Siang itu sang surya terlalu kejam. Awan yang malu hadir di langit yang
begitu terang, membuat sinarnya yang panas menyengat tubuh,
membuat anak-anak yang sedang mengikuti upacara berjalan
berjingkat, sampai seorang anak jatuh di bawah sinar suryanya.
*****
"Hehehe, iya juga ya. Hampir lupa aku tentang amanat jujur tadi pagi.
Ayo deh, tapi kita jajan dulu ya. Tanggung nih udah ngantri lama." Kata
sahabatku.
Sesampainya di kelas sebelah, aku pun bertanya pada siswa siswa yang
berada di kelas tersebut. Siapakah pemilik uang itu?
"Permisi, maaf ijin bertanya. Tadi saat dikantin, adakah yang kehilangan
uang? Jika ada, berapa nominal uang tersebut?" Aku tak
menyampaikan nominalnya.
Aku pun yakin bahwa dia lah pemilik dari uang yang jatuh. Akhirnya,
aku mengembalikan uangnya. Dia sangat berterima kasih kepadaku. Dia
sangat khawatir jika uangnya tidak ketemu, dia tak bisa jajan, karena
uang tersebut uang saku 2 hari miliknya.
Setelah masalah itu usai, aku dan sahabatku pun kembali ke kelas. Bel
berbunyi menandakan waktu pelajaran akan dimulai, ulangan PPKn di
bagikan. Kelas menjadi hening, semua siswa serius untuk mengerjakan
ulangan tersebut.
Sebenarnya sih karena pak gurunya aja yang killer, Pak Iman namanya.
Memiliki postur tubuh yang gagah, tinggi nan perkasa, dengan jenggot
tipis di dagunya serta umurnya yang kepala 3. Beliau adalah guru yang
di takuti oleh siswa siswa bandel dan nakal, karena ketegasan beliau,
tak jarang ada siswa yang di beri sanksi.
"Kamu tau kan, saya itu orangnya paling ga suka kalau ada yang
menyontek di mata pelajaran saya! Kamu mau jadi apa hah? Jujur yang
terpenting. Ulangan begini saja sudah menyontek, nanti jadi tabiat yang
ga baik! Sana keluar dari kelas ini! Nilai ulangan kamu kali ini saya
kosongin!" Ujar Pak Iman dengan nada keras dan menggertak. Beni pun
minta maaf kepada Pak Iman, lalu dia langsung berjalan keluar dan tak
mengikuti ulangan hari ini.
Aku pun berpegang teguh pada diriku sendiri untuk selalu menanamkan
sifat jujur pada diriku terhadap segala sesuatu, bahkan dari yang
terkecil sekalipun. Jangan pernah menyesal karena jujur. Kejujuran itu
mahal harganya, jadilah orang bijak yang mampu menjaganya. Akan ku
jadikan diri ku di antara orang bijak yang mampu menjaga kejujuran.
Jujur adalah temanku, sedangkan dusta adalah musuhku.
*****
Kelas : 9D
No. Abs : 03