Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan bergulirnya konsep Gresham dan Fungsi
turunan uang yang menyebabkan uang telah mengalami pergeseran dari fungsi aslinya.
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan sekaligus merekonstruksi fungsi uang dalam
pandangan Islam. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah kualitatif dengan
menggunakan literur review yang di ambil dari beberapa buku dan sumber bacaan yang
relevan. Adapun hasil penelitian ini menyatakan bahwa dengan adanya teori Grasham,
menyebabkan uang “baik” hilang dan tergantikan oleh uang yang “jelek”. Hal ini berkorelasi
dengan adanya fungsi turunan uang yang berdampak uang “baik” lebih banyak di timbun dan
tidak beredar di masyarakat. Adapun perspektif Islam, aktivitas menimbun uang tidak
dibenarkan dan bertentangan dengan dalil syara. Adapun fungsi uang hanya dua yaitu, satuan
hitung dan sebagai alat tukar aktivitas.
Keyword: Teori Gresham, Fungsi Uang, Menimbun Emas, Uang Emas dan Perak
Abstract
This research is motivated by the rolling of the Gresham concept and the derivative
function of money that causes the money to have shifted from its original function. This paper
aims to describe as well as reconstruct the function of money in the view of Islam. The
method used in this research is qualitative by using a review literature taken from several
books and relevant reading sources. The results of this study states that with the theory of
Grasham, cause money "good" lost and replaced by money "bad". This is correlated with the
existence of a money derivative function that affects "good" money more in heap and does not
circulate in the community. As for the Islamic perspective, the accumulation of money is not
justified and contrary to the argument of syara. The function of money only two that is, unit
count and as a tool of activity exchange.
Keyword: Gresham Theory, Money Function, Stockpiling of gold, Gold and Silver Money
I. PENDAHULUAN
Dalam sistem ekonomi, keberadaan sulit untuk diganti dengan variabel
uang merupakan hasil inovasi besar dalam lain. Oleh karena itu, uang merupakan
evolusi perekonomian dunia. Sebagai salah bagian suatu fungsi yang terintegrasi
satu bagian variabel penting dalam dalam suatu perekonomian. Uang
perekonomian, maka posisi uang merupakan bagian yang tidak dapat
dipandang sangat strategis fungsinya di dipisahkan dalam suatu sistem ekonomi
dalam sebuah bingkai sistem ekonomi dan modern (Pujiyono, 2004)
217
Received : 2017-05-30| Reviced : 2017-07-31 |Accepted: 2017-07-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i2.2583
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
218
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
219
Received : 2017-05-30| Reviced : 2017-07-31 |Accepted: 2017-07-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i2.2583
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
out drive good money”. Teori ini keuntungan tanpa batas dengan
menjelaskan bahwa uang baik akan meminimalisir resiko serendah mungkin
tergantikan oleh uang yang jelak. Menurut telah menjebak para pelaku ekonomi untuk
sudut pandang penulis uang emas dan memposisikan uang pada tempat yang
perak atau dinar dan dirham dapat salah. Dampak yang nyata dari hal tersebut
digolongkan terhadap uang baik. sudah jelas, semakin mudah timbulnya
sebaliknya uang kertas (fiat money) gejolak ekonomi yang melanda negara-
menurut menulis merupakan uang yang negara dengan basis ekonomi dan politik
jelak. Maka berdasarkan teori Gresham yang lemah, tidak terkecuali Indonesia.
tersebut uang emas dan perak pasti
tergantikan oleh uang kertas. II. PEMBAHASAN
Asumsi ini terjadi ketika, mata uang A. Konsep Uang
fiat money dan uang emas beredar secara Banyak ekonom yang telah
bersamaan. Maka yang terjadi adalah uang mendefinisikan uang, salah satu
emas akan terkalahkan oleh fiat money, diantaranya menurut A.C.Pigau, dalam
karena uang baik (emas) akan banyak bukunya: “The Veil of Money”, dia
ditimbun dan pada akhirnya yang akan menejelaskan “Money are those things that
beredar di masyarakat adalah uang jelek are widely used as a media for exchange”.
atau uang kertas. Hal inilah yang menjadi Dengan kata lain, uang menurutnya adalah
salah satu penghambat penerapan sistem segala sesuatu yang umum dipergunakan
mata uang emas. Mereka menempatkan sebagai alat penukar (Manulang, 1993:
emas lebih banyak untuk di simpan dan 13). Adapun Robertson dalam bukunya:
sebagai penimbun kekayaan. Ini akibat “Money”, menjelaskan bahwa“Money is
dari fungsi turunan uang menempatkan something wich is widely accepted in
fungsi emas sebagai fungsi “Store of payments for goods”, yaitu segala sesuatu
Value” atau penyimpan kekayaan. yang umum diterima dalam pembayaran
Kenyataan di atas, jika dirunut lebih barang-barang (Suparmono, 1990).
jauh, berpangkal dari pergeseran fungsi Berdasarkan definisi-definisi di atas,
uang itu sendiri. Uang sudah sedemikian dapat disimpulkan bahwa uang adalah
jauh meninggalkan fungsinya aslinya dan segala sesuatu yang umum diterima
menemukan fungsi-fungsi baru yang sebagai alat penukar dan sebagai alat
sebenarnya tidak berakar dari watak pengukur nilai, yang pada waktu yang
aslinya. Motif ekonomi untuk meraih bersamaan bertindak sebagai alat
220
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
221
Received : 2017-05-30| Reviced : 2017-07-31 |Accepted: 2017-07-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i2.2583
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
nilai komoditas (nilai dari logam yang satu bentuk keharaman bagi seorang
dibuat, seperti logam mulia, nikel, atau muslim. Hal ini sesuai dengan salah satu
tembaga) Di sisi lain, uang "buruk" adalah firman Allah dalam Al Quran surat At
uang yang memiliki nilai komoditas yang Taubah ayat 34. Maksud dari ayat tersebut
jauh lebih rendah dari nilai nominalnya adalah adanya ancaman berupa siksaan
dan beredar bersama dengan uang yang yang pedih atas orang yang menimbun
baik, dimana kedua bentuknya diperlukan emas dan perak merupakan qarinah
untuk dapat diterima pada nilai yang sama (indikasi) yang menunjukkan bahwa
sebagai legal tender. larangan itu bersifat tegas (jazim).
Ketika tidak seorangpun yang Dengan demikian, menimbun emas dan
menginginkan penurunan nilai uang perak hukumnya haram. Keharaman itu
logam, yang terbuat dari logam lebih bersifat pasti dan umum.
murah dibandingkan dengan mata uang Untuk itu,dalam tulisan secara tidak
logam yang telah beredar, setiap orang langsung mengajak kembali kepada
berupaya untuk menukarkan uang “buruk” fungsi uang yang sebenarnya yang telah
ini dan dalam waktu yang sama dijalankan dalam konsep Islam, yakni
menyimpan uang “bagus”. Dengan sebagai alat pertukaran dan satuan nilai,
demikian, koin-koin yang lebih baik bukan sebagai penimbun kekayaan. Harus
mutunya, tidak lagi beredar dan koin-koin disadari bahwa sesungguhnya uang itu
yang lebih rendah kualitasnya yang hanyalah sebagai perantara untuk
dipakai sebagai alat untuk nilai pertukaran menjadikan suatu barang kepada barang
komersial inilah yang melatar belakangi yang lain.
lahirnya “Gresham Law” pada tahun 1858 An Nabhani menyatakan Islam telah
di Inggris. memberikan kebebasan kepada manusia
D. Uang Emas dalam Pandangan untuk melakukan pertukaran dengan
Ekonomi Islam mempergunakan apa saja yang dia sukai.
Fungsi turunan uang mengakibatkan Hanya saja, pertukaran barang dengan
uang menjadi objek komoditas dan satuan uang tertentu itu telah ditunjukkan
penimbun kekayaan yang bisa di jual oleh Islam satu sistem moneter. Dan Islam
belikan serta dapat di timbun. Sebagai telah menetapkan bagi kaum muslimin
salah satu efek dari fungsi turunan kepada jenis tertentu yaitu emas dan
tersebut yaitu adanya penimbunan emas. perak. Kesimpulan ini berdasarkan
Padahal penimbunan uang adalah salah
222
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
223
Received : 2017-05-30| Reviced : 2017-07-31 |Accepted: 2017-07-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i2.2583
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
224
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
225
Received : 2017-05-30| Reviced : 2017-07-31 |Accepted: 2017-07-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i2.2583
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
lain membolehkan penimbunan emas dan
perak setelah dikeluarkan zakatnya,
Artinya:
memerlukan adanya nash lain yang
“Hai orang-orang yang beriman,
memalingkan larangan dalam ayat ini atau
Sesungguhnya sebahagian besar dari
yang me-nasakh-nya. Padahal tidak
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib
terdapat nash yang memalingkannya atau
Nasrani benar-benar memakan harta
me-nasakh-nya. Adapun riwayat yang
orang dengan jalan batil dan mereka
menyatakan bahwa emas dan perak yang
menghalang-halangi (manusia) dari jalan
dikumpulkan baik yang dipendam atau
Allah. dan orang-orang yang menyimpan
tidak, jika dikeluarkan zakatnya tidak
emas dan perak dan tidak
termasuk penimbunan yang dilarang,
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
semuanya bukanlah hadis yang sahih.
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
Sebabnya, riwayat-riwayat itu adalah
226
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
227
Received : 2017-05-30| Reviced : 2017-07-31 |Accepted: 2017-07-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i2.2583
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
di atas. Muawiyah berkata, Ayat ini bukan lafal ini dalam ayat di atas harus dimaknai
untuk kita, melainkan ayat ini hanya untuk menurut makna bahasanya saja.
Ahlul Kitab. Abu Dzar membantah dengan Dengan demikian, kanzu adz-
mengatakan, Sungguh, ayat ini untuk kita dzahab wa al-fidhah (menimbun emas dan
dan mereka. Muawiyah lalu melaporkan perak) atau menimbun uang adalah
Abu Dazar kepada Khalifah Utsman. Lalu mengumpulkannya dan menyimpannya
Khalifah memanggil Abu Dazar ke baik di dalam tanah maupun di atas tanah.
Madinah, dan berlangsunglah peristiwa Hal itu dilakukan semata untuk
seperti yang diceritakan dalam riwayat mengumpulkan dan menyimpannya saja,
tersebut. Perbedaan pendapat yang terjadi bukan untuk menabung dalam rangka
antara Muawiyah dan Abu Dzar adalah membiayai suatu keperluan yang
untuk siapa ayat tersebut diturunkan. direncanakan. Semua bentuk penimbunan
Seandainya saat itu sudah masyhur riwayat emas dan perak atau penimbunan uang itu
dari Nabi saw. bahwa emas dan perak hukumnya haram dan pelakunya diancam
yang telah dikeluarkan zakatnya tidak dengan siksaan yang amat pedih di akhriat
termasuk al-kanzu, tentu Muawiyah akan kelak.
ber-hujjah dengannya dan Abu Dzar pun
akan diam karenanya. Namun, sampai III. SIMPULAN
ketika Abu Dzar menghadap Khalifah Konsep Gresham berdampak
Utsman sekalipun, tidak disampaikan signifikan terhadap “hilangnya” uang baik.
riwayat itu meski banyak dari Sahabat Selain itu adanya fungsi turunan uang
yang masih tinggal di Madinah. mengakibatkan uang menjadi objek
Kelima: Kanzu adz-dzahab wa al- komoditas dan penimbun kekayaan.
fidhah secara bahasa maknanya Sebagai salah satu efek dari fungsi turunan
mengumpulkan /menimbun emas dan tersebut yaitu adanya penimbunan emas.
perak dan menyimpannya baik di dalam Padahal aktivitas menimbun emas dan
tanah maupun di atas tanah. Lafal al-Quran perak merupakan aktivitas yang dilarang
dimaknai dengan makna bahasanya saja, dalam Islam karena hal ini akan merugikan
kecuali terdapat makna syariah yang banyak pihak. Salah satu ayat dalam Al
dinyatakan oleh nash; dalam kondisi Quran yaitu surat At-Taubah ayat 34
tersebut makna syariah dikedepankan atas secara jelas menegaskan bahwa bagi yang
makna bahasa. Lafal al-kanzu tidak menimbun emas maka balasannya siksa
terdapat makna syariahnya. Karena itu, yang sangat pedih. Dengan demikian,
228
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
menimbun emas dan perak hukumnya nilai, bukan sebagai komoditi dan
haram. Fungsi uang yang sebenarnya yang spekulatif. Uang sesungguhnya sebagai
telah dijalankan dalam konsep Islam, perantara untuk menjadikan suatu barang
yakni sebagai alat pertukaran dan satuan kepada barang yang lain.
Daftar Pustaka
Abdurahman Yahya. Hukum Menimbun Faiz Abbu (penerjeah), Menyongsong
Emas dalam Islam. Jurnal
Sistem Ekonomi Anti Krisis.
Ekonomi Ideologis
Pustaka Thaikul Izzah. Bogor, 2009.
Al-Ghazali, A. H. (n.d.). Ihya 'Ulum al- Hamidi, L. (2007). Gold Dinar Sistem
Din. Beirut: Dar Al-Nadwah.
Moneter Global Yang Stabil dan
Amalia, E. (2010). Sejarah Pemikiran Berkeadilan. Jakarta: Senayan
Ekonomi Islam. Depok: Gramata Publising.
Publishing. Manullang. (1993). Ekonomi Moneter.
An-Nabhani, T. (1990). Nidzamul Jakarta: Ghalia Indonesia.
Iqtishadi Fil Islam. Daarul Mardiana, A. (2014). Uang Dalam
Ummah. Ekonomi Islam. Jurnal Al-Buhuts,
Al-Quran dan Al-Hadist Vol 10 No 1.
Al-‘Assal, A.M dan Fathi Ahmad Abdul Merza, Gamal, Perspektif Uang Islami.
229
Received : 2017-05-30| Reviced : 2017-07-31 |Accepted: 2017-07-31
Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI : https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i2.2583
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
230
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399