KRITERIA PERENCANAAN
Penggunaan bar screen sangat membantu untuk menghindari gangguan pada unit
pengolahan selanjutnya, terutama pada unit pompa. Saringan ini biasanya terbuat dari baja
anti karat (stainless steel), berbentuk batangan dan disusun sejajar yang telah diperkuat
(Metcalf dan Eddy, 2014).
3.1.3 Comminutor
Comminutor digunakan pada instalasi pengolahan air limbah berskala kecil kurang dari 0,2
m3/s (5 mgal/day). Comminutor dipasang di saluran air aliran air limbah dari screen dan
menghancurkan material dengan ukuran 6-20 mm (0,25-0,77 inch). Comminutor umumnya
menggunakan layar horizontal yang stasioner untuk menahan aliran berputar atau
berisolasi, dan dilengkapi dengan pemotong yang bertautan dengan layar. Partikel-partikel
yang telah terpotong akan melewati layar dan masuk ke saluran (Tchobanoglous, 2014).
Pada umumnya comminutor diletakkan sejalalur dengan lajur aliran dan mencacah padatan
kasar menjadi lebih kecil, berukuran kurang lebih 8mm (Peavy, Rowe, dan
Tchobanoglous, 1985).
Kriteria desain dari comminutor sendiri dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kriteria desain dan gamber bak ekualisasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Pengolahan biologis merupakan pengolahan beban organik yang terkandung dalam air
limbah domestik dengan memanfaatkan bakteri, sehingga beban organic tersebut menjadi
unsur-unsur yang lebih sederhana sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.
Pengolahan limbah secara biologis terutama memanfaatkan kerja mikroorganisme. Dalam
pengolahan ini, bahan pencemar organik yang degradable (mudah diuraikan) dapat segera
dihilangkan karena merupakan makanan bagi bakteri, dan menghasilkan lumpur biologis
sebagai endapan. Pemilihan metode pengolahan yang akan digunakan tergantung tingkat
pencemaran yang harus dihilangkan, besaran beban pencemaran, beban hidrolis dan
standar buang (effluent) yang diperkenankan ( PerMen PUPR No.4 Tahun 2017).
Unit lumpur aktif terdapat beberapa jenis, salah satunya ialah CMAS (Complete-Mix
Activated Sludge). Dalam proses pengolahan CMAS dilakukan pengadukan secara kontinu
dalam tangki aerasi, sehingga beban organik, konsentrasi Mixed Liquor Suspended Solid
(MLSS) dan kebutuhan oksigen diseluruh tangki menjadi seragam. Berikut ini merupakan
gambar unit lumpur aktif CMAS.
Adapun kriteria desain unit lumpur aktif CMAS yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kg BOD/
Kg BOD /
Hari Kg mg/l Jam % Influen
m3.hari
MLVSS.hari
Adapun kriteria desain aerated lagoon yang disajikan dalam tabel dibawah ini.
penyisihan BOD
6 Keofisien suhu - 1,04 1,04 1,04
7 Kedalaman m 2–5 2–5 2–5
Sistem Pengadukan Pengadukan Pengadukan
8
pengadukan sebagian sebagian sempurna
9 Energy minimum kW / 103 m3 1 - 1,25 5,0 – 8,0 16 – 20
Kondisi padatan Tersuspensi
10 Tersuspensi Tersuspensi
tersuspensi sebagian
Lumpur Lumpur
Lumpur
Pengendapan terakumulasi di terakumulasi di
11 terkumpul di
lumpur tangki tangki
dalam lagoon
pengendapan pengendapan
Tidak
Prasarana Membutuhkan Membutuhkan
membutuhkan
12 pendukung tangki tangki tangki
tangki
pengendapan pengendapan pegendapan
pengendapan
Resirkulasi Tidak Tidak
13 Dapat disirkulasi
lumpur disirkulasi disirkulasi
Sumber : PerMen PUPR No. 4 Tahun 2017
3.3.3 Oxidation Ditch
Unit Parit oksidasi merupakan unit pengolahan yang merupakan pengembangan metode
pengolahan extended aeration yang diterapkan pada saluran sirkular dengan kedalaman 1
s/d 1.5 m, yang dibangun dengan pasangan batu. Unit parit oksidasi berfungsi
untukmenurunkan konsentrasi BOD, COD, dan nutrien dalam air limbah domestik.
Unit pengolahan Oxydation Ditch merupakan unit yang menggunakan extended aeration
yang semula dikembangkan berdasarkan saluran sirkular dengan kedalaman 1 – 1.5 m.
Lumpur tinja yang masuk dialirkan berputar mengikuti saluran sirkular yang cukup
panjang dengan tujuan terjadinya proses aerasi. Alat aerasi yang digunakan berupa alat
mekanik rotor berbentuk tabung dengan sikat baja. Rotor diputar melalui poros (axis)
horizontal dipermukaan air yang disebut cage rotor (PerMen PUPR No 4 Tahun 2017).
Perencanaan Oxydation Ditch dilaksanakan berdasarkan kriteria desain yang tertera pada
tabel berikut ini.
Metode desinfeksi yang umum digunakan adalah secara kimia yaitu dengan penambahan
desinfektan berupa zat kimia (klor), lebih tepatnya dengan metode khlorinasi. Kriteria
desain unit pengolahan desinfeksi dengan khlorinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pemekatan lumpur dapat dibedakan menjadi empat jenis metode, yaitu ; pengentalan
secara gravitasi (gravity thickening), pengentalan secara sentrifugal (centrifugal
thickening), secara pengapungan (floatation thickening) atau dengan menggunakan filter
bertekanan (belt filter press thickening). Jika konsentrasi solid dalam lumpur semula
sebesar 2% maka setelah proses pemekatan, konsentrasi padatan dalam lumpur akan
bertambah menjadi 5%, sehingga terjadi pengurangan volume lumpur sebesar 100 % -
(200/5) % = 60%. Proses pengolahan lumpur dengan cara thickening dibagi menjadi tiga
proses, yaitu gravity, flotation, dan centrifuge (PerMen PUPR No. 4 Tahun 2017).
Stabilisasi lumpur dilakukan dengan proses kimia,fisika dan biologi yang disebut
anaerobic digester.Pengoperasian sludge digester dilaksanakan pada temperatur
pengoperasian 35°C s/d 55°C. Pada kondisi tersebut bakteri thermophilic memegang
peranan penting untuk proses pengeraman, yang dapat meningkatkan laju pengolahan
dalam digester menjadi lebih tinggi. Untuk kawasan tropis pada umumnya tidak
memerlukan pemanasan tambahan. Perencanaan sludge digester dilaksanakan berdasarkan
kriteria desain yang terdapat pada tabel dibawah ini (PerMen PUPR No. 4 Tahun 2017).
Sludge drying bed berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang telah stabil. Lumpur yang
telah dikeringkan pada sludge drying bed diharapkan sudah memiliki kandungan padatan
yang tinggi (70% solid). Sludge drying bed terdiri dari:
Bak pengering, berupa bak dangkal berisi pasir sebagai media penyaring dan batu
kerikil sebagai penyangga pasir.
Saluran air tersaring (filtrat) yang terdapat di bagian dasar bak.
4.1.1 Alternatif 1
Pra Aerated
Bar screen Grit Chamber Sedimentasi Sedimentasi Effluen
Lagoon
4.1.2 Alternatif 2
Pra Oxydation
Bar screen Grit Chamber Sedimentasi Sedimentasi Effluen
Ditch
4.1.3 Alternatif 3
Pra
Bar screen Grit Chamber Sedimentasi Effluen
Sedimentasi
CMAS