Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

“Pemeliharaan Hubungan Dengan Pegawai”

Di susun oleh :

KELOMPOK 9

Muhammad Fatin Ghiyats 210313252


Muhammad Gibran Firdaus 210313253

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena


atas berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
dengan judul “Pemeliharaan hubungan dengan pegawai”.

Karena banyaknya bantuan dari berbagai pihak yang sangat


membantu penulis dalam penyusunan Makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu, terutama Bapak Wandy
Zulkarnaen,SE.,SSY.,MM.,CHRA. selaku dosen mata kuliah atas
segala bimbingannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca, sehingga makalah ini dapat bermanfaat serta
untuk perbaikan penulis kedepannya.

Bandung, Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB IPENDAHULUAN.............................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................8
2.2 Arti Penting Pemeliharaan Bagi Karyawan...................................8
2.3 Metode Dalam Penggunaan Pemeliharaan Karyawan..............11
2.4 Pengertian Program Kesejahteraan Bagi Karyawan...................14
2.5 Cara mewujudkan terciptanya keselamatan dan Kesehatan kerja
.........................................................................................................16
BAB III KESIMPULAN............................................................................23
3.1 Kesimpulan................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................24

3
BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan suatu organisasi, manusia


merupakan unsur yang paling penting Dibandingkan dengan
alat produksi lain seperti modal, peralatan kerja, mesin, dll.,
Bahan baku, bahan baku, perangkat lunak, dll. Diberikan
Unsur manusia merupakan faktor terpenting, diikuti dengan
pemeliharaan hubungan Memiliki karyawan yang harmonis
secara terus menerus di setiap organisasi menjadi hal yang
sangat penting mendesak.

Moral karyawan yang rendah adalah masalah umum Hal


ini terjadi pada setiap perusahaan, industri dan organisasi.
jika tidak ada penanganan serius dan perhatian lebih lanjut,
bisa jadi bom waktu karena secara langsung atau tidak
langsung dapat menurunkan kinerja perusahaan Secara
operasional dan bahkan fungsional. Untuk mencegah hal ini
terjadi Menjaga karyawan dengan baik dalam suatu
organisasi memang sangat penting.

4
Mengingat bahwa unsur manusia merupakan faktor yang
paling penting, penting untuk menjaga hubungan harmonis
yang konstan dengan karyawan di setiap organisasi.
Semangat kerja karyawan yang rendah merupakan masalah
umum yang dapat terjadi di setiap perusahaan, termasuk
industri dan organisasi. Jika tidak ditanggapi dengan serius
dan diperhatikan lebih lanjut, hal ini dapat menjadi bom
waktu karena secara langsung maupun tidak langsung dapat
menurunkan kinerja operasional bahkan fungsional
perusahaan.

Untuk mengantisipasi hal ini terjadi, pemeliharaan


karyawan dalam organisasi sangatlah penting.
Terpeliharanya angkatan kerja tidak lepas dari campur
tangan para manajer. Jika pemeliharaan karyawan tidak
diperhatikan, moral, sikap, dan loyalitas karyawan semuanya
akan menurun. Ketidakhadiran dan perputaran akan
meningkat dan disiplin akan menurun, menghasilkan
akuisisi, pengembangan, kompensasi dan integrasi karyawan
berkinerja tinggi.

1.1 Rumusan Masalah


1. Pengertian pemeliharaan karyawan
2. Bagaimana arti penting pemeliharaan bagi karyawan?

5
3. Metode-metode apa saja yang digunakan dalam
pemeliharaan karyawan?
4. Pengertian dan program kesejahteraan bagi karyawan?
5. Bagaiaman cara mewujudkan terciptanya keselamatan dan
kesehatan kerja?
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan informasi perihal pentingnya pemeliharaan
karyawan juga penjelasan tentang pemeliharaan karyawan itu
sendiri. sehingga diharapkan pembaca memahami teori tentang
pemeliharaan karyawan ini dengan jelas.

Adapun tujuan dari pemeliharaan karyawan adalah


sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
b. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi
karyawan.
c. Meningkatkan loyalitas karyawan dan menurunkan
turnover karyawan.
d. Memberikan ketenangan, keamanan dan kesehatan
karyawan.
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
keluarganya.
f. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap
karayawan.
g. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang
harmonis.

6
h. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

7
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeliharaan Karyawan

Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dan


atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar
mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya
tujuan perusahaan.
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat perhatian yang
sungguhsungguh dari manajer.Jika pemeliharaan karyawan
kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas karyawan akan
menurun. Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun,
sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian
karyawan yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar
kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi,
danbersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi
pemeliharaan mutlak mendapat perhatian manajer.Tidak mungkin
karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap
pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.

2.2 Arti Penting Pemeliharaan Bagi Karyawan

8
Menurut Edwin B. Flippo

The maintenance function of personnel is concerned


primarily with preserving the physical, mental, and emotional
condition of employees. Karyawan adalah asset (kekayaan) utama
setiap perusahaan, yang selalu ikut aktif berperan dan paling
menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Oleh karena itu,
keamanan dan 7 keselamatannya perlumen dapat pemeliharaan
sebaik-baiknya dari pimpinan perusahaan.
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat
perhatian yang sungguhsungguh dari manajer.Jika pemeliharaan
karyawan kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas
karyawan akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat,
disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan,
kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan
dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi,


danbersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka
fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian manajer.Tidak
mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh
terhadap pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak
diperhatikan dengan baik.
Pemeliharaan karyawan juga memiliki peranan
penting karena memiliki tujuan sebagai berikut :

9
a. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b.Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi
karyawan.
c.Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over
karyawan.
d.Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan
karyawan.
e.Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
keluarganya.
f.Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap
karyawan.

Juga memiliki asas – asas sebagai berikut :


a. Asas Manfaat dan Efesiensi Pemeliharaan yang
dilakukan harus efesien dan memberikan manfaat
yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.
b. Asas Kebutuhan dan Kepuasan Pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan harus menja didasar
program pemeliharaan karyawan.Asas ini penting
supaya tujuan pemeliharaan, kesehatan, dan sikap
karyawan baik, sehingga mereka mau bekerja
secara efektif dan efesien menunjuang tercapainya
tujuan perusahaan.
c. Asas Keadilan dan Kelayakan Keadilan dan
kelayakan hendaknya dijadikan asas program

10
pemeliharaan karyawan. tugas-tugasnya, sehingga
disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya
meningkat. Dengan asa ini diharapkan tujuan
pemberian pemeliharaan akan tercapai.
d. Asas Peraturan Legal Peraturan-peraturan legal
yang bersumber dari undang-undang, Keppres,
dan keputusan mentri harus dijadikan asas
program pemeliharaan karyawan. Hal ini penting
untuk menghindari konflik dan intervensi serikat
buruh dan pemerintah.
e. Asas kemampuan perusahaan Kemampuan
perusahaan menjadi pedoman dan asas program
pemeliharaan kesejahteraan karyawan.

2.3 Metode Dalam Penggunaan Pemeliharaan Karyawan

Pemilihan metode yang tepat sangat penting, supaya


pelaksanaanya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan
organisasi perusahaan. Manager yang cakap akan menerapakan
metode yang sesuai dan efektif dalam pelaksanaan tugas-
tugasnya. Adapun metode-metode pemeliharaan karyawan yang
efektif adalah sebagai berikut:

11
s
1. Komunikasi
- Pengertian : Komunikasi harus digunakan dalam setiap
penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan.
Komunikasi berfungsi untuk instructive, informative, influencing
dan evaluative. Simbol-simbol komunikasi adalah suara, tulisan,
gambar, warna, mimik, kedipan mata, dan lain-lain. Dengan
simbol-simbol inilah komunikator menyampaikan informasi
kepada komunikan. - Hambatan : Hambatan komunikasi adalah
sesuatu yang menimbulkan gangguan komunikasi sehingga
tujuan komunikasi tiadak tercapai. Pada dasarnya semusan
hambatan tersebut dapat terjadi karena distorsi, penghilangan
sebagian informasi, terlau banyak informasi, waktu, penerimaan
pesan, dan hambatan fisik.
\
2. Insentif
 Pengertian : Insentif adalah daya perangsang yang
diberikan kepada karyawan tertentu berdasarkan prestasi
kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan
produktivitas kerjanya. Insentif secara harafiah berarti
sesuatu yang merangsang atau mempunyai kecenderungan
merangsang minat untuk bekerja.
 Metode : Metode insentif yang adil dan layak merupakan
data penggerak yang merangsang terciptanya
pemeliharaan karyawan. Karena dengan pemberian
insentif karyawan merasa mendapat perhatian dan

12
pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya, sehingga
semangat kerja dan sikap loyal karyawan akan lebih baik.
 Jenis :
1. Insentif positif adalah daya perangsang dengan
memberikan hadiah material atau nonmaterial kepada
karyawan yang prestasi kerjanya di atas prestasi
standar.
2. Insentif negatif adalah daya perangsang dengan
memberikan ancaman hukuman kepada karyawan
yang prestasi kerjanya, dibawah prestasi standar.
 Bentuk :
1. Nonmaterial insentif adalah daya perangsang yang
diberikan kepada karyawan berbventuk
penghargaan/pengukuhan berdasarkan prestasi
kerjanya, seperti piagam, piala atau medali.
2. Sosial insentif adalah daya perangsang yang diberikan
kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya,
berupa fasilitas dan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuannya, seperti promosi,
mengikuti pendidikan atau naik haji
3. Material insentif adalah daya perangsang yang
diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi
kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material
insentif bernilai ekonomis sehingga dapat

13
meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta
keluarganya.

4. elain jenis-jenisnya, Insentif juga memiliki bentuk-bentuk


insentif
5. antara lain:
Selain jenis-jenisnya, Insentif juga memiliki bentuk-bentuk
insentif antara lain:

a. Non material insentif, adalah daya perangsang yang


diberikan kepada karyawan berbentuk penghargaan
atau pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya.
Misalnya piagam, piala, medali.

b. Sosial insentif, adalah daya perangsang yang diberikan


pada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berupa
fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan
atau naik haji.

c. Material insentif, adalah daya perangsang yang


diberikan pada karyawan berdasarkan prestasi
kerjanya, berbentuk uang dan barang material insentif
ini bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Pemberian
insentif yang adil dan terbuka akan menciptakan
pemeliharaan yang baik dan selaras, sehingga loyalitas
dan semangat kerja karyawan akan meningkat dan
absensi serta tingkat keluar- masuk karyawan akan
menurun. Jadi, pemberian insentif sangat berpengaruh
terhadap kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.

14
b. c. Material
insentif, adalah
daya perangsang
yang diberikan
pada
c. karyawan
berdasarkan
prestasi kerjanya,
berbentuk uang
dan
d. barang. material
insentif ini bernilai

15
ekonomis sehingga
dapat
e. meningkatkan
kesejahteraan
karyawan dan
keluargany
c. Material insentif,
adalah daya
perangsang yang
diberikan pada
karyawan
berdasarkan prestasi

16
kerjanya, berbentuk
uang dan
barang. material
insentif ini bernilai
ekonomis sehingga
dapat
meningkatkan
kesejahteraan
karyawan dan
keluarganya
c. Material insentif,
adalah daya
17
perangsang yang
diberikan pada
karyawan
berdasarkan prestasi
kerjanya, berbentuk
uang dan
barang. material
insentif ini bernilai
ekonomis sehingga
dapat
meningkatkan
kesejahteraan

18
karyawan dan
keluargany
2.4 Pengertian Program Kesejahteraan Bagi Karyawan
Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap
(material dan nonmaterial) yang diberikan berdasarkan
kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan
memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar
produktivitas kerjanya meningkat.
Setelah karyawan diterima, dikembangkan, mereka perlu di
motivasi agar tetap mau bekerja pada perusahaan sampai pensiun.
Untuk mempertahankan karyawan ini kepadanya diberikan
kesejahteraan/kompensasi pelengkap/fringe benefits/gaji
tersembunyi/ indirect compensation/employee welfare.
Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti dan bermafaat untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta
keluarganya. Pemberian kesejahteraan akan menciptakan
ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin dan sikap loyal
karyawan terhadap sehingga labour turnover relatif rendah.
Adapun tujuan dari diberikannya kesejahteraan bagi
karyawan adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan
kepada perusahaan.

19
b. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi
karyawan beserta keluarganya.
c. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas kerja
karyawan.
d. Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan.
e. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik
serta nyaman.
f. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk
mencapai tujuan.
g. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas
karyawan.
h. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
i. Membantu pelaksanan program pemerintah dalam
meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
j. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan
perusahaan.
k. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.

2.5 Cara mewujudkan terciptanya keselamatan dan


Kesehatan kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK) akan menciptakan


terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik. KKK ini harus
ditanamkan pada diri masingmasing individu karyawan, dengan

20
penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari
pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
perusahaan. Apabila banyak terjadi kecelakaan, karyawan banyak
yang menderita, absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya
pengobatan semakin besar. Ini semua akan menimbulkan
kerugian bagi karyawan maupun perusahaan bersangkutan,
karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja sebab cacat
dan perusahaan kehilangan karyawannya.
Hal inilah yang mendorong pentingnya KKK ditanamkan
pada diri pada karyawan, bahkan perlu diberikan hukuman bagi
karyawan yang tidak memakai alat-alat pengaman (seperti
masker, sarung tangan, tutup mulut, dan hidung) saat bekerja.
KKK ini merupakan tindakan kontrol preventif yang mendorong
terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik.

Selain itu, ada beberapa cara lain yang juga bisa diterapkan
demi terwujudnya lingkungan kerja yang aman, yaitu:

1. Adanya Komitmen Manajemen

Tentu peran utama datang dari manajemen, dalam hal ini


pemilik perusahaan. Untuk mencapai kesadaran keselamatan
kerja, komitmen ini dapat diimplementasikan dalam bentuk
kebijakan tertulis yang mudah dipahami dan dimengerti oleh
seluruh pekerja. Selain regulasi, sikap dan tindakan terkait K3
juga ditampilkan. Misalnya, bekerja sesuai SOP, menyediakan

21
fasilitas safety production yang memadai, dan membekali SDM
dengan pengetahuan safety production melalui pelatihan K3.

2. Menerapkan Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja

Selain memiliki kebijakan tertulis, manajemen juga


bertanggung jawab untuk menetapkan aturan dan prosedur
keselamatan kerja yang dapat dipahami dan harus
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan. Prosedur ini
dirancang untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan
melindungi pekerja. Peraturan dan prosedur K3 dapat berupa
penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri (APD), prosedur
izin kerja khusus, praktik kerja aman, dan prosedur tanggap
darurat.

Tujuan Keselamatan Kerja

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan


kerja , bahwa tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan
lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan
dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada sumber-
sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efiensi dan
produktivitas. Hal ini tentu sangat penting mengingat apabila
Kesehatan pegawai buruk mengakibatkan turunnya
capaian/output serta demotivasi kerja.

22
Penyebab Kecelakaan Kerja 

Setiap pegawai tentu mempunyai cara cara tersendiri


dalam proteksi diri terhadap ancaman kecelakaan kerja/ penyakit
dalam menunjang pekerjaannya, misal dengan memakai masker
Ketika sedang flu, menunda bepergian Ketika sedang pandemi,
maupun dengan menjaga kebersihan/ kenyamanan ruangan kerja.
Menurut Budiono dkk (2003), faktor yang mempengaruhi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah

a. Beban Kerja. Beban kerja merupakan beban fisik, mental


dan sosial, sehingga penempatan pegawai sesuai dengan
kemampuannya perlu diperhatikan
b. Kapasitas Kerja. Kapasitas Kerja yang bergantung pada
tingkat Pendidikan, keterampilan, kebugaran jasmani,
ukuran tubuh ideal, keadaan gizi dsb
c. Lingkungan Kerja. Lingkungan Kerja yang berupa faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomic ataupun psikososial.               

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kecelakaan


Kerja dapat dicegah dengan metode HIRARC, HIRARC
terdiri dari hazard identification, risk assessment, dan risk
control

a. Identifikasi Bahaya (hazard identification). Menurut


Suardi, kategori bahaya adalah bahaya fisik, bahaya
mekanik, bahaya elektrik, bahaya kimia, bahaya ergonomi,

23
bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan bahaya biologi dan
bahaya psikologi.
b. Penilaian Risiko (Risk Assestment). Adalah proses penilaian
untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi
yang bertujuan untuk control risiko dari proses dan operasi.
Penilaian dalam risk assestment yaitu likehood dan severity.
Likehood menunjukkan seberapa mungkin kecelakaan
terjadi, severity menunjukkan seberapa parah dampat
kecelakaan tersebut, Nilai dari likehood dan severity akan
digunakan untuk  menentukan risk rating, dimana risk
rating adalah nilai tingkat resiko , bisa rendah ,menengah,
tinggi atau ekstrem (AS/NZS). Acuan dapat dilihat pada
table dibawah.   

Tabel 1. Skala “Likehood” pada standar AS/NZS 4360

24
c. Pengendalian Risiko (risk Control). Adalah cara
mengatasi potensi bahaya yang terdapat dalam
lingkungan kerja. Potensi bahaya tersebut dapat
dikendalikan dengan menentukan skal prioritas terlebih
dahulu yang kemudian dapat membantu dalam
pemilihan pengendalian Hirarki pngendalian risiko
menurut OHSAS 18001 terdiri dari lima hirarki yaitu
eliminasi, subtitusi, engineering control, administrative
control dan alat pelindung diri (APD).              

Menurut Sutrisno dan Ruswandi , 2007, prinsip-


prinsip yang harus dijalankan dalam suatu perusahaan/
instansi pemerintah dalam menerapkan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut:

1. Adanya APD di tempat kerja


2. Adanya buku pentunjuk penggunaan alat atau
isyarat bahaya

25
3. Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung
jawab
4.Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK
(syarat-syarat lingkungan kerja)  antara lain tempat kerja
steril dari debu, kotoran,asap rokok, uap gas,radiasi,
getaran mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja
aman dari arus listrik, lampu penerangan memadai,
ventilasi dan sirkulasi udara seimbang.
5.Adanya penunjang Kesehatan jasmani dan rohani
ditempat kerja
6.Adanya sarana dan prasarana lengkap ditempat kerja
7.Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan
Kesehatan kerja
8.Adanya Pendidikan dan pelatihan tentang kesadaran K3.    

26
BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat
perhatian yang sungguhsungguh dari manajer. Jika pemeliharaan
karyawan kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas
karyawan akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat,
disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan,
kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan
dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Supaya karyawan
semangat bekerja, berdisiplin tinggi, danbersikap loyal dalam
menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak
mendapat perhatian manajer.Tidak mungkin karyawan
bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap pekerjaanya
jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata


sempurna, oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran

27
dari pembaca agar bisa membuat makalah ini menjadi lebih
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.facebook.com/ekis.stain.wtp/posts/
602791836398557

http://cirebon-indramayu. blogspot.com/ 2009/11/ teori-


pemeliharaan-hubungan kerja/dalam.html.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-cirebon/baca-artikel/
13078/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-itu-Penting.html

28

Anda mungkin juga menyukai