Anda di halaman 1dari 5

Aristoteles melihat karakter sebagai kemampuan melakukan

tindakan yang baik dan bermoral.


Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa adalah
“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter
adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat,
bertabiat, dan berwatak”.12 Kamus Besar Bahasa Indonesia
belum memasukkan kata karakter, yang ada adalah kata
‘watak’ yang diartikan sebagai sifat batin manusia yang
mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku, budi
pekerti, tabiat. Sebagian menyebutkan karakter sebagai
penilaian subyektif terhadap kualitas moral dan mental.
Coon mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subyektif
terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan
atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima
oleh masyarakat.13 Karakter berarti tabiat atau kepribadian.
Karakter merupakan “keseluruhan disposisi kodrati dan
disposisi yang telah dikuasai secara stabil yang
mendefinisikan seorang individu dalam keseluruhan tata
perilaku psikisnya yang menjadikannya tipikal dalam cara
berpikir dan bertindak.
Karakter adalah ‘distinctive trait, distinctive quality,
moral strength, the pattern of behavior found in an
individual or group’. Hill (Wanda Chrisiana, 2005)
mengatakan, character determines someone’s private
thoughts and someone’s action done. Good character is the
inward motivation to do what is right, according to the
highest standard of behavior in every situation”.14 Dalam
konteks ini, karakter dapat diartikan sebagai identitas diri
seseorang.
Pembentukan karakter suatu bangsa berproses
secara dinamis sebagai suatu fenomena sosio-ekologis.
Karakter bersifat kontektual dan kultural.
Endang Ekowarni (2010) bahwa karakter
merupakan nilai dasar prilaku yang menjadi acuan tata nilai
interaksi antar manusia (when character is lost then
everyting is lost).
Karakter (character) mengacu pada serangkaian sikap
(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations),
dan keterampilan (skills).
“character is the sum of all
the qualities that make you who you are. It’s your values,
your thoughts, your words, your actions,
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"to mark" (menandai)
Karakter tersusun dari tiga bagian yang saling
berhubungan yaikni: moral knowing (pengetahuan moral),
moral feeling (perasaan moral), dan moral behaviiour
(perilaku moral).
”Character education is the deliberate effort to
cultivate virtue: Pendidikan karakter adalah usaha sengaja
(sadar) untuk mewujudkan kebajikan
tujuan dari pendidikan karakter adalah
"assist students in becoming positive and self-directed in
their lives and education and in striving toward future
goals", yaitu membantu siswa agar menjadi lebih positif
dan mampu mengarahkan diri dalam pendidikan dan
kehidupan, dan dalam berusaha keras dalam pencapaian
tujuan masa depannya.
Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi:
Pertama, fungsi Pembentukan dan pengembangan potensi
Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan
Ketiga, fungsi penyaring
“The essence of symbolic
meanings, or of moral knowledge, is right deliberate action,
that what a person oughtvoluntarily to do44 (yang esensi
dari makna-makna etika atau pengetahuan moral adalah
prilaku yang baik yang dilakukan secara sengaja, jadi
pengetahuan moral adalah apa seharusnya dilakukan oleh
seseorang secara sukarela).
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti
plus yang intinya merupakan program pengajaran di
sekolah yang bertujuan mengembangkan watak dan tabi’at
Budi Pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang.
Proses afektif itu terdiri dari lima tahap yaitu: receiving
(menyimak), responding (menanggapi), valuing (memberi
nilai), organization (menggorganisasikan nilai) dan
characterization (karakterisasi nilai).47 Selain itu juga
melibatkan empat unsur afektif yaitu: minat (interest),
sikap (attitude), nilai (value) dan apresiasi (appreciation).
Menurut Prochaska & D’Clemente (1982), bahwa dalam
perubahan perilaku terdapat 5 tahap hingga perilaku baru
benar-benar terjadi. Pertama, precontemplation yaitu
kondisi awal seseorang yang pada dasarnya manusia tidak
ingin mengubah perilaku. Kedua, contemplation yaitu
tahapan mempertimbangkan untuk berubah. Ketiga,
preparation yaitu tahapan membuat sedikit perubahan.
Keempat, action yaitu tahapan di mana seseorang mulai
terikat pada perilaku baru. Kelima, maintenance yaitu
tahapan mempertahankan perilaku baru.
Lickona mengemukakan bahwa karakter berkaitan
dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral
felling), dan prilaku moral (moral behavior).

Moral adalah prinsip baik-buruk


Menurut Raths et al. terdapat beberapa indikator yang
menunjukkan nilai (value) seseorang yaitu: 1). tujuan yang
ingin dicapai; 2) aspirasi; 3) sikap; 4) minat; 5) perasaan; 6)
keyakinan; 7) aktivitas; 8) kekhawatiran dan problem yang
dihadapi.
nilai sebagai suatu kecenderungan berprilaku
yang berawal dari gejala-gejala psikologis
Richard
Merril, menurutnya nilai adalah patokan atau standar polapola
pilihan yang dapat membimbing seseorang atau
kelompok ke arah satisfaction, fulfillment, and meaning.
Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh
pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih
oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill) yang
lebih berhubungan dengan faktor kecerdasan emosional
(EQ). Pendidikan karakter hakikatnya merupakan
pengintegrasian antara kecerdasan, kepribadian, dan akhlak
mulia.
Kecerdasan emosional yang baik akan dapat dikenali
melalui lima komponen dasar sebagai berikut:
(1). Self awareness (pengenalan diri)
(2) Self regulation (penguasaan diri)
(3) Self motivation (motivasi diri)
(4) Empathy (empati)
(5) Effective relationship (hubungan yang efektif)
Emotional Intelligence (EI) memiliti 5
(lima) ranah sebagai berikut:
(1) Knowing your emotions;
(2) Managing your own emotions;
(3) Motivating yourself;
(4) Recognizing and understanding other people’s
emotions;
(5) Managing relationships, ie., managing the
emotions of others.

Anda mungkin juga menyukai