Anda di halaman 1dari 6

PENGAIRAN PASANG SURUT

Perencanaan Pengairan Pasang Surut Rawa dan Sungai


Untuk Pertanian

Oleh :
Rahmad Maulana
NPM.2006020142

Dosen Pengampuh:
Ir. Adhi Surya, ST, MT
NIDN. 1126058001

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua.
Berkat rahmatnyalah kita dapat terus beribadah kepadanya sampai saat ini. Semoga Rahmat
serta kesejahteraannya dilimpahkan pula kepada nabi kita Muhammad SAW.
Tugas yang saya susun ini adalah tugas Tentang Pengairan Pasang Surut, yang
tentunya sangat penting untuk kita ketahui sebagai Dosen dan Mahasiswa.
Semoga Risuman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, Mei 2022

Rahmad Maulana
NPM.2006020142

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
Komponen Teknologi.............................................................................................................................4
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................5

3
PENDAHULUAN
Pemerintah dan masyarakat petani Latar Belakang melalui berbagai program dan
kegiatan, khususnya intensifikasi dan Salah satu kebanggaan bangsa ekstensifikasi pertanian.
Indonesia dalam pembangunan bidang Data statistik pertanian pada tahun pertanian pada
periode PJPT 1 (1969- 1996 menunjukkan bahwa produksi 1994) adalah tercapainya
swasembada padi tercatat 48.59 juta ton. Dari total pangan (beras) pada tahun 1984. produksi
ini, sekitar 53.3 persen Prestasi ini tercapai dengan kerja keras dillasilkan di pulau Jawa yang
luasnya hanla 6.9 persen dari luas wilayah Indonesia. Luas panen di pi~lau Jawa ~nencapai
45.5 persen dari luas panen Indonesia dengan produktivitas ratarata 5.2 tonllia. Untu k
mernpertahankan swasembada pangan (beras) tersebut, baik masa sekarang maupun ~~ntuk
lnasa yang akan datang perlu irpaya dan perhatinn kliusus. Hal ini disebabkan meningkatnya
kebutuhan pangan (beras) sejalan dengan bertalnbahnya penduduk Indonesia. Kondisi ini
diperbi~ri~k ole11 banyaknya konversi lal~an pertanian (sawali) produktif me~ijadi lalia~l
non-pertanian, ~IILISLISnya di pulau Jawa dan Bali (diperkirakan 35 - 0 ribu l~a/tahun).
Ole11 karena it11 salah satir langkali yang dilakukan pemerintali adalali mernbuka lahan-
lalian sawali baru di luar Jawa.

Pengelolaan air merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya pertanian di lahan


rawa pasang surut. Penyiapan lahan padi pada sawah pasang surut sangat berbeda dengan
lahan sawah irigasi. Kendalanya lebih beragam, sehingga penyiapan lahan untuk budidaya
memerlukan teknologi yang relatif berbeda.

Penyiapan lahan dapat menerapkan teknologi tanpa olah tanah (TOT) dan traktor.
Untuk meningkatkan produktivitas padi rawa pada lahan sub optimal diperlukan pengelolaan
lahan yang memperhatikan penerapan pengelolaan hara secara terpadu yang berdasarkan
konsep pemupukan berimbang dan perbaikan tanah dalam jangka panjang.

Pemanfaatan gerakan pasang dan surut untuk pengairan dan pengaturan (irigasi dan
drainase) terhadap lahan sudah dikenal seiring dengan dibukanya rawa oleh petani dengan
membuat saluran masuk menjorok dari pinggir sungai ke arah pedalaman yang disebut
dengan parit kongsi.

Sistem pengairan dan pengaturan yang diterapkan petani memanfaatkan hanya satu
saluran handil (tersier) untuk masuk dan keluarnya air disebut aliran dua arah (two flow
system).

Komponen Teknologi
Tidak semua komponen teknologi dapat diterapkan sekaligus, terutama di lokasi yang
memiliki masalah yang spesifik. Namun ada enam komponen teknologi yang dapat
diterapkan bersamaan (compulsory technology).

Pertama varietas unggul baru yang sesuai di lokasi setempat, lalu benih bermutu, tata
air mikro, kemudian jumlah bibit 1-3 bibit per lubang dengan sistem tegel 25 cm x 25 cm
atau sistem legowo 2:1 atau 4:1 atau dengan sistem tabela.

Kelima, pemberian urea granul/tablet dosis 200 kg/ha, pemupukan P dan K


berdasarkan status hara tanah (PUTR). Ameliorase lahan dengan memberikan 1-2 t/ha kapur
pertanian. Keenam, pengelolaan hama terpadu.

4
Tata kelola air di lahan rawa pasang surut merupakan upaya untuk memperbaiki
kualitas air yang masuk ke saluran tersier atau petakan sawah tergantung pada kualitas air
pada saluran sekunder.

Pada pola aliran satu arah (one follow system), yaitu dengan menentukan secara
terpisah antara saluran masuk dan keluar dengan memasang pintu air (flapgate) pada masing-
masing muara saluran sehingga terjadi aliran searah diperoleh hasil padi yang lebih tinggi
dibanding dengan aliran dua arah.

Pada dasarnya pengaruh tata air pada skala mikro dipengaruhi oleh kondisi
pengaturan air pada skala makro.

Pengelolaan tata air mikro merupakan faktor penting untuk memperbaiki kondisi
tanah dan meningkatkan produktivitas lahan rawa.  Hasil penelitian pola aliran satu arah (one
follow system) dengan menentukan secara terpisah antara saluran masuk dan keluar diperoleh
hasil padi lebih tinggi dibandingkan dengan aliran dua arah. Teknologi tata air mikro padi
rawa pasang surut yang sinergis dapat meningkatkan produktivitas dan produksi padi di lahan
rawa pasang surut.

5
Daftar Pustaka
https://media.neliti.com/media/publications/133313-ID-none.pdf
https://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2662/

Anda mungkin juga menyukai