Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

“ANALISIS POTENSI DAN AKTIVITAS LEISURE AND RECREATION DI DAYA


TARIK WISATA MONKEY FOREST UBUD”

DISUSUN OLEH :

PROGRAM STUDI

FAKULTAS

UNIVERSITAS

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat makalah yang berjudul “Penilaian Hasil Belajar” ini
tepat waktu. Tujuan penulisan dari makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen dan
Evaluasi Pembelajaran. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
penilaian hasil belajar dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu/Bapak selaku Dosen Mata Kuliah
Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran yang memberikan tugas sehingga dapat menambah
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini. Penulis menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Denpasar, 02 Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................5
1.3 Tujuan .................................................................................................................5

BAB II KONSEP

2.1 Konsep Leisure and Recreation ........................................................................6

2.2 Wisatawan .........................................................................................................9

2.3 Aktivitas Wisatawan ..........................................................................................9

2.4 Fasilitas Wisatawan .........................................................................................10

2.5 Rancangan Penelitian ......................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Daya Tarik dan Aktivitas Pariwisata yang digemari oleh wisatawan mancanegara di
Kelurahan Ubud .............................................................................................14

3.2 Sejarah Monkey Forest ...................................................................................15

3.3 Kontribusi Daya Tarik Wisata Monkey Forest dalam Mensejahterakan Masyarakat
lokal di Desa Adat Padang Tegal ....................................................................16

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .....................................................................................................22

4.2 Saran ................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ubud dengan perkembangan kemajuan pariwisatanya adalah suatu yang patut
disyukuri seluruh lapisan masyarakat. Keindahan panorama alamnya, seni budaya, adat
istiadat dan kereligiusan masyarakat Ubud menjadikan Ubud memiliki daya tarik dan
banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai Negara di dunia. Suasana Ubud dengan
seluruh isinya adalah potensi besar yang sempurna dengan menyatunya tradisi dan
budaya yang merupakan karakter kuat dari masyarakat Ubud. Kelurahan Ubud yang
merupakan salah satu Kelurahan yang berada di kawasan pariwisata Ubud yang terletak
di daerah dataran dan sudah cukup lama berkembang dan sampai sekarang masih banyak
dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Wisatawan senantiasa mendambakan daya
tarik wisata berupa alam pedesaan khas Ubud, berupa tata ruang dan arsitektur
pemukiman tradisional, alam lingkungan yang masih asri, tempat. suci/pura,
pertunjukkan seni dan budaya, musium, galerry serta terlibat langsung dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat yang terkenal dengan keramahtamahannya.
Panorama alam pedesaan seperti tebing, jurang dan sungai dengan air jernih,
persawahan bertingkat, semak belukar, dan suasana permukiman merupakan panorama
khas Ubud dapat memberikan ketenangan dan inspirasi bagi wisatawan. Atas kekaguman
tersebut, potensi alam dan sosial budaya disebarluaskan melalui media lukisan oleh
pelukis local maupun asing yang menetap di Ubud seperti Blanco, Han Snell, Bonet, dan
lainnya, melalui media buku antara lain yang disebarkan oleh Covarubias dengan gadis
telanjang dada, serta melalui media promosi pariwisata(Pujaastawa 2005:17) Keunikan-
keunikan di atas merupakan daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan mancanegara.
Disamping keunikan – keunikan daya tarik wisata tersebut di atas, juga tak kalah
pentingnya adalah tersedianya fasilitas wisata yang sangat banyak dan lengkap di
kelurahan Ubud seperti hotel-hotel berbagai jenis serta mempunyai keunikan-keunikan
tersendiri, restoran, rumah makan serta bar yang menawarkan makanan dan minuman
yang cukup bervariasi dengan harga yang bervariasi pula,fasilitas transportasi dari yang
sederhana sampai yang mewah seperti mercy dan limousine, Bank/ money changer,
Informasi wisata/ Tourist Information, pelayanan Kantor Pos dan Telekomunikasi, juga
terdapat fasilitas perbelanjaan yang cukup banyak dengan harga yang cukup bervariasi.

iv
Demikian juga halnya dengan jalanjalan, baik jalan raya ataupun jalan setapak
(pedestrian) serta lampu penerangan jalan yang cukup memadai. Namun demikian
indahnya Ubud tempo doeloe yang terlukis dan yang tersurat dalam buku, sekarang
hanya dapat ditemukan dalam lukisdan atau buku, kenyataannya sudah jauh berbeda dan
telah mengalami banyak perubahan. Pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada aturan
lokal setempat telah banyak berubah akibat tuntutan ruang untuk kepentingan fasilitas
penunjang pariwisata, seperti: kios-kios, toko cindramata, bar, restoran, hotel,
penginapan, dan fasilitas penunjang lain.
Mengingat ruang tetap adanya, sedangkan aktivitas terus bertambah, maka
pemanfaatan ruang diusahakan seoptimal dan seintensif mungkin sehingga menggeser
atau menghilangkan ruang bernuansa lokal (yang menjadi identitas permukiman
setempat dan salah satu daya tarik wisatawan, seperti: hilangnya angkul-angkul, lebuh
masuk kepekarangan, telajakan, dan karang tuang), menjadi lingkungan bernuansa
perkotaan (Pujaastawa 2005:18) Disamping kemacetan yang telah disebutkan di atas
penulis sendiri menyaksikan dan mengalami sendiri betapa sulitnya mencari tempat
parkir di kawasan wisata Ubud yang menjadi permasalahan setiap hari. Sedangkan
lapangan Astina Ubud yang rencananya dijadikan tempat parkir sebagian mendapat
tanggapan pro dan kontra sebagaimana yang penulis baca di Koran Bali Post, Sabtu
Pon,10 April 2010. Dengan kejadian-kejadian tersebut di atas mengusik keberadaan
kawasan pariwisata Ubud yang selama ini banyak mendapat kunjungan wisatawan
mancanegara. Dari permasalahan tersebut di atas penulis ingin mengangkat sebuah judul
penelitian dengan judul:” Daya tarik dan aktivitas pariwisata yang digemari oleh wisatan
mancanegara di Kelurahan Ubud. Dalam memenuhi kebutuhan wisatawan, sarana dan
prasarana kepariwisataan yang merupakan tourist supply sangatlah perlu dipersiapkan.
Dalam Yoeti (1996a), disebutkan bahwa prasarana ( infrastructure ) adalah semua
fasilitas yang memungkinkan proses kepariwisataan dapat berjalan dengan lancar
sedemikian rupa, sehingga memudahkan wisatawan untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam pegertian ini yang tersmasuk dalam prasarana adalah :
1. Prasarana umum ( general infrastructure ). Yaitu prasarana yang menyangkut
kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian, seperti :air bersih, listrik, jalan
raya, pelabuhan udara, telekomunikasi dan sebagainya.
2. Kebutuhan masyarakat banyak (basic need of civilized life), yaitu prasarana yang
menyakut kebutuhan masyarakat banyak, seperti : rumah sakit, apotik, bank, pompa
bensin dan sebagainya.

v
Sedangkan sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi tiga macam, dimana satu
dengan yang lainnya saling melengkapi. Ketiga sarana kepariwisataan yang dimaksud
adalah ( Yoeti,1996a ) :
1. Sarana pokok kepariwisataan ( main tourism superstructure ) perusahaan – perusahaan
yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada lalu lintas wisatawan fungsinya
adalah menyediakan fasilitas pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi
kedatangan wisatawan. Disebutkan bahwa terdapat istilah receptive tourist plant, yaitu
perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour, sightseeing
bagi wisatawan, seperti: travel agent, tour operator, tourist transportation, dan
sebagainya. Sedangkan residential tourist plant merupakan perusahaan- perusahaan
yang memberikan pelayanan untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di
daerah tujuan, seperti hotel, motel, bar, restorant, dan sebagainya.
2. Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure ), yaitu
fasilitasfasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok, sehingga dapat membuat
wisatawan tinggal lebih lama di tempat yang dikunjunginya, seperti fasilitas untuk
berolahraga. Harus ada sesuatu yang dapat dilakukan ( something to do ) ditempat
yang dikunjunginya, sehingga ada perintang yang tidak membuat wisatawan cepat
bosan di tempat tersebut.
3. Sarana penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure) yaitu fasilitas
yang diperlukan wisatawan (business tourist), yang berfungsi tidak hanya melengkapi
sarana pelengkap, tetapi juga fungsinya yang lebih penting dalah agar wisatawan lebih
banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya, seperti: bioskop,
souvenir shop, night club, dan sebagainya.
Aktivitas wisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan ketika
mereka berlibur di suatu destinasi. Aktivitas atau kegiatan tersebut secara partisipatif
diikuti oleh wisatawan. Aktivitas pariwisata banyak dilakukan di daerah pegunungan
atau pedesaan ataupun di daerah di pinggir laut. Lokasi aktivitas tersebut berhubungan
dengan lingkungan alam maupun sumber daya alam.
Terdapat berbagai bentuk aktivitas wisata yang bisa dilakukan oleh wisatawan,
kegiatan yang dilakukan tersebut didorong oleh motivasi dan hobi wisatawan itu
sendiri.Berbagai macam aktivitas tersebut dilakukan untuk mengisi rentang waktu
liburan sehingga wisatawan tidak akan terasa bosan selama liburannya. Aktivitas wisata
yang dilakukan berkaitan dengan pemenuhan hobi dan penyegaran fisik serta mental.
Kegiatankegiatan wisata banyak bentuk dan ragamnya, ada yang memerlukan alat

vi
khusus, pengetahuan dan keahlian tertentu, seperti misalnya rafting, climbing, diving,
bird watching dan masih banyak lainnya . Tetapi ada juga yang tidak memerlukan
keahlian serta pengetahuan khusus seperti misalnya jogging, cycling, seeightseein,
attending cultural events, watghing religion ceremony dan lainnya.
Dalam perkembangannya sektor pariwisata menjadi sektor andalan suatu daerah,
karena pariwisata dipandang mampu memberikan kesejahteraan bahkan meningkatkan
devisa negara. Kenyataan ini membuat banyak negara berlomba-lomba fokus di sektor
pariwisata sesuai dengan potensi yang dimiliki. Bali merupakan salah satu daerah tujuan
wisata di Indonesia yang berkembang dan sangat terkenal, mengingat daerah Bali
memilki keindahan alam yang mempesona, keunikan budayanya, adat istiadat dan tradisi
yang dimiliki oleh masyarakatnya. Nilai budaya tersebut merupakan sebuah modal utama
dalam berkembangnya sebuah kepariwisataan di Bali. Bali memiliki delapan kabupaten
dan satu kota madya yang kaya dengan kebudayaan, keindahan alam, dan masing-masing
kabupaten memliki daerah tujuan wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi juga
menjadi andalan di daerah tersebut. Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang ada di
Bali tepatnya di Bali bagian tengah. Kabupaten terkenal dengan pusat seninya, berbagai
jenis seni, mulai dari seni kerajinan tangan, seni budaya, ada di Kabupaten Gianyar.
Salah satu daya tarik wisata yang ramai dikunjungi di Wisatawan di Kabupaten Gianyar
adalah daya tarik wisata Wanara Wana atau lebih dikenal dengan sebutan Monkey Forest.
Monkey Forest merupakan salah satu kawasan yang sangat disakralkan oleh masyarakat
Desa Adat Padang Tegal. Daya tarik wisata Monkey Forest ini terdapat ratusan monyet
yang menghuni hutan tersebut dan terdapat juga berbagai macam pohon-pohon yang
merindangi kawasan hutan di daya tarik wisata Monkey Forest. Monyet-monyet yang
terdapat di daya tarik wisata Monkey Forest berjumlah 612 ekor dan semua monyetnya
jinak.
Keberadaan daya tarik wisata Monkey Forest sangat memberikan dampak positif
bagi masyarakat desa adat padang tegal, karena memberi kontribusi yang sangat besar
bagi masyarakat desa adat padang tegal, yang diperoleh dari keuntungan daya tarik
wisata Monkey Forest. Keuntungan tersebut berasal dari hasil penjualan tiket, terhadap
wisatawan mancanegara maupun domestik. Masyarakat lokal pun diberdayakan untuk
mengurangi tingkat kemiskinan secara berkelanjutan. Melihat fenomena tersebut maka
penelitian ini dilakukan untuk melihat keterlibatan masyarakat lokal dalam pembangunan
pariwisata. Pelibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan daya tarik wisata sebagai

vii
usaha mewujudkan pariwisata berkelanjutan merupakan model pengembangan
pariwisata yang ideal.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah :
1. Bagaimana Daya Tarik dan Aktivitas Pariwisata yang digemari oleh wisatawan
mancanegara di Kelurahan Ubud ?
2. Bagaimana Sejarah Monkey Forest ?
3. Apa Saja Kontribusi Daya Tarik Wisata Monkey Forest dalam Mensejahterakan
Masyarakat lokal di Desa Adat Padang Tegal ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini untuk mengetahui mengenai daya Tarik wisata pada
daerah ubud .

viii
BAB II

KONSEP

2.1 Konsep Leisure and Recreation

Dari pandangan sejarah; leisure muncul sejak adanya manusia, karena manusia
dalam kesehariannya melakukan aktivitas. Dalam pandangan pariwisata; sejak
munculnya industri & teknologi sehingga munculnya pergeseran di bidang ekonomi dan
pola pikir. Ditinjau dari sudut ekonomi; dimiliki oleh kaum bourjouis yang memiliki
waktu luang dan uang. Faktor-faktor yg mendukung didalam terciptanya
aktivitas/kegiatan leisure (leisure experience) : Social environment, Physical
environment, Natural environment. Definisi Leisure/ Waktu luang yaitu :

1. Time free from employment ( definisi dari kamus ).


2. Leisure dalam hubungannya dengan waktu disebut juga dengan unoccupied time,
spare time, free time, (ketika bebas beristirahat, dan bebas melakukan apa yang
mereka mau (BRIGHTBILL).
3. LEISURE adalah style behavior / gaya hidup, sebagai sikap dan gaya hidup leisure
dapat terjadi di berbagai aktivitas, pekerjaan, proses belajar, dan bermain (Joffre
Dumazedier).
4. Leisure is used in professional and academic circles and is relevant when
addressing the need to develop within youth with disabilities a complete and
balanced lifestyle,. It is also a term that, when used, denotes a specific area of
educational concern for youth with disabilities, particularly when designing an
educational program that will eventually enable these students to transition from
school to work, post secondary education, community and leisure settings.
5. Leisure has several distinct yet related meanings. True leisure is a process involving
freedom, self-discovery, and growth.
6. Leisure is a block of an occupied time, spare time, or free time when we are free to
rest and do something we choose. Leisure is time beyond that which is required for
existence, the things which we must do, biologically, to stay, alive (eat, sleep,
eliminate, medicate,etc) and subsistence, the things we must do to make a living as
in work, or prepare to make a living as in school, or pay what we want done if we do
not do it ourself. Leisure is a time in which our feeling of compulsion should be

ix
minimal. It is discretionary time, the time to be used according to our judment or
choice.
7. Dalam Bahasa Indonesia leisure adalah waktu luang / senggang yg dilaksanakan
sebagai waktu tidur, atau waktu hampa.
8. Leisure bukan kerja sehingga memiliki sifat-sifat : non –work, non competitive dan
non utilitarian.
9. Leisure merupakan waktu senggang bagi setiap orang.
10. Secara objective, leisure merupakan lawan dari bekerja, yaitu tidak bekerja, Secara
subjective, dapat terjadi pada waktu kapan saja diberbagai kegiatan.
11. Leisure merupakan relaxing activity ( Stocdhale ) ,Waktu luang sebagai waktu;
adalah waktu luang sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan telah
dilakukan.
12. Waktu luang sebagai aktivitas adalah waktu luang yg berisikan berbagai macam
kegiatan yg mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri diluar aktivitas
kesehariannya.
13. Waktu luang sebagai sikap mental yg positif adalah sikap yg dianggap positif
berhubungan dgn kejiwaan dan sikap yg berhubungan dengan hal2 keagamaan
bukan dikarenakan faktor dari luar.
14. Waktu luang sebagai sesuatu yg memiliki arti luas adalah relaksasi, hiburan, dan
pengembangan diri.
15. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup adalah suatu kehidupan yg bebas dari
tekanan-tekanan kebudayaan dan lingkungan shgdapat bertindak sesuai
keyakinan,yg pantas dan menyenangkan.
16. Leisure is an Experience “It is the quality of the experience of doing the activity, not
the activity itself, that makes it leisure. Leisure is mainly motivated by intrinsic
reasons, that is, the activity is chosen because of the meaningful qualities it holds for
the individual. Therefore, leisure is primarily an experience.” (Kelly, 1982).
17. Leisure is an Expression of Our Humanity “Of all species, humans are the biggest
players of all. We are built to play and built through play. When we play, we are
engaged in the purest expression of our humanity, the truest expression of our
individuality… It energizes us and enlivens us. It eases our burdens. It renews our
natural sense of optimism and opens us up to new possibilities… Play is the vital
essence of life. It is what makes life lively.” (Brown, 2009).

x
18. Leisure is Well-Being “Leisure provides the opportunity to consider the kind of life a
person wishes to live, permitting reflection on the personal meaning of well-being
and how it might be achieved… leisure provides the opportunity to do those things
people consider meaningful and worthwhile… leisure allows people to reflect and to
realize the personal values that constitute their wellbeing.” (Sylvester, 1992.)
19. Types of leisure: Active leisure: activities involve the exertion of physical or mental
energy. Low impact and high impact activities. Some active leisure involve almost
no physical activities but do require a substantial mental effort. Active leisure and
recreation overlap significantly. Passive leisure : activities are those in which a
person does not exert any sinificant physical or mental energy some leisure expert
discourage these types of leisure activity , on the ground they do not provide a
benefits. But passive leisure are good way of relaxing for many people.

Konsep recreation menurut beberapa pendapat :

1. Recreation/rekreasi : menciptakan/memulihkan kembali kekuatan, baik fisik maupun


spritual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam waktu senggang. Dapat berupa
kegiatan pasif maupun aktif tidak terbatas oleh ruang/ geografis, merupakan
kebebasan tanpa ada paksaan. Merupakan / menjadi kebutuhan dasar manusia.
2. Recreation comes from the latin recreatio meaning that which refresh or restores.
Often considerd to be the activities that individuals carry out in their leisure time.
Activities undertaken during the leisure time (the geography of travel and
tourism)..... Everyone has the right to rest and leisure, including , including periodic
holiday and paid (declaration of human rights, pbb). Recreation- the improvement
of the quality of life and the creation of better living condition for all people (WTO)
3. Public recreation services : Sport and recreation Public recreation services
outdoor , Sport and recreation indoor, Informal recreation – mainly outdoor,
Countryside recreation, Cultural recreation, Education – related recreation, Library
services, Tourism, conservation, and heritage, Entertainment, catering and
conference, Housing, community and social services , Commercial provision for
leisure : Recreation in and arround the home, Social recreation Entertainment, the
arts and education, Sport and physical recreation, Tourism, holidays and informal
recreation, Sponsorship

xi
4. Karakter rekreasi : suatu aktivitas, kegiatannya bersifat fisik, mental, emosional
karena dikenal reaktif dan pasif.
5. Rekreasi tdk mempunyai bentuk dan macam ; semua aktivitas manusia bisa disebut
rekreasi bila dilakukan pada level tertentu.
6. Terdorong oleh motivasi tertentu, dimana motivasi akan menentukan macam dan
bentuk aktivitas.
7. Bebas dari segala macam bentuk paksaan/aktivitasnya sukarela agar orang
mendapatkan kepuasan
8. Bersifat universal, dalam bata-batas tertentu dapat dilakukan oleh semua orang tidak
terbatas umur, jenis kelamin, status sosial,abangsa, dan sebagainya.
9. Harus dilakukan sungguh-sungguh dengan maksud dan tujuan tertentu; aktivitas
rekreasi tersebut sangat tergantung pada sifat, sikap, dan keadaan si pelaku bukan
hanya pada apa yg dilakukan
10. Bersifat fleksibel, dapat dilakukan dimana saja tidak dibatasi oleh tempat maupun
fasilitas.

2.2 Wisatawan

Pariwisata dibagi menurut umur dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pariwisata Remaja (youth tourism) yaitu jenis kepariwisataan yang dikembangkan


untuk mereka nyang tergolong segmen remaja, dengan biaya yang relatif murah.
b. Pariwisata Usia Lanjut (adult tourism / later life tourism ) yaitu tipe wisatawan yang
telah memasuki masa pensiun dengan waktu luang yang lebih banyak dan ingin
menghabiskan waktu luangnya dengan melihat Negara lain.

Wisatawan dalam pengertian internasional adalah (1). Pengunjung yang tinggal di


negara yang dikunjunginya. (2) lebih dari 24 jam. (3) datang dengan tujuan mengisi
waktu senggang untuk bersenang-senang, berlibur, kesehatan, pendidikankeperluan
agama dan olah raga, bisnis keluarga dan pertemuan-pertemuan. Butler (1996 :97) pola
perilaku wisatawan saat ini yaitu melakukan perjalanan ke lokasi yang berbeda dan
eksotik bagi mereka dengan tujuan khusus seperti mempelajari budaya, bahasa, perilaku,
adat istiadat.

xii
2.3 Aktivitas Pariwisata

Aktivitas wisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan ketika
mereka berlibur di suatu destinasi. Aktivitas atau kegiatan tersebut secara partisipatif
diikuti oleh wisatawan . Aktivitas pariwisata banyak dilakukan di pinggir laut, dan
daerah pegunungan atau pedesaan. Lokasi aktivitas berhubungan dengan lingkungan
alam maupun sumber daya alam.

Terdapat beberapa tipe aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatan
tersebut didorong oleh motivasi dan hobi tentunya didukung waktu luang yang cukup,
dimana aktivitas tersebut dilakukan untuk mengisi rentang waktu luang dan liburan
sehingga tidak bosan selama liburannya. Aktivitas wisata yang berkaitan dengan
pemenuhan hobi dan penyegaran fisik secara mental. Aktivitas wisata banyak ragamnya,
ada yang memerlukan keterampilan dan alat tertentu seperti climbing, rafting, diving,
dan lainya. Namun ada juga yg tidak memerlukan keahlian dan peralatan seperti jogging,
cycling, sightseeing, attending cultural events, dan sebagainya.

2.4 Fasilitas Wisatawan

Fasilitas wisata merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan penyediaan


barang dan jasa wisatawan ketika mereka berada pada daerah tujuan wisata. Menurut
Pendit (2002) fasilitas wisata itu tersedia karena terdapat perusahaanperusahaan
pariwisata utama langsung yang memiliki tujuan pelayanan khusus diperuntukkan bagi
perkembangan pariwisata dan usahanya memang bergantung pada pariwisata.
Penyediaan fasilitas pariwisata diantaranya :

1. Fasilitas Akomodasi.
2. Restoran.
3. Money changer.
4. Informasi wisata.
5. Pelayanan pos dan telekomunikasi.
6. Taxi.
7. Fasilitas perbelanjaan.
8. Fasilitas umum.

xiii
2.5 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang


dilakukan dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung (observasi),
wawancara mendalam (depth interview), penyebaran angket (questioner). Penyajian hasil
analisis data dapat dilakukan, baik secara formal (dalam bentuk tabel) maupun informal
(dalam bentuk naratif). Alat yang dipakai untuk menyusun model pengembangan adalah
matriks SWOT.

Penelitian ini bersifat mengeksplorasi (menggali) dan merumuskan model strategi


dan program-program berdasarkan kondisi internal, berupa kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weakness) yang dimiliki serta situasi eksternal, berupa peluang
(opportunities) dan ancaman (threats) Variabel dalam penelitian ini menggunakan
variabel internal dan eksternal. Variabel internal adalah faktor-faktor dari dalam berupa
kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) aktivitas Leisure and Recreation for
elder life. Adapun variabel lingkungan internal yang diidentifikasi adalah : Jenis aktivitas
Leisure bagi wisatawan lanjut usia yang sudah ada, harapan dan persepsi wisatawan
lanjut usia terhadap aktivitas yang dapat mereka lakukan. Sedangkan variabel eksternal
adalah faktor-faktor dari luar berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats)
pengembangan model aktivitas leisure untuk lanjut usia kawasan sanur terkait faktor
lingkungan pendukung.

2.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:

1) Observasi
Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke
lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti
dan untuk mengidentifikasi Secara langsung Aktivitas leisure and recreation bagi
wisatawan di Kawasan Pariwisata Ubud.
2) Penyebaran angket

xiv
yaitu penyebaran angket kepada wisatawan yang berisi pertanyaan tentang
tanggapan mereka terhadap pelayanan dan aktivitas leisure and recreation yang
sudah mereka lakukan selama mereka ada di Kawasan Pariwisata Ubud.
3) Wawancara mendalam (depth interview)
yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan
informan yang berkompeten untuk dapat memberikan gambaran dan informasi
mengenai aktivitas kepariwisataan di Kawasan Pariwisata ubud dan juga tentang
identifikasi aktivitas leisure and recreation wisatawan di Kawasan Pariwisata ubud.

2.8 Analisis SWOT

Merujuk Rangkuti (2002), analisis SWOT adalah suatu cara untuk


mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi.
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT mempertimbangkan dan
membandingkan antara faktor eksternal, berupa peluang dan ancaman dengan faktor
internal, berupa kekuatan dan kelemahan, sehingga hasil analisisnya dapat diambil suatu
keputusan pengembangan model aktivitas leisure and recreation for later life / wisatawan
lanjut usia di kawasan Sanur.. Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui
delapan tahap penentuan model pengembangan aktivitas leisure and recreation.

1) Membuat daftar kekuatan internal objek


2) Membuat daftar kelemahan internal objek
3) Membuat daftar peluang eksternal objek
4) Membuat daftar ancaman internal objek
5) Menginterpretasikan dari kombinasi kekuatan-kekuatan dan peluang-peluang,
kemudian mencatat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)
6) Menginterpretasikan dari kombinasi kekuatan dan ancaman, kemudian mencatat
hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threats)
7) Menginterpretasikan dari kombinasi kelemahan dan peluang, kemudian mencatat
hasilnya dalam sel strategi WO (Weaknesses Opportunities)
8) Menginterpretasikan dari kombinasi kelemahan-kelemahan dan ancamanancaman,
kemudian mencatat hasilnya dalam sel strategi WT (Weaknesses Threats )

xv
2.9 Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dapat dilakukan, baik secara formal (dalam bentuk
tabel) maupun informal (dalam bentuk naratif). Analisis yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah 1). Analisis Skala Likert untuk mengetahui tanggapan dan harapan
wisatawan lanjut usia yang ada di Kawasan Pariwisata Ubud terhadap aktivitas leisure
dan recreation yang telah mereka dapatkan beserta fasilitas dan pelayanan yang mereka
dapatkan. ; 2). Analisis SWOT dengan menggunakan diagram dan matriks SWOT akan
menghasilkan Model aktivitas leisure and recreation for later life/wisatawan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan ditingkatan usia ini.

xvi
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Daya Tarik dan Aktivitas Pariwisata yang digemari oleh wisatawan mancanegara di
Kelurahan Ubud

Sebagaimana diketahui bahwa daya tarik wisata atau objek wisata atau istilah
asingnya yang sering disebut tourist attractions merupakan salah satu persyaratan yang
harus ada dalam suatau kawasan pariwisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk
berkunjung ke daerah tersebut. Demikian juga halnya dengan Kelurahan Ubud yang
berada di kawasan pariwisata Ubud juga memiliki beberapa daya tarik pariwisata yang
sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara selama mereka berlibur di Kelurahan
Ubud. Adapun daya tarik pariwisata yang ada di Kelurahan Ubud antara lain: monkey
forrest, museum, galleries, Taman Kemuda Saraswati, Palace/Istana, Traditional Market,
pemandangan alam, Temples/Pura, Social Activities, Culture Events, Heritage Buildings,
Handicrafts, Art Performances and Society Frienliness. Kesemua hal tersebut di atas
merupakan daya tarik wisata bagi setiap insan yang mengunjungi Kelurahan Ubud
termasuk wisatawan mancanegara.

Aktivitas pariwisata juga sering dilakukan oleh wisatawan yang sedang berlibur
di suatu daerah tujuan wisata. Demikian juga halnya dengan wisatawan mancanegara
yang sedang berlibur di Kelurahan Ubud yang merupakan tempat wisata yang berada di
Kawasan wisata Ubud. Aktivitas pariwisata ini dilakukan seiring dengan penyaluran
hobby atau bakat seperti Sight Seeing, Shopping, Spa/Relaxation, Cooking Class,
Dancing Class serta Attending Culture events. Untuk pemenuhan kebutuhan fisik demi
terpenuhinya kepuasan serta kesehatan jasmani dan rokhani seperti Cycling, Tracking,
Jogging, Walking in The Rice Field.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara pada saat mereka


berlibur di Kelurahan Ubud yang mempunyai banyak aktivitas yang ditawarkan kepada
wisatawan yang menikmati liburan di Kelurahan Ubud termasuk wisatawan
mancanegara. Dengan adanya beragam aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan
mancanegara yang berlibur di sana memungkinkan wisatawan tersebut akan tinggal lebih
lama di daerah tujuan wisata tersebut. Dengan tinggalnya mereka lebih lama dengan
sendirinya uang yang mereka belanjakan disana lebih banyak, sehingga ini juga
membawa keuntungan bagi daerah tujuan wisata tersebut untuk meraup dollar yang lebih

xvii
banyak dan dengan sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat
apabila segenap lapisan masyarakat dapat ikut ambil bagian dalam peluang tersebut
sesuai dengan ketranpilan yang dimiliki. Aktivitas ini merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Jika dikaitkan dengan teori motivasi yang disampaikan oleh
Cooper maka aktivitas yang dilakukan terkait dengan tiga motivasi yaitu: physical
motivation, interpersonal motivation dan status and prestige motivation

3.2 Sejarah Monkey Forest

Gambar 3.1 Monkey Forest Ubud

Desa Pakraman Padangtegal, dengan luas lahan sekitar 1,28 kilometer persegi,
dihuni oleh sekitar 3.034 orang, banyak dari mereka mencari nafkah sebagai petani dan
seniman. Desa Padang Tegal dibagi menjadi empat dusun masyarakat Banjar atau adat
Banjar Padangtegal Kaja, Banjar Padangtegal Mekarsari, Banjar Kelod Padangtegal dan
Banjar Padang Kencana. (www.monkeyforestubud.com). Monkey Forest merupakan
salah satu kawasan yang sangat disakralkan oleh masyarakat Desa Adat Padang Tegal.
Hal ini menjadikan adanya hubungan emosional antara keduanya karena dalam kawasan
daya tarik wisata ini terdapat tiga buah pura yaitu: Pura dalam Agung Padangtegal (Pura
Kahyangan Tiga), Pura Beji dan Pura Prajapati yangmana masing-masing pura ini
memiliki keunikan serta fungsi tersendiri (www.monkeyforestubud.com). Daya tarik
wisata Monkey Forest ini terdapat ratusan monyet yang menghuni hutan tersebut dan
terdapat juga berbagai macam pohon-pohon yang merindangi kawasan hutan di daya
tarik wisata Monkey Forest . Monyet monyet yang terdapatdi daya tarik wisata Wanara
Wana berjumlah 612 ekor dan semua monyetnya jinak. Keunikan tersebut

xviii
mengakibatkan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke daya
tarik wisata tersebut, baik wisatawan mancanegara ataupun wisatawan domestik.

Selain monkey forest, tempat wisata lain juga bisa untuk melakukan kegiatan atau
aktivitas wisata yang menarik di ubud Bali yaitu :

1. Yoga di Pagi Hari

Wisata di Ubud Bali sangat identik dengan yoga. Orang- orang datang dari
seluruh dunia untuk belajar yoga di Ubud. Tak hanya bagi pemula, para profesional
pun menikmati sesi yoga di Ubud. Hotel-hotel di Ubud pun memoles diri dengan
yoga. Mulai dari memberikan kelas yoga gratis bagi tamu sampai menyediakan
tempat khusus untuk yoga. Sebagian besar tempat-tempat yoga tersebut memiliki
panorama alam seperti taman atau pemandangan ke arah sawah. Salah satu tempat
yoga yang terkenal adalah Yoga Barn di Jalan Hanoman. Yoga Barn memiliki
beragam kelas yoga baik untuk kelas singkat maupun intensif. Sambut matahari pagi
dengan beryoga di tengah panorama alam khas Ubud.

2. Naik Sepeda Di Tepi Sawah

xix
Ingat adegan Julia Robert di film "Eat, Pray, Love" yang naik sepeda dengan
latar sawah? Ya, kegiatan bersepeda di tengah sawah merupakan aktivitas wisata di
Ubud Bali yang paling digemari para wisatawan. Sewa sepeda sebenarnya mudah
dicari di Ubud. Mulai dari sekedar keliling pusat kota sampai sewa sepeda gunung
untuk bersepeda sejauh ke Kintamani. Ada baiknya Anda mengambil paket tur dengan
sepeda. Dengan paket bersepeda ini, akan diajak pemandu berkeliling sawah dan
masuk ke perkampungan penduduk setempat. Adapun bebas berinteraksi dan
merasakan keramahan khas masyarakat Ubud. Pas banget rasanya jika Ubud menjadi
pilihan tempat wisata di Bali untuk anak dan keluarga. Jika tak ingin bersepeda, ikut
saja tur trekking dengan berjalan melintasi sawah dan masuk ke perkampungan. Inilah
pengalaman lansung berinteraksi dengan masyarakat Bali dan mengenal kehidupan
dan budaya yang mereka jalani.

3. Belajar Memasak Makanan Khas Bali

Kelas memasak merupakan aktivitas wisata di Ubud yang tengah naik daun.
Restoran dan hotel menyediakan cooking class atau kelas memasak untuk wisatawan.
Materi yang diajarkan adalah menu-menu khas Bali seperti sate lilit dan lawar,
maupun kuliner Indonesia seperti nasi goreng, gado- gado, atau nasi kuning.

4. Berwisata Kuliner

xx
Karena pariwisata Ubud sudah berkembang sejak sebelum era kemerdekaan
Indonesia, kuliner yang muncul di Ubud pun sangat beragam. Anda bisa menemukan
kuliner Eropa sampai Amerika. Sebut saja gelato khas Italia, masakan Jepang, taco
dan burito khas Meksiko, sampai masakan khas Perancis. Bagi Anda yang vegetarian
tersedia juga Organic Vegetarian Restaurant di Ubud. Kuliner khas Indonesia terutama
Bali pun begitu populer di Ubud. Coba sebut bebek goreng khas Bali, pasti yang
pertama disebut adalah restoran-restoran di Ubud yang menjual bebek goreng. Atau,
nasi ayan Bu Mangku Kedewatan sampai ayam betutu di Warung Murni.

5. Mengunjungi Museum

Salah satu daya tarik wisata di Ubud adalah keberadaan aneka museum yang keren.
Ubud merupakan kecamatan dengan museum terbanyak di Gianyar. Ada enam
museum yang bisa Anda kunjungi. Hampir semuanya berhubungan dengan seni dan
lukisan. Misalnya Museum Puri Lukisan yang merupakan museum pertama di Bali.
Museum ini menampilkan koleksi-koleksi lukisan Bali dalam perjalanan tiga era,
mulai dari masa kerajaan Bali hingga masa kemerdekaan Indonesia. Ada pula
museum seni lainnya seperti Neka Art Museum, Don Antonio Blanco Museum,
Museum Rudana, dan Agung Rai Museum of Art. Sementara museum terbaru yang
dimiliki Ubud adalah Museum Marketing 3.0 yang baru diresmikan pada tahun 2011.
Mengunjungi aneka museum termasuk salah satu aktivitas wisata di Ubud Bali yang
menarik dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.

6. Menonton Tari Kecak Api

xxi
Tak lengkap rasanya tanpa mellihat pertunjukan seni tari tradisional Bali saat
bertandang ke Ubud. Apalagi Ubud dianggap sebagai pusat seni Bali. Sangat mudah
mencari tempat-tempat yang menyajikan pertunjukan tari di Ubud. Menonton Tari
Kecak Api merupakan aktivitas wisata di Ubud Bali yang cukup menarik dan
terkenal. Namun, pertunjukan tari biasa dipentaskan pada malam hari. Biasanya di
atas jam tujuh malam. Anda bisa menonton tari Legong atau tari Kecak Api. Ada dua
tempat yang terkenal untuk menyaksikan seni tari Bali tersebut yaitu Pura Dalem dan
Puri Agung Saren. Tari Kecak Api bisa disaksikan di Pura Dalem yang terletak di
Jalan Raya Ubud. Anda akan terpukau dengan kemagisan tarian tersebut. Sementara
di Puri Agung Saren, Anda bisa menyaksikan tari Legong. Selain kedua tempat ini,
ada banyak tempat lainnya yang menyediakan pertunjukan tari tradisional maupun
wayang kulit.

7. Belanja Di Pasar Ubud

Aktivitas wisata di Ubud Bali yang menarik selanjutnya adalah belanja di


pasar Ubud. Masuk ke dalam Pasar Ubud, disambut dengan warna-warna cerah. Pasar
tradisional yang terletak di pusat kota itu menawarkan aneka oleh-oleh khas Bali
berupa hasil kerajinan tangan. Mulai dari tas anyaman, baju-baju bertuliskan Bali,
pakaian tradisional Bali, sampai patung dan lukisan. Coba juga aneka jajanan pasar
yang dijual di tempat wisata belanja ini. Sebaiknya datang di pagi hari. Sebab, siang

xxii
hari biasanya dipadati oleh rombongan turis. Kita juga bisa belanja di pasar yang
terletak di Tegallalang. Ingatlah untuk menawar harga sebelum membeli.

8. Naik Ayunan Zen Hideaway

Buat pecinta aktivitas ekstrim pemacu adrenalin, nampaknya wajib mencoba


ayunan Zen Hideaway Swing. Ayunan ini terletak pada ketinggian di tepi sungai
Ayung dan hanya berupa tali sederhana yang tergantung diantara 2 pohon kelapa. Tali
ayunannya terbilang panjang dan tak ada pengaman, jadi benar-benar harus berani
mengambil risiko. Saat menaikinya, akan disuguhi panorama aliran sungai Ayung di
bawahnya dan pepohonan hijau pada kanan-kiri sungai tersebut. Sungguh, landscape
keindahan alam yang sangat spektakuler. Zen Hideaway Swing berada di kawasan
villa Zen Hideaway di Jalan Dewi Saraswati.

3.3 Kontribusi Daya Tarik Wisata Monkey Forest dalam Mensejahterakan Masyarakat
lokal di Desa Adat Padang Tegal

Daya Tarik Wisata Wanara Wana atau yang lebih dikenal dengan Monkey
Forest merupakan suatu daerah tujuan wisata yang sangat terkenal di Ubud khususnya di
Desa Adat Padang Tegal. Monkey Forest adalah suatu daerah tujuan wisata berupa hutan
yang sangat luas ditengah kota Ubud, yang membuat hutan ini unik dan banyak
dikunjungi oleh wisatawan yaitu keberadaan monyet yang mendiami hutan tersebut.
Keberadaan Monkey Forest memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kehidupan
masyarakat khususnya di Desa Adat Padang Tegal. Kontribusi yang diperoleh

xxiii
masyarakat meliputi bidang ekonomi yang terdiri dari sistem bagi hasil, dan mata
pencaharian, bidang sosial budaya yang dibagi lagi menjadi beberapa aspek seperti:
aspek pendidikan, aspek upacara/agama, aspek seni dan budaya. Adapun bentuk
kontribusi yang diperoleh masyarakat desa adat padang tegal dengan keberadaan
Monkey Forest sebagai berikut:

1) Bidang Ekonomi
Daya Tarik Wisata Monkey Forest merupakan daya tarik yang sangat mapan
dan berkembang dilihat dari harga tiket masuk yang dikenakan sebesar Rp 20.000
untuk dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak umur 5-12 tahun (domestik dan
mancanegara). Hasil dilapangan harga tiket tersebut tidak begitu mahal, hal yang
terpenting adalah suatu daya tarik wisata dapat memberikan pelayanan yang baik,
dan memberikan pengalaman yang berbeda yang tidak mereka dapatkan di daerah
asal mereka. Hal itu menjadi poin utama dalam mengembangkan suatu daya tarik
wisata, walaupun harga tiket tersebut murah, dengan jumlah kunjungan wisatwan
yang banyak, maka penghasilan yang diperoleh juga akan meningkat.

Gambar 3.2 Tiket Masuk

Jika kunjungan wisatwan ke Monkey Forest sekitar 300-500 orang per hari
yang dominan adalah wisatawan dewasa, maka dapat diperkirakan dapat keuntungan
sekitar Rp 180.000.000-300.000.000 per bulan, itu bisa dibayangkan hasil yang
cukup besar bila di hitung per tahun. Penghasilan tersebut yang membuat daya tarik
ini bisa dikatakan mapan dan bahkan memberi kontribusi yang sangat besar untuk

xxiv
desa adat padang tegal, karena daya tarik wisata ini berada di desa adat padang tegal
dan dikelola oleh desa adat pang tegal. Penghasilan tersebut nantinya akan
direalisasikan untuk membantu membiayai dalam segala hal di bidang ekonomi
mulai dari pembanguanan, pemeliharaan, dan pelestarian khususnya untuk Desa
Adat Padang Tegal. Karena dikelola oleh 4 banjar diantaranya: Banjar Padang Tegal
Kaja, Banjar Padang Tegal Mekar Sari, Banjar Padang Tegal Kelod, Banjar Padang
Tegal Kencana, setiap banjar yang membutuhkan dana untuk keperluan seperti,
pembangunan (balai banjar, pura, infrastruktur, biaya piodalan) setiap banjar wajib
mengajukan permohonan dana tersebut ke BPK. Semua keperluan sepenuhnya akan
di danai dari penghasilan Monkey Forest (I Made Gandra, bendesa sekaligus
pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi Daya Tarik Wisata Monkey Forest).
Sistem pendanaanya dilakukan dengan cara, pihak Monkey Forest
memberikan laporan keuangan setiap bulanya keapada badan pengawas keuangan
(BPK) yang terdapat di dalam struktur organisasi pengelolaan Monkey Forest dan
setiap tahunnya dilakukan penjumlahan menyeluruh (laporan pertanggung jawaban)
kepada Bendesa (pimpinan tertinggi) dan kepada seluruh prajuru desa dan staf
pegawai (pak gunarta personalia di Daya Tarik Wisata Monkey Forest). Jadi setiap
banjar yang akan membutuhkan dana perlu mengajukan permohonan terlebih dahulu
ke BPK. Aspek mata pencaharian Monkey Forest memiliki sistem khusus dalam
perekrutan staf dan pegawai, (pak suartika manejer Daya Tarik WisataMonkey
Forest) mengungkapkan, sebelum Monkey Forest berkembang, sistem perekrutanya
menggunakan sistem undian yang setiap banjar wajib merekomendasikan empat
orang untuk ikut bekerja di Monkey Forest. Namun sekarang sitem undian tidak
berlaku lagi, melainkan melalui test dan kuota, mencari karyawan yang kualitas agar
dalam pelayanan di Daya Tarik Wisata Monkey Forest dilakukan dengan baik dan
dituntut untuk menguasai bahasa inggris. Untuk mencari suatu kualitas SDM yang
baik perlunya diadakan tes dan pelatihan sebelum mereka terjun langsung di dunia
kerja.
Sistem ini sangat menguntungkan semua pihak, dari pihak Monkey Forest di
untungkan karena mendapatkan kualitas SDM yang handal, bagi masyarakat di
untungkan karena terutama yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, dan lebih
terpacu untuk menjadi lebih baik. Selain itu disekitar Daya Tarik Wisata Monkey
Forest terdapat ruko-ruko yang disediakan oleh pihak Monkey Forest sitemnya disini
hampir sama dengan perekrutan untuk menjadi staf di Monkey Forest, namun

xxv
dikenakan biaya kontrakan. Sistem yang digunakan melalui undian yang setiap
banjar merekomendasikan empat orang, namun setiap waga yang berhasil mendapat
undian mereka hanya bisa berjualan hingga lima tahun kedepan dan tidak bisa
diperpanjang lagi dan kembali di undi untuk warga yang belum mendapatkan
kesempatan sebelumnya.(pak made gandra). Pemerataan sangat perlu diterapkan
untuk menghindari kecemburuan sosial antar sesama dan meminimalisir terjadinya
konflik. Semenjak dikembangkanya Monkey Forest sebagai Daya Tarik Wisata,
masyarakat sangat diuntungkan karena semua penghasilan Monkey Forest masuk ke
desa, selain itu, mata pencaharian masyarakat yang dahulunya sebagian besar
menjadi petani namun sekarang pindah ke sektor pariwisata, masyarakat di Desa
Adat Padang Tegal sudah sangat bisa dikatakan sejahtera saat ini.

2) Bidang Sosial-Budaya

Manfaat lain yang dapat dirasakan oleh masyarakat local khususnya di Desa
Adat Padang Tegal dari bidang social-budaya yaitu :

a. Aspek Agama/upacara
Dipandang dari segi keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, semua penduduk
di Desa Adat Padang Tegal beragama Hindu. Hindu terkenal dengan banyak
memuja dewa, hampir setiap hari terdapat upacara keagamaan mulai dari lingkup
yang kecil hingga lingkup yang paling besar yaitu mebanten (sembahyang) di
rumah yang dilakukan setiap hari, mebanten yang yang dilakukan 15 hari sekali,
mebanten yang dilakukan setiap 1 bulan sekali, mebanten yang dilakukan setiap 6
bulan sekali, bahkan setahun sekali. Upacara yang lingkupnya besar disini seperti
Piodalan (upacara di pura Khayangan Tiga: Puseh, Desa, dan Dalem), disinilah
terutama manfaat dari kontribusi yang diberikan oleh Daya Tarik Wisata Monkey
Forest melalui penghasilannya per tahun. Prajuru desa membuat semacam
proposal permohonan dana yang nantinya akan diajukan ke BPK untuk memohon
dana, seperti dalam pembuatan banten, sumbangan ke pura (dalam bentuk banten
ataupun uang), perawatan pura, pembangunan pura dan semua keperluan akan
sepenuhnya ditanggung oleh Daya Tarik Wisata Monkey Forest dari penghasilan
per tahunya, namun untuk tenaga mereka tetap melakukannya dengan sistem
ngayah (gotong royong). Begitu juga upacara yang lain seperti Ngaben masal
yang dilakukan setiap 5 tahun sekali dan akan terlaksana pada pertengahan tahun

xxvi
ini tepatnya dibulan agustus, semua biaya pengabenan ditanggung oleh
penghasilan Monkey Forest, jadi setiap warga yang ikut dalam prosesi ngaben ini
tidak dikenakan biaya sepeserpun. Disinilah manfaat yang sangat besar dirasakan
oleh masyarakat khususnya di Desa Adat Padang Tegal,dengan keberadaan Daya
Tarik Wisata Monkey Forest, beban yang dirasakan masyarakat dapat diringankan
b. Aspek Pendidikan
Monkey forest merupakan Daya Tarik Wisata yang sangat mapan, karena dapat
memberikan pemasukan yang sangat besar untuk desanya. Pak made gandra
menuturkan kontribusi di bidang pendidikan yaitu tersedianya tempat Les gratis
yang berlokasi di wantilan pura desa, les yang dilaksanakan ada dua jenis
diantaranya : Les Bahasa Inggris, dan Les Komputer ini untuk kalangan dari SD-
SMA. Selain itu ada juga program beasiswa bagi siswa yang berprestasi untuk
tingkat SD-SMA, bagi siswa khususnya yang berada di Desa Adat Padang Tegal
wajib mengajukan dan mencari beasiswa tersebut dan akan di tanggung segala
biaya sekolahnya mulai biaya pandaftaran, buku, spp, dan yang berhubungan
dengan keperulan pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan selain menambah
ilmu, wawasan pengetahuan, juga dapat mengembangkan kemampuan seseorang.
Pak Gandra menambahkan, jika ada siswa yang berperestasi ingin melanjutkan ke
tingkat sarjana, khususnya bagi yang ingin melanjutkan di bidang kedokteran,
untuk direkrutnya menjadi staff di Monkey Forest, khususnya yang menangani
tentang hewan akan ditanggung semuanya. Pak made Gandra mengungkapkan,
kenapa hal ini sangat diperlukan? Karena dengan melalui program ini pak Gandra
berharap agar terciptanya orang-orang berpendidikan yang berkualitas dari segi
SDM , dan yang nantinya mampu mengabdi untuk masyarakat.
c. Aspek Kesenian dan Budaya
Untuk mendukung kegiatan pariwisata di Ubud khususnya di Desa Adat Padang
Tegal, pak Made Gandra (Bendesa sekaligus pimpinan tertinggi di strutur
organisasi Monkey Forest) membuat program kesenian seperti mendirikan
sanggar tari, latihan megambel (intrumen tradisional bali) yang dilakukan di
wantilan pura desa atau di banjar, dan setiap hari minggu kursus tari diadakan di
wantilan pura yang ada di kawasan Monkey Forest ,juga untuk menarik jumlah
wisatwan untuk berkunjung. Menjaga keutuhan budaya menjadi kewajiban yang
mutak bagi setiap orang, untuk menghindari percampuran budaya atau akulturasi,
untuk melestarikan supaya anak cucu masih bisa menikmati budaya yang kita

xxvii
miliki. Kegiatan ini dilakukan, selain untuk mengembangkan kemampuan atau
bakat yang dimiliki anak-anak/remaja di Desa Adat Padang Tegal, juga
melestarikan budaya yang kita miliki ditengah modernisasi agar kebudayaan asli
kita tidak punah. Segala biaya untuk operasional sanggar di biayai oleh
penghasilan dari Monkey Forest.

3) Bidang Lingkungan
Monkey Forest merupakan bentangan alam yang sangat luas, berlokasi
ditengah keramaian Ubud. Merupakan sesuatu yang sangat menarik sebuah hutan
berada ditengah keramaian dan masih terjaga hingga sekarang bahkan di jadikan
suatu Daya Tarik Wisata yang sangat menarik atau yang sering disebut Monkey
Forest. Dengan dijadikanya objek wisata, hutan ini menjadi terjaga bahkan
sekarang dari pihak Monkey Forest memperluas kawasan dari 7 hektare menjadi
12,5 hektare. Pak Made Gandra mengungkapkan hal ini dilakukan untuk
menambah ruang hujau, mengurangi polusi, biar adanya sirkulasi udara yang sejuk
dan menjaga lingkungan supaya tidak rusak. Dalam kehidupan seharihari
lingkungan yang baik sangat diperlukan agar tempat hidup kita di bumi tidak cepat
punah. Pak Made Gandra, khusunya di Desa Adat Padang Tegal sangat
memperhatikan sekali lingkungan, bahkan, pak made Gandra dan dibantu oleh
masyarakat sekitar membuat suatu alat untuk mengolah sampah organik yang
pendanaanya dari penghasilan Monkey Forest. Program ini dibuat untuk
mengenalkan kepada seluruh masyarakat khususnya di Desa Adat Padang Tegal
dalam memilah sampah, antara organik dan an-organik, sebagai pusat edukasi
dalam pengolahan sampah terutama sampah organik, dan sebagai pembuatan
pupuk organic untuk mengkonservasi alam dan hutan khususnya di Daya Tarik
Wisata Monkey Forest . Pak Gunarta mengungkapkan, selain tempat pengolahan
sampah itu akan dibangun juga sentral parkir yang berlokasi di pengosekan, yang
bertujuan untuk mengurangi kemacetan di sekitar daya tarik wisata Monkey Forest.

xxviii
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan melihat pembahasan di atas maka dapat diberikan kesimpulan bahwa


daya tarik yang ada di Kelurahan Ubud yang paling banyak mendapat apresiasi dari
wisatawan mancanegara adalah pemandangan alam seperti pemandangan sawah yang
berterasering, serta bukit-bukit yang menghijau. Mereka juga sangat tertarik dengan daya
tarik pariwisata lainnya seperti keberadaan hutan beserta keranya (monkey forest),
galleries, museum, traditional market, temples, palace, handicraft, art performance,
religious ceremony, social activities serta keramahan masyarakat (friendliness society)
cukup mendapat apresiasi dari wisatawan mancanegara.

1) Daya Tarik Wisata Monkey Forest merupakan suatu daya tarik yang sangat terkenal di
Bali khususnya di Desa Adat Padang Tegal, kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar dan
digemari oleh wisatwan baik mancanegara ataupun nusantara. Oleh karena itu
disarankan dari segi lingkungan, agar pihak pengelola dibantu oleh masyarakat sekitar
khususnya di Desa adat Padang Tegal tetap menjaga, memelihara potensi yang ada
seperti lingkungan khususnya hutan, monyet sebagai atraksi utama.
2) Segi ekonomi, pemerintah, stakeholder, dan masyarakat, agar lebih
mengembangkanya daya tarik wisata yang berbasis ekowisata,seperti Daya tarik
Wisata Monkey Forest, karena selain untuk menjaga dan melindungi alam, juga bisa
memberdayakan masyarakat sekitar sebagai penyedia tenaga kerja, dan meratakan
perekonomian masyarakat.
3) Segi mata pencaharian, Tingkatkan jumlah staf supaya disetiap titik tedapat pawang
monyet yang nantinya akan menginstruksikan larangan yang tidak boleh dan boleh
dilakukan selain larangan itu sudah di temple, supaya wisatwan merasa nyaman, serta
aman dalam melintasi jalan di kawasan Monkey Forest, dan tingkatkan kualitas
pelayanan dengan memberikan pelatihan atau test sebelum terjun ke lapangan.
4) Segi seni dan budaya, Adakan atraksi pendukung untuk menambah tingkat kunjungan
wisatwan seperti kecak dance, barong dance, tari rakyat jogged bumbung, dll. Selain
mereka menikmati alam, mereka juga bisa menikmati kebudayaan yang kita miliki
dengan membebankan kepada anakanak, remaja yang ikut latihan nari atau megambel

xxix
di sanggar yang berada di desa adat padang tegal, untuk sekedar menambah uang saku
mereka.
5) Segi pendidikan, setiap tanaman diberikan tulisan supaya para pengunjung lebih kenal
dan peduli terhadap tanaman yang ada, selain itu juga untuk mengetahui tanaman
langka.

4.2 Saran

Untuk mewujudkan Ubud setara diwujudkan melalui event event secara


terintegrasi, sejogjanya beskala nasional dan internasional dan memberikan effect bagi
kesejahteraan masyarakat desa Ubud, serta dipromosikan mendunia.

xxx
DAFTAR PUSTAKA

Antariani, 2004. Peranan Unit Pengelola Pantai di Objek Wisata Pantai Kuta Kecamatan
Kuta Kabupaten Badung. (sebuah laporan akhir) Program Studi Pariwisata
Universitas Udayana.

Darlita, 2005. Peranan Pemandu Wisata Lokal Dalam Menunjang Kepariwisataan di Objek
Wisata Alas Kedaton Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. (sebuah laporan akhir)
Program Studi Pariwisata Universitas Udayana.

Dian, Inten, 2006. Kontribusi seni Pertunjukan Kecak Fire sebagai Atraksi Wisata terhadap
Kesejahteraan di Desa Adat Padang Tegal, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
(sebuah lporan Akhir) Program Studi Pariwisata Universitas Udayana.

xxxi

Anda mungkin juga menyukai