HAERUL
MATKUL : HUKUM
KEWARISAN
Sedangkan dalam sistem pewarisan menurut hukum Islam, anak perempuan memiliki hak untuk
menerima warisan sebagaimana anak laki-laki. Namun, hak waris anak perempuan biasanya lebih
sedikit dibandingkan dengan anak laki-laki. Misalnya, jika seorang ayah meninggal dunia dan
meninggalkan harta warisan, maka bagian anak perempuan hanya setengah dari bagian anak laki-
laki.
Namun, dalam situasi di mana seorang anak perempuan menghalangi saudara pewaris dalam hal
pembagian warisan, hal tersebut dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum. Karena, dalam
hukum kewarisan, setiap pewaris harus mendapatkan bagian yang adil dan proporsional dari harta
warisan yang ditinggalkan. Sehingga, jika seorang anak perempuan menghalangi saudara
pewaris, maka saudara pewaris tersebut dapat mengajukan gugatan ke pengadilan untuk
memperoleh hak warisnya.
Namun, sebelum mengajukan gugatan ke pengadilan, saudara pewaris dapat mencoba untuk
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan terlebih dahulu. Mereka dapat melakukan mediasi
atau musyawarah untuk mencapai kesepakatan yang adil dan proporsional bagi semua pihak yang
berhak menerima warisan.
Dalam hal ini, penting bagi semua pihak untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan
dan menghormati hak-hak yang ada. Karena, permasalahan kewarisan yang tidak terselesaikan
dengan baik dapat memicu konflik dan keretakan hubungan keluarga yang lebih luas.