yang meminimalkan keterbatasan atau menyertakan dukungan
pembelajaran untuk mengimbangi keterbatasan. Dengan demikian, guru
perlu memahami keterbatasan-keterbatasan dalam penggunaan media
visual. Adapun batasan batasan tersebut antara lain

14
1) Dua dimensi; Media visual merupakan media berbentuk dua dimensi
yang hanya dapat menampilkan satu tampilan objek atau adegan,
sehingga terkadang apa yang ditampilkan tidak sesuai dengan realitas.
Dengan demikian, perlu penambahan teknologi supaya dapat
menggunakan beberapa tampilan atau perangkat lunak yang
memberikan perspektif tiga dimensi pada gambar dapat mengimbangi
keterbatasan ini.
2) Terlalu banyak teks dalam satu visual; Beberapa orang menaruh terlalu
banyak kata dalam satu audio visual, sehingga peserta didik dapat
kehilangan konsentrasinya antara memahami media visual, dan
memahami teks kata yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian perlu
membatasi jumlah kata pada tampilan media visual.
3) Terkadang membutuhkan perangkat keras besar; Media visual digital
memerlukan monitor besar, yang bisa sangat besar, berat, dan tidak
praktis untuk dibawa, atau proyektor digital, yang memerlukan
laptop/komputer dan layar untuk memproyeksikan.
4) Biaya; Meski biaya penggunaan media visual terus turun, banyak guru
mungkin tidak memiliki dana untuk membeli kamera digital, pemindai,
dan proyektor berkualitas tinggi. Peralatan dengan harga cenderung
murah mungkin tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran di kelas.

E. Mengintegrasikan Media Audio dalam Pembelajaran


Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan media audio
dalam pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa Langkah yang dapat
dilakukan untuk mengintegrasikan media audio:
1. Memilih materi yang tepat : Tentukan materi pembelajaran yang cocok
untuk menggunakan media audio. Misalnya, topik yang melibatkan aspek
auditif seperti music, pidato, wawancara, atau dialog yang lebih sesuai
untuk menggunakan audio.
2. Memilih media audio yang sesuai : Dapat menggunakan berbagai jenis
media audio, seperti rekaman suara, podcast, lagu, atau suara latar belakang.

15
Kemudian memastikan media audio yang dipilih relevan dengan tujuan
pembelajaran dan sesuai dengan gaya belajar peserta didik.
3. Membuat skrip atau teks panduan : Jika menggunakan rekaman suara,
podcast, atau wawancara, penting untuk memiliki skrip atau teks panduan
sebagai acuan. Hal ini akan membantu guru untuk membuat media dengan
focus sesuai tujuan pembelajaran, serta memudahkan peserta didik dalam
memahami materi.
4. Menyusun struktur pembelajaran : Merencanakan cara mengintegrasikan
media audio dalam pembelajaran. Bisa menggunakan media audio sebagai
pengantar, penjelasan tambahan, contoh kasus, atau bahkan latihan
pendengaran. Selain itu menentukan urutan atau durasi media audio sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
5. Mengintegrasikan media audio dalam presentasi atau pelajaran : Saat
pembelajaran, media audio yang telah dipilih dapat diputar sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Kemudian memastikan peserta didik dapat
mendengarnya dengan jelas dan memahami materi yang disampaiakan.
Selian itu, guru juga dapat memberikan waktu untuk diskusi atau refleksi
setelah memutar media audio.
6. Guru dapat memberikan tugas atau latihan terkait media audio : Setelah
menggunakan media audio dalam pembelajaran, guru dapat memberikan
tugas yang berkaitan langsung dengan materi yang telah dipelajari.
Misalnya memberikan pertanyaan, aktivitas pendengaran, atau tugas untuk
peserta didik merangkum berdasarkan informasi yang didapatkan dari
media audio.
7. Evaluasi pemahaman : setelah peserta didik menyelesaikan tugas atau
latihan terkait media audio, guru melakukan evaluasi untuk memeriksa
pemahaman peserta didik. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan diskusi
kelompok, tes tertulis, atau proyek kreatif sebagai cara untuk mengevaluasi
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.
Dengan mengintegrasikan media audio dalam pembelajaran, guru dapat
meningkatkan minat dan keterlibatan peserta didik serta memperkaya
pengalaman belajar peserta didik. Untuk memilih media audio, tentunya sangat

16
penting untuk memilih media audio yang relevan sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Selain itu memperhatikan kualitas suara dann ketersediaan
peralatan yang diperlukan untuk memutar media audio dengan baik.

F. Mengintegrasikan Media Video dalam Pembelajaran


Menurut Mayer (Morgan, 2013), Video dapat memfasilitasi pembelajaran jika
diintegrasikan dengan baik dengan elemen-elemen desain instruksional yang
efektif, seperti penggunaan gambar, teks, narasi, dan simulasi interaktif. Berikut
adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan video
dalam pembelajaran:
a. Pemilihan Konten yang Relevan: Pilih video yang sesuai dengan topik atau
konsep yang sedang dipelajari. Pastikan video tersebut memiliki kualitas
yang baik, konten yang akurat, dan relevan dengan tujuan pembelajaran.
b. Konteks Pembelajaran: Sisipkan video dalam konteks pembelajaran yang
lebih luas. Jelaskan bagaimana video tersebut terkait dengan materi
pelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Diskusikan dengan
peserta didik tentang bagaimana video dapat membantu mereka memahami
konsep atau topik yang sedang dipelajari.
c. Durasi yang Sesuai: Perhatikan durasi video agar tidak terlalu lama
sehingga tidak mengganggu konsentrasi peserta didik. Pilih video dengan
durasi yang sesuai dengan waktu pembelajaran yang tersedia atau potong
video menjadi segmen yang lebih pendek jika perlu.
d. Diskusi dan Refleksi: Setelah menonton video, lakukan diskusi atau refleksi
bersama peserta didik. Tanyakan pertanyaan terkait isi video, minta
pendapat mereka, dan dorong mereka untuk berbagi pemahaman atau
pemikiran mereka. Diskusi ini dapat membantu memperdalam pemahaman
mereka dan mendorong pemikiran kritis.
e. Aktivitas Berbasis Video: Libatkan peserta didik dalam aktivitas yang
terkait dengan video yang ditonton. Misalnya, mereka dapat membuat
rangkuman, menyusun pertanyaan, mengerjakan tugas berbasis video, atau
membuat presentasi tentang video tersebut. Aktivitas ini akan membantu

17
peserta didik untuk memproses dan menerapkan informasi yang mereka
peroleh dari video.
f. Gabungkan dengan Sumber Lain: Gunakan video sebagai salah satu sumber
pembelajaran, tetapi jangan mengandalkan hanya pada video. Gabungkan
penggunaan video dengan penjelasan verbal, gambar, teks, atau kegiatan
langsung untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang beragam dan
seimbang.
g. Evaluasi Pemahaman: Setelah penggunaan video, pastikan untuk mengukur
pemahaman peserta didik dengan menggunakan berbagai bentuk evaluasi,
seperti kuis, tugas tulis, atau diskusi kelompok. Ini akan membantu guru
untuk melihat sejauh mana peserta didik memahami materi yang
disampaikan melalui video.
Penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan video dan interaksi
sosial, kegiatan aktif, dan evaluasi yang beragam dalam pengalaman
pembelajaran. Integrasi yang baik dari video dalam pembelajaran akan
membantu meningkatkan pemahaman, minat, dan keterlibatan peserta didik.

G. Mengintegrasikan Media Teks dalam Pembelajaran


Bahan teks diintegrasikan ke dalam pelajaran melalui tugas berbasis proyek
yang dapat dibagikan selama diskusi di kelas dalam projek peserta didik dan
proses penilaian. Dengan berbagai tugas tersebut, peserta didik dapat
mengintegrasikan bahan teks tambahan pada topik tertentu yang tidak tercakup
dalam buku teks. Guru, selain bertanggung jawab untuk menemukan sumber
teks yang mendukung dan meningkatkan pembelajaran pada peserta didik dan
pencapaian hasil belajar, juga memastikan bahwa peserta didik memahami
pesan yang dimaksudkan dari sumber tersebut. Komite Common Core State
Standards (CCSS) International Reading Association (IRA) (2012)
menawarkan tiga rekomendasi bagi guru untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik:
a. Melibatkan peserta didik dalam membaca teks berkualitas tinggi dengan
cermat dan kritis.

18
b. Ajarkan strategi pemahaman bacaan yang terbukti penelitian menggunakan
pendekatan pelepasan tanggung jawab secara bertahap.
c. Bimbingan Peserta didik untuk menerapkan strategi ketika membaca teks
yang sangat menantang.

Selain itu, penting bagi peserta didik untuk terlibat dalam kesempatan untuk
terus meningkatkan tingkat pemahaman ketika membaca teks yang cenderung
kompleks. Dengan demikian, guru harus mampu membantu peserta didik dalam
"membuat peningkatan jumlah koneksi antara ide dan teks, mempertimbangkan
bukti tekstual yang lebih luas, dan menjadi lebih sensitif terhadap inkonsistensi,
ambiguitas dan penalaran yang tidak logis dalam sebuah teks" (NGA Center &
CCSS, 2010). Keterampilan ini juga akan lebih memungkinkan peserta didik
untuk membuat atau menghasilkan teks yang secara bermakna menunjukkan
pembelajaran mereka.

1. Jenis Sumber Daya Teks


Bahan teks dibagi menjadi dua jenis utama, teks sastra dan teks informasi.
Contoh teks sastra termasuk cerita, drama, puisi, dan mitos, sedangkan teks
informasi termasuk buku teks dan sumber non-fiksi lainnya, seperti artikel
ilmiah, jurnal. Namun, seiring kemajuanpeserta didik di kelas, penekanan
yang lebih besar ditempatkan pada konsumsi dan produksi teks informasi.
Landasan untuk pergeseran ini ditemukan dalam "penelitian ekstensif yang
menetapkan kebutuhan peserta didik yang siap membaca teks informasi
yang kompleks secara mandiri dalam berbagai bidang konten".

Sebagai seorang guru, harus dapat mempertimbangkan semua jenis bahan


berbasis teks yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelajaran,
mengingat berbagai keterbatasan yang telah disebutkan di atas serta tingkat
melek huruf peserta didik. Penting untuk menilai kemampuan membaca
setiap peserta didik melalui kerja sama dengan koordinator pendidikan
khusus, sehingga program membaca yang diterapkan di kelas dapat sesuai
proporsi dan sesuai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

19
2. Memproduksi Teks
Sebagian besar peserta didik mulai memproduksi bentuk teks sederhana
selama kelas awal sekolah dasar dan terus berkomunikasi dengan teks
selama sekolah. Guru akan ditantang untuk mempersiapkan peserta didik
menghasilkan teks yang memenuhi tiga tujuan utama yang merupakan
komponen dari sebagian besar standar kurikulum: (1) untuk membujuk,
mengubah sudut pandang pembaca atau mempengaruhi tindakan pembaca;
(2) menjelaskan, guna memperluas pemahaman pembaca; dan (3) untuk
menyampaikan pengalaman, nyata atau imajiner, untuk
mengkomunikasikan pengalaman individu dan imajinasi kepada orang lain
(NAGB, 2010, p. 3). Langkah-langkah umum dalam proses menulis adalah
pramenulis, menyusun, merevisi, mengedit, dan menerbitkan. Revisi dan
penyuntingan dapat dilakukan berulang-ulang, sesuai kebutuhan, untuk
menghasilkan produk yang berkualitas.

Karena teknologi semakin tersedia di sekolah dan rumah, materi teks dibuat
oleh peserta didik seringkali dalam format digital. Paling umum, teks
diproduksi dengan aplikasi pengolah kata yang dengan mudah mendukung
revisi seperti menulis ulang atau memindahkan konten, mengubah gaya
font, menambahkan fitur seperti poin, dan menyisipkan gambar, bagan, dan
hyperlink ke sumber online. Peserta didik juga menghasilkan materi teks
digital dengan aplikasi untuk presentasi, grafik, blog, wiki, dan papan
diskusi.

H. Mengintegrasikan Media Visual dalam Pembelajaran


Setiap guru dapat mengintegrasikan visual secara efektif untuk
mempromosikan pembelajaran, karena visual dapat melayani banyak tujuan di
kelas. Saat merencanakan pelajaran, pertimbangkan untuk mengintegrasikan
visual ketika pembelajaran peserta didik akan ditingkatkan dengan pemberian

20
referensi konkret atau melihat contoh konkret dari ide abstrak. Visual juga
membantu memotivasi peserta didik, mengarahkan perhatian peserta didik pada
konsep-konsep penting, menyediakan cara untuk mengulang informasi dari
perspektif yang berbeda, membantu mengingat pembelajaran sebelumnya, dan
yang penting mengurangi upaya yang diperlukan untuk belajar
1) Menyediakan referensi konkret untuk menghasilkan ide. Kata-kata tidak
terlihat atau terdengar seperti hal yang mereka perjuangkan tetapi visual
adalah ikon, yaitu; memiliki beberapa kemiripan dengan hal konkret yang
mereka wakili. Sama seperti ikon pada perangkat digital yang digunakan
untuk mewakili aplikasi yang berbeda (email, pesan, musik, dll.), visual
berfungsi sebagai tautan yang lebih mudah diingat ke ide aslinya. Di kelas,
guru menggunakan visual untuk membantu peserta didik lebih mudah
mengingat konten yang diajarkan. Misalnya, seorang guru geometri dapat
membawa sekantong barang belanjaan untuk mengajarkan bentuk
(misalnya, oranye=bola, kaleng=silinder).
2) Membuat ide abstrak ke konkret. Guru menggunakan beberapa metode
untuk membantu membuat ide-ide abstrak menjadi konkret. Ini termasuk
menggunakan foto orang yang memberikan suara untuk mewakili
kebebasan, serangkaian manik-manik yang terhubung untuk menunjukkan
model DNA, atau diagram akhir kata untuk membantu pembaca pemula.
Visual konkret, seperti balok atau ubin, digunakan sebagai manipulatif
untuk membantu peserta didik memahami konsep matematika yang abstrak.
Hal ini juga berguna bagi peserta didik untuk memilih visual untuk
mewakili ide-ide abstrak dan kemudian memberikan alasan untuk pilihan
pilihan mereka.
3) Motivasi belajar peserta didik. Ketertarikan meningkatkan motivasi, media
visual dapat meningkatkan ketertarikan dalam pelajaran dan memotivasi
peserta didik dengan menarik dan menahan perhatian mereka, sehingga
menghasilkan keterlibatan dalam proses pembelajaran. Visual menarik
minat pribadi peserta didik untuk membuat pembelajaran yang relevan.
Misalnya, saat mengajar pelajaran sejarah, tunjukkan foto secara berurutan
dari waktu ke waktu atau gambar telepon engkol sebelum ponsel.

21
4) Perhatian langsung. Gunakan petunjuk visual untuk menarik perhatian
peserta didik dan berpikir ke bagian visual yang relevan. Pointer visual
dapat berupa warna, kata, panah, ikon, bayangan, dan animasi. Gunakan
sinyal-sinyal ini untuk memusatkan perhatian pada poin-poin penting dalam
konten visual yang kompleks.
5) Informasi ulang. Ketika visual menyertai informasi lisan atau tertulis,
mereka menyajikan informasi itu dalam modalitas yang berbeda. Pilihan
"pengkodean ganda" dalam format visual dan verbal atau teks ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami secara
visual apa yang mungkin mereka lewatkan dalam format verbal atau teks,
yang menghasilkan pemahaman yang lebih dalam (Paivio, 1971).
6) Mengingat pelajaran sebelumnya. Media visual dapat digunakan untuk
mengaktifkan pengetahuan sebelumnya yang disimpan dalam memori
jangka panjang dan untuk meringkas konten dari pelajaran. Visual yang
sama dapat digunakan pada awal pelajaran berikutnya untuk mengingatkan
peserta didik tentang apa yang seharusnya telah dipelajari.
7) Mengurangi upaya belajar. Media visual dapat menyederhanakan informasi
yang sulit dipahami. Diagram dapat memudahkan untuk menyimpan dan
mengambil informasi tersebut. Mereka juga dapat melayani fungsi
pengorganisasian dengan menggambarkan hubungan antar elemen, seperti
dalam diagram alur atau garis waktu. Seringkali, konten dapat
dikomunikasikan dengan lebih mudah dan efektif dengan visual (Mayer,
2014). Sebagai seorang guru, Anda ingin menyampaikan pesan Anda
sedemikian rupa sehingga peserta didik mengeluarkan sedikit usaha untuk
memahami apa yang mereka lihat dan bebas menggunakan sebagian besar
upaya mental mereka untuk memahami pesan itu sendiri.

Menurut Tawari (2022) Integrasi media visual dalam pembelajaran dapat


dilakukan dengan beberapa cara berikut:
1) Presentasi multimedia: Guru dapat menggunakan presentasi multimedia
seperti PowerPoint atau Prezi untuk memperkaya pengajaran dengan
gambar, grafik, video, dan animasi. Presentasi ini dapat membantu

22
mengilustrasikan konsep, memvisualisasikan data, dan menjelaskan
informasi secara lebih menarik dan interaktif.
2) Penggunaan gambar dan diagram: Guru dapat menggunakan gambar,
diagram, atau peta konseptual untuk membantu menggambarkan konsep
atau hubungan antara konsep-konsep yang kompleks. Misalnya,
menggambarkan struktur atom, siklus kehidupan organisme, atau tata letak
geografis.
3) Video dan multimedia interaktif: Video atau multimedia interaktif dapat
digunakan untuk menunjukkan proses, eksperimen, atau demonstrasi yang
sulit atau tidak mungkin dilakukan secara langsung di dalam kelas.
Misalnya, menunjukkan video tentang proses fotosintesis atau menyediakan
simulasi interaktif tentang hukum fisika.
4) Pendukung pembelajaran online: Dalam konteks pembelajaran online, guru
dapat menggunakan platform atau alat pembelajaran virtual yang
menyediakan fitur-fitur visual seperti papan tulis interaktif, berbagi layar,
atau video pembelajaran. Ini memungkinkan guru untuk menunjukkan dan
menjelaskan konsep dengan menggunakan visual secara langsung kepada
siswa.
5) Galeri karya siswa: Guru dapat mendorong siswa untuk membuat karya
visual seperti poster, presentasi, atau proyek multimedia untuk
menggambarkan pemahaman mereka tentang konsep yang dipelajari.
Karya-karya ini dapat dipamerkan dalam kelas sebagai sumber belajar dan
dapat mendorong diskusi dan kolaborasi.
6) Penggunaan media sosial atau platform berbagi: Guru dapat memanfaatkan
media sosial atau platform berbagi seperti YouTube, Instagram, atau
Pinterest untuk berbagi sumber daya visual yang relevan dengan
pembelajaran. Ini dapat memperluas akses siswa terhadap konten visual
yang beragam dan menarik.
7) Kunjungan lapangan virtual: Jika kunjungan lapangan fisik tidak
memungkinkan, guru dapat menggunakan teknologi untuk mengorganisir
kunjungan lapangan virtual. Misalnya, menggunakan video 360 derajat atau

23
tur virtual untuk mengunjungi tempat-tempat seperti museum,
laboratorium, atau situs sejarah.
Integrasi media visual dalam pembelajaran perlu disesuaikan dengan konteks,
tujuan pembelajaran, dan kebutuhan siswa. Penting bagi guru untuk memilih
dan menyajikan media visual dengan tepat, mengintegrasikannya dengan
strategi pembelajaran lainnya, dan menyediakan kesempatan untuk refleksi dan
diskusi terkait materi visual yang digunakan.

24
III. PENUTUP

Kesimpulan
Multimedia sebagai penggunaan kata-kata sekaligus gambar dalam pembelajaran
dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Lebih dari satu media bisa berupa
kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara dan video. Terkait dengan hubungan
antara multimedia dan pembelajaran, maka dapat diartikan sebagai pembelajaran
yang didesain dengan menggunakan berbagai media secara bersamaan seperti teks,
gambar (foto), film (video) dan lain sebagainya yang kesemuanya saling bersinergi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya. Kemudian,
ketika multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara tepat
dan baik, maka akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan peserta
didik.

Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan


pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi
bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan,
kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Adapun salah satu
cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan malakukan upaya
pemgintegrasian teknologi ke dalam pembelajaran.Ssalah satu produk teknologi
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif adalah
teknologi multimedia. Multimedia diidentifikasikan terdiri dari empat unsur, yaitu
media audio, media visual, media tekstual, dan media audiovisual.

Media pembelajaran berbasis multimedia haruslah mudah digunakan dan


memuatnavigasi-navigasi sederhana sehingga memudahkan pengguna. Selain itu
harusmenarik agar merangsang pengguna tertarik menjelajahi seluruh program,
sehinggaseluruh materi pembelajaran yang terkandung di dalamnya juga harus
disesuaikandengan kebutuhan pengguna, sesuai dengan kurikulum dan
mengandung banyakmanfaat. Keunggulan multimedia yakni, lebih komunikatif,
mudah dilakukan perubahan,interaktif, lebih leluasa menuangkan kreatifitas.
Kemudian juga memiliki kelemahannya yaitu, Pengembanganya memerlukan

25
adanya tim yang profesional,Desain yang buruk menyebabkan kebingungan dan
kebosanan, Perkembangan mediayang cepat selalu menuntut edukasi bagi
pengguna, Membutuhkan kuotainternet/paket data jika multimedia yang disajikan
secara online

26
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Eka Sofia. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks:


Representasi Kurikulum 2013. AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 18,
No. 1, Hal. 84 - 99, April 2017.
Efendi, A. F. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Autoplay pada Materi
Haji dan Umrah untuk peningkatan Efektivitas Belajar Siswa Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Nganjuk (Doctoral dissertation, IAIN
Kediri).
E. Susanti and M. Halima. (2018). “Desain Video Pembelajaran yang Efektif pada
Pendidikan Jarak Jauh Studi di Universitas Terbuka”. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan., vol. 3, no. 2, pp. 167-185
Faujiah, Nursifa, dkk. (2022). Kelebihan dan Kekurangan Jenis-Jenis Media.
JUTKEL : Jurnal Telekomunikasi, Kendali dan Listrik, 3(1).
Hasiru, D., Badu, S. Q., & Uno, H. B. (2021). Media-media pembelajaran efektif
dalam membantu pembelajaran matematika jarak jauh. Jambura Journal of
Mathematics Education, 2(2), 59-69.
Imron, M. J. (2019). Dampak Multimedia bagi Peningkatan Kualitas Pembelajaran
di Sekolah. AL-IBRAH, 4(1), 122-145.
International Reading Association (IRA). (2012). Common Core State Standards
(CCSS). New York.
Mahsun M.S. (2014). Teks dalam Pemebelajran Bahasa Indonesia (Kurikulum
2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Morgan, H. (2013). Technology in the classroom: Creating videos can lead students
to many academic benefits. Childhood Education, 89(1), 51–53.
http://www.tandfonline .com/doi/abs/10.1080/00094056.2013.757534
Munadi, Y. (2013). Media pembelajaran. Jakarta: Press group.
Ramli, M. (2012). Media dan teknologi pembelajaran. Jakarta : Press Group
Tawari, I. E. (2022). Pemanfaatan Media Visual dalam Pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(22),
413-422

27

Anda mungkin juga menyukai