Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GANGGUAN HEMOROID DI RUANG IGD DI


RSUD CUT MEUTIA

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Mata Kuliah KMB1


Dosen Pembimbing : Ns. Maulida Sari, S.Kep M.Kep

Disusun oleh:
IWAN TEMAS
Nim 13404221044

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


KEPERAWATAN
AKPER KESDAM ISKANDAR MUDA LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN
2023-2024

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan
judul "Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan gangguan Hemoroid ”. Makalah sederhana ini
penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas praktek mata kuliah keperawatan
medikal bedah Diploma III Keperawatan, Akper kesdam IM lhokseumawe.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang
memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan makalah ini. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula
dengan penulisan Makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan dapat
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini menjadi tambahan
khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.

Lhokseumawe, Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................4
1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIK.........................................................................................................6
2.1 Definisi.........................................................................................................................6
2.2 .    Etiologi....................................................................................................................6
2.3 Klasifikasi.....................................................................................................................7
2.4 Patofisiologi..................................................................................................................8
2.5 Manifestasi Klinis.........................................................................................................9
2.6 Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan Medis...............................................................................................10
2.8 Komplikasi..................................................................................................................11
2.9 Asuhan Keperawatan..................................................................................................12
BAB III.................................................................................................................................18
TINJAUAN KASUS............................................................................................................18
3.1 PENGKAJIAN:..........................................................................................................18
3.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG KELUAR..................................................29
3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN.......................................................................30
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI.................................................32
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI...........................................................34
BAB IV.................................................................................................................................36
PEMBAHASAN...................................................................................................................36
BAB V..................................................................................................................................37
PENUTUP............................................................................................................................37
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................37
5.2 Saran...........................................................................................................................37
DAFTAR ISI........................................................................................................................38
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat
umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid
berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil.
Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga
karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan
hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang
terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun   cul di luar stingfer anal disebut
hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden
penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65
tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan
perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk
membahas penyakit hemoroid.
1.2 Tujuan
TIU :
Makalah ini dibuat bertujuan agar mahasiswa keperawatan semester III mampu
memahami dan mengetahui pembuatan Asuhan Keperawatan dengan pasien penyakit
Hemoroid
TIK :
- Mahasiswa mampu memahami pengertian, patofisiologi, tanda dan gejala penyakit
Hemoroid
- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Askeep
- Mahasiswa mampu membuat Askep dengan proses keperawatan yang benar, yang
meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evalusi.
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam makalah Asuhan Keperawatan penyakit cidera kepala ini berisi tentang :
1. Pendahuluan yang menginformasikan latar belakang dan tujuan penyusunan
makalah
2. Tinjauan teoritis :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manifestasi klinik
d. Patoflow
e. Komplikasi
f. Pemeriksaan diagnostik
g. Penataleksanaan medis
h. Proses keperawatan
3. Tinjauan kasus
a. Pengkajian
b. Diagnose
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
4. Pembahasan
Pengkajian sampai evaluasi
5. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
6. Daftar pustaka
BAB II

TINJAUAN

2.1 Definisi
- Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
- Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rectum bagian bawah atau areal
perineal (Sandra M Nettina).
- Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis.
- Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat
umum terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
- Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
(bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah
sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).

2.2 .    Etiologi


Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari
vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare,
sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan
tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan
hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal.
Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
1. Keturunan ; Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
2.  Anatomic ; Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis
kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
3. Pekerjaan ; Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang
berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
4. Umur ; Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter
menjadi tipis dan atonis
5. Endokrin ; Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi
hormon kelaksin)
6. Mekanis ; Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam
rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
7. Fisiologis ; Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
8. Radang ; Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu
berkurang.

2.3 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
1) Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada
anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul
menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak
adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan
terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk
membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
- Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya
dapat di temukan dengan proktoskopi.
- Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi,
tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
- Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi
harus di dorong
- Derajat I
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak
dapat di masukan lagi.
2) Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan
berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada
pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri,
biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan
menjadi 2 yaitu
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah: ; Sering rasa sakit dan nyeri, Rasa
gatal pada daerah hemorid. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena
ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari
kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

2.4 Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan
intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang
berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas
menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses,
perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan
perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat
perdarahan.
2.5 Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri
hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan
nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini
membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba

Mengedan saat defekasi,Konstipasi


menahun,Kehamilan,Obesitas

Peningkatan tekanan intra abdominal


 

Transmisike daerah anorektal

Elevasitekanan yang berulang-ulang

Vena hermoidalis mengalami prolapse

Hemoroid

sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
5. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang

2.7 Penatalaksanaan Medis


Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu
dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus.
Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
- Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
- Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
- Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
- Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,
supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
- Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
- Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
- Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
- Tindakan bedah konservatif hemorrhoid interna
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian
proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian
diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik
setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal
bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa
pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
- Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan
hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang
menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan
keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuh.
- Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang
menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode
paska operatif.
- Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus
diatasi dengan bedah lebih luas.
- Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua
jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal
biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau
dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil
dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah;
penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.

2.8 Komplikasi
1. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering
tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk
lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan
sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

2.9 Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan
pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
c. Riwayat penyakit
- Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
- Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali.
Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD,
bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
- Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
- Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
2. Pemeriksaan Fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
Membran kulit
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi , Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
Nutrisi :
Gejala : Penurunan berat badan, Anoreksia
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur , Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring
3. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena
plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu
BAB.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang
ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada
daerah eksternal.

Postoperasi

1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya
cerobong angin.
2. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan dirumah.

Intervensi

Preoperatif

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil

1. Resiko kekurangan Setelah dilakukan         Observasi tanda-tanda          Tanda – tanda anemis diduga
nutrisi berhubungan tindakan anemis adanykekurangan zat besi (Hb turun)
dengan pecahnya keperawatan selama          Dapat mengurangi perangsangan
vena plexus 3 x 24 jam, resiko         Diet rendah sisa atau serat pada daerah anus sehingga tidak
hemmoroidalis kekurangan nutrisi selama terjadinya terjadi perdarahan.
ditandai dengan terpenuhi. perdarahan          Pendidikan tentang diet, membantu
perdarahan yang          Berikan penjelasan keikut sertaan pasien
terus - menerus KH: tentang pentingnya diet dalameningkatkan keadaan
waktu BAB.          Tidak terdapat kesembuhan penyakitnya penyakitnya.
anemis,          Beri kompres es pada
         Pasien dengan pecahnya vena
         perdarahan daerah terjadinya
plexus hemoriodalis perlu obat yang
terhenti perdarahan
dapat membantu pencegahan terhadap
         BB tidak turun.
perdarahan yang mememrlukan
penilaian terhadap respon secara
periodik.

         Pasien dengan pecahnya vena


         Beri obat atau terapi
flexus hemmoroidalis perlu obat yang
sesuai dengan pesanan
dapat membantu pencegahan terhadap
dokter
perdarahanyangmemerlukan
penilayan terhadap respon obat
tersebut secara periodik.

2. Defisit personal Setelah dilakukan         Berikan sit bath dengan         Meningkatkan kebersihan dan
hygene pada anus tindakan larutan permagan 1/1000% memudahkan terjadinya
berhubungan dengan keperawatan selama pada pagi dan sore hari. penyembuhan prolaps.
massa yang keluar 2 x 24 jam, Lakukan digital(masukan
pada daerah terjaganya prolaps dalam tempat
eksternal. kebersihan anus. semula setelah di bersihkan)
KH:          Obserpasi keluhan dan
         tidak ada tanda- adanya tanda- tanda
tanda infeksi. perdarahan anus
         tidak terasa gatal-         Beri penjelasan cara
gatal pada daerah membersihkan anus dan
anus. menjaga kebersihanya          Peradangan pada anus menandakan
         rasa gatal pada adanya suatu infeksi pada anus
anus berkurang

         Pengetahuan tentang cara


membersihkan anus membantu
keikutsertaan pasien dalam
mempercepat kesembuhanya.

Postoperatif

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervenasi Rasional


keperawatan hasil

1. Nyeri berhubungan Setelah dilakukan         Beri posisi tidur yang         Dapat menurunkan tegangan
dengan adanya tindakan menyenangkan pasien. abdomen dan meningkatkan rasa
jahitan pada luka keperawatan selama         Ganti balutan setiap pagi kontrol.
operasi dan 2 x 24 jam, sesuai tehnik aseptik          Melindungi pasien dari
terpasangnya gangguan rasa kontaminasi silang selama
cerobong angin. nyaman terpenuhi. penggantian balutan. Balutan basah
bertindak sebagai penyerap
kontaminasi eksternal dan
KH: menimbulkan rasa tidak nyaman.
         Tidak terdapat          menurunkan masalah yang terjadi
rasa nyeri pada luka         Latihan jalan sedini karena imobilisasi.
operasi,. mungkin          Perdarahan pada jaringan,
         pasien dapat imflamasi lokal atau terjadinya
melakukan aktivitas         Observasi daerah rektal infeksi dapat meningkatkan rasa
ringan. apakah ada perdarahan nyeri.
         skala nyeri 0-1.          Meningkatkan fungsi fisiologis
         klien tampak anus dan memberikan rasa nyaman
rileks.          Cerobong anus pada daerah anus pasien karena tidak
dilepaskan sesuai advice ada sumbatan.
dokter (pesanan)          Pengetahuan tentang manfaat
cerobong anus dapat membuat pasien
paham guna cerobong anus untuk
         Berikan penjelasan kesembuhan lukanya.
tentang tujuan pemasangan
cerobong anus (guna
cerobong anus untuk
mengalirkan sisa-sisa
perdarahan yang terjadi
didalam agar bisa keluar).
2. Resiko terjadinya Setelah dilakukan         Observasi tanda vital tiap         Respon autonomik meliputi TD,
infeksi pada luka tindakan 4 jam respirasi, nadi yang berhubungan
berhubungan dengan keperawatan selama denagan keluhan / penghilang nyeri .
pertahanan primer 2 x 24 jam,resiko Abnormalitas tanda vital perlu di
tidak adekuat infeksi teratasi. observasi secara lanjut.
KH:          Deteksi dini terjadinya proses
         tidak terdapat infeksi dan / pengawasan
tanda-tanda infeksi penyembuhan luka oprasi yang ada
(dolor, kalor, rubor,         Obserpasi balutan setiap sebelumnya.
tumor, fungsiolesa). 2 – 4 jam, periksa terhadap         Mencegah meluas dan membatasi
         radang luka perdarahan dan bau. penyebaran luas infeksi atau
mengerin          Ganti balutan dengan kontaminasi silang.
         hasil LAB : teknik aseptik          mengurangi / mencegah
- leukosit kontaminasi daerah luka.
- trombosit          Bersihkan area perianal
setelah setiap depfikasi
         mengurangi ransangan pada anus
dan mencegah mengedan pada waktu
         Berikan diet rendah serat/ defikasi.
sisa dan minum yang cukup

3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan         Diskusikan pentingnya         Pengetahuan tentang diet berguna
yang berhubungan tindakan penatalaksanaan diet rendah untuk melibatkan pasien dalam
dengan kurang keperawatan selama sisa. merencanakan diet dirumah yang
informasi tentang 3 x 24 sesuai dengan yang dianjurkan oleh
perawatan dirumah. jam,kurangnya ahli gizi.
pengetahuan teratas.          Pemahaman akan meningkatkan
         Demontrasikan kerja sama pasien dalam program
KH: perawatan area anal dan terapi, meningkatkan penyembuhan
         klien tidak minta pasien dan proses perbaikan terhadap
banyak bertanya menguilanginya penyakitnya.
tentang penyakitna.
         Meningkatkan kebersihan dan
         Pasien dapat
kenyaman pada daerah anus (luka
menyatakan atau
atau polaps).
mengerti tentang
         Melindungi area anus terhadap
perawatan dirumah.          Berikan rendam duduk
kontaminasi kuman-kuman yang
         keluarga klien sesuai pesanan
berasal dari sisa defekasi agar tidak
paham tentang
terjadi infeksi.
proses penyakit.          Bersihakan area anus
         klien dengan baik dan keringkan
         Melindungi daerah luka dari
menunjukkan wajah seluruhnya setelah defekasi.
kontaminasi luar.
tenang
         Berikan balutan
         Pengenalan dini dari gejala infeksi
dan intervensi segera dapat mencegah
         Diskusikan gejala infeksi progresi situasi serius.
luka untuk dilaporkan
         Mencegah mengejan saat difekasi
kedokter.
dan melunakkan feces.

         Diskusikan
mempertahankan difekasi
lunak dengan menggunakan
pelunak feces dan makanan         Menurunkan tekanan intra
laksatif alami. abdominal yang tidak perlu dan
         Jelaskan pentingnya tegangan otot.
menghindari mengangkat
benda berat dan mengejan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN HEMOROID


DI RUANG MAWAR RSUD TANGERANG

3.1 PENGKAJIAN:
I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Klien : Ny. S Tanggal Masuk RS : Selasa 21
Februari 2023
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Hemoroid
externa, anemia
Jenis Kelamin : wanita Sumber Informasi : perawat
dokter
Alamat : serpong Tanggal Pengkajian : 21-02-23
Status Perkawinan : menikah Ruang : IGD
Agama : Islam Keluarga dekat yang dapat segera
dihubungi : suami
Suku : sunda Nama : sutarjo
Pendidikan : tidak sekolah Pekerjaan : buruh
Pekerjaan : IRT Alamat : Kandang

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Alasan Masuk RS :
Klien mengeluh jika BAB ada penonjolan masa yang keluar di anus, kejadian ini sudah 2
minggu yang lalu. Klien diantar oleh keluarga dan masuk ke rumah sakit di UGD tanggal
21 Februari 2023
Keluhan Utama Saat dikaji : mengeluh nyeri di bagian anus
- Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari
keluhan utama):
Klien mengeluh nyeri dibagian anus, disebabkan karena adanya penonjolan masa
dianus. Nyeri datang saat BAB dan juga mendadak, skala nyerinya 7 dari 1-10 dan
nyeri sedang, nyeri seperti ditusuk-tusuk duri, kira-kira lamanya nyeri 5-10 menit,
untuk penjalarannya nyeri dibagian abdomen kuadran bawah.
- Keluhan tambahan ; adanya penonjolan masa di anus, adanya darah saat BAB dan
feces ukurannya kecil serta berwarna hitam.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya baik oleh sendiri maupun bantuan oleh
orang lain :
Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin dengan tidur miring tanpa
menekan daerah yang nyeri.
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Riwayat Imunisasi : ada ( polio)
Riwayat Alergi :tidak ada
Kebiasaan :menahan BAB dan mengedan
Penyakit yang pernah diderita : Hematokezia, hemoroid interna
Pernah masuk di RS : RS. Kasih Ibu
Obat-obatan yang pernah digunakan : tidak terkaji
Riwayat Kecelakaan : tidak ada
Tindakan ( Operasi ) : tidak ada
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Penyakit yang pernah diderita :
Orang Tua : anemia
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain :-
Penyakit yang sedang diderita
Orang tua :-
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain : anak anemia
Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter : anemia
Genogram:

V. KEBUTUHAN DASAR / ADL


NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

1 NUTRISI
BB : Kg 48 Kg 48 kg
TB : Cm 150 cm 150 cm
Frekuensi makan 2x 3 kali sehari
Jenis makanan nasi bubur
Makanan yang disukai semua jenis tidak ada
Makanan yang tidak disukai tidak ada Tidak ada
Makanan pantangan: ayam kampung Makanan berminyak
Nafsu makan menurun baik
Rasa mual / muntah ada ada
Kebutuhan kalori Tidak tercukupi Tercukupi
Jenis diet - -
Intake cairan / minum 2100 cc/hari 1800 cc/hari

NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

2 ELIMINASI
BAB
Frekuensi Sulit BAB 1 kali sehari
Waktu pagi pagi
Penggunaan Pencahar Tidak ada Tidak ada
Warna Bercampur darah hitam
Konsistensi/Diare berbentuk Semi lunak
Kolostomi / ilieostomi Tidak ada Tidak ada
Darah / Lendir ada ada
BAK
Frekuensi 4 kali sehari/ 200 ml. 4 kali sehari
Warna Kuning Kuni
Bau amoniak Amoniak
Incontinensia ada ada
Hematuria tidak ada Tidak ada
Infeksi tidak ada Tidak ada
Cateter ada ada
Urine Out Put 800 cc 1125 cc

3 POLA ISTIRAHAT / TIDUR


Waktu Tidur malam Pagi, siang, sore malam.
7 jam
Lama Tidur 5 jam Tidak ada
Kebiasaan tidur Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan saat tidur Tidak ada Pusing
Kesulitan dalam tidur Tidak ada Siang: sering tidur
Jam tidur ( siang/ malam ) : Tidak ada Malam :20:00

NO KEGIATAN DIRUMAH DIRUMAH SAKIT

4 PERSONAL HYGIENE
Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari
Gosok gigi 2 kali sehari Tidak ada
Cuci rambut 2 hari sekali Tidak ada
Ganti pakaian Setiap hari 1 kali sehari

5 POLA AKTIFITAS DAN LATIHAN


Kegiatan dalam pekerjaan
Kegiatan waktu luang IRT Istirahat
Olah raga/ jenis istirahat istirahat
Frekuensi latihan - istirahat
Kesulitan/ keluhan dalam hal : - Tidak ada
- Pergerakan tubuh
- Mengenakan pakaian Tidak ada ada
- Mandi Tidak ada ada
- Mengedan saat BAB Tidak ada ada
- Mudah merasa lelah ada ada
- Sesak nafas saat aktivitas ada ada
tidak ada tidak ada
VI. PEMERIKASAAN FISIK:

KEPALA MATA
Rambut Warna : hitam Bentuk : simetris
Kualitas /distribusi : merata Ketajaman Penglihatan : baik
Kondisi kulit Kepala : kering Daya akomodasi :-
Bengkak/memar/ : tidak ada Reaksi Pupil : isokor
Bentuk : bulat simetris Konjungtifa ; anemis
Pusing / sakit kepala : tidak ada Sclera : tidak Ikterik
Alopesia : tidak ada Pergerakan bola mata : lambat
Benjolan / masa : tidak ada Edema Palpebra : tidak ada
Penggunaan alat bantu : tidak ada
Adanya lesie : tidak ada

HIDUNG BIBIR / MULUT


Keluaran / sekret : produktif Bentuk : simetris
Lecet /Lesi : tidak ada Lesi / lecet : tidak ada
Concha nasal : tidak ada kelainan Membran mukosa :kering
Septum : tidak ada kelainan Warna bibir : biru sianosis
Edema /polip : tidak ada Kelengkapan gigi / Penggunaan gigi palsu : gigi tidak
Reaksi alergi : tidak ada lengkap
Fungsi penghindu : tidak ada kel;ainan Caries : ada
Epistaksis : tidak ada Edema pada gusi : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : tidak ada Pembesaran tonsil : tidak ada
Stomatitis : tidak ada
Kesulitan menelan : ada
Lidah : ada bintik putih
TELINGA/PENDENGARAN LEHER
Bentuk :simetris Kulit :kering
Lesi /Lecet : tidak ada ROM : 4,3,4,4
Keluaran ( cerumen/cairan) : produktif Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran
Fungsi Pendengaran : Kelenjar Tiroid : tidak membengkak
- hasil test weber : negatif Trachea :tidak ada kelainan
- Test Rine : negatif
- Test Swabach: negatif
- Test bisik :negatif
Fungsi Keseimbangan: baik

SIRKULASI PERNAPASAN
Distensi vena jugularis : tidak adaa Suara Paru : vesikuler
Suara jantung : S1, S2 Pola nafas : reguler
Suara jantung tambahan : tidak ada Bentuk dada : simetris
Nyeri dada : tidak ada Sputum : tidak ada
Edema :tidak ada Nyeri dada : tidak ada
Clubbing :tidak ada Batuk /haemaptoe : tidak ada
Rasa pusing : tidak ada Pengembangan dada : optimal
Capileri Refile : < 2 detik Frekuensi : 20 x/menit
Rasa kesemutan : ada di tangan Irama pernapasan : reguler
Perubahan frekuensi/ jumlah urine: tidak ada Hasil Rontgen : tidak terdapat kelainan
Varises : ada di daerah anal kanal / vena Pernapasan cuping hidung: tidak ada
hemoridialis Riwayat merokok : tidak ada
Tanda cianosis : ada / mukosa bibir pucat, Dispnea : tidak ada
Tanda anemia : konjungtifa anemis
Tanda plebitis : tidak ada
Akral dingin : dingin
MUSKULOKETEL KULIT
Nyeri :tidak ada. Warna : coklat
Pola latihan gerak ( ROM ) : 4,3,4,4 Tugor : elastis
Tonus otot : kuat Texture : kering
Deformitas /kelainan bentuk :tidak ada Lesi luka : tidak ada
Postur : kifosis Letak luka (gambarkan ) : tidak ada

ABDOMEN / PENCERNAAN NEUROSENSORI


Bentuk : simetris Tingkat kesadaran : compos mentis
Bengkak / acites : tidak ada Nilai GCS : 15 ( E4V5M6)
Gambaran pembuluh vena /spider naepi: tidak ada Koordinasi /tremor : tidak ada
Ada massa/tidak : tidak ada Orientasi thdp wkt, tempat & orang : disorientasi
Bising usus ; tidak ada Pola tingkah laku : baik
Nyeri tekan : ada di kuadran bawah Refleks : baik
Pembesaran hati/limpe : tidak ada Kekuatan menggenggam : 5
Mual/ muntah : tidak ada Pergerakan ekstremitas :optimal
Tanda murfhi : tidak ada Riwayat kejang / epilepsy / perkinson: tidak ada
Halitosis : tidak ada Sakit kepala : tidak ada.
Hemoroid : hemoroid externa Kejang : tidak ada.
Fungsi saraf cranial ( 12 ) . : negatif
Paralise/ parise ; tidak ada.
Tanda peningkatan TIK : tidak ada
IMUNOLOGI ENDOKRIN
Riwayat alergi : tidak ada Rasa haus : tidak berlebih
Jenis alergen : Rasa lapar : tidak berlebih
Reaksi alergi yang muncul : Poli uri : tidak ada
Ada riwayat luka sukar sembuh : tidak ada
Riwayat pola diet tinggi gula: tidak ada
Penurunan BB drastis : ada
Riwayat penyakit keluarga ( gula ) :tidak ada

TANDA VITAL PERKEMIHAN


Tekanan darah : 110/60 mmHg Kesulitan BAK : tidak ada
Pernapasan : 20x/menit Histenci : tidak ada
Nadi : 66 x/menit Pembesaran blas : tidak ada
Irama Nadi : reguler Penggunaan diuretik : tidak ada
Kekuatan nadi : lemah Perubahan frequensi/pola BAB : ada
Suhu : 36 oC Retensi urin : tidak ada
Keseimbangan intake output : tidak seimbang, intake 800 ml
NYERI / KETIDAK NYAMANAN dan ouput 1125 ml
Gejala ( Subjektif ) Nyeri di anal kanal karena bejolan
apalagi saat BAB
Lokasi : Anus
Frekuensi : Saat BAB dan mengedan
Kualitas : seperti ditusuk-tusuk duri
Durasi : 5-10 menit
Penjalaran :ke bagian abdomen bagian bawah
Faktor-faktor pencetus : adanya iritasi dan dilatasi vena
Cara menghilangkan, factor-faktor yang berhubungan
nyeri : mengatur posisi dan menghindari peneakan dubur
Tanda ( Objektif )
Mengkerutkan muka: ada
Memegang area yang sakit : ada
Respon emosional ; ada
Penyempitan focus : tidak ada

VII. INTEGRITAS EGO/ PSIKOLOGIS


Gejala ( Subjektif)
Faktor stress ; masalah
Cara menangani stress : berdoa
Masalah – masalah financial : ada
Status hubungan :menikah
Faktor – factor budaya : tidak ada
Agama :islam Kegiatan keagamaan : beribadah/pengajian
Gaya hidup :sederhana perubahan terakhir : sederhana
Perasaan – perasaan : ketidak berdayaan ; ada (merasa dirinya sudah tua)
Keputusasaan : tidak ada
Tanda ( Objektif )
Status emosional ( beri tanda cek untuk yang sesuai ) :
Tenang : X Cemas : Marah :
Menarik diri: Takut :
Mudah tersinggung : Tidak sabar :
Euforik :
Respons – respons fisiologis yang terobservasi : bingung, disorientasi tempat
VIII. INTERAKSI SOSIAL
Status perkawinan : menikah lama : 35 tahun
Hidup dengan : anak dan menantu
Masalah-masalah /stress : kehilangan keluarga
Keluarga besar : dari 6 bersaudara, mempunyai 5 anak
Orang pendukung lain : menantu dan cucu
Peran dalam struktur keluarga : ibu dan nenek
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit / kondisi : ada
Perubahan bicara : ada Bantu komunikasi : ada
Adanya laringektomi : tidak ada Bicara :
Tidak dapat dimengerti ; tidak ada Afasia : tidak ada
Pola bicara tak biasa/kerusakan : tidak ada
Penggunaan alat Bantu bicara :tidak ada
Komunikasi verbal/non verbal dengan keluarga / orang terdekat lain: ada
Pola interaksi keluarga (perilaku) : baik
IX. TINGKAT PEMBELAJARAN/ PEMAHAMAN KONDISI KESEHATAN
Bahasa dominan ( khusus ) : sunda
Tingkat pendidikan : tidak sekolah
Ketidakmampuan belajar ( khusus ) : ada
Keterbatasan kognitif : sulit membaca.
Keyakinan kesehatan/yang dilakukan : jika berniat berbuat kebaikan, insya allah rasa
sakitpun tak terasa.
Orientasi specific terhadap perawatan kesehatan (spt,dampak dari agama/cultural yang
dianut) : klien yakin akan sembuh
Penggunaan alcohol (jumlah/frekuensi) : tidak ada
Harapan pasien terhadap perawatan: agar cepat sembuh
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir : ada
Pertimbangan Rencana Pulang
Tanggal informasi didapatkan :
1. Tanggal pulang yang diantisipasi :
2. Sumber-sumber yang tersedia : orang :
3. Keuangan :
4. Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang :
5. Area yang mungkin membutuhkan perubahan / bantuan :

Penyiapan makanan :
Tranfortasi :
Ambulasi :
Obat/terapi IV :
Bantuan perawatan diri (khusus) :
Gambaran fisik rumah (khusus) :
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah :
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) :
X. DATA SPIRITUAL
Agama / kepercayaan yang dianut : islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan : di rumah beribadah, di RS , tidak ada
Kesulitan yang diperoleh dalam melakukan ibadah selama sakit: lemas.
Upaya mengatasi kesulitan beribadah: solat dengan berbaring.
XI DATA PENUNJANG
LABORATORIUM (cantumkan nilai normal )
Tanggal 20 mei 2013
- Hemoglobin : 4,1 (N 12-14 g/dl)
- Hematocrit : 16 % (37-43 %)
- Trombosit : 723x103 (150.000-500.000/ml)
- Leukosit : 17.400 (5000-10.000/ml)
- Ureum :47 (10-50 mg/dl)
- Kreatinin : 1,3 ( 0,6-0,9 mg/dl)
- Glukosa sewaktu : 87
- SGOT : 10
- SGPT : 10
Pemeriksaan hemostasis ;
- PT 15,4 (12-18)
- Control PT 15,0 (12-18,9)
- INR 1,03
- aPTT 30,8 (27-43
- control aPTT 34,3 (27-43)
Pemeriksaan laboratorium darah / 23 mei 2013
- Hb 8,6
- Hitung jenis 12.500
- HT 27 %
PENGOBATAN
Obat injeksi
- Katerolax 3x1
- Trans amin 3x500
- Vitamin C 1x400
- Vitamin K 3x1
PEMERIKSAAN LAIN- LAIN
Rontgen dan EKG tidak didapat kelainan
XII. RESUME/ KESIMPULAN TENTANG KONDISI KLIEN
Pasien dengan Ny.S 45 tahun dirawat diruang mawar RSUD tangerang, keluhan utama
adanya nyeri di daerah anus. Nyerinya diperkirakan sebab dari adanya penonjolan masa
( pelebaran vena hemoridialis ) yang keluar dari saluran anal kanal. Akibatnya klien
mengalami ketidakadekuatan untuk mengeluarkan feces semaximal mungkin. Bab disertai
dengan pendarahan ( darah merah dan feces hitam ).
Telah dilakukan pemeriksaan fisik hasilnya TD 110/60 mmHg, HR 66 x/menit, RR 20
x/menit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan klien tampak pucat, CRT <2 detik.
Dari hasil hematologi ; Hb 4,1 ( 12-14), Ht 16 % ( 36-46 % ), trombosit 723x10 3 , telah
diberikan obat katerolax 3x1, transamin 3x500, vit c 1x400, vit k 3x1 dan klien terpasang
infus Nacl 500 cc. Hasil EKG dan Rontgen kesannya tidak didapat kelainan.
ANALISA DATA
Analisa Data Interpretasi data dan kemungkinan penyebab Masalah

DS; - Klien mengeluh nyeri dibagian Nyeri (D.0078)


anus Sering mengedan
-klien mengeluh nyeri saat BAB
dan nyeri datang secara mendadak Tubuh kekurangan serat
- klien mengatakan nyeri(skala
nyeri sedang) seperti ditusuk-tusuk duri akibat reaksi peradangan pada pembuluh
- klien mengatakan ada penonjolan darah anus yang membengkak.
masa di anal kanal

DO;
- Klien tampak meringis
- Klien tampak tidur miring
menghindari daerah yang
nyeri
- Skala nyeri 7 dari 1-10
- Nyeri sedang
- Tampak Nyeri tekan
abdomen kuadran bawah
- TD 110/60 mmHg
- HR 66 x/menit
- RR 20 x/menit
DS; Perkusi Perifer tidak
- Klien mengeluh lemas -pembengkakan dan peradangan pembuluh efektif (D. 0009)
- Klien mengeluh BAB sering darah disekitar dubur.
berdarah -pembuluh darah di area anus membengkak
DO; hingga pecah karena mendapatkan tekanan
- Klien tampak lemas besar
- Klien tampak pucat
- Klien tampak berbaring di
ranjang
- Kulit klien tampak kering
- Mukosa bibir kering dan
pucat
- Adanya pendarahan saat
BAB
- Darahnya merah segar, feces
hitam dan sedikit keluarnya
- Hb 4,1
- HT 16%
- TD 110/60
- N 66 x/menit
- RR 20 x/menit

DS : klien mengatakan susah bab


Klien mengatakan bab keluar nya Pola makan yang sangat rendah serat
sedikit sedikit
DO ; Risiko Konstipasi
- Frekuensi BAB 1 x sehari (D.0052)
tapi keluarnya sedikit-sedikit
da nada masa yang keluar
serta feces hitam dan adanya
pendarahan. Fecesnya semi
lunak
- Tampak tidak ada bising usus

3.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG KELUAR


1. Nyeri b.d adanya penonjolan masa di anal kanal
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar Hb
3. Risiko konstipasi b.d hemoroid
3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN
Ruangan : Mawar
Dx. Medis : Hemoroid externa, anemia
Nama klien : Ny.S

Tanggal Diagnosa Kep & Data Tujuan Rencana Tindakan / Intervensi


Penunjang (DO, DS)
1. Nyeri b.d adanya Setelah dilakukan tindakan  Lakukan pengkajian nyeri yang
penonjolan masa di keperawatan selama 2 x24 jan, komperhensif meliputi
anal kanal ( D. 0052)
diharapkan nyeri berkurang lokasi,kualitas,intensitas,dan faktopr
dengan kriteria hasil: (menurun pencetus
5)  Observasi isarat ketidaknyamanan non
 Kebiasaan mengedan verbal, khususnya pada mereka yang
dapat berkurang tidak mampu mengkomunikasikannya
 Skala nyeri berkurang  Berikan informasi tenteng nyeri seperti
atau tidak ada nyeri penyebab nyeri,seberapa lama akan
 Tidak ada penonjolan berlangsung dan antisipasi ketidak
masa di anal Kanal nyamanan dari prosedur
 Berikan teknik modalitas
nyeri:relaksasi ,distraksi,dan kompres
 Libatkan pasien dalam modalitas
nyeri,jika memungkinkan
 Berikan lingkungan yang nyaman
 Kolaborasi:
Berikan analgetik pada pasien
Ketidak efektipan perfusi Setelah dilakukan tindakan  Periksa nadi perifer,edema,pengisian
jarinagan perifer (D.0009) keperawatan selama 1x 24 jam kapiler,warna,dan suhu ekstremitas
diharapkan ketidakefektipan  Kaji tingkat rasa tidak nyaman/nyeri
perfusi jaringan perifer dapat  Pantau status cairan,meliputi asupan dan
teratasi dengan kriteria hasil keluaran
sebagai berikut:(meningkat 5)  Lakukan dan ajarkan perawatan mulut
 Kilen dapat sebelum dan sesudah makan serta
beraktifitas tanpa sebelum dan sesudah
bantuan orang intervensi/pemeriksaan peroral
lain/secara mandiri  Fasilitasi pemberian diet TKTP, berikan
 Kadar hemoglobin dan dalam posisi kecil tepi sering
hematocrit dalam batas
normal
 Frekuensi tekanan  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
darah dan nadi dalam menetapkan komposisi dan jenis diet
batas normal yang tepat.
 Trombosit dalam batas
normal
Resiko konstipasi (D.0078)  Tidak ada tanda-tanda
anemis  Kolaborasi untuk pemeriksaan
 Tidak ada tanda-tanda laboratorium khususnya BUN, protein
dehidrasi serum dan albumin
 Pendarahan saat BAB  Kolaborasi untuk pemberian
dapat teratasi multivitamin

Setelah melakukan tindakan


keperawatan 1x24 jam,
tidak terdapat indikasi
dengan gangguan eliminasi - Dapatkan data dasar pada program
BAB dan mampu untuk defekasi, aktivitas, kebiasaan, pengobata.
membentuk dan - Kaji dan dokumentasikan warna dan
mengeluarkan feces secara konsistensinya, frekuensi, adanya
efektif dengan kriteria impaksi, tidak ada bising usus dan
hasil : (membaik 5) distensi abdomen pada keempat kuadran
- Pantau tanda dan gejala
rupture/peritonitis
- Identifikasi factor presipitasi
- Ajarkan pasien tentang efek diet (mis;
cairan dan serat) pada eliminasi
- Tekankan penghindaran mengedan
selama defekasi untuk mencegah
perubahan tanda vital, sakit kepala/
pendarahan.
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : IGD
No.RM : 68.90.53

TGL/HARI/ NO DX IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL


WAKTU

Selasa 21 Nyeri b.d penonjolan masa  Mengkaji keluhan nyeri pasien yang
Februari2023 dianal kanal meliputi lokasi, durasi, skala, kualitas,

(01:00) intensitas, karakteristik, dan factor


penyebaran
 Memberikan dan mengatur posisi
nyaman pasien
 Melakukan tehnik modalitas nyeri
 Memberikan lingkungan yang nyaman
dan menjaga keadaan psikologis pasien
 Kolaborasi pemberian analgetik
Ketidakefektifan perfusi - Mengkaji tanda-tanda vital vital
jaringan perifer b.d penurunan - Mengkaji adanya tanda-tanda anemis
kadar HB - Mengontrol adanya tromboflebitis
- Kolaborasi ;
- Memberikan tranfusi darah 4 kantong
WB dengan Hb 4,1, ditambah 2 kantong
dengan Hb 8,7
- Membrikan obat vit K
- Melatih pasien latihan rentang gerak pasif
dan aktif
- Mengontrol intake dan output pasien
- Memantau jika adanya tanda hidrasi kulit
Resiko konstipasi b.d hemoroid  Mengkaji eliminasi BAB pasien meliputi
frekuensi, warna, bentuk, konsistensi
 Mengkaji gaya hidup pasien, aktivitas
dan kebiasaannya
 Melakukan pemeriksaan fisik abdomen,
mencatat bila ada kelainan
 Menganjurkan pasien untuk minum
sesuai dengan kebutuhan dan makan-
makanan yang berserat
 Menganjurkan pasien untuk menghindar
dari mengejan
 Memantau apabila ada nyeri dan
pendarahan
 Menghitung intake dan output makanan
dan cairan yang masuk
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : IGD
No.RM : 68.90.53

TGL/HARI/WAKTU EVALUASI

Selasa, 21 Februari 2023 S ; klien merasa nyeri sudah berkurang


08:30 Klien mengatakan posisinya sudah nyaman
Klien mengatakan keluhan nyeri saat BAB tidak ada
O; klien tampak tenang
Nyeri ttekan sudah berkurang
Skala nyeri 3 dari 1-10 nyeri ringan
A ; gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
P ; lakukan pengontrolan lebih lanjut, dan anjurkan klien
untuk melakukan relaksasi nyeri dengan mandiri

S: Klien mengeluh BAB kurang lebih 6x dalam 2 hari ini dan


berdarah
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan BAB masih berdarah ‘
O: Klien tampak berbearing di tempat tidur
Klien tampak terpasang infus (WB: 179 ml) di tangan kiri
HB: 8.7, HT: 27%, TD :110/70, N: 64
A: Ketidak Efektifan perfusi jaringan perifer teratasi sebagian.
P: Pantau jika adanya trombosit, pantau TTV, berikan tranfusi
2 kantung (WB), dan berikan latihan ROM

S: Klien mengatatkan BAB sudah 2 kali


Klien mengatakan sudah dapat mengurangi mengedaan saat
BAB
Klien mengatakan sudah minum 2 liter air
O: Klien tampak tenang
Bising usus 9x /menit
Feses cair dan adanya warna merah
A: Resiko konstipasi teratasi, tapi timbul masalah lain yaitu
resiku kekurangan volume cairan
P: Lakukan pengontrolan lebih lanjut, kaji tanda-tanda
pendarahan.
BAB IV

PEMBAHASAN

Klien Ny. S dengan hemoroid externa dan anemia, mempunyai riwayat hemoroid
interna sebelumnya dan memiliki penyakit anemia. Riwayat kebiasaan pasien sering
menahan bab dan mengedan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot
& pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah
terhambat dan membesar (Daldiyono).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan,
termasuk konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan,
pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh trombosis.

5.2 Saran
Dalam membuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat
mengetahui tentang penyakit hemoroid, dan untuk para mahasiswa
keperawatan semoga dapat menjadi penuntun dalam membuat askep-askep
sesuai dengan proses keperawatan.
DAFTAR ISI

Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit”, Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai