Anda di halaman 1dari 13

Laporan Sementara

Laboratorium Bioproses

PENENTUAN KOLONI MIKROBA (PKM)

Disusun Oleh:

Kelompok: A-1

M. Alif Ridha 2004103010089


Farid Muhammad Arie 2004103010022
Qodri Yudit Angesta 2004103010090
Muhammad Alif Kinan 2004103010101

ASISTEN:
Cut Najla Fatin 1704103010062

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. Suhendrayatna, M.Eng. 196701011993031004

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu biologi banyak cabang-cabang ilmu yang di kembangkan
dan di teliti oleh para peneliti dalam bidang tersebut, mulai dari biologi
murni, micro biologi, organisme, makhluk hidup lain, bio-kimia dan lain
sebagainya. Ilmu mikro biologi juga banyak pembahasan dalam bidang
medis, sering berhubungan dengan bakteri dan virus, bisa untuk
pengobatan, pencegahan, dan penelitian terhadapat makhluk kecil yang
banyak merugikan dan sedikit menguntungkannya. Bakteri adalah cabang
dari ilmu mikro-biologi yang selalu berkelompok (berkoloni) untuk
melakukan perkembang biakan dan bertahan hidup karena ketergantungan
satu sama lain. (Irianto, 2007)
Mikrobiologi adalah ilmu mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok, yaitu
bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis.
Mikrobiologi boleh dikata merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad
renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna yang
sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan
dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi
muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti. (Pelczar, 2006:6)

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah praktikum Penentuan Koloni Mikroba adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana cara menghitung jumlah koloni mikroba dalam media (air).
b. Bagaimana cara melakukan pengenceran sampel.
c. Bagaimana cara melakukan teknik inokulasi.
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum Penentuan Koloni Mikroba adalah sebagai berikut :
a. Mampu menghitung jumlah koloni mikroba dalam media (air).
b. Memahami pengenceran sampel dan cara mengencerkan sampel.
c. Memahami macam-macam teknik inokulasi.

1.4 Manfaat Praktikum


Manfaat Praktikum Penentuan Koloni Mikroba adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat memahami dan menghitung jumlah koloni mikroba
dalam media (air).
b. Mahasiswa dapat memahami dan melakukan pengenceran sampel.
c. Mahasiswa dapat memahami dan melakukan macam macam teknik
inokulasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri

Bakteri adalah salah satu golongan prokariotuk (tidak memiliki


selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi
genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalikasi dalam tempat khusus (nukleus)
dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan
biasa disebut nukleoi, (Jawetz et al., 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah: (Jawetz et


al.,2008)
a. Sumber energi, yang diperlukan untuk reaksireaksi sintesis yang
membutuhkan energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan
keseimbangan cairan, gerak dan sebagainya.
b. Sumber karbon.
c. Sumber nitrogen, sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam
nukleat.
d. Sumber garam-garam anorganik, khusunya folat dan sulfat sebagai anion,
dan potasium, sodium magnesium, besi, mangan sebagai kation.
e. Bakteri-bakteri tertentu membuuhkan faktorfaktor tumbuh tambahan.

2.2 Koloni Bakteri


Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis, hasil reproduksi
yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri
yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri.
Beberapa koloni bakteri menunjukan ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik
dilihat dari bentuknya, elevasi,maupun bentuk tepi koloni. Memiliki sifat –
sifat umum yaitu: (Jawetz et al., 2008)
a. Besar kecilnya koloni: berupa titik atau melebar sampai menutup
permukaan medium.
b. Bentuk : memanjang,tepi rata atau tidak merata.
c. Kenaikan permukaan: rata dengan medium atau timbul menjulang dari
permukaan medium.
d. Hasil kasarnya permukaan: halus, kasar atau tidak rata.
e. Wajah permukaan: mengkilat atau suram.
f. Warna: keputihan atau kekuning-kuningan, merah muda, coklat, hijau,
ungu atau biru.
g. Kepekaan : lunak seperti lendir, seperti mentega, kering atau keras.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktikum Penentuan Koloni Mikroba bertempat di rumah
masing masing pada tanggal 14 Oktober 2020 dimulai dari pukul 08.00-
Selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk percobaan ini antara lain :
1. Beaker glass
2. Pipet tetes
3. Erlenmayer
4. Petridish
5. Pengaduk
6. Gelas ukur
7. Spatula
8. Spreader
9. Hot plate
Sementara itu, bahan yang digunakan adalah :
1. Sampel air
2. Aquadest
3. Media pertumbuhan mikroba.

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1Pembuatan Media Nutrien Agar (NA)
1. Siapkan bahan berupa agar sebanyak 3.8 gram, 1.25 gram pepton, 1.25
gram ekstrak daging
2. Semua bahan tadi dilarutkan dalam 250 ml dalam Erlenmeyer sehingga
terhomogeny
3. Erlenmeyer ditutup dengan kapas lalu dipanaskan sampai mendidih di atas
hotplate.
4. Erlenmeyer kemudian disterilkan di dalam autoclave.
5. Setelah steril, Erlenmeyer didinginkan hingga suhu 40-50 ̊C.
6. Kemudian, sampel dituangkan kedalam petridish steril sebanyak 20-25 ml
didalam safetycabinetdengan api Bunsen yang menyala.

3.3.2 Sterilisasi Alat Menggunakan Autoclave


1. Mula-mula, alat yang akan disterilkan disiapkan dan dibungkus dengan
kertas coklat
2. Kemudian autoclave disiapkan (hal yang harus diperhatikan :
aquadesyang berada didasar autoclave tidak berlebih dan tidak kurang, keran
ditutup, selang tidak terlipat dan air dalam jerrycaenpada batas cukup)
3. Seluruh alat alat tersebut dimasukkan ke dalam rak-rak dan kemudian
autoclave ditutup
4. Proses sterilisasi dimulai saat suhu mencapai 121 ̊C dan tekanan 15
psi. Umumnya dibutuhkan waktu 15-20 menit.

3.3.3 Inokulasi Sampel


1. Media NA yang telah 1⁄2mengeras pada cawan petri disiapkan dalam clean
bench
2. Pengenceran dilakukan pada sampel bakteri sesuai penugasan
3. 0.1 mL sampel bakteri dipipet dan dikultur pada permukaan media NA
4. Terlebih dahulu spreader disterilkan dengan menggunakan Bunsen
5. Kultur bakteri disebarkan secara merata dengan menggunakan spreader
6. Setelah permukaan agar mengering, sampel diinkubasikan selama 0 jam, 24
jam dan 48 jam
7. Amati pertumbuhan koloni bakteri dan lakukan pencatatan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengolahan Data

Tabel 4.1.1 Jumlah koloni dengan faktor pengenceran 1:50

No Waktu (jam) Jumlah Koloni Pengamatan Data Sebenarnya

1 0 0 0

2 24 78 4875

3 48 28 3750

4 72 - -

5 96 54 3375

Tabel 4.1.2 Jumlah koloni dengan faktor pengenceran 1:100

No Waktu (jam) Jumlah Koloni Pengamatan Data Sebenarnya

1 0 0 0

2 24 40 5000

3 48 54 6750

4 72 - -

5 96 43 5375

Gambar 4.1.3 Grafik hubungan waktu inkubasi dengan jumlah koloni


90
80
70
60
50
Axis Title

40 1:50
30 1:100
20
10
0
0 24 48 72 96
Axis Title

4.2 Pembahasan
Isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba
diluar dari lingkungan alamiahnya, bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang
sudah terpisah dengan bakteri lainnya atau disebut biakan murni (Hiaranya Puti et al.,
2017). Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
dari satu sel tunggal. Tujuannya ialah menumbuhkan populasi yang berasal dari satu
jenis mikroorganisme saja.pada pengamatan Isolasi mikroba terhadap sampel
digunakan medium NA (Nutrient Agar) dengan mengisolasi mikroba yang berasal
dari sampel air tersebut. Dalam praktikum ini, sampel diinokulasikan kedalam media
menggunakan metode sebar.Metode pengenceran juga dilakukanuntuk membantu
memperoleh jumlah koloni yang dapat dihitung serta melakukan perhitungan mikroba
yang nyata.bakteri akan mulai bereproduksi pada medium agar dan membentuk
koloni setelah 18–24 jam inkubasi. (Rukmi et al., 2008)
Metode perhitungan yang digunakan adalah total plate count, dengan asumsi
bahwa setiap satu sel mikroba dapat tumbuh dan akhirnya membentuk satu koloni
yang dapat dilihat dengan kasat mata.Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel
asal ditentukan dengan menggunakan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor
pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Oleh karena itu pengenceran
berpengaruh terhadap jumlah koloni yang akan tumbuh, normalnya dalam kisaran 30-
300 koloni yang dapat dihitung. Hal ini dikarenakan apabila pada cawan petri
ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa sel tidak dalam bentuk koloni yang
tunggal,sehingga dapat menyebabkan perhitungan yang salah. Jumlah koloni yang
sangat sedikit juga tidak diharapkan karena secara statistik keakuratan hasil
perhitungan jumlah koloni ini sangat rendah.
Perhitungan jumlah koloni dalam praktikum ini dimulai pada pengenceran
(50-1) dan pengenceran 10-2. Dari kedua pengenceran tersebut setelah waktu inkubasi
24 jam menghasilkan jumlah koloni mikroba yang berbeda beda. Pada pengenceran
50-1 didapatkan koloni sebanyak 78 dengan TPC sebanyak 4875, lalu pada
pengenceran 10-2 didapatkan koloni sebanyak 40 dengan TPC sebanyak 5000. Jadi,
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengencerannya maka jumlah koloni yang
terhitung menjadi semakin sedikit, hal ini disebabkan karena jumlah mikroba yang
terkandung dalam tiap volume inokulan yang dipindahkan semakin berkurang akibat
pengenceran.Namun nilai TPC nya menjadi semakin tinggi akibat sampel diencerkan
dengan tingkat yang tinggi.
Berdasarkan kepada grafik pertumbuhan koloni terhadap waktu, dapat kita
amati bahwa koloni didalam media mengalami perubahan jumlah selayaknya yang
terjadi pada fase pertumbuhan mikroba. Pada saat memasuki medium terlihat mikroba
masih beradaptasi dalam kurun waktu inkubasi 0-24 jam, inilah fase lag.Selanjutnya
mikroba sudah mulai aktif membelah dalam fase eksponensial yaitu dalam kurun
waktu 48-72 jam. Namun pada pengamatan di waktu inkubasi 72 jam tidak termuat
jumlah koloni akibat koloni sudah mulai memadat sehingga sulit untuk menghitung,
tetapi pada waktu inkubasi 96 jam koloni sudah mulai menurun populasinya akibat
berbagai faktor mulai dari ketersediaan nutrient maupun terjadi keseimbangan antara
sel yang mati dengan yang hidup, fase ini memasuki fase stasioner lalu perlahan
menuju fase kematian beberapa sel mikroba.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Semakin tinggi tingkat pengenceran (10-2), maka pertumbuhan koloni


mikroba menjadi lebih sedikit, karena jumlah mikroba yang terkandung
dalam tiap volume inokulan menjadi berkurang akibat pengenceran.

2. Semakin lama waktu inkubasi yang diberlakukan, maka mikroba yang


dapat diamati menjadi semakin sedikit, karenadiperkirakan mikroba sudah
memasuki fase stasioner menuju fase kematian. Namun,apabila waktu
inkubasinya singkat, maka akan didapati jumlah koloni yang banyak
diakhir masa inkubasinya, karena mikroba masih dalam fase aktif
membelah.

5.2 Saran

Kegiatan praktikum seperti ini sangat bermanfaat bagi mahasisiwa


didalam memahami teori dengan melakukan praktikum, diharapkan praktikan
dapat mengetahui berbagai unsur maupun manfaat dari mikroorganisme ini
sendiri.Maka dengan dibuatnya laporan akhir ini diharapkan bisa menjadi
sebuah referensi dan bahan bacaan yang dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya
sebagai penulis juga mengharapkan adanya berbagai inovasi lagi yang
melibatkan mikroorganisme sehingga banyak menginspirasi para mahasiswa
agar lebih semangat didalam pembelajaran yang lebih aplikatif menyasar
kepada kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Pradana, D., Putra Prima Arhandi, Annisa Taufika Firdausi. 2019. Aplikasi
Penghitung Koloni Berbasis Andorid. (JIP) Jurnal Polinema Informatika. 6
(1):23-24
Septiyana, E. 2015. Perkenalan Dengan Mikrobiologi Dan Sejarah Mikrobiologi
Serta Tinjauan Dunia Mikrobe. Makalah. 1:4
Lampiran 1
Data Pengamatan
Modul Penentuan Koloni Mikroba

Tabel A.1 Data Pengamatan pada pengenceran 1:50

Waktu Jumlah Koloni Per-Kuadran Total


NO
(Jam) I II III IV Koloni

1 0 0 0 0 0 0

2 24 19 17 15 27 78

3 48 7 8 9 4 28

4 72 - - - - -

5 96 16 10 13 15 54

Tabel A.2 Data Pengamatan pada pengenceran 1:100

Waktu Jumlah Koloni Per-Kuadran Total


NO
(Jam) I II III IV Koloni

1 0 0 0 0 0 0

2 24 10 9 10 11 40

3 48 12 19 14 9 54

4 72 - - - - -

5 96 9 11 11 12 43
Lampiran 2
Contoh Perhitungan Data
Kita dapat menghitung total bakteri sebenarnya dengan menggunakan formula :
(Jumlah koloni per 1 cm2): = 5/4 x jumlah koloni per cawan x 1/ faktor pengenceran

1. Pada Tabel A.1 No 2 dapat dihitung total data sebagai berikut :

Pada saat 24 jam, jumlah koloni dalam 4 kuadran berjumlah total 68 koloni, dengan
faktor pengenceran 1:50 maka dengan memasukkan formula total plate count maka :

= 5/4 x total koloni/faktor pengenceran

= 5/4 x 68/0,02

= 4875 koloni/cm2

2. Pada Tabel A.1 No 2 dapat dihitung total data sebagai berikut :

Pada saat 24 jam, jumlah koloni dalam 4 kuadran berjumlah total 40 koloni, dengan
faktor pengenceran 1:100 maka dengan memasukkan formula total plate count maka :

= 5/4 x total koloni/faktor pengenceran

= 5/4 x 40/10-2

= 5000 koloni/cm2

Anda mungkin juga menyukai