210106054
Penyempurnaan atas kaidah-kaidah di atas terus dilakukan oleh para ulama yang
datang pada abad ketujuh dan delapan Hijriah, seperti Iz al-Din bin Abd al-Salam
penambahan dan penyempurnaan yang dilakukan oleh para ulama abad ketujuh dan
delapan tidak lagi berpengaruh banyak kepada kegiatan pendidikan dan pengembangan
Buku-buku orisinal karangan para ulama besar di ujung masa kejayaan dan
menjelang masa kemuduran ini tidak ber edar secara luas, karena para ulama pengikut
mazhab cenderung tidak membacanya atau lebih tepat tidak mau menggunakannya.
Kelihatan- nya ulama di masa kemunduran telah merasa puas, dengan membaca dan
mengkaji buku-buku tertentu yang berbentuk syarah (komentar) dan hasyiah (komentar
atas komentar) ataupun mukhtashar (ring- kasan), yang pada umumnya hanya memilih
tersebut, kelihatannya yang dianggap pa- ling penting yaitu apa yang dilakukan oleh al-
Syathibi. Beliau mem- perkenalkan model penalaran baru, yaitu berusaha mencari dan
me- nemukan kemaslahatan dan tujuan dari suatu ketentuan atau peraturan yang
Menurut beliau suatu penalaran dianggap tidak memadai kalau hanya bertumpu
semantik dan gramatikal. Untuk itu beliau memperkenalkan metode penalaran yang
oleh Allah melalui peraturan yang diturunkan-Nya; mungkin dapat disebut sebagai
maqasid), yang sam pai batas tertentu dapat dianggap sebagai penyempurnaan atas
mursalah dan istislahiah) yang sebelumnya sudah diper kenalkan oleh para ulama.
dilakukan, karena Allah SWT menurun- kan peraturan tidaklah secara sia-sia.
ada di dalam kesulitan yang besar atau kesusahan yang terus-mener dan
terbebas dari kesulitan yang berkepanjangan ataupun kesusahan yang besar). Tingkatan
yang keti ga, yang terendah, sesuatu yang diperlukan manusia agar hidup men- jadi
(peraturan yang diperlukan manusia agar mereka dapat memenuhi keperluan yang
bersifat tersier. (komplementer, pelengkap). yaitu keperluan yang menjadikan
kehidupan terasa nyaman, selesa, lega dan lapang, dan sampai batas tertentu
manusia dan perlindungannya menjadi tiga tingkatan secara berjenjang ini beliau
lakukan berdasar pengkajian dan penelitian atas ayat-ayat Al-Qur'an secara induktif dan
keberadaannya telah mencapai tingkat gath´i. Karena telah mencapai tingkat gathi,
ketika melakukan penalaran menjadi sangat penting, dianggap sebagai sesuatu yang
Pada zaman modern sekarang, teori maqashid bukan hanya dimak- sudkan untuk
menafsirkan nash, melainkan juga untuk mengidentifika- si apa saja yang menjadi
keperluan manusia baik secara individu mau- pun kelompok. Bagaimana keperluan itu
didefinisikan (apakah pada tingkat minimalnya atau bisa sampai ke tingkat yang wajar
dan stan- dar atau malah bisa sampai ke tingkat yang maksimal) dan bagaimana
mendudukkannya dalam jenjang maqashid yang telah disusun terse but. Lebih dari itu,
pertanyaan juga diajukan apakah jenjang magashid yang tiga itu beserta semua isinya
masih sesuai dengan keperluan masa sekarang dan karena itu dapat dipertahankan:
atau sebaliknya, dianggap sudah tidak mampu memenuhi keperluan masa sekarang dan
Sekiranya perlu diubah, apakah ketentuan atau penger- tian yang selama ini digunakan
(ditemukan di dalam ushul figh) me- rupakan masalah yang boleh diubah atau tidak
boleh diubah. Namun mungkin yang lebih penting dari itu, apakah ketentuan-ketentuan